Anda di halaman 1dari 12

CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

PERSEPSI PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN USAHA PERTANIAN KOPI DI DESA


AMADANOM KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

Muchamad Arifiyan Suseno1)*, Anas Tain2), Livia Windiana3)

1)*
Mahasiswa Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
2),3)
Dosen Program Studi Agribisnis, Universitas Muhammadiyah Malang
e-mail : arifian.muhammad@gmail.com1)*,tain_umm@yahoo.co.id2), windianalivia@yahoo.co.id3)

ABSTRAK

Penurunan minat pemuda desa untuk melanjutkan pekerjaan orangtua sebagai petani usaha
pertanian kopi. Tujuan penelitian ini adalah ssmenganalisis persepsi pemuda desa, menganalisis
faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pemuda desa. Metode pengambilan sampel
menggunakan metode sensus. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan Uji Rank
Spearman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pemuda menganggap usaha pertanian
kopi mampu memberikan pendapatan tinggi untuk ditabung dan mewaspadai adanya resiko akan
terserang hama penyakit dan terdapat hubungan yang signifikan yaitu faktor internal (keengganan)
terhadap persepsi tentang resiko usaha, faktor eksternal (pengaruh teman) terhadap persepsi
pendapatan dan faktor eksternal (pengaruh orangtua) terhadap persepsi lingkungan kerja dalam
pekerjaan di usaha pertanian kopi.

Kata kunci: Pemuda Desa, Persepsi, Usahatani.

PENDAHULUAN pada saat ini dengan menurunnya minat


Indonesia adalah negara agraris yang pemuda dalam pekerjaan pertanian
mempunyai kekayaan alam yang dapat (Fitriyana et al., 2017).
dimanfaatkan bagi sektor pertanian. Fenomena menuanya petani aging
Pemanfaatan sektor pertanian dapat farmer dengan rata-rata petani berusia
dijadikan sebagai penyedia bahan baku lebih lanjut dengan kisaran usia 40 tahun
sektor industri, penyerap tenaga kerja dan ke atas (Susilowati, 2016a). Hal ini
penghasil devisa. Salah satu subsektor didukung berdasarkan data BPS tahun
yang memiliki potensi cukup besar yaitu 2018 jumlah petani di Indonesia dalam
subsektor perkebunan. Penyerapan tenaga kelompok umur dan total keseluruhan
kerja sebagai solusi mengurangi jumlah petani yang terdata sebanyak 27.682.117
pengangguran. Jumlah pengangguran yang orang. Kelompok umur kurang dari 25
ada di Indonesia pada bulan Agustus tahun tahun terdapat 0,68%. Kelompok umur 25-
2019 mencapai sebesar 5,28% (Badan 34 tahun terdapat 9,83%. Kelompok umur
Pusat Statistik, 2020). 35-44 tahun terdapat 23,65%. Kelompok
Mayoritas pekerjaan di sektor umur 45-54 tahun terdapat 28,32%.
pertanian masih melibatkan anggota Kelompok umur 55-64 tahun terdapat
keluarga yang termasuk anak petani itu 22,60% dan kelompok umur lebih dari 65
sendiri. Keterlibatan anak petani tahun terdapat 14,83% (Badan Pusat
dimaksudkan sebagai harapan penerus Statistik, 2018).
pekerjaan yang akan diwariskan. Harapan Menurut Meilina & Virianita(2017),
untuk penerus dalam pekerjaan pertanian perubahan pekerjaan sektor pertanian ke
tidak sejalan dengan kenyataan yang ada sektor non pertanian ini juga terlihat

6
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

banyaknya perpindahaan pekerjaan dari daerah yaitu Kecamatan Dampit,


desa ke kota. Mereka yang terjun ke dunia Ampelgading dan Tirtoyudo.
pekerjaan, lebih senang mengadu nasib Desa Amadanom adalah salah satu
untuk bekerja dikota dengan harapan akan desa di Kecamatan Dampit yang
mendapatkan kehidupan yang lebih baik membudidayakan kopi. Sebagian besar
dari segi ekonomis. masyarakat Desa Amadanom bergantung
Berkurangnya tenaga kerja berusia pada hasil dibidang pertanian.
muda di sektor pertanian, disebabkan Permasalahan yang terjadi di Desa
karena hilangnya keinginan dan minat Amadanom yaitu kurangnya minat generasi
untuk bekerja di sektor pertanian meskipun muda terhadap pertanian kopi. Hal ini
berasal dari keluarga petani. Persepsi didukung penelitianZahidi et al., (2020),
generasi muda beranggapan pekerjaan di terjadi peneurunan minat generasi muda
usaha pertanian dirasa kurang menjanjikan untuk melanjutkan profesi orang tuanya
dari segi ekonomis dan untuk mendapatkan sebagai petani kopi. Tujuan dari penelitian
hasil panen harus menunggu dengan kurun ini adalah mengidentifikasi karakteristik
waktu relatif cukup lama sesuai dengan pemuda desa, menganalisis persepsi
komoditi usahatani yang dikembangkan. pemuda desa, dan menganalisis faktor-
Menurut Susilowati, (2016b), bukan hanya faktor yang berhubungan dengan persepsi
segi ekonomi sektor pertanian semakin pemuda desa.
tidak menjanjikan, karena dipengaruhi
budaya baru yang berkembang di era METODE PENELITIAN
modern saat ini. Laju modernisasi Penentuan Lokasi Penelitian
menyebabkan kemajuan yang kemudian Penentuan lokasi penelitian ini
membentuk persepsi pekerjaan di bidang dilakukan secara sengaja (purposive
pertanian tidak menarik sehingga generasi sampling). Penelitian ini dilaksanakan di Desa
muda meninggalkan pekerjaan usaha Amadanom Kecamatan Dampit Kabupaten
pertanian dan beralih pada pekerjaan di Malang yang merupakan salah satu daerah
luar usaha pertanian(Ningtyas & Santosa, penghasil komoditas tanaman kopi.
2020).
Metode Pengambilan Sampel
Persepsi generasi muda
Pengambilan sampel menggunakan
meninggalkan sektor pertanian, salah
metode sensus, yaitu teknik penentuan sampel
satunya pada sektor pertanian yaitu sektor
perkebunan dengan komoditi kopi. Kopi dengan mengambil semua anggota populasi
merupakan salah satu hasil komoditi (Sugiyono, 2014). Pengambilan responden
perkebunan yang cukup banyak ditanam berdasarkan kriteria yaitu anak petani kopi dan
dibeberapa wilayah Indonesia. Jenis kopi anggota aktif karang taruna pemuda desa
yang dibudidayakan di Indonesia antara dengan rentang usia 16-30 tahun di Desa
lain yaitu coffea arabica (arabika) dan Amadanom diambil secara keseluruhan
coffea canephora (robusta) (Pangestuti et berjumlah 60 orang.
al., 2018). Metode Pengumpulan Data
Kabupaten Malang adalah salah satu Metode pengumpulan data yang
tempat penghasil kopi yang cukup dikenal dikumpulkan dalam melakukan penelitian
dengan luas lahan perkebunan yang ini menggunakan wawancara, kuesioner,
dikembangkan oleh masyarakat sekitar dokumentasi dan studi literatur.
15.085 Ha dengan jumlah produksi 10.284 Metode Analisis Data
ton per tahun 2018 (Direktorat Jenderal Metode analisis data yang
Perkebunan, 2020). Tempat penghasil kopi digunakan dalam penelitian ini untuk
di Kabupaten Malang terletak dibeberapa memperoleh dan menganalisis dengan

7
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

menggunakan analisis data deskriptif pertanian kopi. Persepsi diartikan sebagai


dengan metode kuantitatif. Analisis data sebuah pendapat dan penliaian yang ada di
menggunakan analisis deskriptif, uji balik pemikiran pemuda desa yang akan
validitas, uji reliabilitas dan menggunakan mempengaruhi sikap, perilaku, dan
uji Rank Spearman. Uji Rank Spearman perasaan pemuda tersebut (Chusnul,
digunakan untuk mengetahui faktor Ummah, 2017). Objek yang dipersepsikan
karaktersitik personal pemuda (tingkat yaitu di usaha pertanian kopi dan subyek
pendidikan, pengalaman pribadi, jenis mempersepsikan adalah pemuda desa.
kelamin, keengganan untuk menjadi Berikut ini akan dijelaskan mengenai
petani) dan karakteristik lingkungan (status persepsi pemuda tentang pendapatan,
kepemilikan lahan, pengaruh keluarga, resiko usaha, dan lingkungan kerja pada
pengaruh teman sebaya) berhubungan atau pekerjaan di usaha pertanian kopi.
tidaknya dengan persepsi pemuda desa 1. Persepsi tentang pendapatan
terhadap pekerjaan di usaha pertanian kopi Persepsi pemuda desa terhadap
Pengukuran persepsi pemuda desa pekerjaan di usaha pertanian kopi tentang
terhadap pekerjaan di usaha pertanian kopi pendapatan menjelaskan apakah bekerja
diukur menggunakan skala likert. sebagai petani dapat menghasilkan
Penggunaan skala likert digunakan untuk pendapatan untuk kebutuhan hidup, dapat
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi menghasilkan pendapatan untuk
seseorang atau sekelompok terkait membiayai sekolah, menghasilkan
fenomena sosial (Sugiyono, 2014). pendapatan digunakan untuk ditabung, dan
Skala jawaban pada skala likert dapat kondisi cuaca dan musim yang kurang
diberikan skor sebagai berikut: baik, apakah akan mempengaruhi
1. Sangat tidak setuju diberi skor 1 pendapatan tersebut.
2. Tidak setuju diberi skor 2 Berdasarkan indikator diatas
3. Setuju diberi skor 3 menunjukkan bahwa rata-rata skor
4. Sangat setuju diberi skor 4 indikator persepsi tentang pendapatan yang
paling tinggi adalah indikator tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN bekerja sebagai petani kopi dapat
Hasil penelitian ini menggunakan menghasilkan pendapatan yang
kriteria responden adalah anak petani kopi memungkinkan untuk di tabung dengan
yang tergabung dalam kelompok tani rataan skor 3,22. Persepsi tentang
harapan dan anggota karang taruna dengan pendapatan juga dipengaruhi luas lahan,
rentang usia 16-30 tahun. Kategori kondisi cuaca dan musim yang kurang baik
karakteristik responden dalam penelitian akan mempengaruhi dari hasil pendapatan
ini ada 2 yaitu faktor internal (tingkat yang diperoleh. Nilai skor yang paling
pendidikan, pengalaman pribadi, jenis rendah sebesar 1.90 menunjukkan kondisi
kelamin, keengganan untuk menjadi petani) cuaca dan musim untuk pertanian kopi
dan faktor eksternal (status kepemilikan akan berpengaruh baik langsung maupun
lahan, pengaruh keluarga, pengaruh teman tidak terhadap tanaman kopi. Perubahan
sebaya). cuaca dan musim secara tidak langsung
Persepsi Pemuda Desa Terhadap akan berdampak pada kualitas kopi
Pekerjaan di Usaha Pertanian Kopi sehingga akan mempengaruhi pendapatan
Penelitian ini bertujuan untuk yang akan diterima(Syakir & Surmaini,
mengindentifikasi persepsi pemuda Desa 2017).
Amadanom terhadap pekerjaan di usaha

