Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

RENAISSANCE DAN KEMAJUAN PERADABAN BARAT

DISUSUN OLEH:
Muhammad Jihad Alhamasah
Mujahid AlFitra
Raviola Nurul Jannaty

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Aldomi Putra, M.A.

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PTIQ JAKARTA
2023M/1445H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Umat Islam mengalami puncak kejayaan kedua pada masa tigakerajaan besar
berkuasa, yakni kerajaan Usmani, Safawi dan Mughal. Namun, seperti pada masa
kekuasaan Islam terdahulu, lambat laun kekuatan Islam menurun. Bersamaan dengan
kemunduran tiga kerajaan tersebut, bangsa Barat mulai menunjukkan usaha
kebangkitannya. Namun, kemajuan pada masa itu lebih kepada aspek material, dan lemah
pada bidang pemikiran, sains, seni dan filsafat. Hal ini dapat dilihat dari perekonomian,
kekuatan militer dan wilayah teritorial negara yang kuat pada masa itu, namun kemajuan
tersebut tidak mendorong terjadinya kemajuan pada bidang pendidikan, kebudayaan
danilmu pengetahuan. Ketidak seimbangan inilah yang akhirnya menyebabkan ketidak
mampunya menandingi kekuatan Eropa modern yang didukung oleh sains dan teknologi.
Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah Semenanjung Arab, bangsa-
bangsa Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang, yang kemudian banyak
dikenal dengan Renaissance. Kebangkitan tersebut bukan saja dalam bidang politik,
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebangkitan
bangsa Barat bermuara pada semangat keilmuan yang begitu tinggi, yang telahmembawa
bangsa Barat menuju penemuan-penemuan baru dan penjelajahan samudra, serta revolusi
industri hingga berujung pada imperialisme terhadap wilayah-wilayah Islam pada
khususnya.

B. Tinjauan Pustaka
1. Jurnal yang ditulis oleh Komaruddin Sassi, Universitas STIT Al-Qur’ān Al-Ittifaqiah
Indralaya yang dipublikasikan oleh Jurnal Vol. 1 No. 02 Januari-Juni 2020 dengan
judul Peradaban Islam dan Renaissance Barat: Al-Qur’an dan Bahasa Kunci Terdepan
Ilmu Pengetahuan. Jurnal ini membahas tentang kegelisahan Barat menuju
kebangkitan dengan semangat menggali semua peradaban Islam melalui al-Qur’an
dan Bahasa Arab sebagai bahasa terdepan (kunci) ilmu pengetahuan kala itu. Dalam
jurnal ini membahas tentang Eropa bangkit dengan pesat hingga zaman milenial ini,
sementara dunia Islam justru mengalami kemunduran dan keterbelakangan dalam
berbagai bidang kehidupan. Sibuk dilanda persengitan antar mazhab, eksistensi al-
Qur’an dan Bahasa Arab dieliminasikan, bahkan kurang dianggap kunci terdepan ilmu
pengetahuan.
2. Jurnal yang ditulis oleh Irzak Yuliardy Nugroho dan Riani Muarafah Jannati,
Universitas Islam Zainul Hasan Genggong yang dipublikasikan oleh Jurnal Vol. 7 No
2 2021. Hal. 1-25 ISSN (Print): 2460-5417ISSN (Online): 2548-4400 DOI:
https://doi.org/10.36835/humanistika.v7i2.522 dengan judul Islam di Spanyol:
Jembatan Peradaban Islam ke Benua Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Renaissance.
Jurnal ini membahas tentang Islam mulai memasuki masa kemunduran, pada masa
berakhirnya periode klasik Islam. Eropa bangkit dari keterbelakangannya. Dalam
jurnal ini membahas tentang Kebangkitan itu bukan saja terlihat dalam bidang politik
dengan keberhasilan Eropa mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam dan bagian dunia
lainnya, tetapi terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahkan,
kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi itulah yang mendukung keberhasilan
politiknya. Kemajuan-kemajuan Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan
Islam di Spanyol. Dari Islam Spanyol di Eropa banyak menimba Ilmu. Pada periode
klasik, ketika Islam mencapai masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat
peradaban Islam yang sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur.

3. Artikel yang ditulis oleh Sabir Rosidin, Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA)
Semarang dengan judul Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Peradaban Barat.
Artikel ini membahas tentang Barat mengalami perkembangan yang pesat, seluruh
dunia memperhatikannya bahkan dianggap sebagai kiblat untuk segala bidang ilmu
pengatahuan. Dalam artikel ini membahas tentang Seletelah adanya renaissance, Barat
bangkit dari keterpurukannya, sehingga gerakan-gerakan renaissance ini melahirkan
perubahan-perubahan besar dalam dalam sejarah dunia. Abad ke 16 dan 17 M
merupakan abad-abad yang peling penting bagi Eropa, sementara pada akhir abad ke-
17 itu pulan dunia Islam mulai mengalami kemunduran. Barat memasuki babak baru
yaitu Barat modern, di mana periode sejarah dalam peradaban Barat yang persisnya
terjadi saat kebangkitan masyarakat Barat dari abad kegelapan kepada periode
pencerahan, abad industri dan abad ilmu pengetahuan.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan,
dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat
dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif. Dan pada penelitian
ini peneliti menggunakan teknik studi Pustaka (library research). Secara umum studi
pustaka adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber
tulisan yang pernah dibuat sebelumnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Renaissance

Renaissance adalah lahirnya kembali peradaban barat. Renaissance dari Bahasa Prancis
terdiri dari kata re (kembali) dan naitre (lahir). Jadi Dalamkonteks sejarah barat, renaissance
mengacu pada terjadinya kebangkitankembali minat yang besar dan mendalam terhadap
kekayaan warisan Yunanidan Romawi kuno dalam berbagai aspeknya. Tanpa renaissance
mungkin diEropa mungkin tidak akan menapaki abad-abad modern begitu cepat. Renaissance
Membangkitkan kembali cita-cita alam pemikiran yangmenstrukturi standar dunia modern
seperti optimisme, hedonisme,naturalisme, dan individualisme.1

Masa ini ditandai oleh keidupan yang cemerlang di bidang seni, pemikiran maupun
kesastraan yang mengeluarkan Eropa dari kegelapan intelektual abad pertengahan. Masa
renaissance bukan suatu yang verkembang secara alami dari abad pertengahan, melainkan
sebuah revolusi budaya, suatu reaksi terhadap kakunya pemikiran serta tradisi abad
pertengahan.

B. Sejarah Awal Renaissance

Latar belakang timbulnya Renaissance jika dilihat dari beberapa aspekadalah kondisi sosial
yaitu saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat
terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat
kehilangan kebebasan untuk menentukan pribadinya, dankehilangan harga dirinya. Kehidupan
manusia tidak tenteram karena senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan
sikap saling mencurigai dalam masyarakat. Kondisi budaya yaitu terjadi pembatasan
kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh Injil dan kehebatan gereja.
Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat sehingga budaya tidak berkembang.
Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan karena segala kebenaran hanya
kebenaran gereja. Kondisi politikraja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik
dalam negara, kenyataannya hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada padakelompok
bangsawan dan kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu

1
Jacob Burchardt, The Civilization of The Renaissance, dalam Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik
Barat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 109.
dapat digunakan untuk melancarkan ambisinya. Ada kalanya kekuatan militer kaum
bangsawan dan kaum gereja lebih kuatdari kekuatan militer milik raja. Dan kondisi ekonomi
abad pertengahan berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya
golongan penguasa. Kondisi-kondisi di atas menyebabkan masyarakat Eropa terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Olehkarena itu timbullah upaya-upaya
untuk keluar dari keadaan tersebut.Setelah perdamaian antara muslim dan Eropa disepakati
paska perang Salib, sejak itulah Eropa dan muslim terjadi interaksi-interaksi sosial. Dari
interaksi itulah peradaban Islam mewarnai peradaban Eropa. Tidak dapat dipungkiri bahwa
kemajuan peradaban Eropa diperoleh dari transfer ilmu pengetahuan, budaya, dan teknologi
umat Islam.2

Awal terjadinya renaissance ialah di Italia, khususnya pada kota perdagangan yang
akhirnya melahirkan tokoh seperti Leonardo da Vinci, Michael Angelo, dan Nicollo
Machiavelli. Serta perubahan yang sangat pesat dalam segala aspeknya. Renaissance inidikenal
oleh bangsa Barat sebagai abad pencerahan, dengan alasan:

1. Renaissance mampu mempropagandakan sistem keolastik yang kaku dan


membelenggu kreativitas intelektual.
2. Renaissance mampu membangkitkan semangat bangsa dalam mempelajarikarya Plato
dan Aristoteles.

Renaissance mendorong munculnya kebiasaan melihat kegiatanintelektual sebagai


petualangan sosial, bukan usaha mempertahankanortodoksi.3 Pada abad renaissance ini pula
lahir sebuah tradisi penelitian historiografi modern. Dengan ditemukannya mesin cetak yang
mempercepat perkembangan ilmu pengetahuan. Para humanis renaissance bekerja keras
dalam menulis sejarah formal dengan kemampuan literer dan kedalaman analisis yang cukup
hebat. Sebelumnya bangsa Barat masih terbelenggu oleh dogma dan doktrin gereja yang kejam.
Ada beberapa tradisi-tradisi yang di wariskan oleh Yunani kepada bangsa Barat inilah yang
melahirkan kebangkitan dan kemajuan bangsa barat dengan begitu cepat diantaranya ialah:

1. Kemampuan akal dan pemikiran dalam memahami gejala yang ada dalam
kehidupannya. Filosofisnya membuat pemikiran manusia naik ke Tingkat mutlak.

2
Fatah Syukur, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Islam, 2009), hlm.159.
3
Betrand Russell, History of Western Philosophy, dalam Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm.116.
2. Pemisahan antara agama dengan ilmu pengetahuan dan ilmu sosial politik.4

Orang yang pertama kali menggunakan istilah Renaissance ialah Jules Michelet,
sejarawan Perancis terkenal. Menurutnya, Renaissance
adalah periode penemuan manusia dan dunia, bukan sekedar sebagai kebangkitan kembali
yang merupakan permulaan kebangkitan modern. Dan bila dikaitkandengan keadaan,
Renaissance adalah masa antara zaman pertengahan danzaman modern yang dapat dipandang
sebagai masa peralihan yang ditandai oleh terjadinya sejumlah kekacauan dalam bidang
pemikiran. Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh suatu usaha besar dariseorang tokoh
utama filsafat modern, yaitu Descartes (1596-1650 M) untukmemberikan kepada filsafat suatu
bangunan yang baru. Dalam bidang filsafat, zaman Reanissance kurang menghasilkan karya
penting bila dibandingkandengan bidang seni dan sains. Namun diantara perkembangan itu,
terjadi pula perkembangan dalam bidang filsafat.5

Sejak itu dan juga telah dimulaisebelumnya, yaitu sejak permulaan Renaissance,
sebenarnya Individualisme dan Humanisme telah dicanangkan. Humanisme dan
Individualisme merupakan ciri Renaissance yang penting. Humanisme adalah
pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan yangtidak
menyenangkan orang-orang beragama. Oleh karena itu, zaman itu seringdisebut juga sebagai
zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dariabad pertengahan yang menganggap
manusia kurang dihargai sebagaimanusia.

C. Tokoh yang Terkenal Zaman Renaissance

Manusia pada zaman renaissance adalah manusia yang


merindukan pemikiran yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha
sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan Ilahi. Penemuan
ilmu pengetahuan modern sudah mulai dirintis pada zaman renaissance. Ilmu pengetahuan
yang berkembang maju pada masa ini adalah bidang Astronomi. Tokoh-tokoh yang terkenal
pada zaman ini, yaitu:

4
Ahmad O. Altwajri, (Ed), Islam Barat dan Kebebasan Akademis, (Yogyakarta: TitianIlahi,1997), hlm.108.
5
Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia,
2008, Hal. 339.
1. Roger Bacon
Beliau berpendapat bahwa pengalaman (empiris) menjadi landasan
utama bagi awal dan ujian akhir bagi semua ilmu pengetahuan. Matematika merupakan
syarat mutlak untuk mengolah semua pengetahuan.
2. Copernicus
Beliau mengatakan bahwa bumi dan planet semuanya mengelilingi matahari, sehingga
matahari menjadi pusat (heliosentrisme). Pendapat
ini berlawanan dengan pendapat umum yang berasal dari Hipparchus danPtolomeus
yang menganggap bahwa bumi sebagai pusat alam semesta(geosentrisme).
3. Johannes Keppler
Beliau menemukan tiga buah hukum yang melengkapi penyelidikan Brahe sebelumnya,
yaitu:
a. Bahwa gerak benda angkasa itu ternyata bukan bergerak mengikuti lintasan circle,
namun gerak itu mengikuti lintasan elips. Orbit semua planet berbentuk elips.
b. Dalam waktu yang sama, garis penghubung antara planet dan matahariselalu
melintasi bidang yang luasnya sama.
c. Dalam perhitungan matematika terbukti bahwa bila jarak rata-rata
dua planet A dan B dengan matahari adalah X dan Y, sedangkan waktuuntuk
melintasi orbit masing-masing adalah P dan Q, maka P2: Q2 =X3: Y3.
4. Galileo Galilei
Beliau membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu danmengamati
beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia
menemukan beberapa peristiwa penting dalam bidang Astronomi. Ia melihat bahwa
planet Venus dan Mercurius menunjukkan perubahan-perubahan seperti halnya bulan,
sehingga ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri,
melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.6
5. Descartes
Ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa yaitu
pandangan mekanisnya mengenai alam semesta, sikapnya yang positif terhadap
penjajakan ilmiah, tekanan yang diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu

6
Surajiyo, Filsafat Umum dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara,2010, Hal. 86
pengetahuan, pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis, dan penitikpusatan
perhatian terhadap epistemology.
6. Spinoza
Kata kunci ajaran Spinoza adalah Deus sive natur (Allah atau alam).
Yang berbeda dari ajaran ini hanyalah istilah dan sudut pandangnya saja. Sebagai Allah,
alam adalah natura naturans (alam yang melahirkan) natura naturans dipandang sebagai
asal-usul, sebagai sumber pemancaran, sebagai daya pencipta yang asali. Sebagai dirinya
sendiri, alam adalah natura naturata (alam yang dilahirkan) yaitu sebuah nama untuk
alam dan Allah yang sama tetapi dipandang menurut perkembangannya yaitu alam yang
kelihatan. Dengan ini Spinoza membantah ajaran Descartes bahwa realitas seluruhnya
terdiri dari tiga substansi (Allah, jiwa, materi). Bagi Spinoza hanya ada satu substansi
saja, yakni Allah/alam.
7. Johann Gottlieb Fichte
Menurut Fichte, fakta dasar dari alam semesta adalah ego yang bebas atau roh yang bebas.
Dengan demikian dunia merupakan ciptaan roh yang bebas. Filsafatnya disebut Wissen
schaft slehre atau “ajaran IlmuPengetahuan” yang di bagi menjadi 2 macam ajaran, yaitu:
ajaran tentang ilmu pengetahuan yang teoritis dan ajaran tentang ilmu pengetahuan
yang praktis.
8. Leonardo da Vinsi
Terkenal sebagai pelukis, pemusik dan ahli filsafat. Serta seorang yang hingga kini
terkenal yakni pelukis Monalisa dan makam Mulam Keramat.

D. Dampak Renaissance

Renaissance telah memberikan dampak yang nyata dalam bidang politik, ekonomi, sosial,
dan budaya terutama bagi Eropa, diantaranya:

1. Kondisi politik
Raja yang secara teoritis merupakan pusat kekuasaan politik dalam negara, kenyataannya
hanya menjadi juru damai. Kekuasaan politik ada pada kelompok bangsawan dan
kelompok gereja. Keduanya memiliki pasukan militer yang sewaktu-waktu dapat
digunakan untuk melancarkan ambisinya. Ada kalanya kekuatan militer kaum
bangsawan dan kaumgereja lebih kuat dari kekuatan militer milik raja. Munculnya kaum
borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu menyaingi
kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai perdagangan tidak suka pada
kelompok bangsawan dan gereja sehingga hanya mau membayar pajak kepada raja.
Akhirnya raja kembali memegang kekuasaan politiktertinggi yang ditaati perintahnya
oleh seluruh lapisan masyarakat.
2. Kondisi ekonomi
Berlaku sistem ekonomi tertutup, yang menguasai perekonomian hanya golongan
penguasa. Kondisi-kondisi di atas menyebabkan Masyarakat Eropa terkungkung dan
tidak memiliki harga diri yang layak sebagai manusia. Oleh karena itu timbullah upaya-
upaya untuk keluar dari keadaan tersebut. Masyarakat berlomba-lomba memasuki
kawasan kota dagang dan kota industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah
kehidupan ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada
abad pertengahan setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti
dengan golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
3. Kondisi sosial
Saat itu kehidupan masyarakat Eropa sangat terikat pada doktrin gereja. Segala kegiatan
kehidupan ditujukan untuk akhirat. Masyarakat kehilangan kebebasan untuk menentukan
pribadinya, dan kehilangan harga dirinya. Kehidupan manusia tidak tenteram karena
senantiasa diintip oleh intelijen gereja, sehingga menimbulkan sikap saling mencurigai
dalam masyarakat. Akhirnya masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh
ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada keduniaan
sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis semakin berkembang
mendesak kehidupan keagamaan.
4. Kondisi budaya
Terjadi pembatasan kebebasan seni dalam arti bahwa seni hanya tentang tokoh-tokoh
Injil dan kehebatan gereja. Semua kreasi seni ditujukan kepada kehidupan akhirat
sehingga budaya tidak berkembang. Demikian pula dalam bidang ilmu pengetahuan
karena segala kebenaran hanya kebenaran gereja. Namun pasca renaissance naskah
ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai kembali oleh masyarakat Barat,
dibawa oleh ilmuwan yang lari dari Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh
ke tangan Turki. Selain itu pada era renaissance telah memunculkan tokoh-tokoh yang
berkarya kembalidalam bidang seni.
E. Kebangkitan Peradaban Islam

Kebangkitan Peradaban Islam Ditelusuri dari perkembangan ilmu pengetahuan dan


kegiatan intelektual di Bagdad dan Cordova. Pada masa pemerintahan Al-Ma'mun (813-833
M), dapat dikatakan sebagai langkah awal kebangkitan peradaban Islam, ia mendirikan Bayt
al-Hikmah di Bagdad yang menjadi pusat kegiatan ilmiah. Dilanjutkan Bayt Al- Hikmah
(rumah perpustakaan) yang didirikan oleh Khalifah Fatimiyyah pada tahun 1998 yang berisi
tidak kurang dari 100.000 volume, boleh jadi sebanyak 600.000 jilid buku, termasuk 2.400
buah al-Qur’an berhiaskan emas dan perak disimpan di ruang terpisah.

