SEJARAH PEMINATAN
“KONFLIK DI EROPA”
Jln. Raya Babakan No. 129 Telp. (0265) 63935 Pangandaran 46396
Terakreditasi A- Pelaksana Sekolah Rujukan dan Sekolah Pendidikan Keluarga
Laman : www.smansapangandaran.sch.id ; email : smansapnd@gmail.com
2021
TUGAS PORTOFOLIO
Semester : GENAP
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Portofolio yang berjudul “Konflik Di Eropa” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan Portofolio ini adalah untuk memenuhi Tugas Bapak Adi
Permana S.Pd pada Pelajaran Sejarah Peminatan.
Saya menyadari, Portofolio yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran saya membangun akan saya nantikan dari kesempurnaan Portofolio
ini.
Penulis
KONFLIK DI EROPA
1.1 Latar Belakang
Eropa merupakan salah satu dari tujuh benua yang memiliki populasi sangat padat dan
terdiri dari beragam Etnik. Eropa memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan sejarah
dunia. Benua Eropa merupakan tempat lahir dan berkembangnya peradaban barat. Sejak Zaman
yunani Kuno, telah lahir berbagai ide – ide politik, penemuan ilmiah, seni dan filosofi, serta
agama dari eropa yang kemudia menyebar ke segala penjuru dunia. Peradaban di Australia,
Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan negara – negara Amerika Latin sebagian besar di
kembangkan dari peradaban Eropa.
Eropa jika di lihat dari sisi sejarahnya, maka akan terlihat beragam tonggak sejarah
munculnya peristiwa – peristiwa besar yang mempengaruhi kehidupan dunia, seperti dominasi
kekuatan Yunani – Romawi, Lahirnya Renaissance, munculnya revolusi industri dan terjadinya
perang dunia I dan Perang Dunia II, bahkan setelah era perang dingin berakhir , masih sering
terjadi konflik yang berkembang di eropa yang mengakibatkan korban jiwa dan hancurnya
infrastruktur suatu negara.
Benua Eropa terdiri dari berbagai negara – negara yang memiliki unsur keragaman
Etnik,latar belakang sejarah, dan sumber daya. berdasarkan latar belakang sejarah, Eropa
merupakan kawasan yang sering terjadi perebutan pengaruh kekuasaan dan kawasan. hal itu
dapat di ketahui dengan melihat sejarah peradaban awal eropa hingga memasuki abad ke – 20.
Konflik antara Negara-negara Eropa Timur dan Barat sudah merebak diseluruh dunia seperti
konflik Bosnia-Harzekovina, Konflik Ukraina, Serta Konflik Armenia. Konflik yang tidak
pernah ada habisnya yang selalu dilatar belakangi oleh Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) akibat
dari Perang Dunia II yang telah menempatkan Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) untuk saling.
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuannya, Amerika dan Uni-Soviet (Rusia) berusaha untuk
membentuk Negara-negara boneka yang mereka manfaatkan untuk kepentingan mereka.Bukan
hanya karena itu, namun konfik-konflik itu juga dilatar belakangi oleh pertikaian antara kaum
Nasrani/Kristen dengan kaum muslimin yang pada akhirnya berujung pada penindasan dan
pembantaian Kaum Nasrani/Kristen pada kaum muslimin.
Berdasarkan hasil penelitian, yang memicu terjadinya konflik-konflik antara Negara-negara
Timur dan Barat adalah munculnya keegoisan serta keinginan untuk menguasai seluruh wilayah
dari beberapa pihak yang bersangkutan. Dengan melihat kondisi yang telah dipaparkan tersebut,
penyusun merasa prihatin. Oleh karena itu penyusun merasa terdorong untuk menyusun karya
tulis ini dengan tema Konflik Negara Timur dan Barat (Bosnia-Harzekovina, Ukrania, Armenia).
1.2 Sebab Terjadinya Konflik Di Eropa
A. Konflik Bosnia dan Herzegovina
Sejak meninggalnya presiden Tito pada tahun 1980, negara – negara bagian
Yugoslavia mulai terpecah dan menuntut kemerdekaan salah satunya adalah wilayah
Bosnia Tersebut.
Kemerdekaan Bosnia ini di boikot oleh etnik serbia. kemerdekaan ini juga tidak
dianggap sah karena pemerintah Yugoslavia menolaknya.
B. Konflik Nagorno – Karabakh
Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan
wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun
konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev
kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan
Perestroika.
Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing
wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan
pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
C. Konflik Nagorno – Karabakh
Uni Soviet menjadikan dua wilayah tersebut sebagai negara federasi dan memutuskan
wilayah Nagorno – Karabakh masuk sebagai wilayah resmi dari Azerbaijan. Namun
konflik memperebutkan wilayah Nagorno – Karabakh Muncul ketika Mikhail Gorbachev
kala menjadi presiden uni soviet pada tahun 1985 mengeluarkan kebijakan Glasnot dan
Perestroika.
Salah satu kebijakan tersebut Glasnot, memuat adanya kebebasan masing – masing
wilayah uni soviet untuk menentukan masa depannya sendiri. Armenia dan Azerbaijan
pun akhirnya memerdekakan diri dan menjadi negara yang berdaulat.
1.3 Pihak yang Terlibat Konflik Di Eropa
Nagorno – Karabakh merupakan wilayah di kawasan pegunungan Kaukasus yang di apit oleh
Laut Hitam dan Laut Kaspia. Nagorno – Karabakh menjadi wilayah yang di persengketakan oleh
Negara Armenia dan negara Azaerbaijan. Nagorno – Karabakh terletak di wilayah strategis
karena merupakan jalur darat yang menghubungkan kawasan timur tengah dengan Eropa timur.
Tanah dari pengunungan Kaukasus juga menyimpan kekayaan barang tambang, salah satunya
minyak bumi.
Akibatnya muncul perang perebutan wilayah Nagorno – Karabakh antara negara Armenia dan
Azerbaijan. secara garis besar, perang tersebut terbagi ke dalam dua fase, yaitu fase I (1988 –
1991) dan fase II (1992 – 1994).
C. Konflik di Ukraina
Ukraina merupakan salah satu negara bekas pecahan Uni Soviet yang berada di kawasan
eropa Timur. penduduk Ukraina terbagi ke dalam dua kelompok etnis utama yaitu kelompok
etnis ukraina yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Barat dan utara, erta kelompok Etnis
Rusia yang populasinya terkonsentrasi di Ukraina Timur dan Selatan.
Pada tahun 2010, Ukraina dipimpin oleh presiden Viktor Yanukovych merupakan pemimpin
Ukraina yang memiliki basis pendukung terbesar dari penduduk Ukraina Timur dan Selatan.
Kebijakan – kebijakan politik yang di buatnya pun cenderung condong ke Rusia dan
menguntungkan Rusia.
Rakyat Ukraina menuntut agar pemerintah Ukraina bergabung dalam kerja sama dagang
dengan uni eropa, rakyat menganggap bahwa kerja sama dengan uni eropa akan lebih
memajukan ukraina dari pada harus bekerja sama dengan Rusia. namun pada akhir tahun 2013 ,
Presiden Yanukovych membatalkan kesepakatan dagang antara Ukraina dengan Uni Soviet
dengan alasan mendapatkan tekanan dari Rusia. Pembatalan ini menimbulkan kekacauan dan
mendapatkan kecaman dari rakyat. Rakyat Ukraina kemudian melakukan demontrasi memprotes
keputusan presiden yanukovych di Ibukota Kiev. Parlemen Ukraina akhirnya memutuskan untuk
mengabulkan tuntutan para demonstran dan melengserkan Yanukovych pada bulan februari
2014.
Lengsernya presiden yang pro rusia ini di anggap oleh rusia sebagai ancaman kepentingan
ekonomi dan keamanan negaranya karena Ukraina tentu akan ikut terlibat dan berhubungan
dengan NATO. kekacauan di ibukota terus menjalar hingga ke Crimea, Ukraina selatan yang di
huni oleh mayoritas penduduk pro rusia.
Di Crimea inilah terdapat pangkalan militer rusia dan para milisi yang pro rusia. pada maret
2014 sejumlah milisi pro rusia menyendera gedung pemerintahan setempat dan mengelar
referendum secara sepihak yang di menangkan milisi Pro Rusia.
Sejumlah Milisi Pro Rusia yang berada di provinsi Donetsk dan Luhansk (wilayah ukraina
timur yang berbatasan dengan rusia) melancarkan aksi serupa dengan menduduki gedung –
gedung pemerintahan setempat. para milisi yang berhasil menduduki gedung pemerintah ini,
kemudian Mendeklerasikan negara Republik Rakyat Donetsk (di provinsi Donetsk) dan republik
Rakyat Luhansk (di provinsi Luhansk). Deklarasi kemerdekaan ini lansung mendapatkan
tanggapan penolakan dari pemerintah pusat Ukraina. Ukraina menyerukan ancaman akan
menurunkan pasukan ke Ukraina timur jika kedua provinsi tersebut tidak mau membatalkan
deklelarinya.
Hingga 15 April, Ultimatum dari pemerintah Ukraina untuk membatalkan deklarasi tidak
diindahkan oleh milisi di Ukraina timur. Pemerintah Ukraina akhirnya mengirimkan pasukannya
ke Ukraina Timur untuk menundukkan kaum separatis yang di pimpin oleh milisi Pro Rusia.
Penyerangan ke Ukraina Timur ini sekaligus mengawali perang saudara di Ukraina, yang juga di
sebut Perang Donbass.
Perang Donbass menjadi perang besar antara kubu Ukraina dengan milisi dari pihak separatis
yang di dukung oleh rusia. Wilayah Ukraina Timur Khususnya daerah Donetsk dan Luhansk
menjadi medan tempur . Hingga Akhir bulan september 2014, jumlah korban tewas akibat
perang Donbass di laporkan sudah menembus angka 3.500 jiwa lebih. perang tersebut juga
membuat lebih dari 1 juta penduduk Ukraina Timur menggungsi. Sementara itu, perang ini juga
membuat hubungan antara Rusia dan negara – negara barat Pro Ukraina menegang, dan
berakibat pada saling manjatuhkan sanksi ekonomi.
1.6 Upaya Penyelesaian Terjadi Konflik Di Eropa