tentang bumi yang salah. Maggioli menggambarkan Amerika sebagai kelanjutan dari Asia.
Dia tidak tahu bahwa beberapa benua dipisahkan oleh laut.
Untunglah para pelaut eropa tidak menunggu peta yang tepat untuk pergi berlayar.
Mereka melakukan pelayaran dengan peta seadanya. Mengapa mereka begitu nekad
Berlayar dengan peta yang buruk? Rupaya mereka cukup percaya diri karena menguasai
teknologi peayaran dan persenjataan. Selain itu, mereka sangat bernafsu untuk
mendapatkan kekayaan, seperti emas dan rempah-rempah yang mahal.
Teknologilah yang memungkinkan bangsa-bangsa Eropa melakukan penjelajahan
dunia. Selai kapal laut, Eropa Barat telah menyempurnakan meriam. Senjata ini
mengeluarkan dentuman yang menakutkan. Pelurunya bisa merusah benteng kayu bahkan
kota. Kisah keberhasilan Sultan Muhammad II menaklukkan Konstantinopel pada tahun
1453 adalah bukti kedahsyatan meriam. Sang sultan sangat beruntung, karena para
insinyur Eropa mau diupah untuk membuat 56 peluru meriam kecil dan 1 pucuk meriam
raksasa yang mampu melontarkan peluru seberat 800 pon (363,2 Kg).
Teknologi meriam sangat membantu para pelaut karena mereka kekurangan prajurit
untuk melindungi kapal. Kala itu, Eropa baru saja dilanda wabah kematian yang
disebut "Black Death". Selain kekurangan prajurit, mereka juga kekurangan pendayung
yang biasanya menggunakan para budak atau orang-orang terpidana.
Keberhasilan menempatkan meriam di kapal akan percuma apabila para pembuat
kapal tidak menemukan cara memanfaatkan tenaga angin untuk menggantikan tenaga
pendayung. Semula, kendaraan perang di laut hanyalah perahu besar terbuka berawak
puluhan pendayung dan tenara. Kapal-kapal berlambung tertutup dan digerakan angin yang
ditangkap layar pada tiang, berhasil mengatasi masalah kekurangan pendayung dan
keseimbangan akibat tambahan bobot meriam dan hempasan ombak besar. Walau lebih
lamban daripada kapal dayung, kapal layar ini memuat lebih banyak barang dan lebih
lincah.
Pada abad ke-15, para pelaut Eropa mulai mengenal kompas yang dibawa para
pedagang muslim dari Cina. Kompas sangat membantu untuk menentukan arah pelayaran.
Orang-orang Islam telah menemukan astrolobe pada abad ke-12, juga berjasa bagi para
pelaut Eropa. Alat itu dapat mengukur ketinggian matahari dan benda langit lainnya.
Dengan demikian, para pelaut dapat mengetahui letak kapal dari gais khatulistiwa.
Peralatan navigasi ini lambat laun membantu menyempurnakan peta.
Jika teknologi membantu pelayaran para penjelajah Eropa, apakah yang mendorong
mereka menempuh bahaya mengarungi lautan yang ganas, berkumpul dengan saingan
penduduk pribumi yang primitif? Pada dasarnya mereka mencari keuntungan material. Para
penjelajah itu terus terang mengakui motif itu. Bartholomeus Diaz berkata motif utamanya
adalah untuk menjadi kaya. Pelaut lainnya, Vasco da Gama, motif utamanya adalah untuk
menyebarka agama dan mencari rempah-rempah. Para pelaut dan penjelajah itu religius
sebagaimana orang zaman pertengahan, nyatanya perilaku mereka tergolong modern dan
materialistik.
B. Faktor Pendorong Penjelajahan Samudra dan Penemuan Derah baru
Ada beberapa faktor yang mendorong bangsa Eropa melakukan pelayaran dan
penjelajahan samudra. Di bawah ini akan dijelaskan perkembangan ilmu pengetahuan,
eknomi, politik, dan idealisme masyarakat Eropa pada abad pertengahan.
1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan pada akhir abad pertengahan, menimbulkan
perubahan besar dan cepat (revolusi). Hal itu diperlihatkan dengan munculnya penemuan
Nicolaus Copernicus dengan teori Heliosentris (helios=matahari, centrum=pusat), artinya
tata surya ini berpusat pada matahari. Teori heliosentris ini membantah teori lama yang
bersifat geosentris (geos=bumi, centrum=pusat).
Ajaran
geosentris
ini
pada
perkembangannya melahirkan suatu pandagan bahwa bumi ini datar seperti meja. Ajaran
geosentris didukung dan disahkan oleh gereja sebagai salah satu ajaran resmi para
penganut gereja khatolik.
Kemudian, teori heliosentris dipertegas dan diperjelas oleh ilmuwan dari Italia,Galileo
Galilei. Karya ciptanya berupa teleskop, yang dapat mempelajari gugusan bintang. Akan
tetapi, gagasan Galileo dianggap bertentangan dengan ajaran gereja dan dinyatakan
sebagai ajaran sesat.
Perkembangan pemikiran baru dari Copernicus dan Galileo di Eropa mengubah
pandangan masyarakat Eropa tentang keberadaan bumi. Pemikiran Copernicus dan Galileo
menyatakan bahwa bumi ini bula dan matahari sebagai pusat tata surya. Pernyataan itu
mendorong orang-orang Eropa untuk mengarungi lautan mencari daerah baru.
Keinginan untuk mengarungi samudra semakin besar, ketika muncul buku
karangan Marco Polo yang berjudul "Imago Mundi" (Citra Dunia) dan"Il Milline" (Sejuta
Keajaiban). Pada kedua buku ini dijelaskan tentang kekayaan yang melimpah di negeri
timur (Cina dan Jepang). Kekayaan itu berupa emas, perak, dan sutra. Kisah dalam buku
Marcopolo itu memberikan dorongan bagi para pelaut Eropa untuk mengarungi samudra.
2. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan faktor paling kuat yang mendorong bangsa Eropa melakukan
penjelajahan samudra. Sebelum menemukan daerah pusat rempah-rempah, bangsa Eropa
hanya mendapatkan hasil dagangan di pusat-pusat perdagangan Asia Barat. Barang
dagangan yang diperoleh berasal dari India, Cina, Jepang, dan Asia Tenggara.
Keuntungan yang diperoleh oleh bangsa Eropa dengan membeli barang dagangan dari
pelabuhan Asia Barat sangat sedikit. Apalagi para pedagang Asia Barat menjual barang
dagangan dengan harga yang mahal. Karena itu orang-orang Eropa berkeinginan mencari
barang dagangan dari pusatnya. Dengan begitu, mereka berharap memiliki keuntungan
yang berlipat ganda.
3. Politik
Faktor berikutnya yang mendorong bangsa Eropa melakukan penjelajahan samudra
adalah peristiwa jatuhnya Konstantinopel ke tangan penguasa Turki Usmania tahun1453.
Peristiwa ini menyebabkan orang-orang Eropa tidak mau berdagang di wilayah
perdagangan Asia Barat. Akibatnya, perdagangan antara dunia timur dan barat terputus.
Perkembangan beikutnya, bangsa Eropa mencari arah lain untuk menuju dunia timur.
Keadaan ini menimbulkan gerakan pelayaran dan penjelajahan samudra secara besarbesaran.
4. Idealisme
Keberhasilan para pelaut Portugis dan Spanyol merintis jalan laut menuju Nusantara,
mendorong gelombang pelayaran berikutnya. Tidak hanya ekspedisi dari Portugis dan
Spanyol, meliainkan juga dari Inggris dan Belanda. Bangsa Eropa yang datang ke dunia
timur pun pada dasarnya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor idealisme, dan merupakan
tujuan utama mereka. Tujuan mereka sama yaitu Gold, Glory, danGospel.
Gold secara harfiah berarti emas. Namun selain emas, orang-orang Eropa secara khusus
mencari rempah-rempah, yang merupakan sumber kekayaan yang sangat penting dan laku
dipasaran Eropa. Hasil pertanian ini mereka perlukan untuk obat-obatan dan penyedap
serta pengawet makanan. Terlebih setelah terjadi Perang Salib, orang-orang Eropa lebih
terdorong untuk mendapatkan sumber kekayaan itu langsung dari tempat asalnya.
Selain bermotifkan Gold, para penjelajah Eropa pun mengharapkan Glory, otau kejayaan.
Hampir setiap orang ingin berjaya. Hanya anak kecil, orang tua yang pikun dan orang gila
yang tidak memikirkan kejayaan. Bukan orang Eropa saja yang mengejar kejayaan di
Nusantara. Bahkan kata "Nusantara" merupakan lambang kejayaan Majapahit yang berhasil
menundukan kerajaan-kerajaan yang lemah. Setelahmendapatkan daerah rempah-rempah,
bangsa-bangsa Eropa mempunyai idealisme penguasaan daerah tersebut guna mencapai
kejayaan.
Idealisme terakhir dari para penjelajah Eropa adalah menyebarkan agama Nasrani
(gospel). Salah seorang tokoh penyebar agama Nasrani di Indonesia bagian timur, seperti di
Makassar, Ambon, Ternate, dan Morotai adalah Franciscus Xaverius atau Santo Francis
Xavier (1506-1552). Xaverius bersama Santo Ingatius de Loyola mendirikanOrdo Yesuit.
C. Bangsa Pelopor Penjelajahan Samudra
Negara-negara yang memelopori penjelajahan samudra adalah Portugis dan
Spanyol, menyusul Inggris, Belanda, Prancis, Denmark, dan lainnya. Untuk menghindari
persaingan antara Portugis dan Spanyol, maka pada tanggal 7 Juni 1494 lahirlah Perjanjian
Tordesillas. Paus membagi daerah kekuasaan di dunia non-Kristiani menjadi dua bagian
dengan batas garis demarkasi/khayal yang membentang dari kutub Utara ke kutub Selatan.
Daerah sebelah Timur garis khayal adalah jalur/kekuasaan Portugis, sedangkan daerah
sebelah Barat garis khayal adalah jalur Spanyol.
a. Penjelajahan Portugis
`
Bartholomeus Diaz menyusuri pantai barat Afrika, kemudian mengitari Tanjung
Harapan pada tahun 1487. Dia harus kembali ke Portugis karena dihadang topan dan
sebagian awaknya memberontak. 10 tahun kemudian rintisan Diaz dilanjutkan oleh Vasco
da Gama. 2 tahun pelayaran cukup memuaskan, Vasco da Gama kembali ke Lisbon dengan
membawa contoh barang dari India. Raja Manuel (1495-1521) mengirim 13 kapal untuk
menyiapkan pos perdagangan di India. Armada itu dipimpin oleh Pedro Alvares Cabral dan
dibantu oleh Bartholomeus Diaz.
Telah berabad-abad pelau muslim menguasai jalur perdagangan di samudra Hindia.
Mereka tidak mau melepaskan kepada pelaut Portugis dengan sukarela. Pertempuran pun
tidak bisa dihindari. Armada Portugis merebut pelabuhan-pelabuhan muslim yang strategis.
Atas kemenangan tersebut,Portugis menunjuk Alfonso de Albuquerque sebagai Gubernur
India tahun 1509-1515. Dominasi Arab di Asia Selatan berakhir setelah meriam-meriam
Albuquerque menaklukkan pelabuhan Kalikut, Ormuz, Goa dan Malaka.
b. Penjelajahan Spanyol
Bangsa Spanyol mampu membiayai penjelajahan samudranya setelah Ratu Isabella
dan Raja Ferdinand berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil. Para penguasa Khatolik
mengurangi kekuatan para bangsawan, merampingkan birokrasi pemerintahan, dan
menyisihkan orang-orang yang merongrong kekuasaan, yaitu kaum muslim dan yahudi.
Kerajaan Spanyol menjadi sangat kuat.
Ratu Isabella mempercayakan 3 kapalnya dibawah pimpinan Christoper Columbus.
Kapal Santa Maria, Pinta, dan Nina berlabuh pada bulan Oktober 1492 di sebuah pulau di
Karibia. Columbus menamainya San Salvador. Dia mengira pulau itu adalah bagian dari
India. Selama 10 tahun Columbus melakukan 4 kali pelayaran. Selama itu ia menemukan
Haiti yang disebutnya Dominika, lalu San Salvador, Puerto Rico, Jamaika, Kuba, Trinidad,
dan Honduras di Amerika Tengah.