8
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

2. Persepsi tentang resiko usaha pertanian kopi tentang lingkungan kerja


Persepsi pemuda desa terhadap terjadi karena melakukan pekerjaan di
pekerjaan di usaha pertanian kopi tentang ruang kerja terbuka dan terkena matahari
resiko usaha menjelaskan apakah bekerja secara langsung sehingga secara tidak
sebagai petani dapat beresiko pada langsung melakukan pekerjaan yang cukup
ketidakstabilan harga, bekerja di usaha berat dan melelahkan. Hal ini didukung
pertanian dapat beresiko mahalnya biaya hasil penelitian Oktavia & Suprapti,
sarana produksi, bekerja di usaha pertanian (2020)menyatakan bahwa pekerjaan yang
dapat beresiko gagal panen, beresiko melakukan dari awal kegiatan memupuk
terserang hama tanaman dan perputaran tanaman, pengelolahan tanah, menanam
uang harus menunggu masa panen terlebih sampai dengan panen dengan
dahulu. membutuhkan tenaga dilakukan diluar baik
Berdasarkan indikator diatas dalam kondisi yang panas maupun hujan.
menunjukkan bahwa rata-rata skor Hubungan Persepsi Menurut Faktor
indikator persepsi tentang resiko usaha Internal Pemuda
yang paling tinggi adalah indikator Hubungan persepsi pemuda Desa
pekerjaan di usaha pertanian kopi beresiko Amadanom terhadap pekerjaan usaha
terserang hama tanaman dengan rataan skor pertanian kopi ini bertujuan untuk
3,33. Persepsi resiko usaha pertanian mengetahu faktor-faktor yang berhubungan
terkait resiko terserang hama tanaman dengan persepsi pemuda Desa Amadanom
menyebabkan rasa ketidakpuasan pemuda terhadap pekerjaan di usaha pertanian kopi.
dalam kegiatan usaha pertanian kopi. Faktor internal yang di uji dengan persepsi
Menurut Rajput ( 2019), mengatakan pemuda desa terhadap pekerjaan di usaha
kepuasan dalam berani akan menarik dan pertanian kopi yaitu tingkat pendidikan,
mempertahankan pemuda dalam kegiatan pengalaman pribadi, jenis kelamin,
usaha pertanian. keengganan untuk menjadi petani.
3. Persepsi tentang lingkungan kerja Pengujian hubungan dilakukan dengan
Persepsi pemuda desa terhadap menggunakan uji Rank Spearman.
pekerjaan di usaha pertanian kopi tentang Hubungan Persepsi Pendapatan dengan
lingkungan kerja menjelaskan apakah Faktor Internal
bekerja sebagai petani lebih banyak jam Hubungan antara persepsi
kerja daripada pekerjaan di luar usaha pendapatan dengan faktor internal
pertanian, bekerja sebagai petani termasuk jenis kelamin, tingkat pendidikan,
menandakan bekerja ditempat terbuka dan pengalaman pribadi, dan keengganan ini
terkena matahari langsung bekerja sebagai bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
petani termasuk pekerjaan berat dan yang berhubungan dengan persepsi
melelahkan dan bekerja sebagai petani pendapatan.
dapat merusak penampilan fisik. Berikut adalah uraian hubungan
Berdasarkan indikator diatas persepsi pendapatan dengan faktor internal:
menunjukkan bahwa rata-rata skor 1. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan
indikator persepsi lingkungan kerja yang Jenis Kelamin
paling tinggi adalah indikator tentang Berdasarkan nilai signifikan sebesar
bekerja sebagai petani berarti bekerja di 0,836 disimpulkan bahwa hubungan antara
tempat terbuka dan tekena matahari secara variabel jenis kelamin dengan persepsi
langsung dengan rataan skor 3,25. Persepsi pendapatan tidak signifikan (H0 diterima).
pemuda terhadap pekerjaan di usaha Hasil ini sejalan dengan penelitian Meilina

9
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

& Virianita (2017), menyatakan antara Keengganan


jenis kelamin baik pemuda laki-laki atau Berdasarkan nilai signifikan yang
perempuan tidak terdapat perbedaan didapatkan sebesar 0,072. Nilai tersebut
dengan pendapatan dalam usaha pertanian. menunjukkan bahwa tidak terdapat
Hasil berbeda dengan penelitianArimbawa hubungan yang signifikan antara variabel
& Rustariyuni(2018), bahwa pendapatan keengganan dengan persepsi pendapatan.
memiliki hubungan terhadap minat anak Hasil ini sejalan denganArvianti et al.,
untuk meneruskan usaha tani keluarga. Hal (2019), bahwa perubahan struktur budaya
ini menunjukkan bahwa semakin tinggi dan meningkatknya teknologi membuat
pendapatan yang dihasilkan dari usaha pemuda akan mengubah perilaku, pola
pertanian, maka semakin tinggi minat pemikiran, dan gaya hidup pemuda yang
untuk meneruskan pekerjaan usaha akan berakibat pemilihan keputusan
pertanian. pemuda dalam memilih pekerjaan yang
2. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan akan diambil.
Tingkat Pendidikan Hubungan Persepsi Resiko Usaha
Berdasarkan nilai signifikan sebesar dengan Faktor Internal
0,219 disimpulkan bahwa tidak terdapat Hubungan antara persepsi resiko
hubungan antara variabel tingkat usaha dengan faktor internal, termasuk
pendidikan dengan persepsi pendapatan jenis kelamin, tingkat pendidikan,
(H0 diterima). Hasil penelitian ini sejalan pengalaman dan keengganan ini untuk
dengan penelitian Fitriyana et al., (2017), bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan yang berhubungan dengan persepsi resiko
tidak memiliki hubungan dengan persepsi usaha
pemuda tani terhadap pendapatan Berikut adalah uraian hubungan
pekerjaan di usaha pertanian. Berbeda hasil persepsi resiko usaha dengan faktor
penelitian Ngadha et al., (2019), internal.
menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat 1. Hubungan Persepsi Resiko Usaha
pendidikan petani maka akan dengan Jenis Kelamin
meningkatkan persepsi pemuda terhadap Berdasarkan nilai signifikan sebesar
pekerjaan di usaha pertanian. Tingkat 0,679. Nilai tersebut menunjukkan bahwa
pendidikan akan mempengaruhi pemuda tidak terdapat hubungan antara persepsi
dalam mengambil keputusan untuk resiko usaha dengan jenis kelamin (H0
memilih pekerjaan yang akan diambil. diterima). Hasil ini berbeda dengan
3. Hubungan Persepsi Pendapatan terhadap penelitian Werembinan et al., (2018),
Pengalaman Pribadi menyatakan bahwa jenis kelamin sangat
Berdasarkan nilai signifikan berpengaruh dalam persepsi terhadap
didapatkan sebesar 0,334. Nilai tersebut kegiatan pertanian antara jenis kelamin
menunjukkan bahwa tidak terdapat perempuan dan laki-laki. Perempuan
hubungan antara persepsi pendapatan mempunyai persepsi bahwa pekerjaan di
dengan pengalaman pribadi (H0 diterima). usaha pertanian lebih cocok untuk anak
Hasil ini berbeda dengan penelitianFaridah laki-laki dikarenakan pekerjaan di usaha
& Nurdinawati(2020), menyatakan bahwa pertanian harus memiliki fisik yang kuat.
pengalaman pribadi dalam usaha pertanian 2. Hubungan Persepsi Resiko Usaha
sangat berhubungan dengan keterlibatan dengan Tingkat Pendidikan
generasi muda untuk menjadi petani. Berdasarkan nilai signifikan sebesar
4. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan sebesar 0,686. Nilai tersebut menunjukkan

10
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

bahwa tidak terdapat hubungan antara usaha signigikan (H0 ditolak). Keengganan
persepsi resiko usaha dengan tingkat generasi muda bekerja di usaha pertanian
pendidikan (H0 diterima). Hasil ini sejalan dapat dilihat dari sudut pandang sebagai
dengan penelitian Meilina & Virianita, kegiatan produksi on farm yang kurang
(2017), menyatakan bahwa tidak terdaat menarik sehingga menjadikan pemuda
hubungan antara tingkat pendidikan kurang tertarik untuk meneruskan atau
terhadap resiko dalam usaha pertanian. menjadikan pekerjaan usaha pertanian
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian sebagai pekerjaan utama. Hasil ini tidak
Arimbawa & Rustariyuni, (2018), sejalan dengan Arvianti et al., (2016),
menyatakan bahwa semakin tinggi keengganan generasi muda untuk bekerja
pendidikan anak petani akan di usaha pertanian dengan keengganan
mempengaruhi tingkat berpikir anak akan orang-orang yang mempunyai pendidikan
resiko dalamusaha pertanian yang akan pertanian untuk bekerja di perusahaan
terjadi. pertanian.
3. Hubungan Persepsi Resiko Usaha Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja
dengan Pengalaman Pribadi dengan Faktor Internal
Berdasarkan nilai signifikan yang Hubungan antara persepsi tentang
didapatkan sebesar 0.473 disimpulkan lingkungan dengan faktor internal termasuk
bahwa hubungan antara variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan,
pengelaman pribadi dengan persepsi resiko pengalaman dan keengganan ini bertujuan
usaha tidak signifikan (H0 diterima). untuk mengetahui faktor-faktor yang
Artinya tidak ada hubungan yang berhubungan dengan persepsi lingkungan
signigikan antara variabel pengalaman kerja.
pribadi dengan persepsi resiko usaha. Hasil 1. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja
ini sejalan dengan penelitian Oktavia & dengan Jenis Kelamin
Suprapti, (2020), dan Wahyuni & Hendri, Berdasarkan nilai signifikan yang
(2015), menyatakan tidak terdapat didapatkan sebesar 0.724 disimpulkan
hubungan antara pengalaman dengan bahwa tidak terdapat hubungan antara
persepsi terhadap pekerjaan di usaha variabel jenis kelamin dengan persepsi
pertanian, dikarenakan tidak ada motivasi tentang lingkungan kerja. Hasil penelitian
dari diri sendiri untuk melakukan kegiatan ini sejalan dengan penelitianWerembinan
usaha pertanian. Hasil ini berbeda dengan et al., (2018), menyatakan bahwa
penelitian Burrahmad et al., (2020), lingkungan kerja di sektor pertanian tidak
pengalaman berusaha tani atau lama cocok untuk perempuan yang lebih
berusaha tani untuk setiap orang berbeda- menjaga penampilan. Generasi muda
beda oleh karena itu terdapat hubungan menganggap jenis kelamin tidak
persepsi resiko usaha dengan pengalaman mempengaruhi cara pandang mereka
pribadi dikarenakan menjadi bahan terhadap hal di pertanian dalam
pertimbangan agar tidak melakukan melanjutkan pekerjaan di usaha pertanian.
kesalahan dalam kegiatan usaha pertanian. 2. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja
4. Hubungan Persepsi Resiko Usaha dengan Tingkat Pendidikan
dengan Keengganan Berdasarkan nilai signifikan yang
Berdasarkan nilai signigikan didapatkan sebesar 0.831 disimpulkan
sebesar 0.019 dapat disimpulkan bahwa bahwa tidak terdapat hubungan yang
terdapat hubungan antara variabel signifikan antara variabel tingkat
pengalaman pribadi dengan persepsi resiko pendidikan dengan persepsi tentang

