Anda di halaman 1dari 17

Peta Konsep

Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia


Assalammualaikum wr.wb
Selamat pagi
Salah sehat untuk kita semua
Pagi ini , kita akan melanjutkan materi Sejarah Peminatan (Sejarah Dunia) dengan judul
Perkembangan Kolonialisme dan Imprealisme Barat di Indonesia atau Masa Penjajahan Barat di
Indonesia. Sebenarnya materi ini sudah dibahas pada Mapel Sejarah Indonesia semester 1, maka materi
yang ibu sajikan ini adalah pengulangan saja.

Zaman penjelajahan samudra merupakan suatu masa ketika bangsa-bangsa Baat (Eropa) banyak
melakukan penjelajahan samudra mengelililingi dunia untuk mendapatkan komoditas dagang dari
Timur. Materi yang akan kita bahas pada Bab ini antara lain.
A. Penjelajahan Samudra ole Bangsa Barat
1. Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Dunia Timur
a. Jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453 ke tangan Turki Ottoman
b. Adanya penemuan dan perkembangan baru dalam bidang teknologi maritim
c. Munculnya teori Copernicus
d. Buku catatan perjalana Marcopolo
e. Adangan dorongan gold, glory dan gospel
2. Tokoh Penjelajah Samudra
a. Portugis
1) Bartholomeus Diaz
2) Vasco da Gama
3) Alfonso de Albuquerque
b. Spayol
1) Christoper Colombus
2) Hernan Cortez
3) Francisco Pizzaro
4) Ferdinand Magellan
c. Inggris
1) Sir Francis Drake
2) James Lancester
3) Sir Henry Middleton
4) James Cook
d. Belanda
1) Cornelis de Houtman
3. Definisi Kolonialisme dan Imprealisme
a. Kolonialisme
b. Imprealisme
B. Masa Penjajahan Portugis
C. Masa Penjajahan VOC
1. Latar belakang dibentuknya VOC
2. Tokoh pendiri VOC
3. Hak oktroi atau hak istimewa VOC
4. Bentuk kebijakan VOC
5. Runtuhnya VOC
D. Masa Pemerintahan Gubenur Jendral Daendles
1. Tugas utama Daendles
2. Bentuk kebijakan ketika Daendes berkuasa
a. Bidang pemerintahan
b. Bidang militer
c. Bidang peradilan
d. sosial-ekonomi
3. Runtuhnya pemerintahan Daendes
E. Masa Pemerintahan Thomas Stamford Raffles
1. Bentuk kebijakan ketika Raffles berkuasa
a. Bidang pemerintahan
b. Bidang ekonomi
2. Runtuhnya pemerintahan Raffles
F. Masa Pemerintahan van der Capellen dan de Gisignies
1. Bentuk kebijakan ketika van der Capellen dan de Gisignies berkuasa
2. Runtuhnya pemerintahan van der Capellen
G. Masa Pemerintahan van den Bosch
1. Latar belakang munculnya pemerintahan van den Bocsh
2. Tujuan pemerintahan van den Bosch
a. Bentuk ketentuan Tanam Paksa
b. Bentuk penyelewengan dalam sistem Tanam Paksa
c. Dampak positif dan negatif sistem Tanam Paksa
H. Pelaksanaan Sistem Ekonomi Liberal (Politik Pintu Terbuka)
1. Latar Belakang Sistem Ekonomi Liberal
2. Bentuk UU yang dikeluarakan pada masa sistem Politik Pintu Terbuka
3. Pengaruh sistem Politik Pintu Terbuka
I. Pelaksanaan Politik Etis
1. Latar Belakang Politik Etis
2. Pelaksanaan Politik Etis
J. Bentuk Perlawanan terhadap Bangsa Barat
1. Perlawanan terhadap Penjajahan Portugis
(1) Perlawanan rakyat Aceh
(2) Perlawanan rakyat Maluku
(3) Perlawanan rakyat Demak
2. Perlawanan terhadap VOC
(1) Perlawanan rakyat Mataram
(2) Perlawanan rakyat Banten
(3) Perlawanan rakyat Makasar
3. Perlawana terhadap Kolonial Belanda
(1) Perlawanan rakyat Maluku
(2) Perlawanan rakyat Diponegoro
(3) Perlawanan rakyat Sultan Badaruddin
(4) Perlawanan rakyat Imam Bonjol
(5) Perlawanan rakyat Ketut Jelantik
(6) Perlawanan rakyat Pangeran Antasari
(7) Perlawanan rakyat Sisingamangaraja
(8) Perlawanan rakyat rakyatAceh
K. Pengaruh Kolonialisme dan Imprealisme Barat di Berbagai Bidang
1. Bidang politik
2. Bidang hukum
3. Bidang ekonomi
4. Bidang sosial
5. Bidang budaya
Materi Ajar
Materi Deskripsi Materi
A. Penjelajahan Samudra 1. Zaman penjelajahan samudra merupakan suatu masa (abad ke-15-
oleh Bangsa Barat 17 ketika bangsa-bangsa Barat (Eropa) banyak melakukan
penjelajahan samudra mengelilingi dunia untuk menemukan
komoditas dagang dari dunia Timur. Adapun bangsa-bangsa Barat
yang dianggap sebagai pelopor penjelajahan samudra adalah
bangsa Portugis, Spayol, Belanda dan Inggris.
2. Latar belakang munculnya penjelajahan samudra oleh bangsa
Barat adalah sebagai berikut :
a. Jatuhnya Konstatinopel (ibu kota kota kekaisaran Bizantium)
pada tahun 1453 ke tangan Turki Ottoman. Konstatinopel
ketika itu merupakan pusat perdagangan antara dunia Timur
dan Barat. Pemerintah Turki Ottoman di bawah Sultan
Mehmed II, mempersulit aktivitas dagang para pedagang
Eropa. Akibatnya, harga komoditas barang dari dunia Timur
yang dibutuhkan duni Barat, misalnya rempah-rempah,
melonjak. Hal ini kemudian mendorong bangsa Eropa
memperoleh secara langsung sumber-sumber komoditas
dagang asal dunia Timur ke tempat asalnya tidak lagi melalui
perantara, seperti saudagar Arab dan Asia tengah.
