Tentang
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10
DOSEN PENGAMPU:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Peradaban Islam Pada Periode Pertengahan” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Program Studi Sejarah Peradaban Islam di Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol Padang.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.
Dalam penulisan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Daulah Usmani............................................................................3
B. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani.............................................4
C. Kemajuan Peradaban Daulah Usmani.......................................................................7
D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani........................................13
E. Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia..........................................................14
F. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia...........................15
G. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia..............................16
H. Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia....................................18
I. Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India..........................................................19
J. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India...........................20
K. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India..............................23
L. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India........................24
BAB III PENUTUP....................................................................................................................26
A. Kesimpulan......................................................................................................................26
B. Saran................................................................................................................................. 27
C. Rekaman Diskusi............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................28
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daulah Usmani merupakan kerajaan Islam yang beribu kota di Istanbul Turki,
termasuk satu di antara tiga kerajaan besar di dunia pasca runtuhnya Daulah
Abbasiyah di Baghdad. Dua di antaranya adalah Daulah Mughal dan Daulah
Syafawi. Turki Usmani pernah berjaya, menempatkan diri sebagai kerajaan
adidaya, karena bisa menaklukan Byzantium pada tahun 1453 M. Penguasaan
terhadap Byzantium berarti sangat penting dalam pengembangan wilayah Islam
pada saat itu. Periode kekuasaan Daulah Usmani berangsung selama lebih kurang
enam abad lamanya. Kekuasaan Daulah Usmani meliputi sebagian Eropa, Afrika
dan juga Asia. Bisa dikatakan Daulah Usmani menguasai tiga benua. Daulah
Usmani mengalami masa kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Sulaiman I yaitu
pada tahun 1520 - 1566 M. Perang yang berlangsung antara Turki Usmani dengan
bangsa Eropa pada masa Sultan Sulaiman II telah melemahkan kerajaan.
Ketika Daulah Safawi berkuasa, Isfahan menjadi ibu kota yang sangat indah,
Isfahan menjadi magnet bagi pendatang dari penjuru dunia dengan berbagai latar
belakang. Karena Keindahan dan kemasyhurannya, Isfahan dijuluki dengan
sebutan kota separuh dunia. Isfahan menjadi salah satu kota terpenting dalam
sejarah peradaban Islam. Beberapa Daulah Islam sempat menjadikan kota itu
sebagai pusat pemerintahan dan pilar peradaban, seperti Timurid, Buwaih, Saljuk,
dan Syafawi. Di masa kejayaan Islam, Isfahan menjadi kota yang sangat maju
dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan bahkan perdagangan.
Daulah Mughal berkuasa di India mulai abad XVI sampai abad XIX,
berdampingan dengan tiga daulah lainnya yaitu Daulah Usmaniyah dan Daulah
Syafawiyah. Peranan Daulah Mughal sangat besar dalam perkembangan agama
Islam di India, mulai dari sastra hingga arsitektur. Banyak hal menarik dari
gemerlapnya peradaban India, karena di India merupakan tempat lahirnya
peradaban dan kebudayaan Hindu dan Budha yang sebelumnya sudah mengakar
kuat dalam kultur masyarakat India
1
B. Rumusan Masalah
Adapun fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Usmani?
2. Apa Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani?
3. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani?
4. Bagaimana Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani?
5. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia?
6. Apa Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia?
7. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia?
8. Bagaimana Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia?
9. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India?
10. Apa Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India?
11. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India?
12. Bagaimana Kemunduran Peradaban Masa Daulah Mughal di India?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Usmani
2. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani
3. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
4. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
5. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia
6. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia
7. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia
8. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia
9. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India
10. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India
11. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India
12. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di
India
2
BAB II
PEMBAHASAN
Daulah Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu Suku Kayi,
pada waktu Jengis Khan melakukan agresi di wilayah Turkistan yang didiami
suku Kayi. Merasa terancam sebagai pemimpin suku Kayi, akhirnya Sulaiman
Syah meminta perlindungan dari penguasa Transoksania bernama Jalaluddin
Mungurbiti bin Khawarizmi, namun pada akhirnya Transoksania berhasil dikuasai
oleh tentara Mongol. Sulaiman Syah memimpin anggotanya untuk pergi ke
Kurdistan dan ke Azerbaizan. Namun dalam usahanya memasuki wilayah Syam
terhalang oleh bentangan sungai yang luas, pada saat menyeberangi sungai Eufrat
datang banjir hingga terbawa arus dan akhirnya meninggal dunia. Sulaiman Syah
meninggalkan empat orang putera Sankurtakin, Togdai, Ertoghrul dan Dandan.
Pasca meninggalnya Sulaiman Syah kelompok besar keluarganya terbagi
menjadi dua. Satu kelompok menginginkan kembali ke daerah asal dan satu
kelompok lainnya melanjutkan expedisi ke wilayah Asia kecil bersama Ertoghrul
dan Dandan. Dalam perjalanan Ertoghrul putera ketiga dari Sulaiman Syah
diangkat sebagai pemimpin baru hingga akhirnya mereka menetap di Anatolia.
Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Sultan Alaudin I dari Bani Saljuk Rum
dengan kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) maka Ertoghrul dan para
pengikutnya membantu pasukan Alaudin I hingga mencapai kemenangan, atas
bantuannya ini Alaudin I sangat berterima kasih dan memberi hadiah pada
Ertoghrul dan kelompoknya berupa daerah di pegunungan Ermenia dan lembah
Saguta di sepanjang sungai Sakaria.
3
Pada tahun 1288 M Ertoghrul meninggal dunia, oleh Alaudin I diangkatlah
puteranya yang bernama Usman sebagai penggantinya.Karena kesetiaannya
Alaudin I memberinya gelar Bey pada Usman dan diberikan daerah yang lebih
luas serta dapat memakai mata uang sendiri, bahkan namanya juga disebut dalam
setiap khutbah Jum`at. Tahun 1299 M Ghazan Khan dari Mongol menyerang
Saljuk Rum tetapi serangan itu bisa digagalkan oleh Usman, tak berapa lama dari
peristiwa itu Sultan Alaudin I meninggal dunia, sementara Sultan Alaudin I tidak
memiliki putera yang pantas mengantikan kedudukannya. Peristiwa ini
dimanfaatkan oleh Usman untuk menyatakan diri sebagai Padishah Al Usmaniyah
(Raja keluarga Usman) yang juga mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dengan
demikian berdirilah kerajaan Usmani dan ibukota kerajaan Usmani pertama di
1
Qurah Hisyar (Iskisyiyar).
Dalam perjalanan panjang yang berliku, Daulah Usmani menjadi Kerajaan
Islam yang sangat dinamis dari mulai berdiri sampai akhir keruntuhannya. Jasa
besar Daulah Usmani bagi perkembangan Islam di Dunia Timur masih bisa
dirasakan sampai sekarang. Sebagian ulama awal di Indonesia merupakan tokoh
ulama yang berasal dari Daulah Usmani. Yang diutus langsung oleh para Sultan
untuk menyebarkan Islam di Indonesia.
1 Moh. Sulaiman, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hal. 35.
4
sifat teruji yang dimiliki, tentunya menjadi kebanggan bagi masyarakat dan
pengikutnya. Usman membangun tentara yang berjuang tanpa pamrih, semua atas
dasar karena Allah Swt.Para pejuang tersebut sering disebut dengan al-Ghazi yang
terdiri dari ikhwan (pesaudaraan) Tarekat Baktasyi. Khalifah Usman meninggal
dengan meninggalkan wilayah yang luas kurang lebih 16.000 km persegi. Sebagai
daulah yang baru berdiri pada masa kekuasaannya berhasil membebaskan kota
Bursadi tepi laut Marmara.
5
Murad I selalu dikelilingi oleh sejumlah komandan terbaik dan orang yang
berpengalaman dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusyawarah.
Murad I berhasil meluaskan wilayahnya di Asia kecil dan Eropa dalam waktu
bersamaan. Ia menaklukkan Adrianopel (Edirne), dan kemudian dijadikan sebagai
ibu kota kerajaan yang baru, serta membentuk pasukan berkuda (Kavaleri).
Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia, Shopia ibu
kota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Banyaknya kota-kota
yang ditaklukkan oleh Murad I dan hampir tidak terbendung, membuat bangsa
Eropa mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan meminta restu dari Paus
Urbanus V untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.
Murad I mulai menghadapi serangan Eropa pertama kali dari Raja Qurok V
dari Serbia dan dibantu raja Bosnia bermaksud menyerang Andrianopel.
Selanjutnya pasukan Murad I merayap terus menguasai Eropa Timur seperti
Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki. Selanjutnya menguasai Bulgaria, Serbia,
Sisman dan Lozan. Sultan Murad I meninggal dengan syahid dalam usia 65 tahun
pada 15 Sya’ban 791 H.Sultan Murad I mewarisi kekuasaan yang luas, lima kali
lipat kekuasaan ayahnya. Banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya dari
kepemimpinan Sultan Murad I, di antaranya:
a. Menyebarnya Islam yang semakin meluas di Wilayah Balkan, banyak
pemimpin mereka yang masuk Islam,
b. Kedaulatan Daulah Usmani semakin dihormati dan dihargai oleh bangsa
Eropa.
c. Pengaruh Daulah Usmani semakin meluas, sehingga syiar Islam semakin
berkembang.
4. Bayazid I (791-805 H/1389-1402 M)
6
Hanya dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan
Daulah Usmaniyah. Bayazid bergerak begitu cepat di antara dua Balkan dan
Anatolia. Oleh karena itu dia diberi gelar “Yaldrum” atau kilat.Bayazid sangat
besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius
mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang
menjadi penyebab terjadinya Perang Salib. Konstatinopel hampir saja bisa
dikuasai, namun Bayazid mengurungkan niatnya dari penaklukan Konstatinopel
karena munculnya bahaya baru terhadap Daulah Usmaniyah.Bahaya baru itu
adalah adanya serangan tentara Mongol dibawah pimpinan Timur Lenk. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan perselisihan antara Timur Lenk dan Bayazid,
antara lain sebagai berikut:
a. Para pemimpin di wilayah Iraq (Baghdad) yang wilayahnya ditaklukkan
oleh Timur Lenk banyak yang meminta perlindungan kepada Bayazid.
b. Kerajaan-kerajaan Kristen memprovokasi Timur Lenk untuk menyerang
dan mengalahkan Bayazid.
c. Adanya kesalahfahaman di antara kedua belah pihak sehingga saling
menghina dengan saling membakar surat.
d. Di antara keduanya, sama-sama saling berusaha untuk meluaskan wilayah
kekuasaannya.
Kekalahan dari Timur Lenk meninggalkan duka yang mendalam, namun itu
menjadi hikmah agar penerusnya melakukan introspeksi diri, sehingga buahnya
2
dapat dipetik di kemudian hari, saat penaklukan Konstantinopel.
7
yang dikaruniakan oleh Allah Swt kepadanya, Muhammad I berhasil meredam
perselisihan putra-putra Bayazid. Bisa dikatakan bahwa Muhammad I adalah
pendiri Daulah Usmani periode kedua setelah membawa bangsanya berjuang
kembali meraih kejayaannya. Dengan tekad yang kuat, Muhammad I
mempersatukan seluruh keluarga dan saudara-saudaranya, akhirnya Daulah
Usmani bangkit dan berjaya. Melampauai kejayaan yang diperoleh pendiri Daulah
Usmani pada masa sebelumnya. Daulah Usmani sebagai daulah Islamiyah diakui
kembali sebagai penguasa dunia dengan kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan. Di antara para penguasa Daulah Usmani generasi kedua yang
membawa ke puncak kejayaan adalah :
8
b. Murad II (824-855 H/1421-1451 M)
Murad II menggantikan ayahandanya Muhammad I pada usia yang
masih 18 tahun. Dia dikenal sebagai penyair dan orang yang mencintai
ulama. Prioritas utama perjuangannya adalah merangkul kembali daerah-
daerah yang terlepas dari Daulah Usmani sebelumnya, yaitu daerah Asia
Kecil, Soloniki, Albania, Falakh, dan Hongaria. Sultan Murad II membuat
istana penguasa bernuansa akademis, hal tersebut dilakukan agar kegiatan
keilmuan tetap berkembang pada zamannya. Dia mengirimkan sejumlah
uang untuk kesejahteraan penduduk Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis
sebanyak 3.500 dinar setiap tahunnya. Sultan Murad II menghembuskan
nafas terakhir pada tanggal 16 Muharram 855 H. Bertepatan dengan
tanggal 18 Februari 1451 M di Andrianopel menjelang usia 47, dan sesuai
wasiatnya kemudian dimakamkan pada hari Jum`at di samping masjid
Jami` Muradiyah di Bursa.
9
d. Bayazid II (884-918 H/1481-1512 M)
Menggantikan kedudukan ayahnya, Bayazid II penguasa yang tidak
terlalu kuat. Pada masanya terjadi perselisihan dengan saudaranya yaitu
Jem yang diikuti juga oleh pengikut Jem. Ketidakharmonisan ini sedikit
banyak berpengaruh terhadap kondisi masyarakat yang sebelumnya sangat
dinamis. Bayazid II sangat perhatian terhadap pembangunan dan sarana
umum, Takaya, Zawiyah (tempat berkhalwat para sufi). Kesejahteraan
para guru/pengajar juga sangat diperhatikan. Sultan dikenal sebagai
seorang pemimpin yang mencintai penduduk dua kota suci Makkah dan
Madinah. Pada tanggal 18 Shafar 918 H atau 25 April 1512 M Sultan
Bayazid II menyerahkan estafet kepemimpinannya kepada Sultan Salim I.
Sultan Bayazid II meninggal dalam perjalanan ke Daimutika, jenazahnya
kemudian dibawa ke Istanbul dan dikuburkan di dekat Masjid Jami` yang
dibangunnya.
10
Sulaiman I diberi gelar Al-Qanuni atau the Magnificent “pembuat
undang- undang”, karena jasanya meletakkan dasar-dasar hukum bagi
Daulah Usmani dan tentunya yang paling lama memerintah. Sulaiman Al-
Qanuni melakukan pembangunan yang fenomenal. Pembangunan Masjid
Sulaiman, 81 masjid jami’, 52 masjid kecil, 55 madrasah, 7 asrama pelajar,
5 buah takiyah (tempat memberi makan fakir miskin), 7 jembatan, 33
istana, 18 pesanggrahan, 5 museum dan 33 pemandian umum. Daulah
Usmaniyah pada saat itu telah menjadi menjadi kekuatan yang disegani di
dunia. Penaklukan yang dilakukan Sulaiman A-Qanuni menyebabkan
kesultanan menguasai kota-kota besar Islam seperti Mekah, Madinah,
Yerusalem, Damaskus, dan Baghdad. Sebagian besar di Balkan serta
3
sebagian besar Afrika Utara.
Bagaimanapun juga, pemerintahan pada masa Sulaiman Al-Qanuni
merupakan representasi puncak kejayaan politik Daulah Usmani dan
puncak keemasan pemerintahan Usmani yang menjangkau sampai tiga
benua. Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat pada tanggal 5 September 1566
M. Hari itu adalah hari yang penuh duka cita, umat Islam merasakan
kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam.
11
lembaga pendidikan yang lebih berfokus pada pendidikan ilmu-ilmu agama.
Sistem Madrasah yang lebih modern, dengan sistem yang terorganisir dan
kurikulum yang tertata rapi merupakan usaha reformasi pendidikan oleh Sultan
Mahmud II. Pada masa selanjutnya, pembaharuan tersebut membentuk sistem
tanzimat atau reorganisasi kerajaan. Wilayah pendidikan dasar juga mengalami
perubahan dan perbaikan. Di era pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, sekolah
dasar ini berkembang pesat. Perkembangan pendidikan juga dilanjutkan pada
masa Sultan Mahmud II yang mendirikan beberapa madrasah khusus. Pada masa
sultan Abdul Hamid, didirikan pula berbagai perguruan tinggi seperti Sekolah
Hukum Tinggi, Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah
Tinggi Dagang. Sekolah Tinggi Teknik. Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi
Polisi dan Universitas Istanbul. Selain itu, pada 1773, Sultan Mustafa III
mendirikan Istanbul Technical University di Istanbul.
Salah satu ilmuwan yang terkenal di era Daulah Turki Usmani adalah Ali
Kuşçu (1403-1474). Ia merupakan salah seorang ahli astronomi yang banyak
berbicara tentang gagasan planet. Ia juga memisahkan ilmu astronomi dari filsafat
dan juga matematika karena menurutnya ilmu astronomi merupakan murni ilmu
empiris dan matematika merupakan murni sains. Perkembangan ilmu astronomi
juga didukung dengan pembangunan Observatorium Istanbul Taqi al-Din. Namun
sangat disayangkan karena observatorium ini hancur pada 1580 ketika Mongol
4
menyerang Daulah Usmani.
Di bidang kedokteran dan ilmu bedah terdapat juga Şerafeddin Sabancuoglu,
la adalah penulis buku Cerrahiyyuu'l-Haniyye (Bedah Imperial), dan merupakan
orang pertama yang menulis gambar bedah dalam bentuk gambar. Meskipun
karyanya sebagian besar didasarkan pada Abu al-Qasim al-Zahrawi al-Tasrif,
Sabuncuoglu memperkenalkan banyak inovasi untuk dirinya sendiri. Ahli bedah
wanita juga dilustrasikan untuk pertama kalinya di Cerrahiyyetu'l-Haniyye.
Karyanya yang lain adalah Mücerrebname (On Attemption).
4 Yuangga Kurnia, MA., Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: Yudhistira, 2022), hal. 31.
12
D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
Mundurnya Daulah Usmani ditandai dengan kebangkitan bangsa Barat atau
Eropa, hal ini disebabkan karena lemahnya penguasa Daulah Usmani dan
lemahnya sistem pemerintahan. Pasukan Inkisyariyah juga berpengaruh terhadap
kekacauan-kekacauan yang timbul pada saat itu. Era kemunduran Daulah Usmani
dimulai pada periode Salim I, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I,
Usman II, Murad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II hingga
masa terakhir kekuasaan Abdul Hamid II. Daulah Usmani berakhir pada tahun
1909 M dan benar-benar dihapuskan pada tahun 1924 dan berganti menjadi
Republik Turki. Runtuhnya Daulah Usmani setidaknya disebabkan oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
1. Kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak para pemimpin
Daulah Usmani. Kemunduran Daulah Usmani dimulai ketika para
pemimpin dijangkiti penyakit yang menyerang bangsa-bangsa
sebelumnya. Cinta dunia, pola hidup mewah dan berfoya-foya, sikap iri
hati, saling membenci (hasud), dan banyak perilaku dzalim dari penguasa.
Banyak masyarakat yang terlena dengan gemerlap dunia namun banyak
juga yang merana dan terbelenggu dalam jurang kemiskinan. Sehingga
lambat laun, banyak yang meninggalkan nilai-nila agama dan sosial.
2. Melemahnya kekuatan Militer dan serangan dari bangsa Eropa. Sebelum
terjadinya perang dunia I yang mengakhiri Daulah Usmani. Banyak terjadi
upaya penyerangan dari Raja-raja Eropa, hal ini sudah dimulai sejak akhir
abad XVI.
3. Gerakan Oposisi Sekuler. Selain serangan dan konspirasi dari pihak luar,
Daulah Usmani juga mendapat perlawanan dari organisasi sekuler dan
nasionalis. Dalam perjuangannya, mereka banyak dibantu oleh pihak Barat
untuk mewujudkan cita-citanya. Puncaknya terjadi pada tahun 1909 M,
dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi persatuan dan kesatuan
berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan Abdul Hamid II dan
melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan, tetelah itu hanya tinggal
simbol-simbol Daulah Usmani.
13
E. Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia
Daulah Syafawi di Persia baru berdiri pada waktu Daulah Turki Usmani sudah
mencapai puncak kejayaannya. Namun pada kenyataannya, Daulah Syafawi
berkembang dengan sangat cepat. Istilah nama Syafawi ini terus dipertahankan
dariTarekat Syafawiyahsampai menjadi sebuah gerakan politik dan menjadi
daulah yang disebut Daulah Syafawi. Dalam perkembangannya, Daulah Syafawi
sering berselisih dan bersinggungan dengan Daulah Turki Usmani. Daulah
Syafawi merupakan peletak dasar berdirinya negara Iran. Salah satu negara yang
memiliki percepatan tekhnologi di dunia. Daulah Syafawi adalah menganut
madzhab tertentu dalam kegiatan keagamaannya.
Sebelum Daulah Syafawi berdiri, cikal bakal lahirnya daulah tersebut dimulai dari
sebuah gerakan Tarekat Syafawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota Azerbaijan.
Nama tarekat ini sesuai dengan nama pendirinya yaitu Safi al-Din, salah satu
keturunan Musa al-Kazim. Awal mulanya Tarekat ini bertujuan meluruskan orang-
orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang yang keluar dari
rambu-rambu syari`ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia berubah bentuk
dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang
besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.
5 Moh. Sulaiman, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hal. 69.
14
Jalan berliku dilalui oleh Juneid. Tahun 1459 Juneid mencoba merebut
Ardabil tapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi
dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam peristiwa pertempuran
tersebut. Kepemimpinan Juneid dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Haidar. Haidar
lalu menikah dengan cucu Uzun Hasan, dari pernikahannya lahirlah Ismail yang
kelak di kemudian hari menjadi pendiri Daulah Syafawi di Persia.
15
3. Khwaja Ali (w. 1429 M)
4. Ibrahim, Junaid (w. 1460 M)
5. Haidar (w. 1488 M)
6. Ali (w. 1501 M)
Sesudah menjadi Daulah Safawi, tampuk kekuasaan secara berturut-urut
dipimpin oleh:
1. Isma'il I (1501-1524 M)
2. Tahmasb I (1524-1576 M)
3. Isma'il II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
10. Tahmasb II (1722-1732 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)
16
yang pada mulanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis. Syafawiyah
juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian, terutama hasil pertanian dari
daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia dikenal sebagai bangsa yang telah
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan apabila pada masa Daulah Syafawi, tradisi
keilmuan terus berkembang dengan baik. Pada Daulah Syafawiyah muncul
ilmuwan-ilmuwan terkenal di antaranya Baha al-Din al-Syaerazi (generalis ilmu
pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsuf) dan Muhammad Baqir ibn
Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan
observasi atas kehidupan lebah). Ilmu fikih juga berkembang baik pada saat itu, di
antara tokohnya adalah Baharuddin Al-Amili, selain sebagai pakar agama, ia juga
sebagai ahli kebudayaan yang mengetahui persoalan-persoalan dari berbagai segi.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para pemimpin Daulah Syafawi telah mengubah wajah Isfahan, yang
merupakan pusat pemerintahan menjadi kota yang sangat indah. Isfahan
merupakan kota yang sangat penting bagi tujuan politik, ekonomi dan ilmu
pengetahuan. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan megah seperti masjid,
rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana
Chihil Satun. Kota Isfahan menjadi semakin indah dengan dibuatnya taman-taman
wisata terbuka. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang seni, arsitektur bangunan-bangunannya yaitu seperti yang
terlihat pada masjid Shah (1611 M) dan masjid Syekh Lutf Allah (1603 M). Unsur
seni lainnya juga terlihat pada hasil kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet,
pakaian, tembikar dan lain-lain. Seni lukis juga sudah mulai muncul pada masa ini
tepatnya pada saat Sultan Tahmaps I berkuasa. Daulah Syafawi telah memberikan
kontribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-gedung yang memiliki
nilai sejarah yang tinggi.
17
H. Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia
Setelah mangkatnya Khalifah Abbas I, Daulah Syafawi berturut-turut diperintah
oleh enam Khalifah, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M),
Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694- 1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan
Abbas III (1733-1736 M). Pada masa pemimpin-pemimpin tersebut kondisi Daulah
Syafawi tidak menunjukkan kemajuan atau berkembang, tetapi justru memperlihatkan
kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Kemunduran pertama
terjadi pada masa Safi Mirza (cucu Abbas I), karena dia seorang pemimpin yang
lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar Daulah. Satu persatu wilayah
kekuasaan Daulah Syafawi lepas ke penguasa daulah lain. Kota Qandahar diduduki
oleh Daulah Mughal yang ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara
Baghdad direbut oleh Daulah Usmani. Abbas II suka minum- minuman keras
sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang
pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya
rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah.
18
I. Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India
Perjalanan panjang untuk membentuk sebuah imperium India Muslim dimulai
dari Kesultanan Delhi. Daulah Mughal bukanlah daulah pertama di India,
sebelumnya sudah berdiri kekuasaan Islam, namun belum menemukan
kejayaannya. Jadi, Daulah Mughal bisa dikatakan sebagai penerus Kesultanan
Delhi yang sudah berdiri terlebih dahulu. Daulah Mughal dirintis oleh Zahiruddin
Muhammad Babur (1526-1530 M), ia adalah salah satu cucu dari Timur Lenk.
Ayahnya adalah Umar Mirza, yaitu penguasa Farghana. Kepemimpinan Babur
sudah diwariskan oleh ayahnya pada saat Babur masih berusia 11 tahun. Ia punya
ambisi kuat untuk menguasai Samarkand, yaitu kota terpenting di Asia Tengah
pada saat itu.
Dalam usaha pertamanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat
amunisi tambahan dari Daulah Syafawi, akhirnya Samarkand bisa dikuasai pada
tahun 1494 M. Setelah Samarkand, target berikutnya adalah Kabul (ibu kota
Afghanistan) dan setelah Kabul berhasil ditaklukkan, Babur melanjutkann
ekspansinya ke India. India dalam keadaan krisis di bawah kepemimpinan Ibrahim
Lodi. Kondisi dalam negeri diliputi kekacauan. Paman Ibrahim Lodi yang
bernama Alam Khan bersama Daulat Khan (gubernur Lahore) meminta utusan ke
Kabul dan meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi di Delhi.
Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Babur.
Pada tahun 1525 M Punjab langsung dikuasai oleh Babur. Setelah punjab
dikuasai, Babur beserta pasukannya bergerak ke Delhi. Ibrahim Lodi akhirnya
berhasil dikalahkan dan meninggal dunia beserta ribuan tentaranya dalam
pertempuran dahsyat di Panipat pada tanggal 21 April 1526 M. Babur tampil
sebagai pemenang dan kemudian menegakkan pemerintahannya di Delhi. Dengan
demikian, berdirilah Daulah Mughal di India. Daulah Mughal telah memberi
warna baru bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya identik dengan
agama Hindu. Walaupun Babur, pendiri Mughal bukanlah asli orang India, tapi
7
dia adalah peletak peradaban Islam yang baru di India.
19
J. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India
Sebagai daulah yang besar Daulah Mughal mampu membawa Islam di tengah
daratan India yang didominasi oleh masyarakat Hindu. Mughal berjaya menguasai
wilayah mayoritas berpenduduk Hindu, walaupun umat Islam adalah penduduk
minoritas. Dalam kurun kurang lebih tiga setengah abad, Daulah Mughal dipimpin
oleh beberapa Sultan, di antaranya adalah;
1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M)
Zahiruddin Muhammad Babur menjadi penguasa pertama sekaligus pendiri
Daulah Mughal. Pada masa kepemimpinannnya, seluruh kebijakan dikerahkan
digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Pada awal
kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh,
utamanya dari kalangan Hindu yang dari awal tidak suka terhadap berdirinya
Daulah Mughal. Orang-orang Hindu menggalang kekuatan gabungan, namun
Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara di sisi
lainnya. Zahiruddin Muhammad Babur menguasai wilayah yang sangat luas,
berbatasan dengan Kekaisaran Ming di timur (Tiongkok), dan Daulah Syafawiyah
di barat (Persia). Zahiruddin Muhammad Babur tutup usia pada tahun 1530 M.
2. Humayun (1530-1556 M)
Humayun melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Babur. Humayun memimpin
Mughal kurang lebih 26 tahun. Daulah Mughal dibawah kepemimpinan Humayun
bisa dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode pertama. Humayun
masih banyak mendapatkan tantangan, di antaranya dari Bahadur Syah, penguasa
Gujarat yang berusaha untuk memisahkan diri dari kekuasaan Mughal. Pada tahun
1450 M Humayun berhasil dikalahkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Humayun
melarikan diri ke Persia yang saat itu dipimpin oleh Tahmasp penguasa Daulah
Syafawi. Humayun kembali ke India setelah lima belas tahun menyusun kekuatan
di pengasingan. Daulah Mughal berhasil ditegakkan kembali di Delhi pada tahun
1555 M setelah mengalahkan kekuatan Sher Khan Syah. Pada tahun 1556 M
Humayun meninggal dunia setelah setahun sebelumnya berhasil mengembalikan
kejayaan Daulah Mughal.
20
3. Jalaluddin Muhammad Akbar (1556-1605 M)
Akbar menjadi raja terbesar Daulah Mughal di India. Dia lahir di Umarkot, Sind
pada tanggal 15 Oktober 1542. Akbar adalah Pemimpin Mughal paling
kontroversial, menggantikan kedudukan ayahnya ketika masih dalam usia 14
tahun. Pada masanya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal
sebagai Daulah Islamiyah terbesar di India. Karena usia yang masih sangat beliau,
Akbar mempercayakan urusan pemeritahan kepada Bairam Khan. Setelah
Dewasa, Akbar mengambil alih wewenang pemerintahan dari Bairam Khan yang
sudah memiliki pengaruh kuat di Mughal. Keberhasilan pemerintah yang lebih
bercorak militeristik menjadikan Mughal menjadi sebuah Daulah yang sangat
besar. Kabul dan Kandahar sebagai dua gerbang kota India berhasil dikuasai oleh
pemerintah Mughal. Kebijakan Akbar mempersatukan berbagai etnis untuk
membangun Daulahnya membuahkan peradaban yang lebih maju di India. Akbar
meninggal dunia di Agra pada tanggal 16 Oktober tahun 1605 M.
4. Nuruddin Muhamad Salim/Jahangir (1605-1627 M)
Nuruddin Muhamad Salim lebih dikenal dengan sebutan Jahangir lahir pada
tanggal 31 Agustus 1569, di Fatehpur Sikri dan naik tahta delapan hari setelah
meninggalnya Sultan Akbar. Jahangir berkuasa selama 22 tahun. Dengan
didukung oleh kekuatan militer yang besar kepemimpinan Jihangir menjadi lebih
kuat. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan,
sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa
kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar
(1613 M) dan Kangra (1615 M). Jahangir meninggal dalam perjalanan dari
Kashmir ke Lahore, dekat Sarai Saadabad di Bhimber pada tahun 1627.
Jenazahnya dibawa ke Lahore dan dimakamkan di Shahdara Bagh.
5. Shah Jihan (1628-1658 M)
Shah Jihan lahir 5 Januari 1592, merupakan raja ke-5 Daulah Mughal di India.
Tatkala masih kanak-kanak, ia bernama Khurram. Nama Shah Jihan dikenang di atas
kemegahan bangunan-bangunan yang didirikan tatkala menjadi raja. Taj Mahal dan
Masjid Jama adalah dua bangunan megah yang diwariskan kepada dunia. Kini, buku-
buku sejarah kekhalifahan Islam mencatat namanya sebagai penguasa yang
21
berjasa pada peradaban manusia. Di masa kekuasaan Shah Jihan, Daulah Mughal
mencapai puncak kejayaannya. Ia dikenal tegas dalam menindak pembesar
kerajaan yang tidak jujur. Shah Jehan meninggal dunia 2 Januari 1666 M pada
umur 74 tahun, setelah menderita sakit keras.
6. Aurangzeb (1658-1707 M)
Aurangzeb naik tahta dengan menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal
sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. pada
periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan
dan sebagai negeri Islam. Pada masa pemerintahannya, Aurangzeb berhasil
menaklukan sebagian besar India selatan, membuat Mughal mencapai wilayah
terluasnya. Meskipun mayoritas rakyatnya tidak beragama Islam, namun Aurangzeb
mampu mempertahankan keutuhan wilayah kerajaannya yang meliputi seluruh anak
benua India. Aurangzeb meninggal pada 1707 M dalam usia 88 tahun.
7. Bahadur Shah (1707-1712 M)
Para pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak
mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Para pemimpin sesudah
Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal. Bahadur
Shah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi
perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar memenangkan persaingan
tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai Sultan Mughal oleh Jenderal Zulfiqar
Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur.
8
Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri.
8. Jehandar (1712-1713 M)
Jehandar menjadi pemimpin yang paling singkat dalam periodesasi
kepemimpinan Mughal. Nama lengkapnya adalah Murza Mu`izzuddin Muhammad
Khan. Pada masa pemerintahan Syah Alam Daulah Mughal diserang oleh pasukan
Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari
serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam
22
tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II (1806
1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada East India Company
(EIC) untuk mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan
oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus
menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal
masuknya pengaruh Inggris di India.
9. Bahadur Syah (1837-1858 M).
Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang
telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah
dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari
istana pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan
Islam Mughal di India. Sejak saat itu umat Islam dihadapkan pada perjuangan
untuk mempertahankan eksistensinya di bawah kekuasaan Inggrisdan di tengah
mayoritas umat Hindu India.
23
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk
menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani
dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga
terikat terhadapnya. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai
berkembang.
3. Bidang Agama
Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam,
seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat
dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah,
oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan
budaya Islam India yang dikembangkan oleh Daulah Mughal.
4. Bidang Seni dan Budaya
Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung
pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana.
Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal
dan pemimpinnya. Daulah Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj
mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh
Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Taman-
taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia
9
Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
24
kemunduran Daulah Mughal disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:
1. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang
mengakibatkan pemborosan dalam keuangan.
3. Pendekatan yang dilakukan oleh Aurangzeb terlalu kasar terhadap toleransi
umat beragama, sehingga konflik antar umat beragama sangat sulit diatasi oleh
sultan-sultan sesudahnya.
4. Semua generasi penerus Daulah Mughal pada periode terakhir adalah orang-
orang yang lemah dalam kepemimpinan.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdirinya Daulah Usmani merupakan kelanjutan dari Daulah Abbasiyah.
Daulah Usmani mampu melanjutkan estafet kepemimpinan berikutnya sebagai
Daulah yang berjaya di Asia dan Eropa. Pada masa itu, Puncak kejayaan Islam
berhasil mencapat puncak tertinggi dengan menggabungkan kekuasaan tiga benua,
yaitu benua Asia, Afrika dan Eropa. Daulah Usmani telah menunjukkan diri
sebagai salah satu pilar penyangga kekuatan Islam. Penaklukan Konstantinopel
yang menjadi simbol kekuatan Eropa berhasil diambil alih oleh Sultan
Muhammad Al Fatih sehingga kemudian menjadi simbol kebesaran dan kekuatan
Daulah Usmani. Daulah Usmani mulai melemah karena ketidakmampuan para
penguasa dalam menjalankan roda pemerintahan.
Sebelum Daulah Safawi berdiri, cikal bakal lahirnya daulah tersebut dimulai
dari sebuah gerakan Tarekat Safawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota
Azerbaijan. Nama tarekat ini sesuai dengan nama pendirinya yaitu Safi al-Din,
salah satu keturunan Musa al-Kazim. Setelah mangkatnya Khalifah Abbas I,
Daulah Syafawi berturut-turut diperintah oleh enam khalifah, yaitu Safi Mirza,
Abbas II, Sulaiman, Husein, Tahmasp II dan Abbas III. Pada masa pemimpin-
pemimpin tersebut kondisi Daulah Syafawi tidak menunjukkan kemajuan atau
berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa
kepada kehancuran.
Daulah Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi
sebagai ibu kotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Daulah Mughal di India
didirikan oleh pendatang dari Asia Tengah, bernama Zahiruddin Muhammad
Babur (1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol,
keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia
Tengah pada abad ke 15. Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan
Akbar (1556-1605 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jahangir (1605-1628 M),
Shah Jihan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan
kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.
26
B. Saran
Dengan penulisan ini diharapkan kita semua dapat memahami keterampilan
dalam membaca sumber ilmiah. Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah
menyadaribahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam hasil makalah
yang telah dibuat. Dan masih terdapat kekurangan dalam materi serta sumber
rujukan pada makalah, sehingga kami sangat berharap kritik dan juga saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dimasa yang akan datang.
Untuk itu pemakalah memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian
materi ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
bagi penulis sendiri.
C. Rekaman Diskusi
1. Pertanyaan dan Jawaban
27
dampaknya pada masa kini lebih kompleks dan dapat dilihat dalam dinamika
geopolitik dan sejarah wilayah tersebut.
3. Jelaskan strategi daulah Usmani agar dapat mencapai masa keemasannya?
(Nur Asiyah Nasution, NIM: 2312020041)
Jawaban: Daulah Usmani merujuk pada Kekhalifahan Utsmaniyah. Strategi
mereka untuk mencapai masa keemasan melibatkan kombinasi kebijakan politik,
militer, dan ekonomi. Mereka memperluas wilayah melalui penaklukan, menjalin
aliansi yang strategis, mengadopsi sistem pemerintahan yang efisien, dan
mengembangkan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan. Selain itu,
toleransi agama juga menjadi bagian penting dalam mempertahankan kestabilan di
wilayah yang beragam.
4. Apakah ada konflik antara pendeta kepada Al-Fatih yang menggantikan gereja
ke mesjid?
(Rahmi Ayunda Simanjuntak, NIM: 2312020052)
Jawaban: Peralihan ini tentu saja menghadapi reaksi dan perasaan beragam dari
komunitas Kristen. Beberapa pendeta mungkin telah menentang perubahan
tersebut, sementara yang lain mungkin mencoba beradaptasi dengan situasi baru.
Namun, Tidak ada catatan yang sangat rinci mengenai konflik individu atau reaksi
spesifik dari para pendeta. Peralihan Hagia Sophia dari gereja menjadi masjid juga
merupakan bagian dari perubahan besar setelah penaklukan Konstantinopel, dan
situasinya kompleks dengan perubahan politik dan agama yang signifikan.
2. Penambah Jawaban
1. Rahma Alya Vifyana, NIM: 2312020058.
2. Nurhafiza, NIM: 2312020037.
3. Rahma Alif Habibah Ramonda, NIM: 2312020049.
28
DAFTAR PUSTAKA
Sulaiman, Moh. 2020. Sejarah Kebudayaan Islam MA. Jakarta: Direktorat KSKK
Madrasah.
Syauqi, Abrari. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Kurnia, Yuangga. 2022. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Cet. II. Jakarta: Yudhistira.
Edyar, Busman, Ilda Hayati. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka
Asatruss.
Karim, M. Abdul. 2011. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Cet. III.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.
29
MAKALAH
PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
Tentang
KELOMPOK: 11
WIDYA RAMADHONA 2312020039
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Zainal,M.Ag
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat-Nya dan penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Dan shalawat beserta
salam kami hadiahkan kepa Nabi Muhammad SAW yang telah membrikan
kesejahteraan pada umatnya.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kedua Orang Tua kami bapak
Dr. Zainal,M.Ag sebagai dosen pengampu mata kuliah Pancasila, teman- teman
kelompok 12 dan tentunya kepada penulis karya ilmiah yang kami jadikan
referensi makalah ini, yang telah membantu terselesaikannya makalah ini
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Invasi dan Kolonialisasi Bangsa-bangsa (Afrika dan Asia)....................2
B. Kemerdekaan Negara-negara Islam Modern (Al- Jazair dan Libya). . .3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenjangan antara peradaban Barat dan Islam menjadi semakin lebar
karena kemandekan yang parah di sisi Islam dan kebangkitan yang luar biasa di
sisi Barat pada penghujung abad pertengahan Islam. Dominasi Barat atas hampir
seluruh dunia lalu berkembang menjadi imperialisme dan kolonialisme yang
menjadi tema penting sejarah dunia untuk waktu yang cukup lama. Kolonialisme
Barat atas Dunia Islam ditakdirkan untuk memberi pengaruh yang sangat besar;
sedemikian rupa sehingga pengaruhnya masih menjadi sebuah faktor penting
dalam dinamika sejarah umat Islam hingga saat ini.
Libya sendiri merupakan negara di pusat bagian utara Afrika. Di sebelah
utara dibatasi oleh laut, di timur oleh Mesir dan Sudan, di selatan Chad dan
Nigeria, sedang dibagian barat oleh Aljazair dan Tunisia. Oleh karena lokasinya
yang strategis, Libya di masa lalu selalu menjadi sasaran para penakluk. Bangsa-
bangsa yang pernah menduduki sepanjang pantai laut tengah di antaranya :
Polinesia, Yunani, Romawi, dan Italia. Italia adalah penyerbu terakhir yang datang
pada tahun 1911.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan invansi ?
2. Apa yang dimaksud dengan kolonialisasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan aljazair ?
4. Apa yang dimaksud dengan libya ?
C. Tujuan
1. Memahami apa itu invansi
2. Menjelaskan makna kolonialisasi
3. Dapat mengetahui aljazair
4. Dapat mengetahui masa libya
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
(Mediterrania). Barulah dari sana dilanjutkan kembali dengan pelayaran menuju
berbagai pelabuhan di Eropa. Faktor penting lain yang
2
juga mesti dipertimbangkan adalah perkembangan teknologi maritim yang sangat
pesat di kalangan bangsa-bangsa Eropa.
Kedua faktor tersebut (penemuan jalur maritim baru dan teknologi yang
lebih maju) memberi keuntungan kompetitif yang sangat besar bagi bangsabangsa
Eropa. Dalam realitas baru tersebut muncullah kekuatan-kekuatan maritim baru di
Eropa, yang kemudian menjadi negara-negara imperialis dan kolonialis terbesar
dalam beberapa abad kemudian. Negara- negara yang paling besar dalam kaitan
ini adalah Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, dan Inggris. Sedikit agak
2
belakangan Jerman, Italia, dan Rusia juga menjadi kekuatan yang besar.
4
b. Geografi dan Struktur Masyarakat Aljazair
Aljazair adalah salah satu bagian dari kawasan Afrika Utara. Aljazair
sering disebut juga dengan Maghrib atau Berber. Negara Maghribi atau Maghrib
merupakan sebutan bagi negara-negara yang berada dibagian utara benua Afrika,
para pedaganglah yang pertama kali menyebut nama Maghrib. Maghrib meliputi
bagian barat jika dilihat dari Jazirah Arab termasuk Libya, Tunisia, Aljazair,
Maroko, Mauritania dan Sahara Barat. Maghrib terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Maghrib al-Adnan yang artinya (Nearest Maghrib atau Maghrib Dekat),
daerah yang terletak dibagian Afrika Utara. Istilah ini pertama kali
diperkenalkan pada masa Dinasti Umayyah. Saat ini lebih dikenal dengan
Negara Tunisia dan Libya.
2. Maghrib al-Aust yang artinya Barat Tengah hanya ada satu negara bagian
yaituAljazair
3. Maghrib al-Aqsa yang artinya Barat jauh negaranya meliputi Maroko,
Mauritania dan Sahara Barat
5
Setelah itu kekuasaannya berpindah ke bangsa Romawi. 17 Bangsa
Romawi berkuasa 146-439 SM yang dipimpin oleh pasukan orang-orang Kristen,
sehingga banyak penduduk Berber yang menganut ajaran Kristen pada saat itu
para penguasanya memiliki ajaran yang sama. Kekuasaanpun jatuh ke tangan suku
Vandal setelah peperangan terjadi. Akhirnya pada tahun 439-534 M, Aljazair
dikuasai oleh suku Vandals dan Byzantium pada tahun 534-647 M. Peralihan
kekuasaan terjadi, sehingga sampai kepada masa kekuasaan Islam datang dan
mulai menguasai kawasan Afrika Utara.
6
berkuasa selama empat abad. Aljazair tumbuh pada masa penaklukan Turki,
otonomi administratif yang diperluas dari Istanbul dan di integrasi kaum penguasa
Turki dengan kepemimpinan Berber dan Arab lokal.
Kemajuan ekonomi dalam bidang pajak dan militer yang sangat ditakuti
perdagangan memiliki peran sangat penting dalam hubungan antara Timur dan
BaratSemua itu membuat kawasan yang berada dibawah kendali Utsmani
mengalami kestabilan dalam bidang perekonomian dan tingkat keamanan yang
sangat tinggi Aljazair memiliki sumber daya alam yang sangat banyak seperti
Minyak Zaitun, buah-buahan dan memiliki hasil laut yang sangat melimpah. Inilah
yang membuat Aljazair dalam bidang ekonomi mengalami kemajuan dan
penduduknyapun saat itu menjadi makmur.
7
Ajaran agama Islam yang melekat di Aljazair merupakan salah satu
pengaruh yang diberikan Utsmani terhadap Aljazair. Sehingga suku-suku yang
3
dominanya Berber mereka semua ikut masuk agama Islam.
2. Libya
8
2. rasa nasionalisme tidak sekuat ikatan primodial yang berkembang nyaris di
semua tempat, membawa dampak konflik antara pemerintahan pusat dan
daerah.
3. pewaris kerajaan secara kuantitatif dirasa sangat kurang. Melihat gelembung
tiga persoalan tersebut kian membesar Idris merencanakan suksesi
kepemimpinan dengan menyerahka, kekuasaan kepada saudaranya berusia
enam puluh tahun, sayang sebelum terlaksana
4
Esposito,john L. 1990. Islam dan Politik, Terj. Joesoef Sou’yh. Jakarta: bulan bintang
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Invansi dan kolonialisasi bangsa bangsa Eropa ke kawasan dunia Islam
(Afrika dan Asia). Invansi hal itu digambarkan oleh ekspansi imperialisasi kekuatan
kekuatan Barat di Asia dan Afrika antara abad ke 16 dan ke 19 Yang mengarah pada
sejumlah peperangan, invasi dan Kolonisasi Asia Tenggara dan Afrika. Kolonialisasi
modern berawal pada awal abad ke 16. Faktor Pendorong yang paling utama adalah
penemuan jalur pelayaran baru oleh bangsa bangsa Eropa. Dua yang paling penting
adalah jalur yang mengelilingi pantai Selatan benua Afrika yang ditemukan pada
1488 Dan kemudian penemuan Amerika pada 1492.
Kemerdekaan negara negara Islam modern aljazait dan libya Pada awal masa
Islamisasi di Aljazair yang mengenal Islam lebih dulu hanya para kaum Elit dan
berkembang atas peranan para maraboutisme. Geografi dan struktur masyarakat
Aljazair adalah salah satu bagian dari kawasan Afrika utara. Aljazair sering disebut
juga dengan Maghrib atau berber. Bahasa Aljazair sebelum dikuasai oleh Turki
Usmani memiliki sejarah panjang karena banyak dikuasai berbagai suku dan bangsa
bangsa asing, sehingga membuat Aljazair pernah tidak memiliki pemerintahan
10
pusat dan identitas teritorial namun setelah dikuasai berbagai 15 bangsa, Aljazair
mengalami perubahan dalam struktur sosial nya.
Gambaran singkat Libya pra revolusi Merdeka pada tahun 1951 Disebut,
bentuk negara Libya adalah federasi yang bercirikan monarki; Kepala negara
dipimpin oleh seorang raja. Perkembangan politik Libiya selepas kemerdekaan
tahun 1951 Banyak diwarnai oleh faktor faktor Kesejarahan.
B. Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini semakin menambah pemahaman
bagi pembaca dan pemakalah.
DAFTAR PUSTAKA
11
Pertanyaan saat diskusi :
1.Khairunnisa (2312020053)
Bagaimana pengaruh penjajahan bangsa barat terhadapt umat islam dalam
dunia pendidikan?
12
MAKALAH
PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
Tentang
PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
(INDONESIA, MALAYSIA, DAN BRUNAI)
Dan
PERADABAN ISLAM PADA KAWASAN MINORITAS MUSLIM DI
DUNIA (THAILAND, PHILIFINA, AS DAN INGGRIS)
DISUSUN OLEH:
RAHMA ALIF HABIBAH RAMONDA (2312020049)
RAHMA ALYA VIFYANA (2312020058)
DHEA RIZOLA (2312020066)
DOSEN PENGAMPU:
Dr. ZAINAL.M.Ag
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Peradaban Islam
di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, dan Brunai)” dan “Peradaban Islam Pada Kawasan
Minoritas Muslim di Dunia (Thailand, Philifina, AS, dan Inggris)”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pengantar Studi Sejarah
Peradaban Islam di Universitas Islam Negri Imam Bonjol.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen kami yang telah
memberikan tugas dan arahan kepada kami, tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak..
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari segi penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami meminta maaf dan ingin menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Pemakalah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..........................................ii
BAB I……………………..………………………………………………………………………1
A. Latar Belakang………………………………………………………………….……….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….…………..2
BAB II……………………………………………………...……………………………………..3
A. Kesimpulan………………………………………………………………….………….3
B. Saran……………………………………………………………………….…………...3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….………………..4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk muslim terbesar di dunia. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain itu,
Minoritas Muslim dapat ditemukan di Thailand, Filipina, Amerika Serikat dan inggris. Secara
geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan menarik bagi perkembangan
agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama agama besar pernah singgah dan
mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam. Bisa dikatakan
bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia Tenggara.
Islamisasi itu lebih intens dan luas sejak akhir abad ke -12 ketika para guru dari berbagai
tempat di Jazirah Arab mengembara meskipun terjadi beberapa teori tentang kedatangan islam di
Asia Tenggara, bahwa pedagang muslim dari kawasan Jazirah arab telah hadir di beberapa
tempat di Nusantara, sejak abad ke -7 tetapi tidak ada bukti yang memadai bahwa mereka
memusatkan diri dalam menyebarkan islam. Perkembangan dan beradaban islam sangat
dipengaruhi oleh struktur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat.
Salah satu rintangan yang paling serius dalam mengembangkan pemahaman tentang Islam
di Asia Tenggara adalah adanya suatu fakta bahwa topik kajian tentang Islam Asia Tenggara
telah lama sekali terpinggirkan dalam lapangan studi Islam. Hal tersebut disebabkan dalam studi
Islam para sarjanan Barat dan Timur Tengah memiliki kecenderungan yang menempatkan Asia
Tenggara di pinggiran dalam arus intelektual di dunia Islam. Berbagai tulisan tentang sejarah dan
peradaban Islam tapi Islam di Asia Tenggara hanya dibahas sekilas atau bahkan tidak sama
sekali. Padahal kenyataannya, Asia Tenggara memiliki hampir 200 juta muslim, para pengamat
bahkan sebagian intelektual belum terbiasa mengidentifikasikan Islam Asia Tenggara dengan
Islam di Timur Tengah dan menganggap Asia Tenggara secara intelektual dan institusional
sebagai pengembangan Islam dari Timur Tengah.
Perkembangan dan peradaban islam sangat di pengaryhi oleh struktur kebudayaan yang
dianut oleh masyarakat. Kuatnya unsur kebudayaan dan bahasa yang terpatri dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat mempengaruhi perimaan dan pelaksanaan kegiatan keagamaan, melihat
fenomena diatas, tentang masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara. Kemajuan
perdaban islam tampaknya diperlukan, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat
kembali sejarah perkembangan islam sehingga mampu survive di tengah masyarakat. Dan
sebagai langkah awal untuk menemukan kembali semangat ini, tampaknya dapat dilakukan
dengan mencoba melihat kilasan historical islam khususnya dalam makalah ini penulis hanya
mengangkat kilasan pada proses masuk dan berkembangnya islam di Asia Tenggara.
B. Rumusan Masalah.
C. Tujuan Penulisan.
PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam di Asia Tenggara.
Masuknya agama Islam ke wilayah Asia Tenggara mempunyai keistimewaan yaitu dengan
jalan damai, berangsur, dan diterima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak sekaligus,
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang dan para sufi secara
damai, terbuka tanpa pemaksaan sehingga Islam mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di Negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya
didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab,
India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan. Pada abad ke- 5 sebelum masehi,
Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang. Kondisi ini yang
dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar
pesisir.
Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam demikian
kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan ini, terbukti bahwa proses masuknya
Islam di Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di wilayah lainnya yang di
sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki.
a.Saluran Perdagangan
Sejak abad ke-1 kawasan laut Asia Tenggara khususnya selat malaka, telah memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional karena
posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Barat.
Kesibukan lalu lintas perdagangan kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke-16 itu
membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan di negeri-negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.
Pengaruh inilah yang menjadikan adanya perubahan sistem kehidupan di Asia Tenggara
yang sebelumnya di masa Kerajaan Berjaya, kepercayaan yang dominan dikalangan masyarakat
adalah dinamisme. Dengan adanya pengaruh pedagang Islam banyak kemudian masyarakat
beralih menganut monotheisme.
Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarah peradaban Islam di
Asia Tenggara adalah Samudera Pasai Kerajaan ini sampai sekarang dipercayai sebagai kerajaan
Islam tertua dan pertama yang ada di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang berpusat di Aceh,
dipimpin seorang raja Muslim yang bernama Sultan Malikus Shaleh.
b. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi para pedagang Muslim memiliki status soial yang lebih baik daripada
kebanyakan pribumi sehingga berpengaruh terhadap puteri-puteri bangsawan tertarik menjadi
isteri saudagar-saudagar tersebut, sebelum melakukan pernikahan para calon isteri saudagar
tersebut diislamkan terlebih dahulu, setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka
semakin luas, terbentuklah kampung-kampung, daerah-daerah juga. Kerajaan-kerajaan Muslim.
Dalam penyebaran agama Islam jalur perkawinan lebih menguntungkan karena apabila
saudagar Muslim menikah dengan anak bangsawan, anak raja atau anak adipati turut
mempercepat Islamisasi. Demikian yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan
Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa
yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
c. Saluran Tasawuf
Menurut seorang ahli sejarah Australia H. John menyatakan bahwa proses Islamisasi di
Asia Tenggara dipengaruhi ajaran Tasawuf dan amalannya serta adanya dakwah cerdas yang
dilakukan oleh para Sufi yang datang bersama dengan pedagang Muslim. Pengajar Tasawuf atau
para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat terutama di Indonesia, seperti contoh: mereka mahir dalam soal kepercayaan/
mantra/ magic dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan, dengan Tasawuf, Islam yang
diajarkan kepada penduduk mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut Hindu sehingga agama Islam mudah diterima dan dimengerti. Diantara
ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia seperti Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa,
ajaran mistik ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke- 20 M ini.
d. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama melalui pendidikan di
sekolah maupun pesantren. Di pesantren atau pondok calon guru,calon kiai atau ulama
mendapatkan pendidikan agama, setelah keluar mereka kembali ke kampong masing-masing
untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu untuk mengajarkan Islam. Misalnya: pesantren yang
didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini
banyak diundang ke Maluku untuk berdakwah.
e. Saluran Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan
Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang, Beliau tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi Beliau meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi cerita tersebut disisipkan ajaran-ajaran juga nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian lainnya juga bisa dipakai sebagai alat Islamisasi. Seperti seni ukir, seni bangunan,
sastra (hikayat, babad, dan lain sebagainya).
f. Saluran Politik.
Kebanyakan penduduk masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu wilayah. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis dapat menarik penduduk kerajaan bukan Islam masuk memeluk
agama Islam. Terdapat 3 teori yang diharapkan dapat membantu memperjelas tentang masuknya
Islam di Asia Tenggara yang sebenarnya antara lain:
1. Menekankan peran kaum pedagang yang ada di wilayah Asia Tenggara kemudian
melakukan asimilasi dengan jalan menikah, kelompok pertama yang memeluk
agama Islam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu lintas
Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang Hindu
dari Jawa.
2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan
para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan
politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum
pedagang dan memasuki wilayah perkampungan pedalaman. Mereka mampu
mengkomunikasikan visi agama yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan demikian bahwa masuknya Islam
ke Asia Tenggara tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3. Lebih menekankan pada makna Islam bagi masyarakat umum dari pada kalangan
elit pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ideologis, bagi
kebijakan individual, bagi kaum tani dan komunitas pedagang. Tidak ada proses
tunggal dalam penyebran Islam di Asia Tenggara. Namun para pedagang kaum
sufi pengembara, pengaruh para murid yang telah belajar agama dan penyebaran
1
di berbagai sekolah merupakan faktor penting dalam penyebaran agama Islam.
1
. Moeflich Hasbullah (ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam, hlm. 249.
Masuknya Islam di Asia Tenggara sejak abad pertama, kawasan laut Asia
Tenggara,Khususnya selat malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
perdagangan Intenasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China sejalan pula
dengan berkembangnya kekuasaan besar yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907
M),Sriwijaya (abad ke-7 sampai 14) dan Dinasti Umayyah (660-749 M).
Mulai abad ke-7 orang Muslim Persia dan Arab berdagang sampai ke negeri China pada
pemerintahan Tai Tsung (627-650 M) kaisar kedua dari Dinasti Tang. Muslim pertama bernama
Sa’ad bin Abi Waqqas adalah seorang Mubaligh juga sahabat Nabi Muhammad SAW.. la
mendirikan Masjid bernama wa zhin zi yang artinya masjid kenangan nabi di Canto, sampai
sekarang Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka yang
langsung dibawa oleh sahabat Nabi. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan
dengan pemberitaan 1-Cing seorang musafir Budha yang mengadakan perjalanan dengan
berlayar menggunakan kapal dengan sebutan kapal Po-Sse menuju arah selatan ke Bhoga (di
daerah Palembang di Sumatera Selatan). Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai
masuknya Islam ke Indonesia:
1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (684
M).datang seorang Pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari
Sumatera Utara, jadi Islam pertama kali ke Indonesia ada di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Saat itu
datang utusan raja Arab Ta Cheh (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling
(Kaling/Kalingga)
Untuk membuktikan Keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
1. Menurut Drs. Junied Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M
karena di Barus Tapanuli, terdapat sebuah makam yang bertuliskan Haa Miim..
2. Pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan mengadakan seminar yang mengambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/ abad ke-7 M langsung dari
Arab, daerah Pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera.
Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra mengatakan:
“Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara pada abad
pertama,Tetapi setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu, proses
islamisasi nampaknya mengalami perkembangan antara abad ke-12 dan ke-16.
Hal menarik yang patut diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi wilayah
Nusantara adalah dengan apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra “bahwa yang mula-mula
masuk Islam adalah para penguasa”. Dalam kaitan ini, sosiolog Muslim bernama Ibn Khaldun
menyatakan “al-nasu ‘ala al-dini mulukihim”. Yang artinya dengan mengislamkan penguasa,
berarti dengan sendirinya akan memudahkan pengislaman penduduk atau rakyatnya.bahkan
dengan sendirinya rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Pemimpin memiliki
peran besar dalam membentuk perkembangan masyarakat hingga masalah agamapun cenderung
mengikuti Pemimpinnya. Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia.
Namun demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana. Indonesia
adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara, maka teori ini
menjadi relevan untuk kontek kedatangan Islam di Asia Tenggara.
Pemikiran dalam berbagai aspek ajaran Islam, seperti filsafat, tasawuf, dan lainnya itu
berada dalam proses perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pada masa kekuasaan Kerajaan
Malaka bahwa Islamisasi Asia Tenggara mendapatkan dorongan baru, daerah baru di Surnatera
yang kemudian masuk kedalam kekuasaan Malaka setelah Aru, Petir, Lambri antara lain. Ampar,
Indra Giri, Siak, Jambi, Bengkalis, Riau dan Lingga juga telah masuk Islam. Di semenanjung
Malaya, seperti Pahang, Pattani, Kedah, Johor juga menerima Islam. Dari Malaka Islamisasi
masuk ke pesisir Pulau Jawa, di tahun 1478 kerajaan Majapahit dikalahkan kerajaan Islam yang
dipimpin oleh Raja Demak. Para penyebar agama Islam yang berasal dari Demak kemudian
mengislamkan warga Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Maluku menjadi wilayah Islam pada
tahun 1498. Pulau Mindano diislamkan lebih awal pada tahun 1460, pada akhir abad ke-15
Brunai telah masuk Islam. Dari Sulu dan Mindano Islam menyebar ke wilayah Utara Filipina,
berdirilah Kerajaan Islam di sana. Bahkan Manila berada dibawah kekuasaan Islam, yang
kemudian dihancurkan oleh Spanyol tahun 1570. Kesultanan Brunai juga mengislamkan wilayah
yang berada dalam kekuasaannya. Sedangkan Makasar menerima Islam pada tahun 1603,
kemudian mengislamkan Bugis, Sumbawa, Lombok. Setelah Bugis menerima Islam kemudian
menyebar ke Flores, seluruh Jawa bertahap menerima Islam kecuali Bali yang masih bertahan
sebagai kerajaan Hindu.
Menurut pendapat Azmi Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke7 M.
Pedagang Arab Islam sudah sampai ke pulau Melayu, tentu juga singgah di pelabuhan dagang
Malaysia. Sejalan dengan pendapat tersebut Abdullah dkk. Menegaskan: Para pedagang ini
singgah di pelabuhan Sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara
menanti perubahan angin Mosun, ada di antara mereka yang singgah di pelabuhan Tanah Melayu
seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Islam telah tiba
di Tanah Melayu pada abad ke- 7M. Dikemukakan oleh Fatimi, bahwa Islan datang pertama kali
di sekitar abad ke-8 H (14 M). Ia berpegang pada penemuan Batu Bersurat di Trengganu tahun
702H (1303M). Batu Bersurat itu ditulis dengan huruf Arab. Pada sebuah sisinya, memuat
pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada
keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah, Sisi lainnya memuat daftar singkat mengenai 10 aturan
dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
Menurut pendapat Majul bahwa Islam tiba di Malaysia sekitar abad ke-15 dan ke-16 Kedua
pendapat ini, baik Fatimi maupun Majul, juga tidak dapat diterima karena ada bukti yang lebih
kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah tiba pada abad ke-3 H (10 M). Pendapat terakhir ini
didasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Inggris, Kedah pada tahun 1965. Pada batu
nisan itu tertulis nama Syeikh Abd alQadir ibn Husayn Syah yang meninggal pada tahun 291 H
(940 M). Menurut sejarawan, Syeik Abd al-Qadir adalah seorang da’i keturunan Persia.
Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar abad
ke-3 H (10M). Baik Fatimi maupun Majul agaknya tidak mengetahui tentang penemuan batu
nisan di Tanjung Kedah ini dan tulisan tentangnya di majalah Mastika, karena tulisan tersebut
baru diterbitkan tahun 1965, sedangkan penelitian mereka masing-masing dihasilkan tahun 1963
dan 1964. Terjadi perbedaan pendapat untuk mempelajari peradaban Islam di wilayah ini karena
keragaman dan keluasan wilayah, di mana pada kenyataannya tidak setiap wilayah atau masing-
masing bagian dari wilayah itu sama-sama bisa diketahui dengan baik, sehingga menimbulkan
anakronisme yang tidak akurat.Sumber-sumber spekulasi lainnya adalah menyangkut cara dan
situasi di mana islamisasi di Semenanjung Melayu ini terjadi. Mengenai asal-usul penyebaran,
perdebatan akademis berpusat di Arabia dan India. Sebagaimana diketahui secara umum,
sebelum Islam datang ke Tanah Melayu, orang-orang Melayu adalah penganut animisme,
hinduisme dan budhisme. Namun demikian, sejak kedatangannya, Islam secara berangsur-angsur
mulai diyakini dan diterima sebagai agama baru oleh masyarakat Melayu Nusantara.
Identifikasi Melayu dan Islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat kepemimpinan
politik Melayu tradisional (kesultanan), yang dipimpin oleh sultan. “Sultan” adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut penguasa Muslim. Istilah ini berasal dari bahasa Arab dan
melambangkan kekuasaan Islam di negeri itu. Kitab Undang-Undang Malaka bahkan menyebut
sultan Malaka sebagai “Khalifah al-mu’minin, zill Allah fi al-alam” yang berarti Pemimpinnya
orang-orang beriman, bayang-bayang Allah di muka bumi. Ini mengandung makna bahwa sultan
bertanggung jawab langsung kepada Tuhan untuk memelihara dan mengembangkan agama
Islam. Karena itu, para sultan tidak hanya punya peranan vital dalam kepemimpinannya sebagai
institusi politik Muslim, dan pembentukan serta pengembangan institusi-institusi Muslim seperti
pendidikan dan peradilan agama,tetapi juga terlibat langsung dalam berbagai aktivitas
keagamaan dan kajian-kajian keislaman sehingga Islam terasa begitu mewarnai kebudayaan
Melayu.
Pemerintah Singapura memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi
kepercayaan penduduknya, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) diberikan tanggung jawab
unutk mengatur administrasi hukum Islam di Singapura, seperti mengumpulkan zakat,
pengaturan ibadah haji, organisasi agama. MUIS juga berwenang mengeluarkan fatwa,
pengelolaan seluruh masjid yang ada di Singapura serta berusaha menciptakan warga muslim
Singapura lebih baik dibidang pendidikan agar nanti mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan Singapura yang merupakan kepentingan bersama.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan Negara Islam semakin berkembang
lahirlah ulama-ulama Islam sebagai pemimpin, sistem pendidikan Islam dirancang.
Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran, ibadah haji diselenggarakan. Sejumlah
karya dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah bermunculan serta tokoh-tokoh ulama
intelektual mempunyai jaringan keilmuan yang luas baik di dalam maupun di luar negeri
2
sehingga dapat menunjang perkembangan Agama Islam di Asia Tenggara.
2
. Dardiri, Helmiati, ddk, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru, Kerjasama ISAIS dan Alaf Baru, 2006), hlm.
53.
Secara umum lebih banyak dideskripsikan sebagai komunitas Muslim Yang secara sporadis
sering melakukan gerakan perlawanan bersenjata Serta menentang sikap dan perlakuan
diskriminatif pemerintah Thailand.Pemberitaan media juga turut menggambarkan bahwa
kekerasan kerap Berlangsung dan diwarnai dengan aksi balas dendam yang menimbulkan
Banyak korban, baik dari komunitas Muslim maupun dari masyarakat Thailand yang beragama
Budha. Selain itu, gambaran kaum minoritas Muslim di Thailand adalah kaum tertindas,
terutama disebabkan oleh Sikap pemerintah yang mau menang sendiri dan tidak bersedia untuk
Memahami aspirasi yang berkembang dalam masyarakat Islam Patani.
Penjelasan mengenai akar pertikaian dan gambaran Muslim Patani dengan pemerintah
dan masyarakat Thai dapat dirunut sejak Dimulainya proses penggabungan daerah Patani ke
dalam wilayah Thailand. Kurang dari satu abad sejak ditanda tanganinya perjanjian Pembagian
wilayah antara pihak kerajaan Ingris dan kerajaan Siam Tahun 1909 (Anglo-Siam Treaty)—yang
isinya menempatkan wilayah Patani bukan sebagai sebuah kerajaan Melayu lagi, tetapi
merupakan Wilayah kerajaan Siam (Pitsuwan, 1989)—masyarakat Patani telah Terintegrasi
menjadi bagian dari masyarakat Thai. Sebagai sebuah Kelompok minoritas dengan identitas
Islam, Muslim Patani Selatan Thailand dihadapkan pada kewajiban mengikuti pola integrasi
nasional Thailand yang telah ditetapkan agar menjadi satu wilayah kesatuan yang Utuh. Dilihat
secara geografis, perubahan wilayah yang terjadi ini, Patani yang asalnya merdeka dan
merupakan mayoritas kemudian Berubah sebagai wilayah subordinat Thailand serta menjadi
minoritas di Level nasional.
Dihadapkan pada konsekuensi kebijakan integrasi politik administratif, pada tingkat struktur
kemasyarakatan, Muslim Patani Yang beretnis Melayu mulai memasuki wilayah kehidupan
sosial politik Dan sosial ekonomi Thailand. Masyarakat Patani kemudian mengikuti Proses
pembangunan kebangsaan Thailand dengan penerapan segala Kebijakan-kebijakan yang
dimotori negara (state policies) dan Mengikuti pelaksanaan program-program asimilasi dan
akomodasi Pemerintah (State programs) bagi tujuan dan kepentingan nasional.Selama kurun
waktu paska kebijakan integrasi Tersebut, berbagai implementasi kebijakan pembangunan dari
Pemerintah telah diupayakan dalam bentuk kebijakan dengan landasan Semangat nasionalisme
Thailand. Semangat ini mengkontruksikan nilainilai kebangsaan Thailand pada tiga asas utama,
yaitu, satu agama, satu Kerajaan dan tunduk pada kekuasaan raja (Thai Rak Thai). Nasionalisme
Yang menyokong kesatuan berbangsa ini didasarkan pada kebesaran Kerajaan Siam dan
dominasi mayoritas etnis Thai yang beragama Buddha.
Umat Islam yang tinggal di Amerika Serikat terdiri dari beberapa Kelompok, yaitu,
pertama, penduduk asli Amerika, (indigenous), yaitu penduduk Yang lahir serta
dibesarkan di sana, berkewarganegaraan Amerika dan beragama Islam. Kedua, adalah
para Muslim imigran, yaitu orang-orang Muslim yang hijrah Dari negerinya menuju
Amerika Serikat dan akhirnya menetap di sana. Ketiga, adalah kelompok Muslim
kulit hitam yang menamakan dirinya dengan Bilali. Keempat, orang yang menetap
sementara di AS, baik sebagai diplomat, Mahasiswa, pengusaha atau yang
3
mempunyai urusan lain yang biasa disebut Sojournes.
Sedang kedatangan para imigran ke Amerika, melalui beberapa Gelombang,
gelombang pertama pada tahun 1875 – 1912, pendatang ini terdiri Dari orang-orang yang
tidak mempunyai ketrampilan kerja dan tidak terpelajar. Arus imigrasi ini terhenti
menjelang akhir Perang Dunia I. Gelombang kedua, Berlangsung pada abad ke-20 yang
umumnya terdiri dari keluarga, saudara, Kerabat, atau kenalan para imigran yang telah
ada di Amerika sebelumnya. Kemudian terhenti karena pecah Perang Dunia II. Undang-
undang keimigrasian Pada masa itu hanya mengijinkan orang-orang Negro atau orang-
orang kulit putih Masuk ke Amerika. Orang-orang Arab tidak termasuk dalam kategori
ini. Gelombang ketiga, terjadi antara pertengahan tahun 1940-an dan pertengahan 1960-
an. Banyak di antara mereka yang datang pada gelombang ini memiliki Tingkat
pendidikan yang lebih baik dibanding pendatang sebelumnya. Mereka Berasal dari Timur
Tengah, India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Gelombang keempat, dan masih
berjalan sampai sekarang, dimulai sekitar
6 Bandingkan dengan penjelasan Zakiyyudin Baidhway, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan,
Yogyakarta: Lesfi, 2002, lihat khusus pada bagian “Agama dan Fundamentalisme kontemporer dan Globalisasi
Versus Radikalisme JIhad”.
7 Bandingkan juga dengan Seyyed Hossein Nasr, Tradisional Islam in the Modern Word, Kuala Lumpur:
Foundation for Tradisional Studies, 1987.
bahwa di luar sana banyak Komunitas-komunitas lain yang lebih maju dan
mempunyai power untuk Menghandle dunia.
Pada tahun 1842, sekitar 3.000 awal kapal Muslim yang dikenal sebagai laskar yang
mengunjungi Inggris setiap tahun. Beberapa dari mereka menikah dan menetap di kota-kota
seperti Cardiff, Liverpool, Glasgow dan London. Ketertarikan yang meningkat terhadap
keyakinan Muslim sedemikian besarnya sehingga sejumlah warga Inggris ternama beralih
keyakinan ke Islam. Diantaranya adalah Lord Headley, keturunan Baron of Headley kelima dan
seorang insinyur sipil ternama yang membangun jalan antara Baramula dan Srinagar di provinsi
Pegunungan Kashmir; William Quilliam, seorang pengacara dan penyair yang mendirikan
masjid pertama Inggris; serta novelis dan penerjemah Kitab Suci al-Qur’an, Muhammad
Marmaduke Pickthall. Masjid pertama Inggris dibuka di Woking, Surrey, pada tahun 1889. Di
Loverpool, bangunan Liverpool MuslimInstitute menjadi tempat beribadah bagi komunitas
MuslimLiverpool.
Bangunan Masjid Liverpool MuslimInstitute ini mampu menampung sekitar seratus orang
jamaah.Pendirian masjid ini kemudian diikuti oleh berdirinya sebuah perguruan tinggi Islam di
kota Liverpool dan sebuah panti asuhan bernama Madina House. Sebagai pimpinan perguruan
tinggi Islam, Abdullah menunjuk Haschem Wilde dan Agama Islam di Inggris telah ada sejak
beberapa abad silam. Karenanya, tak heran bila agama yang dibawa Rasulullah sawmendapat
tempat di hati warga Inggris. Sejumlah tempat ibadah pun akhirnya berhasil didirikan.Namun,
belakangan ini, seiring dengan gencarnya phobiaterhadap umat Islam, agama yang mulia ini
kerap dijadikan bahan mengolok-olokoleh mereka yang tak memahami Islam. Walaupunbegitu,
hal tersebut tak menyurutkan niat seseorang yang diberi hidayah Allah untuk terus menyuarakan
Islam.Pada pertengahan abad ke-19, seorang tokoh kenamaan Inggris mencoba memahami
Islam.
Sejarah pertemuan komunitas muslim di Inggris serupa dengan apa yang dialami di Perancis
komunitas muslim berakar sejak masa kolonial imigran muslim pertama ke Inggris adalah orang
Yaman dari enden mereka menghimpun diri di kardiv dan juga mendirikan masjid pertama di
Inggris pada tahun 1870 M. Sebelum pergantian obat datang sekelompok muslim lain dari India
dan menetap di dekat London dan juga mendirikan masjid sah jayahan di walking. Selama
pertengahan pertama abad ke-19 orang muslim datang ke Inggris dari Mesir dan Irak menjelang
perang dunia II penduduk muslim Inggris telah berjumlah 50.000 orang. Imigran meningkat
secara dramatik sesudah perang, sehingga pada tahun 1951 m jumlah muslim menjadi dua kali
lipat yaitu 100.000 orang. Imigran mencapai puncaknya pada tahun 1960-an terutama dari India
Pakistan dan Bangladesh namun pada tahun 1970-an, pemerintah Inggris bersikap keras
mengenai imigrasi terutama negeri bekas jajahan akibat arus orang-orang muslim dari luar
melambat. Pada tahun 1971 kurang lebih dari 500 muslim di Inggris atau 1,8% dari jumlah
penduduk titik pada tahun 1982 M angka perkembangan muslim menjelit menjadi 1.250.000
orang (2,2% dari dari penduduk Inggris). Komunitas muslim Inggris lebih terorganisir lebih baik
daripada di Perancis atau bahkan di Jerman Barat tetapi lebih jelek daripada di Yugoslavia. Pada
tahun 1982 M sekurang-kurangnya 700.000 muslim berasal dari warga negara Inggris, tugas
sekitar 30.000 mahasiswa muslim di berbagai universitas di Inggris. Mayoritas muslim di Inggris
bermahzab Hanafi, sisanya Syafi’i, ja’fari atau Ismail.
Secara keseluruhan muslim di Inggris memiliki status sosial sedikit lebih tinggi, terdiri dari
para profesional dokter insinyur dan pegawai kerah putih lainnya. Namun mayoritas terdiri dari
pekerja pabrik atau karyawan perusahaan kecil secara geografis sekitar 40% dari seluruh muslim
di Inggris berada di wilayah London Raya lainnya mayoritas di Lancashire,Yorkshime dan
Midlands. Secara politik pengaruh komunitas muslim masih amat kecil, tetapi tidak dapat
diabaikan titik di Inggris penduduk muslim terus meningkat terutama karena secara alamiah
jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara mempunyai proses dengan berbagai macam
saluran dalam penyebaranya, seperti melalu saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran
tasawuf, saluran pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik, akan tetaoi islam adalah
agama yang diilhami dalam Al-Qur’an sehingga mudah diterima oleh masyarakat setempat.
B. Saran
Dengan Penulisan ini kami harapkan kita semua dapat memahami bagaimana peradaban
islam di Asia Tenggara, dan Peradaban islam pada kawasan minoritas muslim di dunia. Untuk itu
pemakalah memohon maaf jika terdapat kesahalan dalam penyampaian materi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Helmiati.2014.Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: UIN Sultsn Syarif Kasim Riau.
Abd. Hakim, Atang dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, cet. 3, 2000.
Baidhawy, Zakiyuddin, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan, Yogyakarta: Lesfi, 2002.
Catatan Kuliah Sejarah Peradaban dan Perkembangan Agama di Barat, S2 IAIN Sunan
Kalijaga,Yogyakarta, tanggal 21 Mei 2003, dosen pengampu, Dr. Alef Theria Wasyim.
Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, jilid 1,Mizan, Bandung , 2001.
Auni bin Haji Abdullah. 2001. Islam dan Perdagangan dalam Sejarah Alam Melayu. Malaysia.
Darulfikir SDN BHO Bonura, Jr. Carlo, 2002, Location and the Dilemmas of Muslim Political
Community in Southern Thailand
Abdullah, Amin dalam pengantar: Dialektika Agama antara Profanitas dan Sakralitas, dalam
Moh. Shofan, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, Yogyakarta: IRCioD, 2006
Hasil rekaman diskusi:
Pertanyaan:
1.)Nelpida Akmal( 2312020048)
Bagaimana peradaban islam mempengaruhi perkembangan seni dan arsitektur di
Indonesia Malaysia dan brunai?
2.)Zahsi Olivia Rangkuty (2312020044)
Kenapa perkawinan disebut sebagai salah satu teori dalam penyebaran islam Di Asia
Tenggara?
3.)Silva Arina Manasikana( 231202004)
Jelaskan faktor penghambat perkembangan Islam di Thailand, philifina, AS dan
Inggris?
4.)Fina Rosyida ( 2312020063)
Sebutkan daerah-daerah diasia tenggara sebagai pusat pengajaran agama dan menjadi
daya tarik tersendiri?
5.)Widya Ramadhona(2312020039)
Kenapa tantangan muslim Amerika terberat yang dihadapi adalah bagaimana merubah
pandangan dunia yang sudah mengakar bahwa islam adalah teroris?
6.)Rahmi Ayunda Simanjuntak (2312020052)Bagaimana pemerintah memperlakukan
kaum minoritas muslim di Thailand?
7.)Diana novita(2312020062)Apa tantangan utama yang di hadapi oleh komunitas
muslim dikawasan minoritas,baik dari segi budaya maupun sosial?
Jawaban:
1.)Dalam bidang arsitektur, bangunan peninggalan masa Islam banyak berakulturasi
dengan kebudayaan pra Islam (Hindu-Buddha). Seni bangunan zaman perkembangan
Islam yang menonjol terutama adalah masjid, menara, dan makam.
2.)Perkawinan dianggap sebagai salah satu teori dalam penyebaran Islam di Asia
Tenggara karena melalui proses perkawinan, hubungan antara masyarakat Islam dan
non-Islam terbentuk, memungkinkan pertukaran budaya dan nilai-nilai agama, yang
dapat memperluas pengaruh Islam dalam masyarakat yang lebih luas.
3.)Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam di berbagai
negara, termasuk Thailand, Filipina, AS, dan Inggris. Penghambat tersebut bisa
melibatkan faktor sejarah, politik, sosial, dan ekonomi. Misalnya, di Thailand, masalah
sejarah dan etnis dapat mempengaruhi integrasi komunitas Muslim. Di Filipina, konflik
etnis dan politik juga dapat menjadi faktor penghambat. Di AS dan Inggris, isu sosial
dan politik juga dapat berdampak pada perkembangan Islam, seperti isu keamanan dan
stereotip terkait agama.
4.)Jakarta, Indonesia: Jakarta memiliki beragam pusat pengajaran agama Islam,
termasuk pondok pesantren dan institusi pendidikan Islam. Indonesia dengan mayoritas
pendudukn-gama Islam menjadi pengembangan ilmu. Selain Jakarta, Yogyakarta juga
dikenal sebagai pusat pendidikan Islam. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan berbagai
pesantren menjadikan kota ini sebagai pusat kegiatan akademis Islam.
5.)Tantangan yang dihadapi Muslim Amerika dalam mengubah pandangan dunia yang
mempertemukan Islam dengan terorisme adalah kompleks dan melibatkan berbagai
faktor sosial, politik, dan budaya. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi
tantangan ini termasuk:
a.)Media dan Stereotip: Media sering kali memainkan peran besar dalam membentuk
persepsi masyarakat terhadap suatu kelompok atau agama. Berita yang fokus pada
tindakan terorisme yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat menciptakan
stereotip negatif terhadap seluruh komunitas muslim.
b.)Ketidaktahuan dan Pendidikan: Beberapa orang mungkin memiliki ketidaktahuan
tentang Islam dan kurangnya pemahaman tentang ajarannya. Pendidikan yang kurang
atau tidak akurat tentang Islam dapat menyebabkan masyarakat kurang dapat
membedakan antara mayoritas umat Islam yang damai dan kelompok kecil yang
menggunakan kekerasan.
c.)Politik dan Keamanan Nasional: Masalah keamanan nasional dan tindakan terorisme
sering kali dikaitkan dengan politik. Kebijakan pemerintah dan tindakan keamanan
yang diambil dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Islam dan umat Islam.
d.)Dialog Antaragama dan Antarbudaya: Kurangnya dialog dan pemahaman
antaragama dan antarbudaya dapat menyulitkan upaya untuk mengatasi stereotip dan
membangun jembatan pemahaman antar komunitas.
e.)Pemimpin Masyarakat dan Agama: Pemimpin masyarakat dan agama memiliki peran
penting dalam membentuk pandangan masyarakat. Jika pemimpin muslim dapat
berbicara dengan jelas tentang nilai-nilai Islam yang damai dan mengecam tindakan
kekerasan, hal ini dapat membantu mengubah pandangan masyarakat.
f.)Pemberdayaan Komunitas Muslim: Pemberdayaan komunitas muslim untuk
memberikan kontribusi positif dalam masyarakat dapat membantu mengubah persepsi
negatif. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan dapat
membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat umum.
g.) Teknologi dan Media Sosial: Pemanfaatan teknologi dan media sosial dapat menjadi
sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi yang benar dan membuka dialog
antar berbagai komunitas.
Merubah pandangan dunia yang sudah mengakar memerlukan upaya bersama dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas agama.
Pendidikan, dialog, dan kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi stereotip dan
membangun pemahaman yang lebih baik antara berbagai kelompok masyarakat.