Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENJAJAHAN BARAT ATAS DUNIA ISLAM DAN PERJUANGAN


KEMERDEKAAN NEGARA-NEGARA ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu: Muhammad Hidayatullah, LC. MA

Disusun Oleh:

Azizah Hendri (22702331546)

Cici Lestari (22702331580)

Eliya Zulfa (22702331574)

Haya Raihani S. (22702331590)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

SEKOLAH TINGGI ILMU DA’WAH MOHAMMAD NATSIR

JAKARTA

1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji bagi Allah SWT—Tuhan Semesta Alam, atas segala rahmat yang telah Allah
SWT berikan kepada kita semua, berkat rahmat serta karunia-Nyalah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah dengan tema “Penjajahan Barat Atas Dunia Islam Dan Perjuangan
Kemerdekaan Negara-Negara Islam.”

Makalah ini kami buat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban
Islam semester III prodi Komunikasi Penyiaran Islam. Selain itu, penyusunan makalah ini
bertujuan untuk menambah wawasan kepada kami tentang Penjajahan Barat Atas Dunia Islam
dan Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Hidayatullah, LC. MA selaku dosen
pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan kami sebagai pemakalah dan juga teman-teman pembaca yang berkaitan
dengan topik yang diberikan. Pemakalah juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada
semua pihak yang dengan suka rela membaca makalah kami.

Kami sebagai pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Pemakalah juga mengharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Jakarta, 05 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara.........2
2.2. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah...........................3
2.3. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam & Tumbuhnya Gerakan Partai Yang
Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya................................................................................6
2.4. Kemerdekaan Negara-negara Islam dari Penjajahan........................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Umat Islam menyaksikan puncak kejayaan kedua selama tiga kerajaan besar
berkuasa, yaitu kerajaan Ottoman, Safawi dan Mughal (India). Namun, seperti pada era
pemerintahan Islam sebelumnya, kekuatan Islam berangsur-angsur menurun.
Kemunduran dunia Islam tidak hanya terbatas pada bidang ilmu pengetahuan dan
budaya, tetapi mereka jauh tertinggal dari Eropa dalam berperang, meskipun keunggulan
Kesultanan Utsmaniyah dalam bidang ini sebelumnya diakui oleh seluruh dunia.
Penjajahan Barat terhadap Islam diawali dengan seruan Perang Salib untuk merebut
wilayah kekuasaan Islam. Ditambah lagi kebangkitan peradaban Barat yang dikenal
dengan renaisans mampu menjadikan bangsa Barat unggul dan menjadi penguasa di
bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, politik dan militer, sehingga banyak negara Islam
jatuh di bawah kekuasan Barat.1

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia
Tenggara?
2. Bagaimana Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspedi Barat Ke Timur Tengah?
3. Bagaimana Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya Gerakan
Partai Yang Memperjuangkan Kenerdekaan Negaranya?

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India
dan Asia Tenggara
2. Untuk mengetahui Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspedi Barat Ke Timur
Tengah
3. Untuk mengetahui Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam dan Tumbuhnya
Gerakan Partai Yang Memperjuangkan Kenerdekaan Negaranya.
1
Oskar Hutagalu, dkk, “Refleksi Terhadap Penjajahan Bangsa Barat dan Perjuangan Kemerdekaan Negara-Negara
Islam”, Journal of Islamic Studies. Vol. 3 No. 2, Januari-Juni 2023, hal. 89.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam di Anak Benua India dan Asia Tenggara
Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada
tahun 1611 M, Inggris mendapat izin menanamkan modal, dan pada tahun 1617 M
Belanda mendapatkan izin yang sama. Penguasa-penguasa setempat mencoba
mempertahankan dan berperang melawan Inggris tahun 1761 M. Namun, mereka tidak
berhasil mengalahkan Inggris. Pada tahun 1803 M, Delhi, ibu kota Kerajaan Mughal juga
berada di bawah bayang-bayang kekuasaan Inggris, karena bantuan yang diberikan
Inggris kepada raja ketika mengalahkan Aliansi Sikh-Hindu berusaha menguasai
Kerajaan.

Pada tahun 1842 M, Keamiran Sind di India dikuasainya. Inggris berusaha menguasai
Afganistan dan Kesultanan Muslim Baluchitan dimasukkan di bawah kekuasaan India-
Inggris. Belanda datang tahun 1595 M, dan dengan segera dapat memonopolo
perdagangan di Kepulauan Nusantara. Setelah Inggris datang ke Asia Tenggara, ia segera
menjadi kekuatan yang cukup dominan menyaingi kekuatan Belanda.

Perkembangan Islam di Benua Asia memiliki perjalanan sejarah yang panjang mulai
dari India, Cina, hingga Indonesia. Saat ini populasi muslim terbesar di dunia terletak di
Wilayah Asia dan Asia Tenggara. Posisi pertama diduduki, oleh Indonesia dengan lebih
dari 200 juta penduduk muslimnya, diikuti dengan India, Pakistan, Bangladesh, dan
seterusnya. Modal populasi yang amat besar ini menunjukkan dinamika sosial dan
penyebaran Islam yang bervariasi antara negara-negara di Benua Asia.

Latar Belakang Masuknya Eropa ke Indonesia

Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan Internasional


antara para perdagangan dari Barat atau Eropa dan Timur. Salah satu kota pusat
perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel. Banyak jenis komoditas di pasar
Konstantinopel, misalnya batu mulia, emas, perak, gading, sutera, dan juga yang penting
rempah-rempah. Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang

2
Barat atau orang-orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah lebih mudah, dengan
harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki
Utsmani, akses bangsa-bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih
murah di Kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di pasar Eropa
melambung sangat tinggi.

Penyerbuan Konstantinopel oleh Turki Utsmani

2.2. Kemunduran Kerajaan Usmani dan Ekspansi Barat Ke Timur Tengah


a. Kemunduran Kerajaan Usmani
Sejak kekalahan dalam pertempuran di Wina, Turki Usmani juga menyadari akan
kemundurannya dan kemajuan barat. Usaha-usaha pembaharuan mulai dilakukan dengan
cara mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa terutama Prancis untuk mempelajari
suasana kemajuan di sana dari dekat. Seperti kemajuan teknik, organisasi angkatan
perang modern, dan kemajuan lembaga-lembaga sosial lainnya. Hal itu mendorong
Sultan Ahmad III (1703 M) untuk memulai pembaharuan di kerajaannya. Sebagai bentuk
konkret pada masa kekuasaannya didatangkan ahli-ahli militer dari Eropa untuk tujuan
pembaharuan militer dalam kerajaan Turki Usmani. Pada tahun 1734 M untuk pertama
kalinya Sekolah Teknik Militer dibuka.
Usaha pembaharuan dilakukan tidak terbatas dalam bidang militer saja. Dalam
bidang-bidang yang lain juga dilaksanakan pembaharuan. Seperti pembukaan percetakan
di Istambul pada tahun 1727 M, untuk kepentingan kemajuan ilmu pengetahuan.
Demikian juga gerakan penerjemahan buku-buku Eropa ke dalam bahasa Turki.
Meskipun demikian, usaha-usaha pembaharuan itu bukan saja gagal menahan
kemunduran kerajaan Turki Usmani yang terus mengalami kemerosotan, tetapi juga

3
tidak membawa hasil yang diharapkan. Penyebab kegagalan itu terutama adalah
kelemahan raja-raja Turki Usmani karena wewenangnya sudah mulai menurun. Usaha
pembaruan Turki Usmani baru mengalami kemajuan setelah penghalang utama, yaitu
tentara Jenissary dibubarkan oleh Sultan Mahmud II pada tahun 1826 M. Akan tetapi,
meski banyak mendatangkan kemajuan, hasil gerakan pembaharuan tetap tidak berhasil
menghentikan gerak maju barat ke dunia Islam di abad ke 19 M.
Selama abad ke 18 M, Barat menyerang ujung garis medan pertempuran Islam di
Eropa Timur, wilayah kekuasaan kerajaan Turki Usmani. Akhir dari serangan-serangan
itu adalah ditandatanganinya perjanjian San Stefano (Maret 1878 M) dan perjanjian
Berlin (Juni-Juli 1878 M) antara kerajaan Turki Usmani dan Rusia. Dengan demikian,
berakhirlah kekuasaan Turki di Eropa.2
b. Ekspansi Barat ke Timur Tengah
Mengenai imperialisme (Sistem politik yg bertujuan menjajah negara lain untuk
mendapatkan kekuasaan dan keuntungan yg lebih besar) Bangsa Barat di Timur Tengah
tentu tidak terlepas dari kemunduran kekaisaran Turki Usmani di Timur Tengah.
Ekspansi Barat ke Timur Tengah dimulai ketika Kerajaan Usmani mengalami
kemunduran, sementara Barat mengalami kemajuan di segala bidang seperti;
perdagangan, ekonomi, industry perang dan teknologi militer.
Saat Perang Dunia I (1914), Turki Usmani bergabung dengan blok sentral Bersama
Jerman, Austria-Hungaria, dan lainnya melawan blok sekutu yang meliputi Inggris,
Prancis, Rusia, dan lainnya. Namun, Turki Bersama blok sentral kalah dalam Perang
Dunia I dan membuat posisi Turki kian terpuruk. 3 Akhirnya, kekuasaan Turki Utsmani
benar-benar tenggelam, bahkan kekhalifahannya dihapuskan. Semua daerah
kekuasaanya, baik di Asia maupun Afrika, diambil alih oleh pihak Eropa yang menang
perang.
Pada 16 Mei 1916, Inggris dan Prancis menandatangani perjanjian rahasia yang
dinamakan perjanjian Sykes-Picot. Perjanjian yang diberi nama sesuai dengan diplomat
Prancis François Georges-Picot dan diplomat Inggris Sir Mark Sykes ini berisi tentang
2
Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2021), hal. 178-180
3
Yoseph Vincent, Dinamika Sejarah Timur Tengah: Kejayaan, Kontroversi dan Keruntuhan, (Yoseph Vincent
Panggabean, 2020), hal. 229

4
pembagian wilayah Turki Usmani di Timur Tengah setelah kejatuhan pengaruh Turki
Usmani yang telah diprediksi sebelumnya sehingga di masa depan dapat ditentukan di
mana kendali Inggris atau Perancis akan berlaku (Mansfield, p.2078). Perjanjian yang
dibuat tanpa melibatkan Arab ini pada mulanya diikuti oleh Rusia, namun karena
pecahnya Revolusi Bolshevik Rusia mundur dari perjanjian ini (Susilo, 2010:65). Selain
itu, Inggris juga menandatangani Deklarasi Balfour pada 2 November 1917 yang
menjanjikan perlindungan hak-hak sipil bagi Yahudi di Palestina.4
Periode kemunduran Turki Usmani juga di mulai saat terjadinya perjanjian Carltouiz
(26 Januari 1699 M) antara Turki Usmani Australia, Rusia, Polandia, Vanesia, dan
Inggris. Yang mana isi perjanjian tersebut diantaranya adalah Australia dan Turki
Usmani terikat perjanjian selama 25 tahun dan mengatakan seluruh Honigaria
(merupakan wilayah kekuasaan Turki Usmani) kecuali Traslvonia dan kota barat
diserahkan sepenuhnya pada Australia. Sementara wilayah Camanik dan Podolia
diserahkan kepada Polandia. Sedangkan Rusia memperoleh wilayah-wilayah di sekitar
Laut Azov. Sementara itu, Venesia dengan diserahkannya Athena kepada Turki Usmani
menjadi penguasa di seluruh Valmartia dan Maria. Dengan demikian perjanjian Carltouiz
ini melumpuhkan Turki Usmani, sehingga menjadi negara yang kecil. Kerajaan Turki
Usmani berakhir dengan berdirinya Republik Turki pada tahun 1923 M presiden yang
diangkat adalah Musthafa Kemal At-Tatuk.5
Tujuan kedatangan mereka ke Wilayah Timur tidak semata-mata mencari
keuntungan malalui perdagangan rempah-rempah tetapi ada tujuan yang lebih luas yang
sering kita kenal dengan sebutan semangat 3G, berikut penjelasannya:
1. Gold: Memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan emas,
perak, dan bahan tambang.
2. Glory: Memburu kejayaan superioritas dan kekuasaan dalam kaitan ini mereka saling
bersaing dan ingin berkuasa di Wilayah Nusantara.
3. Gospel: Menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama.

4
Ibid, hal. 230-231
5
Jejak Pendidikan, Kemunduran dan Kejatuhan Turki Usmani,
file:///C:/Users/user/Documents/BAHAN%20SPI/KEMUNDURAN%20DAN%20KEJATUHAN%20TURKI%20USMANI
%20-%20JEJAK%20PENDIDIKAN.mhtml, diakses pada tanggal 25 November 2023

5
2.3. Bangkitnya Nasionalisme di Dunia Islam & Tumbuhnya Gerakan Partai
Yang Memperjuangkan Kemerdekaan Negaranya
Sebagaimana telah disebutkan,benturan benturan antara islam dan kekuatan Eropa
telah menyadarkan umat islam bahwa, mereka memang jauh tertinggal dari Eropa. yang
pertama merasakan hal itu diantaranya turki utsmani, karena Kerajaan ini yang pertama
dan utama menghadapi kekuatan eropa. kesadaran itu memaksa penguasa dan pejuang
pejuang turki untuk banyak belajar dari Eropa.

Usaha untuk memulihkan Kembali kekuatan islam pada umumnya yang dikenal
dengan Gerakan pembaharuan didorong oleh dua faktor yang saling mendukung ,
pemurnian ajaran islam dari unsur unsur asing yang dipandang sebagai penyebab
kemunduran islam itu dan menimba gagasan gagasan pembaharuan dan ilmu pengetahuan
dari barat. yang pertama seperti Gerakan wahhabiyah yang dipelopori oleh muhamad ibn
Abd al-Wahhab ( 1703-1787 M) di Arabia,Syah Waliyullah (1703-1762 M) di India,dan
Gerakan Sanusiyyah di Afrika utara yang dipimpin oleh said Muhamad Sanusi dari
Aljazair.sedangkan yang kedua ,tercermin dalam pengiriman para pelajar muslim oleh
penguasa turki Usmani dan Mesir ke negara negara eropa untuk penerjemahan karya
karya barat kedalam bahasa Islam.pelajar pelajar muslim asal India juga banyak yang
menuntut ilmu ke Inggris.

Gerakan pembaharuan itu dengan segera juga memasuki dunia politik, karena Islam
memanglah tidak bisa dipisahkan dengan dunia politik. Gagasan politik yang pertama
kali yang muncul adalah gagasan Pan-Islamisme (persatuan islam sedunia) yang mula
mula di dengungkan oleh Wahabiyyah dan Sanussiyah. Namun gagasan ini baru
disuarakan dengan lantang oleh tokoh pemikir Islam terkenal Jamaluddin Al afghani
(1839-1897).6

Gagasan nasionalisme yang berasal dari Barat itu masuk ke negri negri muslim
melalui persentuhan umat Islam dengan Barat, yang menjajah mereka dan dipercepat oleh
banyaknya pelajar muslim yang menuntun ilmu ke Eropa atau lembaga lembaga
pendidikan “Barat” yang didirikan di negeri mereka. Gagasan kebangsaan ini pada
6
Dr Badri Yatim, Sejarah peradaban islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), hal.185

6
mulanya banyak mendapat tantangan dari pemuka pemuka Islam karena dipandang tidak
sejalan dengan semangat ukhwuah Islamiyah Akan tetapi,Gerakan ini berkembang cepat
setelah gagasan Pan-Islamisme redup.7

Paham nasionalisme tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, kemudian


mengental dalam kehidupan politik kenegaraan yang berwujud nation-state (negara
bangsa) dan bertujuan untuk mempersatukan suatu bangsa. Namun sebenarnya, jauh
sebelum paham nasionalisme tersebut masuk dan mempengaruhi masyarakat suatu
bangsa, telah ada nilai-nilai universal yang berlaku, dianut oleh masyarakat dan menjadi
unsur pemersatu di antara mereka. Nilai-nilai itu adalah agama, terutama agama Islam.
Sehingga mau tidak mau nasionalisme akan bersentuhan dengan nilai-nilai agama Islam
yang telah lebih lama berada di tengah-tengah masyarakat muslim saat itu. 8

Nasionalisme berbeda jauh dengan konsep Pan-Islam yang dipromosikan oleh


Jamaluddin al-Afghani. Persatuan Islam yang dikehendaki oleh Afghani adalah adanya
solidaritas dunia Islam dalam menghadapi dan sekaligus menggalang kekuatan untuk
mengusir kolonialisme Barat yang melanda dunia Islam. Nasionalisme yang mendasarkan
unsur-unsur formatif di luar agama dengan demikian merupakan konsep yang baru dalam
dunia Islam. Dengan demikian ada yang berpendapat bahwa nasionalisme adalah produk
yang diimpor dan sengaja diekspor oleh para penguasa kolonial untuk mengacaukan
persatuan di dunia Islam.

Sejak berakhirnya Perang Dunia I, bangsa-bangsa Eropa secara praktis telah


menjajah sebagian besar dunia Muslim: Inggris menguasai Mesir, Palestina, TransJordan,
Irak, Teluk Arab, Anak Benua India, dan Asia Tenggara; Prancis menguasai Afrika Barat
dan Utara, Libanon dan Syria; dan Belanda menjajah Indonesia.Dominasi asing ini telah
membangunkan kesadaran umat Islam, dan banyak di antara mereka yang merasakan
perlunya respon dari umat Islam untuk menghentikan stagnasi dan meneruskan kemajuan

7
Samsul Munir Amin, Sejarah peradaban islam, (Jakarta: Amzah, 2021), hal.359
8
Mugiyono, Relasi nasionalisme dan islam serta pengaruhnya terhadap kebangkitan dunia islam global, hal. 1

7
ilmu pengetahuan dan tekonologi untuk melakukan modernisasi seperti yang telah
dilakukan negara-negara Eropa.9

Gejala ini telah menimbulkan tiga kelompok pemikir dalam masyarakat Muslim,
yaitu:

1. Kelompok sekularis, kelompok ini menyatakan bahwa apabila umat Islam ingin
maju, maka ia harus meniru Barat dalam segala hal: pendidikan, polhukum,
lembaga-lembaga ekonomi, begitu juga dengan tradisi masyarakatnya. Kelompok
ini merupakan minoritas elit yang biasanya memiliki latar belakang pendidikan
Barat.
2. Kelompok tradisionalis, kelompok ini terdiri dari para ulama ortodok dan kalangan
penduduk yang menolak segala sesuatu yang bercorak Barat, karena hal itu
dirasakan sebagai ancaman bagi way of lifenya. Mayoritas umat Islam berada
dalam kategori ini.
3. Kelompok reformis, kelompok ini merasakan bahwa, setelah melakukan
interpretasi secara benar, Islam merupakan solusi bagi penyakit-penyakit umat
Islam. Kemerosotan dunia Muslim, mereka mengatakan, disebabkan oleh
kegagalan umat Islam dalam menjalankan nilai-nilai Islam yang benar dan
menekankan pada pemikiran-pemikiran hukum yang lama. Mereka juga
menganjurkan pengambilan dengan cara selektif keberhasilan-keberhasilan ilmu
pengetahuan dan teknologi Barat dalam rangka memajukan umat Islam.
Dari kelompok-kelompok Muslim di atas, kelompok reformis atau pembaharu Islam
bertindak sebagai penengah di antara kelompok sekuler yang kebarat-baratan dan
mayoritas kalangan tradisionalis dalam masyarakat Muslim. Melalui pemikirannya,
mereka telah berusaha untuk mendekatkan jarak antara dua kalangan yang bertentangan
dengan akibat yang ditandai oleh sifat-sifat dari kedua kelompok tersebut.

9
Ajat Sudrajat, Nasionalisme di Dunia Islam,
https://staffnew.uny.ac.id/upload/131862252/penelitian/Nasionalisme+di+Dunia+Islam.pdf, di akses pada tanggal
4 November 2023

8
2.4. Kemerdekaan Negara-negara Islam dari Penjajahan
Munculnya gerakan modernisai dunia islam yang di lakukan para pejuang muslim,
memiliki semangat juang besar dalam membangkitkan semangat umat islam untuk
bangakit kembali. Masa ini yang secara umum di mulai setelah perang ke dua hingga
masa sekarang. Dunia islam yang sebelumnya terjajah kemudian bangkit berjuang untuk
merdeka.10

Kemudian munculnya gagasan nasionalisme yang diikuti dengan berdirinya partai-


partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam perjuangan mereka untuk
berdirinya negara yang merdeka yang terbebas dari pengaruh politik barat. Bahkan,
partai-partai inilah yang berjuang untuk melepaskan diri dari kekuasaan kolonial.
Kemudian Perjuangan ini diwujudkan dalam beberapa kegiatan, antara lain:

1. Gerakan politik, baik dalam bentuk diplomasi maupun perjuangan bersenjata.


2. Gerakan pendidikan dan propaganda dalam rangaka mempersiapkan masyarakat
menyambut dan mengisi kemerdekaan itu.

Adapun negara berpenduduk mayoritas muslim yang pertama kali


memproklamasikan kemerdekaannya adalah Indonesia, yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945. Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang setelah Jepang dikalahkan oleh tentara
Sekutu.

Negara islam kedua yang merdeka dari penjajahan adalah Pakistan yaitu pada
tanggal 15 agustus 1947. Pada saat itu ketika inggris menyerahkan kedaulatannya di
India kepada dua Dewan Konstitusi, yaitu satu untuk negaraIndia dan satu untuk negara
Pakistan.

Di Timur Tengah, Mesir secara resmi memperoleh kemerdekaan tahun 1922 dari
Inggris, tetapi di bawah pemerintahan Raja Faruk yang memiliki pengaruh inggris
sangat besar. Kemudian pada masa pemerintahan Jamal Abd Al-Nasser yang
menggulingkan Raja Faruk pada tanggal 23 Juli 1952, pada saat itulah Mesir
menganggap dirinya benar-benar merdeka. Irak pun merdeka secara formal pada tahun
10
Maidir Harun, Sejarah Kebudayan Islam di Asia Barat, (Jakarta: Sakata Cendekia, 2016), hal 13.

9
1932, akan tetapi rakyatnya baru merasakan benar-benar merdeka pada tahun 1958.
Sebelum itu, negara-negara sekitar Irak telah mengumumkan kemerdekaannya seperti
Syria, Jordania, dan Libanon pada tahun 1946. Di Afrika, Lybia, merdeka pada tahun
1962. Semuanya membebaskan diri dari Prancis. Dalam waktu hampir bersamaan,
Yaman Utara, Yaman Selatan, dan Emirat Arab memperoleh kemerdekaannya pula. Di
Asia Tenggara.

Di Asia Tenggara, Malaysia yang waktu itu termasuk Singapura, mendapat


kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957, dan Brunai Darussalam pada tahun 1984 M.
Demikianlah, satu per satu negeri-negeri Islam memerdekakan diri dari penjajahan.
Bahkan, beberapa di antaranya baru mendapat kemerdekaan pada tahun-tahun terakhir,
seperti negera-negara Islam yang dulunya Bersatu dalam Uni Soviet, yaitu Uzbekistan,
Turkmenia, Kirghistan, Kazakhtan, Tasjikistan, dan Azerbaijan pada tahun 1992 dan
Bosnia memerdekakan diri dari Yugoslavia juga pada tahun 1992.11

Akan tetapi sampai saat ini masih terdapat umat Islam yang berharap untuk
mendapatkan otonomi sendiri, atau paling tidak menjadi penguasa atas masyarakat
mereka sendiri. Mereka itu adalah penduduk minoritas muslim dalam negara-negara
nasional, seperti Kasymir di India, Moro di Filipina, dan sebagainya. Meskipun mereka
hidup dalam negara merdeka, akan tetapi status sebagai minoritas itulah yang seringkali
menyulitkan mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidup.

11
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2021), hlm. 367-369.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Islam mencapai puncaknya pada era negara Ottoman, Safawi dan Mughal di India,
yang merupakan kemajuan umat Islam kedua setelah kelemahan negara Abbasiyah.
Namun, kejayaan itu berangsur-angsur memudar dan umat Islam mengalami kemunduran
pada tahun 1525, terutama dalam bidang politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan agama.
Selain kemunduran dunia Islam, dunia Barat mengalami kemajuan pesat, terutama pada
abad ke-16 M, dan bangkit dari segala keterbelakangannya. Orang Barat bangkit untuk
menaklukkan lautan dan menjelajahi benua yang dulunya masih diselimuti kegelapan.
Dunia Barat membuat penemuan-penemuan baru di semua bidang ilmu pengetahuan dan
seni dalam setiap kehidupan.
Satu demi satu negeri-negeri Islam yang sedang rapuh itu jatuh ke tangan Barat.
Namun, lama-kelamaan tujuan mereka berubah, yang merambah pada masalah politik.
Perubahan orientasi ini disebabkan adanya persaingan di anatar bangsa-bangsa Barat itu
sendiri yang ingin memonopoli sistem perdagangan. Selain itu terdapat pula motif lain,
yakni Spanyol dan Portugis dalam menyebarkan agama Kristen. Faktor utama yang
menarik kehadiran kekuatan-kekuatan Eropa ke negara-negara muslim adalah ekonomi
dan politik. Penetrasi dunia Barat ke dunia Islam memiliki dampak besar pada dunia
Islam. Diantara dampak tersebut adalah disintegrasi politik dan pemikiran di dunia Islam,
munculnya nasionalisme di dunia Islam, dan kemerdekaan negara-negara Islam di
berbagai belahan dunia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. M. (2021). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.


Harun, M. (2016). Sejarah Kebudayaan Islam di Asia Barat. Jakarta: Sakata Cendekia.
Vincent, Y. (2020). Dinamika Sejarah Timur Tengah: Kejayaan, Kontroversi, dan Keruntuhan.
Yoseph Vincent Panggabean.
Yatim, D. B. (2010). Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: Rajawali Press.

12

Anda mungkin juga menyukai