b. Adanya penemuan dan perkembangan baru dibidang
teknologi maritim seperti penyempurnaan kompas, teleskop,
peta dunia dan karavel (perahu cepat berukuran kecil yang
mudah untuk dikendalikan ketika menjelajahi samudra)
c. Munculnya teori Copernicus yang mengatakan bahwa bumi
ini bulat yang selalu bergerak mengelilingi matahari sebagai
pusat peredarannya. Hal ini menimbulkan keinginan untuk
membuktikan bahwa jika kita berlayar mengelilingi bumi,
maka akan kembali ke tempat awal berlayar.
d. Buku catatan perjalanan Marco Polo yang berjudul Imago
Mundi ada keajaiban dibelahan bumi bagian Timur.
e. Adanya dorongan gold, glory dan gospel. Gold berkaitan
dangan keinginan untuk mendapatkan kekayaan sebanyak
mungkin. Glory merupakan dorongan untuk meraih kejayaan
sebagai sebuah bangsa yang mampu memenangkan
persaingan antarbangsa dalam menemukan jalur perdagangan
dan komoditas perdagangan. Gospel merupakan misi suci
untuk menyebarkan agama Nasrani.
3. Tokoh-tokoh Eropa yang melakukan penjelajahan samudra antara
lain sebagai berikut
a. Bangsa Portugis
1) Bartholomeus Diaz menyusuri pantai barat Benua Afrika
sampai ke Tanjung Harapan.
2) Vasco da Gama memimpin ekspedisi Portugis ke India
pada tahun 1597. Dengan rute pantai barat Benua Afrika,
melewati Tanjung Harapan menyusuri pantai timur
Benua Afrika, kemudian menyeberangi Samudra Hindia
mencapai Kalkuta yang merupakan kota rempah-rempah.
3) Alfonso de Albuquerque berhasil menaklukkan Goa pada
tahun 1510 yang merupakan pelabuhan dagang yang
makmur. Kemudian pada tahun 1511, kota pelabuhan
Malaka berhasil ditaklukkan.
b. Bangsa Spayol
1) Cristoper Colombus adalah penjelajah Italia yang berlaya
di bawah bendera Kerajaan Spayol. Ia berhasil mencapai
Kepulauan Bahama di Benua Amerika pada tahun 1492.
2) Herman Cortez berlayar pada tahun 1518 dan berhasil
mencapai Mexico pada tahun 1519 dan pada tahun 1521
ia berhasil menaklukkan Kekaisaran Aztek.
3) Francisco Pizzaro pada tahun 1530 berhasil menaklukkan
Peru dan mendirikan koloni Spayol. Dan pada tahun 1533
berhasil menaklukkan Kekaisana Inka.
4) Ferdinad Magelhens pada tahun 1519 bersama Sebastian
del Cano berlayar mengelilingi dunia untuk mencari rute
menuju Kepulauan Rempah-Rempah dengan
menyeberangi Samudra Pasifik, sekaligus membuktikan
teori bahwa bumi itu bulat. Magelheans dan del Cano
berhasil mencapai Filipina pada tahun 1521, namun
Magelhens tewas dalam suatu pertempuran dengan
penduduk lokal. Setelah itu, Sebastian del Cano
melanjutkan perjalanan kembali ke Spayol melewati
Tidore, Maluku, Timor dan menyeberangi Samudra
Hindia, dan akhirnya sampai di Spayol pada 1522.
c. Bangsa Inggris
1) Sir Francis Drake melakukan pelayaran mengelilingi
dunia pada tahun 1577-1580. Dalam pelayaran keliling
dunianya, pada tahun 1579, Drake berlabuh ke Kerajaan
Ternate. Disana, ia diterima sebagai tamu dan dijamu oleh
Sultan Ternate, Baabullah. Armada Drake meninggalkan
Ternate dengan kapal penuh muatan cengkeh.
2) James Lancester mulai berlayar menuju Hindia Timur
pada tahun 1601 dengan tujuan untuk misi dagang dan
diplomasi. Pada tahun 1602, ia mendarat di Aceh dan
wilayah Sumatera lainnya serta Banten di Jawa. Ia
menjalin hubungan diplomatik dengan Keajaan Aceh dan
Banten serta mengirimkan ekspedisi ke Maluku.
3) Sir Henry Middleton pada tahun 1604 memimpin
ekspedisi kedua EIC menuju Hindia Timur. Dalam
pelayarannya di Nusantara, ia mengunjungi Sumatera,
Banten, Kepulauan Maluku, serta Ternate dan Tidore.
4) James Cook melakukan tiga kali pelayaran dunia. Pada
tahun 1770, setelah melakukan pelayaran dari pantai timur
Australia, kapalnya yang bernama HMS Endeavour,
mengalami kerusakan sehingga singgah di Batavia untuk
diperbaiki. Setelah diperbaiki James Cook melanjutkan
pelayaran kembali ke Inggris
d. Bangsa Belanda
1) Conelis de Houtman merupakan bangsa Belanda pertama
yang datang ke Indonesia. Cornelis de Houtman berlayar
pada tahun 1595 dengan menggunakan 4 kapal dan tiba di
Banten pada tahun 1596.
4. Kolonialisme berasal dari kata coloni yang artinya wilayah
kekuasaan dan isme yang artinya paham. Jadi kolonialisme adalah
paham yang menganut adanya pengembangan kekuasaan suatu
negara atas wilayah beserta manusianya yang berada di luar batas
negaranya. Kolonialisme dapat dibedakan menjadi :
1) Kolonialisme eksploitasi, yaitu penguasaan wilayah untuk
dikuras habis sumber daya alam demi keuntungan negara
penjajah.
2) Kolonialisme penduduk, yaitu upaya menyingkirkan penduduk
di daerah jajahannya sehingga lebih banyak ditempati oleh
penduduk negara penjajah. Sebagai contoh Benua Amerika
yang dikuasai Inggris membuat suku asli Indian terdesak.
3) Kolonialisme deportasi penduduk, yaitu wilayah koloni yang
dijadikan sebagai tempat pembuangan narapida oleh negara
jajahannya. Sebagai contoh Australia yang merupakan koloni
Inggris pernah dijadikan lokasi pembuangan para narapidana
Inggris.
5. Imprealisme berasal dari kata imperium yang artinya memerintah
dan isme yang artinya paham. Jadi, imprealisme suatu sistem
jajahan yang dibentuk dengan cara membentuk pemerintah jajahan
di wilayah yang dijajahnya.Imprealisme dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1) Imprealisme Kuno terjadi sebelum Revolusi Industri dengan
menggunakan semboyan Gol, Glory dan Gospel sebagai tujuan
menguasai wilayah.
