Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEJARAH KEBUDAYAAN DAN PERADABAN ISLAM II

KEMUNDURAN DAN KEBANGKITAN KEMBALI

Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu nilai dari mata kuliah Pendidikan Agama Islam :

Disusun Oleh :

Fairuz Hasna Putri Gunawan / 191411077

Qonita Rahma Fitriana / 191211089

Serlina Mulyani / 191411093

1C / D3 – Teknik Kimia

Politeknik Negeri Bandung

2019
Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Selain
itu, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Syaepul Manan yang telah memberikan kami
kesempatan dan kepercayaan untuk menuliskan makalah ini.

Dalam makalah yang berjudul “Kemunduran dan Kebangkitan Kembali Kebudayaan


dan Peradaban Islam” ini, kami menjelaskan tentang bagaimana sejarah kebudayaan dan
peradaban islam ketika mengalami kemunduran dan kebangkitan kembali. Kami berharap
dengan adanya makalah ini, dapat membantu memperluas wawasan pembaca tentang
bagaimana sejarah kebudayaan dan peradaban islam.

Kami menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna,
serta masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Maka dari itu, kami menerima kritik
dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun bagi makalah kami kedepannya.
Kami meminta maaf apabila terdapat banyak kesalahan, karena kami hanya manusia yang
jauh dari kata sempurna.

Demikian dapat kami sampaikan, terimakasih.

Wassalamualaikum arahmatullahi wabarakatuh

Sabtu, 14 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I ......................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................................... 5
1.5 Metode Penelitian ........................................................................................................ 5
BAB II........................................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 6
2.1 Sejarah kemunduran kaum muslimin ............................................................................... 6
2.2. Faktor penyebab kemunduran islam ............................................................................. 10
2.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah kemunduran kaum muslimin...................... 12
2.4 Fase kebangkitan kembali (peradaban islam) ................................................................ 13
BAB III .................................................................................................................................... 18
PENUTUPAN .......................................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 18
3.2 Saran dan Penutup .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di dalam perkembangan islam sebagai suatu agama, sejak jaman para nabi agama
islam tentunya sudah melewati fase-fase kenaikan dan kemunduran. Dalam melewati fase
tersebut, tentunya disebabkan oleh faktor-faktor baik dari internal maupun eksternal.

Tentunya sejarah peradaban agama islam tidak dapat dipisahkan oleh sejarah dunia.
Kita tentu sebagai umat muslim harus mengetahui bagaimana sejarah agama islam tumbuh
dan berkembang. Dan juga, tidak ada salahnya kita mempelajari apa penyebab dan faktor
agama islam mengalami fase kemunduran, agar kami sebagai umat islam akhir zaman dapat
mengkaji ulang dan dapat menghindari faktor-faktor yang sama seperti zaman dahulu.

Pada tahun 1250-1500 M, merupakan babak di mana umat Islam yang berada di
sekitar Timur Tengah mendapat berbagai cobaan baik dari dalam maupun dari luar. Dari luar
misalnya serangan dari Timur Lenk dan juga Hulagu Khan yang kesemuanya merupakan satu
keturunan yaitu bangsa Mongol. Dari dalam atau intern yaitu merupakan masa disintegrasi,
konflik antara sunni dan syi’ah yang semakin menajam serta munculnya gerakan-gerakan
fanatik terhadap bangsa Arab.
Akan tetapi berlainan dengan apa yang terjadi di kawasan Afrika Utara atau Mesir,
Dinasti Mamalik yang berkuasa di sana berhasil berhasil selamat dari serangan-serangan dari
bangsa Mongol. Sehingga peradaban Islam yang mungkin terputus karena saat itu Baghdad
yang merupakan pusat peradaban Islam telah dihancurkan oleh bangsa Mongol, dapat terus
berkembang walaupun di tempat yang berbeda. Penyebabnya adalah banyak ilmuwan yang
melarikan diri ke Mesir dan di sana pemerintah yang berkuasa juga memperhatikan
perkembangan ilmu pengtahuan dan sebagainya. Dengan demikian perkembangan peradaban
dari masa periode klasik tidak terputus dan terus berlanjut oleh dinasti Mamluk di Mesir.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam makalah ini, rumusan masalah yang dapat diambil :

1. Bagaimana sejarah kemunduran kaum muslimin ?


2. Apa saja faktor penyebab kemunduran peradaban islam ?
3. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah kemunduran kaum muslimin ?
4. Bagaimana fase kebangkitan kembali (pembaharuan islam) ?

1.3 Tujuan Penelitian


Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca mampu memahami :

1. Bagaimana proses sejarah kemunduran kamun muslimin.


2. Faktor-faktor penyebab kemunduran peradaban islam,
3. Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah kemunduran kaum muslimin, dan
4. Fase kebangkitan kembali (pembaharuan islam) .

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya makalah ini, kami berharap wawasan para pembaca dapat lebih
bertambah lagi mengenai sejarah kemunduran dan kebangkitan kembali kaum muslimin.
Selain itu , dengan membaca makalah ini dapat membuat kami untuk meningkatkan rasa
kecintaan kami kepada Islam.

1.5 Metode Penelitian


Metode penelitian yang kami pakai yaitu dengan mengumpulkan materi dari berbagai
sumber yang kami temukan, seperti di Buku cetak dan Internet
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah kemunduran kaum muslimin
A. Kemunduran Islam di Bagdad

Masa-masa kemajuan dunia islam yang telah berjalan beberapa abad lamanya, yang
pengaruhnya telah merebak dan merambah jauh ke berbagai belahan dunia non muslim pada
akhirnya juga mengalami masa-masa kemundurannya. Berbagai macam krisis yang sangat
komplek sekali telah menerpa dunia islam. Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke
tangan bangsa mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah, tetapi merupakan juga
awal kemunduran peradaban islam, karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban
islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap
dibumihanguskan oleh pasukan mongol yang di pimpin Hulagu Khan.
Bagdad yang terkenal sebagai pusat kebudayaan dan pengetahuan islam, pada tahun
1258 M mendapat serbuan tentara mongol. Tentara mongol menyembelih seluruh penduduk
dan menyapu Bagdad bersih dari permukaan bumi. Dihancurkan segala pusaka dan
peradaban yang telah dibuat beratus-ratus tahun lamanya. Diangkut kitab-kitab yang telah
dikarang oleh ahli ilmu pengetahuan bertahun-tahun lalu dihanyutkan ke dalam sungai dajlah,
sehingga berubah warna airnya lantaran tinta yang larut. Khalifah sendiri beserta keluarganya
dimusnahkan sehingga terputuslah keturunan abbasiyyah dan hancurlah kerajaannya yang
telah lama bertahta selama 500 tahun.

B. Kemunduran Islam di Andalusia (Spanyol)

Pada tanggal 19 juli 711 M atas permintaan putra witiza yang kalah saingan dengan
raja Roderick dalam memperebutkan kekuasaan di wilayah Andalusia gubernur afrika utara,
Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziyad untuk berangkat ke Andalusia untuk
membebaskan rakyat dari tekanan raja Roderick. Thariq membawa 7.000 pasukan yang
sebagian terdiri dari orang-orang barbar. Sedangkan raja Roderick membawa 25.000 orang
tetapi pasukan sebesar ini bisa dikalahkan oleh kaum muslimin yang bekerjasama dengan
rakyat Ghatic untuk menggulingkan kekuasaan Roderick.

Setelah mengalahkan Roderick disusul dengan daerah daerah yang lainnya tanpa ada
perlawanan yang berarti. Sehingga wilayah Andalusia seluruhnya telah dikuasai oleh orang-
orang muslim. Dibawah pimpinan Thariq rakyat saling berdampingan baik muslim atau non
muslim, arab atau non arab, merdeka atau budak sehingga dalam pemerintahannya
mengalami kemajuan yang sangat pesat.

Ketika Bagdad dihancurkan oleh tentara mongol yang dipimpin Hulagu Khan (anak
Jenghiz Khan), sebanarnya Umayah di Andalusia juga sedang mengalami sebuah krisis
pemerintahan dimana kekuasaan Islam sudah banyak yang terlepas karena mengalami
berbagai macam faktor diantaranya mendapatkan serangan dari tentara-tentara kaum Kristen
yang tidak rela tanahnya diduduki oleh pendatang. Satu demi satu wilayah kekuasaan islam
berhasil direbut kembali oleh kaum kristiani, kota Toledo yang menjadi pusat peradaban
islam terbesar di eropa berhasil direbut oleh Alfonso VI dan Castilia pada tahun 1085,
Alfonso VIII pada tahun 1212 berhasil merebut navas de Tolosa dan Andalusia.

Pada tahun 1236 M Cordova jatuh ke tangan Ferdinan III dari Castilia, dan pada tahun
1492 M kota Granada yang menjadi satu-satunya kota yang tersisa di tangan bani Umayah
jatuh ke tangan raja Ferdinand dari Aragon yang beraliansi dengan ratu Isabella dari Castilia.
Satu tahun (1493) setelah kemenangan tersebut dalam rangka untuk menghilangkan symbol-
simbol atau jejak-jejak Islam maka mereka menyapu bersih kaum muslimin dengan cara
dipaksa, Masjid-masjid disulap menjadi gereja-gereja dan kebudayaan-kebudayaan islam
yang tak ternilai harganya dihancurkan dengan rasa gembira.

C. Kemunduran Islam di Mongol

Bangsa mongol berasal dari daerah pegungungan Mongolia yang membentang dari
asia tengah sampai Siberia utara, Tibert selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur.
Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan yang mempunyai dua putra kembar Tatar dan
Mongol. Kedua putra ini melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tatar. Mongol
mempunyai anak beranam Ilkhan yang melahirkan keturunan pimpinan bangsa Mongol di
kemudian hari. Mereka adalah kabilah besar yang menyerupai sebuah bangsa pedalaman
penduduk dan nomadic. Mereka adalah para pengembala yang hidup di dataran luas di
daratan yang luas. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah sebagai penggembala dan pemburu,
sebagaimana orang nomad mereka memiliki karankter kasar, suka berperang, kejam.
Mayoritas mereka adalah para penyembah berhala dan penyembah kekuatan-kekuatan ghaib
seperti jin dan setan. Bangsa Mongol mengalami kemajuan ketika di pimpin oleh Timujin
yang bergelar Jenghis Khan (Raja yang perkasa). Ketika dia memimpin bangsa Mongol
banyak daerah yang ditaklukannya seperti Cina, dan negeri-negeri Islam lainnya.

Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jenghiskan mulai menyerahkan


kepemimpinannya kepada anaknya yang bernama Hulagu Khan. Ia berhasil mengalahkan
pemerintahan abbasyiah yang dipimpin al-Mu’tashim dan menghacurkan peradaban dunia
islam. Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Bagdad
selam dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir, tetapi mereka di Mesir
dikalahkan oleh pasukan mamalik dalam perang ‘ain jalut pada tanggal 3 september 1260.

Bagdad dan daerah-daerah yang ditaklukan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti
Ilkhan. Ilkhan adalah gelar ayang diberikan kepada Hulagu Khan. Ilkhan berarti Khan yang
Agung. Selajutnya gelar tersebut diwarisi oleh para keturunannya. Keturunan dari Hulagu
Khan yang beragama islam adalah Ahmad Taguder, tapi beliau mati ditangan para pembesar
kerajaan yang lain. Selain Taguder, Mahmud Ghazan (1295-1304), raja yang ketujuh, dan
raja-raja selanjutnya pemeluk agama islam, dengan masuknya beliau, islam mengalami
kemenangan yang sangat besar terhadap agama syamanisme.

Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan


peradaban. Ia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat gemar kepada
kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia minerologi,
metalurti dan botani. Ia membangun semacam biara untuk para darwi, perguruan tinggi
madzhab Syafi’I dan hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium dan gedung-gedung umum
lainnya. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1334 M), terjadi kelaparan yang sangat
menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan mala petaka.

Kerajaan Ilkhan yang didirikan oleh hulagu khan terpecah-pecah setelah


pemerintahan Abu Sa’id kerajaan pecahan-pecahan tersebut ditaklukan oleh timur lenk.
Penguasa islam yang terakhir dari keturunan Mongol adalah timur lenk yang berarti timur si
pincang, berbeda dengan penguasa-penguasa islam lainya bahwa timur lenk sejak kecil sudah
masuk islam. Sejak remaja dia sudah kelihatan keberaniannya sehingga ketika tanah
kelahirannya diserbu oleh pasukan Tughluq timur khan, Timur lenk bangkit meminpin
perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Ketika Timur lenk menjadi
penguasa tunggal di tanah kelahirannya, ia mulai melakukan invasi-invasi ke wilayah-
wilayah lain. Di Afganistan ia membangun menara, yang disusun dari 2000 mayat yang
dibalut dengan tanah liat. Di Isfahan, ia membantai lebih kurang 70.000 penduduk. Kepala-
kepala mayat dipisahkan dari tubuhnya dan disusun menjadi menara.

Pada tahun 1401 M ia memasuki daerah syiria utara. Tiga hari lamanya aleppo
dihancur leburkan. Kepala dari 20.000 penduduk dibuat pyramid setinggi 10 hasta banyak
bangunan dan sekolah dihancurkan. Sekalipun ia seorang penguasa yang sangat kejam
terhadap penentangnya, sebagai seorang muslim ia tetap memperhatikan pengembangan
islam. Konon, ia adalah penganut syiah yang taat dan menyukai tasawuf tarekat
naqsyabandiyah. Dalam invasi-invasi ia selalu membawa ulama, sastrawan dan seniman.
Ulama dan ilmuan di hormatinya, dan yang menjadi heran adalah setiap pembantaian di
wilayah-wilayah yang dikuasainya ia tidak membantai para ulama dan ilmuan bahkan ia
membawa para ulama dan ilmuan tersebut ke negerinya.

