Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TUJUAN PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islm
Dosen Pengampu: Muhammad Imam Syafi’I, M.Pd

Disusun oleh :
Sugianor (22.1.13.013)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAYAH


JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SANGATTA
KUTAI TIMUR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat,
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”Penjajahan Barat atas Dunia Islam
dan Perjuangan-Perjuangan Kemerdekaan Kerajaan”.Tugas ini ditujukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan saya. Oleh sebab itu, saya sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.
Akhirnya, saya mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat, khususnya bagi diri saya dan umumnya bagi pembaca.
.

Sangatta, 19 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam..........................4
B. Bentuk-Bentuk Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam Termasuk
Indonesia....................................................................................................5
C. Implikasi Penjajahan Barat Terhadap Perkembangan Peradaban Islam....5
D. Kebangkitan Dunia Islam Abad XIX – XX……………………………..7
BAB III PENUTUP
A. Simpulan....................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya dunia Timur dan Barat saling mempengaruhi. Kaum
muslimin dari Timurpun telah memberikan sumbangan yang besar dengan
mengembangkan dan memelihara Filsafat Yunani yang telah diharamkan oleh
Gereja Barat. Ilmu-ilmu eksakta yang tak pernah dikenal atau dikembangkan
sebelumnya telah disumbangkan pula oleh kaum muslimin. Terjadilah hubungan
timbal balik antara Timur dan Barat di Laut Tengah.
Namun hubungan yang semakin lama semakin baik itu tiba-tiba
diputuskan oleh Paus Urbanus II yang membangkitkan fanatisme agama terhadap
Islam. Pidato yang diucapkan pada 26 November 1095 di Cler Mont (Perancis
Selatan), orang Kristen diundang untuk mengunjungi “Kuburan suci dan
merebutnya dari orang-orang Islam”. Suatu serangan yang kemudian dikenal
dengan sebutan Perang Salib, yang bertujuan merebut kota suci Palestina,
“Tempat Tuhan Berpijak”.
Dari sinilah awal mula serangan Barat terhadap dunia Islam, disaat dunia
Islam mengalami kemerosotan internal yang akibat pertarungan-pertarungan
antara kaum Syi'ah, kaum Sunni dan kaum Khawarij, antara madzhab Safii,
Hanafi dan Hambali, antara ras-ras Persia, Arab dan Turki, memberikan peluang
kepada dunia Barat untuk menghancurkan kaum muslimin dan menguasai negeri
mereka.
Pengaruh Barat adalah gerakan dahsyat dalam transformasi dunia Timur
modern. Pengaruh Barat bukan saja mengubah dunia Islam tetapi juga seluruh
Asia dan Afrika . Pengaruh Barat ini berkembang pesat, apalagi setelah negara
Barat mencapai kemajuan besar di bidang teknologi peralatan. Barat telah
memperbaiki diri melalui renaisance dan reformasi.
Memasuki periode modern dalam sejarah Islam yang dimulai sekitar tahun
1800 M. secara politis umat Islam masih dibawah penetrasi kolonialisme. Baru
pada pertengahan abad 20 M. dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari
penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Barat.

1
Latar belakang sehingga munculnya penetrasi dan semangat umat Islam
untuk merdeka adalah, karena negara-negara Islam ketika takluk di bawah
kekuasaan dan cengkraman negara-negara Eropa, mengalami kemerosotan dan
kemunduran dalam berbagai bidang. Terutama dalam bidang politik, sosial,
ekonomi serta bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan.

2
B. Rumusan Masalah
1. Dari latar belakang di atas, maka muncul permasalahan :
2. 1. Apakah latar belakang Pembiayaan Barat terhadap dunia Islam?
3. 2. Bentuk-bentuk pembangunan Barat terhadap dunia Islam termasuk
di Indonesia?
4. 3. Dampak terhadap pembangunan Barat terhadap peradaban Islam

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam
Perang Salib adalah peperangan yang dilakukan oleh umat Kristen Eropa
barat ke tanah Timur, sejak abad kesebelas sampai abad ke tiga belas masehi.
Untuk melepaskan Palestina dari tangan daulah Islam dan mendirikan daulah
Kristen Latin di tanah Timur. Dinamakan Perang Salib karena umat Kristen yang
turut dalam peperangan itu memakai tanda salib sebagai simbul.
Perang Salib I dimenangkan oleh orang Kristen, karena pada waktu itu kaum
muslimin tidak dalam keadaan bersatu, perpecahan terjadi di seluruh wilayah,
juga karena para pemimpin Islam saling bermusuhan, dalam kondisi yang tidak
seimbang inilah kaum muslimin mengalami kekalahan.
Perang Salib menjadi awal mula penjajahan Barat terhadap dunia Islam. Sejak
itu lahirlah imperialisme dengan bentuk, penghisapan, tontonan yang merupakan
lembaran hitam umat manusia yang hina, keji dan jahat. Bangsa Barat memiliki
semboyan yang terkenal dengan M3 (Mercenary, Missionary, Military), yaitu
keuntungan, siaran agama dan perluasan daerah militer.
Tujuan Barat terhadap dunia Islam selanjutnya adalah militer atau memperluas
daerah militer. Penetrasi barat ke pusat dunia Islam di Timur Tengah pertama-
tama dilakukan oleh dua bangsa Eropa yang terkenal yaitu Inggris dan Perancis.
Inggris terlebih dahulu menanamkan pengaruhnya di India, sedangkan Mesir
dapat ditaklukkan Perancis tahun 1789 M.
Semua negara Kristen bertekad ingin menghancurkan kerajaan-kerajaan Islam.
Semangat sabilisme memang tetap tersimpan dalam dada kaum Nasrani bagaikan
api dalam sekam dan semangat fanatisme tidak pernah lepas, ia tetap hidup dan
bergejolak di hati hingga sekarang. Agama Nasrani selamanya melihat Islam
dengan permusuhan, kedengkian dan fanatisme keagamaan yang penuh
kebencian.

4
B. Bentuk-Bentuk Penjajahan Barat Terhadap Dunia Islam termasuk di
Indonesia
Negara-negara Barat seperti Inggris, Perancis, Spanyol, Italia, Rusia dan
lain-lain memang memiliki teknologi militer dan industri perang yang lebih
canggih dibandingkan dengan negara Islam, sehingga mereka tidak segan-segan
untuk menyerang dan mengalahkan wilayah-wilayah yang berada di bawah
kekuasaan Islam.
Asia Tenggara, negeri tempat Islam baru mulai berkembang, yang
merupakan daerah rempah-rempah yang terkenal pada masa itu, justru menjadi
ajang perebutan negara-negara Eropa. Kekuatan Eropa malah lebih awal
memancapkan kekuasaannya karena kerajaan Islam di Asia Tenggara lebih lemah
sehingga mudah ditaklukkan.
Pada tahun 1521 M, Spanyol datang ke Maluku dengan tujuan dagang,
yang kemudian diusulkan oleh Belanda, Inggris, Demark dan Perancis. Belanda
datang tahun 1595 M dan segera memonopoli perdagangan di Indonesia. Tentu
kehadirannya ditantang oleh penduduk setempat. Oleh karena itu sering terjadi
peperangan antara Belanda dengan penduduk, akhirnya peperangan dimenangkan
oleh Belanda, yang terbesar diantaranya adalah Aceh, perang Paderi di
Minangkabau dan Diponegoro di Jawa.
Penjajahan Barat di Indonesia banyak dilatarbelakangi oleh faktor-faktor
ekonomi, karena Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil bumi berupa
rempah-rempah yang memiliki nilai jual tinggi di pasaran Eropa. Selain itu juga
dilatarbelakangi oleh faktor misionaris, atau penyebaran agama, hal ini dapat
dilihat sampai sekarang daerah-daerah tempat pertama kali negara-negara Barat
datang ke Indonesia berpenduduk mayoritas Kristen.

C. Implikasi Penjajahan Barat terhadap Perkembangan Peradaban Islam


Serbuan kaum salib ke negeri-negeri Islam tidak hanya menggunakan
pedang, besi dan api, tetapi juga melalui peradaban mereka yang dicekokkan ke
semua negeri yang dapat dikuasainya. Bukan hanya peradaban materi yang
menyerang negara-negara Islam, bahkan mental dan nilai-nilai moralpun tidak

5
ketinggalan, seperti sistem pendidikan dan pengajaran, dan pemikiran-pemikiran
orang Eropa mengenai ilmu jiwa, ilmu sosial, modal dan lain-lain.
Pada saat barat mendominasi dunia di bidang politik dan peradaban,
persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan
mereka. Karena itu mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam
masalah-masalah politik dan peradaban untuk menciptakan keseimbangan
kekuasaan.
Penjajahan Barat juga memicu gerakan dalam Islam, yang menyenangkan
oleh 2 yaitu pembersihan ajaran Islam dari unsur-unsur asing yang dipandang
sebagai penyebab awal Islam dan gagasan-gagasan pengetahuan dan pengetahuan
dari Barat, sedangkan yang kedua, dari pengiriman para pelajar muslim oleh
penguasa Turki Usmani dan Mesir ke negara-negara Eropa untuk menimba ilmu
pengetahuan dan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan karya-karya Barat ke
dalam bahasa Islam.
Pengaruh Barat terutama terlihat pada lapisan atas dan menengah,
terutama pada intelegensia orang memperoleh pendidikan Barat, yang dijumpai di
setiap negeri Timur. Dalam reaksinya terhadap pengaruh Barat mereka memiliki
pandangan yang berbeda-beda. Pandangan pertama berpegang pada sendi-sendi
Filsafat hidup nenek moyangnya, berusaha melakukan asimilasi dengan ide-ide
Barat dan gagasan sintesa yang lebih tinggi dari semangat Barat. Kedua,
memutuskan hubungan dengan warisan lama, menerjunkan dirinya dalam
pembaratan. Yang ketiga di belakang mengecewakan dan kengerian Barat.
Memang benar bahwa peradaban Barat memainkan peranan besar dalam
memajukan dunia Islam. Tanpa peradaban Barat dunia Islam tentu masih seperti
keadaan semula, tetapi tidak berarti bahwa peradaban Barat tidak mengandung
cacat dan kekurangan. Peradaban Barat telah menjadi dunia Islam dari peradaban
Islam yang lama. Akhirnya peradaban Islam bukan lagi suatu produk dari kaum
muslimin mandiri sebagaimana peradaban Barat adalah produk dari orang-orang
Barat itu sendiri.

6
D. Kebangkitan Dunia Islam Abad XIX -XX
Memasuki pertengahan abad 20 M, dunia Islam bangkit memerdekakan
negerinya dari penjajah Barat. Pada periode ini, mulai bermunculan pemikiran
pembaharuan dalam Islam. Gerakan pembaharuan itu, paling tidak muncul karena
dua hal.6 Pertama, timbulnya kesadaran di kalangan Ulama bahwa banyak ajaran-
ajaran ‘asing’ yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran itu
bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya, seperti bid’ah, khurafat, dan
takhyul.
Kesadaran akan akan melemah dan menurunnya dunia Islam ini, maka
banyak wilayah-wilayah dunia Islam seperti di benua Afrika, Timur Tengah dan
India bermunculan gerakan-gerakan pembaharuan atau mungkin lebih tepatnya
dikatakan usaha pemurnian kembali ajaran Islam. Dengan pengertian dasar dan
sasaran yang tidak selalu sama antara satu gerakan dengan gerakan yang lain.
1. Pembaharuan di Jazirah Arab
Pada Jazirah Arabia muncul gerakan pemurnian kembali ajaran
Islam yang dipelopori oleh Syeh Mohammad bin Abdul Wahab (1703-
1792 M).8 Gerakan ini mengajak umat Islam untuk meninggalkan banyak
kepercayaan dan praktek keagamaan yang sudah sejak lama dianut dan
dilakukan secara luas, karena tidak sesuai dengan ajaran Islam yang murni
dan bahkan merupakan kepercayaan dan praktek zaman Jahiliyah, dan
yang telah diberantas oleh Nabi.
2. Pembaharuan di Turki
Kekalahan besar kerajaan Usmani dalam menghadapi serangan
Eropa di Wina (1683 M), menyadarkan akan kemundurannya dan
kemajuan yang dialami oleh bangsa Eropa. Usaha-usaha pembaharuan pun
mulai dilaksanakan dengan mengirim duta-duta ke negara-negara Eropa,
terutama Prancis untuk mempelajari suasana disana secara dekat.
Begitu juga pemerintahan konstitusional ada dalam Islam, karena
kekuasaan Khalifah atau Sultan dibatasi oleh syari’ah. Atas dasar inilah, ia
menganjurkan supaya didirikan tiga lembaga, yakni; Dewan Negara yang
bertugas merancang undang-undang, dewan nasional untuk membuat

7
undang-undang, dan senat yang menjadi perantara antara badan legislative
dan badan eksekutif.11 Pemerintahan konstitusional ini gagal dan
dibubarkan tahun 1878. Pada perkembangan selanjutnya, ide nasionalisme
Turki-lah yang memperoleh kemenangan. Dibawah kepemimpinan Kemal
Attaturk (1924 M), membawa Turki kepada sekularisme dalam arti
pemisahan agama dari Negara di Turki modern.
3. Pembaharuan di India
Di India kesadaran akan kemunduran umat Islam bersamaan waktu
timbulnya dengan di Turki.13 Sesudah wafatnya Sultan Aurangzeb (1707
M), kerajaan ini selalu dihadapkan dengan perang saudara untuk
merampas kekuasaan di Delhi. Sementara dari fihak luar, bangsa Inggris
telah mulai memasuki anak benua ini. Pada mulanya fihak Inggris hanya
bermaksud berdagang, tetapi kemudian muncul keinginan untuk
menguasai India. Terjadilah beberapa kali pertempuran dengan kerajaan
Mughal, dan fihak Inggris selalu dalam kemenangan. Hal-hal inilah yang
membuat pemikir-pemikir Islam India sadar akan kelemahan umat Islam.
Tahun 1906 M berkembang ide nasionalisme yang dipelopri oleh
segolongan intelektual Islam India sebagai reaksi atas ide nasionalisme
Hindu yang terdapat dalam parti kongres. Di bawah pimpinan Muhamad
Ali Jinnah (1876-1948 M) Liga Muslim menjadi gerakan popular di India
dan mulai memajukan ide Negara tersendiri bagi umat Islam di india. Ide
Pakistan dimunculkan buat pertama kali oleh Muhammad Iqbal (1873-
1938 M). Ide Negara Pakistan semakin berkembang hingga akhirnya
tercapai pada tahun 1947 M. Keberhasilan ini, Muhammad Ali Jinnah
mendapat gelar Qaid’I Azam (pemimpin besar). Kalau gerakan
pembaharuan umat Islam Turki akhirnya melahirkan Negara Turki yang
bersifat sekuler, gaerakan pembaharuan umat Islam India melahirkan
Negara Pakistan yang mempunyai agama sebagai dasar.
4. Pembaharuan di Indonesia
Menurut Musyrifah Sunanto, perkembangan pemikiran Islam di
Indonesia dapat dilihat dari tiga periode yaitu; periode ketika

8
kepemimpinan Ulama sangat dominan di masyarakat muslim, periode
ketika peran ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin Islam yang
bergerak di bidang organisasi atau kepartaian dalam perpolitikan, dan
periode kebangkitan kaum intelektual Muslim.
a) Periode ketika kepemimpinan Ulama sangat dominan di
masyarakat Muslim. Periode ini berlangsung sejak datang dan
berkembangnya Islam di Indonesia (sekitar abad ke-VII M) hingga
berlangsungnya masa penjajahan.
b) Periode ketika peran Ulama digantikan oleh pemimpin-pemimpin
Islam yang bergerak di bidang organisasi atau kepartaian dalam
perpolitikan. Ini diawali oleh peran pemimpin organisasi sosial
seperti Haji Abdul Karim Amrullah, Zaenuddin Labai al-Yunusi,
dan pemimpin-pemimpin orgnisasi Sumatra Thawalib di Sumatra,
Syeh Ahmad Surkati dari al-Irsyad, Haji Abdul Halim dari
persyarikatan Ulama Majalengka, KH. Ahmad Dahlan dari
Muhammadiah, Ahmad Hasan dari Persis, dan organisasi politik SI
dengan tokoh-tokohnya. Periode ini, para pemimpin organasasi
keagamaan ataupun politik Islam yang diadopsi dari Barat,
bergerak melakukan perlawanan terhadap penjajah dengan
menggunakan wadah organisasi dan partai politik yang mereka
pimpin. Sementara dalam bidang pembaharuan, Muhammadiah
memilki peran penting dalam memperkenalkan modernitas
terutama dalam bidang pendidikan. Model pendidikan tradisional
(pesantren) yang dulu digunakan diganti dengan model pendidikan
Barat (Belanda), yang memakai bangku, jadwal, kurikulum, dll.19
Hal itu didorong oleh kesadaran beragama yang modernis, yakni
menjadikan modernitas sebagai kebenaran yang netral dan tidak
identik dengan barat. Modernitas Barat dianggap sebagai
kelanjutan dari modernitas Islam periode klasik.
c) Periode kebangkitan kaum intelektual Muslim. Periode ini dimulai
tahun 1970, ditandai dengan munculnya beberapa literatur yang

9
mencoba mencermati secara sistematis perkembangan dunia
intelektual Muslim Indonesia. Pada tahun 1980-an dan 1990-an
marak penerbitan buku-buku yang bertema keagamaan serta
merebaknya buku-buku keIslaman “intelektual dan berbasis
pemikiran” yang berdampak pada perkembangan dunia intelektual
Muslim. Namun pada masa berikutnya, zaman kebangkitan
intelektual ini mempunyai berbagai macam corak pemikiran.20
Mereka itu adalah;
 Neo modernism, yaitu pemikiran ke-Islam-an yang
menggabungkan dua aliran modernisme, tokohnya adalah
Nurcholis Majid, Abdurrahman Wahid, dan Ahmad Wahib.
 Sosialisme demokrat, yaitu gerakan Islam yang melihat keadilan
sosial dan demokrasi sebagai unsur pokok Islam. Tokoh-tokohnya
adalah Dawam Rahardjo, Adi Sasono, dan Kuntowijoyo.
 Universalisme, yaitu gerakan pemikiran Islam yang memandang
Islam sebagai ajaran yang universal dengan obsesi Islam sebagai
perangkat nilai alternative dari kemerosotan nilai-nilai Barat.
Tokoh-tokohnya adalah Amin Rais, Jalaluddin Rahmat dan AM.
Saefuddin.
 Neo revivalis, sering diartikan sebagai Ikhwanul Muslimin di
Mesir. Di Indonesia variannya muncul dari beberapa organisasi
seperti, Hamas, Hizbut Tahrir, FPI, dan Majelis Mujahidin.

10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perang Salib merupakan awal penetrasi terhadap dunia Islam yang
selanjutnya membawa kaum muslimin berada dalam jajahan negara-negara Barat.
Karena mulai dari Perang Salib I inilah kaum muslimin banyak mengalami
kerugian, baik kerugian yang bersifat materi seperti banyaknya wilayah yang
direbut Barat, dan dikuasai, juga kerugian non materi yang berupa pembahasan
tentang Islam dan mulai masuknya peradaban-peradaban Barat.
Penjajahan Barat terhadap dunia Islam yang diawali dengan Perang Salib
berlatar belakang hal-hal berikut :
1. Mercenary yaitu untuk mencari keuntungan negara Barat di negara-negara
Islam.
2. Misionaris yaitu untuk menyebarkan agama Kristen di negara-negara
jajahannya.
3. Militer yaitu perluasan daerah militer.
Selain hal diatas yang melatarbelakangi penjajahan Barat adalah faktor
ekonomi dan politik.
Bentuk-bentuk penyerangan barat terhadap dunia Islam berupaan,
penaklukan, sehingga banyak wilayah-wilayah Islam yang jatuh ke negara-negara
Barat. Juga berupa, penghisapan dan bantuan.
Penjajahan Barat ternyata membawakan yang sangat luas terhadap
perkembangan peradaban Islam baik materi maupun tehnologi baru, peradaban
mental. Penjajahan Barat juga memicu gerakan dalam Islam, yang mana bertujuan
untuk memurnikan agama Islam dari pengaruh asing dan gagasan-gagasan
gagasan dan pengetahuan Barat.
Dari beberapa uraian yang telah diuraikan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa, faktor yang memotivasi bangkitnya dunia Islam abad XIX-XX
adalah munculnya kesadaran di kalangan kaum Muslimin tentang kemunduran
dan kerapuhan dunia Islam yang disebabkan oleh faktor-faktor internal, sehingga
munculnya gerakan- gerakan pemurnian dan pembaharuan dalam Islam.

11
Disamping itu, rongrongan Barat atas keutuhan dan kekuasaan politik dan wilayah
dunia Islam, juga merupakan faktor pendorong bagi umat Islam untuk bangkit
melakukan perlawanan terhadap penjajahan yang di lakukan oleh bangsa Barat.
Begitu pula kesadaran akan keunggulan Barat dalam bidang politik, sosial,
ekonomi, dan budaya, memompa semangat umat Islam untuk dapat mengejar
ketertinggalannya dari bidang-bidang tersebut. Dalam hal ini terjadinya kontak
antara dunia Islam dengan dunia Barat, melahirkan pemahaman baru dikalangan
umat Islam, untuk dapat mencoba mentolerir segala sesuatu yang datang dari
dunia Barat.

B. Saran
Penutupan makalah tentang Pembebanan Barat terhadap dunia Islam ini,
tentu saja masih banyak sekali kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan makalah ini.

12
DARTAR PUSTAKA
Ahmad Amin, Islam dari Masa ke Masa, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1991.

A. Latif Osam, Ringkasan Sejarah Islam, Jakarta, Widjaya, 1976.

Agussalim Sitompul, Perang Salib, Beberapa Aspek Negatif dan Positif


(Makalah), Yogyakarta, 2006.

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 1998.

Bernads Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah, Jakarta, Pedoman Ilmu
Jaya, 1988.

Donald Eugene Smith, Agama di Tengah Sekularisasi Politik, Jakarta, Pustaka


Panjimas, 1985.

Imam Munawwir, Kebangkitan Islam dan Tantangan-tantangan yang Dihadapi


dari Masa ke Masa, Surabaya, PT. Bina Ilmu, 1984.

Hamka, Sejarah Umat Islam II, Jakarta, Bulan Bintang, 1981.

Lothrop Stoddard, Dunia Baru Islam (The New World of Islam), 1996.

GH Jansen, Islam Militan, Bandung, Pustaka, 1980.

Amin, M. Mansyur, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: Indonesia Spirit


Foundation, 2004.

Nasution, Harun, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jilid; II, Jakarta: UI
Press, 2002.

13
Sjadzali, Munawir, Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah dan Pemikiran,
Jakarta: UI Press, 1993

Stoddard, Lothrop, Dunia Baru Islam, Diterjemahkan oleh Djojo Martono, et.,
Jakarta: 1996

Sunanto, Musyrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo


Persada, 2007

Thohir, Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2009

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2008.

14

Anda mungkin juga menyukai