11
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

lingkungan kerja. Hasil penelitian ini Lingkungan kerja yang dimaksudkan


sejalan dengan penelitianPinem et al., adalah adanya sarana dan prasarana
(2020), menyatakan bahwa tidak terdapat penunjang kegiatan bertani. Kondisi saat
hubungan nyata antara tingkat pendidikan ini bahwa perkembanggan terknologi
pemuda dengan persepsi pemuda terhadap sangat membutuhkan partisipasi generasi
pekerjaan di usaha pertanian, dikarenakan muda.
mayoritas berpendidikan SMA. Hal Hubungan Persepsi Menurut Faktor
tersebut mempengarhi cara berfikir pemuda Eksternal Pemuda Desa
tentang pekerjaan di usaha pertanian. Hasil Menganalisis hubungan persepsi
penelitian ini tidak sejalan dengan Faridah pemuda Desa Amadanom terhadap
& Nurdinawati, (2020), menyatakan bahwa pekerjaan usaha pertanian kopi. Faktor
terdapat hubungan tingkat pendidikan, eksternal yang di uji dengan persepsi
dikarenakan pendidikan yang tinggi dari pemuda desa terhadap pekerjaan di usaha
pemuda akan mengakibatkan tidak memilih pertanian kopi, yaitu status kepemilikan
pekerjaan sebagai petani dan pendidikan lahan, pengaruh teman, pengaruh keluarga.
sangat menentukan kemampuan seseorang Pengujian hubungan dilakukan dengan
dalam pengetahuan, keterampilan, dalam menggunakan Rank Spearman.
pembentukan sikap dan mempengaruhi Hubungan Persepsi Pendapatan dengan
cara berfikir dan kecepatan mengambil Faktor Eksternal
keputusan terkait pekerjaan sebagai petani Hubungan antara persepsi tentang
(Effendy et al., 2020). pendapatan dengan faktor eksternal
3. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja karakteristik pemuda, termasuk status
dengan Pengalaman Pribadi kepemilikan lahan, pengaruh orangtua, dan
Berdasarkan nilai signifikan sebesar pengaruh teman ini bertujuan untuk
0.338 disimpullkan bahwa tidak ada mengetahui faktor-faktor yang
hubungan antara variabel pengalaman berhubungan dengan persepsi pendapatan
pribadi dengan persepsi tentang lingkungan 1. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan
kerja tidak signifikan (H0 diterima). Hasil Status Kepemilikan Lahan
penelitian ini sejalan denganMeilina & Berdasarkan nilai signifikan sebesar
Virianita, (2017), menyatakan bahwa tidak 0.997 disimpulkan tidak terdapat hubungan
terdapat hubungan antara persepsi signifikan antara variabel status
lingkungan dengan pengalaman. kepemilikan lahan dengan persepsi
Lingkungan kerja akan berdampak pada pendapatan. Hal ini sejalan dengan
suatu pengalaman dalam hal yang penelitianNugroho et al., (2018),yaitu
dilakukan oleh pemuda tersebut. semakin banyak status kepemilikan lahan
4. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja pertanian maka pendapatan juga akan
dengan Keengganan meningkat dan semakin berkurangya
Berdasarkan nilai signifikan sebesar membuat hasil pendapatan akan menjadi
0.748 disimpulkan bahwa tidak ada lebih sedikit sehingga mencari pekerjaan
hubungan nyata antara persepsi lingkungan lain untuk memenuhi kebutuhan
kerja di usaha pertanian kopi dengan (Kapantow & Katiandagho, 2016). Berbeda
keengganan untuk menjadi petani. Hasil dengan hasil penelitianFandini et al.,
penelitian ini tidak sejalan dengan (2019), menyatakan bahwa pemuda yang
Widiyanti et al., (2018), sebagian besar memiliki status kepemilikan lahan akan
pemuda juga memiliki persepsi yang cukup menilai pekerjaan pertanian secara lebih
baik tentang lingkungan bekerja. baik daripada pemuda yang tidak memiliki

12
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

status kepemilikan lahan. 1. Hubungan Persepsi Resiko Usaha


2. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan dengan Status Kepemilikan Lahan
Pengaruh Teman Sebaya Berdasarkan nilai signifikan sebesar
Berdasarkan nilai signifikan sebesar 0.626 disimpulkan bahwa tidak terdapat
0.037 disimpulkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel status
hubungan signifikan antara variabel kepemilikan lahan dengan persepsi tentang
pengaruh teman dengan persepsi resiko usaha (H0) diterima. Penelitian ini
pendapatan (H0 ditolak). Hal ini sejalan tidak sejalan dengan Ningsih & Syaf,
dnegan penelitian Istiqomah, (2017) (2015) menyatakan bahwa terdapat
menyatakan terdapat hubungan antara hubungan yang menyatakan status
pengaruh teman dengan persepsi kepemilikan lahan yang dimiliki
pendapatan pekerjaan usaha pertanian. mengarahkan pandangan positif pemuda
Artinya semakin tinggi interaksi dengan terhadap pekerjaan di usaha pertanian.
teman terkait bisnis bidang pertanian maka Persepsi resiko usaha juga bisa
akan mempengaruhi persepsi pemuda mempengaruhi pandangan pemuda
terhadap pekerjaan pertanian. terhadap pekerjaan usaha pertanian,
3. Hubungan Persepsi Pendapatan dengan dikarenakan terdapat resiko dari terserang
Pengaruh Keluarga hama, penyakit sampai kondisi cuaca yang
Berdasarkan nilai signifikan sebesar kurang baik sehingga mempengaruhi usaha
0.261 disimpulkan tidak terdapat hubungan pertanian tersebut.
yang signifikan antara variabel pengaruh 2. Hubungan Persepsi Resiko Usaha
keluarga dengan persepsi tentang dengan Pengaruh Teman Sebaya
pendapatan (H0 diterima). Hasil penelitian Berdasarkan nilai signifikan sebesar
ini sejalan dengan Oktavia & Suprapti, 0.754 disimpulkan tidak terdapat hubungan
(2020), tidak terdapat hubungan signifikan signifikan antara variabel pengaruh teman
orangtua atau keluarga tidak mengharapkan sebaya dengan persepsi resiko usaha (H0
untuk anaknya bekerja sebagai petani. diterima). Hasil penelitian ini sejalan
Hasil penelitian berbeda denganFitriyana et dengan Meilina & Virianita, (2017)
al., (2017),bahwa semakin tinggi menyatakan bahwa tidak terdapat
penerimaan orangtua dalam usaha hubungan pemuda dalam mempersepsikan
pertanian, motivasi yang diberikan, dan resiko usaha dalam usaha pertanian. Lemah
pendapatan orangtua maka semakin baik atau kuatnya pengaruh teman sebaya
persepsi pemuda mempengaruhi minat terhadap pemuda tidak membuat perbedaan
pemuda dalam pekerjaan usaha pertanian. bagi pemuda dalam mempersepsikan resiko
Hubungan Persepsi Resiko Usaha usaha dalam pekerjaan usaha pertanian.
dengan Faktor Eksternal 3. Hubungan Persepsi Resiko Usaha
Hubungan antara persepsi tentang dengan Pengaruh Keluarga
resiko usaha dengan faktor ekseternal Berdasarkan nilai signifikan sebesar
karakteristik pemuda, termasuk status 0.937 disimpulkan bahwa tidak terdapat
kepemilikan lahan, pengaruh orangtua, dan hubungan yang signifikan antara variabel
pengaruh teman ini bertujuan untuk pengaruh keluarga dengan persepsi resiko
mengetahui faktor-faktor yang usaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan
berhubungan dengan persepsi resiko usaha Anwarudin et al., (2020) menyatakan
. bahwa orangtua memiliki peran yang
meliputi sikap, respek, pewarisan dan
sosialisai Joosse & Grubbström(2017),

