Anda di halaman 1dari 78

MAKALAH

PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

Tentang

PERADABAN ISLAM PADA PERIODE PERTENGAHAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 10

NABILA NUR SAULIA 2312020064

KARINA DELFIA 2312020036

FINA ROSYIDA 2312020063

DOSEN PENGAMPU:

DR. ZAINAL, M.Ag

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (B)

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

TAHUN AKADEMIK 1445 H/ 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat taufiq dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Peradaban Islam Pada Periode Pertengahan” dengan tepat waktu.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Program Studi Sejarah Peradaban Islam di Universitas Islam Negeri Imam
Bonjol Padang.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Padang, 10 November 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
A. Sejarah Berdirinya Daulah Usmani............................................................................3
B. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani.............................................4
C. Kemajuan Peradaban Daulah Usmani.......................................................................7
D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani........................................13
E. Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia..........................................................14
F. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia...........................15
G. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia..............................16
H. Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia....................................18
I. Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India..........................................................19
J. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India...........................20
K. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India..............................23
L. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India........................24
BAB III PENUTUP....................................................................................................................26
A. Kesimpulan......................................................................................................................26
B. Saran................................................................................................................................. 27
C. Rekaman Diskusi............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Daulah Usmani merupakan kerajaan Islam yang beribu kota di Istanbul Turki,
termasuk satu di antara tiga kerajaan besar di dunia pasca runtuhnya Daulah
Abbasiyah di Baghdad. Dua di antaranya adalah Daulah Mughal dan Daulah
Syafawi. Turki Usmani pernah berjaya, menempatkan diri sebagai kerajaan
adidaya, karena bisa menaklukan Byzantium pada tahun 1453 M. Penguasaan
terhadap Byzantium berarti sangat penting dalam pengembangan wilayah Islam
pada saat itu. Periode kekuasaan Daulah Usmani berangsung selama lebih kurang
enam abad lamanya. Kekuasaan Daulah Usmani meliputi sebagian Eropa, Afrika
dan juga Asia. Bisa dikatakan Daulah Usmani menguasai tiga benua. Daulah
Usmani mengalami masa kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Sulaiman I yaitu
pada tahun 1520 - 1566 M. Perang yang berlangsung antara Turki Usmani dengan
bangsa Eropa pada masa Sultan Sulaiman II telah melemahkan kerajaan.
Ketika Daulah Safawi berkuasa, Isfahan menjadi ibu kota yang sangat indah,
Isfahan menjadi magnet bagi pendatang dari penjuru dunia dengan berbagai latar
belakang. Karena Keindahan dan kemasyhurannya, Isfahan dijuluki dengan
sebutan kota separuh dunia. Isfahan menjadi salah satu kota terpenting dalam
sejarah peradaban Islam. Beberapa Daulah Islam sempat menjadikan kota itu
sebagai pusat pemerintahan dan pilar peradaban, seperti Timurid, Buwaih, Saljuk,
dan Syafawi. Di masa kejayaan Islam, Isfahan menjadi kota yang sangat maju
dalam ilmu pengetahuan, kebudayaan bahkan perdagangan.
Daulah Mughal berkuasa di India mulai abad XVI sampai abad XIX,
berdampingan dengan tiga daulah lainnya yaitu Daulah Usmaniyah dan Daulah
Syafawiyah. Peranan Daulah Mughal sangat besar dalam perkembangan agama
Islam di India, mulai dari sastra hingga arsitektur. Banyak hal menarik dari
gemerlapnya peradaban India, karena di India merupakan tempat lahirnya
peradaban dan kebudayaan Hindu dan Budha yang sebelumnya sudah mengakar
kuat dalam kultur masyarakat India

1
B. Rumusan Masalah
Adapun fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Usmani?
2. Apa Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani?
3. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani?
4. Bagaimana Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani?
5. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia?
6. Apa Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia?
7. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia?
8. Bagaimana Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia?
9. Bagaimana Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India?
10. Apa Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India?
11. Bagaimana Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India?
12. Bagaimana Kemunduran Peradaban Masa Daulah Mughal di India?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Usmani
2. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani
3. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
4. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
5. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia
6. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia
7. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia
8. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia
9. Untuk mengetahui Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India
10. Untuk mengetahui Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India
11. Untuk mengetahui Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India
12. Untuk mengetahui Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di
India

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Berdirinya Daulah Usmani

Daulah Usmani berasal dari salah satu suku di Turki Barat yaitu Suku Kayi,
pada waktu Jengis Khan melakukan agresi di wilayah Turkistan yang didiami
suku Kayi. Merasa terancam sebagai pemimpin suku Kayi, akhirnya Sulaiman
Syah meminta perlindungan dari penguasa Transoksania bernama Jalaluddin
Mungurbiti bin Khawarizmi, namun pada akhirnya Transoksania berhasil dikuasai
oleh tentara Mongol. Sulaiman Syah memimpin anggotanya untuk pergi ke
Kurdistan dan ke Azerbaizan. Namun dalam usahanya memasuki wilayah Syam
terhalang oleh bentangan sungai yang luas, pada saat menyeberangi sungai Eufrat
datang banjir hingga terbawa arus dan akhirnya meninggal dunia. Sulaiman Syah
meninggalkan empat orang putera Sankurtakin, Togdai, Ertoghrul dan Dandan.
Pasca meninggalnya Sulaiman Syah kelompok besar keluarganya terbagi
menjadi dua. Satu kelompok menginginkan kembali ke daerah asal dan satu
kelompok lainnya melanjutkan expedisi ke wilayah Asia kecil bersama Ertoghrul
dan Dandan. Dalam perjalanan Ertoghrul putera ketiga dari Sulaiman Syah
diangkat sebagai pemimpin baru hingga akhirnya mereka menetap di Anatolia.
Ketika terjadi pertempuran antara pasukan Sultan Alaudin I dari Bani Saljuk Rum
dengan kekaisaran Byzantium (Romawi Timur) maka Ertoghrul dan para
pengikutnya membantu pasukan Alaudin I hingga mencapai kemenangan, atas
bantuannya ini Alaudin I sangat berterima kasih dan memberi hadiah pada
Ertoghrul dan kelompoknya berupa daerah di pegunungan Ermenia dan lembah
Saguta di sepanjang sungai Sakaria.

Ertoghrul dan pasukannya mendapat tugas dari Alaudin I untuk menaklukan


dan menguasai daerah pesisir Laut Hitam, ke Brussa hingga Eskisher. Oleh
Alaudin I Pasukan Ertoghrul diberi gelar “Muqaddamah Sultan” (tentara pelopor
sultan), sedangkan Ertoghrul sendiri menyematkan gelar untuk dirinya “Sultan
Oki” (kening sultan).

3
Pada tahun 1288 M Ertoghrul meninggal dunia, oleh Alaudin I diangkatlah
puteranya yang bernama Usman sebagai penggantinya.Karena kesetiaannya
Alaudin I memberinya gelar Bey pada Usman dan diberikan daerah yang lebih
luas serta dapat memakai mata uang sendiri, bahkan namanya juga disebut dalam
setiap khutbah Jum`at. Tahun 1299 M Ghazan Khan dari Mongol menyerang
Saljuk Rum tetapi serangan itu bisa digagalkan oleh Usman, tak berapa lama dari
peristiwa itu Sultan Alaudin I meninggal dunia, sementara Sultan Alaudin I tidak
memiliki putera yang pantas mengantikan kedudukannya. Peristiwa ini
dimanfaatkan oleh Usman untuk menyatakan diri sebagai Padishah Al Usmaniyah
(Raja keluarga Usman) yang juga mendapat dukungan penuh dari rakyat. Dengan
demikian berdirilah kerajaan Usmani dan ibukota kerajaan Usmani pertama di
1
Qurah Hisyar (Iskisyiyar).
Dalam perjalanan panjang yang berliku, Daulah Usmani menjadi Kerajaan
Islam yang sangat dinamis dari mulai berdiri sampai akhir keruntuhannya. Jasa
besar Daulah Usmani bagi perkembangan Islam di Dunia Timur masih bisa
dirasakan sampai sekarang. Sebagian ulama awal di Indonesia merupakan tokoh
ulama yang berasal dari Daulah Usmani. Yang diutus langsung oleh para Sultan
untuk menyebarkan Islam di Indonesia.

B. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani


Kebangkitan Daulah Usmani tidak lepas dari melemahnya kekuasaan Daulah
Abbasiyah pada ujung yang paling kritis. Lahirnya pemimpin-pemimpin hebat
menjadikan Daulah Usmani sebagai penguasa dunia yang kembali mengangkat
kejayaan Islam dan peradabannya. Berikut dijelaskan beberapa pemimpin-
pemimpin beserta strategi dan kebijakan pemerintah daulah usmani:

1. Usman (699-726 H/1299-1326 M)


Disebut dengan Usman I, dia adalah pendiri Daulah Usmani yang
mencanangkan kerajaan dibangun atas sendi-sendi persatuan suku Turki. Usman
adalah seorang yang sangat pemberani, mukhlis, adil dan bijaksana. Dengan sifat-

1 Moh. Sulaiman, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hal. 35.

4
sifat teruji yang dimiliki, tentunya menjadi kebanggan bagi masyarakat dan
pengikutnya. Usman membangun tentara yang berjuang tanpa pamrih, semua atas
dasar karena Allah Swt.Para pejuang tersebut sering disebut dengan al-Ghazi yang
terdiri dari ikhwan (pesaudaraan) Tarekat Baktasyi. Khalifah Usman meninggal
dengan meninggalkan wilayah yang luas kurang lebih 16.000 km persegi. Sebagai
daulah yang baru berdiri pada masa kekuasaannya berhasil membebaskan kota
Bursadi tepi laut Marmara.

2. Orkhan (726-761 H/1326-1360 M)


Menggantikan kedudukan ayahandanya Orkhan memindahkan kerajaan dari
Qurah Hisyar (Iskisyiyar) ke Bursa. Pada masa kekuasaan Orkhan bergabunglah
wilayah Turkeman, kemudian perluasan wilayah dilanjutkan ke Nicaea (1331),
Nicomedia (1337), Scutari (1338), ia juga bisa mengontrol wilayah teluk Edremit.
Orkhan berhasil mendirikan jabatan Shadr Azham (perdana menteri).Jabatan
tersebut diberikan pada adiknya yaitu Alauddin.
Tentara di era Orkhan dibentuk dengan sistem yang sangat rapi dan teratur. Ia
juga membentuk tentara khusus dengan nama Inkisyariyah atau Jenissari (Yani
Tasyri). Bendera pada saat itu berwarna merah dengan bulan sabit di tengahnya.
Di bawah bulan sabit terdapat gambar pedang yang mereka sebut Dzulfiqar, yaitu
nama pedang yang pernah dimiliki oleh Ali bin Abu Thalib r.a. sampai dengan
akhir usianya Orkhan berusaha untuk membentuk pemerintahan yang kuat. Untuk
itu dia banyak membangun, menertibkan administrasi, menguatkan militer,
membangun masjid dan akademi-akademi ilmu pengetahuan.

3. Murad I (761-791 H/1360-1388 M)


Setelah sultan Orkhan wafat, kedudukannya digantikan oleh Murad I yang
merupakan putera kedua dari Orkhan. Mengantikan kedudukan ayahnya sebagai
penguasa karena putera pertama Orkhan yaitu Sulaiman yang meninggal terlebih
dahulu. Sultan Murad I adalah sosok yang sangat pemberani, gemar berjihad,
dermawan, dan tekun menjalankan agama, dia mencintai peraturan dan selalu
memegang teguh peraturan itu, berbuat adil kepada rakyat dan tentaranya.

5
Murad I selalu dikelilingi oleh sejumlah komandan terbaik dan orang yang
berpengalaman dalam bidang militer yang selalu ia ajak untuk bermusyawarah.
Murad I berhasil meluaskan wilayahnya di Asia kecil dan Eropa dalam waktu
bersamaan. Ia menaklukkan Adrianopel (Edirne), dan kemudian dijadikan sebagai
ibu kota kerajaan yang baru, serta membentuk pasukan berkuda (Kavaleri).
Perjuangannya terus dilanjutkan dengan menaklukkan Macedonia, Shopia ibu
kota Bulgaria, dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Banyaknya kota-kota
yang ditaklukkan oleh Murad I dan hampir tidak terbendung, membuat bangsa
Eropa mulai cemas. Akhirnya raja-raja Kristen Balkan meminta restu dari Paus
Urbanus V untuk mengusir kaum muslimin dari daratan Eropa.
Murad I mulai menghadapi serangan Eropa pertama kali dari Raja Qurok V
dari Serbia dan dibantu raja Bosnia bermaksud menyerang Andrianopel.
Selanjutnya pasukan Murad I merayap terus menguasai Eropa Timur seperti
Somakov, Sopia Monatsir, dan Saloniki. Selanjutnya menguasai Bulgaria, Serbia,
Sisman dan Lozan. Sultan Murad I meninggal dengan syahid dalam usia 65 tahun
pada 15 Sya’ban 791 H.Sultan Murad I mewarisi kekuasaan yang luas, lima kali
lipat kekuasaan ayahnya. Banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya dari
kepemimpinan Sultan Murad I, di antaranya:
a. Menyebarnya Islam yang semakin meluas di Wilayah Balkan, banyak
pemimpin mereka yang masuk Islam,
b. Kedaulatan Daulah Usmani semakin dihormati dan dihargai oleh bangsa
Eropa.
c. Pengaruh Daulah Usmani semakin meluas, sehingga syiar Islam semakin
berkembang.
4. Bayazid I (791-805 H/1389-1402 M)

Setelah Sultan Murad I wafat, kepemimpinan Daulah Usmani dilanjutkan oleh


putranya yaitu Sultan Bayazid I. Dia adalah orang yang sangat pemberani, cerdas,
murah hati, dan memiliki semangat yang kuat untuk melakukan perluasan wilayah
Islam. Oleh karena itu, dia sangat memperhatikan masalah-masalah kemiliteran,
mengarahkan perluasan wilayahnya ke negara-negara Kristen Anatolia.

6
Hanya dalam jangka waktu setahun, negeri-negeri itu berada dalam kekuasaan
Daulah Usmaniyah. Bayazid bergerak begitu cepat di antara dua Balkan dan
Anatolia. Oleh karena itu dia diberi gelar “Yaldrum” atau kilat.Bayazid sangat
besar pengaruhnya, sehingga mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius
mengadakan penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah yang
menjadi penyebab terjadinya Perang Salib. Konstatinopel hampir saja bisa
dikuasai, namun Bayazid mengurungkan niatnya dari penaklukan Konstatinopel
karena munculnya bahaya baru terhadap Daulah Usmaniyah.Bahaya baru itu
adalah adanya serangan tentara Mongol dibawah pimpinan Timur Lenk. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan perselisihan antara Timur Lenk dan Bayazid,
antara lain sebagai berikut:
a. Para pemimpin di wilayah Iraq (Baghdad) yang wilayahnya ditaklukkan
oleh Timur Lenk banyak yang meminta perlindungan kepada Bayazid.
b. Kerajaan-kerajaan Kristen memprovokasi Timur Lenk untuk menyerang
dan mengalahkan Bayazid.
c. Adanya kesalahfahaman di antara kedua belah pihak sehingga saling
menghina dengan saling membakar surat.
d. Di antara keduanya, sama-sama saling berusaha untuk meluaskan wilayah
kekuasaannya.
Kekalahan dari Timur Lenk meninggalkan duka yang mendalam, namun itu
menjadi hikmah agar penerusnya melakukan introspeksi diri, sehingga buahnya
2
dapat dipetik di kemudian hari, saat penaklukan Konstantinopel.

C. Kemajuan Peradaban Daulah Usmani


Berikut dijelaskan kemajuan perasaban islam dan kemajuan ilmu pengetahuan
pada masa daulah usmani:
1. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
Kebangkitan Daulah Usmani diprakarsai oleh Muhammad I, kemenangan
Timur Lenk atas Daulah Usmani meninggalkan luka yang sangat mendalam,
ditambah perselisihan antar saudara di dalam keluarga Usmani. Berkat kecerdikan

2 Ibid., hal. 38.

7
yang dikaruniakan oleh Allah Swt kepadanya, Muhammad I berhasil meredam
perselisihan putra-putra Bayazid. Bisa dikatakan bahwa Muhammad I adalah
pendiri Daulah Usmani periode kedua setelah membawa bangsanya berjuang
kembali meraih kejayaannya. Dengan tekad yang kuat, Muhammad I
mempersatukan seluruh keluarga dan saudara-saudaranya, akhirnya Daulah
Usmani bangkit dan berjaya. Melampauai kejayaan yang diperoleh pendiri Daulah
Usmani pada masa sebelumnya. Daulah Usmani sebagai daulah Islamiyah diakui
kembali sebagai penguasa dunia dengan kemajuan peradaban dan ilmu
pengetahuan. Di antara para penguasa Daulah Usmani generasi kedua yang
membawa ke puncak kejayaan adalah :

a. Muhammad I (817-824 H/1403-1421 M)


Muhammad I adalah putera bungsu dari Bayazid, setelah berkuasa
menggantikan ayahnya ia mulai menyusun kekuatan kembali dan
memulihkan keadaan Turki Usmani dari upaya memecah-belah yang
dilakukan oleh Timur Lenk. Strategi Muhammad I adalah menjalin
hubungan diplomatik dengan para penguasa Byzantium dan Venesia,
dengan maksud agar kedua negeri ini tidak mengganggu kerja utamanya
yaitu mendamaikan kekhalifahan Usmani. Berkat usahanya yang gigih,
Muhammad I berhasil mengangkat citra Daulah Usmaniyah sehingga
dapat bangkit kembali, yaitu dengan menyusun pemerintahan, memperkuat
tentara dan memperbaiki kesejahteraan kehidupan masyarakat.
Sultan Muhammad I adalah sosok yang sangat cinta kedamaian dan
ilmu pengetahuan. Mencintai Fuqafa, termasuk alasan memindahkan ibu
kota dari Adrianopel ke Busra. Karena Busra sering juga disebut sebagai
kota para Fuqaha. Sultan Muhammad I hadir pada waktu yang tepat, di
saat rakyat mendapat seorang penguasa yang sesuai dengan harapan,
namun Allah Swt berkehendak lain. Pada tahun 824 H/1421 M Sultan
Muhammad I meninggal dunia di Kota Urnah dalam usia 43 tahun.

