Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................................i

BAB I.............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

BAB II............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN............................................................................................................................ 3

A. Kondisi Islam Pada Masa Modern..............................................................................................3

B. Tokoh-Tokoh Islam Masa Modern........................................................................................... 5

C. Pengaruh Islam Masa Modern Bagi Indonesia........................................................................ 10

D. Hikmah Belajar Peradaban Islam pada Masa Modern............................................................. 14


BAB III......................................................................................................................................... 15
PENUTUP.................................................................................................................................... 15

A. Kesimpulan............................................................................................................................. 15

i
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Modernisasi dan Pembaharuan Islam Dalam sejarah peradaban Islam, abad ke-18 menempati
posisi tersendiri. Ummat Islam pada itu, dipandang sebagai awal dari satu peradaban. kemudian
era tersebut dikenal dengan masa modern. Di bawah dominasi budaya Barat, masa ini ditandai
dengan adanya kemajuan pesat dalam bidang sains dan teknologi, yang dipandang mampu
mengubah halhal fundamental dalam kehidupan manusia.1 Hal utama yang mengakibatkan
transformasi sosial-kultural adalah ditemukannya sains modern. Hadirnya sains modern telah
menimbulkan pergeseran yang luar biasa, bukan hanya bidang bidang ekonomi, politik dan
sosio-kultural, tapi juga dalam filsafat dan agama. Tiga Pergeseran tersebut telah melanda dunia
Islam. Berhadapan dengan arus rasionalitas ilmiah modern dan permasalahan-permasalahan yang
bersifat universal, berbagai khazanah pemikiran Islam tampak telah menjadi benda-benda
arkeologis yang menanti saatnya untuk digali dan dibangun kembali (reactualization). Memasuki
dan ikut serta dalam abad modern bukanlah persoalan pilihan, melainkan suatu keharusan sejarah
kemanusian (historical thought)

Kenyataan tersebut menuntut ummat Islam untuk berusaha melakukan pembaruan, penyegaran,
atau pemurnian pemahaman ummat kepada agamanya. Usaha seperti itu adalah sesuatu yang
telah menyatu dengan sistem Islam dalam sejarah. Gerakan pembaruan Islam adalah sebuah
kenyataan historis, sebagai cermin implementasi respons positif terhadap modernisme, untuk
kemudian melahirkan dinamika dan gerakan pemikiran yang beragam dan tentu saja secara
diametral masing-masing berbeda. sesungguhnya Islam sebagai gerakan kultural menolak
pandanganpandangan kuno yang statis dan bahkan sangat mendorong pandangan-pandangan
dinamis. Gerakan ini, pembaruan pemikiran Islam, ditandai dengan pemikiran-pemikiran yang
kritis pada modernisme (Barat). Mereka berupaya mencari alternatif-alternatif non-Barat.
Kebangkitan merupakan isu yang tumbuh dari sikap kritis itu, dan mencangkup di dalamnya
gerakan-gerakan intelektual, sosial politik yang cukup beragam: neo-tradisionalisme, neo-
revivalisme, neo-fundamentalisme, dan neo-modernisme.

Gerakan kebangkitan Islam secara historis, jika dilihat kebelakang mulai pada penghujung abad
XVIII terjadi ledakan paling besar dan tipikal di Arabia sendiri, yaitu yang dikenal dengan
Wahabi. Muhammad ibn Abdul Wahab, ‘murid” Ibn Taymiyah, bergerak untuk purifikasi demi
kemajuan dan kebangkitan Islam dengan jalan menelusuri sumber-sumber dari naqli . Gerakan
ini pada intinya diarahkan untuk menanggulangi proses-proses degradasi moral Islam dalam
bidang moral dan politik akibat runtuhnya peradaban muslim di abad pertengahan. Gerakan ini
sesunguhnya bisa dikatakan muncul sebagai pendobrakan terhadap kemapanan dan finalitas
tradisi pemikiran tradisional/ortodoks yang telah mengalami konservatisasi. Sebagaimana sering
didengar, ada dua arus besar dalam pemikiran Islam yang hendak dilakukan oleh para
pembaharu, yaitu Arabisasi dan modernisasi terkait dengan warisan Islam yang dimiliki oleh
dunia Arab. Kelompok pertama yang menghendaki Arabisasi didorong oleh alasan yang
menyatakan bahwa selama kejayaan Islam bahasa Arab dan budaya Arab adalah merupakan hal
nyata digunakan untuk kemajuan bersama, bukan merupakan isapan jempol memang ketika
imperium Islam dibangun atas budayabudaya Arab, khususnya suku Quraisy, walapun dalam
sebuah hadits dinyatakan al-Quran ini bukan untuk Quraisy namun untuk sekalian umat. Tokoh
yang sering dijadikan acuan dalam gerakan ini adalah Kawakibi, yang disebut oleh Azra sebagai
seorang romantisime sejati . Kelompok yang kedua yaitu yang cenderung ke modernisasi dan
memang agak sekularisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh Kemal Ataturk dalam negara
Turki, yang mencoba membangun negaranya dengan paradigma Barat, ia mengembalikan agama
sebagai urusan privat dan negara tidak mencampurinya. Diantara dua kelompok besar itu muncul
pula tokoh pembaharu yang moderat satu sisi mencoba untuk mempertahankan warisan islam
disisi lain juga berupaya melakukan pembaharuan terhadap pemikiran islam
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kondisi Islam Pada Masa Modern

Masa pembaharuan (Modern) bagi dunia islam adalah masa yang dimulai dari tahun 1800M
sampai sekarang. Masa pembaharuan ditandai dengan adanya kesadaran umat islam terhadap
kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang,
khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada awal masa pembaharuan kondisi
islam secara politis berbeda di bawah penetrasi kolonialisme. periode pertengahan (1250-1800
M), peradaban Islam mengalami kemunduran dari adanya tiga kerajaan besar, yakni Usmani di
Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India. Hal ini dikarenakan Eropa mengalami kemajuan
dalam ilmu pengetahuan.Di antara kemajuannya, adanya penemuan mesin uap yang kemudian
melahirkan revolusi industri di Eropa semakin memantapkan kemajuannya. Teknologi
perkapalan dan militer berkembang pesat.Sehingga Eropa menjadi penguasa lautan dan bebas
melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari dan ke seluruh dunia, tanpa mendapat
hambatan berarti dari lawan-lawan mereka. Bahkan satu demi satu negeri Islam jatuh
kekuasaannya sebagai negeri jajahan.

Sejak tahun 1700 M hingga memasuki 1800 M, ketiga kerajaan tersebut kemampuannya mulai
berkurang hingga runtuh. Seperti Kerajaan Usmani setelah meninggalnya Sultan Sulaiman Al-
Qanuni tidak ada penerusnya yang berpengaruh. Bersamaan dengan hal tersebut, Bangsa Eropa
mulai menjadi kuat dan mengakibatkan Kerajaan Usmani yang luas semakin mengecil dan
lenyap untuk digantikan menjadi negara Turki pada tahun 1924. Sementara itu pada awal abad
ke-18, kerajaan Safawi dan Kerajaan Mughal hancur pada paro kedua abad ke-19 M ditangan
Inggris. Kekuatan yang terakhir masih disegani adalah Kerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi,
pada saat itu terus mengalami kemunduran, sehingga dijuluki sebagai the sick man of Europe
(orang sakit dari Eropa). Kelemahan kerajaan-kerajaan Islam itu menyebabkan Eropa dapat
menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.
Dari kemunduran 3 kerajaan tersebut ekspedisi Napoleon Bonaparte di Mesir yang berakhir
tahun 1801 M, membuka mata dunia Islam, terutama di Turki dan Mesir, akan kemunduran dan
kelemahan umat Islam. Raja dan pemuka-pemuka Islam mulai berpikir dan mencari jalan untuk
mengembalikan kejayaan Islam. Padahal pada periode klasik, Islam menjadi panglima dalam
peradaban. Sebaliknya, di Barat pada masa itu masih mengalami kegelapan. Sedangkan masa
modern ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan
adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi. Kondisi saat itu negara-negara Islam banyak dijajah oleh
penjajah. Banyak negara muslim mengikuti gerakan pembaruan tersebut, sehingga lahirlah suatu
tatanan baru dalam dunia Islam, yaitu kebangkitan dunia Islam, baik bidang ilmu pengetahuan,
politik, pendidikan, maupun kebangkitan melawan penjajah. Pemikiran para ulama yang muncul
pada abad modern ini bukanlah doktrin mutlak seperti layaknya ayat-ayat dalam Kitab Suci.
Akan tetapi, pemikiran-pemikiran tersebut hanya sebatas gagasan relatif yang masih “menerima
perubahan dan pengurangan. Pada perkembangan Islam abad modern, umat islam timbul
kesadarannya tentang pentingnya ajaran islam yang sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh
Rasulullah SAW sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman hidup. karena umat Islam sudah
jauh dari ajaran Rasulullah SAW yaitu banyak penyimpangan-penyimpangan dari sumber
asalnya, penyakit bid’ah, tahayul, klenik, perdukunan, kemusrikan dll sangat merebak dan
hamper seperti kehidupan Jahiliyah. Dengan kondisi umat Islam tersebut maka muncullah para
pembaharu yaitu suatu gerakan pemurnian terhadap ajaran agama Islam yang sesuai dengan
ajaran yang bersumber pada Qur’an dan Hadits.

Usaha untuk memulihkan kembali kekuatan Islam dikenal dengan gerakan modernisasi atau
pembaruan yang didorong oleh tiga factor yaitu :
a) Pemurnian ajaran Islam dan unsur-unsur asing yang dipandang sebagai penyebab
kemunduran Islam.
b) Menimba gagasan-gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari Barat. Hal ini dengan
pengiriman para pelajar muslim oleh penguasa Turki, Mesir, dan India ke negara-negara
Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan dilanjutkan dengan gerakan penerjemahan
karya-karya Barat ke dalam bahasa Islam.
c) Kondisi negara-negara Arab, seperti Mesir, Turki di bawah jajahan negara-negara Eropa,
khususnya Perancis.
Islam adalah agama yang memberi kebebasan kepada umatnya untuk mengekspresikan diri
asalkan sesuai dengan kaidah ajaran islam Dan sejalan dengan tujuan penciptanya, yakni untuk
beribadah kepada Allah SWT. Perjalanan sejarah umat islam telah membuktikan bahwa setiap
saat ada umat yang senantiasa berposisi sebagai pemberi motivasi atau pembaru bagi
masyarakat.

Salah satu pelopor pembaru dalam dunia islam Arab adalah satu aliran yang bernama Wahabiah
yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornyo adalah Muhammad bin Abdul Wahab
(1703-1787M) yang berasal dari Nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oleh
Muhammad bin Abdul Wahab adalah upaya untuk memperbaiki kedudukan umat islam dan
merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat islam saat itu. Paham
tauhid mereka telah tercampur aduk oleh ajaran tarikan yang sejak abad ke-13 tersebar luas di
dunia. Di setiap negara islam yang dikunjunginya, Muhammad bin Abdul Wahab melihat makam
syekh tarika yang bertebaran. Setiap kota, ke makam itu lah umat islam pergi dan meminta
pertolongan dari syekh, syekeh atau wali yang telah meninggal dunia di pandang orang yang
berkuasa. Perbuatan ini merupakan paham Wahabiah termasuk syirik karena permohonan
tersebut tidak di paham lagi dipanjatan kepada Allha SWT.
Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad bin Abdul Wahab memutuskan
perhatiannya pada persoalan in Ia memiliki pokok pemikiran sebagai berikut.

 Yang harus di sembah hanyalah Allah SWT. Dan orang yang menyembah selain dari-Nya
telah diinyatakan musyrik.
 Kebanyakan orang islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka
meminta pertolongan bukann lagi kepada Allah, melainkan dari syekeh. Orang islam yang
berperilaku demikian dinyatakan musyrik
 Menyebut nama nabi,syekeh,atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan
sebagai syirik.
 Meminta syafaat selain kepada Allah adalah juga merupakan syirik
 Benazar kepada selain dari Allah juga perbuatan syirik
 Memperoleh pengetahuan selain Al Quran, hadis, dan kias merupakan ke kufuran
 Tidak percaya kepada kada dan kadar Allah merupakan kekufuran
 Menafsirkan Al Quran dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.
 Untuk mengembalikan kemurnian tauhid tersebut, makam-makam yang banyak dikunjungi
dengan tujuan mencari syafaat, keberuntungan, dan lain-lain sehingga membawa kepada
paham syirik. Pemikiran-pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab yang mempunyai
pengaruh pada perkembangan pemikiran pembaruan di abad ke-19 adalah sebagai berikut:
 Hanya Al Qurandan hadis yang merupakan sumber asli ajaran-ajaran islam. Pendapat ulama
bukanlah merupakan sumber.
 Taklid kepada ulama tidak dibenarkan
 Pintu ijtihad senantiasa terbuka dan tidak tertutup.
 Muhammad bin Abdul Wahab merupakan pemimpin yang aktif berusaha mewujudkan
pemikirannya. Pemikiran Muhammad bin Abdul Wahab juga di kembangkan di indonesia
yang awalnya di bawa oleh haji asal minangkabau, yaitu Haji Miskin, Haji Piobang, Haji
Sumanik.

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 300 Pembaruan di beberapa negara tidak terlepas dari
peran tokoh-tokohnya yang akan dibahas, di antaranya : 1) Muhamammad Ali Pasya; 2) Rifa’ah
Baidawi Rafi’at at-Tahtawi, 3) Jamaludin al-Afghani, 4) Muhammad Abduh, 5) Rasyid Ridha, 6)
Sultan Mahmud II, 7) Muhammad Iqbal, 8) KH. Ahmad Dahlan, 9) KH. Hasyim Asy’ari.
Aktivitas 10.
B. Tokoh-Tokoh Islam pada Masa Modern
1. Muhammad Ali Pasya (1765 – 1849 M)

Muhammad Ali Pasya dilahirkan di Kawalla, yang berada di bagian utara Yunani, pada bulan
Januari 1765 M. Ayahnya bernama Ibrahim Agha, dari Turki. Secara ekonomi, keluarganya
termasuk tidak mampu. Tetapi, ia termasuk anak yang cerdas dan pemberani. Dua hal itulah
yang mengantarkannya menjadi pemimpin di Mesir dan salah satu pembaharu di dunia Islam.
Salah satu jasa besarnya adalah berhasil menyelamatkan Mesir dari pendudukan Napoleon dari
Perancis. Sehingga Sultan di Turki merestui Muhammad Ali menjadi wali Mesir.
Kemudian pemikiran Muhammad Ali Pasya, sebagai berikut .
1) Mengirimkan pelajar Mesir ke Prancis, Italia, Inggris, dan Austria sebanyak 311 antara
tahun 1813 - 1849
2) Dalam bidang militer, Ali Pasya melakukan beberapa langkah, yaitu: mendatangkan
seorang perwira tinggi Prancis bernama Save untuk melatih tentara militer Mesir. Selain
itu, mengirimkan pelajar Mesir untuk belajar kemiliteran di Prancis. Setelah selesai,
mereka diminta kembali ke Mesir untuk mengajar di sekolah militer di Mesir;
3) Dalam bidang ekonomi, Ali Pasya melakukan beberapa langkah, yaitu: memperbaiki
irigasi lama, membuat irigasi baru, menanam kapas, mendatangkan ahli dari Eropa,
membuka sekolah pertanian.
4) Dalam bidang pendidikan, Ali Pasya melakukan mendirikan sekolah modern, yaitu:
Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Sekolah Kedokteran, Sekolah Apoteker, Sekolah
Pertambangan, Sekolah Pertanian, Sekolah Penerjemahan, Sekolah Dasar Sekolah
Menengah, Politeknik, Sekolah Akunting, Sekolah Sipil, Sekolah Irigasi, Sekolah
Industri, Sekolah Administrasi, Sekolah Pertanian, Sekolah Perwira Angkatan Laut,
Sekolah Industri Bahari, Sekolah Tinggi Kedokteran.
Selain itu, Ali Pasya memasukkan ilmu modern ke dalam kurikulum pendidikan. Ali Pasya
mengategorikan sebagai berikut:
A. Ilmu pengetahuan bahasa terdiri dari: bahasa Italia, Perancis, Turki, dan Persia;
B. Ilmu pengetahuan sosial terdiri dari: sejarah, geogra , ekonomi, antropologi, administrasi
negara, pendidikan negara, pendidikan kemasyarakatan, lsafat, militer, dan hukum;
C. Ilmu pengetahuan alam terdiri dari: sika, farmasi, ilmu alam, ilmu kedokteran, ilmu
teknik, aristek, dan kimia;
D. Matematika dengan pelajaran utama: aritmatika dan matematika;
E. Pengetahuan keterampilan yang terdiri dari: keterampilan umum dan pendidikan
kesejahteraan keluarga.
Ide Ali Pasya ini berpengaruh pada perkembangan Mesir pada masa selanjutnya. Dengan ide
tersebut berhasil menjaga stabilitas ekonomi Mesir sehingga berkembang dengan pesat,
diantaranya Kairo dan Alexandria. Selain itu, dari kebijakan yang dikeluarkannya, menjadi
landasan munculnya tokoh pembaharuan Islam pada masa berikutnya.
2. Rifa’ah Baidawi Rafi’at at-Tahtawi (1801 - 1873)

At-Tahtawi, begitu dia sering dipanggil. Nama lengkapnya adalah Rifa’ah Baidawi Ra ’at
atTahtawi. At-Tahtawi lahir dari keluarga bangsawan dan dibesarkan dalam tradisi keagamaan
yang kuat. Saat umur 16 tahun, At-Tahtawi telah menyelesaikan belajarnya di Universitas al-
Azhar Kairo. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan masternya di Egyptian Army Mesir.
Kemudian, ia belajar selama lima tahun di Perancis. Selama di Perancis, At-Tahtawi
menerjemahkan 12 buku dan risalah. Setelah pulang dari Perancis, At-Tahtawi diangkat menjadi
direktur sekolah penerjemahan pada masa pemerintahan Muhamad Ali Pasya. Sekolah
penerjemahan memiliki fungsi sebagaimana Baitul Hikmah pada masa kejayaan Dinasti
Abasiyah, yaitu sebagai pusat penerjemahan bukubuku Eropa ke dalam bahasa Mesir. Ia berhasil
menerjemahkan sekitar 20 buku berbahasa Perancis dan mengedit puluhan karya terjemahan
lainnya.
Pokok-pokok pemikiran at-Tahtawi adalah:
1) bidang pendidikan meliputi dua hal, yaitu: pendidikan harus universal dan emansipasi
wanita. Pendidikan adalah hak semua golongan, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa
membedakan status ataupun jenis kelamin. Pandangan ini memiliki dua dampak, yaitu
pemerataan pendidikan dan emansipasi. Selain itu, pendidikan tidak hanya mengajarkan
ilmu pengetahuan, tetapi juga membentuk kepribadian dan menanamkan sikap rasa cinta
terhadap bangsa.
2) bidang ekonomi, yaitu orang Mesir dahulu terkenal kaya lantaran tergantung pada tanah
yang subur. Oleh karena itu perlu melakukan perbaikan di bidang pertanian, yaitu dengan
menanam pohon kapas, anggur, zaitun, pemeliharaan lebah, ulat sutra, termasuk pengadaan
pupuk tanaman yang murah, perbaikan irigasi. Selain itu, menganjurkan untuk melakukan
perbaikan jalan yang menghubungkan satu tempat ke tempat lain. Kemudian, perlu juga
membangun jembatan dan alat komunikasi.
3) bidang kesejahteraan, At-Tahtawi berpandangan bahwa, kesejahteraan masyarakat atau
negara dapat tercapai dengan dua jalan, yaitu: berpegang teguh pada ajaran agama (Islam),
dan berbudi pekerti yang baik sehingga mampu melahirkan generasi yang memajukan
perekonomian.
4) bidang pemerintahan. Menurutnya, contoh pemerintahan yang paling ideal adalah
pemerintahan pada masa Rasulullah Saw. dan para sahabat. Pemerintahan harus dijalankan
dengan adil berdasarkan undang-undang. Ia berpandangan bahwa untuk kelancaran
pelaksanaan undang-undang tersebut, setidaknya harus ada tiga badan yang terpisah, yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
5) tentang cinta tanah air atau patriotisme, At-Tahtawi berpandangan bahwa tanah air adalah
tanah tumpah darah seseorang, bukan seluruh dunia Islam. Dengan patriotisme ini, At-
Tahtawi berpendapat bahwa selain adanya persaudaraan seagama, juga ada persaudaraan
setanah air. Persaudaraan satu tanah air ini ternyata lebih dominan sehingga patriotisme
menjadi dasar kuat untuk mendorong seseorang atau golongan untuk mendirikan tatanan
masyarakat yang beradab.
6) tentang ijtihad, menurut At-Tahtawi bahwa, ijtihad masih terbuka bagi umat Islam. Ijtihad
harus dilakukan oleh para ulama yang memenuhi syarat. Konsep ijtihadnya ditulis dalam
kitabnya alQaul al-Sadid - al-Ijtihad wa taqlid.
7) sains modern, menurutnya antara sains dan pemikiran rasional tidak bertentangan dengan
syariat Islam. Sains modern memiliki dua peran penting bagi kemajuan peradaban Islam,
yaitu: sains modern berperan penting dalam meningkatkan kualitas umat Islam dalam
melakukan ijtihad, dan kedua sains modern amat menunjang kesejahteraan kehidupan kaum
muslimin di dunia, sebagaimana telah dikembangkan Eropa.

3. Jamaludin Al-Afghani (1838 – 1897 M)

Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam yang diberikan oleh Jamaluddin berupa gagasan
yang mengilhami kaum muslimin di Turki, Mesir dan India. Ia mengagungkan pencapaian ilmu
pengetahuan barat, meskipun ia sangat anti imperialisme Eropa. Islam menurutnya adalah sebuah
keyakinan transendensi Tuhan dan akal. Ijtihad adalah hal yang diperlukan, dan tugas manusia
adalah melakukan prinsip-prinsip al-Quran dalam cara yang baru untuk mengatasi masalah-
masalah di zaman mereka. Jika masyarakat tidak melakukan hal itu akan terjadi kemandegan
atau meniru-meniru saja. Peniruan merugikan masyarakat, menurutnya: jika kaum muslimin
mengikuti orang Eropa, mereka tidak akan menjadi orang Eropa, karena tingkah laku dan
prinsip-prinsip tertentu pada umumnya dapat dipahami oleh orang Eropa itu sendiri.
Nama lengkapnya adalah Jamaludin Al-Afghani. Ia lahir pada tahun 1839 M di Afghanistan, dan
meniggal dunia di Istanbul pada tahun 1897 M. Jamaludin ialah pemimpin pembaharuan Islam
yang tempat tinggal dan aktivitasnya berpindah-pindah dari satu negara ke negara yang lain.
Pengaruh pemikiran dan pembaharuannya yang paling besar dan nyata ialah di Mesir. Oleh
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 304 karena itu, meskipun masa kecilnya dihabiskan di
Afghanistan, perjuangannya lebih banyak di Mesir, Hijaz, Yaman, Rusia, Turki, Inggris, India,
dan Perancis. Jamaludin merupakan seorang yang cerdas. Pada usia yang masih muda, yakni 18
tahun, ia sudah menguasai berbagai disiplin keilmuan, seperti ilmu agama, lsafat, hukum,
sejarah, meta sika, kedokteran, sains, astronomi, dan astrologi. Dalam kariernya, Jamaludin
pernah menjabat sebagai perdana menteri di Afghanistan. Tetapi, saat itu Inggris mencampuri
masalah politik dalam negeri, ia pun meninggalkan Kabul, dan pergi ke India. Di India, ternyata
juga sudah diintervensi Inggris sehingga ia berpindah ke Mesir pada tahun 1871.
Adapun pokok-pokok pemikiran Jamaludin Al-Afghani adalah:
1) penyebab kemunduran Islam disebabkan beberapa hal, yaitu: akhlak buruk dan acuh
terhadap ilmu pengetahuan, kelemahan umat Islam dalam segala sektor, dan kurangnya
usaha dalam mencerdaskan umat, baik untuk menekuni dasar-dasar ilmu agama maupun
upaya transformasi ilmu pengetahuan, intepretasi tentang makna qadha dan qadar yang
salah sehingga memalingkan dari usaha dan kerja keras, kekeliruan dalam memahami
hadits Nabi Muhammad Saw bahwa umat Islam akan mengamalami kemunduran pada
akhir zaman. Kesalahan ini menyebabkan umat Islam tidak mau berusaha untuk
memperbaiki nasib, dan lemahnya ukhuwah Islam.
2) menggulirkan pan-Islamisme, yaitu paham yang bertujuan mempersatukan seluruh umat
Islam di dunia. Hal yang melatarbelakangi pemikiran tersebut adalah dominasi kolonial
Barat di dunia Islam pada masa itu.
3) antara laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama. Keduanya memiliki akal
untuk berpikir. Ide pembaruannya tentang kesetaraan gender ini pun berdampak
emansipasi wanita.
4) berusaha mengubah sistem pemerintahan autokrasi menjadi demokrasi.
Di antara karya-karya Jamaludin al-Afghani yang pernah ditulis adalah sebagai berikut.

 Ar-Raddu ’alad dahriyyin tentang jawaban kepada kaum Ateis.


 tentang Qadha dan Qadar
 Risalah Raddi Nahuriyah tentang jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh
Muhammad Wasil, Guru Madrasah Muizzah
 Falsafah Syahadat hadhrat sayyid al-Syuhda tentang lsafat
 Mubahasat al-Ernest Renan Dar Tawafuq Islam tentang kumpulan percakapan antara
Jamaludin al-Afghani dengan Renan tentang Islam

4. Muhammad Abduh (1849 - 1905 M) dan Muhammad Rasyid Rida (Suriah 1865-1935)

Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan dengan
pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan menguasai
bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk mempelajari ilmu
pengetahuan secara umum. Oleh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk bergabung dengan
gerakan pembaruan Al-Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya melalui penerbitan jurnal
Al-Urwah Al-Wustha yang diterbitkan di Paris dan disebarkan di Mesir. Muhammad Abduh
sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani, berpendapat bahwa masuknya
bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam lupa akan ajaran-ajaran Islam yang
sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat Islam dari jalan yang sebenarnya.
Adapun pokok-pokok pemikiran Rasyid Ridha adalah sebagai berikut.
 Kemunduran umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan adalah karena umat Islam yang
berpaling dari ajaran-ajaran Islam, karenanya umat Islam dalam mengejar ketertinggalan dari
bangsa Eropa dengan satu syarat, yaitu harus kembali kepada ajaran Islam sebenarnya yang
diajarkan Rasulullah Saw. dan dipraktikkan oleh para sahabat.
 Penyebab lain kemunduran umat Islam adalah merebaknya paham fatalisme di dunia Islam.
Padahal, ajaran agama Islam sejatinya mendorong umatnya bersifat dinamis Peradaban Islam
pada Masa Modern
 Ilmu pengetahuan modern tidak bertentangan dengan agama Islam. Karena itu, sudah
sepantasnya umat Islam yang mendambakan kemajuan, harus siap mempelajari ilmu-ilmu
modern. Bahkan, belajar ilmu modern sebenarnya adalah mengambil kembali pengetahuan
yang pernah dimiliki umat Islam,
 Hukum-hukum fiqih yang berkenaan dengan kemasyarakatan tidak boleh dianggap absolut.
Hukum-hukum itu ditetapkan sesuai dengan tempat dan zaman. Karenanya, Ridha
menganjurkan untuk berijtihad. Menurutnya, ijtihad sebagai modal awal demi
keberlangsungan syariat Islam yang memenuhi seluruh kebutuhan pembaruan.
 Apabila umat Islam ingin maju, maka umat Islam harus terlebih dahulu mewujudkan
persatuan dan kesatuan
Sedangkan ide pokok pikiran Muhammad Abduh adalah sebagai berikut.
a. Dalam bidang pendidikan, yaitu: menawarkan agar dilakukan lintas disiplin ilmu, yakni
antara kurikulum madrasah dan sekolah. Tujuannya untuk menghilangkan dikotomi
antara ulama dan ilmuwan modern. mengembangkan kelembagaan pendidikan, yaitu
mendirikan sekolah menengah pemerintahan dalam berbagai bidang. Misalnya:
administrasi, militer, kesehatan, perindustrian, dan sebagainya. Kemudian, Abduh
melakukan pengembangan kurikulum sekolah dasar, menengah, kejuruan, dan universitas
di Al-Azhar. Selain itu, ia melakukan pembaruan dalam pendidikan Islam, yaitu:
memasukkan mata pelajaran matematika, geometri, algebra, geografi, sejarah, dan seni
khat ke dalam pendidikan non-formal; mewujudkan farmasi khusus untuk pelajar
Universitas Al-Azhar. menyediakan dana khusus untuk gaji guru yang diambil dari
perbendaharaan negara dan waqaf negara; memasukkan mata kuliah filsafat, logika, dan
ilmu pengetahuan modern ke dalam kurikulum Universitas Al-Azhar.
b. b) Pintu ijtihad masih terbuka lebar bagi umat Islam. Ijtihad merupakan dasar penting
dalam menafsirkan kembali ajaran Islam.
c. Islam adalah ajaran rasional yang sejalan dengan akal. Dengan akal, maka ilmu
pengetahuan menjadi maju.
d. Kekuasanaan negara harus dibatasi oleh konstitusi yang dibuat oleh negara yang
bersangkutan.
Di antara Kitab yang ditulis Muhammad Abduh adalah: 1. Tafsir al-Manar (penulisan kitab
diselesaikan oleh muridnya, yaitu Rasyid Ridha) 2. Risalah tauhid 3. Syarh Nahjil Balaghah 4.
Ishlahu al-Mahakim al-Syar’iyyah 5. Al-Islam ar al-Radd ‘ala Muntaqidih
5. Muhammad Iqbal (1877 - 1938 M)

generasi awal abad ke-20 yang merupakan salah seorang muslim pertama di anak benua India
yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan mempunyai latar belakang pendidikan
yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul dari karya utamanya di tahun 1930 yang
berjudul “The Reconstruction of Religion Thought in Islam (Pembangunan kembali Pemikiran
Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan istilah reconstruction, ia mengungkapkan
kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa modern untuk dikonsumsi generasi baru
muslim yang telah berkenalan dengam perkembangan mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat
barat abad ke-20.
Sedangkan pokok-pokok pikirannya adalah sebagai berikut.
a) Bercita-cita membangun sebuah peradaban baru yang anggun, yaitu perpaduan antara
peradaban Barat dan Timur. Keduanya dipadukan antara penalaran (ziraki) dan cinta (isyq).
Menurutnya, apabila cinta dan penalaran berpadu niscaya akan tercipta sebuah dunia baru.
Kekurangan Barat diisi Timur, dan kekurangan Timur diisi Barat.
b) Al-Qur’an merupakan kitab yang lebih mengutamakan amal daripada cita-cita. Al-Qur’an
sebagai landasan dalam membentuk sebuah peradaban baru dan kehidupan sebagai suatu proses
cipta yang kreatif dan progesif.
c) Pintu ijtihad masih terbuka. Ijtihad bagi Iqbal merupakan dasar pergerakan dalam Islam.
Ijtihad dibutuhkan pada setiap zaman untuk menyesuaikan ajaran Islam dengan tuntutan zaman.
d) Mencita-citakan kebangkitan kembali umat Islam dari ”tidur panjangnya” dan berharap agar
umat Islam dapat menerima kehidupan yang dinamis. Karakter berpikir dinamis, menurutnya
adalah: menganut pola pikir yang kompleks, yaitu pola pikir yang kritis dan kreatif, pikir maju
dan berkembang, memiliki pertahanan diri yang lebih besar, memiliki psikodinamika yang
kompleks, dan memiliki kepribadian yang luas.
e) Tujuan pendidikan adalah memperkokoh dan memperkuat individualitasi dari peserta didik
sehingga mereka menyadari segala kemungkinan menimpa dirinya.
C. Pengaruh Islam Masa Modern bagi Indonesia

Munculnya gerakan pembaruan dalam Islam merupakan wujud dari bentuk kesadaran umat
Islam dari ketertinggalan dan keterbelakangan. Gerakan Pan-Islamisme yang digaungkan
Jamaludin al-Afghani merupakan cikal bakal dari gerakan kesatuan untuk menentang penjajah
Gerakan pembaruan Islam yang muncul di Mesir, India, dan Turki pada abad modern, secara
langsung atau tidak langsung, berpengaruh pada gerakan Islam di Asia Tenggara. Para tokoh
Islam di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Pengaruh tersebut diakui oleh para tokoh Islam dan intelektual Islam di Indonesia berikutnya
dalam bentuk tulisan-tulisan. Misalnya, pada tahun 1961, Haji Abdul Malik Karim Amrullah
(HAMKA), mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), menulis buku berjudul Pengaruh
Muhammad Abduh di Indonesia. Pada tahun 1969, H.A. Mukti Ali, mantan Menteri Agama
Repulik Indonesia menulis buku berjudul Alam Pikiran Islam Modern di Indonesia. Pada tahun
1973, tulisan Deliar Noer diterbitkan oleh Oxford University Press berjudul The Modernist
Muslim Movement in Indonesia 1900-1942. Buku tersebut diterbitkan dalam versi bahasa
Indonesia pada tahun 1980 berjudul Gerakan Modern Islam di Indonesia Tahun 1900-1942.
Tulisan serupa masih banyak muncul di Indonesia di tahun-tahun berikutnya.
Dari buku H.A. Mukti Ali dapat diketahui adanya lima faktor yang mendorong munculnya
gerakan pembaruan Islam di Indonesia, yaitu:

1. Adanya kenyataan ajaran Islam yang bercampur dengan kebiasaan yang bukan Islam.
2. Adanya lembaga-lembaga pendidikan Islam yang kurang efisien.
3. Adanya kekuatan misi dari luar Islam yang mempengaruhi gerak dakwah Islam.
4. Adanya gejala dari golongan intelegensia tertentu yang merendahkan Islam.
5. Adanya kondisi politik, ekonomi, dan sosial Indonesia yang buruk akibat penjajahan.

Melihat pada lima realitas tersebut, maka para ulama pembaru Islam melakukan lima gerakan
besar pembaruan, yaitu:

1) Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam,
2) Mereformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern.
3) 3.Mereformasi penafsiran-penafsiran terhadap ajaran dan kondisi pendidikan Islam
4) Mempertahankan Islam dari desakan-desakan dan pengaruh kekuatan luar Islam.
5) Melepaskan Indonesia dari belenggu penjajahan.

Lima gerakan pembaruan tersebut bukan peristiwa yang terjadi begitu saja. Akan tetapi secara
langsung atau tidak langsung memiliki akar panjang sejarah dari tokoh pembaru Islam di Mesir,
India, dan Turki. Pengaruh tersebut berlangsung melalui proses pendidikan dan bahan bacaan
(surat kabar/majalah). Pada akhir abad ke-19 ada banyak kaum muslim muda Indonesia yang
belajar ke Mekkah dan Mesir. Di sana mereka bersentuhan dengan ide-ide pembaruan. Mereka
membaca majalah-majalah yang diterbitkan khusus untuk misi pembaruan Islam, seperti majalah
Al-Urwat Al-Wu£qa dan Al-Manar yang terbit di Mesir. Misi pembaruan melalui media majalah
kemudian ditiru oleh para ulama pembaru di beberapa tempat di Asia Tenggara. Di Singapura,
terbit sebuah majalah dengan nama Majalah Al-Imam (terbit pada tahun 1908). Di Minangkabau
dengan nama Majalah Al-Munir (terbit tahun 1911), dan di Yogyakarta dengan nama Suara
Muhammadiyah.

Ada banyak tokoh Islam di Indonesia yang sepaham dengan misi pembaruan tersebut, tetapi
dalam makalah tidak disebut semuanya. Di antara mereka adalah:

1) Syeikh Muhammad Tahir Jalaluddin asal Padang yang hijrah ke Singapura. Tokoh ini
memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap gerakan pembaruan di Asia Tenggara.
2) Haji Abdullah Ahmad dan Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA). Kedua tokoh
ini dipandang penting sebab keduanya menjadi pelopor pembaruan Islam di
Minangkabau.
3) K.H. Ahmad Dahlan, pendiri organisasi atau Persyarikatan Muhammadiyah pada tanggal
18 November 1912 di Yogyakarta.
4) K.H. Hasyim Asy’ari, pendiri organisasi Nahdlatul Ulama (NU) pada tanggal 31 Januari
1926. di Jombang Jawa Timur.
K.H. Ahmad Dahlan adalah teman seperguruan dengan tokoh Islam pendiri Jam’iyyah
Nahdhatul Ulama (NU), yaitu K.H. Hasyim Asy’ari. NU didirikan pada tanggal 31 Januari 1926.
K.H. Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari berguru pada guru yang sama ketika belajar di
Mekkah, yaitu Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi dan Syeikh Nawawi Al-Bantani. K.H.
Ahmad Dahlan dan K.H. Hasyim Asy’ari memang mendirikan organisasi Islam yang berbeda. Di
antara keduanya pun terdapat pendapat yang berbeda tentang keislaman. Namun, pendapat yang
berbeda tersebut tidak sampai menyentuh pada akar dasar ajaran Islam dan tujuan dakwah Islam.

Pembaharuan yang mempunyai pengaruh yang besar yaitu KH. Ahmad Dahlan, Bapak
Muhammadiyah yang didirikan pada 1912 M di Yogyakarta. Latar belakang berdirinya yaitu
keprihatinan terhadap kondisi agama dan umat Islam di Indonesia yang terkungkung dalam
kebiasaan yang menyimpang. Tujuannya yaitu ingin memperbaiki agama dan umat Islam
Indonesia. Agama Islam harus dibersihkan dari percampuran ajaran bukan Islam, seperti
perbuatan musyrik, bid`ah, dll. Pembaharuan di bidang keagamaan adalah memurnikan dan
mengembalikan sesuai dengan aslinya sebagaimana yang diperintahkan Allah dalam Al Qur‘an
dan diturunkan oleh Nabi Muhammad melalui sunah-sunahnya. Bidang pendidikan mempunyai
fungsi penting karena dengan pendidikan pemahaman tentang Islam mudah diwariskan kepada
generasi berikutnya. Sistem pendidikan dengan menggabungkan cara tradisional dan modern.
Bidang kemasyarakatan yang ditempuhnya adalah dengan mendirikan rumah sakit, poliklinik,
rumah yatim piatu yang dikelola oleh lembaga-lembaga.

Usaha di bidang sosial ini ditandai dengan berdirinya Pertolongan Kesengsaraan Umum (PKU)
pada tahun 1923.[6] Nahdlatul Ulama lahir pada 31 Januari 1926 di Surabaya. Latar belakang
lahirnya NU yaitu motif agama dan nasionalisme. Motif agama yaitu semangat menegakkan dan
mempertahankan Agama Allah. Sedangkan motif nasionalisme yaitu niatan kuat untuk
menyatukan para ulama dan tokoh-tokoh agama dalam melawan penjajahan. Semakin meluasnya
gerakan Islam di perkotaan seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah maka hal ini dapat
mengurangi ruang gerak umat Islam di pedesaan. Untuk menampung dan memberikan wadah di
pedesaan maka dibentuk organisasi NU.

Corak Islam Modern di Indonesia

Corak Islam modern yaitu mewujudkan kemerdekaan dari penjajah Barat. Di Indonesia corak
modern diantaranya:

a. Puritanisme agama
Di indonesia gerakan pemurnian ajaran agama Islam dilakukan oleh para ulama-ulama karena
pada saat itu masyarakat masih menjalankan ajaran yang tidak sesuai dengan islam.
Berkembangnya paham sinkretisme dan masuknya tahyul, bid`ah dan khurafat dalam ajaran
Islam.
b. Reformasi pendidikan
Corak reformasi ini berusaha melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan dengan cara
melakukan perubahan kurikulum pendidikan dan memadukan dengan pendidikan modern. Tidak
hanya pendidikan agama tetapi juga dimasukkan pendidikan Barat.
c. Nasionalisme
Corak nasionalisme yaitu suatu gerakan yang berusaha melakukan perlawanan terhadap
dominasi asing dengan tujuan membebaskan wilayah Indonesia dari cengkraman penjajah
Belanda. Gerakan ini juga mewujudkan kemerdekaan suatu negara.
4. Hikmah Belajar Peradaban Islam pada Masa Modern
hikmah yang dapat diperoleh adalah:
a) Dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi harus dilandasi dengan agama yang kokoh
akan mengantarkan kemajuan umat Islam di masa yang akan datang
b) Mengkaji Al-Qur’an, hadis, dan ijtihad para ulama sebagai fondasi untuk membangun
peradaban umat Islam yang rahmatan lil aalamiin di masa yang akan datang.
c) Mengkaji ilmu-ilmu keislaman (nahwu, sharaf, fiqih, ushul fiqih, mantiq, bahasa arab, ulum
al-Quran, ulum al-Hadits dan sebagainya) sebagai fondasi untuk memahami Islam dengan
komprehensif.
d) Belajar sejarah pada masa modern, kalian akan mengetahui kelebihan dan kelemahan pada
masa lalu. Hal ini menjadi bahan introspeksi untuk menatap masa depan umat Islam.
e) Berpikir dinamis sesuai dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun pada masa yang
akan datang. Umat Islam seharusnya menjadi pelopor perubahan sebagaimana termaktub dalam
Q.S. al-Ra’du/13: 11; f) Memperkuat semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat
Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah basyariyah
(persaudaraan dengan sesama manusia)
Dalam perkembangan Islam pada masa modern, sering kali terjadi pergeseran dan penafsiran
yang tidak sesuai dengan ajaran aslinya. Oleh karena itu, mempelajari perkembangan Islam pada
masa modern dapat membantu umat Muslim untuk menjaga keaslian ajaran Islam. Dengan
memahami sejarah dan perkembangan Islam, umat Muslim dapat membedakan antara ajaran
yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah, serta ajaran yang tidak sesuai. Hal ini penting agar
umat Muslim tidak terpengaruh oleh ajaran yang menyimpang dan tetap berpegang teguh pada
ajaran yang benar. Perkembangan Islam pada masa modern juga berperan penting dalam
menciptakan generasi Muslim yang berkualitas. Dengan mempelajari perkembangan Islam, umat
Muslim dapat memberikan pendidikan yang sesuai dengan ajaran Islam kepada generasi muda.
Hal ini penting agar generasi Muslim dapat menghadapi berbagai tantangan dan perubahan yang
terjadi dengan baik. Mempelajari perkembangan Islam juga dapat membantu generasi Muslim
untuk mengembangkan potensi diri dan berkontribusi secara positif dalam masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari tulisan yang telah disajikan, walaupun terdapat perbedaan dalam penekanannya, namun
semua sepakat bahwa studi yang dinamakan sejarah itu ialah tentang peristiwa masa lalu yang
tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya suatu peristiwa, tetapi juga
memberikan interprestasi atas peristiwa yang terjadi dengan melihat hukum sebab akibat. Oleh
karena itu, interprestasi baru mungkin terjadi disebabkan ditemukan bukti-bukti baru, apalagi
karena ilmu ini mempelajari tentang manusia yang senantiasa mempunyai sifat terus berubah
dengan perubahan yang sangat besar, hingga kadang-kadang sulit dipahami disebabkan
keterbatasan pengetahuan manusia
Pada periode sejarah Islam, pembaruan muncul dengan tujuan membawa umat Islam menuju
kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Terjemahan naskah-naskah asing, terutama
yang berbahasa yunani menjadi langkah awal dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Kemudian
Lahirnya peradaban Islam modern ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh besar yang
mengusung pembaharuan Islam. Beberapa kota seperti Damaskus, Baghdad, Kairo, Cordova,
Tabriz, Sarai baru, dan Delhi Kesadaran akan pembaharuan muncul pada masa abad
pertengahan, terutama melalui pemikiran tokoh seperti Ibnu Taimiyah.

Peradaban Islam pada Masa Modern merupakan periode yang dimulai sekitar tahun 1800 hingga
saat ini. Pada masa ini, umat Islam mulai sadar bahwa di Barat telah muncul peradaban baru
yang lebih maju. Raja-raja dan pemimpin Islam pun berusaha meningkatkan mutu dan kekuatan
umat Islam. Pada periode klasik, Islam menjadi panglima dalam peradaban, sementara di Barat
masih mengalami kegelapan. Namun, pada masa modern ini, umat Islam mengalami kesadaran
akan kelemahan diri mereka dan dorongan untuk maju dalam berbagai bidang, terutama ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi peradaban Islam pada masa modern meliputi:

1. Pemurnian Ajaran Islam: Umat Islam memperbarui pemahaman tentang ajaran Islam dan
menghilangkan unsur-unsur asing yang dianggap menyebabkan kemunduran.
2. Pengaruh Barat: Umat Islam menimba gagasan pembaruan dan ilmu pengetahuan dari
Barat. Para pelajar Muslim dikirim ke Eropa untuk menimba ilmu pengetahuan, dan
karya-karya Barat diterjemahkan ke dalam bahasa Islam.
3. Kondisi Negara-Negara Arab: Banyak negara Islam saat itu dijajah oleh penjajah.
Gerakan pembaruan lahir sebagai upaya untuk mengembalikan kejayaan Islam.

Tokoh-tokoh seperti Muhammad Ali Pasya, Jamaludin Al-Afghani, dan Sayyid Ahmad Khan
berperan penting dalam gerakan modernisasi ini. Mereka berusaha memulihkan kekuatan Islam
dan menghadapi tantangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai