A. PENDAHULUAN
Pada abad pertengahan, peradaban Islam mulai menguat dan
mendominasi. Islam menjadi “pusat kiblat” masyarakat Eropa yang mulai
meniru budaya Islam yang memiliki suatu peradaban yang maju pada masa
itu. Pada masa ini, Islam mencapai puncak masa kejayaan yang disebut
sebagai “The Golden Age of Islam” atau dapat diartikan sebagai masa
keemasan Islam. Masa keemasan Islam ini terjadi pada masa kepemimpinan
Bani Abbasiyah, tepatnya pada saat kepemimpinan Harun dan anaknya
Ma’mun.
Berbagai macam kemajuan terjadi pada masa ini, seperti ekonomi,
politik, sosial, dan lain sebagainya. Hal ini tidak terlepas dari adanya Darul
Hikmah yang diketahui sebagai perpustakan terbesar dengan ratusan ribu buku
yang bersumber dari berbagai literatur dunia yang telah dialih bahasakan.
Kebangkitan Islam selalu dinanti di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Indonesia sebagai satu negara dengan populasi muslim yang banyak, sehingga
harapan untuk bangkit sangat dinantikan. Dibalik dari harapan itu masih
tersisa tiga masalah besar umat Islam, yaitu kebodohan (pendidikan),
kemiskinan (ekonomi), dan kerelawanan (sosial).
Perkembangan pesat ilmu ini juga didasari oleh pentingnya umat Islam
untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Substansi ilmu ini, manusia
boleh mengejar kehidupan dunia asal tidak melupakan kewajibannya sebagai
seorang hamba Allah SWT. Kehidupan ini bukan hanya di dunia saja akan
tetapi masih ada kehidupan yang lain yang lebih hakiki dan abadi.
B. Isi
1. Faktor yang mendorong berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa Abbasiyah.
Pada masa Bani Abbasiyah umat Islam mencapai puncak kejayaan di
berbagai bidang terutama bidang pendidikan dan sains. . Ini terjadi karena
perhatian yang besar dari pemerintah terhadap kemajuan ilmu pengetahuan.
Khalifah Al-Ma’mun melakukan penerjemahan buku-buku asing dan
mendirikan baitul hikmah yang menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan. Kemudian muncul para ilmuwan yang memiliki akidah kuat
dan menguasai ilmu agama dan sains. Seperti Al-Khawarizmi menemukan
angka nol, Al- Farazi penemu astrolabe, Imam Bukhari dan Imam Muslim
yang menyusun hadis shahih yang menjadi panduan umat islam hingga saat
ini.
Periode Abbasiyah adalah periode dengan kemajuan ilmu pengetahuan
yang sangat bagus, baik dari segi pendidikan, ilmu pengetahuan, termasuk
sains, kemajuan peradaban, dan kultur pada zaman ini sebagai masa keemasan
Islam. Sebelum masa Abbasiyah, para ulama mentransfer ilmu dengan melalui
hafalan yang tidak teratur, pusat kegiatan hanya di masjid. Kemudian pada
masa ini mulai adanya pengembangan keilmuan dan teknologi yang diarahkan
ke dalam ma’had, menulis hadis, fikih, tafsir, dan banyak buku dari berbagai
bahasa Arab dan menjadi buku-buku yang disusun secara sistematis.Sehingga
lahirlah ilmu pengetahuan dalam khazanah intelektual Islam.
Oleh sebab itu, pada masa Dinasti Abbasiyah ini banyak bermunculan
ahli-ahli tasawuf yang terkenal diantaranya Imam AlGhazali, seorang ulama
Sunni yang pada telah menulis kitab Ihya Ulum al-Din. Kitab yang terdiri
dari lima jilid ini hingga saat sekarang dianggap sebagai salah satu kitab
paling berpengaruh dalam sejarah pemikiran ummat Islam. Disamping Imam
Al-Ghazali, dikenal juga AlHallaj (858-922 M.) yang menulis buku tentang
tasuf berjudul alThawashin, kemudian Syahabuddin (w.632 H) dengan
bukunya yang bertitelkan Awarifu Ma’arif, dan Al-Qushairi (w.465 H.)
dengan bukunya yang berjudul al-Risalah al-Qusyairiyah fi ‘Ilm al-Tashawuf
dan lain-lain.
Peradaban yang dibangun Bani Abbasiyah begitu cepat membawa
perubahan besar bagi perkembangan peradaban ilmu pengetahuan
selanjutnya. Pada masa itu suasana belajar kondusif, fasilitas belajar
disediakan pemerintah dengan lengkap, motivasi belajar menjadi pendorong
gairahnya masyarakat untuk belajar. Masyarakat mendatangi tempat-tempat
belajar seperti kuttab dan madrasah maupun perguruan tinggi seperti
universitas. Universitas yang terkenal saat itu adalah Nizamiyah yang
dibangun oleh perdana Menteri Nizamul Muluk dari khalifah Harun al-
Rasyid.
Beberapa faktor yang mendorong kemajuan peradaban Islam adalah
sebagaimana berikut:
Berkat keberhasilan penyebaran Islam ke berbagai wilayah yang baru,
Islam bertemu dengan berbagai kebudayaan baru yang memiliki
khazanah pengetahuan yang baru pula. Faktor ini telah mendorong
lahirnya ilmu pengetahuan.
Kemajemukan dalam pemerintahan dan politik. Untuk mengokohkan
dinastinya, dinasti Abbasiyah meninggalkan corak dinasti Umayyah
yang ke-Arab-araban. Hal ini dibuktikan dengan dua cara yaitu,
Pertama, menerapkan sistem administrasi pemerintahan Persia
sekaligus memasukkan orang orang Persia dalam struktur
pemerintahan. Salah satunya Khalid bin Barmak yang diangkat menjadi
salah satu menteri al-Manshur sekaligus menjadi salah satu tokoh
penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan di masa dinasti
Abbasiyah. Kedua, melakukan nikah silang dengan wanita–wanita
Persia. Bahkan, hasil pernikahan ini melahirkan khalifah baru. Salah
satunya adalah al-Makmun.
Menciptakan stabilitas ekonomi dan politik. Harun al-Rasyid
memanfaatkan kemajuan perekonomian untuk pembangunan di sektor
sosial dan pendidikan, seperti pengadaan sarana belajar bagi masyarakat
umum. Penyediaan infrastruktur yang dilakukan oleh Harun al-Rasyid
pada akhirnya dilanjutkan oleh al-Makmun, khususnya dalam bidang
pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan, kehidupan intelektual
serta kebudayaan.
Gerakan penerjemahan manuskrip-manuskrip kuno seperti hasil karya
cendekiawan Yunani ke dalam bahasa Arab.
Membangun perpusatakaan sebagai pusat penerjemahan dan kajian
ilmu pengetahuan. Khalifah al-Ma’munyang dikenal sangat mencintai
ilmu pengetahuan mendirikan Baitul Hikmah yang berfungsi sebagai
perpustakaan, pusat penterjemahan dan lembaga penelitian.
4. PENUTUP
Adapun kesimpulan dari materi ini berkaitan tentang peradaban islam
dan kemajuan islam di masa yang akan datang antara lain ;
1. Kemajuan peradan pada masa Abbasiyah adalah hasil dari kemampuan
dalam menciptakan ukhuwah sesama manusia baik muslim maupun non
muslim.
2. Perlu ada dorongan dan bantuan dari pemerintah untuk kemajuan
pendidikan
3. Adanya prestasi yang dicapai oleh cendikiawan-cendikiawan pada saat itu
yang dicapai dengan adanya kerjasama antara pemerintah dengan
masyarakat, artinya pemerintah memiliki perhatian yang besar terhadap
kemajuan pengetahuan.
4. Adanya kebebasan dalam berkreasi dan menciptakan sesuatu.
DAFTAR PUSTAKA
- Artikel Prestasi Abbasiyah dalam Bidang Peradaban oleh Hj. Betti
Megawati, M.Ag (Dosen PAI Universitas Al-WashliyahLabuhanbatu.
- Buku Modul SKI KB 2.
- https://www.republika.co.id/berita/ok99r1313/7-faktor-pemicu-kemajuan-
sains-dan-teknologi-peradaban-islam
- https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/24/161617779/perkembangan-
ilmu-pengetahuan-pada-masa-dinasti-abbasiyah?page=all