13
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

untuk melakukan transformasi pemuda atau (H0 ditolak). Hasil in tidak sejalan dengan
generasi muda menjadi petani. penelitian Oktavia & Suprapti, (2020)
menyatakan tidak ada hubungan yang
Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja signifikan. Orangtua atau keluarga dari
dengan Faktor Eksternal pemuda tidak mengharapkan anaknya
Hubungan antara persepsi tentang bekerja sebagai petani. Berbeda dengan
lingkungan kerja dengan faktor eksternal, hasil penelitian Faridah& Nurdinawati,
termasuk status kepemilikan lahan, (2020) bahwa orangtua berpengaruh
pengaruh orangtua, dan pengaruh teman terhadap keterlibatan generasi muda untuk
sebaya ini bertujuan untuk mengetahui menjadi petani. Orangtua adalah pihak
faktor-faktor yang berhubungan dengan pertama yang dikenal anaknya sehingga
persepsi lingkungan kerja. peran orangtua atau keluarga sangat
1. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap pengambilan
dengan Status Kepemilikan Lahan keputusan seorang anak. Hal tersebut
Berdasarkan nilai signifikan sebesar menunjukkan bahwa terdapat harapan
0.838 disimpulkan bahwa tidak terdapat orangtua atau keluarga yang tinggi untuk
hubungan signifikan antara variabel status meneruskan usaha pertaniannya.
kepemilikan lahan dengan persepsi tentang KESIMPULAN
lingkungan kerja. Hal tersebut tidak Berdasarkan hasil penelitian
terdapat perbedaan persepsi lingkungan mengenai persepsi pemuda desa terhadap
kerja dalam pertanian kopi. Hasil penelitian pekerjaan usaha pertanian kopi dapat
ini sejalan dengan Chusnul, Ummah, ditarik kesimpulan bahwa persepsi pemuda
(2017) bahwa memiliki status kepemilikan menaggap usaha pertanian kopi mampu
lahan cenderung tidak ikut terlibat dalam memberikan pendapatan tinggi hingga bisa
kegiatan usaha pertanian. di tabung tetapi usaha pertanian harus siap
2. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja dan mewaspadai adanya resiko terserang
dengan Teman Sebaya hama dan penyakit. Terdapat hubungan
Berdasarkan nilai signifikan sebesar yang signifikan yaitu variabel keengganan
0.488 disimpulkan bahwa tidak terdapat dengan persepsi resiko usaha, variabel
hubungan antara variabel pengaruh teman pengaruh temen sebaya terhadap persepsi
sebaya dengan persepsi lingkungan kerja pendapatan dan variabel pengaruh orangtua
(H0 diterima). Hasil penelitian ini sejalan terhadap persepsi lingkungan kerja dalam
dengan penelitian Meilina & Virianita, usaha pertanian kopi.
(2017) dan Pinem et al., (2020)
menyatakan tidak terdapat hubungan nyata
antara pengaruh teman sebaya. Interaksi
pemuda yang semakin tinggi dengan teman
sebaya maka akan semakin positif persepsi
pemuda terhadap pekerjaan di usaha
pertanian.
3. Hubungan Persepsi Lingkungan Kerja
dengan Orangtua
Berdasarkan nilai signifikan sebesar
0.047 disimpulkan terdapat hubungan
signifikan antara variabel pengaruh
keluarga dengan persepsi lingkungan kerja

14
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

DAFTAR PUSTAKA Fandini, V., Rochdiani, D., & Setia, B. (2019).


Arimbawa, I. P. E., & Rustariyuni, S. D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
(2018). Respon Anak Petani Meneruskan Dengan Minat Berwirausaha Mahasiswa
Usaha Tani Keluarga Di Kecamatan Program Studi Agribisnis Fakultas
Abiansemal. E-Jurnal Ekonomi Pertanian Universitas Galuh. Jurnal
Pembangunan Universitas Udayana, Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 6(2),
7(7), 1558–1586. 338.
Arvianti, E. Y., Masyhuri, Waluyati, L. R., & https://doi.org/10.25157/jimag.v6i2.2488
Darwanto, D. H. (2019). Gambaran Krisis Faridah, G., & Nurdinawati, D. (2020). Faktor
Petani Muda Indonesia. Agriekonomika, Penentu Keterlibatan Generasi Muda
8(2), 168–180. Dalam Pertanian Tanaman Pangan.
https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v Jurnal Sains Komunikasi Dan
8i2.5429 Pengembangan Masyarakat [JSKPM],
Badan Pusat Statistik. (2018). Hasil Survei 4(6), 837–865.
Pertanian Antar Sensus (SUTAS) 2018. Fitriyana, E., Wijianto, A., & Widiyanti, E.
In Tim SUTAS2018 (Ed.), Sensus (2017). Persepsi Pemuda Tani Terhadap
Pertanian (p. 206). Badan Pusat Statistik. Pekerjaan Sebagai Petani Di Kecamatan
Badan Pusat Statistik. (2020). Tingkat Purworejo Kabupaten Purworejo.
Pengangguran Terbuka Menurut AGRITEXTS: Journal of Agricultural
Provinsi, 1986-2019. Extension, 42(2), 119.
Burrahmad, M., Irwan, I., & Fahlevy, M. R. https://doi.org/10.20961/agritexts.v42i2.4
(2020). Persepsi Petani Terhadap 3315
Penerapan Budidaya Padi Dengan Joosse, S., & Grubbström, A. (2017).
Metode System of Rice Intensification Continuity in farming - Not just family
(Sri) Di Kecamatan Indrapuri Kabupaten business. Journal of Rural Studies, 50,
Aceh Besar Provinsi Aceh. SEPA: Jurnal 198–208.
Sosial Ekonomi Pertanian Dan https://doi.org/10.1016/j.jrurstud.2016.11.
Agribisnis, 16(2), 160. 018
https://doi.org/10.20961/sepa.v16i2.3420 Kapantow, G. H. M., & Katiandagho, T. M.
4 (2016). This study aims to determine
Chusnul, Ummah, I. (2017). Persepsi Pemuda what factors are causing the shift of labor
terhadap Sistem Pertanian Terpadu di from agriculture to non-agricultural
Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk sectors in the District of Kalawat , North
Kabupaten Gunungkidul. Seminar Minahasa Regency . Factors that cause
Nasional, 7(17), 1387–1396. the shift of labor can be divided into two
Direktorat Jenderal Perkebunan. (2020). categories namely , t. Agri-Sosioekonomi,
Statistik Perkebunan Indonesia 12(November), 67–80.
Komoditas Kopi Tahun 2018-2020. Meilina, Y., & Virianita, R. (2017). Persepsi
Sekretariat Direktorat Jenderal Remaja terhadap Pekerjaan di Sektor
Perkebunan. Pertanian Padi Sawah di Desa Cileungsi
Effendy, L., Maryani, A., & Azie, A. Y. Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.
(2020). Faktor-Faktor yang Jurnal Sains Komunikasi Dan
Mempengaruhi Minat Pemuda Perdesaan Pengembangan Masyarakat [JSKPM],
pada Pertanian di Kecamatan 1(3), 339–358.
Sindangkasih Ciamis. Jurnal Penyuluhan, https://doi.org/10.29244/jskpm.1.3.339-
16(2), 277–288. 358

15
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

Ngadha, K., Nikolaus, S., & Klau, F. (2019). Tengah. Suluh Pembangunan : Journal of
Persepsi Petani terhadap Peranan Extension and Development, 2(1), 54–61.
Kelompok Tani Fa Masa dalam https://doi.org/10.23960/jsp.Vol2.No1.20
Usahatani Kopi di Desa Beiwali 20.35
Kecamatan Bajawa Kabupaten Ngada. Rajput, R. (2019). Motivational factors for
Jurnal EXCELLENTIA, VIII(2). attracting and retaining youths in
https://core.ac.uk/download/pdf/2701891 agriculture through new ventures of agro-
03.pdf skills. Open Access Journal of Science,
Ningsih, F., & Syaf, S. (2015). Faktor-Faktor 3(1), 38–39.
yang Menentukan Keterlibatan Pemuda https://doi.org/10.15406/oajs.2019.03.001
Pedesaan pada Kegiatan Pertanian 27
Berkelanjutan. Jurnal Penyuluhan, 11(1), Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis
23–37. (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v11i R&D). Alfabeta.
1.9929 Susilowati, S. H. (2016a). Kebijakan Insentif
Ningtyas, A. S., & Santosa, B. (2020). Minat Untuk Petani Muda: Pembelajaran dari
Pemuda Pada Pertanian Hortikultura Di Berbagai Negara dan Implikasinya bagi
Desa Kelor Kecamatan Karangmojo Kebijakan di Indonesia. Forum Penelitian
Kabupaten Gunungkidul. Journal of Agro Ekonomi, 34(2), 103.
Development and Social Change, 2(1), https://doi.org/10.21082/fae.v34n2.2016.
49. 103-123
https://doi.org/10.20961/jodasc.v2i1.4165 Susilowati, S. H. (2016b). Fenomena Penuaan
7 Petani dan Berkurangnya Tenaga Kerja
Nugroho, A. D., Waluyati, L. R., & Jamhari, J. Muda serta Implikasinya bagi Kebijakan
(2018). Upaya Memikat Generasi Muda Pembangunan Pertanian. Forum
Bekerja Pada Sektor Pertanian di Daerah Penelitian Agro Ekonomi, 34(1), 35.
Istimewa Yogyakarta. JPPUMA: Jurnal https://doi.org/10.21082/fae.v34n1.2016.
Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik 35-55
Universitas Medan Area, 6(1), 76. Syakir, M., & Surmaini, E. (2017). Perubahan
https://doi.org/10.31289/jppuma.v6i1.125 Iklim dalam Konteks Sistem Produksi
2 dan Pengembangan Kopi di Indonesia.
Oktavia, S. E., & Suprapti, I. (2020). Motivasi Jurnal Penelitian Dan Pengembangan
Generasi Muda dalam Melakukan Pertanian, 36(2), 77.
Usahatani Desa Pangkatrejo Kabuapten https://doi.org/10.21082/jp3.v36n2.2017.
Lamongan. AGRISCIENCE, p77-90
1(November), 383–395. Wahyuni, E., & Hendri, M. (2015). Perception
Pangestuti, E., Hanum, L., & Wahyudi, L. E. on Agriculture Jobs and Job Preference
(2018). Development of Agrotourism in Among Youth Unemployed in Cihideung
Kampung Kopi Amadanom , Malang. Udik, Ciampea District, Bogor Regency.
6(3), 194–199. Jurnal Penyuluhan, 9(1), 49–68.
https://doi.org/10.21776/ub.jitode.2018.0 Werembinan, C. S., Pakasi, C. B. D., &
06.03.06 Pangemanan, L. R. J. (2018). Persepsi
Pinem, A. M., Nurmayasari, I., & Yanfika, H. Generasi Muda Terhadap Kegiatan
(2020). Faktor-Faktor yang Berhubungan Pertanian Di Kelurahan Buha Kecamatan
dengan Persepsi Pemuda pada Pekerjaan Mapanget Kota Manado. Agri-
Sektor Pertanian di Kabupaten Lampung Sosioekonomi, 14(3), 123.

16
CEMARA VOLUME 18 NOMOR 2 NOP 2021 ISSN Cetak : 2087-3484

ISSN Online : 2460-8947

https://doi.org/10.35791/agrsosek.14.3.20
18.21542
Widiyanti, E., Setyowati, N., & Ardianto, D.
T. (2018). Young generation’s perception
on the agricultural sector. IOP
Conference Series: Earth and
Environmental Science, 200(1).
https://doi.org/10.1088/1755-
1315/200/1/012060
Zahidi, M. S., Prakoso, H. A., Agustino, H., &
Septia, E. D. (2020). Pendampingan
Petani Muda Kopi Robusta Dalam Upaya
Meningkatkan Eksistensi Petani Kopi Di
Desa Amadanom, Kecamatan Dampit,
Kabupaten Malang. Jurnal Terapan
Abdimas, 5(2), 125.
https://doi.org/10.25273/jta.v5i2.5174

17

Anda mungkin juga menyukai