Disusun Oleh:
Kelompok 6
Fitriani T
Nur Hidayah
Rahmadani
2022
i
KATA PENGANTAR
Bismillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas
limpahan rahmat dan kurunia-Nya sehingga kami dapat. Menyelesaikan makalah yang
berjudul “Masa tiga kerajaan besar (1500m – 1800m)” Ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Tujuan penyusunan makalah ini adalah Untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Sejarah Peradaban Islam yang Diberikan oleh dosen pengampu Ibu Sitti Mutmainnah,
S.Ag., M.Ag.
Makalah ini kami susun berdasarkan data-data yang kami peroleh dari Media elektronik yaitu
internet yang berhubungan dengan materi tersebut. Kami Menyadari bahwa makalah yang
kami susun ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan Demi perbaikan makalah ini.
Kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu Penyusunan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi Para pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol, kekuatan
politik Islam mengalami kemunduran drastis. Beberapa peninggalan budaya dan
peRadaban Islam banyak yang hancur akibat serangan tentara Mongol itu. Keadaan
politik umat Islam secara keseluruhan mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan
berkembangnya tiga kerajaan besar; Usmani di Turki, Mughal di India, dan Safawi di
Persia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk Kerajaan Usmani?
2. Bagaimaana bentuk Kerajaan Safawi di Persia?
3. Bagaimana bentuk Kerajaan Mughal di India?
4. Apa Perbedaan kemajuan masa ini dengan masa klasik?
5. Bagaimana proses kemundurannya (1700m – 1800m)?
6. Bagaimana bentuk Kemajuan Eropa (Barat)
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Kerajaan Usmani
2. Untuk mengetahui Kerajaan Safawi di Persia
3. Untuk mengetahui Kerajaan Mughal di India
4. Untuk mengetahui Perbedaan kemajuan masa ini dengan masa klasik
5. Untuk mengetahui Kemundurannya (1700m – 1800m)
6. Untuk mengetahui Kemajuan Eropa (Barat)
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Usmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa turki dari kabilah oghuz yang mendiami daerah
mongol dan daerah utara China. Kira-kira 3 abad, mereka pindah ke Turkistan kemudian ke
Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad 9 atau 10, ketika menetap di Asia Tengah.
Di bawah tekanan Mongol, mereka pergi ke dataran tinggi Asia kecil dan mengabdikan diri
(di bawah pimpinan Ertoghrul) kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang sedang
berperang melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin II mendapat
kemenangan, kemudian Sultan Alauddin II menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang
berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu wilayah tersebut berkembang pesat dan memilih kota
Syukud sebagai ibukota.
Setelah usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah AI Usman (raja besar keluarga
usman) tahun 699 H (1300 M)setapak demi setapak kerajaan Usmani diperluas. 1317 M, ia
menyerang Bizantium dan menaklukan kota Broessa, kemudian dijadikan sebagai ibukota
kerajaan (1326 M). Pada masa pemerintahan Orkhan (1326 M-1359 M) kerajaan Turki
Usmani dapat menaklukan Azmir (Smirna) 1327M, Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338
M) dan Gallipoli (1356 M).
2
1403 M) pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan Kristen Eropa tersebut yang
menjadi catatan gemilang bagi umat Islam.
Kekalahan Bayazid di Ankara membawa dampak buruk bagi. Turki Usmani. Penguasa
Seljuk Asia kecil melépaskan diri dai Turki Usmani, tidak hanya itu wilayah-wilayah Serbia
dan Bulgaria juga ikut memproklamasikan kemerdekaan. Putera-putera Bayazid saling
berebut kekuasaan. Suasana kacau ini berakhir setelah Sultan Muhammad (1403-1421 M)
dapat mengatasinya dengan berusaha mempersatukan kekuatan seperti sediakala.
Setelah Timur Lenk meninggal dunia (1405 M), kesultanan Mongol dipecah dan dibagi
kepada putera-puteranya. Suasana ini dimanfaatkan Turki Usmani untuk melepaskan diri dari
kekuasaan Mongol, namun pada saat yang sama terjadi perselisihan antara Muhammad, Isa,
dan Sulaiman (putra Bayazid). Setelah 10 akhimya Muhammad mampu mengalahkan
saudaranya. Hal pertama yang la lakukan adalah melakukan perbaikan dan meletakkan dasar
keamanan dalam negeri, dan diteruskan oleh Murad Il (1421-1451 M), sehingga Turki
Usmani mencapai puncak pada masa Muhammad II (Muhammad Al- Fatih1451-1484 M.
Sultan Muhammad Al- Fațih dapat mengalahkan Bizanțium dan Konstantinopel (1453
M) yang berdampak baik bagi kerajaan furi Usmani karena mudahnya ekspansi ke Benua
Eropa, namun ketika Sultan Salim I (1512-1520 M) naik tahta, ia mengalihkan perhatian ke
Aşia Timu (seperti Persia, Syria, dan dinasti Mamalik di Mesir). Usaha ini dikembangkan
oleh Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566M) dan beliau mengarahkan ekspansinya ke
seluruh wilayah sekitar Turki Usmani. Şultan Sulaiman Al-Qanuni mampu menaklukan
banyak negara sehingga wilayah kekuasaan Turki Usmani mencakup Asia kecil, Armenia,
Irak, Siria, Hejaz, Yaman, Aljažair Afrika dan masih banyak lagi.
Untuk pertama kali, kekuatan militer kerajaan ini terorganisir dengan baik ketika
terjadi kontak senjata melawan Eropa. Pengorganisasian yang baik,taktik dan strategi tempur
militer Usmani berlangsung tanpa hambatan berarti, namun tidak lama setelah kemenangan,
3
kekuatan militer Usmani mengalami kekisruhan. Kesadaran prajurit menurun karena mereka
merasa berhak menerima gaji, namun semua itu dapat diatasi oleh Orkhan dengan
mengadakan perombakan besar-besaran.
Faktor utama keberhasilan kemiliteran ini adalah tabiat bangsa Turki yang bersifat
militer, disiplin, dan patuh peraturan. Hal tersebut merupakan tabiat alami yang mereka
warisi dari nenek moyang mereka di Asia Tengah.
Bangsa Turki Usmani lebih memfokuskan dalam bidang militer daripada ilmu pengetahuan,
oleh karena itu dalam khazanah intelektual Isla,kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka
dari Turki Usmani, namun mereka banyak berkiprah di dunia seni arsitektur Islam berupa
bangunan masjid yang indah berhiaskan kaligrafi yang menakjubkan. Salah satu masjid yg
4
terkenal adalah Aya Sopia yang dulu adalah gereja dan untuk menetupi gambar2 gereja,
dibuatlah kaligrafi yang sangat indah.
Bidang Keagamaan
Pada masa Turki Usmani, Tarekat juga mengalami kemajuan. Tarekat yang paling
berkembang ialah Tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulani yang dianut oleh kalangan sipil dan
militer. Tarekat Bektasyi memiliki pengaruh yang dominan di kalangan tentara Jenissari,
sehingga mereka sering disebut tentara Baktasyi, sementara tarekat Maulani mendapat
dukungan dari penguasa dalam mengimbangi tentara Bektasti.
Dipihak lain,kajian ilmu keagamaan, seperti figh, ilmu kalam, tafsir dan hadist dikatakan
tidak mengalami perkembangan yang berarti, karena penguasa cenderung menegakkan satu
faham (mazhab) keagamaan dan menekan mazhab lainnya, akibat dari kondisi itu
menyebabkan ijtihad tidak berkembang. Ulama hanya suka menulis buku bentuk syarah
(penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan) karya-karya masa klasik
Kerajaan Safawi berasal dari gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil, sebuah kota di
Azerbaijan. Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah, didirikan bersamaan dengan
berdirinya kerajaan Usmani. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya, Safi al-Din
(1252-1334 M) yang berasal dari keturunan orang berada dan memilih sufi sebagai jalan
hidupnya. Beliau keturunan dari Imam Syi‟ah yang keenam, yaitu Musa al-Kazhim. Karena
dan ketekunannya, Safi al-Din diangkat sebagai menantu oleh gurunya (Syekh Taj al-Din
Ibrahim Zahidi/Zahid al-Gilani). La mendirikan tarekat Safawiyah setelah guru/mertuanya
5
meninggal pada tahun 1301M dengan tujuan memerangi orang-orang ingkar, kemudian
memerangi golongan yg mereka sebut “ahli-ahli bidah”. Tarekat safawiyah berkembang pesat
hingga Persia,Syria, dan Anatolia, kemudian Ardabil Safi al- Din menempatkan seorang
wakil yang memimpin murid-muridnya yang disebut “Rhallali.
Ketika itu, Juneid memiliki seorang anak (haidar) dan diasuh oleh uzun Hasan.
Kepemimpinan Haidar baru bisa diserahkan secara resmi pada tahun 1470 M. Setelah dewasa
hubungan Haidar dengan Uzun Hasan semakin erat, ia pun menikahi puteri Uzun Hasan dan
lahirlah Ismail yg kemudian menjadi pendiri Kerajaen-Sefewi di Persia.
Ali (putera, pengganti Haidar) didesak bala tentara untuk menuntut balas terutama
terhadap AK Koyunlu, namun Ya‟kub (pemimpin AK Koyunlu) dapat menangkap dan
memenjarakan Ali bersama saudaranya (Ibrahim dan Ismail) beserta ibu mereka, di Fars
selama 4,5 tahun (1489-1493 M). Mereka akhirnya dibebaskan oleh Rustam (putra mahkota
AK Koyunlu) dengan syarat, mereka mau membantu memeragi saudara sepupunya. Setelah
saudara sepupu Rustam kalah, Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Tidak lama kemudian,
Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara, dan Ali pun terbunuh (1494 M).
6
Kepemimpinan Safawi selanjutnya di tangan Ismail yang berusia 7 tahun. Selama 5
tahun, Ismail dan pasukannya bermarkas di Gilan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan
hubungan dengan para pengikutnya di Azerbaijan, Syria, dan Anatolia. Pasukan yg
dipersiapkan bernama Qizilbash (baret merah).
Di bawah pimpinan Ismail (1501 M), pasukan Qizilbash menyerang dan mengalahkan
AK Koyunlu di Sharur dekat Nakhchivan dan ibukota AK koyunlu, Tabriz dan berhasil
mendudukinya. Di kota Tabriz, Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama
dinasti Safawi. La disebut Ismail
Ismail I berkuasa + 23 tahun, antara tahun 1501-1524 M. Sepuluh tahun pertama, dia
berhasil memperluas wilayah kekuasaanya dan menghancurkan sisa-sisa kekuatan AK
Koyunlu, menguasai Propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan, dan Yazd (1504 M), Diyar
Bakr (1505-1507 M), baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan
Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu, wilayah kekuasaan Safawi telah
meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent).
Karena keunggulan organisasi militer kerajaan usmani, dalam peperangan ini ismail
mengalami kekalahan, malah turki Usmani dibawah pimpinan Sultan salim dapat menduduki
Tabriz. Kerajaan safawi terselamatkan dengan pulangnya sultan usmani ke turki karena
terjadi perpecahan di kalangan militer Turki di negerinya. Kekalahan tersebut meruntuhkan
kebanggaan dan kepercayaan diri ismail. Akibatnya, kehidupan ismail I berubah. La lebih
senang menyendiri, menempuh kehidupan hura-hura dan berburu. Keadaan ini menyebabkan
persaingan segi tiga antara pemimpin suku-suku di turki, pejabat keturunan Persia, dan
Qizilbash dalam merebut pengaruh untuk memimpin kerajaan safawi. .
7
dengan anggota budak-budak yang berasal dari tawanan bangsa Georgia, Armenia, dan
Sircassia yang telah ada sejak raja tahmasp I. Mengadakan perjanjian damai dengan Turki
usmani dengan menyerahkan wilayah Azerbaijan, Georgia, dan sebagian Luristan. Di
samping itu, Abbas berjanji tidak akan menghina tiga khalifah yaitu (Abu bakar, Umar Ibn
Khatab, dan Usman) dalam khutbah-khutbah jum‟at. Selain itu ia juga menyerahkan saudara
sepupunya, Haidar Mirza sebagai sandera di Istambul.
Usaha-usaha yang dilakukan oleh abbas I membuat kerajaan Safawi kuat kembali.
Setelah itu, Abbas I mulai memusatkan perhatiannya ke luar dengan berusaha merebut
kembali wilayah-wilayah kekuasaanya yang telah hilang. Pada tahun 1598 M ia menyerang
dan menaklukan Herat. Dari sana ia melanjutkan serangan merebut Marw dan Balkh. Setelah
kekuatan terbina dengan baik, ia berusaha mendapatkan kembali wilayah kekuasaannya
dengan Turki Usmani. Rasa permusuhan antara dua kerajaan yang berbeda aliran agama ini
memang tidak pernah padam sama sekali. Abbas I mengerahkan serangan-serangannya ke
wilayah kekuasaan kerajaan Usmani itu. Pada tahun 1602 M, di saat turki Usmani berada di
bawah sultan Muhammad III, pasukan Abbas I menyerang dan berhasil menguasai Tabriz,
Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-kota Nakhchivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat
dikuasai 1605-1606 M. Selanjutnay pada tahun 1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut
kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Masa kekuasaan Abbas I memang menjadi puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara
politik ia mampu mengatasi kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara dan
berhasil merevut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa
raja-raja sebelumnya. Kemajuan kerajaan Safawi tiidak hanya berbatas pada bidang politik.
Di bidang lain, kerajaan ini juga mengalami banyak kemajuan. Kemajuan-kemajuan itu
antara lain adálah sebagai berikut:
1. Bidang Ekonomi Stabilitas politik kerajaan safawi pada masa Abbas I telah memacu
perekonomian Safawi, dan sektor pertanian.
2. Bidang ilmu pengetahuan Ada beberapa ilmuan yang selalu hadir di majlis istana, yaitu
Baha al-Syaerazi, generalis ilmu pengetahuan, sadar al-Din al-Syaerazi, filosof, dan
Muhammad damad, filosof, ahli sejarah, teolog, dan mengadakan observasi mengenaj
kehidupan lebah-lebah. Dalam bidáng ini, kerajaan safawi mungkin dapat dikatakan
lebih berhasil dari dua kerajaan besar islam lainnya pada masa yang sama. Muhammad
baqir ibn seorang yang pernah
8
3. Bidang pembangunan fisik dan seni keberhasilan menciptakan Isfahan dan, ibu kota
kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Kemajuan yang dicapai membuat kerajaan
ini menjadi kerajaan yang disegani oleh lawan- lawannya dalam bidang politik dan
militer.
Babur meningal pada tahun 1530 M diaganti oleh anaknya Humayun. Pada (1530-
1556 M) Humayun dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah- daerah yang telah
dikuasainya. Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M), dan
diganti oleh anaknya yang bernama Akbar. Pada tahun (1556-1606 M) dapat menaklukkan
raja-raja India yang masih ada pada waktu itu.
Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan
semua agama dalam satu bentuk agama baru yang điberi nama Din llahi. Akbar juga
menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal), sehingga semua rakyat dipandangnya
sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan- sultan yang besar setelah
Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan
(1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M).
9
Ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun
1858 M antara lain:
1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantau gerak
langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai. Begitu pula kekuatan pasukan
daratnya semakin kurang handal, terutama dalam mengoperasikan semua persenjataan
yang di buatnya sendiri untuk berperang dangan musuhnya.
2. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang
mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang sehingga kesulitan.
3. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yang
menyebabkan terjadinya konflik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi‟ah dan
sunni.
4. Semua pewaris tahta kerajaan pada pariode terakhir kekuasaan Mughal adalah orang-
orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan.
1. Metode berfikir dalam bidangteologi yang berkembang pada masa ini adalah netode
berfikir tradisional. Cara berfikir ini tampaknya mempengaruhi perkembangan
peradapn dan ilmu pengetahuan
2. Pada masa klasik islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran
filsafat yunani. Namun kebebasan ini menurun sejak Al-Ghazali melontarkan kritik
tajam dengan pemikiran filsafat yang tertuang dalam bukunya Tahafut al-falasifah
(kekecauan para filosof). Nurkholis Majid mengatakan pemikiran Al- Ghazali itu
memenjarakan kreatifitas intlektual islam.
3. Al- Ghazali tidak hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, akan tetapi juga
menghidupkan ajaran tasawuf dalam islam. Sehingga ajaran ini berkembang pesat
setelah Al- Ghazali.
4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang di
sediakan masa klasik seperti perpustakaan dan karya-karya ilmiah, baik yang di
10
terjamahkan dalam bahasa yunani, persia, dan syiria maupun dari bahasa lainnya
banyak yang hancur,dan hilang akibat serangan bangsa mongol.
5. Kekuasaan islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa turki dan
mongol yang lebih di kenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang
suka ilmu.
6. Pusat-pusat kekuasaan islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan tidak
pula oleh bangsa Arab.
11
12
F. Kemajuan Eropa (Barat)
Bersamaan waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode
pertengahan sejarah Islam, Eropa Barat (biasa disebut dengan “Barat” saja), sedang
mengalami kemajuan dengan pesat. Hal ini berbanding terbalik dengan masa klasik
sejarah Islam. Ketika itu, peradaban Islam dikataka paling maju, memancarkan sinarnya
ke seluruh dunia, sementara Eropa sedang berada dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Kemajuan Eropa (Barat) memang bersumber dari khazanah ilmu pengetahuan dan metode
berpikir Islam yang rasional. Di Perang Salib, Sicilia, dan yang terpenting adalah Spanyol
Islam. Ketika Islam mengalami kejayaan di Spanyol, banyak orang eropa yang belajar ke
sana, kemudian menerjemahkan karya-karya ilmiah umat islam. Hal ini dimulai sejak
abad ke-12 M. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, mereka mendirikan
universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarka ilmu-ilmu yang dipelajari di
universitas-universitas Islam itu. Dalam perkembangan selanjutnya, keadaan ini
melahirkan renaissance, reformasi, dan rasionalisme di Eropa.
Gerakan-gerakan renaissance melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejara
dunia. Abad ke-16 dan 17 M merupakan abad yang paling penting bagi Eropa, sementara
pada akhir abad ke-17 itu pula, dunia islam mulai mengalami kemunduran. Dengan
lahirnya renaissance, Eropa bangkit kembali untuk mengejar ketinggalan mereka. Mereka
menyelidiki rahasia alam, menaklukkn lautan, dan menjelajahi benua yang sebelumnya
masih diliputi kegelapan. Banyak penemuan-penemuan dalam segala lapangan ilmu
13
pengetahuan dan kehidupan yang mereka peroleh. Christoper Colombus pada tahun 1492
M, menemukan benua Amerika dan Vasco da Gama tahun 1498 M, menemukan jalan ke
timur melalui Tanjung Harapan. Dengan dua temuan ini, Eropa memperoleh kemajuan
dalam dunia perdagangan, karena tidak tergantung lagi kepada jalur lama yang dikuasai
umat Islam.
Terangkatnya perekonomian bangsa-bangsa Eropa disusul pula dengan penemuan
dan perkembangan dalam ilmu pengetahuan. Perkembangan itu semakin dipercepat
setelah mesin uap ditemukan, yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa.
Teknologi perkapalan dan militer berkembang dengan pesat. Dengan demikian, Eropa
menjadi penguasa lautan dan bebas melakukan kegiatan ekonomi dan perdagangan dari
dan keseluruh dunia, tanpa mendapat hambatan berarti dari lawan-lawan yang masih
menggunakan persenjataan tradisional.
Sementara itu, kemerosotan kaum muslimin tidak terbatas dalam bidang ilmu dan
kebudayaan saja, melainkan juga disegala bidang. Mereka ketinggalan dari Eropa dalam
industri perang, padahal keunggulan Turki Usmani di bidang ini pada masa-masa
sebelumnya diakui oleh seluruh dunia.
Dengan organisasi dan persenjataan modern pasukan perang Eropa mampu
melancarkan pukulan telak terhadap daerah-daerah kekuasaan Islam, seperti Kerajaa
Usmani kerika berhadapan dengan kekuatan-kekuatan Eropa dan Kerajaan Mughal dan
ketika berhadapan dengan Inggris. Daerah-daerah kekuasaan Islam lainnya juga mulai
berjatuhan ke tangan Eropa, seperti Asia Tenggara, bahkan Mesir, salah satu pusat
peradaban islam yang terpenting diduduki Napoleon Bonaparte dari Prancis pada tahun
1798 M.
Benturan-benturan antara kerajaan Islam dan kekuatan Eropa itu menyadarkan
umat Islam bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Eropa. Kesadaran itulah
yang menyebabkan umat Islam di masa modern terpaksa harus banyak belajar dari
Eropa.perimbangan kekuatan antara umt Islam dan Eropa berubah dengan cepat.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
B. Saran
Penulis menyadari kelemahan-kelemahan yang terkandung di dalam makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun
untuk perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://iainpspblog.blogspot.com/2019/03/makalah-kemunduran-tiga-kerajaan-
besar.html
https://www.scribd.com/doc/335350657
https://republika.co.id/berita/m0bajh/ini-penyebab-kehancuran-tiga-imperium-islam-
raksasa
https://www.academia.edu/11378623/Makalah_Sejarah_Peradaban_Islam_3_Kerajaan
_Besar
16