3) Alfonso d Albuquerque
Setelah beberapa lama menduduki Calcuta, orang Portugis sadar bahwa penghasil
rempah-rempah bukan India. Ada tempat lain yang menjadi pusat perdagangan rempahrempah di Asia, yaitu Malaka. Oleh karena itu ekspedisi ke Timur dilanjutkan kembali.
Bagi Portugis, cara termudah menguasai perdagangan di sekitar Malaka adalah
dengan merebut atau menguasai Malaka. Oleh karena itu, dari Calcuta, Portugis
dikatakan
sebagai
penemu
Benua
Australia.
Ia berhenti di sebuah pulau yang dikenal dengan nama Pulau Novaya Zemlya, kemudian
memutuskan untuk kembali tetapi meninggal dalam perjalanan.
2) Cornelis de Houtman
Pada tahun 1595, de Houtman dengan empat buah kapal yang memuat 249 orang
awak beserta 64 meriam, memimpin pelayaran mencari daerah asal rempah-rempah ke
arah Timur mengambil jalur seperti yang ditempuh Portugis. Pada tahun 1596 Cornelis de
Houtman bersama rombongan sampai di Indonesia dan mendarat di Banten.
4) Abel Tasman
Abel Tasman berlayar mencapai perairan di sebelah Tenggara Australia. Pada tahun
1642 ia menemukan sebuah pulau yang kemudian dikenal dengan nama Pulau Tasmania.
E. Dampak Pejelajahan Samudra
Dampak penjelajahan samudra dan penemuan daerah baru yakni berupa sisi positif
dan negatif, sisi postifnya antara lain yakni adanya uji coba terhadap kebenaran suatu ilmu
pengetahuan. Seperti pembuktian terhadap kebenaran bumi bulat serta penerapan ilmuilmu Navigasi dan maritim yang berguna bagi dunia pelayaran hingga saat ini,
berkembangnya agama katolik dan protestan. Di berbagai belahan dunia. Yang di bawa dan
disebarkan oleh para penjelajah dan penemu daerah baru ( Gospel ). Serta berubanya pola
perdagangan yang semula bersumber langsung dari daerah asal menjadi sistem
perdagangab transito yang mengakibatkan berbaurnya kebudayaan lokal dengan
kebudayaan yang baru atau asing yang dibawa oleh para pejelajah samudra terserbut.
Namun semua sisi baik atau positif tersebut tidak terbayar mahal dengan sisi negatif
yang ditimbulkan oleh penjelajahan samudra dan penemuan daerah baru tersebut segi
negatifnya yakni kebencian terhadap kaum muslim. Dilandasi Semangat reconguesta, yaitu
semangat pembalasan terhadap kekuasaan Islam di mana pun yang dijumpainya sebagai
tindak lanjut dari Perang Salib. Selain itu dampak atau sisi negatif lain dari penjelajahan dan
penemuan daerah baru yakni adanya suatu faham yang berkembang dan cenderung
menyimpang
yakni Kolonialisme dan Imperialisme
dimana
pengertiannya
bahwa Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan system permukiman warga dari
suatu
Negara
diluar
wilayah
Negara
induknya
atau
Negara
asalnya.sedangakan Imperialisme sendiri adalah usaha memperluas wilayah kekuasaan
atau jajahan untuk mendirikan imperium atau kekaisaran. Atau secara implisit dapat
diartiakan sebagai sebuah penjajahan yang dilakukan oleh bangsa barat terhadap bangsa
atau daerah baru yang telah ditemukan bahkan dikuasainya baik secara moril ataupun
materil atau kekayaan dan eksploitasi terhadap kekayaan alamnya. Dengan semboyan
Glory dan Goldnya. Disamping monopoli perdagangan yang diterapkanya.
Hal-hal tersebut diatas adalah contoh dan dampak serta akibat yang ditimbulkan oleh
penjelajahan samudra dan penemuan daerah baru yang dilakukan oleh bangsa-bangsan
barat baik Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris