Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PORTOFOLIO

SEJARAH PEMINATAN

“KONFLIK DI EROPA”

Nama : Nindi Imas Lisdayanti

Kelas : XII IPS 4

PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH XIII
SMA NEGERI 1 PANGANDARAN

Jln. Raya Babakan No. 129 Telp. (0265) 63935 Pangandaran 46396
Terakreditasi A- Pelaksana Sekolah Rujukan dan Sekolah Pendidikan Keluarga
Laman : www.smansapangandaran.sch.id ; email : smansapnd@gmail.com
2021
TUGAS PORTOFOLIO

Satuan Pendidikan : SMAN 1 PANGANDARAN

Mata Pelajaran : SEJARAH PEMINATAN

Kelas : XII IPS 4

Nama Siswa : NINDI IMAS LISDAYANTI

Waktu Penilaian : MARET 2021

Semester : GENAP

Tahun Ajaran : 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Portofolio yang berjudul “Konflik Di Eropa” ini tepat
pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Portofolio ini adalah untuk memenuhi Tugas Bapak Adi
Permana S.Pd pada Pelajaran Sejarah Peminatan.

Saya menyadari, Portofolio yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran saya membangun akan saya nantikan dari kesempurnaan Portofolio
ini.

Pangandaran, 17 Maret 2021

Penulis
KONFLIK DI EROPA
1.1 Latar Belakang

Eropa merupakan salah satu dari tujuh benua yang memiliki populasi sangat padat dan
terdiri dari beragam Etnik. Eropa memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sejarah
dunia. Benua Eropa merupakan tempat lahir dan berkembangnya peradaban barat. Sejak Zaman
yunani Kuno, telah lahir berbagai ide – ide politik, penemuan ilmiah, seni dan filosofi, serta
agama dari eropa yang kemudia menyebar ke segala penjuru dunia. Peradaban di Australia,
Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara – negara Amerika Latin sebagian besar di
kembangkan dari peradaban Eropa.
Eropa jika di lihat dari sisi sejarahnya, maka akan terlihat beragam tonggak sejarah
munculnya peristiwa – peristiwa besar yang mempengaruhi kehidupan dunia, seperti dominasi
kekuatan Yunani – Romawi, Lahirnya Renaissance, munculnya revolusi industri dan terjadinya
perang dunia I dan Perang Dunia II, bahkan setelah era perang dingin berakhir , masih sering
terjadi konflik yang berkembang di eropa yang mengakibatkan korban jiwa dan hancurnya
infrastruktur suatu negara.
Benua Eropa terdiri dari berbagai negara – negara yang memiliki unsur keragaman
Etnik,latar belakang sejarah, dan sumber daya. berdasarkan latar belakang sejarah, Eropa
merupakan kawasan yang sering terjadi perebutan pengaruh kekuasaan dan kawasan. hal itu
dapat di ketahui dengan melihat sejarah peradaban awal eropa hingga memasuki abad ke – 20.
Konflik antara Negara-negara Eropa Timur dan Barat sudah merebak diseluruh dunia seperti
konflik Bosnia-Harzekovina, Konflik Ukraina, Serta Konflik Armenia. Konflik yang tidak
pernah ada habisnya yang selalu dilatar belakangi oleh Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) akibat
dari Perang Dunia II yang telah menempatkan Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) untuk saling.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuannya, Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) berusaha untuk
membentuk Negara-negara boneka yang mereka manfaatkan untuk kepentingan mereka.Bukan
hanya karena itu, namun konfik-konflik itu juga dilatar belakangi oleh pertikaian antara kaum
Nasrani/Kristen dengan kaum muslimin yang pada akhirnya berujung pada penindasan dan
pembantaian Kaum Nasrani/Kristen pada kaum muslimin.
Berdasarkan hasil penelitian, yang memicu terjadinya konflik-konflik antara Negara-negara
Timur dan Barat adalah munculnya keegoisan serta keinginan untuk menguasai seluruh wilayah
dari beberapa pihak yang bersangkutan. Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut,
penyusun merasa prihatin. Oleh karena itu penyusun merasa terdorong untuk menyusun karya
tulis ini dengan tema Konflik Negara Timur dan Barat (Bosnia-Harzekovina, Ukrania, Armenia).
1.2 Sebab Terjadinya Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
 Sejak meninggalnya presiden Tito pada tahun 1980, negara – negara bagian
Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah satunya adalah wilayah
Bosnia Tersebut.
 Kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia. kemerdekaan ini juga tidak
dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.
B. Konflik Nagorno – Karabakh
 Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan
wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun
konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev
kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan
Perestroika.
 Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing
wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan
pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
C. Konflik Nagorno – Karabakh
 Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan
wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun
konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev
kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan
Perestroika.
 Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing
wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan
pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
1.3 Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa

A. Konflik Bosnia dan Herzegovina


 Jozeph Broz Tito (Presiden Yugoslavia)
 Slobodan Milosevic (Presiden Serbia)
B. Konflik Nagorno – Karabakh
 Mikhail Gorbachev (Presiden Uni Soviet)
C. Konflik di Ukraina
 Viktor Yanukovych (Presiden Ukraina)
1.4 Waktu dan Tempat Konflik Di Eropa

A. Konflik Bosnia dan Herzegovina


Pada Tahun 1992 Pasukan Militer Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia
memulai invasinya ke ibukota Sarajevo di Bosnia.

B. Konflik Nagorno – Karabakh


Secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu Fase I (1988 – 1991)
dan Fase II (1992 – 1994).
C. Konflik di Ukraina
Pada 15 April tahun 2014 , Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan
deklarasi tidak diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya
mengirimkan pasukannya ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di
pimpin oleh milisi Pro Rusia.

1.5 Jalan Konflik Di Eropa

A. Konflik Bosnia dan Herzegovina


Bosnia dan Herzegovina atau cukup di sebut Bosnia merupakan sebuah negara republik di
semenanjung balkan. Negara Bosnia di diami oleh tiga kelompok etnik utama yaitu etnik
Bosniak, Serbia/Serb, dan Kroasia/Kroat. Negara Bosnia merupakan bekas wilayah dari negara
besar Yugoslavia yang di pimpin oleh Jozeph Broz Tito. Sejak meninggalnya presiden Tito pada
tahun 1980, negara – negara bagian Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah
satunya adalah wilayah Bosnia Tersebut.
Pada Bulan Maret 1992, Bosnia menyatakan kemerdekaan melalui referendum yang di ikuti
oleh etnik bosniak, Etnik Kroasia dan pendukung kemerdekaan bosnia yang di susul oleh
Amerika Serikat. Namun kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia . kemerdekaan ini
juga tidak dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.
Penolakan ini atas dasar pemikiran Slobodan Milosevic yang ingin menyatukan kembali
wilayah – wilayah Yugoslavia sepeninggalan Tito. Slobodan Milosevic merupakan golongan
Etnik Serbia yang berhaluan Ultrasionalis yang telah terpilih menjadi presiden negara bagian
Serbia. Ia memiliki ambisi untuk mengubah Yugoslavia menjadi “Serbia Raya”, sebuah negara
yang penduduknya hanya diisi oleh etnis Serbia.
Penolakan atas tuntutan kemerdekaan Bosnia juga di respon oleh pemerintah Yugoslavia
dengan mempersenjatai orang – orang serbia berserta para milisi yang tinggal di Bosnia untuk
menguasai sepenuhnya tanah Bosnia. Perang antar etnik Bosnia – Kroasia melawan Serbia pun
akhirnya tidak dapat di hindari.
Pasukan Militer Yugoslavia yang di bantu oleh milisi – milisi Serbia memulai invasinya ke
ibukota Sarajevo di Bosnia. Pasukan Serbia unggul dalam hal persenjataan dan pasukan,
sehingga mereka sukses menduduki area di sekitar Sarajevo. di wilayah – wilayah penaklukan
pasukan serbia inilah, terjadi pembunuhan, penyiksaan, hingga pemerkosaan terhadap warga
Bosnia dan Kroasia.
Pada Mei 1992, PBB akhirnya turun tangan dan menjatuhnkan sanksi dan embargo
internasional terhadap Yugoslavia. PBB juga membentuk Pasukan perdamaian dengan Bosnia
(UNPROFOR). pada bulan April 1993, NATO di bawah pengawasan PBB juga menerapkan
Zona larangan terbang di atas wilayah Yugoslavia. Selanjutnya PBB mengumumkan pendirian
“Zona Aman PBB” yang tidak boleh di masuki pasukan bersenjata dan sebagai wilayah
penampungan bagi Sipil Bosnia. Zona aman PBB tersebut meliputi wilayah Sarajevo,
Srebrenica, Gorazde, Tuzle, Zepa, dan Bohac.
Sanksi Embargo terhadap Yugoslavia membuat situasi negara Yugoslavia mengalami Krisis
ekonomi. Pasukan Serbia dibawah perintah Yugoslavia, kemudia menarget penyerangan
terhadap zona aman PBB. Pasukan serbia berhasil menaklukan dua wilayah yang termasuk zona
aman PBB yaitu wilayah Tuzla dan Srebrenica. pembantaian kembali di lakukan oleh pasukan
Serbia terhadap etnik Bosnia dan Kroasia di Srenrenica.
Aksi penyerangan dan pembantaian yang di lakukan pasukan etnis Serbia di zona – zona
aman PBB membuat PBB dan NATO geram. Sejak bulan Agutus 1995, pasukan PBB dan
NATO melakukan operasi militer gabungan untuk menghancurkan basis – basis militer pasukan
Serbia di Bosnia. Berbagai wilayah Serbia dan ibukota Beogard pun juga menjadi sasaran
pasukan PBB – NATO untuk melumpuhkan pasukan Serbia. Slobodan Milosevic selaku
pemimpin dari pasukan Etnis Serbia menyatakan menyerah dan bersedia mengikuti perundingan
damai.

B. Konflik Nagorno - Karabakh

Nagorno – Karabakh merupakan wilayah di kawasan pegunungan Kaukasus yang di apit oleh
Laut Hitam dan Laut Kaspia. Nagorno – Karabakh menjadi wilayah yang di persengketakan oleh
Negara Armenia dan negara Azaerbaijan. Nagorno – Karabakh terletak di wilayah strategis
karena merupakan jalur darat yang menghubungkan kawasan timur tengah dengan Eropa timur.
Tanah dari pengunungan Kaukasus juga menyimpan kekayaan barang tambang, salah satunya
minyak bumi.

Secara Geografis, wilayah Nagorno – Karabakh terletak di wilayah Azerbaijan,namun


komposisi penduduknya di dominasi oleh etnis Armenia. wilayah Armenia dan Azerbaijan
pernah jadi daerah kekuasaan Uni Soviet . Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai
negara federasi dan memutuskan wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari
Azerbaijan. Namun konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika
Mikhail Gorbachev kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan
kebijakan Glasnot dan Perestroika. salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya
kebebasan masing – masing wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri.
Armenia dan Azerbaijan pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.

Akibatnya muncul perang perebutan wilayah Nagorno – Karabakh antara negara Armenia dan
Azerbaijan. secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu fase I (1988 –
1991) dan fase II (1992 – 1994).

1. Fase I (1988 – 1991)


Fase I di sebut juga sebagai fase konflik antar Etnis. fase I ini di tandai dengan konflik
tertutup antara Etnis Armenia dan Azerbaijan atas wilayah Nagorno – Karabakh. pada fase I ini,
negara – negara tersebut masih merupakan bagian dari Uni Soviet. namun setelah muncul
kebijakan Glasnost, Sengketa atas Nagorno – Karabakh pun kemudian berubah menjadi konflik
terbuka antar Etnis. Konflik pada fase I ini cenderung masih berupa kontak senjata yang
intensitas dan ruang lingkupnya masih terbatas.
2. Fase II (1992 – 1994)
Fase II di sebut juga sebagai fase konflik antarnegara. Konflik ini bermula ketika Uni Soviet
runtuh dan wilatah Armenia dan Azerbaijan menjadi negara berdaulat. dampak dari kemerdekaan
dua negara ini adalah Munculnya saling Klaim atas hak wilayah Nagorno – Karabakh. Armenia
menganggap Nagorno – Karabakh sebagai bagian dari wilayahnya karena wilayah tersebut di
huni oleh mayoritas Etnis Armenia. sedangkan Azerbaijan tetap mengklaim Nagorno – Karabakh
sebagai bagian resmi dari wilayahnya seperti saat masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Fase II merupakan perang terbuka antarnegara karena masing – masing pihak mulai
menerjunkan pasukan militer dan persenjataan beratnya. perang akhirnya berakhir pada tahun
1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun persengketaan atas status Nagorno –
Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum mencapai titik temu atas solusi yang
baik bagi kedua negara.

C. Konflik di Ukraina
Ukraina merupakan salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet yang berada di kawasan
eropa Timur. penduduk Ukraina terbagi ke dalam dua kelompok etnis utama yaitu kelompok
etnis ukraina yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Barat dan utara, erta kelompok Etnis
Rusia yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Timur dan Selatan.
Pada tahun 2010, Ukraina dipimpin oleh presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin
Ukraina yang memiliki basis pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan.
Kebijakan – kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia dan
menguntungkan Rusia.
Rakyat Ukraina menuntut agar pemerintah Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang
dengan uni eropa, rakyat menganggap bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih
memajukan ukraina dari pada harus bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013 ,
Presiden Yanukovych membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni Soviet
dengan alasan mendapatkan tekanan dari Rusia. Pembatalan ini menimbulkan kekacauan dan
mendapatkan kecaman dari rakyat. Rakyat Ukraina kemudian melakukan demontrasi memprotes
keputusan presiden yanukovych di Ibukota Kiev. Parlemen Ukraina akhirnya memutuskan untuk
mengabulkan tuntutan para demonstran dan melengserkan Yanukovych pada bulan februari
2014.
Lengsernya presiden yang pro rusia ini di anggap oleh rusia sebagai ancaman kepentingan
ekonomi dan keamanan negaranya karena Ukraina tentu akan ikut terlibat dan berhubungan
dengan NATO. kekacauan di ibukota terus menjalar hingga ke Crimea, Ukraina selatan yang di
huni oleh mayoritas penduduk pro rusia.
Di Crimea inilah terdapat pangkalan militer rusia dan para milisi yang pro rusia. pada maret
2014 sejumlah milisi pro rusia menyendera gedung pemerintahan setempat dan mengelar
referendum secara sepihak yang di menangkan milisi Pro Rusia.
Sejumlah Milisi Pro Rusia yang berada di provinsi Donetsk dan Luhansk (wilayah ukraina
timur yang berbatasan dengan rusia) melancarkan aksi serupa dengan menduduki gedung –
gedung pemerintahan setempat. para milisi yang berhasil menduduki gedung pemerintah ini,
kemudian Mendeklerasikan negara Republik Rakyat Donetsk (di provinsi Donetsk) dan republik
Rakyat Luhansk (di provinsi Luhansk). Deklarasi kemerdekaan ini lansung mendapatkan
tanggapan penolakan dari pemerintah pusat Ukraina. Ukraina menyerukan ancaman akan
menurunkan pasukan ke Ukraina timur jika kedua provinsi tersebut tidak mau membatalkan
deklelarinya.
Hingga 15 April, Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak
diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan pasukannya
ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di pimpin oleh milisi Pro Rusia.
Penyerangan ke Ukraina Timur ini sekaligus mengawali perang saudara di Ukraina, yang juga di
sebut Perang Donbass.
Perang Donbass menjadi perang besar antara kubu Ukraina dengan milisi dari pihak separatis
yang di dukung oleh rusia. Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk
menjadi medan tempur . Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat
perang Donbass di laporkan sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga
membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga
membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan
berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.
1.6 Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa

A. Konflik Bosnia dan Herzegovina


Tanggal 14 Desember 1995, pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di
bawah pengawasan PBB dan mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian
Dayton. Perjanjian Dayton di tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden
Bosnia Alija Izetbegovic, dan pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan
Negoisasi.
B. Konflik Nagorno – Karabakh
Perang akhirnya berakhir pada tahun 1994 dengan kemenangan kubu etnis Armenia, Namun
persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum
mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua Negara.
C. Konflik di Ukraina
Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk menjadi medan tempur .
Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat perang Donbass di laporkan
sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta
penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara
Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan
sanksi ekonomi
1.7 Akhir Konflik Di Eropa

A. Konflik Bosnia dan Herzegovina


Pihak Serbia dan Bosnia – Kroasia melakukan perundingan di bawah pengawasan PBB dan
mencapai kesepakatan perdamaian yang di sebut Perjanjian Dayton. Perjanjian Dayton di
tandatangani oleh Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, dan
pemimpin Kroasia Franjo Tudjman setelah melewati tiga pekan Negoisasi.
B. Konflik Nagorno – Karabakh
Persengketaan atas status Nagorno – Karabakh tetap berlanjut hingga sekarang karena belum
mencapai titik temu atas solusi yang baik bagi kedua negara.
C. Konflik di Ukraina
Perang tersebut juga membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi.
Sementara itu, perang ini juga membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro
Ukraina menegang, dan berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai