Alhamdulilah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas
limpahkan Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan
oleh dosen yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan makalah dengan judul
“SULTAN MAHMUD II DAN PEMBAHARUANNYA”.
Tak ada gading yang tak retak karenanya kami sebagai penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun
penulisanya .Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka masukan maupun
saran yang bersifat membangun yang diharapkan berguna bagi seluruh pembaca .
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 2
A. LATAR BELAKANG 2
B. RUMUSAN MASALAH 3
C. TUJUAN 3
BAB II PEMBAHASAN 4
B. BIOGRAFI SULTAN MAHMUD II 4
C. USAHA-USAHA PEMBAHARUAN SULTAN MAHMUD II 4
BAB III PEMBAHASAN 9
A. KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
2
terdapat di kalangan umat Islam dan pembaharuan akan membawa perubahan-
perubahan yang tidak menguntungkan bagi kaum ulama. Dalam menentang usaha-usaha
pembaharuan ini, kaum ulama dan Yenisseri menjalin kerjasama yang baik.
(Nasution,1996:17-18)
Usaha pembaharuan kedua dimulai di Periode modern (abad ke-19), setelah
Yenisseri berhasil dihancurkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826. Pembaharuan
inilah yang pada akhirnya membawa perubahan-perubahan di Turki.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:
1. Bagaimana biografi Sultan Mahmud II secara singkat?
2. Bagaimana pembaharuan-pembaharuan Sultan Mahmud II dalam bidang
militer, tradisi, organisasi pemerintahan, pendidikan, publikasi dan ekonomi?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelitian makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui Bagaimana biografi Sultan Mahmud II secara singkat.
2. Untuk mengetahui Bagaimana pembaharuan-pembaharuan Sultan Mahmud II
dalam bidang militer, tradisi, organisasi pemerintahan, pendidikan, publikasi
dan ekonomi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ia adalah sultan ke-33 dari kerajaan Turki Usmani. Di angkat menjadi sultan pada
tanggal 28 Juli 1808 M menggantikan kakaknya Mustafa IV. Ayahnya bernama Abdul
Hamid I. Dalam suatu pemberontakan tentara yenisseri pada masa pemerintahan
Mustafa IV ,semua anggota keluarga kerajaan Usmani terbunuh , kecuali Mahmud II.
Dalam kondisi demikianlah Mahmud II naik tahta.
Mahmud II lahir pada tahun 1785 M dan meninggal pada tahun 1839 M. sejak kecil
ia memperoleh pendidikan tradisional di bidang agama dan juga pendidikan di bidang
pemerintahan dan sastra (Sastra Arab, Turki dan Persi).
Situasi Kerajaan Usmani di awal pemerintahannya digambarkan sebagai kondisi
yang melahirkan keputusasaan, karena wilayahnya yang sangat luas itu tidak mampu lagi
secara efektif diawasi oleh pemerintah pusat. Selain itu, pada awal pemerintahannya
pula Mahmud II disibukkan dengan peperangan melawan Rusia untuk menundukkan
daerah-daerah yang mempunyai otonomi besar. Peperangan dengan Rusia selesai pada
tahun 1812 M dan kekuasaan otonomi daerah akhirnya dapat ia perkecil kecuali
kekuasaan Muhammad Ali Pasya di Mesir dan satu daerah otonomi lain di Eropa
Setelah kekuasaanya sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Turki Usmani
bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba masanya untuk memulai
usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada dalam pemikirannya.
1) Bidang Militer
Ketika Sultan Mahmud naik tahta dan menjadi Sultan di kerajaan Turki, Mahmud
II memusatkan perhatiannya pada berbagai perubahan internal. Perbaikan internal
tersebut dipusatkan pada rekonstruksi kekuatan angkatan bersenjata kerajaan sehingga
menjadi kekuatan yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan.
4
Kebijaksanaan ini menjadikan dirinya sebagai musuh kelompok militer lama yang
dikenal dengan Yennisseri setelah kekuasaanya semakin kuat, Sultan Mahmud II
membentuk suatu korps tentara baru sejumlah 40.000 muslim yang disebut Mu’allim
Iskinji (pasukan terlatih). Tentara baru ini dilatih oleh tokoh-tokoh militer yang dikirim
oleh Muhammad Ali Pasya dari Mesir. Sultan Mahmud II menjauhi pemakaian pelatih-
pelatih Barat atau Kristen yang di masa lampau mendapat tantangan dari pihak yang
tidak setuju dengan pembaharuan.
Pada awalnya perwira-perwira tinggi Yenisseri menyetujui pembentukan korps
baru itu, sementara perwira-perwira menengah ke bawah mengambil sikap menolak.
Beberapa hari sebelum korps baru itu mengadakan parade, Yenisseri berontak. Dengan
mendapat restu dari mufti besar kerajaan Usmani, Sultan memerintahkan untuk
mengepung Yenisseri yang sedang berontak dan memukuli garnisun dengan meriam.
Sehingga korps yang berusia sekitar lima abad itu hancur seketika. Tarekat Bektasyi
yang selama inidikenal banyak mempunyai anggota dari kalangan Yenisseri sendiri
dihapuskan.
Usaha untuk membubarkan Bektasyi serta menghapuskan korps Yenisseri
merupakan strategi yang tepat, karena dengan habisnya dua kekuatan tersebut,
kelompok masyarakat yang anti pembaharuan menjadi lemah. Disamping itu kerajaan
Usmani telah memiliki pasukan elit baru yang sudah jelas mendukung segala
kebijaksanaan dan pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II.
Pada tahun 1830, Sultan Mahmud II mendirikan sekolah militer dengan
mendatangkan tenaga-tenaga ahli dari Eropa dan Rusia. Kemudian Sultan Mendirikan
Akademi Militer di tahun 1840. Pengembangan pendidikan kemiliteran ini disamping
didukung oleh tenaga-tenaga professional yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasya dari
Mesir, Sultan Mahmud II juga mengirim pelajar-pelajar ke Eropa untuk mendalami ilmu
kemiliteran.
2) Bidang Pemerintahan
Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan
adalam merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Menurut tradisi
kerajaan Usmani, raja-raja Turki bergelar sultan dan khalifah sekaligus. Sultan
menguasai kekuasaan duniawi dan khalifah berkuasa di bidang agama atau spiritual.
Dalam melaksanakan kedua kekuasaan tersebut, Sultan dibantu oleh dua pegawai
tinggi yaitu sadrazam yang bertugas menangani urusan pemerintahan dan syaikh al-
5
Islam yang bertugas menangani urusan keagamaan. Keduanya tidak mempunyai hak yang
sama dalam soal pemerintahan dan hanya melaksanakan perintah sultan. Di kota sultan
berhalangan atau bepergian, ia diganti oleh sadrazam dalam menjalankan tugas
pemerintahan. Sebagai wakil sultan, sadrazam mempunyai kekuasaan yang sangat besar
sekali
Akan tetapi, oleh Sultan Mahmud II kedudukan sadrazam sebagai pelaksana
tunggal dihapuskan, dan sebagai penggantinya ia membentuk Perdana Menteri (Baskevi)
yang membawahi para menteri untuk urusan dalam negeri, luar negeri, keuangan, dan
pendidikan. Departemen yang mereka kepalai mempunyai kedudukan semi otonom.
Perdana Menteri merupakan penghubung antara menteri dan sultan.
Kekuasaan yudikatif yang semula berada di tangan sadrazam berpindah ke syaikh
al-Islam. Dalam system baru ini Sultan Mahmud II membentuk lembaga hukum sekuler di
samping hukum syari’at. Kekuasaan syeikh al-Islam menjadi sedikit karena hanya
menangani masalah syari’at, sedangkan hukum sekuler diserahkan kepada Dewan
Perancang Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah kerajaan Usmani, Sultan
Mahmud II lah yang pertama kali secara tegas mengadakan perbedaan antara hukum
agama dan hukum dunia. Hal ini pada masa-masa selanjutnya akan membawa hukum
sekuler disamping hukum syari’at di kerajaan Usmani.
Sultan Mahmud II juga dikenal sebagai sultan yang tidak mau terikat pada tradisi
dan tidak segan-segan melanggar adat kebiasaan lama, sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh para sultan sebelumnya, yang menganggap diri mereka lebih tinggi dan
tidak pantas bergaul dengan rakyat sehingga menjauhkan diri dari masyarakat umum.
Mengganti pengganti seenaknya dan sekehendak hatinya juga dihilangkan. Penyitaan
negara terhadap harta orang yang dibuang atau yang dihukum mati juga ditiadakan.
Kekuasaan gubernur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan isyarat tangan juga
dihapuskan. Hukuman bunuh hanya dapat dikeluarkan oleh hakim, sehingga kekuasaan-
kekuasaan luar biasa yang menurut tradisi dimiliki oleh penguasa-penguasa Usmani
dibatasi.
Tradisi-tradisi yang bersifat aristokratif ini dirombak oleh Sultan Mahmud II
dengan mengambil sifat demokratis, dan ia selalu tampil dalam upacara-upacara resmi
kerajaan.
3) Bidang Pendidikan
Sebelum abad modern, pendidikan di Kerajaan Usmani tidak menjadi tanggung
6
jawab kerajaan, melainkan ditangani para ulama yang berorientasi hanya pada
pendidikan agama tanpa ada pengetahuan umum. Menurut Sultan Mahmud II, sistem
pendidikan seperti ini tidak mampu menjawab problematika umat di abad modern.
Sementara itu untuk mengubah kurikulum—ketika itu—merupakan suatu hal yang sangat
sulit. Oleh sebab itu, Mahmud II mencari terobosan dengan tetap membiarkan sekolah
tradisional berjalan dan mendirikan dua sekolah umum, yakni Mekteb-i Ma’arif (Sekolah
Pengetahuan Umum) dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye Tibbiye-i (Sekolah Sastra) yang
siswanya adalah lulusan terbaik dari madrasah- madrasah tradisional
5) Bidang Ekonomi
7
Perekonomian merupakan sumber penting bagi pembiayaan dan penyelenggaraan
suatu negara. Kerajaan Turki Usmani mengalami kemerosotan ekonomi, karena tidak
berkembangnya ilmu pengetahuan dan karena beralihnya jalur perdagangan dari Laut
Tengah ke Tanjung Harapan pada tahun 1498, ditambah lagi dengan banyaknya daerah-
daerah yang melepaskan diri dari pemerintah pusat sehingga membawa dampak pada
kelesuan kas negara.
Kemerosotan ekonomi kerajaan Turki Usmani ini, menurut Syalabi digambarkan
karena hal-hal sebagai berikut:
1. Tidak ada perdamaian dalam negeri
2. Penyerahan wilayah-wilayah yang tentunya mengurangi pemasukan pajak
3. Tidak ada keberanian untuk melakukan usaha-usaha ekonomi oleh kalangan menengah
orang Turki asli
4. Adanya saudagar-saudagar asing yang memperoleh pendidikan diplomatik dan
militer
5. Tekanan dari kaum tradisional yang tidak mempunyai wawasan ke depan
Mengingat sebagian besar wilayah Kerajaan Turki Usmani adalah daerah agraris
yang cukup luas, Sultan Mahmud II berusaha untuk mengatasi kelesuan perekonomian
kerajaannya dengan mencoba mengadakan perbaikan pada sumber-sumber
perekonomian di sector pertanian. Kemudian ia mengaktifkan kembali sumber
perekonomian dengan menghapus segala bentuk peraturan yang dibuat oleh tuan tanah
dan tuan feudal. Sebagai gantinya Sultan Mahmud II mengambil alih control atas
pengawasan pajak dan merencanakan serta mengatur system wakaf, juga membatasi
penguasaan daerah atas hak kepemilikan dan penggunaan tanah. Dengan demikian
pemerintah pusat akan mendapatkan dana yang cukup besar.
8
BAB III
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ada dua faktor utama yang
mendorong Sultan Mahmud II untuk melaksanakan pembaharuan di Turki ,yaitu:
1. Faktor internal ialah bahwa ia menyadari ketidaksuksesan para pendahulunya
dalam gerakan pembaharuan di kerajaan Turki Usmani disebabkan oleh perlawanan keras
yang berasal dari korps tentara Yenisseri yang bekerja sama dengan para ulama yang
anti pembaharuan. Masalah ini dapat diatasi dengan baik oleh Sultan Mahmud II setelah
ia menghancurkan kekuatan Yenisseri pada tahun 1926 Masehi.
2. Faktor eksternal adalah merupakan keinginan Sultan Mahmud II untuk mengetahui
dan untuk mempelajari rahasia kesuksesan dan kemajuan Barat. Pada mulanya semata-
mata bersifat teknik dan militer dan selanjutnya berkembang di bidang lain, yaitu
bidang pendidikan, bidang ekonomi dan politik.
Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II ini menjadi
dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya di Turki.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/574891811/Makalah-SULTAN-MAHMUD-II
https://www.academia.edu/3663105/MAKALAH_SEJARAH_KEBUDAYAAN_ISLAM