Pendirian sekolah yang terkenal ini melibatkan sarjana Kristen, Yahudi, dan Arab,
mengambil tempat sendiri terutama dengan ‘pelajaran asing’, ilmu pengetahuan dan filsafat
Yunani, hasil karya Galen, Hippocrates, Plato, Arsitoteles, dan para komentator, seperti
Alexander (Aphrodis), Temistenes, John Philoponos, dan lain-lain. Dalam masa itu, banyak
karya Yunani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.

Gerakan penerjemahan itu banyak dibantu oleh orang-orang Kristen, Majusi, dan
Shabi'ah. Di antara nama para penerjemah yang terkenal adalah Jurjis (George) ibn Bakhtisyu
(771 M), Bakhtisyu Ibnu Jurjis (801 M), Gibril, Yahya ibn Musawaih (777- 857 M), Hunain
ibn Ishaq (w. 873 M), dan lainnya. Sementara itu di Cordova, aktivitas ilmiah mulai
berkembang pesat sejak masa pemerintahan Abdurrahman II. Ia mendirikan universitas,
memperluas dan memperindah masjid. Cordova kemudian menjadi sangat maju dan tampil
sebagai pusat peradaban yang menyinari Eropa.

Pada waktu itu, Eropa masih tenggelam pada keterbelakangan dan kegelapan Abad
Pertengahan. Muhammad Sayyid Al-Wakil (1998: 321) menukil perkataan seorang penulis
Amerika yang menggambarkan keadaan Eropa pada masa itu, “Jika matahari telah terbenam,
seluruh kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Di sisi lain, Cordova terang benderang disinari
lampu-lampu umum. Eropa sangat kumuh, sementara di kota Cordova telah dibangun seribu
WC umum. Eropa sangat kotor, sementara penduduk Cordova sangat concern dengan
kebersihan. Eropa tenggelam dalam lumpur, sementara jalan-jalan Cordova telah mulus. Atap
istana-istana Eropa sudah pada bocor, sementara istana-istana Cordova dihiasi dengan
perhiasan yang mewah.

Para tokoh Eropa tidak bisa menulis namanya sendiri, sementara anak-anak Cordova
sudah mulai masuk sekolah.” Tak dapat dipungkiri memang kondisi Eropa -dalam hal ini
Spanyol prakedatangan Islam sungguh sangat memprihatinkan, terutama ketika masa
pemerintahan Raja Ghotic yang melaksanakan pemerintahannya dengan tangan besi. Kondisi
ini menyebabkan rakyat Spanyol menderita dan tertekan. Mereka sangat merindukan
datangnya kekuatan Ratu Adil sebagai sebuah kekuatan yang mampu mengeluarkan mereka
saat itu. Kerinduan mereka akhirnya menemukan momentumnya ketika kedatangan Islam di
Spanyol.

Pada sisi lain sejarah Eropa sendiri pada Abad Pertengahan (Middle Age) penuh dengan
perjuangan sengit antara kaum intelek dan penguasa gereja. Ketika itu, gereja mendominasi
peradaban Barat. Kaum intelek Eropa berontak lebih dari satu kali, tetapi berulang-ulang
pemberontakan mereka berhasil dipatahkan oleh gereja. Adanya pertentangan ini dikarenakan
ajaran Injil banyak yang bertentangan dengan akal, keberadaannya dianggap menghambat
kemajuan penelitian ilmiah.

Revolusi ilmiah (scientific revolution) yang dirintis Nicolas Copernicus (1543 M)


mencetuskan teori Helios Centrism yaitu matahari sebagai pusat tata surya yang menentang
kebijakan gereja selama ini dengan faham filsafat Ptolemaist bahwa bumi sebagai pusat tata
surya. Oleh karena itu, untuk meredam revolusi ilmiah kaum intelek penguasa gereja
mendirikan berbagai Mahkamah Pemeriksaan (Dewan Inquisisi) untuk menghukum kaum
intelek serta orang-orang yang dituduh kafir dan atheis. Operasi pembantaian digerakkan
secara besar-besaran agar di Dunia Kristen tidak tertinggal seorang pun yang dapat menjadi
akar perlawanan terhadap gereja.

Diperkirakan antara tahun 1481 hingga 1901, korban pembantaian Dewan Inquisisi
mencapai 300 ribu jiwa termasuk 30 ribu jiwa manusia dibakar hidup-hidup, di antaranya
adalah sarjana fisika terkemuka Bruno. Ia dihukum mati dengan cara dibakar hidup-hidup.
Selain Bruno, Galileo Galilei juga harus menjalani hukuman sampai mati di penjara karena
pendapatnya yang menyatakan bahwa bumi beredar mengitari matahari.

Pada Tahun 1642 bertepatan dengan meninggalnya Galileo lahirlah ilmuwan baru Isaac
Newton, seorang penemu teori Gravitasi Bumi, sehingga dengan penemuannya dia berhasil
mendobrak kebodohan gereja dan mengubah worldview baru bagi Eropa dalam memahami
agama.

F. Eropa dan Sentuhan Peradaban Islam

Melalui interaksinya dengan Dunia Islam, Eropa menyadari keterbelakangan dan


ketertinggalan mereka. Interaksi tersebut menyebabkan adanya sentuhan peradaban Islam
terhadap mereka. Proses persentuhan itu terjadi melalui konflik-konflik bersenjata, seperti
dalam Perang Salib, maupun melalui cara-cara damai seperti di Andalusia. Bagaimanapun juga
dalam bidang peradaban materi, Eropa banyak berhutang budi terhadap Perang Salib yang
terjadi dalam periode (1096-1291 M). (Philip K. Hitti, 2001: 203-205).

Perang ini telah membawa kaum Kristen ke dalam kontak langsung dengan orang-orang
Muslim di tanah Islam itu sendiri. Orang-orang Kristen mendapati bahwa di Levant banyak hal
baru bagi mereka dan teknik-teknik yang tidak dikenal di Barat. Oleh karena itu ketika terjadi
gencatan senjata, mereka memanfaatkan kesempatan ini untuk mempelajari teknik-teknik baru
di bidang pertanian, industri dan kerajinan, serta melakukan hubungan perdagangan dengan
orang-orang Muslim.17 Tidak sedikit di antara orang-orang Kristen yang ikut Perang Salib
adalah para saudagar yang berpendapat bahwa perang ini merupakan kesempatan untuk
mengadakan hubungan dagang baru. Lama-kelamaan, Perang Salib menyesuaikan diri dengan
usaha politik perdagangan bandar-bandar Italia, terutama Venezia. Selain Venezia, kota-kota
perdagangan di Italia Utara, Jerman Selatan, dan Belanda juga mulai berkembang akibat
Perang Salib. Dari kota-kota inilah nantinya muncul Renaissance.

Selain melalui Perang Salib, cara lain terjadinya sentuhan peradaban Islam terhadap
Eropa adalah melalui cara yang murni damai di Andalusia. Ketika Eropa masih larut dalam
keterbelakangannya, Andalusia telah tumbuh dalam kemajuan dan kegemilangan peradaban.
Di antara bukti kebesaran peradaban Spanyol bahwa di Cordova saja terdapat lima puluh rumah
sakit, sembilan ratus toilet, delapan ratus sekolah, enam ratus masjid, perpustakaan umum yang
memuat enam ratus ribu buku dan tujuh puluh perpustakaan pribadi lainnya. Belum lagi
sekolah-sekolah yang ada di daerah lain, seperti di Toledo, Seville dan lain sebagainya.18
Orang-orang Eropa aktif berinteraksi dengan orang-orang Arab dan mengambil ilmu dari
mereka serta mengambil manfaat dari peradaban mereka. Orang-orang Eropa datang ke
Andalusia untuk belajar di universitas-universitas umat Islam. Di antara mereka terdapat para
tokoh gereja dan para bangsawan. Mereka melakukan gerakan penerjemahan kitab-kitab para
ilmuwan Muslim yang berbahasa Arab ke bahasa Latin dan mulailah buku-buku tersebut
diajarkan di perguruan-perguruan tinggi Barat. Ketika itu, bahasa Arab menjadi bahasa
terdepan di dunia dalam masalah ilmu pengetahuan. Orang yang ingin mempelajari ilmu
pengetahuan harus pandai berbahasa Arab. Bercakap-cakap dengan bahasa tersebut merupakan
bukti tingkat wawasan yang tinggi.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah pada abad ke -14 dan 15, bangsa Eropa mulai mencobamelakukan gebrakan
perubahan menuju era baru yang dikenal dengan Masa Renaissance.Masa Renaissance atau
kelahiran kembali adalah suatu istilahyang digunakan untuk menyebutkan kebangkitan
intelektual yangmempengaruhi seluruh fase kehidupan dan sejarah Eropa selama abad-
abad pertengahan diantaranya kemajuan bangsa Barat di bidang ilmu pengetahuan, sains dan
teknologi yang kemudian melahirkan revolusi industri di Eropa.Selain itu kemajuan di bidang
teknologi perkapalan dan militer membuatEropa dengan mudah melakukan kegiatan ekonomi
dan perdagangan. Penetrasi Barat atas dunia Islam telah memberikan pengaruh yang amat besar
terhadap umat Islam. Keunggulan mereka telah membukakan mata umat Islam bahwa mereka
jauh tertinggal, dan harus segera bangkit, sehingga lahirlah usaha pembaharuan dalam Islam,
dengan berpegang teguh kepadaajaran al-Qur’an dan Sunnah, dan mencoba merubah
paradigma berfikir yang cenderung stagnan. Masyarakat muslim untuk mengawali perjuangan
aksi disemua bidang kemundurannya, dari militer, politik, ekonomi, sosial
dan budaya. Meski hampir seluruh negara muslim telah merdeka secara militer, namun
peradaban Islam mutakhir, belum juga mampu mengembalikan superioritas Islam dan kembali
memimpin peradaban dunia.
Daftar Pustaka

Ahmad O. Altwajri, (Ed), Islam Barat dan Kebebasan Akademis, (Yogyakarta:


TitianIlahi,1997), hlm.108.
Atang Abdul Hakim, M.A. dan Drs. Beni Ahmad Saebani, M.Si, Filsafat Umum, Bandung:
Pustaka Setia, 2008, Hal. 339.

Burchardt, Jacob, The Civilization of The Renaissance, dalam Ahmad Suhelmi, Pemikiran
Politik Barat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm. 109.

Nugroho, Irzak Yuliardy dan Riani Muarafah Jannati, “Islam di Spanyol: Jembatan Peradaban
Islam ke Benua Eropa dan Pengaruhnya Terhadap Renaissance”, Universitas Islam
Zainul Hasan Genggong, Vol. 7 No 2 2021. Hal. 1-25 ISSN (Print): 2460-5417ISSN
(Online): 2548-4400 DOI: https://doi.org/10.36835/humanistika.v7i2.522.

Russell, Betrand, History of Western Philosophy, dalam Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik
Barat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm.116.
Rosidin, Sabir, “Sejarah Tumbuh dan Berkembangnya Peradaban Barat”, Universitas Islam
Sultan Agung (UNISSULA),
Sumber:https://www.academia.edu/download/58618874/Sejarah_Tumbuh_dan_Berke
mbangnya_Peradaban_Barat.pdf

Sassi, Komaruddin, “Peradaban Islam dan Renaissance Barat: Al-Qur’an dan Bahasa Kunci
Terdepan Ilmu Pengetahuan”, Universitas STIT Al-Qur’ān Al-Ittifaqiah Indralaya, Vol.
1 No. 02 Januari-Juni 2020.

Surajiyo, Filsafat Umum dan Perkembangannya di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara,2010,


Hal. 86

Syukur, Fatah, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Islam, 2009),
hlm.159.

Anda mungkin juga menyukai