8
b. Murad II (824-855 H/1421-1451 M)
Murad II menggantikan ayahandanya Muhammad I pada usia yang
masih 18 tahun. Dia dikenal sebagai penyair dan orang yang mencintai
ulama. Prioritas utama perjuangannya adalah merangkul kembali daerah-
daerah yang terlepas dari Daulah Usmani sebelumnya, yaitu daerah Asia
Kecil, Soloniki, Albania, Falakh, dan Hongaria. Sultan Murad II membuat
istana penguasa bernuansa akademis, hal tersebut dilakukan agar kegiatan
keilmuan tetap berkembang pada zamannya. Dia mengirimkan sejumlah
uang untuk kesejahteraan penduduk Makkah, Madinah dan Baitul Maqdis
sebanyak 3.500 dinar setiap tahunnya. Sultan Murad II menghembuskan
nafas terakhir pada tanggal 16 Muharram 855 H. Bertepatan dengan
tanggal 18 Februari 1451 M di Andrianopel menjelang usia 47, dan sesuai
wasiatnya kemudian dimakamkan pada hari Jum`at di samping masjid
Jami` Muradiyah di Bursa.

c. Muhammad II Al-Fatih (855-884 H/1451-1481 M)


Al-Fatih adalah gelar kebanggaan beliau karena berhasil menaklukan
Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih atau Abu Al-Khairat diangkat
menjadi pemimpin Daulah Usmaniyah ketika itu baru berumur 22 tahun.
Muhammad Al-Fatih berusaha membangkitkan kembali sejarah umat
Islam sampai dapat menaklukkan Konstantinopel sebagai ibu kota
Byzantium. Muhammad Al-Fatih berhasil menguasai Konstantinopel
dengan perencanaan dan persiapan yang matang dan juga strategi yang
baik. Kota Konstantinopel jatuh ke pangkuan umat Islam pada 20 Jumadil
Ula 857 H atau 29 Mei 1453 M. Setelah memasuki Konstantinopel disana
terdapat sebuah gereja Hagia Sofia (Aya Sofia) Al-Fatih memasuki gereja
tersebut yang digunakan sebagai tempat perlindungan terakhir para
pendeta, Rahib dan masyarakat. Setelah salib-salib, berhala dan gambar-
gambar diturunkan, Aya Sofia dibersihkan dan kemudian dijadikan masjid
bagi umat Islam. Akhirnya kota Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota
kerajaan Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Islambul atau kota
Islam yang kemudian dikenal dengan nama Istanbul.

9
d. Bayazid II (884-918 H/1481-1512 M)
Menggantikan kedudukan ayahnya, Bayazid II penguasa yang tidak
terlalu kuat. Pada masanya terjadi perselisihan dengan saudaranya yaitu
Jem yang diikuti juga oleh pengikut Jem. Ketidakharmonisan ini sedikit
banyak berpengaruh terhadap kondisi masyarakat yang sebelumnya sangat
dinamis. Bayazid II sangat perhatian terhadap pembangunan dan sarana
umum, Takaya, Zawiyah (tempat berkhalwat para sufi). Kesejahteraan
para guru/pengajar juga sangat diperhatikan. Sultan dikenal sebagai
seorang pemimpin yang mencintai penduduk dua kota suci Makkah dan
Madinah. Pada tanggal 18 Shafar 918 H atau 25 April 1512 M Sultan
Bayazid II menyerahkan estafet kepemimpinannya kepada Sultan Salim I.
Sultan Bayazid II meninggal dalam perjalanan ke Daimutika, jenazahnya
kemudian dibawa ke Istanbul dan dikuburkan di dekat Masjid Jami` yang
dibangunnya.

e. Salim I (1512-1520 M/918-926H)


Selama menjabat sebagai pemimpin tertinggi, Salim I membuat wajah
baru dalam pemerintahan Daulah Usmani. Dimasa pemerintahannya
banyak kebijakan yang dilakukan dalam bidang kemiliteran. Salim I
merupakan salah satu penguasa Usmani yang paling berhasil dan
dihormati, giat, dan pekerja keras. Meski masa kekuasaannya terbilang
singkat, para sejarawan sepakat bahwa Salim I telah mempersiapkan
Daulah Usmani untuk mencapai titik puncaknya pada masa putra dan
penerusnya, Sulaiman Al-Qanuni. Salim I juga seorang pujangga yang
menulis puisi dalam bahasa Turki dan Persia menggunakan nama Mahlas
Selimi, yang kumpulan puisi Persianya masih utuh hingga hari ini.

f. Sulaiman Al-Qanuni (927-974 H/1520-1566 M)


Sulaiman lahir pada tanggal 6 November 1469 M di Trabzon.
Sulaiman I atau Sulaiman Al-Qanuni naik tahta pada saat Turki Usmani
mengalami puncak kejayaan, peristiwa penting di masa kepemimpinannya,
ialah upaya penyempurnaan undang- undang Turki Usmani.

10
Sulaiman I diberi gelar Al-Qanuni atau the Magnificent “pembuat
undang- undang”, karena jasanya meletakkan dasar-dasar hukum bagi
Daulah Usmani dan tentunya yang paling lama memerintah. Sulaiman Al-
Qanuni melakukan pembangunan yang fenomenal. Pembangunan Masjid
Sulaiman, 81 masjid jami’, 52 masjid kecil, 55 madrasah, 7 asrama pelajar,
5 buah takiyah (tempat memberi makan fakir miskin), 7 jembatan, 33
istana, 18 pesanggrahan, 5 museum dan 33 pemandian umum. Daulah
Usmaniyah pada saat itu telah menjadi menjadi kekuatan yang disegani di
dunia. Penaklukan yang dilakukan Sulaiman A-Qanuni menyebabkan
kesultanan menguasai kota-kota besar Islam seperti Mekah, Madinah,
Yerusalem, Damaskus, dan Baghdad. Sebagian besar di Balkan serta
3
sebagian besar Afrika Utara.
Bagaimanapun juga, pemerintahan pada masa Sulaiman Al-Qanuni
merupakan representasi puncak kejayaan politik Daulah Usmani dan
puncak keemasan pemerintahan Usmani yang menjangkau sampai tiga
benua. Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat pada tanggal 5 September 1566
M. Hari itu adalah hari yang penuh duka cita, umat Islam merasakan
kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam.

2. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Masa Daulah Usmani


Beberapa literatur menyebutkan bahwa perkembangan ilmu pengetah berjalan
lamban dan statis di era ini. Hal ini dikarenakan faktor karakteri suku Turki yang
mendepankan pada perkembangan militer dan bangunan fisik Namun, beberapa
periode, sebagian peninggalan ilmu pengetahuan juga tercatat dan memberikan
kontribusi yang besar pada peradaban Islam.
Pada masa ini, sistem pendidikan berbentuk Madrasah cukup berkembang
Madrasah pertama yang dibangun Daulah ini adalah di masa Sultan Orkhan Madrasah
yang berkembang kala itu banyak diwarnai kegiatan-kegiatan sufi kemudian
berkembang menjadi zawiyah-zawiyah untuk mengadakan riyadhah atau jalan untuk
mencapai Tuhan dengan bimbingan guru sufi. Madrasah merupakan

3 Ibid., hal. 42.

11
lembaga pendidikan yang lebih berfokus pada pendidikan ilmu-ilmu agama.
Sistem Madrasah yang lebih modern, dengan sistem yang terorganisir dan
kurikulum yang tertata rapi merupakan usaha reformasi pendidikan oleh Sultan
Mahmud II. Pada masa selanjutnya, pembaharuan tersebut membentuk sistem
tanzimat atau reorganisasi kerajaan. Wilayah pendidikan dasar juga mengalami
perubahan dan perbaikan. Di era pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, sekolah
dasar ini berkembang pesat. Perkembangan pendidikan juga dilanjutkan pada
masa Sultan Mahmud II yang mendirikan beberapa madrasah khusus. Pada masa
sultan Abdul Hamid, didirikan pula berbagai perguruan tinggi seperti Sekolah
Hukum Tinggi, Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah
Tinggi Dagang. Sekolah Tinggi Teknik. Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi
Polisi dan Universitas Istanbul. Selain itu, pada 1773, Sultan Mustafa III
mendirikan Istanbul Technical University di Istanbul.
Salah satu ilmuwan yang terkenal di era Daulah Turki Usmani adalah Ali
Kuşçu (1403-1474). Ia merupakan salah seorang ahli astronomi yang banyak
berbicara tentang gagasan planet. Ia juga memisahkan ilmu astronomi dari filsafat
dan juga matematika karena menurutnya ilmu astronomi merupakan murni ilmu
empiris dan matematika merupakan murni sains. Perkembangan ilmu astronomi
juga didukung dengan pembangunan Observatorium Istanbul Taqi al-Din. Namun
sangat disayangkan karena observatorium ini hancur pada 1580 ketika Mongol
4
menyerang Daulah Usmani.
Di bidang kedokteran dan ilmu bedah terdapat juga Şerafeddin Sabancuoglu,
la adalah penulis buku Cerrahiyyuu'l-Haniyye (Bedah Imperial), dan merupakan
orang pertama yang menulis gambar bedah dalam bentuk gambar. Meskipun
karyanya sebagian besar didasarkan pada Abu al-Qasim al-Zahrawi al-Tasrif,
Sabuncuoglu memperkenalkan banyak inovasi untuk dirinya sendiri. Ahli bedah
wanita juga dilustrasikan untuk pertama kalinya di Cerrahiyyetu'l-Haniyye.
Karyanya yang lain adalah Mücerrebname (On Attemption).

4 Yuangga Kurnia, MA., Sejarah Kebudayaan Islam 2, (Jakarta: Yudhistira, 2022), hal. 31.

12
D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani
Mundurnya Daulah Usmani ditandai dengan kebangkitan bangsa Barat atau
Eropa, hal ini disebabkan karena lemahnya penguasa Daulah Usmani dan
lemahnya sistem pemerintahan. Pasukan Inkisyariyah juga berpengaruh terhadap
kekacauan-kekacauan yang timbul pada saat itu. Era kemunduran Daulah Usmani
dimulai pada periode Salim I, Murad III, Muhammad III, Ahmad I, Mustafa I,
Usman II, Murad IV, Ibrahim I, Muhammad IV, Sulaiman II, Ahmad II hingga
masa terakhir kekuasaan Abdul Hamid II. Daulah Usmani berakhir pada tahun
1909 M dan benar-benar dihapuskan pada tahun 1924 dan berganti menjadi
Republik Turki. Runtuhnya Daulah Usmani setidaknya disebabkan oleh faktor-
faktor sebagai berikut:
1. Kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak para pemimpin
Daulah Usmani. Kemunduran Daulah Usmani dimulai ketika para
pemimpin dijangkiti penyakit yang menyerang bangsa-bangsa
sebelumnya. Cinta dunia, pola hidup mewah dan berfoya-foya, sikap iri
hati, saling membenci (hasud), dan banyak perilaku dzalim dari penguasa.
Banyak masyarakat yang terlena dengan gemerlap dunia namun banyak
juga yang merana dan terbelenggu dalam jurang kemiskinan. Sehingga
lambat laun, banyak yang meninggalkan nilai-nila agama dan sosial.
2. Melemahnya kekuatan Militer dan serangan dari bangsa Eropa. Sebelum
terjadinya perang dunia I yang mengakhiri Daulah Usmani. Banyak terjadi
upaya penyerangan dari Raja-raja Eropa, hal ini sudah dimulai sejak akhir
abad XVI.
3. Gerakan Oposisi Sekuler. Selain serangan dan konspirasi dari pihak luar,
Daulah Usmani juga mendapat perlawanan dari organisasi sekuler dan
nasionalis. Dalam perjuangannya, mereka banyak dibantu oleh pihak Barat
untuk mewujudkan cita-citanya. Puncaknya terjadi pada tahun 1909 M,
dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi persatuan dan kesatuan
berhasil memasuki Istambul, menyingkirkan Abdul Hamid II dan
melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan, tetelah itu hanya tinggal
simbol-simbol Daulah Usmani.

13
E. Sejarah Berdirinya Daulah Safawi di Persia

Daulah Syafawi di Persia baru berdiri pada waktu Daulah Turki Usmani sudah
mencapai puncak kejayaannya. Namun pada kenyataannya, Daulah Syafawi
berkembang dengan sangat cepat. Istilah nama Syafawi ini terus dipertahankan
dariTarekat Syafawiyahsampai menjadi sebuah gerakan politik dan menjadi
daulah yang disebut Daulah Syafawi. Dalam perkembangannya, Daulah Syafawi
sering berselisih dan bersinggungan dengan Daulah Turki Usmani. Daulah
Syafawi merupakan peletak dasar berdirinya negara Iran. Salah satu negara yang
memiliki percepatan tekhnologi di dunia. Daulah Syafawi adalah menganut
madzhab tertentu dalam kegiatan keagamaannya.

Sebelum Daulah Syafawi berdiri, cikal bakal lahirnya daulah tersebut dimulai dari
sebuah gerakan Tarekat Syafawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota Azerbaijan.
Nama tarekat ini sesuai dengan nama pendirinya yaitu Safi al-Din, salah satu
keturunan Musa al-Kazim. Awal mulanya Tarekat ini bertujuan meluruskan orang-
orang yang ingkar dan pada akhirnya memerangi orang-orang yang keluar dari
rambu-rambu syari`ah. Tarekat ini menjadi semakin penting setelah ia berubah bentuk
dari pengajian tasawuf murni yang bersifat local menjadi gerakan keagamaan yang
besar pengaruhnya di Persia, Syiria dan Anatolia.

Di bawah kepemimpinan Juneid (1447-1460 M) terbentuklah prajurit yang kuat


dan siap untuk memasuki dunia perpolitikan. Daulah Syafawi melebarkan sayapnya
dengan menumbuhkan kegiatan politik di dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Efek
dari gerakan tersebut ternyata menimbulkan konflik dengan penguasa Kara Koyunlu
(salah satu suku Turki) dan kelompok Juneid dikalahkan dan kemudian Juneid
diasingkan. Nasib baik masih menaungi Juneid, karena tempat pengasingan Juneid
mendapatkan perlindungan dari Diyar Bakr, ia juga suku bangsa Turki yang tinggal di
5
Istana Uzun Hasan, penguasa sebagian besar Persia.

5 Moh. Sulaiman, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah, 2020), hal. 69.

14
Jalan berliku dilalui oleh Juneid. Tahun 1459 Juneid mencoba merebut
Ardabil tapi gagal. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut Sircassia tetapi
dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam peristiwa pertempuran
tersebut. Kepemimpinan Juneid dilanjutkan oleh anaknya, yaitu Haidar. Haidar
lalu menikah dengan cucu Uzun Hasan, dari pernikahannya lahirlah Ismail yang
kelak di kemudian hari menjadi pendiri Daulah Syafawi di Persia.

F. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Safawi di Persia

Pada masa kepemimpinan Abbas I, Daulah Syafawiyah perlahan-lahan


mengalami kemajuan. Langkah-langkah yang ditempuh Abbas I dalam
memajukan Daulah Syafawi di antaranya adalah :
1. Berusaha menghilangkan dominasi Qizilbash atas Daulah Syafawiyah dengan
cara membentuk pasukan-pasukan baru yang anggotanya terdiri dari budak-
budak yang berasal dari tawanan-tawanan bangsa Georgia, Armania, dan
Sircassia yang ada sejak pemerintahan Tahmasp I.
2. Mengadakan perjanjian damai dengan Daulah Usmani. Di samping itu, Abbas
I berjanji untuk tidak akanmenghina tiga khalifah pertama dalam Islam yaitu
Abu Bakar, Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan dalam khutbah-khutbah
Jum’at. Sebagai jaminan atas syarat-syarat tersebut, Abbas I menyerahkan
saudara sepupunya yaitu Haidar Mirza sebagai sandera di Istanbul.
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Daulah Safawi. Ia
berhasil mengatasi gejolak politik dalam negeri yang mengganggu stabilitas
negara dan sekaligus berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaan yang
pernah direbut oleh daulah lain seperti Tabriz, Sirwan dan sebagainya yang
sebelumnya lepas direbut oleh Daulah Usmani.
Silsilah pimpinan Safawiyah yang dimulai dari suatu gerakan tarekat hingga
pada akhirnya menjadi gerakan politik dan kemudian menjadikannya sebuah
daulah.Saat masih menjadi gerakan tarekat secara berturut-turut tarekat ini
dipimpin oleh:
1. Syekh Safiuddin Ardabili (w. 1334 M)
2. Sadruddin Musa (w. 1391 M)

15
3. Khwaja Ali (w. 1429 M)
4. Ibrahim, Junaid (w. 1460 M)
5. Haidar (w. 1488 M)
6. Ali (w. 1501 M)
Sesudah menjadi Daulah Safawi, tampuk kekuasaan secara berturut-urut
dipimpin oleh:
1. Isma'il I (1501-1524 M)
2. Tahmasb I (1524-1576 M)
3. Isma'il II (1576-1577 M)
4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M)
5. Abbas I (1587-1628 M)
6. Safi Mirza (1628-1642 M)
7. Abbas II (1642-1667 M)
8. Sulaiman (1667-1694 M)
9. Husein I (1694-1722 M)
10. Tahmasb II (1722-1732 M)
11. Abbas III (1732-1736 M)

G. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Safawi di Persia


Pencapaian Daulah Safawi tidak hanya dalam bidang politik. Dalam bidang
yang lain terdapat kemajuan yang signifikan. Lahirnya para ilmuwan dan arsitek
pada zaman itu berpengaruh besar terhadap karya-karya yang tercipta, sehingga
menjadi monumen-monumen penting dalam perjalanan Daulah Safawi. Pilar-pilar
kemajuan tersebut sampai sekarang masih banyak yang bisa disaksikan dan
6
menjadi destinasi wisata internasional.
Di antara kemajuan-kemajaun tersebut antara lain:
1. Bidang Ekonomi
Kemajuan ekonomi pada masa itu bermula dengan penguasaan atas kepulauan
Hurmuz dan pelabuhan Gumrun yang diubah menjadi Bandar Abbas. Dengan
demikian Safawiyah menguasai jalur perdagangan antara Barat dan Timur. Jalur

6 Ibid., hal. 72.

16
yang pada mulanya diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis. Syafawiyah
juga mengalami kemajuan dalam sektor pertanian, terutama hasil pertanian dari
daerah Bulan Sabit yang sangat subur (Fertille Crescent).
2. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sepanjang sejarah Islam Persia dikenal sebagai bangsa yang telah
berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu pengetahuan. Oleh
karenanya tidaklah mengherankan apabila pada masa Daulah Syafawi, tradisi
keilmuan terus berkembang dengan baik. Pada Daulah Syafawiyah muncul
ilmuwan-ilmuwan terkenal di antaranya Baha al-Din al-Syaerazi (generalis ilmu
pengetahuan), Sadr al-Din al-Syirazi (filsuf) dan Muhammad Baqir ibn
Muhammad Damad (filsuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan
observasi atas kehidupan lebah). Ilmu fikih juga berkembang baik pada saat itu, di
antara tokohnya adalah Baharuddin Al-Amili, selain sebagai pakar agama, ia juga
sebagai ahli kebudayaan yang mengetahui persoalan-persoalan dari berbagai segi.
3. Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para pemimpin Daulah Syafawi telah mengubah wajah Isfahan, yang
merupakan pusat pemerintahan menjadi kota yang sangat indah. Isfahan
merupakan kota yang sangat penting bagi tujuan politik, ekonomi dan ilmu
pengetahuan. Di kota tersebut berdiri bangunan-bangunan megah seperti masjid,
rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa di atas Zende Rud, dan istana
Chihil Satun. Kota Isfahan menjadi semakin indah dengan dibuatnya taman-taman
wisata terbuka. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi,
1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.
Dalam bidang seni, arsitektur bangunan-bangunannya yaitu seperti yang
terlihat pada masjid Shah (1611 M) dan masjid Syekh Lutf Allah (1603 M). Unsur
seni lainnya juga terlihat pada hasil kerajinan tangan, keramik, permadani, karpet,
pakaian, tembikar dan lain-lain. Seni lukis juga sudah mulai muncul pada masa ini
tepatnya pada saat Sultan Tahmaps I berkuasa. Daulah Syafawi telah memberikan
kontribusinya mengisi peradaban Islam melalui kemajuan-kemajuan dalam bidang
ekonomi, ilmu pengetahuan, peninggalan seni dan gedung-gedung yang memiliki
nilai sejarah yang tinggi.

17
H. Kemunduran Peradaban Masa Daulah Safawi di Persia
Setelah mangkatnya Khalifah Abbas I, Daulah Syafawi berturut-turut diperintah
oleh enam Khalifah, yaitu Safi Mirza (1628-1642 M), Abbas II (1642-1667 M),
Sulaiman (1667-1694 M), Husein (1694- 1722 M), Tahmasp II (1722-1732 M) dan
Abbas III (1733-1736 M). Pada masa pemimpin-pemimpin tersebut kondisi Daulah
Syafawi tidak menunjukkan kemajuan atau berkembang, tetapi justru memperlihatkan
kemunduran yang akhirnya membawa kepada kehancuran. Kemunduran pertama
terjadi pada masa Safi Mirza (cucu Abbas I), karena dia seorang pemimpin yang
lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar Daulah. Satu persatu wilayah
kekuasaan Daulah Syafawi lepas ke penguasa daulah lain. Kota Qandahar diduduki
oleh Daulah Mughal yang ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara
Baghdad direbut oleh Daulah Usmani. Abbas II suka minum- minuman keras
sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga seorang
pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya. Akibatnya
rakyat bersikap masa bodoh terhadap pemerintah.

Adapun sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Daulah Syafawi adalah:


1. Adanya konflik yang berkepanjangan dengan Daulah Usmani. Berdirinya
Daulah Syafawi yang bermadzhab Syi'ah merupakan ancaman bagi Daulah
Usmani, sehingga tidak pernah ada perdamaian antara dua penguasa besar ini.
2. Terjadinya dekadensi moral yang melanda sebagian pemimpin Daulah
Syafawi, yang juga ikut mempercepat proses kehancuran Daulah ini. Khalifah
Sulaiman yang pecandu narkotik dan menyenangi kehidupan malam selama
hampir tujuh tahun tidak menyempatkan diri menangani pemerintahan.
3. Pasukan Ghulam (budak-budak) yang dibentuk Abbas I ternyata tidak
memiliki semangat juang yang tinggi seperti semangat Qizilbash. Hal ini
dikarenakan mereka tidak memiliki ketahanan mental karena tidak
dipersiapkan secara terlatih dan tidak memiliki bekal rohani. Kemerosotan
aspek kemiliteran ini sangat besar pengaruhnya terhadap runtuhnya ketahanan
dan pertahanan Daulah Syafawi.
4. Seringnya terjadi konflik intern dalam bentuk perebutan kekuasaan dikalangan
keluarga istana.

18
I. Sejarah Berdirinya Daulah Mughal di India
Perjalanan panjang untuk membentuk sebuah imperium India Muslim dimulai
dari Kesultanan Delhi. Daulah Mughal bukanlah daulah pertama di India,
sebelumnya sudah berdiri kekuasaan Islam, namun belum menemukan
kejayaannya. Jadi, Daulah Mughal bisa dikatakan sebagai penerus Kesultanan
Delhi yang sudah berdiri terlebih dahulu. Daulah Mughal dirintis oleh Zahiruddin
Muhammad Babur (1526-1530 M), ia adalah salah satu cucu dari Timur Lenk.
Ayahnya adalah Umar Mirza, yaitu penguasa Farghana. Kepemimpinan Babur
sudah diwariskan oleh ayahnya pada saat Babur masih berusia 11 tahun. Ia punya
ambisi kuat untuk menguasai Samarkand, yaitu kota terpenting di Asia Tengah
pada saat itu.
Dalam usaha pertamanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat
amunisi tambahan dari Daulah Syafawi, akhirnya Samarkand bisa dikuasai pada
tahun 1494 M. Setelah Samarkand, target berikutnya adalah Kabul (ibu kota
Afghanistan) dan setelah Kabul berhasil ditaklukkan, Babur melanjutkann
ekspansinya ke India. India dalam keadaan krisis di bawah kepemimpinan Ibrahim
Lodi. Kondisi dalam negeri diliputi kekacauan. Paman Ibrahim Lodi yang
bernama Alam Khan bersama Daulat Khan (gubernur Lahore) meminta utusan ke
Kabul dan meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan Ibrahim Lodi di Delhi.
Kesempatan tersebut tidak disia-siakan oleh Babur.
Pada tahun 1525 M Punjab langsung dikuasai oleh Babur. Setelah punjab
dikuasai, Babur beserta pasukannya bergerak ke Delhi. Ibrahim Lodi akhirnya
berhasil dikalahkan dan meninggal dunia beserta ribuan tentaranya dalam
pertempuran dahsyat di Panipat pada tanggal 21 April 1526 M. Babur tampil
sebagai pemenang dan kemudian menegakkan pemerintahannya di Delhi. Dengan
demikian, berdirilah Daulah Mughal di India. Daulah Mughal telah memberi
warna baru bagi peradaban orang-orang India yang sebelumnya identik dengan
agama Hindu. Walaupun Babur, pendiri Mughal bukanlah asli orang India, tapi
7
dia adalah peletak peradaban Islam yang baru di India.

7 Ibid., hal. 52.

19
J. Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Mughal di India
Sebagai daulah yang besar Daulah Mughal mampu membawa Islam di tengah
daratan India yang didominasi oleh masyarakat Hindu. Mughal berjaya menguasai
wilayah mayoritas berpenduduk Hindu, walaupun umat Islam adalah penduduk
minoritas. Dalam kurun kurang lebih tiga setengah abad, Daulah Mughal dipimpin
oleh beberapa Sultan, di antaranya adalah;
1. Zahiruddin Muhammad Babur (1526-1530 M)
Zahiruddin Muhammad Babur menjadi penguasa pertama sekaligus pendiri
Daulah Mughal. Pada masa kepemimpinannnya, seluruh kebijakan dikerahkan
digunakan untuk membangun fondasi pemerintahan. Pada awal
kepemimpinannya, Babur masih menghadapi ancaman pihak-pihak musuh,
utamanya dari kalangan Hindu yang dari awal tidak suka terhadap berdirinya
Daulah Mughal. Orang-orang Hindu menggalang kekuatan gabungan, namun
Babur berhasil mengalahkan mereka dalam suatu pertempuran. Sementara di sisi
lainnya. Zahiruddin Muhammad Babur menguasai wilayah yang sangat luas,
berbatasan dengan Kekaisaran Ming di timur (Tiongkok), dan Daulah Syafawiyah
di barat (Persia). Zahiruddin Muhammad Babur tutup usia pada tahun 1530 M.
2. Humayun (1530-1556 M)
Humayun melanjutkan kepemimpinan ayahnya, Babur. Humayun memimpin
Mughal kurang lebih 26 tahun. Daulah Mughal dibawah kepemimpinan Humayun
bisa dikatakan sebagai masa konsolidasi kekuatan periode pertama. Humayun
masih banyak mendapatkan tantangan, di antaranya dari Bahadur Syah, penguasa
Gujarat yang berusaha untuk memisahkan diri dari kekuasaan Mughal. Pada tahun
1450 M Humayun berhasil dikalahkan oleh Sher Khan dari Afganistan. Humayun
melarikan diri ke Persia yang saat itu dipimpin oleh Tahmasp penguasa Daulah
Syafawi. Humayun kembali ke India setelah lima belas tahun menyusun kekuatan
di pengasingan. Daulah Mughal berhasil ditegakkan kembali di Delhi pada tahun
1555 M setelah mengalahkan kekuatan Sher Khan Syah. Pada tahun 1556 M
Humayun meninggal dunia setelah setahun sebelumnya berhasil mengembalikan
kejayaan Daulah Mughal.

20
3. Jalaluddin Muhammad Akbar (1556-1605 M)
Akbar menjadi raja terbesar Daulah Mughal di India. Dia lahir di Umarkot, Sind
pada tanggal 15 Oktober 1542. Akbar adalah Pemimpin Mughal paling
kontroversial, menggantikan kedudukan ayahnya ketika masih dalam usia 14
tahun. Pada masanya dikenal sebagai masa kebangkitan dan kejayaan Mughal
sebagai Daulah Islamiyah terbesar di India. Karena usia yang masih sangat beliau,
Akbar mempercayakan urusan pemeritahan kepada Bairam Khan. Setelah
Dewasa, Akbar mengambil alih wewenang pemerintahan dari Bairam Khan yang
sudah memiliki pengaruh kuat di Mughal. Keberhasilan pemerintah yang lebih
bercorak militeristik menjadikan Mughal menjadi sebuah Daulah yang sangat
besar. Kabul dan Kandahar sebagai dua gerbang kota India berhasil dikuasai oleh
pemerintah Mughal. Kebijakan Akbar mempersatukan berbagai etnis untuk
membangun Daulahnya membuahkan peradaban yang lebih maju di India. Akbar
meninggal dunia di Agra pada tanggal 16 Oktober tahun 1605 M.
4. Nuruddin Muhamad Salim/Jahangir (1605-1627 M)
Nuruddin Muhamad Salim lebih dikenal dengan sebutan Jahangir lahir pada
tanggal 31 Agustus 1569, di Fatehpur Sikri dan naik tahta delapan hari setelah
meninggalnya Sultan Akbar. Jahangir berkuasa selama 22 tahun. Dengan
didukung oleh kekuatan militer yang besar kepemimpinan Jihangir menjadi lebih
kuat. Semua kekuatan musuh dan gerakan pemberontakan berhasil dipadamkan,
sehingga seluruh rakyat hidup dengan aman dan damai. Pada masa
kepemimpinannya, Jahangir berhasil menundukkan Bengala (1612 M), Mewar
(1613 M) dan Kangra (1615 M). Jahangir meninggal dalam perjalanan dari
Kashmir ke Lahore, dekat Sarai Saadabad di Bhimber pada tahun 1627.
Jenazahnya dibawa ke Lahore dan dimakamkan di Shahdara Bagh.
5. Shah Jihan (1628-1658 M)
Shah Jihan lahir 5 Januari 1592, merupakan raja ke-5 Daulah Mughal di India.
Tatkala masih kanak-kanak, ia bernama Khurram. Nama Shah Jihan dikenang di atas
kemegahan bangunan-bangunan yang didirikan tatkala menjadi raja. Taj Mahal dan
Masjid Jama adalah dua bangunan megah yang diwariskan kepada dunia. Kini, buku-
buku sejarah kekhalifahan Islam mencatat namanya sebagai penguasa yang

21
berjasa pada peradaban manusia. Di masa kekuasaan Shah Jihan, Daulah Mughal
mencapai puncak kejayaannya. Ia dikenal tegas dalam menindak pembesar
kerajaan yang tidak jujur. Shah Jehan meninggal dunia 2 Januari 1666 M pada
umur 74 tahun, setelah menderita sakit keras.
6. Aurangzeb (1658-1707 M)
Aurangzeb naik tahta dengan menghadapi tugas yang berat. Kedaulatan Mughal
sebagai entitas Muslim India nyaris hancur akibat perang saudara. Maka pada masa
pemerintahannya dikenal sebagai masa pengembalian kedaulatan umat Islam. pada
periode ini merupakan masa konsolidasi II Kerajaan Mughal sebagai sebuah kerajaan
dan sebagai negeri Islam. Pada masa pemerintahannya, Aurangzeb berhasil
menaklukan sebagian besar India selatan, membuat Mughal mencapai wilayah
terluasnya. Meskipun mayoritas rakyatnya tidak beragama Islam, namun Aurangzeb
mampu mempertahankan keutuhan wilayah kerajaannya yang meliputi seluruh anak
benua India. Aurangzeb meninggal pada 1707 M dalam usia 88 tahun.
7. Bahadur Shah (1707-1712 M)
Para pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak
mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri. Para pemimpin sesudah
Aurangzeb mengawali kemunduran dan kehancuran Kerajaan Mughal. Bahadur
Shah menggantikan kedudukan Aurangzeb. Lima tahun kemudian terjadi
perebutan antara putra-putra Bahadur Syah. Jehandar memenangkan persaingan
tersebut dan sekaligus dinobatkan sebagai Sultan Mughal oleh Jenderal Zulfiqar
Khan meskipun Jehandar adalah yang paling lemah di antara putra Bahadur.
8
Penobatan ini ditentang oleh Muhammad Fahrukhsiyar, keponakannya sendiri.
8. Jehandar (1712-1713 M)
Jehandar menjadi pemimpin yang paling singkat dalam periodesasi
kepemimpinan Mughal. Nama lengkapnya adalah Murza Mu`izzuddin Muhammad
Khan. Pada masa pemerintahan Syah Alam Daulah Mughal diserang oleh pasukan
Afghanistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Durrani. Kekalahan Mughal dari
serangan ini, berakibat jatuhnya Mughal ke dalam kekuasaan Afghan. Syah Alam

8 Ibid., hal. 56.

22
tetap diizinkan berkuasa di Delhi dengan jabatan sebagai sultan. Akbar II (1806
1837 M) pengganti Syah Alam, memberikan konsesi kepada East India Company
(EIC) untuk mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang diinginkan
oleh pihak Inggris, dengan syarat bahwa pihak perusahaan Inggris harus
menjamin penghidupan raja dan keluarga istana. Kehadiran EIC menjadi awal
masuknya pengaruh Inggris di India.
9. Bahadur Syah (1837-1858 M).
Bahadur Syah (1837-1858) pengganti Akbar II menentang isi perjanjian yang
telah disepakati oleh ayahnya. Hal ini menimbulkan konflik antara Bahadur Syah
dengan pihak Inggris. Bahadur Syah, raja terakhir Kerajaan Mughal diusir dari
istana pada tahun (1885 M). Dengan demikian berakhirlah kekuasaan kerajaan
Islam Mughal di India. Sejak saat itu umat Islam dihadapkan pada perjuangan
untuk mempertahankan eksistensinya di bawah kekuasaan Inggrisdan di tengah
mayoritas umat Hindu India.

K. Kemajuan Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India


1. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
Hampir semua pejabat pemerintahan terdiri dari kaum militer. Pemerintahan
daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik
dipegang oleh Faujdar(komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang
kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat pada masa itu diharuskan
mengikuti latihan kemiliteran Akbar menerapkan politik toleransi sulakhul
(universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak
dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model
toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam. Pada Masa Akbar
terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang
dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-
pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India.
2. Bidang Ekonomi
Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil
pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh
seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, kedudukan yang

23
dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk
menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani
dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga
terikat terhadapnya. Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai
berkembang.
3. Bidang Agama
Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam,
seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat
dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah,
oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan
budaya Islam India yang dikembangkan oleh Daulah Mughal.
4. Bidang Seni dan Budaya
Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung
pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana.
Abu Fadhl menulis Akbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal
dan pemimpinnya. Daulah Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj
mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh
Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Taman-
taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia
9
Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.

L. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal di India


Ada beberapa faktor yang menyebabkan kekuasaan Daulah Mughal mengalami
kemunduran pada setengah abad terakhir sebelum akhirnya berakhir pada tahun
1858 M. Raja-raja pengganti Aurangzeb merupakan penguasa yang lemah
sehingga tidak mampu mengatasi kemerosotan politik dalam negeri.

9 Ibid., hal. 59.

24
kemunduran Daulah Mughal disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut:
1. Terjadinya stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer.
2. Kemerosotan moral dan hidup mewah di lingkungan istana yang
mengakibatkan pemborosan dalam keuangan.
3. Pendekatan yang dilakukan oleh Aurangzeb terlalu kasar terhadap toleransi
umat beragama, sehingga konflik antar umat beragama sangat sulit diatasi oleh
sultan-sultan sesudahnya.
4. Semua generasi penerus Daulah Mughal pada periode terakhir adalah orang-
orang yang lemah dalam kepemimpinan.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdirinya Daulah Usmani merupakan kelanjutan dari Daulah Abbasiyah.
Daulah Usmani mampu melanjutkan estafet kepemimpinan berikutnya sebagai
Daulah yang berjaya di Asia dan Eropa. Pada masa itu, Puncak kejayaan Islam
berhasil mencapat puncak tertinggi dengan menggabungkan kekuasaan tiga benua,
yaitu benua Asia, Afrika dan Eropa. Daulah Usmani telah menunjukkan diri
sebagai salah satu pilar penyangga kekuatan Islam. Penaklukan Konstantinopel
yang menjadi simbol kekuatan Eropa berhasil diambil alih oleh Sultan
Muhammad Al Fatih sehingga kemudian menjadi simbol kebesaran dan kekuatan
Daulah Usmani. Daulah Usmani mulai melemah karena ketidakmampuan para
penguasa dalam menjalankan roda pemerintahan.
Sebelum Daulah Safawi berdiri, cikal bakal lahirnya daulah tersebut dimulai
dari sebuah gerakan Tarekat Safawiyah yang berdiri di daerah Ardabil kota
Azerbaijan. Nama tarekat ini sesuai dengan nama pendirinya yaitu Safi al-Din,
salah satu keturunan Musa al-Kazim. Setelah mangkatnya Khalifah Abbas I,
Daulah Syafawi berturut-turut diperintah oleh enam khalifah, yaitu Safi Mirza,
Abbas II, Sulaiman, Husein, Tahmasp II dan Abbas III. Pada masa pemimpin-
pemimpin tersebut kondisi Daulah Syafawi tidak menunjukkan kemajuan atau
berkembang, tetapi justru memperlihatkan kemunduran yang akhirnya membawa
kepada kehancuran.
Daulah Mughal merupakan kerajaan Islam di anak benua India, dengan Delhi
sebagai ibu kotanya, berdiri antara tahun 1526-1858 M. Daulah Mughal di India
didirikan oleh pendatang dari Asia Tengah, bernama Zahiruddin Muhammad
Babur (1482-1530 M), salah satu cucu dari Timur Lenk dari etnis Mongol,
keturunan Jengis Khan yang telah masuk Islam dan pernah berkuasa di Asia
Tengah pada abad ke 15. Masa kejayaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan
Akbar (1556-1605 M), dan tiga raja penggantinya, yaitu Jahangir (1605-1628 M),
Shah Jihan (1628-1658 M), Aurangzeb (1658-1707 M). Setelah itu, kemajuan
kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.

26
B. Saran
Dengan penulisan ini diharapkan kita semua dapat memahami keterampilan
dalam membaca sumber ilmiah. Dalam pembuatan makalah ini, pemakalah
menyadaribahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam hasil makalah
yang telah dibuat. Dan masih terdapat kekurangan dalam materi serta sumber
rujukan pada makalah, sehingga kami sangat berharap kritik dan juga saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini dan dimasa yang akan datang.
Untuk itu pemakalah memohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penyampaian
materi ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama
bagi penulis sendiri.
C. Rekaman Diskusi
1. Pertanyaan dan Jawaban

1. Mengapa orkhan memindahkan kerajaan Qura hisar ke Bursa sebutkan


alasannya?
(Diana Novita, NIM: 2312020062)
Jawaban: Orkhan I, sebagai penguasa Kekhalifahan Utsmaniyah, memindahkan ibu
kota dari Qura Hisar ke Bursa pada awal abad ke-14. Alasan utamanya termasuk
faktor strategis dan ekonomi. Bursa terletak lebih dekat dengan garis depan perluasan
Utsmaniyah ke wilayah Barat dan memberikan akses yang lebih baik ke jalur
perdagangan utama. Selain itu, Bursa memiliki posisi geografis yang lebih baik untuk
mengendalikan wilayah yang lebih luas, sementara Qura Hisar dianggap terlalu
terpencil dan rentan terhadap serangan. Pemindahan ini juga mencerminkan
perubahan fokus kebijakan dan strategi militer Utsmaniyah pada masa itu.

2. Apa kontribusi terbesar daulah Usmani bagi dunia masa kini?


(Silva Arina Manasikana, NIM:2312020046)
Jawaban: Daulah Usmani atau Kesultanan Utsmaniyah, memberikan kontribusi besar
dalam sejarah dunia, terutama selama berabad-abad sebagai kekaisaran Islam. Salah
satu kontribusi terbesar mereka adalah mempertahankan tradisi ilmiah, artistik, dan
arsitektur Islam. Mereka juga mendukung perdagangan dan kegiatan ekonomi,
memfasilitasi pertukaran budaya antara Timur dan Barat. Namun,

27
dampaknya pada masa kini lebih kompleks dan dapat dilihat dalam dinamika
geopolitik dan sejarah wilayah tersebut.
3. Jelaskan strategi daulah Usmani agar dapat mencapai masa keemasannya?
(Nur Asiyah Nasution, NIM: 2312020041)
Jawaban: Daulah Usmani merujuk pada Kekhalifahan Utsmaniyah. Strategi
mereka untuk mencapai masa keemasan melibatkan kombinasi kebijakan politik,
militer, dan ekonomi. Mereka memperluas wilayah melalui penaklukan, menjalin
aliansi yang strategis, mengadopsi sistem pemerintahan yang efisien, dan
mengembangkan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan. Selain itu,
toleransi agama juga menjadi bagian penting dalam mempertahankan kestabilan di
wilayah yang beragam.
4. Apakah ada konflik antara pendeta kepada Al-Fatih yang menggantikan gereja
ke mesjid?
(Rahmi Ayunda Simanjuntak, NIM: 2312020052)
Jawaban: Peralihan ini tentu saja menghadapi reaksi dan perasaan beragam dari
komunitas Kristen. Beberapa pendeta mungkin telah menentang perubahan
tersebut, sementara yang lain mungkin mencoba beradaptasi dengan situasi baru.
Namun, Tidak ada catatan yang sangat rinci mengenai konflik individu atau reaksi
spesifik dari para pendeta. Peralihan Hagia Sophia dari gereja menjadi masjid juga
merupakan bagian dari perubahan besar setelah penaklukan Konstantinopel, dan
situasinya kompleks dengan perubahan politik dan agama yang signifikan.

2. Penambah Jawaban
1. Rahma Alya Vifyana, NIM: 2312020058.
2. Nurhafiza, NIM: 2312020037.
3. Rahma Alif Habibah Ramonda, NIM: 2312020049.

28
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Moh. 2020. Sejarah Kebudayaan Islam MA. Jakarta: Direktorat KSKK
Madrasah.
Syauqi, Abrari. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Kurnia, Yuangga. 2022. Sejarah Kebudayaan Islam 2. Cet. II. Jakarta: Yudhistira.

C.E. Bosworth. 1993. Dinasti-dinasti Islam. Bandung: Mizan.

Edyar, Busman, Ilda Hayati. 2009. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Pustaka
Asatruss.
Karim, M. Abdul. 2011. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Cet. III.
Yogyakarta: Pustaka Book Publisher.

29
MAKALAH
PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

Tentang

INVASI DAN KOLONIALISASI BANGSA-BANGSA EROPA KE


KAWASAN DUNIA ISLAM ( AFRIKA DAN ASIA) DAN KEMENANGAN
NEGARA-NEGARA ISLAM MODERN ( AL JAZAIR DAN LIBYA)

KELOMPOK: 11
WIDYA RAMADHONA 2312020039

LUTFIA FAJRI 2312020061


ZAHSI OLIVIA RANGKUTY 2312020044

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Zainal,M.Ag

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (B)


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL
PADANG TAHUN 1445H/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmat-Nya dan penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan. Dan shalawat beserta
salam kami hadiahkan kepa Nabi Muhammad SAW yang telah membrikan
kesejahteraan pada umatnya.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kedua Orang Tua kami bapak
Dr. Zainal,M.Ag sebagai dosen pengampu mata kuliah Pancasila, teman- teman
kelompok 12 dan tentunya kepada penulis karya ilmiah yang kami jadikan
referensi makalah ini, yang telah membantu terselesaikannya makalah ini

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, terutama bagi
penulis.

Padang, 19 November 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Invasi dan Kolonialisasi Bangsa-bangsa (Afrika dan Asia)....................2
B. Kemerdekaan Negara-negara Islam Modern (Al- Jazair dan Libya). . .3

BAB III PENUTUP............................................................................................................9


A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenjangan antara peradaban Barat dan Islam menjadi semakin lebar
karena kemandekan yang parah di sisi Islam dan kebangkitan yang luar biasa di
sisi Barat pada penghujung abad pertengahan Islam. Dominasi Barat atas hampir
seluruh dunia lalu berkembang menjadi imperialisme dan kolonialisme yang
menjadi tema penting sejarah dunia untuk waktu yang cukup lama. Kolonialisme
Barat atas Dunia Islam ditakdirkan untuk memberi pengaruh yang sangat besar;
sedemikian rupa sehingga pengaruhnya masih menjadi sebuah faktor penting
dalam dinamika sejarah umat Islam hingga saat ini.
Libya sendiri merupakan negara di pusat bagian utara Afrika. Di sebelah
utara dibatasi oleh laut, di timur oleh Mesir dan Sudan, di selatan Chad dan
Nigeria, sedang dibagian barat oleh Aljazair dan Tunisia. Oleh karena lokasinya
yang strategis, Libya di masa lalu selalu menjadi sasaran para penakluk. Bangsa-
bangsa yang pernah menduduki sepanjang pantai laut tengah di antaranya :
Polinesia, Yunani, Romawi, dan Italia. Italia adalah penyerbu terakhir yang datang
pada tahun 1911.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan invansi ?
2. Apa yang dimaksud dengan kolonialisasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan aljazair ?
4. Apa yang dimaksud dengan libya ?

C. Tujuan
1. Memahami apa itu invansi
2. Menjelaskan makna kolonialisasi
3. Dapat mengetahui aljazair
4. Dapat mengetahui masa libya

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Invansi dan Kolonialisasi Bangsa-Bangsa Eropa ke Kawasan Dunia


Islam (Afrika dan Asia)

1. Invansi bangsa-bangsa Eropa ke Kawasan Dunia Islam

Kontak-kontak budaya di Eropa pada umumnya melibatkan peperangan,


invasi, kolonisasi, dan pendudukan wilayah. Hal itu digambarkan oleh ekspansi
imperialis kekuatan- kekuatan Barat di Asia dan Afrika antara abad ke-16 dan
ke19 yang mengarah pada sejumlah peperangan, invasi dan kolonisasi Asia
Tenggara dan Afrika. Ekpansi itu juga membawa perubahan-perubahan radikal di
bidang budaya, sosial, politik dan ekonomi di Asia dan Afrika ketika budaya Barat
1
dan dunia Kristen melakukan serangan dan serbuan ke wilayah-wilayah itu.

2. Kolonialisasi bangsa-bangsa Eropa ke Kawasan Dunia Islam


Kolonialisme modern berawal pada awal abad ke-16. Faktor pendorongnya
yang paling utama adalah penemuan jalur pelayaran baru oleh bangsa- bangsa Eropa.
Dua yang paling penting adalah jalur yang mengelilingi pantai selatan benua Afrika
yang ditemukan pada 1488 dan kemudian penemuan Amerika pada 1492. Alur
pelayaran baru tersebut kemudian menggeser posisi kekuatan maritim dari Laut
Tengah ke Samudera Atlantik. Pada era sebelumnya jalur transportasi laut dari Timur
ke Barat adalah melalui Lautan Hindia, lalu ke Laut Merah dan kemudian dilanjutkan
dengan jalur darat ke pelabuhan-pelabuhan di pantai timur Laut Tengah

1 Kadir,Abdul.(2010). Penyebaran islam dari china ke


nusantara.Buku kompas.hlm 3

2
(Mediterrania). Barulah dari sana dilanjutkan kembali dengan pelayaran menuju
berbagai pelabuhan di Eropa. Faktor penting lain yang

2
juga mesti dipertimbangkan adalah perkembangan teknologi maritim yang sangat
pesat di kalangan bangsa-bangsa Eropa.
Kedua faktor tersebut (penemuan jalur maritim baru dan teknologi yang
lebih maju) memberi keuntungan kompetitif yang sangat besar bagi bangsabangsa
Eropa. Dalam realitas baru tersebut muncullah kekuatan-kekuatan maritim baru di
Eropa, yang kemudian menjadi negara-negara imperialis dan kolonialis terbesar
dalam beberapa abad kemudian. Negara- negara yang paling besar dalam kaitan
ini adalah Portugis, Spanyol, Belanda, Prancis, dan Inggris. Sedikit agak
2
belakangan Jerman, Italia, dan Rusia juga menjadi kekuatan yang besar.

B. Kemerdekaan Negara-negara Islam Modern (Aljazair dan Libya)


1. Aljazair
a. Sejarah Masuknya Islam ke Aljazair
Pada awal masa Islamisasi di Aljazair yang mengenal Islam lebih dulu
hanya para kaum elit dan berkembang atas peranan para Maraboutisme.
Maraboutisme yang ada di Aljazair berasal dari Andalusia di semenanjung Iberia
yang membentuk organisasi dalam memperkuat gerakan Islam. Marabout sangat
besar peranannya dalam bidang penyebaran agama, ilmu pengetahuan, bidang
politik dan bidang sosial ekonomi. Seiring berjalannya waktu penduduk Aljazair
mayoritasnya menganut agama Islam. Pusat penyebaran Islam terjadi di Tahert
atau Tiaret, atas jasa orangorang Khawarij yang belum diketahui bagaimana
kedatangannya di Afrika Utara. Orang-orang Berber yang menjadi mayoritas di
Aljazir banyak yang memeluk agama Islam dan mencari tahu lebih dalam tentang
Islam. Kejayaan Islam ditambah dengan penyebar luasaan Arabisasi yaitu bahasa
Arab dijadikan bahasa Nasional di Aljazair. Melalui bahasa terjadi pernikahan
antara penduduk Berber dangan orang-orang Arab dan terbentuknya
perkampungan orang Berber-Arab.

2 Asari, hasan.(2019). Sejarah islam modern. Pernada publishing. Kelompok


penerbit perdana mulya sarana.(Anggota ikapi no. 002 ).hlm 17

4
b. Geografi dan Struktur Masyarakat Aljazair
Aljazair adalah salah satu bagian dari kawasan Afrika Utara. Aljazair
sering disebut juga dengan Maghrib atau Berber. Negara Maghribi atau Maghrib
merupakan sebutan bagi negara-negara yang berada dibagian utara benua Afrika,
para pedaganglah yang pertama kali menyebut nama Maghrib. Maghrib meliputi
bagian barat jika dilihat dari Jazirah Arab termasuk Libya, Tunisia, Aljazair,
Maroko, Mauritania dan Sahara Barat. Maghrib terbagi menjadi tiga bagian yaitu :
1. Maghrib al-Adnan yang artinya (Nearest Maghrib atau Maghrib Dekat),
daerah yang terletak dibagian Afrika Utara. Istilah ini pertama kali
diperkenalkan pada masa Dinasti Umayyah. Saat ini lebih dikenal dengan
Negara Tunisia dan Libya.
2. Maghrib al-Aust yang artinya Barat Tengah hanya ada satu negara bagian
yaituAljazair
3. Maghrib al-Aqsa yang artinya Barat jauh negaranya meliputi Maroko,
Mauritania dan Sahara Barat

c. Masa Aljazair sebelum dikuasai oleh Turki Utsmani


Aljazair memiliki sejarah panjang karena banyak dikuasai berbagai suku
dan bangsa-bangsa asing, sehingga membuat Aljazair pernah tidak memiliki
pemerintahan pusat dan identitas territorial. Namun setelah dikuasai berbagai 15
bangsa, Aljazair mengalami perubahan dalam struktur sosialnya. Banyaknya
pengelompokan suku-suku membuat Aljazair menjadi terbelah dan mudah
dipengaruhi dari bangsa luar.

Bangsa asing yang diketahui pertama kali menguasai Aljazair adalah 16


Funisia. Funisia menjadikan jalur perdagangan darat dengan menjual barang-
barang ke kawasan Afrika Utara sebagai bentuk ekspansi bagi kekuasaannya cara
menguasai daerah jajahannya bangsa ini menggunakan jalur perdagangan,
kemudian setelah mendapatkan keuntungan bangsa ini menguasai daerah yang
didatanginya.

5
Setelah itu kekuasaannya berpindah ke bangsa Romawi. 17 Bangsa
Romawi berkuasa 146-439 SM yang dipimpin oleh pasukan orang-orang Kristen,
sehingga banyak penduduk Berber yang menganut ajaran Kristen pada saat itu
para penguasanya memiliki ajaran yang sama. Kekuasaanpun jatuh ke tangan suku
Vandal setelah peperangan terjadi. Akhirnya pada tahun 439-534 M, Aljazair
dikuasai oleh suku Vandals dan Byzantium pada tahun 534-647 M. Peralihan
kekuasaan terjadi, sehingga sampai kepada masa kekuasaan Islam datang dan
mulai menguasai kawasan Afrika Utara.

Pada tahun 670 M penaklukkan Arab terjadi terhadap kawasan Maghrib,


penyebaran ajaran Islam yang dilakukan pada masa dinasti Umayyah. Pemerintahan
diatur sesuai dengan syariat Islam dan banyak pula penduduk Berber yang masuk
Islam. Setelah itu ada beberapa dinasti yang pernah memimpin Aljazair.

d. Masa Aljazair setelah dikuasai oleh Turki Utsmani


Turki Utsmani merupakan salah satu dinasti yang berkuasa di wilayah
Anatolia di Turki. Dinasti ini berkuasa dari tahun 1280-1992 M. Nama Utsmani
diambil dari pendirinya yaitu Utsman bin Ertughrul. Dinasti Utsmani terdiri dari
suku Qayigh Oghuz.

Turki Utsmani merupakan salah satu di antara dinasti yang menjadi


kebangkitan peradaban Islam. Pada masa ini merupakan periode kejayaan dalam
sejarah peradaban Islam muncul kembali setelah runtuhnya dinasti Abbasiyah..
Wilayah Turki Utsmani pada awalnya sangatlah kecil, namun pada saat di pimpin
oleh Sultan Urkhan untuk pertama kalinya tentara Utsmani memasuki Eropa

Seiring berjalannya waktu perluasan wilayah yang dilakukan Turki Utsmani


dengan pasukan militer yang sangat kuat bermaksud untuk menaklukan daerah Laut
Tengah saat itu yang menjadi Sultan yaitu Sulaiman Al-Qanuni 15201566 dibawah
kepemimpinan militer Khairuddin Barbarosa mengambil alih Aljazair pada tahun
1529 Aljazair pun dengan resmi telah menjadi provinsi Kesultanan Utsmani yang

6
berkuasa selama empat abad. Aljazair tumbuh pada masa penaklukan Turki,
otonomi administratif yang diperluas dari Istanbul dan di integrasi kaum penguasa
Turki dengan kepemimpinan Berber dan Arab lokal.

Tidak hanya itu Barbarosa sukses menaklukkan Aljazair dengan bantuan


pasukan Jennisari sehingga menjadi kekuatan besar dalam menaklukkan Aljazair.
Ketika sudah jatuh ke tangan Utsmani terbentuklah rezim Afrika Utara di bawah
kekuasaan Usmani yang dimpimpin oleh Sultan Sulaiman Al Qanuni 1520-1566
M. Keadaan Utsmani mengalami kemajuan baik dalam ekonomi atau perluasaan
wilayah.

Kemajuan ekonomi dalam bidang pajak dan militer yang sangat ditakuti
perdagangan memiliki peran sangat penting dalam hubungan antara Timur dan
BaratSemua itu membuat kawasan yang berada dibawah kendali Utsmani
mengalami kestabilan dalam bidang perekonomian dan tingkat keamanan yang
sangat tinggi Aljazair memiliki sumber daya alam yang sangat banyak seperti
Minyak Zaitun, buah-buahan dan memiliki hasil laut yang sangat melimpah. Inilah
yang membuat Aljazair dalam bidang ekonomi mengalami kemajuan dan
penduduknyapun saat itu menjadi makmur.

Kedatangan Utsmani merubah pola pemerintahan sehingga Aljazair memiliki


identitas dalam pemerintahnnya. Para penguasa sebelumnya lebih mengutamakan
patuh terhadap pemimpin dan solidaritas kesukuan. Setelah Aljazair dikuasai Utsmani
dan diambil alih oleh pasukan Jennisary lebih diarahkan lagi terhadap kepedulian
cinta tanah air dan menekankan militer dan hubungan antara sultan di Istanbul
berjalan dengan baik. Aljazair dipimpin oleh Bey, Qa'di dan Dey.

7
Ajaran agama Islam yang melekat di Aljazair merupakan salah satu
pengaruh yang diberikan Utsmani terhadap Aljazair. Sehingga suku-suku yang
3
dominanya Berber mereka semua ikut masuk agama Islam.

2. Libya

a. Gambaran Singkat Libya Pra Revolusi


Libya merdeka Oktober tahun 1951 disebutkan, bentuk negara Libya adalah
federasi yang bercirikan monarki; kepala negara dipimpin oleh seorang raja. Raja
mempunyai kewenangan penuh merancang kebijakan-kebijakan starategis negara.
Namun, otoritas negara tersebut mengakibatkan tipisnya partisipasi politik publik
dalam menentukan masa depannya, Raja Idris yang setelah kemerdekaan Libya
dinobatkan sebagai pemimpin mulai enggan menyerahkan kursi kepemimpinan
nasional kepada pihak di luar garis keturunannya sehingga semasa Idris berkuasa,
para perwarisnya Idris disiapkan untuk menggantikannya.
Perkembangan politik Libya selepas kemerdekaan tahun 1951 banyak
diwarnai oleh faktor-faktor kesejarahan. Beberapa faktor itu melatarbelakangi
timbulnya perbedaan orientasi politik antar daerah serta ambiguitas pemerintahan
monarki Libya. Sekurangnya terdapat tiga persoalan yang dapat teridentifikasi
seiring dengan melekatnya faktor sejarah politik dalam negeri Libya :

1. setelah pemilihan umum berlangsung pada 19 Februasi 1952, partai- partai


politik dihapuskan termasuk Partai Kongres Nasional yang secara gencar
mengkampanyekan perlawanan terhadap kebijakan bentuk negara federal.

3 Anam, syaiful.(2020).”Sejarah perkembangan islam di al jazair”.Jurnal al


ghazali jurnal kajian pendidikan islam dan studi islam 3 no,1:hlm 148-158

8
2. rasa nasionalisme tidak sekuat ikatan primodial yang berkembang nyaris di
semua tempat, membawa dampak konflik antara pemerintahan pusat dan
daerah.
3. pewaris kerajaan secara kuantitatif dirasa sangat kurang. Melihat gelembung
tiga persoalan tersebut kian membesar Idris merencanakan suksesi
kepemimpinan dengan menyerahka, kekuasaan kepada saudaranya berusia
enam puluh tahun, sayang sebelum terlaksana

Dalam hubungan regional, Libya mampu menjaga keharmonisan hubungan


diplomatik dengan negara-negara tetangga. Bahkan, Libya termasuk satu dari tiga
puluh anggota pendiri organisasi persatuan Afrika yang eksis di tahun 1963,
kemudian pada bulan November tahun 1964 bersama Maroko, Aljazair dan
Tunisisa membentuk Badan Permusyawaratan yang khusus unutk membahas
persoalan kerjasama ekonomi antar negara Arika Utara. Kendati pun Libya
mendukung gerakan-gerakan oposisi, termasuk gerakan kemerdekaan di Moroko
dan Al-Jazair, peran Libya dalam konflik Arab-Israel yang menanas sekitar tahun
4
lima puluhan dan awal emam puluhan tidak terlalu signifikan.

4
Esposito,john L. 1990. Islam dan Politik, Terj. Joesoef Sou’yh. Jakarta: bulan bintang

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Invansi dan kolonialisasi bangsa bangsa Eropa ke kawasan dunia Islam
(Afrika dan Asia). Invansi hal itu digambarkan oleh ekspansi imperialisasi kekuatan
kekuatan Barat di Asia dan Afrika antara abad ke 16 dan ke 19 Yang mengarah pada
sejumlah peperangan, invasi dan Kolonisasi Asia Tenggara dan Afrika. Kolonialisasi
modern berawal pada awal abad ke 16. Faktor Pendorong yang paling utama adalah
penemuan jalur pelayaran baru oleh bangsa bangsa Eropa. Dua yang paling penting
adalah jalur yang mengelilingi pantai Selatan benua Afrika yang ditemukan pada
1488 Dan kemudian penemuan Amerika pada 1492.
Kemerdekaan negara negara Islam modern aljazait dan libya Pada awal masa
Islamisasi di Aljazair yang mengenal Islam lebih dulu hanya para kaum Elit dan
berkembang atas peranan para maraboutisme. Geografi dan struktur masyarakat
Aljazair adalah salah satu bagian dari kawasan Afrika utara. Aljazair sering disebut
juga dengan Maghrib atau berber. Bahasa Aljazair sebelum dikuasai oleh Turki
Usmani memiliki sejarah panjang karena banyak dikuasai berbagai suku dan bangsa
bangsa asing, sehingga membuat Aljazair pernah tidak memiliki pemerintahan

10
pusat dan identitas teritorial namun setelah dikuasai berbagai 15 bangsa, Aljazair
mengalami perubahan dalam struktur sosial nya.
Gambaran singkat Libya pra revolusi Merdeka pada tahun 1951 Disebut,
bentuk negara Libya adalah federasi yang bercirikan monarki; Kepala negara
dipimpin oleh seorang raja. Perkembangan politik Libiya selepas kemerdekaan
tahun 1951 Banyak diwarnai oleh faktor faktor Kesejarahan.
B. Saran
Semoga dengan penulisan makalah ini semakin menambah pemahaman
bagi pembaca dan pemakalah.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, syaiful.(2020). Sejarah perkembangan islam di al jazair. Jurnal al


ghazali jurnal kajian pendidikan islam dan studi islam 3 no,1: 145-162.
Asari, hasan(2019). Sejarah islam modern. Pernada publishing. Kelompok
penerbit perdana mulya sarana. (Anggota ikapi no. 002 )
Kadir,Abdul. (2010). Penyebaran Islam dari China ke Nusantara.
Buku kompas
Najib, Muhammad. (2021). Mengapa umat islam tertinggal ? dunia islam
problem & dinamika. PT cerah budaya indonesia.

11
Pertanyaan saat diskusi :

1.Khairunnisa (2312020053)
Bagaimana pengaruh penjajahan bangsa barat terhadapt umat islam dalam
dunia pendidikan?

2.Karina delfia (2312020036)


Apa dampak invasi dan kolonialisme Eropa terhadap negara-negara Islam
modern seperti Aljazair dan libya?

3.Nelpida akmal (2312020048)


Apa dampak positif dari invansi dan kolonialisasi di sebagian wilayah asia?

4.Yogi Widya Agustus(2312020047)


Apa yang dimaksud dengan maraboutisne?

12
MAKALAH
PENGANTAR STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
Tentang
PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
(INDONESIA, MALAYSIA, DAN BRUNAI)
Dan
PERADABAN ISLAM PADA KAWASAN MINORITAS MUSLIM DI
DUNIA (THAILAND, PHILIFINA, AS DAN INGGRIS)

DISUSUN OLEH:
RAHMA ALIF HABIBAH RAMONDA (2312020049)
RAHMA ALYA VIFYANA (2312020058)
DHEA RIZOLA (2312020066)

DOSEN PENGAMPU:
Dr. ZAINAL.M.Ag

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM (B) FAKULTAS


DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI IMAM BONJOL PADANG TAHUN 1445H/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami yang berjudul “ Peradaban Islam
di Asia Tenggara (Indonesia, Malaysia, dan Brunai)” dan “Peradaban Islam Pada Kawasan
Minoritas Muslim di Dunia (Thailand, Philifina, AS, dan Inggris)”. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Pengantar Studi Sejarah
Peradaban Islam di Universitas Islam Negri Imam Bonjol.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini. Khususnya kepada dosen kami yang telah
memberikan tugas dan arahan kepada kami, tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak..

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,
baik dari segi penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami meminta maaf dan ingin menerima kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Padang, 27 November 2023

Pemakalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………i

DAFTAR ISI…………………………………………………………..........................................ii

BAB I……………………..………………………………………………………………………1

A. Latar Belakang………………………………………………………………….……….1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………….………2
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….…………..2
BAB II……………………………………………………...……………………………………..3

A. Teori tentang penyebaran Islam di Asia Tenggara………………………….…………..3


B. Perkembangan keagamaan dan peradaban Islam di Asia Tenggara…………….……....6
C. Minoritas muslim di Thailand…………………………………………………....….....11
D. Minoritas muslim di Filifina………………………………………………………...…12
E. Minoritas muslim di Amerika Serikat…………………………………………………14
F. Minoritas muslim di Inggris………………………………………………….…………2
BAB III………………………………………………………………………………..………….3

A. Kesimpulan………………………………………………………………….………….3
B. Saran……………………………………………………………………….…………...3
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….………………..4
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk muslim terbesar di dunia. Islam
merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain itu,
Minoritas Muslim dapat ditemukan di Thailand, Filipina, Amerika Serikat dan inggris. Secara
geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan menarik bagi perkembangan
agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama agama besar pernah singgah dan
mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam. Bisa dikatakan
bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia Tenggara.

Islamisasi itu lebih intens dan luas sejak akhir abad ke -12 ketika para guru dari berbagai
tempat di Jazirah Arab mengembara meskipun terjadi beberapa teori tentang kedatangan islam di
Asia Tenggara, bahwa pedagang muslim dari kawasan Jazirah arab telah hadir di beberapa
tempat di Nusantara, sejak abad ke -7 tetapi tidak ada bukti yang memadai bahwa mereka
memusatkan diri dalam menyebarkan islam. Perkembangan dan beradaban islam sangat
dipengaruhi oleh struktur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat.

Salah satu rintangan yang paling serius dalam mengembangkan pemahaman tentang Islam
di Asia Tenggara adalah adanya suatu fakta bahwa topik kajian tentang Islam Asia Tenggara
telah lama sekali terpinggirkan dalam lapangan studi Islam. Hal tersebut disebabkan dalam studi
Islam para sarjanan Barat dan Timur Tengah memiliki kecenderungan yang menempatkan Asia
Tenggara di pinggiran dalam arus intelektual di dunia Islam. Berbagai tulisan tentang sejarah dan
peradaban Islam tapi Islam di Asia Tenggara hanya dibahas sekilas atau bahkan tidak sama
sekali. Padahal kenyataannya, Asia Tenggara memiliki hampir 200 juta muslim, para pengamat
bahkan sebagian intelektual belum terbiasa mengidentifikasikan Islam Asia Tenggara dengan
Islam di Timur Tengah dan menganggap Asia Tenggara secara intelektual dan institusional
sebagai pengembangan Islam dari Timur Tengah.

Perkembangan dan peradaban islam sangat di pengaryhi oleh struktur kebudayaan yang
dianut oleh masyarakat. Kuatnya unsur kebudayaan dan bahasa yang terpatri dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat mempengaruhi perimaan dan pelaksanaan kegiatan keagamaan, melihat
fenomena diatas, tentang masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara. Kemajuan
perdaban islam tampaknya diperlukan, hal ini merupakan salah satu upaya untuk mengangkat
kembali sejarah perkembangan islam sehingga mampu survive di tengah masyarakat. Dan
sebagai langkah awal untuk menemukan kembali semangat ini, tampaknya dapat dilakukan
dengan mencoba melihat kilasan historical islam khususnya dalam makalah ini penulis hanya
mengangkat kilasan pada proses masuk dan berkembangnya islam di Asia Tenggara.

B. Rumusan Masalah.

1. Bagaimana proses peradaban islam di Asia Tenggara?

2. Bagaimana perkembangan keagamaan dan peradaban islam di Asia Tenggara?

3. Apa saja Teori tentang penyebaran Islam di Asia Tenggara?

4. Bagaimana peradaban islam pada kawasan Minoritas Muslim di dunia seperti:


Thailand, Philifina. AS, dan Imggris?

C. Tujuan Penulisan.

1. Untuk mengetahui bagaimana proses peradaban islam di Asia Tenggara.

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan keagamaan dan peradaban islam di


Asia Tenggara.

3. Untuk mengetahui teori-teori mengenai penyebaran islam di Asia Tenggara.

4. Untuk mengetahui bagaimana peradaban islam pada kawasan minoritas muslim di


dunia seperti: Thailand, Philifina, AS, dan Inggris.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Peradaban Islam di Asia Tenggara.

Masuknya agama Islam ke wilayah Asia Tenggara mempunyai keistimewaan yaitu dengan
jalan damai, berangsur, dan diterima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak sekaligus,
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang dan para sufi secara
damai, terbuka tanpa pemaksaan sehingga Islam mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.

Mengenai kedatangan Islam di Negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya
didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab,
India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan. Pada abad ke- 5 sebelum masehi,
Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang. Kondisi ini yang
dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar
pesisir.

Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam demikian
kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan ini, terbukti bahwa proses masuknya
Islam di Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di wilayah lainnya yang di
sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki.

B. Teori Penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara


Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yang digunakan, jalur
tersebut semua disesuaikan dengan budaya timur yang mengedepankan keramahtamahan,
sehingga hal ini memudahkan Islam untuk masuk dan berkembang di kawasan ini. Berkaitan
dengan hal ini Uka Tjandra, Sasmita mengemukakan ada enam saluran masuknya Islam ke Asia
Tenggara yang berkembang, yaitu:

a.Saluran Perdagangan

Sejak abad ke-1 kawasan laut Asia Tenggara khususnya selat malaka, telah memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional karena
posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia Barat.
Kesibukan lalu lintas perdagangan kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke-16 itu
membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan di negeri-negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

Pengaruh inilah yang menjadikan adanya perubahan sistem kehidupan di Asia Tenggara
yang sebelumnya di masa Kerajaan Berjaya, kepercayaan yang dominan dikalangan masyarakat
adalah dinamisme. Dengan adanya pengaruh pedagang Islam banyak kemudian masyarakat
beralih menganut monotheisme.

Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarah peradaban Islam di
Asia Tenggara adalah Samudera Pasai Kerajaan ini sampai sekarang dipercayai sebagai kerajaan
Islam tertua dan pertama yang ada di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang berpusat di Aceh,
dipimpin seorang raja Muslim yang bernama Sultan Malikus Shaleh.

b. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi para pedagang Muslim memiliki status soial yang lebih baik daripada
kebanyakan pribumi sehingga berpengaruh terhadap puteri-puteri bangsawan tertarik menjadi
isteri saudagar-saudagar tersebut, sebelum melakukan pernikahan para calon isteri saudagar
tersebut diislamkan terlebih dahulu, setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka
semakin luas, terbentuklah kampung-kampung, daerah-daerah juga. Kerajaan-kerajaan Muslim.

Dalam penyebaran agama Islam jalur perkawinan lebih menguntungkan karena apabila
saudagar Muslim menikah dengan anak bangsawan, anak raja atau anak adipati turut
mempercepat Islamisasi. Demikian yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel dengan
Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa
yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

c. Saluran Tasawuf

Menurut seorang ahli sejarah Australia H. John menyatakan bahwa proses Islamisasi di
Asia Tenggara dipengaruhi ajaran Tasawuf dan amalannya serta adanya dakwah cerdas yang
dilakukan oleh para Sufi yang datang bersama dengan pedagang Muslim. Pengajar Tasawuf atau
para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat terutama di Indonesia, seperti contoh: mereka mahir dalam soal kepercayaan/
mantra/ magic dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan, dengan Tasawuf, Islam yang
diajarkan kepada penduduk mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut Hindu sehingga agama Islam mudah diterima dan dimengerti. Diantara
ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia seperti Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa,
ajaran mistik ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke- 20 M ini.

d. Saluran Pendidikan

Islamisasi juga dilakukan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama melalui pendidikan di
sekolah maupun pesantren. Di pesantren atau pondok calon guru,calon kiai atau ulama
mendapatkan pendidikan agama, setelah keluar mereka kembali ke kampong masing-masing
untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu untuk mengajarkan Islam. Misalnya: pesantren yang
didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini
banyak diundang ke Maluku untuk berdakwah.

e. Saluran Kesenian

Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan
Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang, Beliau tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi Beliau meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi cerita tersebut disisipkan ajaran-ajaran juga nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian lainnya juga bisa dipakai sebagai alat Islamisasi. Seperti seni ukir, seni bangunan,
sastra (hikayat, babad, dan lain sebagainya).

f. Saluran Politik.

Kebanyakan penduduk masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu wilayah. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis dapat menarik penduduk kerajaan bukan Islam masuk memeluk
agama Islam. Terdapat 3 teori yang diharapkan dapat membantu memperjelas tentang masuknya
Islam di Asia Tenggara yang sebenarnya antara lain:

1. Menekankan peran kaum pedagang yang ada di wilayah Asia Tenggara kemudian
melakukan asimilasi dengan jalan menikah, kelompok pertama yang memeluk
agama Islam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu lintas
Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang Hindu
dari Jawa.
2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan
para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan
politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum
pedagang dan memasuki wilayah perkampungan pedalaman. Mereka mampu
mengkomunikasikan visi agama yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan demikian bahwa masuknya Islam
ke Asia Tenggara tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3. Lebih menekankan pada makna Islam bagi masyarakat umum dari pada kalangan
elit pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ideologis, bagi
kebijakan individual, bagi kaum tani dan komunitas pedagang. Tidak ada proses
tunggal dalam penyebran Islam di Asia Tenggara. Namun para pedagang kaum
sufi pengembara, pengaruh para murid yang telah belajar agama dan penyebaran
1
di berbagai sekolah merupakan faktor penting dalam penyebaran agama Islam.

C. Perkembangan keagamaan dan peradaban Islam di Asia Tenggara

1
. Moeflich Hasbullah (ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan Islam, hlm. 249.
Masuknya Islam di Asia Tenggara sejak abad pertama, kawasan laut Asia
Tenggara,Khususnya selat malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam
perdagangan Intenasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China sejalan pula
dengan berkembangnya kekuasaan besar yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907
M),Sriwijaya (abad ke-7 sampai 14) dan Dinasti Umayyah (660-749 M).

Mulai abad ke-7 orang Muslim Persia dan Arab berdagang sampai ke negeri China pada
pemerintahan Tai Tsung (627-650 M) kaisar kedua dari Dinasti Tang. Muslim pertama bernama
Sa’ad bin Abi Waqqas adalah seorang Mubaligh juga sahabat Nabi Muhammad SAW.. la
mendirikan Masjid bernama wa zhin zi yang artinya masjid kenangan nabi di Canto, sampai
sekarang Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka yang
langsung dibawa oleh sahabat Nabi. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan
dengan pemberitaan 1-Cing seorang musafir Budha yang mengadakan perjalanan dengan
berlayar menggunakan kapal dengan sebutan kapal Po-Sse menuju arah selatan ke Bhoga (di
daerah Palembang di Sumatera Selatan). Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai
masuknya Islam ke Indonesia:

1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (684
M).datang seorang Pemimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari
Sumatera Utara, jadi Islam pertama kali ke Indonesia ada di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M. Saat itu
datang utusan raja Arab Ta Cheh (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling
(Kaling/Kalingga)

Untuk membuktikan Keadilan, kemakmuran dan keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.

1. Menurut Drs. Junied Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M
karena di Barus Tapanuli, terdapat sebuah makam yang bertuliskan Haa Miim..
2. Pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan mengadakan seminar yang mengambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/ abad ke-7 M langsung dari
Arab, daerah Pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera.

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra mengatakan:
“Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara pada abad
pertama,Tetapi setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu, proses
islamisasi nampaknya mengalami perkembangan antara abad ke-12 dan ke-16.

Hal menarik yang patut diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi wilayah
Nusantara adalah dengan apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra “bahwa yang mula-mula
masuk Islam adalah para penguasa”. Dalam kaitan ini, sosiolog Muslim bernama Ibn Khaldun
menyatakan “al-nasu ‘ala al-dini mulukihim”. Yang artinya dengan mengislamkan penguasa,
berarti dengan sendirinya akan memudahkan pengislaman penduduk atau rakyatnya.bahkan
dengan sendirinya rakyat akan mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Pemimpin memiliki
peran besar dalam membentuk perkembangan masyarakat hingga masalah agamapun cenderung
mengikuti Pemimpinnya. Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia.
Namun demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana. Indonesia
adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara, maka teori ini
menjadi relevan untuk kontek kedatangan Islam di Asia Tenggara.

Pemikiran dalam berbagai aspek ajaran Islam, seperti filsafat, tasawuf, dan lainnya itu
berada dalam proses perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pada masa kekuasaan Kerajaan
Malaka bahwa Islamisasi Asia Tenggara mendapatkan dorongan baru, daerah baru di Surnatera
yang kemudian masuk kedalam kekuasaan Malaka setelah Aru, Petir, Lambri antara lain. Ampar,
Indra Giri, Siak, Jambi, Bengkalis, Riau dan Lingga juga telah masuk Islam. Di semenanjung
Malaya, seperti Pahang, Pattani, Kedah, Johor juga menerima Islam. Dari Malaka Islamisasi
masuk ke pesisir Pulau Jawa, di tahun 1478 kerajaan Majapahit dikalahkan kerajaan Islam yang
dipimpin oleh Raja Demak. Para penyebar agama Islam yang berasal dari Demak kemudian
mengislamkan warga Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Maluku menjadi wilayah Islam pada
tahun 1498. Pulau Mindano diislamkan lebih awal pada tahun 1460, pada akhir abad ke-15
Brunai telah masuk Islam. Dari Sulu dan Mindano Islam menyebar ke wilayah Utara Filipina,
berdirilah Kerajaan Islam di sana. Bahkan Manila berada dibawah kekuasaan Islam, yang
kemudian dihancurkan oleh Spanyol tahun 1570. Kesultanan Brunai juga mengislamkan wilayah
yang berada dalam kekuasaannya. Sedangkan Makasar menerima Islam pada tahun 1603,
kemudian mengislamkan Bugis, Sumbawa, Lombok. Setelah Bugis menerima Islam kemudian
menyebar ke Flores, seluruh Jawa bertahap menerima Islam kecuali Bali yang masih bertahan
sebagai kerajaan Hindu.

Islamisasi di Asia Tenggara membawa persamaan dibidang Pendidikan, pendidikan tidak


lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan akan tetapi melibatkan seluruh lapisan masyarakat.
Setiap Muslim diharapkan mampu membaca Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara
rasional, bahasa lokal diperluas dengan kosakata dan gaya bahasa Arab, bahasa Melayu
digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi media pengajaran agama,
bahasa Melayu juga berperan penting sebagai bahasa pemersatu. Budaya politik Hindu- Budha
juga kepemimpinan telah digantikan dengan ide-ide juga lembaga yang bernafaskan Islam,
hukum Islam telah dijalankan walaupun belum secara keseluruhan.

Di wilayah Muangthai hukum Islam diterapkan terus didalam undang-undangnya terdapat


42 pasal yang diambil dari mahzab syafi’i, di muangthai terdapat 2000 masjid. Peranan Islam
dalam politik lebih nampak di Malaysia, partai Islam menyatakan dalam kampanyenya untuk
membentuk Negara Islam, partai Islam mempunyai dukungan yang sangat besar dari masyarakat
yang mempunyai penduduk mayoritas Islam seperti Kelantan, Trengganu, Kedah dan Perlis.
Angkatan Islam Malaysia berada dibagian terdepan dalam mempromosikan citra positif Islam
kepada kaum muslim maupun non muslim yang bertujuan untuk mewujudkan gaya hidup
muslim yang baik.

Menurut pendapat Azmi Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke7 M.
Pedagang Arab Islam sudah sampai ke pulau Melayu, tentu juga singgah di pelabuhan dagang
Malaysia. Sejalan dengan pendapat tersebut Abdullah dkk. Menegaskan: Para pedagang ini
singgah di pelabuhan Sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara
menanti perubahan angin Mosun, ada di antara mereka yang singgah di pelabuhan Tanah Melayu
seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Dengan demikian boleh dikatakan bahwa Islam telah tiba
di Tanah Melayu pada abad ke- 7M. Dikemukakan oleh Fatimi, bahwa Islan datang pertama kali
di sekitar abad ke-8 H (14 M). Ia berpegang pada penemuan Batu Bersurat di Trengganu tahun
702H (1303M). Batu Bersurat itu ditulis dengan huruf Arab. Pada sebuah sisinya, memuat
pernyataan yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada
keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah, Sisi lainnya memuat daftar singkat mengenai 10 aturan
dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.
Menurut pendapat Majul bahwa Islam tiba di Malaysia sekitar abad ke-15 dan ke-16 Kedua
pendapat ini, baik Fatimi maupun Majul, juga tidak dapat diterima karena ada bukti yang lebih
kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah tiba pada abad ke-3 H (10 M). Pendapat terakhir ini
didasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Inggris, Kedah pada tahun 1965. Pada batu
nisan itu tertulis nama Syeikh Abd alQadir ibn Husayn Syah yang meninggal pada tahun 291 H
(940 M). Menurut sejarawan, Syeik Abd al-Qadir adalah seorang da’i keturunan Persia.
Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang ke Malaysia pada sekitar abad
ke-3 H (10M). Baik Fatimi maupun Majul agaknya tidak mengetahui tentang penemuan batu
nisan di Tanjung Kedah ini dan tulisan tentangnya di majalah Mastika, karena tulisan tersebut
baru diterbitkan tahun 1965, sedangkan penelitian mereka masing-masing dihasilkan tahun 1963
dan 1964. Terjadi perbedaan pendapat untuk mempelajari peradaban Islam di wilayah ini karena
keragaman dan keluasan wilayah, di mana pada kenyataannya tidak setiap wilayah atau masing-
masing bagian dari wilayah itu sama-sama bisa diketahui dengan baik, sehingga menimbulkan
anakronisme yang tidak akurat.Sumber-sumber spekulasi lainnya adalah menyangkut cara dan
situasi di mana islamisasi di Semenanjung Melayu ini terjadi. Mengenai asal-usul penyebaran,
perdebatan akademis berpusat di Arabia dan India. Sebagaimana diketahui secara umum,
sebelum Islam datang ke Tanah Melayu, orang-orang Melayu adalah penganut animisme,
hinduisme dan budhisme. Namun demikian, sejak kedatangannya, Islam secara berangsur-angsur
mulai diyakini dan diterima sebagai agama baru oleh masyarakat Melayu Nusantara.

Identifikasi Melayu dan Islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat kepemimpinan
politik Melayu tradisional (kesultanan), yang dipimpin oleh sultan. “Sultan” adalah istilah yang
digunakan untuk menyebut penguasa Muslim. Istilah ini berasal dari bahasa Arab dan
melambangkan kekuasaan Islam di negeri itu. Kitab Undang-Undang Malaka bahkan menyebut
sultan Malaka sebagai “Khalifah al-mu’minin, zill Allah fi al-alam” yang berarti Pemimpinnya
orang-orang beriman, bayang-bayang Allah di muka bumi. Ini mengandung makna bahwa sultan
bertanggung jawab langsung kepada Tuhan untuk memelihara dan mengembangkan agama
Islam. Karena itu, para sultan tidak hanya punya peranan vital dalam kepemimpinannya sebagai
institusi politik Muslim, dan pembentukan serta pengembangan institusi-institusi Muslim seperti
pendidikan dan peradilan agama,tetapi juga terlibat langsung dalam berbagai aktivitas
keagamaan dan kajian-kajian keislaman sehingga Islam terasa begitu mewarnai kebudayaan
Melayu.
Pemerintah Singapura memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melindungi
kepercayaan penduduknya, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) diberikan tanggung jawab
unutk mengatur administrasi hukum Islam di Singapura, seperti mengumpulkan zakat,
pengaturan ibadah haji, organisasi agama. MUIS juga berwenang mengeluarkan fatwa,
pengelolaan seluruh masjid yang ada di Singapura serta berusaha menciptakan warga muslim
Singapura lebih baik dibidang pendidikan agar nanti mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan Singapura yang merupakan kepentingan bersama.

Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan Negara Islam semakin berkembang
lahirlah ulama-ulama Islam sebagai pemimpin, sistem pendidikan Islam dirancang.

Masjid atau Surau menjadi lembaga pusat pengajaran, ibadah haji diselenggarakan. Sejumlah
karya dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah bermunculan serta tokoh-tokoh ulama
intelektual mempunyai jaringan keilmuan yang luas baik di dalam maupun di luar negeri
2
sehingga dapat menunjang perkembangan Agama Islam di Asia Tenggara.

D. Minoritas Muslim di Thailand

Diskursus Separatisme Muslim Patani Thailand Wilayah perbatasan (sempadan)


selatan Thailand yang dikenal Dengan nama Changwad Chaiden Pak Thai banyak dihuni oleh
Komunitas Muslim keturunan Melayu. Wilayah ini terdiri dari empat provinsi; Yala, Narathiwat,
Patani dan Satun dengan agama Islam yang Mendominasi populasi di wilayah tersebut. Di
keempat provinsi ini Ikatan sejarah ke-Melayu-an memiliki karakter cukup kuat Dibandingkan
dengan bangsa Thai. Kenyataan ini membuat komunitas Muslim di Selatan Thailand memiliki
perbedaan agama, kepercayaan, Adat istiadat, bahasa dan tata cara kehidupan yang berbeda
dengan Bangsa Thai umumnya. Identitas yang dimiliki oleh masyarakat Muslim Thailand
Selatan memperlihatkan entitas kolektif orang-orang Melayu Di empat provinsi (“the four
provinces”) sebagai suatu manifestasi dari Identitas etnik Melayu yang berada di Thailand
(Suhrke 1989: 1). Masyarakat dan pemerintah Thailand lantas menyebut komunitas di Selatan ini
dengan istilah “Thai Muslim”. Thai Muslim atau yang lebih dikenal dengan Muslim Patani

2
. Dardiri, Helmiati, ddk, Sejarah Islam Asia Tenggara, (Pekanbaru, Kerjasama ISAIS dan Alaf Baru, 2006), hlm.
53.
Secara umum lebih banyak dideskripsikan sebagai komunitas Muslim Yang secara sporadis
sering melakukan gerakan perlawanan bersenjata Serta menentang sikap dan perlakuan
diskriminatif pemerintah Thailand.Pemberitaan media juga turut menggambarkan bahwa
kekerasan kerap Berlangsung dan diwarnai dengan aksi balas dendam yang menimbulkan
Banyak korban, baik dari komunitas Muslim maupun dari masyarakat Thailand yang beragama
Budha. Selain itu, gambaran kaum minoritas Muslim di Thailand adalah kaum tertindas,
terutama disebabkan oleh Sikap pemerintah yang mau menang sendiri dan tidak bersedia untuk
Memahami aspirasi yang berkembang dalam masyarakat Islam Patani.

Penjelasan mengenai akar pertikaian dan gambaran Muslim Patani dengan pemerintah
dan masyarakat Thai dapat dirunut sejak Dimulainya proses penggabungan daerah Patani ke
dalam wilayah Thailand. Kurang dari satu abad sejak ditanda tanganinya perjanjian Pembagian
wilayah antara pihak kerajaan Ingris dan kerajaan Siam Tahun 1909 (Anglo-Siam Treaty)—yang
isinya menempatkan wilayah Patani bukan sebagai sebuah kerajaan Melayu lagi, tetapi
merupakan Wilayah kerajaan Siam (Pitsuwan, 1989)—masyarakat Patani telah Terintegrasi
menjadi bagian dari masyarakat Thai. Sebagai sebuah Kelompok minoritas dengan identitas
Islam, Muslim Patani Selatan Thailand dihadapkan pada kewajiban mengikuti pola integrasi
nasional Thailand yang telah ditetapkan agar menjadi satu wilayah kesatuan yang Utuh. Dilihat
secara geografis, perubahan wilayah yang terjadi ini, Patani yang asalnya merdeka dan
merupakan mayoritas kemudian Berubah sebagai wilayah subordinat Thailand serta menjadi
minoritas di Level nasional.

Dihadapkan pada konsekuensi kebijakan integrasi politik administratif, pada tingkat struktur
kemasyarakatan, Muslim Patani Yang beretnis Melayu mulai memasuki wilayah kehidupan
sosial politik Dan sosial ekonomi Thailand. Masyarakat Patani kemudian mengikuti Proses
pembangunan kebangsaan Thailand dengan penerapan segala Kebijakan-kebijakan yang
dimotori negara (state policies) dan Mengikuti pelaksanaan program-program asimilasi dan
akomodasi Pemerintah (State programs) bagi tujuan dan kepentingan nasional.Selama kurun
waktu paska kebijakan integrasi Tersebut, berbagai implementasi kebijakan pembangunan dari
Pemerintah telah diupayakan dalam bentuk kebijakan dengan landasan Semangat nasionalisme
Thailand. Semangat ini mengkontruksikan nilainilai kebangsaan Thailand pada tiga asas utama,
yaitu, satu agama, satu Kerajaan dan tunduk pada kekuasaan raja (Thai Rak Thai). Nasionalisme
Yang menyokong kesatuan berbangsa ini didasarkan pada kebesaran Kerajaan Siam dan
dominasi mayoritas etnis Thai yang beragama Buddha.

E. Minoritas Muslim di Filipina


a. Sejarah Masuknya Islam di Filipina
Sejarah masuknya Islam di Filipina tidak dapat dilepaskan dari kondisi wilayah
tersebut sebelum kedatangan Islam. Filipina adalah sebuah Negara Kepulauan yang
terdiri dari 7107 pulau. Penduduknya yang berjumlah 47 jiwa Menggunakan 87
dialek bahasa yang berbeda yang mencerminkan banyaknya suku dan Komunitas
etnis. Sebelum kedatangan Islam, Filipina adalah sebuah wilayah yang Dikuasai oleh
kerajaan-kerajaan. Islam dapat masuk dan diterima dengan baik oleh Penduduk
setempat setidaknya karena ajaran Islam dapat mengakomodasi berbagai Tradisi yang
telah mereka lakukan selama ini.Para ahli sejarah menemukan bukti abad ke-16 dan
abad ke-17 dari sumber – sumber Spanyol tentang keyakinan agama penduduk Asia
Tenggara termasuk Luzon, Yang merupakan bagian dari Negara Filipina saat ini,
sebelum kedatangan Islam. Sumber-sumber tersebut memberikan penjelasan bahwa
sistem keyakinan agama yang Sangat dominan ketika Islam datang pada abad ke-14
syarat berbagai upacara pemujaan Untuk orang yang sudah meninggal.Hal ini jelas
sekali tidak sejalan dengan ajaran Islam yang menentang keras Penyembahan berhala
dan politeisme. Namun tampaknya Islam dapat memperlihatkan Kepada mereka
bahwa agama ini memiliki cara tersendiri yang menjamin arwah orang Yang
meninggal dunia berada dalam keadaan tenang, yang ternyata dapat mereka terima.
Islam masuk ke wilayah Filipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao
pada tahun 1380 M, Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan
Raja Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di
kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang Pangeran
dari Minangkabau (Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun Setelah
berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil Kerja
kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari
Manguindanao memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini
mulai Dirintis. Adapula pendapat yang lain mengenai masuknya Islam datang ke
kepulaun Sulu. Bahwasannya Islam datang ke Sulu pada abad ke-9 melalui
perdagangan. Tapi itu Tidak menjadi faktor yang penting dalam sejarah Sulu, sampai
abad ke 13 ketika orang-orang menyebarkan Islam (da’i) mulai pertama kali tinggal
di Buasna (Jolo) kemudian Di daerah-daerah lain kepulauan Sulu.
b. Perkembangan Islam di Filipina
Kebangkitan Islam terus digunakan oleh dua kelompok yang sama-sama
Mengatas namakan umat Islam Filipina. Kelompok pertama berpandangan radikal,
Dipegang oleh para anggota Moro National Liberation Front (MNLF) yang
merupakan Minoritas di kalangan penduduk muslim. Kelompok kedua berpandangan
moderat, Dipegang oleh warga Muslim yang ingin memprakarsai berbagai perubahan
dalam Masyarakat yang lebih luas. Kelompok moderat yang didukung oleh mayoritas
Penduduk berusaha mempertahankan diri sebagai masyarakat Muslim. Mereka mau
Masuk ke dalam sistem politik Filipina demi mencapai tujuan-tujuan mereka, dengan
Menggunakan semua cara-cara legal dan konstitusional yang ada, termasuk
Penyebarluasan ide-ide pemikiran, mengorganisir kelompok-kelompok penekan dan
Berpartisipasi dalam usaha-usaha pemerintah untuk menemukan suatu penyelesaian
Yang damai adil terhadap Moro. Moro National Liberation Front (MNLF)
menggunakan dua strategi yakni Menarik perhatian internasional, khususnya negara-
negara Islam – tentang nasib mereka Yang tertindas; menjalankan perang gerilya
untuk melemahkan Pemerintah Filipina.Suasana dan posisi umat Islam di Filipina
mempengaruhi strategi dan Keberlangsungan kegiatan dakwah. Sebuah organisasi
Islam yang berskala Filipina Adalah CONVISLAM atau “Converst to Islam”, yang
didirikan pada tahun 1954 secara Aktif bergerak untuk kegiatan dakwah. Pada tahun
1981, Convislam mempelopori Sebuah organisasi dakwah yang berskala nasional
yang disebut Islamic Da’wah Council Of the Philippines, Inc (Majlis al-Da’wah al-
Islamiyyah al-Philipiniyyah) untuk menjadi Payung semua gerakan dan kegiatan
dakwah. Kegiatan-kegiatannya antara lain Penerbitan buku-buku Islam, kunjungan ke
cabang-cabang provinsi, menyelenggarakan serangkaian kuliah umum, membangun
masjid, menghadiri konferensi-konferensi Internasional dan program-program
pelatihan untuk usaha dakwah Islam, Menyelenggarakan sekolah minggu dan kursus-
kursus bahasa Arab. Di samping itu, Terdapat banyak sekolah madrasah yang
didirikan oleh organisasi-organisasi Muslim Terutama di provinsi-provinsi bagian
selatan.

F. Minoritas Islam di Amerika Serikat

a. Sejarah Awal Kedatangannya Islam Amerika Serikat

Umat Islam yang tinggal di Amerika Serikat terdiri dari beberapa Kelompok, yaitu,
pertama, penduduk asli Amerika, (indigenous), yaitu penduduk Yang lahir serta
dibesarkan di sana, berkewarganegaraan Amerika dan beragama Islam. Kedua, adalah
para Muslim imigran, yaitu orang-orang Muslim yang hijrah Dari negerinya menuju
Amerika Serikat dan akhirnya menetap di sana. Ketiga, adalah kelompok Muslim
kulit hitam yang menamakan dirinya dengan Bilali. Keempat, orang yang menetap
sementara di AS, baik sebagai diplomat, Mahasiswa, pengusaha atau yang
3
mempunyai urusan lain yang biasa disebut Sojournes.
Sedang kedatangan para imigran ke Amerika, melalui beberapa Gelombang,
gelombang pertama pada tahun 1875 – 1912, pendatang ini terdiri Dari orang-orang yang
tidak mempunyai ketrampilan kerja dan tidak terpelajar. Arus imigrasi ini terhenti
menjelang akhir Perang Dunia I. Gelombang kedua, Berlangsung pada abad ke-20 yang
umumnya terdiri dari keluarga, saudara, Kerabat, atau kenalan para imigran yang telah
ada di Amerika sebelumnya. Kemudian terhenti karena pecah Perang Dunia II. Undang-
undang keimigrasian Pada masa itu hanya mengijinkan orang-orang Negro atau orang-
orang kulit putih Masuk ke Amerika. Orang-orang Arab tidak termasuk dalam kategori
ini. Gelombang ketiga, terjadi antara pertengahan tahun 1940-an dan pertengahan 1960-
an. Banyak di antara mereka yang datang pada gelombang ini memiliki Tingkat
pendidikan yang lebih baik dibanding pendatang sebelumnya. Mereka Berasal dari Timur
Tengah, India, Pakistan, Eropa Timur dan Uni Soviet. Gelombang keempat, dan masih
berjalan sampai sekarang, dimulai sekitar

3 Steven Barboza, Jihad Gaya Amerika, hal.19.


tahun 1967, Mereka yang datang pada gelombang ini adalah dari kalangan terpelajar
4
dan Umumnya menguasai bahasa Inggris dengan baik.
Kaum Imigran Muslim yang datang dari Timur Tengah pada pertengahan Abad
ke-20 umumnya merupakan orang-orang yang memiliki komitmen pada Sosialisme
atau nasionalisme Arab serta lebih memiliki orientasi sekuler daripada Keagamaan.
Namun akhir-akhir ini komitmen mereka berubah, mayoritas Pendatang dari Asia
Tenggara maupun Dunia Arab, selain mereka adalah Profesional yang terdidik
5
dengan baik, mereka mempunyai komitmen yang tinggi Terhadap Islam.
Lebih kurang sepertiga jumlah Muslim yang tinggal di Amerika berasal Dari
keturunan Afrika, mereka menamakan dirinya dengan muslim Bilali atau Black
Muslim. Tokoh Muslim berpengaruh pada perjalanan awal di Amerika Adalah Elijah
Muhammed. Organisasi yang dipimpinnya adalah Nation of Islam (1929), di situ dia
sekaligus berperan sebagai “nabi” dari umatnya. Doktrin Nation Off Islam dalam
beberapa hal, bertentangan dengan ajaran Islam, Elijah pernah Menyatakan bahwa
orang kulit hitamlah golongan orang yang akan dimuliakan Allah, dan orang kulit
putih adalah musuh mereka. Sehingga satu-satunya cara Untuk membebaskan diri
dari penindasan yang dilakukan kulit putih adalah dengan memisahkan diri serta
menanamkan fondasi yang kuat dalam berbagai hal Seperti tanggung jawab etis, etos
kerja, moral terpuji serta mencari akar-akar Penyebab tertindasnya masyarakat kulit
hitam.
Menjelang tahun 1960-an, Malcolm X, seorang pengikut Elijah Muhammad,
setelah menunaikan ibadah haji, menyatakan kesadarannya bahwa Betapa
universalnya nilai-nilai Islam di dalam kehidupan manusia sehari-hari. Sebagai
contoh, di hadapan Tuhan seluruh manusia itu sama, baik warna kulit, Status sosial,
dan hal-hal lain yang berkenaan tentang kehidupan manusia di dunia, Sedangkan
yang membedakan manusia di hadapan-Nya adalah taqwa, yakni Tingkat kesadaran
keimanan seseorang terhadap Tuhannya yang selalu dijaga Terus-menerus. Ia pernah
menyatakan kekecewaannya terhadap pemimpinnya Yang sangat membedakan

4 Ensiklopedia Oxford, I, artikel “Amerika Serikat” hal.121.


5 Ibid
manusia dalam rasialis, karena itulah hal kemudian Mendorongnya untuk keluar dari
Nation of Islam.
Dakwahnya diteruskan dengan Metode orator dalam membangun pengaruh dan
menyebarluaskan Islam, sehingga Cukup membawa pengaruh luas di kalangan
Muslim Amerika. Hingga akhir Kehidupannya yang tragis, ia dibunuh oleh anggota
Nation of Islam pada suatu Acara keagamaan pada tahun 1965.
b. Dinamika Islam Amerika Serikat Tantangan dan Problematika
Berbicara tentang tantangan dan problematika yang dihadapi Muslim Amerika,
perlu kiranya menyinggung banyak hal, misalnya saja, peran politik, Sosial budaya
dalam kehidupan dan dasar hukum yang dipakai sebagai petunjuk Pelaksanaan teknis
layaknya orang hidup, cukup membawa perbedaan siginifikan di Muslim Amerika.
Terutama sekali hubungan antar masyarakat Barat yang Nasrani-Yahudi dengan
minoritas muslim dalam aspek sosial keagamaan Amerika.
Komunitas Muslim yang minoritas sering dianggap oleh mayoritas Muslim
sebagai bagian integral dari Muslim yang lebih besar, sekalipun tinggal pada
yurisdiksi non-Muslim, status minoritas sering dianggap sebagai fase peralihan atau
sejarah yang masih bisa diperbaiki. Pada dasarnya, di tempat Muslim minoritas
tinggal, Islam bukanlah agama atau budaya dominan, sehingga mereka banyak
menghadapi permusuhan terhadap apapun yang berbau Islam. Kondisi yang demikian
memunculkan beberapa alternatif untuk mencari solusi bagi keutuhan Muslim itu
sendiri, pertama, disarankan untuk hijrah ke daerah Muslim atau ke tempat yang lebih
bisa menerima mereka, seperti yang dilakukan Rasulullah ketika hijrah dari Makkah
ke Madinah, kedua, menghadapi ancaman dengan berjihad. Wajib bagi mereka untuk
menjalin hubungan dengan sesama Muslim untuk menjaga dan memperkuat identitas
keislaman mereka, dan ketiga, keadaan toleransi dan kebersamaan dengan mayoritas
non-Muslim mulai diciptakan. Untuk itulah Muslim dianjurkan dialog dengan non
Muslim, baik dengan tujuan misi maupun tujuan hidup berdampingan secara damai di
tanah mereka.
Tantangan Muslim Amerika terberat yang dihadapi abad ini adalah Bagaimana
merubah pandangan dunia yang sudah mengakar bahwa Islam adalah Agama teroris,
agama perang dan berbagai kesan negatif lainnya tentang Islam. Mengingat akhir-
6
akhir ini banyak sekali isu-isu teroris yang dikaitkan dengan Islam. Kini kaum
Muslim yang hidup sebagai minoritas tidak dapat lagi berharap Status Minoritas
mereka segera berubah atau mengharapkan bantuan dari Mayoritas Muslim di negara
lain. Sebagai negara adikuasa untuk saat ini, Amerika Mempunyai peranan besar
7
dalam perubahan era globalisasi ini, termasuk Pengaruhnya terhadap dunia dalam
konteks keagamaan. Untuk itu yang perlu di Pertimbangkan bagi Muslim Amerika
saat ini adalah menyesuaikan diri secara Emosional, religius, begitu juga secara
ekonomi dan politik. Menyesuaikan diri Dalam pengertian, merubah dakwah Islam
yang dilakukan tidak sebatas pada orasi Keagamaan saja melainkan lebih dari itu,
yakni membangun komunikasi Keagamaan yang didasarkan pada studi atau kajian
khususnya pada wilayah studi Islam dengan memperbandingkan studi pada masa
klasik, pertengahan, modern Dan kontemporer. Sehingga dari sini akan kelihatan,
bahwa realitas dakwah di Barat-Amerika memang sangat membutuhkan sentuhan
tangan terampil penyiar Islam yang berkapasitas keilmuan keislaman yang baik,
pasalnya, Barat-Amerika Mempunyai cukup strategi keilmuan untuk itu sebagai
perangkat metodisnya. Di Samping juga tidak menutup kemungkinan mencoba
belajar pada realitas dan Tradisi kehidupan politik, ekonomi dan budaya mereka.
Di samping itu, untuk bisa mewujudkan Muslim yang berkualitas dan Mampu
bersaing dengan non-Muslim di Barat, dibutuhkan dua pendekatan baru yaitu, self
refleksionisme, yaitu umat Islam belajar introspeksi menerima dan Mengakui
kekurangan-kekurangan yang dimiliki, hingga mampu menata kembali dalam suatu
format dan cara berpikir yang progressive. Dan pendekatan Neocomparativisme, yaitu
pendekatan yang tidak hanya terfokus pada satu agama Yang dianut (Islam) saja, tapi
juga mempelajari agama-agama yang lain dengan Tidak hanya mencari persamaan,
juga perbedaan, selain itu juga perlu mendalami Lagi metodologi dan strategi yang
diterapkannya.0 Dengan ini, umat Islam tidak Terjebak pada persoalan wilayah Islam
secara materiil saja, tapi mampu berpikir Metodologis, strategi, kritis dan menyadari

6 Bandingkan dengan penjelasan Zakiyyudin Baidhway, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan,
Yogyakarta: Lesfi, 2002, lihat khusus pada bagian “Agama dan Fundamentalisme kontemporer dan Globalisasi
Versus Radikalisme JIhad”.
7 Bandingkan juga dengan Seyyed Hossein Nasr, Tradisional Islam in the Modern Word, Kuala Lumpur:
Foundation for Tradisional Studies, 1987.
bahwa di luar sana banyak Komunitas-komunitas lain yang lebih maju dan
mempunyai power untuk Menghandle dunia.

G. Minoritas muslim di Inggris

a. Proses agama Islam masuk ke Inggris

Pada tahun 1842, sekitar 3.000 awal kapal Muslim yang dikenal sebagai laskar yang
mengunjungi Inggris setiap tahun. Beberapa dari mereka menikah dan menetap di kota-kota
seperti Cardiff, Liverpool, Glasgow dan London. Ketertarikan yang meningkat terhadap
keyakinan Muslim sedemikian besarnya sehingga sejumlah warga Inggris ternama beralih
keyakinan ke Islam. Diantaranya adalah Lord Headley, keturunan Baron of Headley kelima dan
seorang insinyur sipil ternama yang membangun jalan antara Baramula dan Srinagar di provinsi
Pegunungan Kashmir; William Quilliam, seorang pengacara dan penyair yang mendirikan
masjid pertama Inggris; serta novelis dan penerjemah Kitab Suci al-Qur’an, Muhammad
Marmaduke Pickthall. Masjid pertama Inggris dibuka di Woking, Surrey, pada tahun 1889. Di
Loverpool, bangunan Liverpool MuslimInstitute menjadi tempat beribadah bagi komunitas
MuslimLiverpool.

Bangunan Masjid Liverpool MuslimInstitute ini mampu menampung sekitar seratus orang
jamaah.Pendirian masjid ini kemudian diikuti oleh berdirinya sebuah perguruan tinggi Islam di
kota Liverpool dan sebuah panti asuhan bernama Madina House. Sebagai pimpinan perguruan
tinggi Islam, Abdullah menunjuk Haschem Wilde dan Agama Islam di Inggris telah ada sejak
beberapa abad silam. Karenanya, tak heran bila agama yang dibawa Rasulullah sawmendapat
tempat di hati warga Inggris. Sejumlah tempat ibadah pun akhirnya berhasil didirikan.Namun,
belakangan ini, seiring dengan gencarnya phobiaterhadap umat Islam, agama yang mulia ini
kerap dijadikan bahan mengolok-olokoleh mereka yang tak memahami Islam. Walaupunbegitu,
hal tersebut tak menyurutkan niat seseorang yang diberi hidayah Allah untuk terus menyuarakan
Islam.Pada pertengahan abad ke-19, seorang tokoh kenamaan Inggris mencoba memahami
Islam.

Akhirnya, ia pun menemukan kedamaian di dalamnya. Bertempat di sebuah bangunan yang


kini sudah tampak kusam. Bahkan, harian The Independent di Inggris, pernah memuat
tulisan berjudul “Forgotten Champion of Islam: One Man and His Mosque” yang ada pada edisi
2 Agustus 2007.16Bangunan yang terletak di kawasan Brougham Terrace No 8, West Derby
Street, Liverpool, Inggris tak ubahnya seperti sebuah rumah hancur. Demikian tulis harian The
Independent.Bangunan bercat putih kusam dengan bagian pintu depan yang terlihat reyot dan
pintu belakang yang penuh dengan coretan grafiti serta sarang burung dara yang menghiasi
bagian atap bangunan dan jamur yang melekat di hampir seluruh permukaan dinding ini
menyimpan cerita panjang mengenai Islam di negeri Ratu Elizabeth II ini.Bangunan yang
menjadi saksi bisu sejarah perkembangan Islam di Inggris pada abad ke-19 dan 20 Masehi ini
adalah milik William Henry Quilliam.

Komunitas Muslimdi kota Liverpool sudah sepantasnya berterima kasih kepada


William.Berkat jasaWilliam, syiar Islam bisa merambah ke kota yang terletak di bagian Barat
Laut Inggris. Masyarakat Muslimdi sana bisa menjalankan ibadah dan berbagai kegiatan lainnya
secara bersama di sebuah bangunan yang memadai.Pada awalnya, tepatnya pada 1889, bangunan
milik William ini difungsikan sebagai Islamic Center dengan nama Liverpool MuslimInstitute.
Namun, dalam perkembangan berikutnya, bangunan Liverpool MuslimInstitute ini juga
difungsikan sebagai masjid dan sekolah bagi komunitas MuslimLiverpool. Sejarah mencatat, ini
merupakan bangunan masjid dan Islamic center pertama yang didirikan di Inggris.Siapa
sebenarnya sosok William Henry Quilliam ini? Laman Wikipedia menyebutkan bahwa pria
kelahiran Liverpool, 10 April 1856 ini berasal dari keluarga kaya raya. Ayahnya, Robert
Quilliam, adalah seorang pembuat jam. Sejak kecil William sudah mendapatkan pendidikan yang
memadai.

B.Perkembangan umat muslim Inggris

Sejarah pertemuan komunitas muslim di Inggris serupa dengan apa yang dialami di Perancis
komunitas muslim berakar sejak masa kolonial imigran muslim pertama ke Inggris adalah orang
Yaman dari enden mereka menghimpun diri di kardiv dan juga mendirikan masjid pertama di
Inggris pada tahun 1870 M. Sebelum pergantian obat datang sekelompok muslim lain dari India
dan menetap di dekat London dan juga mendirikan masjid sah jayahan di walking. Selama
pertengahan pertama abad ke-19 orang muslim datang ke Inggris dari Mesir dan Irak menjelang
perang dunia II penduduk muslim Inggris telah berjumlah 50.000 orang. Imigran meningkat
secara dramatik sesudah perang, sehingga pada tahun 1951 m jumlah muslim menjadi dua kali
lipat yaitu 100.000 orang. Imigran mencapai puncaknya pada tahun 1960-an terutama dari India
Pakistan dan Bangladesh namun pada tahun 1970-an, pemerintah Inggris bersikap keras
mengenai imigrasi terutama negeri bekas jajahan akibat arus orang-orang muslim dari luar
melambat. Pada tahun 1971 kurang lebih dari 500 muslim di Inggris atau 1,8% dari jumlah
penduduk titik pada tahun 1982 M angka perkembangan muslim menjelit menjadi 1.250.000
orang (2,2% dari dari penduduk Inggris). Komunitas muslim Inggris lebih terorganisir lebih baik
daripada di Perancis atau bahkan di Jerman Barat tetapi lebih jelek daripada di Yugoslavia. Pada
tahun 1982 M sekurang-kurangnya 700.000 muslim berasal dari warga negara Inggris, tugas
sekitar 30.000 mahasiswa muslim di berbagai universitas di Inggris. Mayoritas muslim di Inggris
bermahzab Hanafi, sisanya Syafi’i, ja’fari atau Ismail.

Secara keseluruhan muslim di Inggris memiliki status sosial sedikit lebih tinggi, terdiri dari
para profesional dokter insinyur dan pegawai kerah putih lainnya. Namun mayoritas terdiri dari
pekerja pabrik atau karyawan perusahaan kecil secara geografis sekitar 40% dari seluruh muslim
di Inggris berada di wilayah London Raya lainnya mayoritas di Lancashire,Yorkshime dan
Midlands. Secara politik pengaruh komunitas muslim masih amat kecil, tetapi tidak dapat
diabaikan titik di Inggris penduduk muslim terus meningkat terutama karena secara alamiah
jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara mempunyai proses dengan berbagai macam
saluran dalam penyebaranya, seperti melalu saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran
tasawuf, saluran pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik, akan tetaoi islam adalah
agama yang diilhami dalam Al-Qur’an sehingga mudah diterima oleh masyarakat setempat.

Keseluruhan perjalanan sejarah umat islam di Asia Tenggara telah menyebabkan


terjadinyapergumulan serta artikulasi dan asimilasi dengan budaya lokal, sehingga membuahkan
budaya baru yang dinamis dan unik. Dengan diterimanya islam secara damai maka, seirimg pula
dengan perkembangan peradaban islam di berbagai aspeknya.

Perjuangan minoritas muslim sesungguhnya memperlihatkan bahwa terdapat kesenjangan


dalam kehidupan ini. Konflik yang dominan terjadi adalah konflik agama. Oleh sebab itu,
memang sudah seharusnya para penganut agama menyatukan pandangan dengan membentuk
world view dalam agama, bahwa agama tidak mengajarkan kekerasan dan tidak
menginsturuksikan menganiaya penganut agama lain.

B. Saran

Dengan Penulisan ini kami harapkan kita semua dapat memahami bagaimana peradaban
islam di Asia Tenggara, dan Peradaban islam pada kawasan minoritas muslim di dunia. Untuk itu
pemakalah memohon maaf jika terdapat kesahalan dalam penyampaian materi ini.

DAFTAR PUSTAKA
Helmiati.2014.Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: UIN Sultsn Syarif Kasim Riau.

Abd. Hakim, Atang dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung, cet. 3, 2000.

Baidhawy, Zakiyuddin, Ambivalensi Agama, Politik dan Nirkekerasan, Yogyakarta: Lesfi, 2002.

Catatan Kuliah Sejarah Peradaban dan Perkembangan Agama di Barat, S2 IAIN Sunan
Kalijaga,Yogyakarta, tanggal 21 Mei 2003, dosen pengampu, Dr. Alef Theria Wasyim.

Esposito, John L., Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, jilid 1,Mizan, Bandung , 2001.

Auni bin Haji Abdullah. 2001. Islam dan Perdagangan dalam Sejarah Alam Melayu. Malaysia.

Darulfikir SDN BHO Bonura, Jr. Carlo, 2002, Location and the Dilemmas of Muslim Political
Community in Southern Thailand

Abdullah, Amin dalam pengantar: Dialektika Agama antara Profanitas dan Sakralitas, dalam
Moh. Shofan, Jalan Ketiga Pemikiran Islam, Yogyakarta: IRCioD, 2006
Hasil rekaman diskusi:
Pertanyaan:
1.)Nelpida Akmal( 2312020048)
Bagaimana peradaban islam mempengaruhi perkembangan seni dan arsitektur di
Indonesia Malaysia dan brunai?
2.)Zahsi Olivia Rangkuty (2312020044)
Kenapa perkawinan disebut sebagai salah satu teori dalam penyebaran islam Di Asia
Tenggara?
3.)Silva Arina Manasikana( 231202004)
Jelaskan faktor penghambat perkembangan Islam di Thailand, philifina, AS dan
Inggris?
4.)Fina Rosyida ( 2312020063)
Sebutkan daerah-daerah diasia tenggara sebagai pusat pengajaran agama dan menjadi
daya tarik tersendiri?
5.)Widya Ramadhona(2312020039)
Kenapa tantangan muslim Amerika terberat yang dihadapi adalah bagaimana merubah
pandangan dunia yang sudah mengakar bahwa islam adalah teroris?
6.)Rahmi Ayunda Simanjuntak (2312020052)Bagaimana pemerintah memperlakukan
kaum minoritas muslim di Thailand?
7.)Diana novita(2312020062)Apa tantangan utama yang di hadapi oleh komunitas
muslim dikawasan minoritas,baik dari segi budaya maupun sosial?

Jawaban:
1.)Dalam bidang arsitektur, bangunan peninggalan masa Islam banyak berakulturasi
dengan kebudayaan pra Islam (Hindu-Buddha). Seni bangunan zaman perkembangan
Islam yang menonjol terutama adalah masjid, menara, dan makam.
2.)Perkawinan dianggap sebagai salah satu teori dalam penyebaran Islam di Asia
Tenggara karena melalui proses perkawinan, hubungan antara masyarakat Islam dan
non-Islam terbentuk, memungkinkan pertukaran budaya dan nilai-nilai agama, yang
dapat memperluas pengaruh Islam dalam masyarakat yang lebih luas.
3.)Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam di berbagai
negara, termasuk Thailand, Filipina, AS, dan Inggris. Penghambat tersebut bisa
melibatkan faktor sejarah, politik, sosial, dan ekonomi. Misalnya, di Thailand, masalah
sejarah dan etnis dapat mempengaruhi integrasi komunitas Muslim. Di Filipina, konflik
etnis dan politik juga dapat menjadi faktor penghambat. Di AS dan Inggris, isu sosial
dan politik juga dapat berdampak pada perkembangan Islam, seperti isu keamanan dan
stereotip terkait agama.
4.)Jakarta, Indonesia: Jakarta memiliki beragam pusat pengajaran agama Islam,
termasuk pondok pesantren dan institusi pendidikan Islam. Indonesia dengan mayoritas
pendudukn-gama Islam menjadi pengembangan ilmu. Selain Jakarta, Yogyakarta juga
dikenal sebagai pusat pendidikan Islam. Universitas Gadjah Mada (UGM) dan berbagai
pesantren menjadikan kota ini sebagai pusat kegiatan akademis Islam.
5.)Tantangan yang dihadapi Muslim Amerika dalam mengubah pandangan dunia yang
mempertemukan Islam dengan terorisme adalah kompleks dan melibatkan berbagai
faktor sosial, politik, dan budaya. Beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi
tantangan ini termasuk:

a.)Media dan Stereotip: Media sering kali memainkan peran besar dalam membentuk
persepsi masyarakat terhadap suatu kelompok atau agama. Berita yang fokus pada
tindakan terorisme yang dilakukan oleh sekelompok kecil orang dapat menciptakan
stereotip negatif terhadap seluruh komunitas muslim.
b.)Ketidaktahuan dan Pendidikan: Beberapa orang mungkin memiliki ketidaktahuan
tentang Islam dan kurangnya pemahaman tentang ajarannya. Pendidikan yang kurang
atau tidak akurat tentang Islam dapat menyebabkan masyarakat kurang dapat
membedakan antara mayoritas umat Islam yang damai dan kelompok kecil yang
menggunakan kekerasan.
c.)Politik dan Keamanan Nasional: Masalah keamanan nasional dan tindakan terorisme
sering kali dikaitkan dengan politik. Kebijakan pemerintah dan tindakan keamanan
yang diambil dapat mempengaruhi persepsi masyarakat terhadap Islam dan umat Islam.
d.)Dialog Antaragama dan Antarbudaya: Kurangnya dialog dan pemahaman
antaragama dan antarbudaya dapat menyulitkan upaya untuk mengatasi stereotip dan
membangun jembatan pemahaman antar komunitas.

e.)Pemimpin Masyarakat dan Agama: Pemimpin masyarakat dan agama memiliki peran
penting dalam membentuk pandangan masyarakat. Jika pemimpin muslim dapat
berbicara dengan jelas tentang nilai-nilai Islam yang damai dan mengecam tindakan
kekerasan, hal ini dapat membantu mengubah pandangan masyarakat.
f.)Pemberdayaan Komunitas Muslim: Pemberdayaan komunitas muslim untuk
memberikan kontribusi positif dalam masyarakat dapat membantu mengubah persepsi
negatif. Melibatkan diri dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan kesejahteraan dapat
membantu membangun hubungan yang lebih baik dengan masyarakat umum.
g.) Teknologi dan Media Sosial: Pemanfaatan teknologi dan media sosial dapat menjadi
sarana yang efektif untuk menyebarkan informasi yang benar dan membuka dialog
antar berbagai komunitas.
Merubah pandangan dunia yang sudah mengakar memerlukan upaya bersama dari
berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas agama.
Pendidikan, dialog, dan kolaborasi adalah kunci untuk mengatasi stereotip dan
membangun pemahaman yang lebih baik antara berbagai kelompok masyarakat.

6.)Pemerintah Thailand telah berupaya memperlakukan kaum minoritas Muslim dengan


berbagai inisiatif, seperti memberikan kebebasan beragama, menyediakan fasilitas
pendidikan agama, serta menciptakan kebijakan untuk mendukung keberagaman dan
kesetaraan di negara tersebut. Namun, terdapat juga sejumlah permasalahan terkait hak-
hak politik dan budaya bagi komunitas Muslim di Thailand Selatan yang masih menjadi
perhatian dan merupakan isu yang sedang dibahas secara aktif.Namun,pada saat ini
Thailand banyak mendiskriminasi masyarakat muslim Thai.Seperti masyarakat muslim
sulit untuk mendapatkan pendidikan yang sepadan dengan agama lain,dan
ketodakbolehan mereka menggunakan nama yang islami.
7.)Tantangan utama yang dihadapi oleh komunitas Muslim di kawasan minoritas sering
melibatkan persepsi, stereotip, dan diskriminasi. Mereka mungkin menghadapi
kesulitan dalam mempertahankan identitas budaya dan agama mereka, serta mengatasi
prasangka sosial yang dapat mempengaruhi interaksi sehari-hari. Penting untuk
mempromosikan pemahaman lintas budaya dan toleransi untuk mengatasi tantangan
ini.

Anda mungkin juga menyukai