Anda di halaman 1dari 12

KEMAJUAN DINASTI MUGHAL

Diajukan guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Kawasan Asia Tengah dan
Selatan

Dosen Pengampu:
Nuriyadin, M. Fil. I.

Disusun Oleh:
M.Esa Dhiyaulhaq Arief (03040222096)
Moch Rehan Alfaruqy (03040222099)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kemajuan
Dinasti Mughal” sebagai salah satu tugas mata kuliah Sejarah Islam Kawasan Asia Tengah
dan Selatan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah, Bapak
Nuriyadin, M. Fil. I., yang telah memberikan bimbingan, dorongan, serta pengetahuan yang
berharga selama proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini merupakan hasil dari upaya kami dalam memahami dan menggali sejarah
perkembangan Islam di kawasan Asia Tengah dan Selatan, khususnya melalui kajian tentang
kemajuan Dinasti Mughal. Penulisan makalah ini juga bertujuan untuk memperluas
pengetahuan kami serta memberikan kontribusi dalam memahami dinamika peradaban Islam
di wilayah tersebut.

Dalam proses penyusunan makalah ini, kami telah melakukan penelitian,


mengumpulkan data dan informasi dari berbagai sumber, serta menganalisisnya dengan
cermat. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
bagaimana kemajuan Dinasti Mughal dalam konteks sejarah Islam di Kawasan tersebut.

Terakhir, semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumber informasi dan
pengetahuan bagi para pembaca yang ingin memahami lebih dalam mengenai kemajuan
Dinasti Mughal dalam Sejarah Islam di Asia Tengah dan Selatan.

Akhir kata, mohan maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini. Kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang.

Surabaya, 08 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. Latar Belakang........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah..........................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Masa Kemajuan Dinasti Mughal............................................................................................6
B. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Politik.........................................................................8
C. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ilmu Pengetahuan.....................................................8
D. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ekonomi....................................................................9
E. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Bahasa dan Budaya..................................................9
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya Kerajaan Syafawi. Jadi,
di antara tiga kerajaan besar Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan Mughal
bukanlah kerajaan Islam pertama di anak Benua India. Jauh sebelum Kerajaan Mughal
berdiri, sebenarnya semenjak abad I hijriyah, Islam sudah masuk ke India. Ekspedisi pertama
pada zaman Khalifah Umar bin al-Khattab, tapi akhirnya Khalifah umar mencela penjarahan
tersebut dan menarik eskpedisi tersebut.

Sebelum dinasti Mughal berkuasa di India Sejarah mencataat proses masuknya Islam
ke India terbagi menjadi tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan dan periode
modern. Awal mulanya kekuasaan Islam di India muncul pada periode klasik yakni pada
masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan Khalifah Walid bin Abdul Malik pada periode 705-
715 M. Dari ketiga periode tersebut yang paling banyak berperan dalam kekuasaan Islam di
India adalah pada periode pertengahan. Pada periode ini muncul tiga dinasti Islam yang besar
yakni dinasti Usmani di Turki, dinasti Shafawi di Persia dan dinasti Mughal di India. Dinasti
Mughal merupakan dinasti termuda dari ketiga dinasti tersebut, berdiri seperempat abad
setelah berdirinya dinasti Shafawi di Persia. Dinasti Mughal membawa keharuman terhadap
sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran.
Dinasti Mughal sempat membuat bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena
kegagahan dan kegigihan sultan-sultannya yang membangun suatu dinasti Islam di wilayah
belahan Timur dunia.1

Kemudian muncul kekuasaan Islam melalui Dinasti Ghaznawi (977-1186 M), Khalji
(1296- 1316 M), Thuglaq (1320-1412 M), Sayyid (1414-1415 M), dan Dinasti Lodhi (1451-
1526 M). Jadi, Mughal adalah kerajaan Islam yang terakhir di India (1526- 1858 M).
Majunya Dinasti Mughal merupakan suatu hal yang terpenting untuk kaum muslimin. Sebab
Dinasti Mughal hadir selaku penopang ketika wilayah Islam lainnya tengah mundur ataupun
sudah gugur. Mengenai hal itu, tentunya dalam perkembangannya terdapat tokoh yang
bernama Zahiruddin Muhammad Babur (14820-1530 M) selaku penggagas Dinasti tersebut.
Demikian, peradaban Islam di India tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Dinasti Mughal.

1
Muhammad Syukrillah, “Dinasti Mughal,” Academia Edu (2017): 156.
Selama tiga abad dinasti ini mampu memberi warna di negeri yang mayoritas beragama
Hindu ini. Setidaknya agama Islam menjadi tersebar di seluruh penjuru India.2

Makalah ini menggambarkan secara ringkas bagian-bagian penting (highlights)


tentang kemajuan dinasti mughal dibidang politik, ilmu pengetahuan, bahasa dan budaya. Hal
ini dimaksudkan untuk menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan serta dapat
menyikapi keberadaan sejarah masa lampau untuk pelajaran dimasa kini dan yang akan
datang.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Masa Kemajuan Dinasti Mughal?
2. Bagaimana Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Politik?
3. Bagaimana Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ilmu Pengetahuan?
4. Bagaimana Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ekonomi?
5. Bagaimana Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Bahasa dan Budaya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Masa Kemajuan Dinasti Mughal
2. Untuk mengetahui Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Politik
3. Untuk mengetahui Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ilmu Pengetahuan
4. Untuk mengetahui Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ekonomi
5. Untuk mengetahui Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Bahasa dan Budaya

2
Eva Muzdalifah, “Peranan Kerajaan Mughal Terhadap Perkembangan Peradaban Islam Di India,” Ilmu
Sejarah > Sejarah Peradaban (2021): 1–17.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Masa Kemajuan Dinasti Mughal
Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605), dan tiga
raja penggantinya, yaitu Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), Aurangzeb
(1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-
raja berikutnya.

Akbar menggantikan ayahnya, pada saat ia berusia 14 tahun, sehingga seluruh urusan
kerajaan diserahkan kepada Bairam Kahan, seorang Syi’i. Pada masa pemerintahannya,
Akbar melancarkan serangan untuk memerangi pemberontakan sisa-sisa keturunan Sher
Khan Shah yang berkuasa di Punjab. Pemberontakan lain dilakukan oleh Himu yang
menguasai Gwalior dan Agra. Pemberontakan tersebut disambut oleh Bairam Khan sehingga
terjadilah peperangan dahsyat, yang disebut Panipat I pada tahun 1556 M. Himu dapat
dikalahkan dan ditangkap kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dan Gwalior dapat
dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa, ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah


mempunyai pengaruh kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam
Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M. Setelah
persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia dapat
menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Bengal,
Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang
sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.

Hal itu membuat kerajaan Mughal menjadi sebuah kerajaan besar. Wilayah Kabul
dijadikan sebagai gerbang ke arah Turkistan dan kota Kandahar sebagai gerbang ke arah
Persia. Akbar berhasil menerapkan bentuk politik sulakhul (toleransi universal), yaitu politik
yang mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukannya, tidak dapat
dibedakan oleh etnis atau agama.

Keberhasilan yang dicapai Akbar dapat dipertahankan oleh penerusnya yang bernama
Jehangir, Syah Jehan dan Aurangzeb yang mana mereka memang terhitung raja-raja yang
besar dan kuat. Segala macam pemberontakan dapat dipadamkan, sehingga rakyat merasa
aman dan damai.

Pada masa Syah Jehan banyak pendatang Portugis yang bermukim di Hugli Bengala,
menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepada mereka dengan jalan menarik pajak
dan menyebarkan agama Kristen. Kemudian Syah Jehan meninggal pada tahun 1658 M dan
terjadinya perebutan tahta kerajaan di kalangan istana.

Akhirnya Kerajaan Mughal terpecah menjadi beberapa bagian. Shuja menobatkan


dirinya sebagai Raja di Bengala; Murad menobatkan dirinya sebagai Raja di Ahmadabad;
sedangkan Shuja bergerak memasuki pemerintahan di Delhi. Namun pasukan Aurangzeb
berhasil mengalahkannya pada tahun 1658 M. kemudian Aurangzeb memerangi pasukan
Murad dan dimenangkan oleh Aurangzeb. Oleh karena itu, Aurangzeb secara resmi
dinobatkan menjadi Raja Mughal.

Langkah pertama yang dilakukan oleh Aurangzeb menghapuskan pajak, menurunkan


bahan pangan dan memberantas korupsi, kemudian ia membentuk peradilan yang berlaku di
India yang dinamakan fatwa alamgiri sampai akhirnya meninggal pada tahun 1707 M.
Selama satu setengah abad, India di bawah Dinasti Mughal menjadi salah satu negara
adikuasa. Ia menguasai perekonomian dunia dengan jaringan pemasaran barang-barangnya
yang mencapai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Cina. Selain itu, India juga memiliki
pertahanan militer yang tangguh yang sukar ditaklukkan dan kebudayaan yang tinggi.

Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar


membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan
Mughal dapat mengembangkan program pertanian, perrtambangan dan perdagangan. Akan
tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. Di samping
untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia dan Asia
Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kain tipis bahan
gordiyn yang banyak diproduksi di Bengal dan Gujarat. Untuk meningkatkan produksi,
Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik
pengolahan hasil pertanian di Surat.

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang. Karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya sastra gubahan
penyair istana, berbahasa Persia dan India. Penyair India yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi, dengan karyanya berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang
sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini Akhbari, yang
memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur pemimpinnya.

Karya seni yang dapat dinikmati sampai sekarang dan merupakan karya seni terbesar
yang dicapai oleh kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan
mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, Villa dan masjid-
masjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun masjid berlapiskan mutiara dan Taj
Mahal di Agra, masjid Raya Delhi dan istana indah di Lahore.

B. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Politik


Sistem yang menonjol adalah politik sulh e-kul atau toleransi universal. Sistem sangat
tepat karena mayoritas masyarakat India adalah Hindu sedangkan Mughal adalah sistem
Islam. Di sisi lain terdapat juga rasa atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga yang
merupakan produk dari system ini adalah Din-i-Ilahi dan Mansabdhari.

Dari aspek politik, Sultan Akbar I menerapkan system politik toleransi, artinya semua
penduduk atau rakyat India, dipandang sama. Mereka tidak boleh dibeda-bedakan karena
perbedaan etnis dan agama. Tidak lama setelah Sultan Akbar melakukan ekspansi yang
sangat luas sebagai yang tersebut di atas, iapun meniggal dunia pada tahun 1605 M, kajayaan
yang telah ia capai dapat diteruskan oleh tiga orang Sultan berikutnya. 3

Kejayaan-kejayaan yang telah dicapai Sultan Akbar I masih dapat dipertahankan tiga
Sultan sesudahnya, yaitu Sultan Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan
Aurangzeb (1658-1707 M). Karena tiga Sultan penerus Sultan Akbar tersebut masih terhitung
Sultan yang besar dan kuat. Setelah mereka bertiga, kemajuan Daulah Mughal tidak dapat
dipertahankan lagi oleh Sultan-Sultan berikutnya. Pada masa pemerintahan tiga Sultan ini,
orientasi politiknya lebih banyak diarahkan pada mempertahankan keutuhan kekuasaan yang
ada, kemudian pada pembangunan ekonomi, lewat pertanian, perdagangan, dan
pengembangan budaya, seni dan arsitektur.

C. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ilmu Pengetahuan


Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan dibidang di bidang ilmu
pengetahuan. Sejak berdiri, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu
pengetahuan. Bahkan istana Mughal pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Hal ini karena
adanya dukungan dari penguasa dan bangsawan serta ulama. Aurangzeb misalnya,
3
M. Yakub, Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi, 2015.
memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat pendidikan di Lucknow.
4

Di tiap-tiap masjid memiliki lembaga ingkat dasar yang dikelola oleh seorang guru. Pada
masa Syah Jehan didirikan sebuah pergurua tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin bertambah
ketika pemerintah dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil dikodifikasika
hokum islam yang dikenal dengan sebutan Fatwa-I-Alamgri.

D. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Ekonomi


Daulah Mughal dapat melaksanakan kemajuan di bidang ekonomi lewat pertanian
pertambangan dan perdagangan. Di sektor pertanian, hubungan komunikasi antara petani
dengan pemerintah diatur dengan baik. Pengaturan itu lewat lahan pertanian. Ada yang
disebut dengan Deh yaitu merupakan unit lahan pertanian yang terkecil. Beberapa Deh
bergabung dengan Pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang Mukaddam.
Maka melalui para Mukaddam itulah pemrintah berhubungan dengan petani. Pemerintah
mematok bahwa negara berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu.

Hasil pertanian yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-
sayuran, rempahrempah, tembakau, kapas dan bahan-bahan celupan.425 Hasil pertanian ini,
selain untuk kebutuhan dalam negeri, juga dapat di ekspor ke luar negeri, seperti ke Eropa,
Afrika, Arabia, Asia Tenggara. Untuk meningkatkan produksi, Sultan Jehangir mengizinkan
Inggris (1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan Pabrik pengolahan hasil pertanian di
tanah Surat.5

E. Kemajuan Dinasti Mughal di Bidang Bahasa dan Budaya


Kemajuan di bidang ekonomi berdampak baik bagi kemajuan di bidang seni budaya.
Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan para penyair istana, baik yang
berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Muhammad
Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar yang berjudul Padmayat berisi
tentang kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb muncul seorang sejarawan bernama
Abu Fadl dengan karyanya Aini Akhbari berisi tentang sejarah kerajaan Mughal berdasarkan
pimpinannya.

Selama satu setengah abad, India di bawah Daulah Mughal menjadi salah negara
adikuasa. Ia menguasai perekonomian dunia, dengan jaringan barang-barangnya yang

4
Dede Rosyada, Kerajaan Mughal, Ensiklopedi Islam, Ikhtiar Ba. (Jakarta, 2006).
5
M.Ag. Dr. Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam, Sejarah Peradaban Islam, vol. 1, 2016.hal 196
mengusai Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Cina. Selain itu India Mughal juga
memiliki pertahanan militer yang tangguh dan kuat yang jarang tandingannya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan
peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi
(sulakhul), system pengelolaan pajak, seni arsitektur dan sebagainya. Pada masa kejayaan
Dinasti Mughal ini, orientasi politiknya lebih banyak diarahkan pada mempertahankan
keutuhan kekuasaan yang ada, kemudian pada pembangunan ekonomi, lewat pertanian,
perdagangan, dan pengembangan budaya, seni dan arsitektur.

Dinasti Mughal juga banyak memberikan sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak
berdiri, banyak ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan. Bahkan
istana Mughal pun menjadi pusat kegiatan kebudayaan. Sedangkan kemajuan di bidang
ekonomi lewat pertanian pertambangan dan perdagangan. Di sektor pertanian, hubungan
komunikasi antara petani dengan pemerintah diatur dengan baik. Kemajuan di bidang
ekonomi berdampak baik bagi kemajuan di bidang seni budaya. Karya seni yang menonjol
adalah karya sastra gubahan para penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun
berbahasa India.
DAFTAR PUSTAKA
Dede Rosyada. Kerajaan Mughal, Ensiklopedi Islam. Ikhtiar Ba. Jakarta, 2006.

Dr. Siti Zubaidah, M.Ag. Sejarah Peradaban Islam. Sejarah Peradaban Islam. Vol. 1, 2016.

Muzdalifah, Eva. “Peranan Kerajaan Mughal Terhadap Perkembangan Peradaban Islam Di


India.” Ilmu Sejarah > Sejarah Peradaban (2021): 1–17.

Syukrillah, Muhammad. “Dinasti Mughal.” Academia Edu (2017): 156.

Yakub, M. Sejarah Peradaban Islam Pendekatan Periodesasi, 2015.

Anda mungkin juga menyukai