Setelah kematian timur lenk pada tahun 1404. Kekuasaannya digantikan oleh anaknya
yang bernama Syah Rukh (1404), ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat,
ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey, ia seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Selama
dua tahun memerintah ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, abul latif. Kerajaan
timur lenk dan keturunannya berakhir ditangan abu sa’id, dimana ketika ia memerintah
banyak wilayah-wilayah yang ditaklukannya memisahkan diri dan banyak huru-hara di sana-
sini. Abu said sendiri terbunuh ketika berperang melawan Uzun Hasan, pengusa Ak Koyunlu.

D. Kemunduran Islam di Mesir

Satu-satunya negeri islam yang selamat dari serbuan-serbuan tentara mongol dan
timur lenk, adalah Mesir. Mongol dan timur lenk tidak mampu mengalah kan negeri mesir
Karena di sana terdapat dinasti Mamalik. Mamalik adalah jamak dari mamluk yang berarti
budak. Dinasti mamlik memang didirikan oleh para budak. Pada awalnya para budak tersebut
dibebaskan dan dijadikan tentara persisnya menjadi bodyguard (pengawal) para raja pada
masa pemerintahan ayyubiyah karena prestasi yang diraihnya sangat besar maka para raja
banyak mengambil para budak sebagai tentara.

Penguasa ayyubiyah yang terakhir al-Malik al-shalih meninggal (1249), kemudian


digantikan oleh anaknya bernama Turansyah. Golongan mamalik merasa terancam karena
Turansyah lebih dekat kepada tentara kurdi, sehingga para mamalik merencanakan
pembunuhan kepada Turansyah dibawah pimpinan Aybak dan Baybars, keduanya berhasil
membunuh Turansyah. Atas kesepakatan mamalik, istrinya (Syajar al-Durr) al-Malik menjadi
raja menggantikan Turansyah selama 80 hari, kemudian ia menikah dengan aybak dan
menyerahkan tampuk kepemimpinanya kepada suaminya.

Dinasti mamalik mengalami perkembangan yang sangat pesat ketika dipimpin oleh
baybars, ia seorang pimpinan militer yang tangguh dan cerdas. Pada masa ini banyak para
ilmuan yang muncul baik ilmu pasti, umum ataupun agama. Diantra para ilmuan tersebut, Ibn
Khaldun, Ibn Hajr al-Asqalani, Ibn Taimiyah, Ibn Qayyim al-Jauziyah.
Kemunduran dinasti mamalik disebabkan karena para sultan tidak lagi memperhatikan
kesejahtraan rakyatnya mereka lebih mementingkan dirinya sendiri.

2.2. Faktor penyebab kemunduran islam


Factor kemunduran islam terbagi kepada dua factor :

a. Faktor internal

 Keruntuhan islam sering disebabkan oleh para pemimpin yang tidak


bertanggungjawab.
 Pengkhianatan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengincar kekuasaan.
 Kemungkinan terjadinya desentralisasi dan pembagian kekuasaan didaerah-daerah.
 Menerapkan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit yang dibebankan kepada
semua rakyat, tak terkecuali.
 Garis perpecahan antara arab dan non arab, muslim arab dan muslim non arab, antara
muslim dengan kaum dzimmi.
 Menurunnya stabilitas keamanan dan bangunan yang tidak terperhatikan sehingga
sering terjadi banjir yang membawa malapetaka.
 Banyaknya orang kelaparan yang tidak diperhatikan
 Wabah penyakit sering muncul seperti cacar, pes, malaria dan sejenis demam lainnya.
 Serangan al-Ghazali (w. 1111) terhadap para filosuf dan ilmuwan, yang menyerang
rasionalisme dan mengajukan tasawuf sebagai alternative yang paling mungkin untuk
menjadi jalan hidup dan penemuan kebenaran agama. Al-Ghazali sangat berpengaruh
di dunia Islam, sunni khususnya, sehingga mengakibatkan minat orang terhadap
falsafah dan ilmu pengetahuan menjadi lemah.
b. Factor eksternal
Penyebab eksternal sebagaimana berikut :
 Pengaruh negative dari aliran-aliran alam pikiran Islam periode sebelumnya
 Pengaruh perang bumi hangus yang dilancarkan oleh bangsa Tartar dari Timur dan
serangan Tentara Salib Nasrani dari Barat.

Selain faktor eksternal dan internal, islam juga pada saat itu mengalami krisis di
berbagai bidang yang disebabkan karena adanya ketidakstabilan dan menurunnya adab
masyarakat islam itu sendiri. Berikut ini adalah bentuk krisis-krisis yang terjadi di
berbagai idan yang juga merupakan faktor dari penyebab kemunduran peradaban islam
pada saat itu :

1) Krisis dalam Bidang Sosial Politik

Bermula dari rapuhnya penghayatan ajaran Islam, terutama yang terjadi dikalangan
para penguasa. Bagi mereka ajaran Islam hanya sekedar diamalkan dari segi formalitasnya
belaka, bukan lagi dihayati dan diamalkan sampai kepada hakekat dan ruhnya. Pada masa itu
ajaran Islam dapat diibaratkan bagaikan pakaian, dimana kalau dikehendaki baru dikenakan,
akan tetapi kalau tidak diperlukan ia bisa digantungkan. Akibatnya para pengendali
pemerintahan memarjinalisasikan agama dalam kehidupannya, yang mengakibatkan
munculnya penyakit rohani yang sangat menjijikkan seperti keserakahan dan tamak terhadap
kekuasaan dan kehidupan duniawi, dengki dan iri terhadap kehidupan orang lain yang
kebetulan sedang sukses. Akibat yang lebih jauh lagi adalah muncullah nafsu untuk berebut
kekuasaan tanpa disertai etika sama sekali. Kepada bawahan diperas dan diinjak, sementara
terhadap atasan berlaku menjilat dan memuji berlebihan menjadi hiasan mereka.

“Syareat Islam adalah demokratis pada pokoknya, dan pada prinsipnya musuh bagi
absolutisme” (Stoddard, 1966: 119) Kata Vambrey, ” Bukanlah Islam dan ajarannya yang
merusak bagian Barat Asia dan membawanya kepada keadaan yang menyedihkan sekarang,
akan tetapi ke-tanganbesi-an amir-amir kaum muslimin yang memegang kendali
pemerintahan yang telah menyeleweng dari jalan yang benar. Mereka menggunakan
pentakwilan ayat-ayat al-Quran sesuai dengan maksud-maksud despotis mereka”.
2) Krisis dalam Bidang Keagamaan

Krisis ini berpangkal dari suatu pendirian sementara ulama jumud (konservatif) yang
menyatakan bahwa pintu ijtihad telah tertutup. Untuk menghadapi berbagai permasalahan
kehidupan umat Islam cukup mengikuti pendapat dari para imam mazhab. Dengan adanya
pendirian tersebut mengakibatkan lahirnya sikap memutlakkan semua pendapat imam-imam
mujtahid, padahal pada hakekatnya imam-imam tersebut masih tetap manusia biasa yang tak
lepas dari kesalahan. Kondisi dunia Islam yang dipenuhi oleh ulama-ulama yang berkualitas
dibuatnya redup dan pudarnya nur Islam yang di abad-abad sebelumnya merupakan kekuatan
yang mampu menyinari akal pikiran umat manusia dengan terang benderang.

3) Krisis bidang Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan

Krisis ini sesungguhnya hanya sekedar akibat dari adanya krisis dalam bidang sosial
politik dan bidang keagamaan. Perang salib yang membawa kaum Nasrani Spanyol dan
serangan tentara mongol sama-sama berperangai barbar dan sama sekali belum dapat
menghargai betapa tingginya nilai ilmu pengetahuan. Pusat-pusat ilmu pengetahuan baik
yang berupa perpustakaan maupun lembaga-lembaga pendidikan diporak-porandakan dan
dibakar sampai punah tak berbekas. Akibatnya adalah dunia pendidikan tidak mendapatkan
ruang gerak yang memadai. Lembaga-lembaga pendidikan tinggi yang ada sama sekali tidak
memberikan ruang gerak kepada para mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan
pengembangan ilmu. Kebebasan mimbar dan kebebasan akademik yang menjadi ruh atau
jantungnya pengembangan ilmu pengetahuan Islam satu persatu surut dan sirna. Cordova dan
Baghdad yang semula menjadi lambang pusat peradaban dan ilmu pengetahuan beralih ke
kota-kota besar Eropa.

2.3 Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah kemunduran kaum muslimin


1. Nilai Sosial Budaya

Setelah masa Bani Umayah, umat Islam terpecah menjadi tiga khalifah besar, yaitu
Abbasiyah di Bagdad, Amawiyah di Spanyol, dan Fatimiyah di Mesir. Bahkan, sejak abad
kesepuluh muncul pula dinasti-dinasti kecil yang otonomi dengan atau tanpa mengakui salah
satu khalifah yang ada. Dinasti-dinasti kecil tersebut senantiasa berusaha merebut atau
menaklukkan daerah-daerah yang dikuasai oleh dinasti yang lain. Dengan demikian, pada
masa itu, Islam benar-benar telah dilanda krisis yang sangat hebat sehingga kondisi sosial
politik menjadi labil.
2. Nilai Politik

Pada masa itu, umat Islam mendapat banyak serbuan dari luar. Contohnya orang
Kristen Eropa melancarkan perang salib dan gerakan pengusiran Islam dari Spanyol. Selain
itu, di dunia timur, bangsa Mongol juga melancarkan gerakan untuk mengusir Islam.
Akhirnya, sedikit demi sedikit dunia Islam dikuasai oleh musuh-musuhnya. Di bagian barat
dikuasai oleh orang Kristen Eropa dan di bagian timur dikuasai oleh bangsa Mongol.

2.4 Fase kebangkitan kembali (peradaban islam)


Kata pembaharuan dikenal dengan istilah modernisasi. Paham ini mempunyai
pengaruh besar dalam masyarakat dan segera memasuki bidang agam yang di barat dikenal
sebagai penghalang bagi kemajuan. Modernisasi islam bertujuan menyesuaikan ajaran-ajaran
yang terdapat di agam islam yang bersifat mutlak dan tidak boleh diperbaharui seperti Al-
Qur’an dan hadist. Meskipun demikain, interprestasinya boleh diperbaharui.

Gerakan pembaharuan ini terjadi dalam beberapa aspek agama, seperti akidah, fiqih,
dan akhlak. Bahkan juga aspek politik, sosial, ekonomi, dan budaya semua itu menginsprirasi
pembaharuan dalam fiqih.

Karenanya dalam banyak hal, mereka melakukan suatu pendekatan transformative


dalam memahami fiqih dan upaya mencari relevansi dengan persoalan-persoalan kekinian.
Karena kegagalan fiqih dikarenakan kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat dalam
perkembangan yang sedemikian rupa sehingga muncul kesenjangan antara fiqih secara
teoritis dan kenyataan masyarakat secara praktis.

Dalam Islam sendiri tidak ada dikotomi antara agama dan ilmu pengetahuan. Seperti
halnya yang dikatakan oleh Jamaluddin Al-Afghani bahwasanya barang siapa melarang
belajar sains dan ilmu pengetahuan dengan alasan untuk menjaga agama Islam, maka ia
adalah musuh agama yang sebenarnya. Sikap Islam sendiri terhadap ilmu pengetahuan yang
ada di Eropa yaitu dengan mengasimilisasikannya dengan ajaran Islam, sehingga Islam
sebagai agama dan peradaban yang menyempurnakan ajaran-ajaran terdahulu.

Peradaban Islam adalah suatu peradaban yang mampu menciptakan manusia-manusia


yang beradab dan maju. Hal ini dikarenakan Islam memberikan kebebasan pada akal manusia
untuk mencari ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Karena dalam Islam ilmu
pengetahuan tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sir Syed Ahmad Khan sendiri
mengatakan bahwa karya Tuhan tidak akan bertentangan dengan kata atau firmanNya.
Kemudian ketika Barat bangkit dari masa kegelapannya yaitu ketika mereka berhasil
menerjemahkan karya-karya ilmuan Muslim, mereka mulai menguasai sains modern.
Sehingga muncullah para ilmuan-ilmuan Barat yang mengembangakan ilmu yang ditemukan
oleh ilmuan-ilmuan sebelumnya, yang tidak lain adalah karya para ilmuan Muslim.

Selain dari itu perlu adanya Islamisasi sains karena pada akhirnya Barat telah
mendikotomikan antara sains (ilmu umum) dengan ilmu agama. Seakan-akan tidak ada
hubungannya antara sains dan agama. Karena tradisi keilmuan yang muncul di Barat
berdasarkan pengalaman pahit mereka terhadap greja. Yaitu ketika greja memusuhi ilmu
pengetahuan sehingga pada akhirnya mereka memisahkan antara urusan agama dan ilmu
pengetahuan.

Sebab dalam Islam tidak ada dikotomi antar ilmu pengetahuan dengan agama. Sehingga
sains yang ada pada zaman modern ini perlu diasimilisasikan dengan ajaran-ajaran Islam
yang berdasarkan kepada al-Qur’an sebagai kalam Ilahi. Seperti halnya yang telah dilakukan
para ilmuan Muslim ketika masa keemasan Islam. Sehingga Islamisasi sains berarti
membebaskan sains dari segala aspek yang bertentangan dengan worldview Islam, yaitu
menyangkut konsep, asumsi, lambang, etika, penafsiran, dan lain-lain.

Dapat dikatakan bahwa lemahnya kaum muslim adalah karena jauhnya kaum
muslimin dari agamanya. Maka tidak ada jalan bagi kita kaum muslimin untuk mencabut
kehinaan ini dari diri kita, kecuali kita kembali kepada agama kita seperti yang telah
disebutkan oleh hadist di atas:

“Jika kalian berdagang dengan sistem riba, kalian ridho dengan peternakan,
kalian ridho dengan pertanian dan kalian meninggalkan jihad maka Allah timpakan
kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian kembali kepada agama
kalian” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan Abu Daud dan yang lainnya,
dishohihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Hadist Sohih No. 11)

“ Allah timpakan kepada kalian kehinaan yang tidak akan dicabut sampai kalian
kembali kepada agama kalian” .

Imam Malik rohimahulloh berkata: “ Tidak akan baik umat terakhir ini kecuali
dengan kebaikan yang ada pada umat pertama” . Dan generasi pertama umat ini tidaklah baik
dengan teknologi akan tetapi mereka baik dengan keteguhan mereka dalam memegang agama
Islam.

Poin terpenting yang harus di catat adalah: kita tidak mengatakan bahwa terbelakang
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi itu lebih baik, dan kita juga tidak mengatakan bahwa
kita harus meninggalkan ilmu-ilmu dunia dan tidak mempelajarinya. Akan tetapi yang kita
maksud adalah, telah salah orang yang mengatakan sebab kelemahan dan kekalahan kaum
muslimin dikarenakan hanya karena keterbelakangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ilmu-ilmu yang berkaitan dengan teknologi itu kita perlukan dan kita butuhkan, akan
tetapi lemahnya teknologi bukanlah penyebab kekalahan kita. Kebutuhan kita untuk kembali
kepada agama Islam lebih besar dari pada kebutuhan kita kepada ilmu-ilmu dunia ini. Karena
kembali kepada agama kita merupakan sebab utama yang dapat menghantarkan kita meraih
kemenangan bifadlillah insyaa Allah Ta’ala, seperti yang telah difirmankan oleh Allah:

(QS. Al-Anfaal:10) :

                    

10. dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan
sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram karenanya. dan
kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana.

Solusi yang dapat kita lakukan adalah sebagaimana firman Allah SWT

(QS. Muhammad: 7) :

         

7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia
akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Demikian juga dengan perkataan yang telah kita sebutkan di atas: “Adapun makna
orang-orang mu’min menolong Allah adalah: mereka menolong agama-Nya, menolong
Kitab-Nya, usaha dan jihad mereka semata-mata untuk meninggikan kalimat Allah,
menegakkan hukum-hukum Allah di atas muka bumi, melaksanakan perintah-perintah-Nya,
meninggalkan larangan-larangan-Nya, dan berhukum dengan yang diturunkan kepada Rosul-
NyaSAW”.

Oleh karena itu yang harus dilakukan kembali kepada agama Islam yang telah kita
kucilkan atau kita yang telah dikucilkan oleh pekerjaan kita dari agama ini. Dengan cara:

1. Kita memahami agama Islam dengan pemahaman yang benar sesuai yang dipahami
oleh Nabi kita SAW, para sahabat Beliau (semoga Allah ridho kepada mereka semua)
dan para pendahulu kita yang sholih.
2. Menerapkan Islam ( yang telah dipahami dengan benar) dengan penerapan yang tepat,
dan tidak mengingkarinya sedikitpun baik itu perkara yang kecil (menurut anggapan
sebagian orang) atau perkara yang besar, hanya karena kita tidak mampu melakukan
atau dengan kata yang lebih tepat kita tidak menginginkannya atau berat bagi kita
untuk berpegang teguh dengan perkara ini atau itu.
3. Kita menyeru dan mengamalkan agama ini dengan sebenar-benarnya, yaitu Islam
yang telah kita pahami dan praktikan dengan betul.

Inilah jalan yang bisa kita tempuh untuk menghilangkan kekalahan yang menimpa
kita dan umat kita, serta membebaskan tanah-tanah kita yang terampas. Karena kitalah yang
berhak mendapat kemenangan dari Allah (dengan keutamaan-Nya dan kemuliaan-Nya)
dengan sebab kembalinya kita kepada agama kita dan pertolongan kita kepada Allah. Dan
setelahnya, jika kita mampu untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih dari
yang dimiliki Eropa dan Amerika maka tidak ada masalah, bahkan ini merupakan hal yang
diharapkan.

Anggapan sebagian orang bahwa kemenangan itu hanya dapat diraih dengan kekuatan
materi saja adalah salah. Mereka tidak mengetahui bahwa kemenangan itu datang dari sisi
Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah salah satu bentuk kebodohan umat Islam terhadap
agamanya sendiri dan sejarah umat terdahulu. Dan hasilnya adalah kenyataan hidup yang kita
alami sekarang ini. Dan ada baiknya kita melirik dengan penuh perhatian sabda Nabi SAW
yang berbunyi: “ Agama ini adalah nasihat (Beliau mengatakan hal itu tiga kali), kami
berkata: untuk siapa? Beliau bersabda: “ untuk Allah, untuk Rosul-Nya, untuk imam-imam
kaum muslimin dan rakyatnya”

Ada beberapa gagasan terkait dengan pembaruan islam di dunia, seperti di India.
Melalui karya-karyanya, Sir Sayyid Ahmad Khan telah berupaya menunjukan bahwa ilmu
pengetahuan alam dan temuan-temuannya sebenarnya sesuai dengan iman Islam, tetapi ia
juga berpendapat sains dan agama sebenernya berhubungan dengan wilayah-wilayah yang
berbeda sehingga ilmu dan agama tidak bertentangan maupun bertikai satu sama lain (Khan
1984: vol.3 hlm.281-2). Ia merupakan pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat
muslim. Seperti Al-Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan
modern. Ia melihat adanya kekuatan yang membebaskan melalui ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Kekuatan pembebas itu antara lain, penjelasan mengenai suatu peristiwa
dengan sebab-sebab yang bersifat rasional.

Semangat kaum muslim untuk menempuh pendidikan dan perkembangan teknologi


akan memberikan sumbangan peradaban di masa modern ini. Pembaharuan dimaksudkan
untuk memunculkan pengetahuan baru demi kemajuan masyarakat muslim. Kaum muslim
juga harus tetap menerapkan prinsip-prinsip Al-qur’an dalam menerima modernitas yang ada.
Jika hal tersebut terjadi, maka di masa depan akan hadir kaum intelektual yang tetap
berpegang teguh pada ajaran Islam.
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Berkembangnya Agama Islam sebagai suatu Agama yang mulia tentunya tidak
mudah, dimulai dari para Nabi terdahulu yang menyebarkan syariat agama islam sudah
melewati banyak tantangan, hingga sampai kini pun masih ada banyak faktor yang mencoba
untuk meruntuhkan Agama Islam. Ada beberapa fase sebelum Agama Islam menjadi agama
yang dianut oleh mayoritas umat manusia yang ada di muka bumi ini sampai sekarang, fase
tersebut adalah masa kemunduran Agama Islam itu sendiri.

Banyak nilai-nilai positif yang dapat kita ambil dari sejarah kemunduran Agama
Islam pada jaman dahulu, salah satunya yaitu kita sebagai umat muslim akhir jaman, yaitu
menyadari bahwa sejarah merupakan pelajaran bagi manusia agar di kemudian hari perilaku
atau perbuatan kaum muslim yang membuat kaum muslim dan umat manusia lainnya
menderita tidqak terulang lagi. Lemahnya persatuan umat Islam dapat dijadikan celah pihak
lain untuk memundurkan peran kaum muslim, baik dari kancah perekonomian maupun
politik. Oleh karena itu, umat Islam hendaknya mampu mengubah tata kehidupannya yang
seimbang antara kepentingan duniawi dan ukhrawinya serta senantiasa meningkatkan
wawasan keislamannya melalui rujukan Al Qur’an dan Hadis.

3.2 Saran dan Penutup


Kami menyadari bahwa apa yang telah kami tulis ini memiliki kesalahan, kami hanya
manusia biasa yang memiliki kekurangan dan jauh dari jata sempurna. Maka dari itu, kami
berharap saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun dapat kami terima dan
sebagai pelajaran bagi kami kedepannya dalam membuat makalah kembali.
DAFTAR PUSTAKA

N.S, Syaein, Bina Sejarah Kebudayaan Islam, Jakarta:Erlangga, 2009.

Abyan, Amir, Drs., Sejarah dan Kebudayaan Islam, Dijen Binbaga Islam Depag RI, Jakarta,
1990.

Yatim Badri. 2006. Sejarah peradaban Islam. Jakarta : P.T. Raja Grafindo.

Mubarok Jaih. 2004. Sejarah Peradaban Islam. Bandung : Pustaka Bani Qurasy.

https://m.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2015/11/07/82917/membangun-kembali-
peradaban-islam.html

https://kumparan.com/gina-yustiana/modernisasi-dan-pembaharuan-islam

http://bacindul.blogspot.com/2012/07/kemunduran-dunia-islam.html#ixzz2GLQpcY3f

https://dyna99roufa.wordpress.com/2012/06/29/kemunduran-kaum-muslim/

http://rowijrg.blogspot.com/2011/01/kemunduran-islam-pada-abad-pertengahan.html

Anda mungkin juga menyukai