Anda di halaman 1dari 14

PENJELAJAHAN SAMUDRA & PENEMUAN BENUA AMERIKA

Dosen :

AURORA NANDIA FEBRIANTI, S.PD., M.PD.

Nama :

Yepi Cintia (21140010)

Vincensius Rendy Kurniawan (21140009)

MATA KULIAH :

SEJARAH AMERIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penjelajahan samudera yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa sejak abad ke-15 Masehi
mengusung misi kekayaan (gold), kejayaan (glory), misi agama (gospel) atau 3G yang
kemudian memunculkan praktek kolonialisme dan imperialism (Yuda Prinada, 2022). Selain
menjalankan ketiga misi tersebut, negara-negara Eropa juga membawa misi khusus, yakni
menyebarkan agama Kristen demi menjalankan tugas suci dari gereja (gospel) (Widya Lestari
Ningsih, 2022). Dengan seiring berjalannya waktu, terjadi asimilasi, dan akulturasi dalam
penyebaran agamaagama yang dibawa oleh para misionaris Eropa. Awal abad ke-19 ditandai
dengan gejolak dan gerakan rakyat Jawa membangkang kepada pemerintah kolonial Hindia
Belanda maupun para penguasa pribumi yang tunduk pada Belanda. Gerakan ini juga
menyeret basis religius Islam-Jawa, yakni di kalangan penganut Islam dan Kejawen (Tony
Firman & Ivan Aulia Ahsan, 2019).

Memahami sejarah dan karakteristik bangsa Amerika sangat diperlukan untuk


menggali dan mengenali budaya demokrasi maupun kemajuan iptek dan dijadikan bekal
untuk pengembangan budaya demokrasi dan kemajuan iptek di Indonesia. Memahami sejarah
dan karakteristik bangsa lain, dalam hal ini bangsa Amerika Serikat dapat membantu para
mahasiswa dalam mengenali sejarah dan karakteristik bangsanya sendiri untuk dijadikan
modal dasar pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.

Amerika merupakan benua terbesar kedua setelah Asia. Benua Amerika merupakan
daratan yang sangat luas di bagian barat bumi, yang mencakup bumi belahan utara dan bumi
belahan selatan. Luas wilayah Amerika mencapai 42.057.100 km2 dengan batas-batas
geografis sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan samudera Arktik, sebelah timur
berbatasan dengan samudera Atlantik, sebelah selatan berbatasana dengan selat drake dan
Samudra Pasifik. Secara astronomis, Amerika terletak pada 170'BT–35'BB dan 83'LU–55'LS.
Wilayahnya dibagi menjadi Amerika Utara, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis merumuskan beberapa masalah
dengan ruang lingkup yang penulis batasi sebagai berikut:

1. Mengapa Bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra ?

2. Siapa tokoh penjelajah samudra?

3. Bagaimana sejarah terbentuknya benua Amerika?

4. Bagaimana masa pemerintahan kolonial Inggris di Amerika Utara?

5. Bagaimana proses terjadinya revolusi Amerika?


C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami faktor pendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan Samudra.
2. Mengetahui tokoh penjelajah samudra.
3. Memaparkan sejarah terbentuknya benua Amerika.
4. Memaparkan masa pemerintahan kolonial Inggris di Amerika Utara.
5. Memaparkan proses terjadinya revolusi Amerika.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penjelajahan Samudra
Penjajahan yang dilakukan bangsa Eropa di berbagai belahan dunia dimulai dari
penjelajahan samudra. Era penjelajahan samudra atau the age of discovery berlangsung
dari abad 15 hingga pertengahan abad 18. Penjelajahan samudra memungkinkan
bangsa Eropa berlayar ke benua lain. Pelayaran itu disusul dengan perdagangan hingga
penjajahan. Diambil dari Encyclopaedia Britannica (2015) pelayaranlah yang membuat
Eropa menjadi peradaban paling maju di dunia. Berikut beberapa faktor yang
melatarbelakangi penjelajahan
samudra:
1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Bangsa Eropa tadinya percaya bumi adalah pusat semesta. Namun ilmuwan
Nicolaus Copernicus mempopulerkan heliosentris, teori yang menyatakan bumi
mengelilingi matahari, dan bukan sebaliknya. Tadinya, manusia percaya bumi
berbentuk datar dan ada ujungnya. Namun dengan teori ini, bumi berarti bulat dan bisa
dijelajahi tanpa henti. Teori-teori astronomi kala itu mendorong banyak orang
membuktikannya. Selain itu, bangsa-bangsa di Eropa bisa membuat kapal besar yang
dapat digunakan untuk mengarungi samudra. Mesiu juga sudah ditemukan. Mesiu
kemudian digunakan sebagai peluru bagi meriam, senjata yang digunakan di kapal
untuk melindungi dari ancaman bajak laut. Penemuan kompas juga membantu para
penjelajah. Mereka tak perlu lagi melihat ke langit untuk menentukan arah. Baca juga:
Kedatangan Portugis ke Indonesia Cara itu tak bisa diandalkan jika langit tertutup
awan mendung. Namun dengan kompas, mereka punya penunjuk arah yang lebih
sederhana.

2. Jatuhnya Konstantinopel
Pada 29 Mei 1453, Khalifah Utsmaniyah yang berpusat di Turki berhasil
menguasai Konstantinopel. Kota ini sebelumnya termasuk wilayah kekuasan Kerajaan
Romawi–Byzantium. Perebutan Konstantinopel ini dipimpin oleh Raja Turki, Sultan
Mehmed II. Konstantinopel, sejak lama merupakan kota yang diperebutkan, bukan
hanya karena sejarah kejayaannya, tetapi juga karena kota ini merupakan salah satu
titik penting dalam jalur perdagangan darat yang menyambungkan Eropa dengan Asia.
Setelah Konstantinopel diduduki Turki Usmani, jalur perdagangan darat Asia–Eropa
terputus. Hal tersebut dikarenakan Turki Usmani melarang orang-orang Eropa
melewati Konstantinopel. Bangsa-bangsa Eropa lantas kesulitan untuk mendapatkan
akses berdagang ke Asia. Sebab, Konstantinopel merupakan wilayah yang dijadikan
sebagai pintu masuk perdagangan Asia dan Eropa.

3. Gold, gospel, glory


Tujuan bangsa Eropa menjelajah terangkum dalam istilah "gold, glory,
gospel" atau gold, god, glory. Gold: Tujuan ekonomi dengan mencari keuntungan dan
hasil besar dalam perdagangan. Komoditas yang diperdagangkan di antaranya rempah-
rempah Nusantara, budak Afrika, dan sumber daya alam lainnya. Glory: Tujuan
penjelajahan dengan mencari koloni sebanyak-banyaknya untuk mengharumkan nama,
kejayaan, dan kekuasaan. Gospel: Tujuan agama dengan menyebarkan ajaran Nasrani.
Saat itu, ajaran Nasrani dipertentangkan dengan Islam dan peradabannya. Penganut
agama Kristen memandang agama lain sesat.

4. Perang Saib
Perang Salib adalah sebutan bagi perang-perang agama di Asia Barat dan
Eropa antara abad ke-11 sampai abad ke-17, yang disokong oleh Gereja Katolik.
Perang ini melibatkan masyarakat dari Eropa melawan Turki Seljuk dan orang Arab.
Perang tersebut berlangsung selama 200 tahun dan terbagi menjadi tujuh periode.
Perang itu disebut Perang Salib oleh orang Kristen, sedangkan orang Islam
menyebutnya dengan Perang Suci. Perang Salib disebabkan karena perebutan Kota
Yerusalem. Perang yang berlarut-larut ini membuat jalur perdagangan Asia–Eropa
menjadi terputus. Perang tersebut juga berdampak kepada habisnya kekayaan bangsa
Eropa karena dialokasikan untuk peperangan.

5. Mencari Kepulauan Rempah Rempah


Merle Calvin Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200–2004 (2007)
menyebutkan jika alasan terbesar kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia atau
Kepulauan Nusantara adalah demi rempah-rempah. Rempah-rempah adalah bahan
baku yang berharga di Eropa. Bangsa Eropa menjadikan rempah sebagai bahan baku
obat, parfum, makanan, dan yang terpenting adalah pengawet makanan. Orang-orang
Eropa kala itu mesti menyembelih semua ternaknya. Jika tidak, ternak akan mati
karena suhu dingin. Daging ternak tersebut harus diawetkan, tetapi bahan pengawet
makanan waktu itu adalah rempah-rempah. Terputusnya jalur perdagangan karena
Konstantinopel jatuh ke tangan Turki Usmani membuat bangsa-bangsa Eropa tergerak
untuk mencari jalur perdagangan rempah sendiri. Selain India, Kepulauan Nusantara
waktu itu sudah terkenal sebagai penghasil rempah. Pala, lada, dan cengkeh adalah
komoditas bernilai sangat mahal. Namun, Portugis, Spanyol, dan Belanda tidak datang
ke Indonesia hanya untuk memenuhi kebutuhan warganya akan rempah semata.
Mereka juga berniat untuk memonopoli perdagangan rempah.

B. Penemuan Benua Amerika


Sejarah terbentuknya benua Amerika ini dibedakan menjadi dua periode yaitu
kedatangan Ras Mongolod dari Asia ke Benua Amerika (sebelum kedatangan
Kritoforus Columbus) dan penjelajahan samudra hingga penemuan benua Amerika
oleh Kritoforus Columbus.
a. Kedatangan Ras Mongoloid dari Asia ke Benua Amerika
Benua Amerika tidak memiliki penduduk asli. Sampai saat ini di Benua
Amerika belum pernah ditemukan jenis manusia primitif seperti manusia Jawa atau
manusia Peking (manusia purba). Para arkeolog maupun para antropolog hingga kini
belum pernah menemukan fosil manusia purba yang mirip kera seperti meganthropus
Paleojavanicus dll yang ditemukan di Jawa. Sesungguhnya kera bukan asli jenis
binatang yang berasal dari benua Amerika karena berdasarkan hasil penelitian
purbakala, di benua ini belum pernah ditemukan fosil kera.
Para ahli sependapat bahwa nenek moyang bangsa Indian adalag varietas-varietas jenis
Homo Sapiens yang telah mengalami evolusi. Menurut para ahli purbakala
berpendapat bahwa mereka mulai menetap di benua baru yaitu Amerika srjak Kala
Pleistosen (Zaman Es sekitar 34.000-30.000 SM) setelah mendapat perlengkapan
kebudayaan, pakaian hangat, dan tempat berlindung yang memadai untuk
mempertahankan hidup alam dalam iklim dingin di daerah baru. Mereka diduga
berasal dari daratan Asia yakni ras Mongoloid yang datang ke benua Amerika melalui
rute Siberia-Selat Bering menuju Alaska yang pada waktu itu masih terdapat jalan
darat. Belum ada bukti yang menjelaskan sebab-mereka bermigarsi ke Benua Amerika.
Menurut Danandjaj (2003:3) menjelaskan bahwa penduduk aslinya adalah
orang Indian. Nenek moyang orang-orang Indian bermigarsi ke Benua Amerika dalam
kelompok-kelompok kecil secara bertahap. Perkiraan waktu kedatangan nenek moyang
orang-orang Indian dari daratan Cina ke Benua Amerika terus bergeser semakin jauh
ke dalam jangkauan prasejarah. Para antropolog (sebelum 1950-an) berpendapat
bahwa nenek moyang orang Indian yang berasal dari Cina untuk pertama kali
mengijakkan kaki di Benua Amerika diduga sekitar 15000 tahun yang lalu.
Pendatang dari Asia pada masa lampau itu kemudian menyebar luas di daerahnya yang
baru dan meninggalkan tempat perkemahan yang terpencar-pencar dengan
meninggalkan bukti arkeologis beruoa kumpulan alat kasar dari batu seperti kapak
serta penggaruk. Dalam perkembangan dari abad ke abad berikutnya jauh sebelum
Kristoforus Columbus menamai para imigran yang berasal dari Cina tersebut sebagai
bangsa Indian, bangsa ini akhirnya tumbuh dan berkembang menjadi suku-suku
bangsa baru seperti:
1. Suku bangsa Toltec dan Aztek di Meksiko
2. Suku bangsa Arawak dan Karib di Kepulauan Karibia
3. Suku bangsa Maya di Amerika Tengah
4. Suku bangsa Inka di Peru
5. Suku bangsa Chibcha di Kolombia
6. Suku bangsa Araucania di Chili
7. Suku bangsa Patogonia di Argentina.
Berdasarkan hasil penelitian arkeologis maka dapat diketahui bahwa jauh sebelum
kedatangan orang-orang Eropa, bangsa Indian tersebut sudah memiliki peradaban yang
bermutu tinggi seperti yang telah diwariskan suku bangsa Maya, Aztek dan Inka.
1. Peradaban Maya
Suku bangsa Maya (Amerika Tengah) ahli bidang arsitektur (kuil Inskripsi,
Kuil Prajurit dan Kuil Kegelapan), astronomi (dapat meramalkan terjadinya gerhana
bulan, gerhana matahari, dan kiamat (21 Desember 2012), ilmu pasti ( mengenal
simbol angka nol dan sistem dua puluhan, berbudi daya tanaman pangan ( lombok,
kacang-kacangan, kentang, kakao, lemon), gemar olahraga bola keranjang (pok-ta-
pok), menyembah banyak dewa (dewa tertinggi Dewa Chac yang berarti dewa hujan.
Kehancuran peradaban Maya akibat serbuan suku bangsa Toltec dari Meksiko di
bawah pimpinan Raja Quetzalcoatl. Akhirnya bangsa Spanyol berhasil menguasai
suku bangsa Maya dan Toltec pada abab XVI.
2. Suku Bangsa Arztek
Suku bangsa Arztek (Meksiko) terampil dalam bidang kerajinan (tenun, emas,
perak dan keramik), ahli bidang astronomi (sistem kalender batu), menyembah banyak
dewa (dewa tertinggi yaitu Dewa Huitzilopechtli sebagai dewa perang), berbudi daya
(kakao dan tembakau), anak-anak Aztek mengenyam pendidikan adat sopan santun,
budi pekerti, membaca, menulis, agama, militer dari pendeta (guru) di kuil-kuil.

3. Suku bangsa Inka


Peradaban Inka tumbuh dan berkembang di daerah Peru. Suku bangsa Inka telah
bercocok tanam menggunakan pupuk buatan, membangun pematang dan saluran-
saluran air serta terasering di lereng-lereng pegunungan Andes. Semua hasil pertanian,
perindustrian, dsb dibagi secara merata antara negara dengan rakyatnya. Struktur
pemerintahan kerajaan Inka pada tingkat paling atas adalah raja membawahi gubernur-
gubernur, setiap gubernur membawahi kuraka-kuraka, dan setipa kuraka membawahi
kepala kelompok-kepala kelompok, selanjutnya setiap kelompok membawahi 10-50
keluarga.
4. Ekspedisi Erik si Merah
Sebelum ekspedisi Kritoforus Kolumbus menginjakkan kakinya ke Benua
Amerika, benua ini pernah diketemukan oleh orang-orang Eropa Utara seperti bangsa
Norman yang lebih dikenal sebagai pelaut yang berani berlayar mengarungi Samudera
Atlantik. Salah satu rombongan orang-orang viking yang dipimpin oleh Erickson yang
dikenal sebagai Erik si Merah yang telah mendarat di Pantai Kanada pad abad X M.
Namun mereka di tempat tersebut tidak banyak meninggalkan jejak-jejak sejarah
sehingga sangat sulit untuk mengatakan sesuatu yang lebih lanjut tentang kegiatannya
di benua Amerika yang telah ditemukannya.

b. Penjelajahan Samudera
Latar belakang bangsa-bangsa di Eropa melakukan penjelajahan samudera
untuk mencari daerah-daerah baru, khususnya di benua Amerika seperti yang pernah
dilakukan Spanyol, Portugis, Inggris, Prancis, Belanda untuk kepentingan
kolonialisme-imperialisme.
1. Terputusnya Jalur Perdagangan Dunia Barat Dengan Dunia Timur.
Sejak permulaan abad Masehi terdapat jalur pelayaran dan perdagangan yang
menghubungkan jalur sutra dan jalur rempah-rempah. Jalur sutra dikenal sebagai
perdagangan melalui darat yang menempuh rute Cina menyusuri jalan darat menuju
Sri Langka, India, lalu dilajutkan menuju Persia. Dari Persia bertemu pedagang dari
Eropa melalui selat Gibaltar. Barang komoditas yang diperdagangkan adalah sutra dari
Cina sehingga jalur perdagangan tersebut dikenal sebagai jalur Sutra.
Jalur perdagangan rempah-rempah yang dikenal sebagai jalur perdagangan melalui
lautan dengan menempuh rute dari Maluku sebagai tempat asal usul rempah-rempah
kemudian menyusur lautan menuju pelabuhan sulawesi selatan. Dari pelabuhan
menuju pelabuhan Kalimantan Selatan, Pantai Utara Jawa, kemudian menuju India.
Dari India pedagang melanjutkan perjalanan menuju kota dagang Persia dengan
menyusur Teluk Persia. Di Persia, para pedagang dari dunia timur bertemu dengan
para pedagang dari Eropa yang telag berada di Laut Tengah. Sedangkan rempah-
remoah yang ada di pelabuhan Selat Malaka dibawa para pedagang ke arah utara
dengan menyusuri pelabuhan Ayutthaya, Rangon, terus dibawa ke arah Jepang, Korea
maupun Cina. Jalur perdagangan melalui lautan dikenal sebagai “Jalur Rempah-
rempah” karena rempah-rempah (lada,cengkih, pala dsb) berasal dari Maluku menjadi
primadona barang komoditas pada wakty itu yang banyak dicari oleh para pedagang
Eropa guna bahan pengobatan maupun sebagai bahan bumbu masakan atau bahan
pengawet makanan.
Hubungan perdagangan dunia barat dengan dunia timur berakhir sejak Kekaisaran
Romawi Timur berhasil dihancurkan oleh pasukan Islam (Turki Usmani) pada 1453,
maka terputus hubungan dagang antara dunia Timur dengan dunia Brat karena laut
tengah telah diblokade oleh kaum muslim. Sejak saat itu para pedagang barat berupaya
keras untuk mencari jalan alternatif menuju dunia timur dengan menyusuri sepanjang
Pantai Barat Afrika untuk mencari India yang diduga sebagai tempat asal-usul rempah-
rempah seperti yang pernah dilakukan Kritoforus Kolumbus dengan menyebrang
Samudra Atlantik untuk mendapatkan India yang diduga sabagai asal-usl rempah-
rempah.
2. Jiwa Petualang
Faktor pendorong bagi dunia barat untuk mencari jalan alternatif menuju dunia
timur guna menemukan India untuk mendapatkan rempah-rempah. Jiwa petualang
yang dimiliki seperti Kritoforus Kolumbus membuat mereka berani menyusuri lauran
di sepanjang Pantai Barat Benua Afrika. Orang Eropa berhasil menemukan hasil
penemuan di bidang Iptek yang dapat dimanfaatkan para pelayar guna mendukung
keberhasilan suatu pelayaran dalam upaya penemuan daerah-daerah baru.
3. Pembuktian Ajaran Nicholas Copernius
Faktor lain yaitu keinginan untuk membuktikan kebenaran ajaran Nicholas
Copernius tentang bumi ini bulat. Teori dasar Copernicus adalah perputaran harian
langit akibat perputaran bumi pada sumbu putaranyya sendiri; dan perubahan tahunan
langit merupakan akibat perputaran planet yang mengelilingi matahari.

c. Penemuan Benua Amerika


1. Ekspedisi Bartolomeu Dias
Sejak terputusnya hubungan dagang antara dunia Timur dengan dunia Barat
karena Laut Tengah telah diblokade oleh kau muslim. Sejak saat itu para pedagang
berupaya keras mencari jalan alternatif menuju dunia timur dengan menyusuri
sepanjang pantai selatan amerika menuju dunia timur dengan menyusuri sepanjang
pantai selatan afrika untuk mencari India yang diduga sebagai asal-usul rempah-
rempah. Raja Portugis memerintahkan Bartolomeu Dias untuk menuju India. Akhirnya
Bartolomeu Dias berhasil menemukan suatu daratan yang diberi nama dengan Tanjung
Badai karena kapal-kapal mereka sering ditimpa badai dalam pelayaran tersebut.
Sesampai kembali ke Portugis Raja Portugis memberi nama daratan Tanjung Harapan
karena ada harapan besar untuk sampai ke India.
Upaya penjelajahan dilanjutkan oleh Vasco de Gama untuk memipin ekspedisi
menuju daratan India. Penjelajahan dimulai dari Tanjung Harapan kemudian menuju di
Zanzibar, disana bertemu dengan pedagang dari India. Vasco de Gama menyadari
bahwa asal-usul rempah-rempahb itu bukan dari India, mereka mengira berasal dari
Malaka, ternyata anggapan itu masih salah. Yang benar adalah dari Maluku.
2. Penemuan Benua Amerika Oleh Kristoforus Kolumbus
Raja Spanyol bernama Ferdinand memerintahkan seorang pedagang dari
Genoa bernama Kristoforus Kolumbus untuk memimpin ekspedisi mengarungi
samudera guna menemukan daratan India sebagai tempat rempah-rempah. Dengan
bermodalkan jiwa petualang dan keinginannya untuk membuktikan kebenaran ajaran
Nicholas tentang bumi ini bulat.
Di dalam rombongan ekspedisi terdapat seorang Italian (Genoa) bernama Amerigo
Vespuci yang berperan sebagai pencatat segala hal yang dilihat, dijumpai, dirasakan
dan dialami selama mengarungi samudera bersama rombongan. Catatan-catatan itu
kemudian sampai ke tangan seorang profesor ilmu bumi di Universitas St. Die di
Jerman Barat yang bernama Martin Waldseemuller. Ia mempelajari seluruh catatan
Amerigo Vespuci, namun tidak menemukan istilah Amerika dari benua yang telah
ditemukan itu, maka Prof. Martin Waldseemuller memberikan nama pada benua
tersebut Amerika guna mengenang Amerigo Vespuci. Sejak saat itu hingga sekarang
istilah rombongan ekspedisi di bawah pimpinan Kristoforus Kolumbus.
Setelah Kristoforus Kolumbus meninggal dunia, penjelajahan Samudera untuk
menemukan daerah baru atas nama pemerintah Spanyol dilanjutkan oleh adik kandung
Kristoforus Kolumbus yang bernama Bartolome Kolumbus. Pada tahun 1496 berhasil
menemukan daerah di Benua Amerika yang diberi nama Santo Domingo. Pada tahun
1508 ekspedisi di bawah pimpinan Ponce de Leon berhasil menemukan suatu daerah
di bagian utara (Amerika Utara) yang diberi nama Florida. Daerah ini kelak menjadi
salah satu negara bagian Amerika Serikat.

d. Masa Pemerintahan Kolonial Inggris Di Amerika Utara


Adapun beberapa faktor pendorong kolonialisasi di Amerika bagian utara.
1. Mencari kebebasan beragama sperti yang dilakukan kaum puritan yang melakukan
ziarah ke Amerika dengan mendirikan koloni Plyomouth dan teluk Massachusets,
kaum Queker di bawah pimpinan William Pen mendirikan koloni Pensylvania, kaum
Katolik Roma Inggris di bawah pimpinan Cecil Calvert bermigrasi ke Amerika dengan
mendirikan Koloni Maryland.
2. Orang-orang Eropa bermigrasi ke Amerika Utara dengan motivasi ekonomi yaitu
untuk mendapatkan segunung emas seperti yang diperoleh orang-orang Spayol belahan
selatan Benua Amerika, atau mengikuti jejak para imigran sebelumnya yang sukses
dalam budi daya tanaman tembakau di Koloni Virginia.
3. Untuk menghindari kewajiban militer yang sering digalakkan oleh negara-negara
Eropa dalam upaya pemenuhan kebutuhan perang Eropa.
Orang-orang Eropa bermigrasi ke Amerika Utara selain dilakukan dengan berziarah,
juga dilakukan melalui cara mendaftarkan diri ke kongsi-kongsi dangang sebagai kuil
kontrak dengan menandatangani free-willers atau redemptioners. Namun, ada juga dari
mereka yang datang ke benua baru berstatus sebagai tahanan politik yang /dikirim
pemerintah Kerajaan Inggris ke koloni Georgia.
Bentuk koloni Inggris di Benua Amerika sebagian besar berupa korporasi atau kerja
sama saham koloni dalam maskapai-maskapai perdagangan (kongsi dagang).
Maskapai tersebut telah memberikan uang sewa kepada raja Inggris. Raja inggris
mengelola koloni di benua Amerika dengan menunjuk seorang wakil raja yang
ditugaskan ke tanah koloni dengan mengemban tugas menyelenggarakan sistem
pemerintahan jajahan Inggris di tanah koloni, menjaga keamanan di tanah ko,oni,
memberantas perdagangan gelap. Bentuk koloni lainnya adalah para imigran yang
datang ke tanah koloni mendirikan koloni secara swadaya dan swasembada. Selain itu
koloni didiirakan oleh keluarga raja Inggris atau keluarga bangsawan yang meminta
izin dan memberi uang sewa kepada raja inggris untuk mendirikan koloni di benua
Amerika.
Inggris di benua Amerika bagian utara memiliki 13 kooni yang berada di
sepanjang pantai timur Samudera Atlantik. Ke 13 koloni tersebut diantaranya: Virginia
(1607), Nw Hamshire ( 1629), Massachusetts (1629), Maryland (1632), Deleware
(1632), Connecticut (1662), Rhode Island (1663), New York (1664), Nrw Jersey
(1664), Pensylavania (1681) Carolina Utara (1729), Georgia (1732)
Masing-masing koloni mencerminkan asal-usul yang beragam dan beberapa
diantara koloni tersebut merupakan pertumbuhan dari koloni yang telah ada
sebelumnya. Misalnya, Rhode Island dan Connecticut didirikan oleh rakyat
Massachusets yaitu sebagai koloni induk dan seluruh wilayah New England.
Koloni-koloni yang berada di daerah selatan mengembangkan sektor
pertanian. Koloni pertama Inggris di Benua Amerika adalah Jamestown pada tahun
1607. Upaya tersebut dimulai ketika sekelompok pedagang dan penanaman modal dari
London, Plymoth, Bristol, dan para pengusaha kepada pemerintah Kerajaan Inggris
agar mereka diberi izin pengangkutan ke daerah koloni. Pada tahun 1606 raja James
mengeluarkan royal charter kepada mereka dan mereka digabungkan ke dalam
perkumpulan yang dinamakan London Company dengan dewan yang disebut Council
of Virginia yang berkedudukan di London. Selain London Company terdapat
perkumpulan dagang lainnya yang mendapat royal charter dari raja James yaitu
Plymouth Company.
London Company mendirikan koloni Virginia sehingga mengubah namanya
menjadi Virginia Company. Plymouth Company mendirikan konferensi New England
yang meliputi: Plymouth, Messachusetts,dan New York. Kedua perkumpulan dagang
tersebut mendirika koloni-koloni dan menjalankan pemerintahan sendiri secara penuh,
dan diharapkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut harus mengabdikan diri kepada
kepentingan-kepentingan negeri Inggris.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Latar belakang penjelajah samudra oleh bangsa Eropa salah satunya adalah untuk
mencari rempah-rempah. Sejak abad ke-15 Masehi bangsa Eropa memutuskan untuk
menjelajah ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Zaman tersebut lalu dikenal
sebagai zaman penjelajahan samudra. Sementara itu, bangsa Eropa pertama yang tiba di
kepulauan nusantara adalah Portugis yang dipimpin Alfonso de Albuqueque. Ia membawa
kurang lebih 18 kapal dengan rombongan berjumlah sekitar 1.200 orang.
Sejarah terbentuknya benua Amerika ini dibedakan menjadi dua periode yaitu
kedatangan Ras Mongolod dari Asia ke Benua Amerika (sebelum kedatangan Kritoforus
Columbus) dan penjelajahan samudra hingga penemuan benua Amerika oleh Kritoforus
Columbus.
1. Nenek moyang bangsa Indian berasal dari Asia (ras mongoloid)yang datang ke benua
Amerika (34.000-30.000 SM) secara bertahap melalui rute Siberia-Selat Bering menuju
Alaska. Mereka menyebar ke seluruh penjuru benua Amerika menjadi suku-suku bangsa
baru. Bangsa Indian sudah memiliki peradaban yang bermutu tinggi seperti yang telah
diwariskan suku bangsa Maya, Aztek, dan Inka.
2. Koloni pertama Inggris di Benua Amerika adalah James town pada tahun 1607. Pada
tahun 1606 raja James mengeluarkan royal charter kepada mereka dan mereka digabungkan
ke dalam perkumpulan yang dinamakan London Company dengan dewan yang disebut
Council of Virginia yang berkedudukan di London. Selain London Company terdapat
perkumpulan dagang lainnya yang mendapat royal charter dari raja James yaitu Plymouth
Company.
DAFTAR PUSTAKA

Djanandjaja, James. 2003. Folklor Amerika Cermin Multikultural yang Manunggal. Jakarta: PT
Pustaka Utama Grafiti.

Krisnadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta: Ombak Dua.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/06/11/141500869/latar-belakang-penjelajahan-
samudra-bangsa-eropa-sampai-ke-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai