Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PERADABAN ISLAM

PERTENGAHAN PADA MASA DINASTI ISLAM YANG LAIN


(KEKHALIFAHAN BESAR)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Peradaban Islam
Dosen Pengampu: Ratna Sofiana, SH., M.SI

Disusun Oleh :

Husnaeni Salam (20108030009)


Rika Setyami (20108030027)
Najwa Isma Majeedah (20108030051)
Sabrina Nur Afifah (20108030080)
Najieb Chatibul Momtaz (20108030095)
Nurhalisa (20108030121)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi Allah SWT karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang membahas tentang Peradaban Islam Pertengahan pada Masa Dinasti
Islam yang Lain (Kekhalifahan Besar), meskipun masih banyak kekurangan di
dalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Peradaban Islam Pertengahan pada
Masa Dinasti Islam yang Lain (Kekhalifahan Besar). Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna.
Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik dan saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari dosen demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan
datang

Yogyakarta, 26 November 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Dinasti Safawiyah....................................................................................2
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Safawiyah..............................................2
2. Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Safawiyah...........................3
3. Kemunduran dan Akhir Dinasti Safawiyah.....................................5
B. Dinasti Fatimiyah....................................................................................5
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah..............................................5
2. Masa Kejayaan Dinasti Fatimiyah.....................................................6
3. Kemunduran Dinasti Fatimiyah........................................................6
C. Dinasti Andalusia Spanyol......................................................................8
1. Masuknya Islam di Spanyol................................................................8
2. Perkembangan Islam di Spanyol......................................................11
3. Kemajuan Islam di Spanyol..............................................................16
4. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di
Spanyol..........................................................................................................19
D. Pengaruh Peradaban Islam di Indonesia............................................22
BAB III..................................................................................................................24
KESIMPULAN DAN PENUTUP.........................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam dipercaya tiba di Indonesia dibawa langsung dari Timur
Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M.
teori ini diperkuat dengan pendapat Dr. Hamka yang menyatakan bahwa
masuknya Islam ke Indonesia langsung dari Mekkah pada abad ke-7 M.
Namun ada pula pendapat yang mengatakan jika Islam masuk di Indonesia
pada abad ke-12 M, yang juga disertai dengan bukti-bukti sebagai catatan
sejarah.
Adapun sebelum Islam seperti sekarang, terdapat masa di mana
Islam mencapai puncak peradabannya. Bahkan Islam menjadi kiblat ilmu
dari penjuru dunia, sebelum bangsa Barat mengambil alih semuanya.
Dalam maalah ini, kita akan membahas sedikit mengenai peradaban Islam
pertengahan pada masa dinasti Islam yang lain (kekhakifaan besar),
dengan harapan menjadi ilmu dan juga semangat baru untuk kita yang
hidup di zaman sekarang ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkembangan Dinasti Safawiyah?
2. Bagaimana proses perkembangan Dinasti Fatimiyah?
3. Bagaimana proses perkembangan Dinasti Andalusia Spanyol?

C. Tujuan
Makalah ini dibuat untuk mengetahui bagaimana penjelasan dari
apa yang telah kami sebutkan dalam rumusan masalah. Selain itu makalah
ini juga sebagai tugas dari mata kuliah peradaban islam.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dinasti Safawiyah
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Safawiyah
Pada tahun 1467 M terjadi peperangan antara Aqqoyunlu dan Qara
Qoyunlu yang dimenangkan oleh Aqqoyunlu. Hal ini membuat gerakan
militer safawiyah yang dipimpin oleh Haidar dipandang sebagai lawan
politik oleh Aqqoyunlu dalam meraih kekuasaan berikutnya. Padahal,
sebagaimana telah diketahui, Safawiyah adalah sekutu Aqqoyunlu.
Selanjutnya, Aqqoyunlu berusaha keras untuk melenyapkan kekuasaaan
militer dan kekuasaaan gerakan Safawiyah. Terbukti, ketika Safawiyah
menyerang wilayah Sarcassia dan pasukan Sirwan, Aqqoyunlu
mengirimkan bantuan militer kepada Sirwan sehingga pasukan Haidar
kalah dan Haidar sendiri terbunuh dalam pertempuran tersebut. Haidar
meninggalkan tiga orang putera yaitu Ali, Ismail dan Ibrahim. Ali mati
terbunuh beberapa waktu sesudah terjadinya perebutan kekuasaan antara
keluarga penguasa Aqqoyunlu. Sedangkan Ismail dan Ibrahim dapat
diselamatkan oleh pendukung-pendukungnya di Adrabil yang kemudian
dipindahkan ke Jilan.1
Kepemimpinan Safawiyah selanjutnya berpindah ke tangan Ismail,
yang saat itu masih berusia tujuh tahun. Selama lima tahun Ismail
bersama pasukannya bermarkas ke Gilan, mempersiapkan kekuatuan dan
mengadakan hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, Syiria
dan Anatolia. Pasukan yang dipersiapkan itu dinamai Qizilbash (baret
merah).
Di bawah pimpinan Ismail, Pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash
menyerang dan mengalahkan Aqqoyunlu di Sharur, dekat Nakhchivan.
Pasukan ini terus berusaha memasuki dan menakhlukan Tabriz, ibu kota

1
Machfud Syaefudin, Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis (Yogyakarta: Pustaka
Ilmu, 2013), hlm. 216-217.
Aqqoyunlu dan berhasil merebut serta mendudukinya. Di kota ini Ismail
memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawiyah. Ia
disebut juga Ismail I. Berbeda dengan dua kerajaan besar Islam lainnya
(Usmani dan Mughal), kerajaan Safawiyah menyatakan, syi’ah sebagai
mazhab Negara. Karena itu, kerajaan ini dapat di anggap sebagai peletak
pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini. 2

2. Perkembangan dan Kemajuan Dinasti Safawiyah


Ismail I berkuasa selama kurang lebih 23 tahun, yaitu antara tahun
1501-1524 M. Pada sepuluh tahun pertama Ismail I berhasil memperluas
wilayah kekuasaannya, Ismail I dapat menghancurkan sisa-sisa kekuatan
Aqqoyunlu dan kekuasaannya sudah meliputi seluruh Persia dan bagian
Timur Bulan Sabit Subur.
Tidak sampai di situ saja, ambisi politik mendorongnya untuk terus
mengembangkan sayap menguasai daerah-daerah lainnya, seperti ke Turki
Utsmani. Namun karena musuh yang dihadapi sangat kuat dan sangat
membenci golongan Syi’ah akhirnya peperangan Ismail I mengalami
kekalahan dan mengakibatkan runtuhnya kebanggaan dan kepercayaan diri
ismail I. 3
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan Safawiyah.
Secara politik Abbas I mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam
negeri yang menggangu stabilitas Negara dan berhasil merebut kembali
wilayah-wilayah yang pernah direbut dinasti lain pada masa sultan-sultan
sebelumnya. Kemajuan yang dicapai Dinasti Safawiyah tidak hanya
terbatas di bidang politik. Tetapi di bidang yang lain, kesultanan ini juga
mengalami berbagai kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu adalah sebagai
berikut:
a) Bidang ekonomi

2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II (Jakarta: Rajawali Pres,
2015), hlm. 141.
3
Machfud Syaefudin, Op.Cit. hlm 218

3
Stabilitas politik dinasti Safawiyah pada masa Abbas I
ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Safawiyah,
lebih-lebih setelah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan
Gumrun di ubah menjadi Bandar Abbas. Dengan dikuasasinya
Bandar ini maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan
Barat yang bisa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Prancis
sepenuhnya menjadi milik kerajaan Safawiyah.
Di samping sektor perdagangan, kerajaan Safawiyah juga
mengalami kemajuan di sektor pertanian terutama di daerah Bulan
Sabit Subur (Fortile Crescent).4
b) Bidang Filsafat dan Sains
Dalam sejarah islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa
yang berperadaban tinggi dan berjasa mengembangkan ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada
masa dinasti safawiyah tradisi keilmuan ini terus berlanjut.
Ada dua aliran yang berkembang pada masa Safawiyah
tersebut. Pertama, aliran filsafat peripatetik sebagaimana yang
dikemukakan oleh Aristoteles dan al-Farabi. Kedua, filsafat isyraqi
yang dibawa oleh Suhrawardi. Di bidang filsafat ini muncul
beberapa nama filsuf, di antaranya Mir Damad alias Muhammad
baqir Damad yang dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles
dan al farabi. Tokoh fisafat lainnya adalah mulla Shadra atau Shadr
Al-Din Al-Syirazi yang merupakan seorang dialektikus yang
paling cakap di zamannya.5
c) Bidang Pembangunan Fisik dan Seni
Para penguasa kerajaan ini telah berhasil menciptakan
Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota
tersebut, berdiri bangunan-bangunan besar lagi indah seperti
masjid, rumah sakit, sekolah, jembatan raksaksa di atas Zende rud,

4
Badri Yatim, Op.Cit. hlm 143-144.
5
Machfud Syaefudin, Op.Cit. hlm 221.

4
dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan
taman-taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas I wafat,
di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 1802 penginapan, dan
273 pemandian umum.6
3. Kemunduran dan Akhir Dinasti Safawiyah
Sebab-sebab kemunduran dan kehancuran Dinasti safawiyah adalah:
a) Adanya konflik yang berkepanjangan dengan Dinasti Utsmani.
Berdirinya Dinasti Safawiyah yang bermadzhab Syi’ah merupakan
ancaman bagi Dinasti Utsmani, sehingga tidak pernah ada perdamaian
antara dua dinasti besar ini.
b) Terjadinya dekadensi moral yang melanda sebagain pemimpin
Kesultanan Dinasti Safawiyah yang ikut mempercepat proses
kehancuran Dinasti ini.
c) Sering terjadi konflik internal dalam bentuk perebutan kekuasaan di
kalangan keluarga istana.7
B. Dinasti Fatimiyah
1. Sejarah Berdirinya Dinasti Fatimiyah
Dinasti Fatimiyah merupakan salah satu dinasti yang pada awalnya
sebagian dari daerah propinsial yang berada di bawah naungan kekuasaan
Dinasti Abbasiyah. Dinasti Abbasiyah mempunyai kekuasaan yang sangat
luas, sehingga membuat banyak dari ibu kota propinsial tersebut mulai
menunjukan eksistensinya dan ingin melepaskan diri dari wilayah
kekuasaan Dinasti Abbasiyah serta memimpikan sebuah kerajaan atau
dinasti yang mandiri.
Pada awalnya proses pembentukan dinasti mencakup penaklukan
kota, di mana dinasti penakluk akan memindahkan segala administrasi
keperintahan ke dinasti yang ditaklukan. Kota yang telah ditaklukan
biasanya akan menjadi lebih makmur dan mengalami peningkatan dalam
berbagai sektor.19 Hal serupa dilakukan oleh Dinasti Fatimiyah ketika

6
Badri Yatim, Op.Cit. hlm 144-145.
7
Machfud Syaefudin, Op.Cit. hlm 226.

5
mereka ingin mendapatkan beberapa kota mereka berhasil melakukan
propaganda dan mampu menancapkan panji kekuasaanya di Afrika Utara,
sehingga Dinasti Fatimiyah mempunyai kekuasaan yang sangat luas.8
Selama kurun waktu dua abad dinasti ini telah menguasai beberapa
wilayah di antaranya, Afrika Utara, Sisilia, Syiria yang merupakan
wilayah kekuasaan dari Dinasti Abbasiyah, Dinasti Umayyah di Spanyol,
dan Dinasti Aghlabiyah di Maroko.9
2. Masa Kejayaan Dinasti Fatimiyah
Puncak keemasan Dinasti Fatimiyah terjadi masa kepemimpinan
khalifah Al-azis. Kala itu, kebudayaan Islam berkembang dengan pesat.
Buktinya bisa dilihat dari berdirinya Masjid Al-Azkhar yang berfungsi
sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan.
Kemajuan bidang keilmuan Dinasti Fatimiyah juga bisa dibuktikan
lewat keberadaan Darul Hikam atau Darul Ilmu yang dibangun oleh al-
Hakim. Kabarnya, bangunan ini dibangun secara khusus untuk propaganda
doktrin Syiah.
Tak hanya keilmuan, Dinasti Fatimiyah juga mencapai
kemakmuran di bidang ekonomi. Dinasti tersebut berhasil mengungguli
Irak dan daerah lainnya. Selain itu, hubungan perdagangan dengan negara
non-Islam juga terjalin dengan sangat baik.
3. Kemunduran Dinasti Fatimiyah
Beberapa faktor kemunduran yang terjadi akibat dari konflik intern
di mana perebutan kursi kekuasaan Perdana Menteri menjadi penyebabnya
sehingga ketika al-Muntasir (w. 1094 M) putra dari az-Zahir (w. 1035 M)
menjadi khalifah Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran yang sangat
drastis. Sementara beberapa wilayah yang dulunya tunduk kini mulai
memberontak. Raja di Afrika yang bernama Muiz bin Badis sudah tidak

8
Albert Hournain. Sejarah Bangsa Bangsa Muslim. (Bandung : Mizan, 2004) hlm. 271-
272
9
Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadddun. (Jakarta : Kementrian Agama Indonesia,
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direkorat Pendidikan Tinggi Islam : Jakarta. 2012), ,
hlm.113

6
menyebut nama khalifah Dinasti Fatimiyah ketika sedang berkhutbah
bahkan menyebut nama khalifah Dinasti Abbasiyah.10
Dinasti Fatimiyah benar-benar sudah berada dalam masa
kemunduran, sepeninggal al-Muntasir kerajaan Fatimiyah banyak dilanda
konflik dan peperangan. Konflik tersebut melibatkan beberapa pihak di
antaranya orang-orang Turki, suku Berber, dan pasukan Sudan hingga
mengakibatkan kekuasaan Dinasti Fatimiyah menjadi lumpuh,
kemerosotan ekonomi terjadi selama tujuh tahun dan banyak penduduk
kelaparan.
Beberapa khalifah penerusnya yakni al-Musta’li (w. 1101 M), Al-
Amr bin al-Musta’li (1101-1130 M), Al-Hafidz (1130-1149 M), Al-Zhafir
(1149-1154 M),al-Faiz (1154-1160 M) dan Al-Adhid (1160-1171 M).
Mereka diangkat menjadi khalifah ketika masih bayi dan kanak-kanak
bahkan mereka menjadi boneka kekuasaan oleh sanak saudaranya demi
mendapatkan keuntungan kekuasaan dari Dinasti Fatimiyah dan mereka
tidak mendapatkan pendidikan sebagaimana para pendahulu mereka,
berfoya-foya menjadi kebiasaan mereka dengan ditemani wanita-wanita
cantik dan minuman-minumam keras membuat mereka melupakan
tugasnya sebagai khalifah bahkan sudah tidak peduli lagi dengan politik
pemerintahan. Selain hal tersebut persaingan antar wazir juga
memperkeruh keadaan Dinasti Fatimiyah.11
Ketika al-Adhid (w. 1171 M ) menjadi khalifah ia banyak
mengalami masa-masa sulit selain kelaparan dan wabah penyakit yang
melanda Mesir, kedatangan pasukan Perang Salib menjadi semakin kacau
sehingga al-Adhid (w. 1171 M ) terpaksa meminta bantuan ke Nurudin
Zanki45. Nurudin Zanki menuruti permintaan al-Adhid dan mengutus
Salahudin al-Ayubi yang membawa tentara ke Mesir untuk menahan
pasukan Salib. Karena keberhasilannya menghalau tentara Salib ia pun

10
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta : Amzah, 2010) hlm.261
11
Ibid.

7
diangkat menjadi menteri di Mesir dan masih dibawah kekuasaan Dinasti
Fatimiyah.12
Salahudin al-Ayubi mendapatkan dukungan dari penduduk Mesir
agar ia dapat menjadi khalifah. Pada tahun 1171 M Salahuddin al-Ayubi
mampu mengambil alih kekuasaan dari khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah
sehingga kekuasaan kini berada di tangan Salahuddin al-Ayubi.
Kekuasaan Dinasti Fatimiyah Selama kurun waktu dua abad berakhir
dengan sangat tragis. Setelah Salahuddin al-Ayubi menduduki Mesir
sistem paham Syiah Ismailiyah dihapuskan dan kembali menggunakan
paham Sunni. Sementara para penduduk Mesir menyambut baik
Salahuddinal-Ayubi, namun tidak semua peninggalan Dinasti Fatimiyah
dihancurkan. Universitas al-Azhar yang dulunya menjadi pusat
penyebaran Syiah Ismailiyah dirubah menjadi pusat pendidikan Sunni.13
C. Dinasti Andalusia Spanyol
1. Masuknya Islam di Spanyol
Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui
jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan
Nama Iberia/ Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri subur
itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab
menyebutnya Andalusia.14
Sebelum penaklukan Spanyol, umat Islam telah menguasai Afrika
Utara dan menjadikannya sebagai salah satu provinsi dari dinasti Bani
Umayah. Penguasaan sepenuhnya atas Afrika Utara itu terjadi di zaman
Khalifah Abdul Malik (685-705 M). Khalifah Abd al-Malik mengangkat
Hasan ibn Nu’man al-Ghassani menjadi gubernur di daerah itu. Pada masa
Khalifah al-Walid, Hasan ibn Nu’man sudah digantikan oleh Musa ibn
Nushair. Di zaman al-Walid itu, Musa ibn Nushair memperluas wilayah
kekuasaannya dengan menduduki Aljazair dan Maroko. Selain itu, ia juga

12
Alwi Alatas, Nuruddin Zanki & Perang Salib, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2012), hlm. 335
13
Ibid.
14
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebudayaan Islam,
Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1996

8
menyempurnakan penaklukan ke daerah-daerah bekas kekuasaan bangsa
Barbar di pegunungan-pegunungan. Penaklukan atas wilayah Afrika Utara
itu dari pertama kali dikalahkan sampai menjadi salah satu provinsi dari
Khalifah Bani Umayah memakan waktu selama 53 tahun, yaitu mulai
tahun 30 H (masa pemerintahan Muawiyah ibn Abi Sufyan) sampai tahun
83 H (masa al-Walid). Sebelum dikalahkan dan kemudian dikuasai Islam,
dikawasan ini terdapat kantung-kantung yang menjadi basis kekuasaan
kerajaan Romawi, yaitu kerajaan Gotik.
Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam
yang dapat dikatakan paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke
sana. Mereka adalah Tharif ibn Malik, Tharik ibn Ziyad, dan Musa ibn
Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik. Ia
menyeberangi selat yang berada diantara Maroko dan benua Eropa itu
dengan satu pasukan perang lima ratus orang di antaranya adalah tentara
berkuda, mereka menaiki empat buah kapal yang disediakan oleh Julian. Ia
menang dan kembali ke Afrika Utara membawa harta rampasan yang tidak
sedikit jumlahnya. Didorong oleh keberhasilan Tharif dan kemelut yang
terjadi dalam tubuh kerajaan Visigothic yang berkuasa di Spanyol pada
saat itu, serta dorongan yang besar untuk memperoleh harta rampasan
perang, Musa ibn Nushair pada tahun 711 M mengirim pasukan ke
Spanyol sebanyak 7000 orang di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Thariq ibn Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penaklukan Spanyol karena
pasukannya lebih besar dan hasilnya lebih nyata. Pasukannya terdiri dari
sebagian besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan
sebagian lagi orang Arab yang dikirim Khalifah al-Walid. Pasukan itu
kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan
menyiapkan pasukannya, dikenal dengan Nama Gibraltar (Jabal Thariq).
Dalam pertempuran di Bakkah, Raja Roderick dapat dikalahkan. Dari situ
seperti Cordova, Granada dan Toledo (Ibu Kota kerajaan Goth saat itu).15

15
Dr Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT Gravindo Persada, 2003, hlm 89

9
Kemenangan pertama yang dicapai oleh Thariq ibn Ziyad
membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi.
Selanjutnya, keduanya berhasil menguasai seluruh Kota penting di
Spanyol, termasuk bagian utaranya mulai dari Saragosa sampai Navarre.
Gelombang perluasan wilayah berikutnya muncul pada masa
pemerintahan Khalifah Umar ibn Abdil Aziz tahun 99 H/717 M, dengan
sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis
Selatan. Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang
geraknya dimulai pada permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau
seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah dan bagian-bagian
penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam
nampak begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor
eksternal dan internal.
Faktor eksternalnya antara lain pada masa penaklukan Spanyol oleh orang-
orang Islam, kondisi sosial, politik, dan ekonomi negeri ini berada dalam
keadaan yang menyedihkan.16 Begitu juga dengan adanya perebutan
kekuasaan di antara elite pemerintahan, adanya konflik umat beragama
yang menghancurkan kerukunan dan toleransi di antara mereka.17 Kondisi
terburuk terjadi pada masa pemerintahan Raja Roderick, raja terakhir yang
dikalahkan Islam. Awal kehancuran Ghot adalah ketika Raja Roderick
memindahkan ibu kota negaranya dari Seville ke Toledo, sementara
Witiza yang saat itu menjadi penguasa atas wilayah Toledo diberhentikan
begitu saja.
Hal yang menguntungkan tentara Islam lainnya adalah bahwa
tentara Roderick yang terdiri dari para budak yang tertindas tidak lagi
mempunyai semangat perang. Selain itu orang Yahudi yang selama ini
tertekan juga telah mengadakan persekutuan dan memberikan bantuan
bagi perjuangan kaum Muslimin.

16
Ibid, hlm. 91
17
Katalog Dalam Terbitan (KDT), Op,cit.

10
Adapun faktor internalnya yaitu suatu kondisi yang terdapat dalam
tubuh penguasa, tokoh-tokoh perjuangan dan para prajurit Islam yang
terlibat dalam penaklukan wilayah Spanyol pada khususnya. Para
pemimpin adalah tokoh-tokoh yang kuat, tentaranya kompak, bersatu dan
penuh percaya diri. Sikap toleransi agama dan persaudaraan yang terdapat
dalam pribadi kaum muslimin itu menyebabkan penduduk Spanyol
menyambut kehadiran Islam di sana.
2. Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali Islam menginjakkan kaki di daerah Spanyol
hingga masa jatuhnya, Islam memiliki peranan yang sangat penting dan
besar dalam perkembangan umat Islam.Islam di Spanyol berjaya dan
berkuasa selama tujuh setengah abad dan itu merupakan waktu yang
sangat lama untuk mengembangkan Islam. Menurut Dr. Badri Yatim,
sejarah panjang Islam di Spanyol dapat dibagi dalam beberapa periode:18
a) Periode pertama (711-755M)
Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan
para wali yang diangkat oleh Bani Umayyah yang berpusat di
Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum
tercapai sempurna, berbagai gangguan masih terjadi baik yang
datang dari luar maupun dari dalam.
Gangguan yang datang dari dalam yaitu berupa perselisihan
diantara elit penguasa. Disamping itu, terdapat perbedaan
pandangan antar khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara
yang berpusat di Kairawan. Adapun gangguan yang datang dari
luar yaitu datangnya dari sisa-sisa musuh Islam di Spanyol yang
tinggal di daerah pegunungan.
b) Periode kedua (755-912 M)
Pada periode ini Spanyol di bawah pemerintahan
Abbasiyah di Baghdad.Amir yang pertama adalah Abdurrahman I
yang memasuki Spanyol, tahun 138 H/755 M dan diberi gelar
18
Yatim, Badri, Op.cit, hlm. 98.

11
Abdurrahman Ad-Dakhil.Abdurrahman Ad-Dakhil adalah
keturunan dari bani umayyah yang berhasil lolos dari kejaran Bani
Abbasiyah ketika Bani Abbasiyah berhasil menaklukkan Bani
Umayyah di Spanyol.
Pada periode ini, umat Islam mulai memperoleh kemajuan,
baik dalam bidang politik atau pun peradaban.Islam pada saat itu
mulai mengalami perkembangan yang begitu dashyat dan mampu
memperluas wilayah kekuasaannya di daerah
Spanyol.Abdurrahman Ad-Dakhil mendirikan mesjid cordova dan
sekolah-sekolah di kota-kota besar di Spanyol.
c) Periode ketiga (912-1013 M)
Pada periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan
abdurrahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai munculnya raja-
raja kelompok (Muluk al-thawaif). Pada periode ini spanyol
diperintah oleh penguasa dengan khalifah. Pada periode ini umat
Islam di Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejaaan yang
menyaingi daulah Abbasiyah di Baghdad. Abdurrahman An-Nashir
mendirikan Universitas Cordoba.Perpustakaannya memiliki
ratusan ribu buku.Pada masa ini, masyarakat dapat menikmati
kesejahteraan dan kemakmuran yang tinggi.
Abdurrahman III adalah seorang raja yang teramat sangat
lama memerintah 50 tahun lamanya.50 tahun dia membela kerajaan
yang telah didirikan nenek moyangnya.Masa pemerintahan
Abdurrahman III adalah masa yang amat gemilang dalam sejarah
Arab Spanyol.Segala pemberontakan di padamkan, perpecahan
disatukan disatukan kembali, perselisihan di hapuskan. Pada saat
pemerintahan Abdurrahman III, Islam telah sanggup
mempertahankan kekuasaan arab di Spanyol. Ia juga meninggalkan
jejak besar dalam sejarah tidak saja di semenanjung Iberia tetapi
juga seluruh Eropa.

12
Setelah masa kekhalifahan Abdurrahman III yang
dilanjutkan oleh puteranya, Al-Hakam II (961-976 M) dan putera
Al-Hakam II, Hisyam II (976-1009 M). Namun, ketika Hisyam
menduduki kepemimpinan dalam usia 11 tahun merupakan awal
dari kehancuran Bani Umayyah di Spanyol. Hingga pada tahun
1013 M, Spanyol sudah terpecah menjadi negara-negara kecil yang
berpusat di kota-kota tertentu.19
d) Periode keempat (1013-1086 M)
Pada masa ini Spanyol sudah terpecah-pecah menjadi
beberapa negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu. Bahkan
pada periode ini Spanyol terpecah menjadi lebih dari 30 negara
kecil di bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-mulukuth
Thawaif yang berpusat di suatu Kota seperti Sevilla, Cordoba,
Taledo dan sebagainya.
Pada periode ini umat Islam di Spanyol kembali memasuki
pertikaian intern. Ironisnya jika itu terjadi perang saudara, ada di
antara pihak-pihak yang bertikai itu meminta bantuan kepada raja-
raja Kristen.Namun, walau pun demikian, kehidupan intelektual
terus berkembang pada periode ini. Istana-istana mendorong para
sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan perlindungan dari istana
ke istana yang lain.
e) Periode kelima (1086-1248 M)
Pada periode ini Islam di Spanyol meskipun masih terpecah
dalam beberapa negara, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan
yakni kekuasaan dinasti marurabithun (1086-1143 M) dan dinasti
muwahhidin (1146-1235 M):
1) Dinasti Murabitun
Dinasti murabitun pada mulanya adalah sebuah
gerakan agama yang kuat dan besar yang didirikan oleh

19
W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Krisis dari Tokoh Orientalis,
(Yogyakarta: tiara Wacana, 1990), hlm 217-218.

13
Yusuf bin Tasyfim di Marocco, Afrika Utara. Pada tahun
1062 M ia berhasil mendirikan kerajaan yang berpusat di
marakesy. Dan akhirnya, Islam dapat memasuki Spanyol
dan dapat menguasainya. Dalam perkembangannya
selanjutnya, pada dinasti ini dipimpin oleh penguasa-
penguasa yang lemah sehingga mengakibatkan wilayah
Saragossa dapat dikuasai oleh kaum Kristen pada tahun
1118 M. Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti ini
digantikan oleh dinasti Muwahhidun.
2) Dinasti Muwahhidun
Dinasti ini berpusat di Afrika Utara yang didirikan
oleh Muhammad ibn Tumart. Pada masa ini telah berdiri
dua kerajaan kecil-kecil yang kuat yaitu di Negeri Balansia
(Valencia) dan Marsiah (Marcia).Dinasti ini datang ke
Spanyol dibawah pimpinan Abd-Al-Mun’im. Dinasti ini
mengalami banyak kemajuan dimana kota-kota Muslim
penting yakni Cordova, Almeria, dan Granada jatuh
dibawah kekuasaannya. Akan tetapi dinasti Muwahhidun
mengalami kemunduran dimana pada tahun 1212 M,
tentara Kristen berhasil memperoleh kemenangan di Las
Navas de Tolesa.
Dalam kondisi demikian umat Muslim tidak mampu
bertahan dari serangan-serangan Kristen yang besar. Tahun
1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen dan
Seville jatuh pada tahun 1248 M. Hampir seluruh wilayah
Spanyol Islam lepas dari tangan penguasa Islam.
f) Periode keenam (1248-1492 M)
Pada peride ini hanya berkuasa di Granada di bawah
Dinasti Ahmar atau daulat Nasriyah (1232-1492 M). Dinasti ini
yang mendirikan istana Alhambara di Kota Granada itu. Peradaban
kembali mengalami kemajuan seperti di zaman Abdurrahman An-

14
Nasir.Akan tetapi, secara politik dinasti merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang
istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abbdullah Muhammad
merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya
yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Ia memberontak dan
berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya
terbunuh dan digantikan oleh Muhammad bin Sa’ad. Abu Abdullah
kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan Isabella untuk
menjatuhkannya.Dua penguasa ini Kristen ini dapat mengalahkan
penguasa yang sah, dan Abu Abdullah naik tahta.20
Ferdinand dan Isabella akhirnya mempersatukan dua
kerajaan besar Kristen yaitu negeri Aragon dan Castillia melalui
perkawinan.Setelah bersatu, mereka mempersatukan kekuatan
memerangi kerajaan Granada pada tahun 1492 M. Namun, pada
akhirnya mereka menyerang balik terhadap kekuatan Abu
Abdullah.Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-serangan
penguasa Kristen tersebut sehingga pada akhirnya Abu Abdullah
kalah dalam peperangan tersebut.Abu Abdullah akhirnya
menyerahkan kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, sedangkan
Abu Abdullah hijrah ke Afrika Utara.
Dengan jatuhnya kerajaan Bani Ahmar, berakhirlah
kekuasaan Islam di Spanyol pada tahun 1492 M sampai tinggal
sisa-sisanya yang kemudian dipaksa oleh paus-paus di Roma untuk
memeluk agama Nasrani. Maka, ada yang memeluk nasrani dengan
terpaksa, ada yang dibunuh dan ada yang masih tetap memeluk
agama nenek moyangnya dengan diam-diam. Pada tahun 1609 M,
boleh dikatakan tidak ada lagi umat islam di wilayah ini. 21 Walau

20
Ahmad Syahlabi, Sejarah Kebudayaan Islam, 1, ( Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1983).
hlm. 76
Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, jilid , (Jakarta: UI Press,
21

1985, cetakan kelima),hlm. 82

15
pun Islam telah berjaya dan dapat berkuasa di sana selama hampir
tujuh setengah abad lamanya.
3. Kemajuan Islam di Spanyol
Kemajuan apa saja yang diraih umat Islam di spanyol dalam lapangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Sehingga banyak sejarawan yang
berpendapat bahwa supremasi Islam tersebut sangat berpengaruh terhadap
kemajuan Eropa sampai sekarang22.
a) Filsafat
Dalam bidang ini, Spanyol Islam telah merintis
pembangunannya sekitar abad ke-9 M. Sejak abad ini, minat
terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan, yakni
selama pemerintahan Bani Umayah yang ke 5, Muhammad Ibn
Abd Ar-Rahman (882-886).
Kajian Filsafat ini di lanjutkan oleh penguasa berikutnya,
yakni Al-Hakam dengan mengeluarkan kebijakan untuk
mengimpor karya-karya ilmiah dan filosofis dari timur dalam
jumlah besar. Dengan berbagai upaya akhirnya Cordova mampu
berdiri sejajar dengan Baghdad sebagai pusat pengembangan ilmu
di dunia Islam, dan melahirkan banyak filosof terkenal yang
wacana perenungan dan pemikirannya mewarnai struktur bangunan
ilmu pengetahuan sampai abad sekarang.
b) Sains
Spanyol Islam banyak melahirkan tokoh dalam lapangan
sains. Dalam bidang matematika, pakar yang sangat terkenal
adalah Ibn Sina. Selain ahli dalam bidang tersebut, ia juga dikenal
sebagai seorang teknokrat dan ahli ekologi. Bidang matematika
juga melahirkan Nama Ibn Saffat dan Al-Kimmy, keduanya juga
ahli dalam bidang teknik. Dalam bidang fisika dikenal seorang

22
Dedi Supriyadi, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Pustaka Media, 2008, hlm.
119

16
tokoh Ar-Razi, dan dalam bidang kimia dan astronomi, selain
Abbas Ibn Farmas, juga dikenal Ibrahim Ibn Yahya An-Naqqosh.
Pada abad ke 12 diterjemahkan buku Al-Qanun karya Ibnu
Sina (Avicenne) mengenai kedokteran. Diahir abad ke-13
diterjemahkan pula buku Al-Hawi karya Razi yang lebih luas dan
lebih tebal dari Al-Qanun.23
c) Bahasa Sastra dan Musik
Bahasa Arab dan ketinggian sastra dan tata bahasanya telah
mendorong lahirnya minat yang besar masyarakat Spanyol. Hal ini
dibuktikan dengan di jadikannya bahasa ini menjadi resmi, bahasa
pengantar, bahasa ilmu pengetahuan, dan administrasi.
Berangkat dari kenyataan tersebut, lahirlah para tokoh atau pakar
dalam bidang bahasa dan sastra, seperti Al-Qali dengan karyanya
Al-Kitab Al-Bari fi Al-Luqoh.
Dalam bidang seni, indikasi kemajuannya adalah berdirinya
sekolah musik di Cordova oleh Zaryab. Zaryab adalah artis
terbesar pada zamannya, siswa sekolah musik Ishak Al-Mausuli
dari Baghdad. Sekolah tersebut kemudian menjadi model bagi
sekolah musik lainnya yang bermunculan belakangan di Villa,
Toledo, Valencia dan Granada.
d) Sejarah dan Geografi
Dalam bidang ini, Spanyol Islam khususnya wilayah Islam
bagian barat telah banyak melahirkan penulis terkenal, seperti Ibn
Zubair dari Valencia, yang telah menulis sejarah tentang negeri-
negeri muslim Mediterania serta Sisilia. Ibn Al-Khathib telah
menyusun sejarah tentang Granada, Ibn Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah. Para sejarawan tersebut semula bertempat
tinggal di Spanyol kemudian pindah ke Afrika.
e) Fiqih

23
Dr. Mustafa As-Siba’i, Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok, Jakarta: Gema Insani
Press, 1993, hlm 49.

17
Umat Islam Spanyol dikenal sebagai penganut madzhab
Maliki. Madzhab ini diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Rahman
yang selanjutnya dikembangkan oleh Ibn Yahya yang menjadi
Qadi pada masa Hisyam Ibn Abd Rahman. Fuqaha lain yang
terkenal pada masa itu, antara lain Abu Baki, Ibn Al-Qutiyah,
Munzir, Ibn Said Al-Batuthi, dan Ibn Hazim.
Sedillot berkata, “Mazhab Maliki itulah yang secara khusus
memikat pandangan kita karena hubungan kita dengan bangsa
Arab Afrika. Pada waktu itu pemerintah Prancis menugaskan Dr.
Peron untuk menerjemahkan buku Fiqh Al Mukhtashar karya Al
Khalik bin Ishaq bin Ya’qub (w. 1422 M).24
f) Kemajuan Pembangunan Fisik.
Kemajuan pesat pada bidang intelektual tidak melalaikan
para penguasa Spanyol Islam untuk memerhatikan pembangunan
fisik. Dalam pembangunan fisik umat Islam Spanyol telah
membuat bangunan-bangunan fasilitas, seperti perpustakaan yang
jumlahnya sangat banyak, gedung pertanian, jembatan-jembatan
air, irigasi, roda air dan lain lain. Di samping itu istana-istana,
masjid yang besar-besar dan megah serta tempat pemandian dan
taman-taman yang kesemuanya dipersatukan dalam kota yang
ditata dengan teratur.
Kemajuan pesat yang diraih umat Islam Spanyol,
Khususnya dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan
kebudayaan merupakan sebuah proses panjang yang didukung oleh
faktor kerja sama yang baik antara para sarjana dan intelektual
muslim dengan didukung oleh kebijakan pemerintah serta
kemampuan ekonomi serta semangat keberagaman dan
persaudaraan.

24
Ibid, hlm. 55.

18
4. Penyebab Kemunduran dan Keruntuhan Peradaban Islam di Spanyol
Penguasa Muslim yang ada saat itu tidak melakukan islamisasi
secara sempurna. Mereka hanya puas dengan upeti dari kerajaan-kerajaan
Kristen taklukannya. Mereka membiarkan kerajaan-kerajaan itu
mempertahankan hukum dan adat istiadat masing-masing. Akibatnya,
kerajaan-kerajaan Kristen makin kuat persatuannya untuk bangkit
melawan penguasa Muslim.
Keadaan itu diperparah lagi dengan lemahnya pertahanan dinasti
Umayyah.Seluruh kekuatan ditumpahkan sepenuhnya untuk ilmu
pengetahuan dan mengabaikan pembinaan pertahanan negara.Kelemahan
inilah yang dimanfaatkan kaum Kristen di Spanyol.
Setelah ibu Kota Andalusia diduduki Barat, buku-buku ilmu
pengetahuan dari berbagai cabang ilmu dirampas. Kemudian,
diterjemahkan ke bahasa Latin tanpa menyebutkan
pengarangnya.Bangunan-bangunan monumental dan masjid-masjid diubah
menjadi gereja, sementara kaum muslimin ditangkap dan dibunuh.
` Menurut data sejarah, kerajaan-kerajaan kecil yang berkuasa di
Spanyol berkisar 20 kerajaan. Diantaranya, Bani Ibad di Sevilla, Bani
Hamud di Malaga, Bani Ziry di Granada, Bani Hud di Zaragoza, dan yang
terkenal adalah Bani Zun Nun yang menguasai kota Toledo, Valencia,
serta Mursia. Munculnya kerajaan-kerajaan kecil (Muluk al-Tawa’if) itu
memicu terjadinya disintegrasi.Disebelah utara, Raja Alfonso VI dari Leon
menjalin hubungan dengan Kerajaan Aragon dan Kastilia untuk
menyerang Andalusia.Itulah yang akhirnya membawa Andalusia
berangsur-angsur mengalami kemunduran.
a) Konflik Islam dengan Kristen
Keadaan ini berawal dari kurang maksimalnya para
penguasa Muslim di Andalusia dalam melakukan proses Islamisasi.
Hal ini mulai terlihat ketika masa kekuasaan setelah al-Hakam II
yang dinilai tidak secakap dari khalifah sebelumnya. Bagi para
penguasa, dengan ketundukan kerajaan-kerajaan Kristen dibawah

19
kekuasaan Kristen hanya dengan membayar upeti saja, sudah
cukup puas bagi mereka. Mereka membiarkan umat Kristen
menganut agamanya dan menjalankan hukum adat dan tradisi
Kristen, termasuk hirarki tradisional, asal tidak ada perlawanan
senjata.25
Namun, kehadiran Arab Islam tetap dianggap sebagai
penjajah sehingga malah memperkuat nasionalisme masyarakat
Spanyol Kristen.Hal ini menjadi salah satu penyebab kehidupan
negara Islam di Andalusia tidak pernah berhenti dari pertentangan
antara Islam dan Kristen.Akhirnya pada abad ke-11, umat Islam
Andalusia mengalami kemunduran, sedang umat Kristen
memperoleh kemajuan pesat dalam bidang IPTEK dan strategi
perang.
b) Tidak Adanya Ideologi Pemersatu
Hal ini terjadi hingga abad ke-10 atas perlakuan para
penguasa Muslim sebagaimana politik yang dijalankan Bani
Umayyah terhadap para mu’allaf yang berasal dari umat setempat.
Mereka diperlakukan tidak sama seperti tempat-tempat daerah
taklukan Islam lainnya. Kenyataan ini ditandai dengan masih
diberlakukannya istilah ibad dan muwalladun, suatu ungkapan
yang dinilai merendahkan.
Akhirnya kelompok-kelompok etnis non-Arab terutama
etnis Salvia dan Barbar, sering menggerogoti dan merusak
perdamaian.Hal ini menimbulkan dampak besar bagi
perkembangan sosio-ekonomi di Andalusia.Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada ieologi pemersatu yang mengikat kebangsaan
mereka.
c) Kesulitan Ekonomi
Dalam catatan sejarah, pada paruh kedua masa Islam di
Andalusia, para penguasa begitu aktif mengembangkan ilmu

25
Hamka, Sejarah Umat Islam, Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD, 2005, hlm 246.

20
pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga mengabaikan
pengembangan perekonomian.Akibatnya timbul kesulitan ekonomi
yang memberatkan dan berpengaruh bagi perkembangan politik
dan militer.Kenyataan ini diperparah lagi dengan datangnya musim
paceklik dan membuat para petani tidak mampu membayar pajak.
Selain itu, penggunaan keuangan negara tidak terkendali oleh para
penguasa Muslim.
d) Tidak jelasnya Sistem Peralihan kekuasaan
Kekuasaan merupakan hal yang menjadi perebutan diantara
ahli waris.Karena inilah kekuasaan Bani Umayyah runtuh dan
Muluk al-Thawaif muncul.Maka, Granada yang awalnya menjadi
pusat kekuasaan Islam terakhir di Spanyol akhirnya jatuh ke tangan
Ferdinand dan Isabella.
e) Keterpencilan
Spanyol Islam bagaikan negeri terpencil dari dunia Islam
yang lain. Ia selalu berjuang sendirian, tanpa mendapat bantuan
kecuali dari Afrika Utara. Oleh karena itu, tidak ada kekuatan
alternatif yang mampu membendung kebangkitan Kristen disana.
Pada penghujung abad ke-15 M, Islam hanya berkuasa di daerah
Granada yaitu di bawah Dinasti Bani Ahmar. Abu Abdullah
Muhammad (salah seorang anak raja Bani Ahmar) merasa tidak
senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain
(Muhammad ibn Sa’ad) sebagai penggantinya menjadi raja. Dia
memberontak pada ayahnya. Dalam pemberontakan itu Abu
Abdullah dibantu oleh Ferdinand dan Isabella. Ayah Abdullah
terbunuh dan Muhammad ibn Sa’ad di-singkirkan. Akhirnya atas
bantuan Ferdinand dan Isabella, Abu Abdullah naik takhta menjadi
raja.
Namun seperti yang sudah bisa diperkirakan, Ferdinand dan
Isabella tidak puas dengan hanya menguasai Abu Abdullah, tapi
mereka ingin merebut kekuasaan Islam terakhir di Spanyol

21
tersebut. Akhirnya mereka menyerangnya dan Abu Abdullah
kalah. Ia kemudian menyerahkan kekuasaannya kepada musuh dan
selanjutnya ia pindah ke Afrika utara.
Granada jatuh pada tahun 1491, dan kota lain telah lebih
dahulu dikuasai oleh kerajaan Kristen, seperti Cordova jatuh pada
tahun 1238, Seville tahun 1248. Dengan jatuhnya kota-kota penting
di Spanyol, maka berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol, hal ini
terjadi pada tahun 1492 M.
Pada tahun 1492 M, umat Islam dihadapkan pada dua
pilihan, memeluk agama Kristen dengan tetap tinggal di Spanyol,
atau meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1501 diumumkan suatu
pernyataan raja yang mengharuskan semua muslimin di Castile dan
Leon, bertobat kembali. Maksudnya agar mereka meninggalkan
Islam dan masuk menjadi Kristen atau meninggalkan wilayah itu.
Pengumuman yang sama juga ditujukan kepada Muslimin di
Aragon pada tahun 1526. Sedang pada tahun 1556 Raja Philip II
mengumumkan undangundang yang meminta kepada muslimin
yang masih tinggal di Spanyol untuk membuang seketika itu juga
bahasanya (maksudnya bahasa Arab), kepercayaannya (maksudnya
Islam) dan adat istiadat serta cara hidupnya. Akhirnya pada tahun
1609 Raja Philip III mengeluarkan perintah pengusiran semua
Muslimin dari wilayah Spanyol secara paksa. Setengah juta orang
dipaksa naik kapal dan dibawa ke pesisir Afrika utara atau ke
negara-negara Islam yang jauh letaknya.
Dengan demikian sejak tahun 1609, dapat dikatakan bahwa
di Spanyol tidak ada lagi umat Islam.Mereka telah diusir oleh
penguasa Kristen, dan umumnya mereka pindah ke pantai Afrika
bagian utara.
D. Pengaruh Peradaban Islam di Indonesia
Spanyol merupakan tempat yang paling utama bagi Eropa
menyerap peradaban Islam, baik dalam bentuk hubungan politik, sosial,

22
maupun perekonomian dan peradaban antarnegara. Orang-orang Eropa
menyaksikan kenyataan bahwa Spanyol berada di bawah kekuasaan Islam
jauh meninggalkan negara-negara tetangga Eropa, terutama dalam bidang
pemikiran dan sains di samping bangunan fisik.
Berawal dari gerakan Averroeisme inilah di Eropa kemudian lahir
reformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M.
Pengaruh ilmu pengetahuan Islam atas Eropa yang sudah berlangsung
sejak abad ke-12 M itu menimbulkan gerakan kebangkitan kembali
(renaissance) pusaka Yunani di Eropa pada abad ke-14 M.
Walaupun Islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara
yang sangat kejam, tetapi ia telah membidani gerakan-gerakan penting di
Eropa. Gerakan-gerakan itu adalah kebangkitan kembali kebudayaan
Yunani klasik (renaissance) pada abad ke-14 M yang bermula di Italia,
gerakan reformasi pada abad ke-16 M, rasionalisme pada abad ke-17 M,
dan pencerahan (aufklaerung) pada abad ke-18 M.

23
BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada abad islam pertengahan (pada dinasti yang lain) terdapat tiga
dinasti, yaitu Dinasti Safawiyah, Dinasti Fathimiyyah dan Dinasti
Andalusia Spanyol. Ketiga dinasti tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, termasuk beberapa hal menjadi faktor runtuh
dan melemahnya dinasti tersebut.
Akan tetapi di dalam sejarah dikatakan jika pada abad pertengahan
Islam mulai menguat dan mendominasi, bahkan menjadi salah satu masa
keemasan Islam di dunia. Ketika itu bangsa-bangsa Eropa justru belajar
dan berguru kepada ilmuwan-ilmuwan muslim karena pada saat itu
peradaban ilmu dikuasai oleh ummat muslim.
B. Penutup
Setelah membaca makalah dan materi terkait peradaban Islam
pertengahan pada masa dinasti yang lain, semoga kita dapat memahami
sejarah peradaban Islam yang pernah terjadi di masa lampau. Selain itu,
semangat dan giat pemuda dan pemudi muslim Indonesia harap mampu
membawa perubahan peradaban ke arah yang lebih baik setelah membaca
perjuangan dan keberhasilan pendahulu-pendahulu kita.

24
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Alwi. 2012. Nuruddin Zanki & Perang Salib. (Jakarta: Zikrul Hakim,
2012).
Albert Hournain. 2004.Sejarah Bangsa Bangsa Muslim. (Bandung : Mizan, 2004)
Amin, Samsul Munir. 2010. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta : Amzah)
As-Siba’i, Mustafa. 1993. Peradaban Islam Dulu, Kini dan Esok. Jakarta: Gema
Insani Press.
Hamka. 2005. Sejarah Umat Islam. Singapore: Pustaka Nasional PTE LTD.
Katalog Dalam Terbitan (KDT). 1996.Ensiklopedi Mini Sejarah dan Kebuidayaan
Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
Machfud Syaefudin. 2013. Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis.
Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Nurhakim, Moh. 2012. Jatuhnya Sebuah Tamadddun. (Jakarta : Kementrian
Agama Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Direkorat
Pendidikan Tinggi Islam:Jakarta)
Sunanto, Musyrifah. 2003. Sejarah Islam Klasik. Jakarta Timur: Penada Media.
Yatim, Badri. 2015. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. (Jakarta:
Rajawai Press)

25
26

Anda mungkin juga menyukai