2) Imprealisme Modern terjadi setelah Revolusi industri dengan
tujuan untuk mengembangkan kegiatan perekonomian.
6. Kolonialisme lebih diartikan sebagai proses pembentukan atau
penguasaan wilayah sedangkan imprealisme adalah pratik
penjajahan.
B. Masa Penjajahan 1. Bangsa Portugis masuk ke Nusantara di bawah pimpinan Alfonso
Portugis de Albuquerque yang berhasil menaklukkan Goa pada tahun 1510
dan Malaka pada tahun 1511. Sejak itu Portugis menguasai
perdagangan rempah-rempah Asia ke Eropa.
2. Bangsa Portugis kemudian menjalin kerja sama dagang, dengan
Kerajaan Sunda. Bangsa Portugis, di bawah pimpinan Henrique
Leme, diizinkan untuk mendirikan benteng dan gudang di daerah
Sunda Kelapa. Untuk memperingati kerja sama tersebut, didirikan
padrao (prasasti batu). Kerja sama bangsa Portugis-Kerajaan
Sunda meresahkan Kerajaan Demak. Demak khawatir Portugis
akan menduduki Pulau Jawa. Pada tahun 1526 dan 1527, Kerajaan
Demak menyerang Sunda Kelapa dan berhasil mendudukinya.
Bangsa Portugis kemudian lebih banyak beroperasi di Kepulauan
Maluku.
3. Di Kepulauan Maluku, Portugis bersekutu dengan Kerajaan
Ternate. Kerajaan Ternate juga menjalin hubungan dagang dengan
Portugis, terutama komoditas cengkeh dan pala. Kerajaan Ternate
juga mengizinkan Portugis mendirikan benteng di Ternate, yaitu
Benteng Sao Paulo dan Benteng Gamalama. Benteng tersebut
bertujuan untuk melindungi kepentingan Portugis di Maluku dan
melindungi Ternate dari ancaman musuh.
4. Hubungan Portugis mulai renggang setelah mereka turut campur
urusan dalam negeri Kerajaan Ternate dengan melengserkan
Sultan Tabariji dan membunuh Sultan Khairun pada tahun 1570.
Akhirnya, bangsa Portugis diusir dari Ternate oleh Sultan
Baabullah tahun 1575. Bangsa Portugis juga disingkirkan oleh
bangsa Belanda dari Ambon tahun 1599.
C. Masa Penjajahan VOC 1. Latar belakang dibentuknya Vereenigde Oost Indische Compagnie
(Belanda) (VOC)
1) Untuk menghindari persaingan antar pedagang Belanda
2) Upaya untuk memperkuat diri dalam menghadapi persaingan
dagang dengan negara/bangsa lain.
2. Tokoh-tokoh pendiri VOC
1) Pangeran Mauritz
2) Baron van Hoevel
3) Pieter Both merupakan gubenur jendral VOC pertama dari
tahun 1611-1614, misinya adalah menciptakan monopoli
perdagangan Belanda terhadap rempah-rempah yang ada di
Nusantara. Ia juga mendirikan markas VOC di Ambon,
Banten, dan Batavia.
4) Jan Pieterzoon Coen menjabat dua kali menjabat gubenur
jendral VOC (1619-1623) dan (1627-1629). Ia memindahkan
markas VOC di Ambon ke Batavia karena menurutnya
lokasinya kurang strategis jauh dari jalur utama perdagangan
Asia.
3. Hak oktroi atau hak istimewa VOC terdiri atas
1) Hak memerintah negara jajahan
2) Hak membuat dan mengedarkan mata uang sendiri
3) Hak mengangkat dan memberhentikan pegawai
4) Hak membentuk pasukan
5) Hak melakukan monopoli perdagangan
6) Hak menyatakan perang atau damai
7) Hak membuat perjanjian dengan penguasa setempat
8) Hak membuat pengadilan sendiri
4. Kebijakan VOC di negara jajahan
1) Monopoli perdagangan VOC dilakukan dengan cara
menentukan jenis tanaman yang boleh ditanam seizin VOC,
menentukan darah dan luas wilayah yang digunakan untuk
menanam, dan menentukan harga jual tanaman tersebut.
2) Ekstirpasi adalah pemusnahan tanaman perkebunan milik
pribumi untuk mengendalikan harga pasar sehingga dapat
menguntungkan VOC sebagai pemegang hak monopoli.
3) Pelayaran Hongi dilakukan di wilayah perairan Maluku untuk
mencegah terjadinya perdagangan gelap antara bangsa
Indonesia dengan bangsa asing selain Belanda.
4) Divide et Impera atau politik adu domba
5. Faktor runtuhnya VOC sebagai berikut
1) Pegawai VOC banyak yang melakukan korupsi, terutama
setelah melihat keuntungan luar biasa dari monolopi
perdagangan VOC di Nusantara.
2) Persaingan dengan perserikatan dagang negara lain, antara
lain East India Company (Inggris)
3) Semakin besar biaya untuk perang
D. Masa Pemerintahan 1. Tujuan utama Herman William Deandles adalah mempertahankan
Gubenur Jendral Pulau Jawa dari serangan Inggris. Hal ini disebabkan Raja Belanda
Daendles dan Janssens Willem V juga meminta bantuan Inggris untuk mengambil alih
wilayah bekas jajahan VOC di Nusantara.
2. Kebijakan Daendles di bidang pemerintahan
1) Membatasi kekuasaan para raja. Menurutnya, raja pribumi
harus mengakui raja Belanda sebagai junjungannya.
2) Mengurangi hak-hak feodal pejabat pemerintah, seperti
bupati. Sebagai ganti, para pejabat itu akan menerima gaji.
3) Pulau Jawa dibagi menjadi sembilah prefektur yang dikepalai
oleh seorang prefek dan bertanggung jawab kepala gubenur
jendral serta membawahkan bupati.
4) Kerajaan Banten dan Cirebon menjadi wilayah pemerintah
kolonial Belanda
3. Kebijakan Daendles di bidang militer
1) Membangun Jalan Raya Pos dari Anyer hingga Panarukan
sepanjang + 1.100 km. Jalan raya ini untuk mempermudah
mobilitas pasukan di Jawa
2) Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujung
Kulon
3) Membentuk pasukan dari orang-orang pribumi, misalnya
Legiun Mangkunegaran, sebagai bagian dari angkatan perang
Belanda dan komandan orang Jawa.
4) Membangun benteng pertahanan di berbagai wilayah, seperti
Benteng Lodewijk di Gresik
4. Kebijakan Daendles di bidang peradilan
1) Membentuk tiga macam peradilan, yaitu peradilan untuk
bangsa Eropa, peradilan untuk orang Timur Asing, dan
peradilan untuk orang pribumi.
2) Masalah korupsi menjadi masalah utama yang diperhatikan
Daendles. Setiap pelaku korupsi akan diadili tanpa pandan
bulu
5. Kebijakan Daendles di bidang sosial ekonomi
1) Melakukan penjualan tanah partikelir kepada pihak swasta
2) Melakukan pemungutan pajak untuk meningkatkan
pendapatan pemerintah
3) Meningkatkan praktik menanam tanaman produksi
4) Mengadakan penyerahan wajib hasil pertanian dan
perkebunan
6. Berakhirnya pemerintahan Daendels setelah banyaknya laporan
mengenai sikap otoriter Daendles dalam menjalankan kebijak-
kebijaknnya. Daendles dipanggil kembali ke Belanda pada tahun
1811 dan digantikan oleh Janssens.
7. Pemerintahan Janssens tidak berlangsung lama, seperti
pendahulunya. Kekuasaan Inggris yang semakin besar di wilayah
Asia akhirnya masuk juga ke Indonesia. Pasukan Inggris mendarat
di Batavia pada 4 Agustus 1811 dan berhasil menguasai kota
tersebut. Janssens akhirnya menyerah yang ditandai dengan
Kapitulasi Tuntang. Isi Kapitulasi Tuntang sebagai berikut.
1) Pulau Jawa dan daerah sekitarnya yang dikuasai Belanda
diserahkan kepada Inggris
2) Semua tentara Belanda menjadi tawanan Inggris
3) Orang-orang Belanda dapat dipekerjakan dalam pemerintahan
Inggris
E. Masa Pemerintahan 1. Masa pemerintahan Inggris di Nusantara dimulai sejak 18
Thomas Stamford September 1811. Lord Minto, gubenur jendral Inggris di India,
Raffles mengirim Letjen. Thomas Stamford Raffles sebagai penguasa
Hindia Belanda yang berpusat di Batavia.
2. Kebijakan Raffles dalam bidang pemerintahan
1) Membagi Pulau Jawa menjadi 16 karesidenan
2) Menjalin hubungan baik dengan penguasa lokal yang
membenci Belanda untuk mempermudah upaya menguasai
seluruh wilayah Hindia-Belanda
3) Menghapus peran para bupati sebagai pemungut pajak dan
menjadikannya sebagai pegawai pemerintah kolonial
3. Kebijakan Raffles dalam bidang ekonomi
1) Menetapkan sewa tanah (landrent), dimana pemerintah
sebagai pemilik tanah dan petani sebagai penggarab. Jadi,
petani menyewa tanah kepada pemerintah.
2) Memperkenalkan sistem perekonomian uang dalam
membayar pajak kepada pemerintah
3) Menghapus monopoli, rodi dan penyerahana wajib hasil bumi
4) Perberlakuan kewajiban membayar pajak per kepala/individu
tidak lagi per desa..
5) Memberi kebebasan kepada para petani untuk menanam
tanaman yang laku di pasaran dunia.
6) Setiap desa dijadikan sebagai bagian dari administrasi
pemerintah jajahan sehingga setiap desa harus dikembangkan
perekonomiannya.
4. Pengaruh positih pemerintahan Raffles bagi bangsa Indonesia
1) Menulis buku sejarah Pulau Jawa dengan judul The History of
Java
2) Merintis Kebun Raya Bogor yang dilakukan oleh istri beliau
yang bernama Olivia Marianne
3) Berperan dalam perkumpulan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan, seperti Bataviaasch Genootschap di Hamoni,
Jakarta
4) Menemukan tanaman endemik Indonesia yang diberi nama
Rafflesia Arnoldi
5) Mengangkat kembali Sultan Sepuh sebagai Sultan Yogyakarta
5. Pemerintahan Raffles berakhir pada tahun 1816. Ia kemudia
digantikan oleh John Fendall, yang memerintah Hindia Belanda
hanya dalam waktu 5 bulan. Hal ini terjadi seiring hasil Konvensi
London yang berisi agar Inggris mengembalikan tanah jajahan
Hindia Belanda kepada Belanda. Dalam proses penyerahan
kekuasaan tersebut, pihak Inggris diwakili oleh John Vendall.
Adapun pihak Belanda diwakili oleh tiga komisaris jendral, yaitu
Cornelis Theodorus Elout, Arnold Ardiaan Buyskes dan
Alexander Gerard Philip Baron van der Capellen. Dengan
demikian berakhirlah pemerintah Inggris di Hindia Belanda.
F. Masa Pemerintahan van 1. Pada tahun 1816 Hindia Belanda secara resmi dikembalikan oleh
de Capellen dan de Inggris kepada Belanda. Pascapengembalian wilayah, pemerintah
Gisignies kerajaan Belanda mengalami masalah keuangan yang disebabkan
banyaknya biaya perlawanan terhadap pendudukan Prancis dan
membayar utang-utang VOC. Oleh karena itu, van der Capellen
diangkat sebagai gubenur jendral Hindia Belanda (1816-1826).
Dengan tugas untuk mengisi kas kerajaan.
2. Bentuk kebijakan van der Capellen
1) Menghapus peran dari pejabat lokal
2) Menetapkan pajak untuk penduduk pribumi
3) Memberikan kebebasan kepada kelompok swasta untuk
menanamkan modalnya di Hindia Belanda, tetapi pengelolaan
sumber daya alam tetap dilakukan oleh pemerintah Hindia
Belanda.
3. Kebijakan beliau kurang berhasil karna rakyat kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sementara beban pajak
semakin memberatkan rakyat. Perlawanan-perlawananpun mulai
bermunculan, salah satunya Perang Jawa atau Perang Diponegoro.
Pemerintah Hindia Belanda terpaksa harus mengeluarkan biaya
untuk menghadapi perlawanan tersebut. Kerajaan Belanda
diambang kebangkrutan dan pemerintahan van der Capellen
dianggap tidak berhasil mengisi kas kerajaan yang semakin
menipis,
4. Van der Capellen digantikan oleh Hendrik Merkus de Kock. Ia
hanya seebntar menjabat karena ia hanya pemegang jabatan
sementara sebelum diisi oleh Leonard Pierre Joseph du Bus de
Gisgnies. Pemerintahan Gisignies juga dianggap tidak
mendatangkan uang bagi kas kerajaan. Ia kemudian digantikan
oleh van den Bosch.
G. Masa Pemerintahan van 1. Latar belakang munculnya pemerintahan van den Bosch
den Bosch 1) kegagalan politik jalan tengah karena adanya kubu konservatif
dan liberal di parlemen Belanda
2) Korupsi yang masih merajalela di kalangan pegawai
pemerintah Belanda
3) Kosongnya kas keuangan Belanda akibat banyaknya
perlawanan kedaerahan yang muncul, terutama Perang
Diponegoro dan Perang Padri
2. Tujuan pemerintahan van den Bosch adalah mengisi kembali kas
keuangan Belanda yang kosong melalui usulan pelaksanaan sistem
tanam paksa (cultuurstelsel).
3. Ketentuan pelaksanaan tanam paksa
1) Kelebihan hasil panen akan diserahkan kembali kepada
penduduk
2) Pelaksanaan tanam paksa akan diawasi oleh pemerintah
Hindia Belanda
3) Tanah yang ditanami tanaman komoditas eksport tersebut
dibebaskan dari pajak
4) Kegagalan panen akibat faktor alam akan ditanggung oleh
pemerintah
5) Penduduk yang bukan petani diharuskan bekerja di
perkebunan dan pabrik-pabrik milik pemerintah
6) Setiap desa menyedian 1/5 dari tanahnya untuk ditanami
tanaman komoditas eksport, seperti kopi, tebu dan nila
7) Waktu dan pekerjaan yang diperlukan dalam pelaksanaan
sistem tanam paksa tidak boleh melebihi waktu dan pekerjaan
menanam padi (kurang dari 3 bulan).
8) Mereka yang tidak bisa melaksanakan wajib tanam paksa
dapat diganti dengan bekerja di pabrik dan perkebunan
pemerintah selama 65 hari
4. Penyelewengan tanam paksa
1) Tanah yang ditanami lebih dari 1/5 sehingga nyaris tidak ada
tanah tersisa untuk kebutuhan pribadi penduduk
2) Waktu menanam tanaman eksport jauh lebih lama daripada
menanam padi sehingga penduduk tidak memiliki waktu lagi
untuk mengolah lahan pertanian pribadinya ataupun bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3) Kondisi tanah yang dipilih adalah yang paling subur.
Penduduk pribumi hanya mendapat tanah gersang dan kurang
subur yang sulit untuk ditanami.
4) Pengawasan tanam paksa oleh pribumi yang mendapat upah
dengan sistem cultuur procenten. Besarnya presentasi upah
bergantung pada banyaknya hasil bumi yang dihasilkan.
5. Dampak pelaksanaan tanam paksa
1) Dampak negatif dari pelaksanaan tanam paksa, seperti :
a. Rakyat Indonesia mengalami kemiskinan, kelaparan dan
wabah penyakit
b. Pihak Belanda mendapat untung besar sehingga dapat
melunasi utang-utangnya
2) Dampak positif dari pelaksanaan tanam paksa, seperti :
a. Bangsa Indonesia mengenal berbagai jenis tanaman
produksi yang laku di pasaran dunia
b. Bangsa Indonesia mengenal sistem irigasi yang baik
6. Pelaksanaan sistem tanam paksa mendapat banyak kritikan karena
dianggap telah menyengsarakan rakyat jajahan hingga di luar batas
kemanusiaan. Kelompok liberal menginginkan agar sistem
tersebut dihapuskan, sedangkan kelompok konservatif yang
mayoritas adalah pegawai pemerintah menginginkan sistem
tersebut tetap dilanjutkan karena memberikan keuntungan besar
bagi pemerintah Belanda.
7. Salah satu kritikan yang muncul dan mendapat perhatian banyak
orang adalah buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar.
Buku ini menceritakan tentang pelaksanaan tanam paksa yang
menyengsarakan rakyat Indonesia. Rakyat diperas habis-habisan
baik oleh pemerintah kolonial Belanda maupun oleh penguasa
pribumi.
8. Pada tahun 1870, sistem tanam paksa secara bertahap mulai
dihapuskan. Sebagai gantinya, diterapkan sistem ekonomi liberal
di Indonesia.
H. Pelaksanaan Sistem 1. Latar belakang munculnya sistem ekonomi liberal
Ekonomi Liberal 1) Munculnya kritik keras terhadap pelaksanaan tanam paksa
yang dianggap menyengsarakan rakyat jajahan
2) Kemenangan kelompok liberal dalam parlemen Belanda.
Kelompok liberal menginginkan adanya kebebasan berusaha
tanpa campur tangan pemerintah.
3) Pengaruh Revolusi Industri di Inggris yang banyak
menghasilkan teknologi industri baru dan mempelancar
kegiatan industri di Belanda dan daerah-daerah jajahannya.
2. Undang-undang yang dikeluarkan pada masa sistem ekonomi
liberal
1) Undang-Undang Agraria tahun 1870 yang antara lain berisi
sebagai berikut.
a) Pemerintah akan mengeluarkan surat bukti kepemilikan
tanah
b) Pihak swasta dapat menyewa tanah baik milik pribumi
maupun milik pemerintah
c) Pembagian tanah jajahan, yakni tanah milik pribumi yang
barupa sawah dan ladang, serta tanah milik pemerintah
seperti hutan, rawa dan tanah lainnya yang tidak dimiliki
penduduk pribumi.
2) Undang-Undang Gula tahun 1870 yang berisi tentang
pengelolaan tanaman tebu oleh pemerintah dan secara
bertahap akan diserahkan kepada pengusaha swasta.
3. Pengaruh sistem ekonomi liberal
Sistem ekonomi liberal memberikan pengaruh kepada bangsa
Indonesia, seperti :
1) Berkembangnya kegiatan pertambangan di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Pulau Bangka
2) Meningkatnya jumlah pengusaha asing yang ingin
menanamkan modalnya di Hindia Belanda
3) Banyak bermunculan perkebunan-perkebunan swasta asing di
Hindia Belanda, seperti :
a. Perkebunan tembakau (Deli, Kedu, Klaten, Jember, dan
Kediri )
b. Perkebunan tebu (Cirebon, Besuki, Kediri dan Madiun)
c. Perkebunan karet (Palembang, Sumatera Timur)
d. Perkebunan kina (Jawa Barat)
e. Perkebunan kelapa sawit (Sumatera Utara)
f. Perkebunan teh (Jawa Barat, Sumatera)
4) Terjadinya pengerahan tenaga kerja secara besar-besaran. Para
tenaga kerja banyak didatangkan dari Pulau Jawa dengan
biaya yang cukup besar. Mereka dibuatkan kontrak kerja yang
disebut koeli contract. Untuk mencegah kaburnya para tenaga
kerja dibuatlah peraturan yang dikenal dengan koeli
ordonnatie. Dalam ordoonasi tersebut terdapat hukuman yang
bisa dikenakan apabila kuli melanggar kontrak perjanjian yang
disebut poenale sanctie.
5) Terjadinya ekspoitasi tanah secara besar-besaran, terutama di
Pulau Jawa
I. Pelaksanaan Politik Etis 1. Latar belakang munculnya politik etis
1) Adanya kritikkan kaum humanis terhadap kebijakan politik
pintu terbuka yang telah mengeksploitasi negeri dan rakyat
jajahan secara besar-besaran.
2) Munculnya artikel “Een Ereschuld” yang menyatakan
kemakmuran yang dinikmati bangsa Belanda berasal dari
negeri jajahan yang penduduknya miskin dan terbelakang.
2. Pelaksanaan politik etis atas dasar trias van Deventer yang terdiri
atas migrasi, irigasi dan edukasi.
3. Pelaksanaan usul trias van Deventer ternyata tidak sesuia dengan
yang diharapkan. Pemindahan penduduk dilakukan ke daera-
daerah yang memiliki perkebunan. Pemindahan penduduk hanya
untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di perkebunan dan
pertambangan. Adapun pendidik diberikan secara tidak adil.
Hanya kalangan bangsawan yang mendapatkan kesempatan
pendidikan sampai jenjang tinggi. Adapun rakyat jelata hanya
diajarkan kemampuan dasar membaca, menulis dan berhitung.
Dengan demikian, mereka akan dipekerjakan sebagai tenaga kerja
dengan upah yang murah.
J. Jenis Perlawanan 1. Ciri-ciri Perlawanan Sebelum Abad XX
terhadap Kekuasaan 1) Dipimpin oleh tokoh masyarakat yang disegani
Bangsa Asing 2) Tidak menggunakan organisasi, tetapi dilakukan secara
berkelompok saja
3) Perlawanan bersifat lokal, terjadi di daerah-daerah tanpa
adanya koordinasi antardaerah
4) Mengutamakan kekuatan senjata, namun kalah dari segi
persenjataan
5) Mudah dipecah belah karena kurangnya koordinasi antara
pemimpin dan bawahannya.
2. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
1) Perlawanan rakyat Aceh
a. Latar belakang
1) Selat Malaka sebagai pusat perdagangan di Asia
dikuasai bangsa Portugis pada tahun 1511
2) Hubungan antara Kerajaan Aceh dan bangsa Eropa
yang dianggap mengancam keberadaan bangsa
Portugis di Malaka
3) Sikap Kerajaan Aceh dibawah Sultan Ali Mughayat
Syah yang menentang kehadiran bangsa Portugis di
Malaka
2) Perlawanan rakyat Maluku
a. Latar belakang
1) Monopoli perdagangan oleh bangsa Portugis
2) Bangsa Portugis melakukan campur tangan terhadap
urusan Kerajaan Ternate dan Tidore
3) Penyebaran agama Katolik di tengah masyarakat
Maluku yang beragama Islam
3) Perlawanan rakyat Demak
a. Latar belakang
1) Monopoli bangsa Portugis di Malaka yang
menghambat perdagangan para pedagang muslim
2) Kerja sama antara bangsa Portugis dan Kerajaan
Pajajaran yang mengancam kekuasaan Kerajaan
Demak
3) Perebutan Pelabuhan Sunda Kelapa sebagai pintu
masuk utama perdagangan di Jawa
3. Perlawanan terhadap VOC
1) Perlawanan rakyat Mataram
a. Latar belakang
1) VOC melakukan monopoli perdagangan yang
merugikan pedagang pribumi
2) VOC menolak mengakui kedaulatan Kerajaan
Mataram Islam di bawah Sultan Agung
3) VOC dianggap sebagai penghambat bagi Sultan
Agung dalam mewujudkan cita-citanya untuk
mempersatukan tanah Jawa di bawah Kerajaan
Mataram
4) Keinginan Sultan Agung untuk mengusir VOC dari
tanah Jawa
2) Perlawanan rakyat Banten
a. Latar belakang
1) Persaingan dagang dengan VOC diBatavia yang
menganggap Banten sebagai ancaman
2) Rongrongan VOC terhadap politik Kerajaan Banten
3) Perlawanan rakyat Makasar
a. Latar belakang
1) Kebijana monopoli dagang VOC, terutama rempah-
rempah yang merugikan rakyat Makasar
4. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda
1) Perlawanan rakyat Maluku
a. Latar belakang
1) Ketidakinginan mereka akan kedatangan kembali
Belanda di wilayah Maluku
2) Perlawanan Pangeran Diponegoro
a. Latar belakang
1) Campur tangan pemerintah kolonial Belanda terhadap
urusan pemerintahan Kesultanan Yogyakata
2) Para pejabat kesultanan diperlakukan sebagai
bawahan pemerintah kolonial Belanda
3) Penetapan berbagai pajak oleh pemerintah kolonial
Belanda
4) Pemasangan patok-patok batas pembangunan jalan
yang melewati tanah Pangeran Diponegoro tanpa
seizinnya di Tegalrejo
3) Perlawanan Sultan Badarudin
a. Latar belakang
1) Keinginan Belanda untuk menguasai Palembang yang
letaknya strategis dan pertambangan di Kepulauan
Bangka Belitung yang menimbulkan ancaman bagi
Kesultanan Palembang.
4) Perlawanan Imam Bonjol
a. Latar belakang
1) Konflik internal antara kaum padri dan kaum adat.
Kaum padri menganggap kaum adat meskipun
beragama Islam mereka masih melakukan hal-hal
yang dilarang dalam agama Islam, seperti berjudi dan
mabuk-mabukkan. Dan kaum padri berniat untuk
memperbaiki kondisi ini.
2) Pemerintah kolonial Belanda memanfaatkan konflik
ini dengan memberikan bantuan kepada kaum adat
dalam menghadapi kaum padri.
3) Akhinya kaum adat menyadari bahwa pemerintah
kolonial Belanda hanya memanfaatkan konflik
internal untuk menguasai wilayah Sumatera Barat
5) Perlawanan Patih Ketut Jelantik
a. Latar belakang
1) Diberlakukannya hak tawan karang yang dianggap
merugikan pihak Belanda. Hak tawan karang adalah
hak yang dimiliki kerajaan-kerajaan Bali untuk
merampas seluruh muatan dan penumpang kapal-
kapal asing yang kaam di perairan Bali. Hak tawan
karang dianggap menghambat Belanda yang ingin
menguasai Bali.
6) Perlawanan Pangeran Antasari
a. Latar belakang
1) Keinginan Belanda untuk menguasai Kalimantan
yang kaya dengan hasil tambang, seperti batu bara
2) Monopoli perdagangan Belanda di Kalimantan yang
sangat merugikan pedagang pribumi
3) Beban pajak dan kewajiban rodi terhadap rakyat yang
memberatkan
4) Intervensi Belanda tehadap urusan internal Kerajaan
Banjar
7) Perlawanan Sisingamangaraja
a. Latar belakang
1) Keinginan Belanda untuk menguasai wilayah
Tapanuli.
2) Penyebaran agama Nasrani oleh para zeending juga
menimbulkan perlawanan penduduk setempat
8) Perlawanan rakyat Aceh
a. Latar belakang
1) Potensi Aceh sebagai penghasil lada utama di dunia
2) Pelaksanaan politik pintu terbuka di wilayah Aceh
yang akan menghambat jika rakyat Aceh masih terus
melakukan perlawanan
3) Keinginan Belanda untuk menjadikan Aceh sebagai
bagian dari Pax Neerlandica, seluruh Nusantara dalam
satu kekuasaan tanpa ada intervensi bangsa asing
lainnya.
K. Pengaruh Kolonialisme 1. Bidang politik dan pemerintahan
dan Imprealisme Barat 1) Pelaksanaan Politik Kolonial
di Berbagai Bidang ➢ Pada awal abad 20 Gubenur Jendral Johannes Benedictus
van Heutsz mencetuskan Pax Neerlandica (Perdamaian
Neerlandica). Pax Neerlandica mempunyai arti penyatuan
wilayah Kepulauan indonesia di bawah kekuasaan
pemerintah kolonial Belanda. Belanda ingin menguasai
semua wilayah di Kepualaun Indonesia karena sampai
abad 20 wilayah ceh belum dapat dikuasai Belanda. Oleh
karena itu, pemerintah Belanda berusaha mendapatkan
ceh dan menggabungkannya ke dalam wilayah Hindia
Belanda dengan mencetuskan Pax Neerlandica.
2) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
➢ Dalam menjalankan pemerintahnnya di Indonesia,
pemerintah kolonial Belanda tidak berhubungan langsung
dengan penduduk lokal. Pemerintah kolonia Belanda
mengangkat pejabat-pejabat pribumi untuk dijadikan
perantara dalam kegiatan pemerintahan. Dalam
perkembangannya, pejabat pribumi bertugas mengerjakan
keperluan administasi pemerintahan.
2. Bidang ekonomi
1) Perluasan Kegiatan Ekonomi Kolonial
➢ Kegiatan produksi gula seperti proses pengangkutan dan
penggilingan tebu merupakan contoh perluasana kegiatan
ekonomi pada masa kolonial. Untuk menunjaang proses
produksi, pemerintah kolonial membangun sarana dan
prasarana transportasi, baik darat maupun laut. Jalan raya
dan rel-rel kereta api serta prasarana antarpulau dibangun
oleh pemerintah kolonial Belanda. Pengelolaan jaringan
antarpulau diserahkan pada Koninklijke Paketvaart
Maatchapij. Untuk menghubungkan Indonesia ke negara-
negara Eropa, pemerintah kolonial Belanda mendirikan
Nederlandsche Handel Maatchapji.
2) Perkembangan Permodalan
➢ Praktik kolonial yang diterapkan di Indonesia juga
memperkenalkan kepada rakyat Indonesia tentang sistem
permodalan. Pada saat periode liberal muncul praktik
usaha di bdang permodalan bagi para pengusaha. Pada
tahun 1869 didirikan Nederlandsche Handel Maatchapij
sebagai bank perkebunan. Yang kemudian diikuti dengan
mendirikan bank-bank yang bergerak dalam bidang
permodalan dan perdagangan seperti, Retterdamsche
Bank, N.I Handels Bank, Crediet en Handelsvereeniging
dan De Internationale Crediet-en Handelsvereeniging
Rotterdam.
3) Perkembangan Industri
➢ Sejak periode liberal diberlakukan di Indonesia,
perindustrian mengalami perkembangan pesat. Industri
manufaktur mulai didirikan di Indonesia. Sebagian besar
industri pada masa itu memproduksi makanan, gula dan
tembakau. Berdirinya berbagai macam industri
menyebabkan munculnya golongan majikan dan buruh
dalam masyarakat.
4) Pergeseran Kepemilikan tanah dan Mata Pencaharian
➢ Penyewaan tanah dan munculnya sistem ekonomi liberal
berakibat pada peralihan kegiatan ekonomi masyarakat.
Para penyewa tanah pada awalnya hanya menyewa lahan-
lahan kosong. Dalam perkembangannya mereka juga
menyewa tanah pertanian milik petani. Para petani yang
dahulu berha atas tanah pertaniannya kini harus
menyewakan tanahnya kepada pengusaha asing dan mata
pencahariannya pun berpindah dari petani menjadi buruh.
3. Bidang Sosial
1) Perkembangan Pendidikan
➢ Dalam bidang pendidikan, pengaruh kolnialisme telah
memperkenalkan sistem pendidikan Barat dalam bentuk
sekolah-sekolah modern. Diskriminasi antara penduduk
pribumi, Timur Asing dan Eropa terlihat dengan adanya
sekolah-sekolah khusus untuk bangsa Eropa, Timur Asing
dan Pribumi.
➢ Sekolah- sekolah yang didirikan juga ada yang berbentuk
sekolah umum, seperti Hollands Inlandsche School yang
setingkat sekolah rakyat, Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs (MULO) setingkat sekolah menengah pertama
dan Algemeen Middelbare School untuk sekolah
menengah atas.
➢ Selain sekolah-sekolah tersebut, pemerintah kolonial
Belanda juga mendirikan beberapa sekolah tinggi, seperti
:
1. Opleidingscholen Voor Inlandsche Ambtenaren
()SVIA) sekolah latihan untuk pejabat pribumi
2. School Tot Opleiding Van Inlandsche Artsen
(STOVIA) sekolah dokter pribumi
3. Rechts School atau sekolah hukum untuk calon
pegawa kejaksaan dan pengadilan
4. Landbouw Hoogeschool atau sekolah tinggi pertanian
di Bogor (IPB)
5. Technische Hoogeschool atau sekolah tinggi teknik di
Bandung
2) Pertumbuhan Penduduk dan Migrasi Penduduk
➢ Sebelum tahun 1800, pertumbuhan penduduk di Indonesia
sangat rendah. Hal ini disebabkan karena wabah penyakit,
kelaparan, perang dan bencana alam. Pertumbuhan
penduduk mulai mengalami peningkatan pada abad 19.
Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh intensitas peperangan
yang semakin menurun, kebijakan kesehatan pemerintah,
perkembangan teknologi dan sarana trasportasi yang
semakin membaik.
3) Penyebaran Agama Nasrani
➢ Bangsa Portugis dan Spayol memperkenalkan agama
Katolik kepada bangsa Indonesia. Misionaris yang
menyebarkan agama Katolik di Maluku antara lain
Gonzalves Veloso, Fernao Vinagre dan Simon Vaz.
Penyebaran agama Katolik terbesar di Indonesia
dilakukan oleh misionaris Spayol yang bernama
St.Franciscus Xaverius.
➢ Sementara bangsa Belanda membawa agama Kristen
Protestan di Indonesia. Kegiatan zending (penyebaran
agama Kristen) yang dianggap berhasil dilakukan seorang
Jerman bernama Ludwig I.Nommensen. Ia berhasil
melakukan kristenisasi di Sumatera Utara.
4) Perkembangan Stratifikasi Sosial
➢ Perkembangan stratifikasi sosial pada masa kolonial
diatur menurut hukum ketatanegaraan pada tahun 1927.
Berdasarkan hukum tersebut kelompok masyarakat
dikategorikan sebagai berikut.
1. Golongan atas yang terdiri atas orang-orang Eropa
2. Golongan Timur Asing (Tionghoa, Arab dan India)
3. Golongan pribumi terdiri atas bangsa Indonesia asli
Sementara itu, golongan pribumi dibagi lagi menjadi tiga
golongan berikut.
1) Lapisan bawah, yaitu rakyat jelata yang hidup di
pedesaan dan merupakan penduduk mayoritas
2) Lapisan menengah, yaitu para petani kaya, pedagang
kecil dan menengah dan pegawai
3) Lapisan atas, yaitu para bangsawan atau kerabat istana
4. Bidang Kebudayaan
1) Perkembangan Seni Musik
➢ Kedatangan bangsa Barat ke Indonesia membawa
pengaruh besar dalam perkembangan musik Indonesia.
Bangsa Barat memperkenalkan berbagai alat musik
seperti biola, selo,gitar,seruling dan ukulele. Bangsa Barat
juga memperkenalkan sistem solmisasi dalam berbagai
karya lagu. Selain itu, para musisi Indonesia memadukan
musik Barat dengan musik yang telah dikenal di
Indonesia. Contoh hasil perpaduan musik tersebut adalah
musik keroncong. Musik keroncong pada awalnya
diperkenalkan oleh bangsa Portugis pada abad 16. Dalam
perkembangannya, musik keroncong menjadi musik
rakyat khas Indonesia
2) Perkembangan Seni Arsitektu Barat
➢ Pada awal kedatangannya bangsa Barat membangun
kantor dagang yang berfungsi untuk mengatur kegiatan
perdagangan serta menjadi benteng pertahanan.
➢ Pada abad 19 berkembang gaya arsitektur yang disebut
indis. Gaya indis merupakan perpaduan antara arsitektur
Eropa dan arsitektur lokal. Bangunan bergaya Indis
memiliki struktur bangunan yang kokoh. Unsur-unsur
yang menunjukkan arsitektur Eropa terdapat pada pintu,
jendela,tiang Tuscan dan tangga yang terdiri atas 3 atau 4
anak tangga selebar bangunan menuju beranda.
➢ Pada akhir abad 19 hingga awal abad 20 arsitektur yang
berkembang di Indonesia menganut gaya Napoleon
klasik. Sementara itu, pihak swasta mengembangkan
arsitektur bergaya Neo-Gotik dan rasionalisme Belanda.
3) Perubahan Gaya Hidup
➢ Bangsa Barat menduduki strata pertama dalam stratifikasi
sosial pada masa kolonial, Pada masa ini gaya hidup
bangsa Eropa, terutama dalam gaya berpakain menjadi
trend-setter bagi golongan lainnya. Gaya busana pada
masa ini mengadopsi gaya pakaian Eropa yang bahannya
sudah disesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. Pakaian
yang dikenakan dibedakan berdasarkan waktu pemakaian.
Sebagai contoh, saat bersantai di rumah pakaian yang
dikenakan adalah kebaya dan sarung, sedangkan dalam
acara resmi, busana yang dikenakan adalah blouse, rok,
gaun mewah dan topi sebagai pemanis penampilan.
➢ Pada masa kolonial pesta menjadi salah satu hiburan
utama. Pesta dalam skala besar biasanya diselenggarakan
di Societeit dan terbatas untuk kalangan tertentu yang
tergabung dalam Soos (perkumpulan)
➢ Pada masa kolonial dikenal tradisi makan yang disebut
Rijsttafel. Rijstaffel merupakan penyajian makanan ala
Eropa yang dilakukan secara berurutan dimulai dari menu
pembuka, menu utama dan menu penutup. Akan tetapi,
menu makanan yang disajikan dalam Rijsttafel adalah
menu makanan pribumi.

Anda mungkin juga menyukai