OLEH :
NOVELIA ANANDA FITRILA
FITRILA
KELAS XII MS 3
BAB 1
Perkembangan
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
BAB 1
Perkembangan
Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat
c. Politik etis
Politik ini dikemukakan oleh van Deventer dan disebut politik balas budi karena Belanda
memiliki banyak utang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah membantu
kemakmuran Belanda. Dalam politik ini berisi tentang tiga hal yang sering disebut Trilogi
van Deventer. Isi dari trilogi van Deventer yaitu: Irigasi (pengairan); Edukasi (pendidikan);
Migrasi (perpindahan penduduk).
C. Munculnya Berbagai Perlawanan
c. Maluku Bergolak
Pada tahun 1529 terjadilah perang antara Portugis dengan Kerajaan Tidore. Portugis dibantu
oleh Kerajaan Ternate dan Bacan sedangkan Kerajaan Tidore di bantu oleh Spanyol. Sultan
Hairun dikhianati dan lalu dihukum mati. Itulah yang menyebabkan rakyat Tidore marah dan
menyerang Portugis habis habisan
c.Perlawanan Trunajaya
Kerajaan Mataram mengadakan perjanjian perdamaian dengana VOC. Isi perjanjian te rsebut
yaitu :
a. Mataram mengakui kekuasaan VOC di Batavia
b. Mataram boleh berdagang di seluruh Indonesia kecuali Maluku
c. VOC mengirim duta setiap tahun ke Kerajaan Mataram
d. Diadakan tukar menukar tawanan perang
karena Raja Amangkurat bertindak sewenang wenang terhapat rakyat terjadilah
pemberontakan Trunajaya yang dipimpin oleh Pangeran Adipati Anom yang mendapat
bantuan dari Makassar yang dipimpin oleh Karaeng Galesung.
a.Perlawanan di Maluku
Perlawanan terjadi karena Belanda memaksa masyarakat menyerahkan berbagai macam hasil
bumi. Pada malam hari tanggal 15 Mei 1817 para pemuda Saparua di bawah pimpinan
Pattimura mereka mambakar kapal kapal di pelabuhan Belanda. Namun pada tanggal 16
Desember 1817 Pattimura dihukum gantung oleh Belanda.
Perang ini tidak lepas dari pertentangan kaum adat dan kaum padri. Pertempuran terjadi
karena Belanda menyuruh kaum adat dan padri untuk kerja rodi. Peperangan ini dipimpin
oleh Tuanku Imam Bonjol dan mendapat bantuan dari Sentot Alibasah. Namun Tuanku Imam
Bonjol diasingkan ke Cianjur.
Kapal belanda terjebak di buleleng. sesuai hukum tawab karang, kapal itu menjadi milik
kerajaan buleleng. lalu terjadilah peperangan dengan Belanda dibawah kepemimpinan Gusti
Ketut Jelantik. Perang ini sering disebut dengan Perang puputan ( perang habis habisan )
namun Belanda memenangkan peperangan sehingga seluruh Bali dikuasai Belanda.
Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, bukan
secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum bersifat nasional.
Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilayah Nusantara baru muncul
sekitar awal abad XX. Lahirnya nasionalisme bangsa Indonesia didorong oleh dua faktor,
baik faktor intern maupun faktor ekstern.
1. Faktor Intern
2. Faktor Ekstern
3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan
Gapi. Di samping itu juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi
perempuan.
Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye
menghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr.
Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pelajar yang
kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908 berdiri
organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Utomo artinya usaha
mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah
kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tujuan yang hendak dicapai yaitu
perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan
tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bersekolah, membuka sekolah pertanian,
memajukan teknik dan industri, menghidupkan kembali seni dan kebudayaan bumi putera,
dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusiaan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang
layak.
Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5
Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa caba ng yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya
II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan
beberapa hal berikut.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan
bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan agar
lebih memberikan kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak positif
dalam rangka menggalang dana dan keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha
memantapkan keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum
dari pemerintah Belanda. Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar
Budi Utomo disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua
aliran berikut.
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah
gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr. Cipto
Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak Budi
Utomo semakin lamban. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin
lambannya Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk
umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah masih
terbatas di kalangan penduduk pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan dukungan
pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi ke dalam
Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan mundur
dari arena politik.
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi
sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan
SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup
banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya,
maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat naiknya derajat bumi putera,
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur
Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada
tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan
hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur
Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerinta h
kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari
pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme.
Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah
haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai
rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain
terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan S I
Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang
berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI).
Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Ra kyat (SR) yang
merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu
E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pendirian IP
ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisasi orang-oran g
Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi
(diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran
(Indo). IP sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan
bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan
kerja sama dengan orang bumi putera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak
akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu
diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda,
ibu seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang secara
terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan
Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air. IP
menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’ pimpinan E.F.E
Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air
Indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau mendobrak kenyataan
politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial. Tindakan ini terlihat nyata pada tahun
1913. Saat itu pemerintah Belanda akan mengadakan peringatan 100 tahun bebasnya Belanda
dari tangan Napoleon Bonaparte (Prancis). Perayaan ini direncanakan diperingati juga oleh
pemerintah Hindia Belanda. Adalah suatu yang kurang pas di mana suatu negara penjajah
melakukan upacara peringatan pembebasan dari penjajah pada suatu bangsa yang dia sebagai
penjajahnya. Hal yang ironis ini mendatangkan cemoohan termasuk dari para pemimpin
Indische Partij. R.M. Suwardi Suryaningrat menulis artikel bernada sarkastis yang berjudul
‘Als ik een Nederlander was’, Andaikan aku seorang Belanda. Akibat dari tulisan itu R.M.
Suwardi Suryaningrat ditangkap. Menyusul sarkasme dari Dr. Cipto Mangunkusumo yang
dimuat dalam De Express tanggal 26 Juli 1913 yang diberi judul Kracht of Vrees?, berisi
tentang kekhawatiran, kekuatan, dan ketakutan. Dr. Tjipto pun ditangkap, yang membuat
rekan dalam Tiga Serangkai, E.F.E. Douwes Dekker turut mengkritik dalam tulisannya di De
Express tanggal 5 Agustus 1913 yang berjudul Onze Helden: Tjipto Mangoenkoesoemo en
Soewardi Soerjaningrat, Pahlawan kita: Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi
Soerjaningrat. Kecaman-kecaman yang menentang pemerintah Belanda menyebabkan ketiga
tokoh dari Indische Partij ditangkap. Pada tahun 1913 mereka diasingkan ke Belanda. Namun
pada tahun 1914 Cipto Mangunkusumo dikembalikan ke Indonesia karena sakit. Sedangkan
Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker baru kembali ke Indonesia pada tahun
1919. Suwardi Suryaningrat terjun dalam dunia pendidikan, dikenal sebagai Ki Hajar
Dewantara, mendirikan perguruan Taman Siswa. E.F.E Douwes Dekker juga mengabdikan
diri dalam dunia pendidikan dan mendirikan yayasan pendidikan Ksatrian Institute di
Sukabumi pada tahun 1940. Dalam perkembangannya, E.F.E Douwes Dekker ditangkap lagi
dan
dibuang ke Suriname, Amerika Latin.
Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Vereeniging.
Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto.
Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono,
Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodipuro ( Wediodiningrat), dan
Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adalah untuk memajukan kepentingan
bersama dari orang-orang yang berasal dari Indonesia. Kedatangan tokoh-tokoh Indische
Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, sangat mempengaruhi
perkembangan Indische Vereeniging. Masuk konsep “Hindia Bebas” dari Belanda, dalam
pembentukan negara Hindia yang diperintah oleh rakyatnya sendiri. Perasaan anti-
kolonialisme semakin menonjol setelah ada seruan Presiden Amerika Serikat Woodrow
Wilson tentang kebebasan dalam menentukan nasib sendiri pada negara-negara terjajah (The
Right of Self Determination). Dalam upaya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki
media komunikasi yang berupa majalah Hindia Poetra. Pada rapat umum bulan Januari 1923,
Iwa Kusumasumantri sebagai ketua baru memberi penjelasan bahwa organisasi yang sudah
dibenahi ini mempunyai tiga asas pokok yang disebut juga Manifesto Politik, yaitu:
b. agar dapat menentukan nasib sendiri, bangsa Indonesia harus mengandalkan kekuatan dan
kemampuan sendiri, dan
Kegiatan Indische Vereeniging semakin tegas dan radikal, dan telah ber kembang ke arah
politik. Sejalan dengan semakin meluasnya pemakaian nama Indonesische, dirasa perlu untuk
mengubah nama organisasi menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1924. Majalah
Hindia Poetra pun ikut berubah nama menjadi Indonesia Merdeka. Melalui rapat pada tanggal
3 Februari 1925 akhirnya Indonesische Vereeniging diganti menjadi Perhimpunan Indonesia
(PI). Semboyan “Indonesia Merdeka” sudah menjadi slogan meskipun mengatakannya
dengan Bahasa Belanda. Melalui media “Indonesia Merdeka” dan kegiatan internasional,
dunia internasional mengetahui aktivitas perjuangan para pemuda Indonesia. Berikut ini
kegiatan-kegiatan internasional yang diikuti oleh PI.
a. Mengikuti Kongres ke-6 Liga Demokrasi Internasional untuk Perdamaian di Paris pada
tahun 1926. Delegasi Perhimpunan Indonesia dipimpin oleh Mohammad Hatta.
b. Mengikuti Kongres I Liga Penentang Imperialisme dan Penindasan Kolonial di Berlin pada
tahun 1927, mengirimkan Mohammad Hatta, Nasir Pamuncak, Batot, dan Achmad Subardjo.
Dalam perjalanannya Perhimpunan Indonesia mengalami banyak tekanan dari pemerintah
Belanda, lebih-lebih setelah terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia pada tahun
1926. Pengawasan dilakukan semakin ketat. Meskipun demikian, pada t anggal 25 Desember
1926 Semaun bersama Mohammad Hatta menandatangani suatu kesepakatan yang dikenal
dengan Konvensi Hatta-Semaun. Dalam kesepakatan itu ditekankan pada upaya Perhimpunan
Indonesia tetap pada garis perjuangan kebangsaan dan diharapkan PKI dengan ormas-
ormasnya tidak menghalang-halangi Perhimpunan Indonesia dalam mewujudkan citacit anya.
Cita-cita Perhimpunan Indonesia tertuang dalam 4 pokok ideologi dengan memerhatikan
masalah sosial, ekonomi dengan menempatkan kemerdekaan sebagai tujuan politik yang
dikembangkan sejak tahun 1925. Keempat pokok ideologi tersebut adal ah kesatuan nasional,
solidaritas, non-kooperasi, dan swadaya.
Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Berdirinya
PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia bersama teman-
temannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social
Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh
Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semaun, Alimin, dan lain-lain.
PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarakat. Salah satu upaya yang
ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sarekat Islam. Infiltrasi dapat dengan
mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut.
a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memberi pengakuan
kepada cabang Sarekat Islam lokal.
b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus
keluar dari SI. Akibatnya SI terpecah menjadi SI Merah dan S I Putih.
Setelah berhasil menyusup dalam tubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI
berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang
pesat.
e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil.
Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februari 1923 Darsono kembali dari Moskow.
Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Musso, maka peranan politik PKI semakin luas.
Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena
massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan
ribuan orang yang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk
lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan
penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak punya ruang
gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih
melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin meneruskan propaganda untuk
tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia.
Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie club. Salah
satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indonesia (PNI) yang lahir di
Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keberadaan Algemeene Studie Club.
Lahirnya PNI juga dilatarbelakangi oleh situasi sosio politik yang kompleks. Pemberontakan
PKI pada tahun 1926 membangkitkan semangat untuk menyusun kekuatan baru dalam
menghadapi pemerintah kolonial Belanda. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno,
Dr. Cipto Mangunkusumo, Soedjadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr.
Soenarjo. Pada awal berdirinya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-
faktor berikut.
c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung
Karno).
3. Menetapkan garis politik memperbaiki keadaan politik, ekonomi dan sosial dengan
kekuatan sendiri, antara lain dengan mendirikan sekolah-sekolah, poliklinik-poliklinik, bank
nasional, perkumpulan koperasi, dan sebagainya.
Peranan PNI dalam pergerakan nasional Indonesia sangat besar. Menyadari perlunya
pernyataan segala potensi rakyat, PNI memelopori berdirinya Permufakatan Perhimpunan-
Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). PPPKI diikuti oleh PSII (Partai Sarekat
Islam Indonesia), Budi Utomo, Pasundan, Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Indonesische
Studi Club, dan Algemeene Studie Club. Berikut i ni ada dua jenis tindakan yang
dilaksanakan untuk memperkokoh diri dan berpengaruh di mas yarakat.
1. Ke dalam, mengadakan usaha-usaha dari dan untuk lingkungan sendiri seperti mengadakan
kursus-kursus, mendirikan sekolah, bank dan sebagainya.
2. Keluar, dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan penerbitan surat kabar Banteng Priangan di Bandung, dan Persatuan
Indonesia di Jakarta.
Kegiatan PNI ini cepat menarik massa dan hal ini sangat mencemaskan pemerintah kolonial
Belanda. Pengawasan terhadap kegiatan politik dilakukan semakin ketat bahkan dengan
tindakantindakan penggeledahan dan penangkapan. Dengan berkembangnya desas desus
bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, maka empat tokoh PNI yaitu Ir. Soekarno, R.
Gatot Mangkuprojo, Markun Sumodiredjo, dan Supriadinata ditangkap dan dijatuhi hukuman
oleh pengadilan Bandung. Dalam proses peradilan itu, Ir. Soekarno dengan kepiawaiannya
melakukan pembelaan yang diberi judul “Indonesia Menggugat”. Penangkapan terhadap para
tokoh pemimpin PNI merupakan pukulan berat dan menggoyahkan keberlangsungan partai.
Dalam suatu kongres luar biasa yang diadakan di Jakarta pada tanggal 25 April 1931, diambil
keputusan untuk membubarkan PNI. Pembubaran ini menimbulkan pro dan kontra. Mr.
Sartono kemudian mendirikan Partindo. Mereka yang tidak s etuju dengan pembubaran masuk
dalam Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru) yang didirikan oleh Drs. Mohammad Hatta
dan Sutan Syahrir. Baik Partindo maupun PNI Baru, masih memakai asas PNI yang lama
yaitu self help dan nonkooperasi. Namun di antara keduanya terdapat perbedaan dalam hal
strategi perjuangan. PNI Baru lebih mengutaman pendidikan politik dan sosial, sedangkan
Partindo mengutamakan aksi massa sebagai senjata yang tepat untuk mencapai kemerdekaan.
b. menyatukan organisasi, arah, serta cara beraksi dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia;
dan
Pembentukan organisasi PPPKI sebagai ide persatuan sejak awal mengandung benih-benih
kelemahan dan keretakan. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan keretakan
tersebut.
Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI
pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sartono pada tahun
1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi
politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama dengan PNI yaitu nasional.
Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan
nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. Soekarno bergabung ke dalamnya pada tahun
1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat
radikal menyebabkan pemerintah melakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak
bisa berkembang, maka tahun 1936 Partindo bubar.
Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pemerintah
kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah t okoh PNI. Di samping itu
pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pengawasan yang ketat
terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Mel ihat kondisi tersebut, para tokoh
pergerakan mengubah garis perjuangannya. Dari yang semula radikal dan nonkooperasi
menjadi moderat dan kooperasi dengan menempatkan wakilnya dalam volksraad. Salah satu
organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan
di kota Solo oleh dr. Sutomo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan
Budi Utomo dan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai
Indonesia Raya.
Asas politik Parindra adalah insidental, artinya tidak berpegang pada asas kooperasi maupun
nonkooperasi. Sikapnya terhadap pemerintah tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi, jadi luwes. Tokoh-tokoh Parindra yang terkenal dalam membela kepentingan rakyat
di volksraad adalah Moh. Husni Thamrin. Parindra berjuang agar wakil-wakil volksraad
semakin bertambah sehingga suara yang berhubungan dengan upaya mencapai Indonesia
merdeka semakin diperhatikan oleh pemerintah Belanda. Perjuangan Parindra dalam
volksraad cukup berhasil, terbukti pemerintah Belanda mengganti istilah inlandeer menjadi
Indonesier.
Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh
orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pane, dan Moh.
Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Merdeka. Gerindo juga
menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan Gerindo antara lain:
Pada tanggal 15 Juli 1936, partai-partai politik dengan dipelopori oleh Sutardjo
Kartohadikusumo mengajukan usul atau petisi, yaitu permohonan supaya diselenggarakan
suatu musyawarah antara wakil-wakil Indonesia dan negara Belanda di mana anggotanya
mempunyai hak yang sama. Tujuannya adalah untuk menyusun suatu renc ana pemberian
kepada Indonesia suatu pemerintah yang berdiri sendiri. Namun usul tersebut ditolak oleh
pemerintah kolonial Belanda. Adanya kekecewaan terhadap keputusan pemerintah Belanda
tersebut, atas prakarsa Moh. Husni Thamrin pada tanggal 21 Mei 1939, dibentuklah
Gabungan Politik Indonesia (Gapi). Berikut ini ada beberapa alasan yang mendorong
terbentuknya Gapi.
a. Kegagalan petisi Sutarjo. Petisi ini berisi permohonan agar diadakan musyawarah antara
wakil-wakil Indonesia dan Belanda. Tujuannya adalah agar bangsa Indonesia diberi
pemerintahan yang berdiri sendiri.
Tujuan Gapi adalah menuntut pemerintah Belanda agar Indonesia mempunyai parlemen
sendiri, sehingga Gapi mempunyai semboyan Indonesia Berparl emen. Tuntutan Indonesia
Berparlemen terus diperjuangkan dengan gigih. Akhirnya pemerintah Bel anda membentuk
komisi yang dikenal dengan nama Komisi Visman karena diketuai oleh Dr. F.H.Visman.
Tugas komisi ini adalah menyelidiki dan mempelajari perubahan-perubahan ketatanegaraan.
Namun, setelah melakukan penelitian, Komisi Visman mengeluarkan kesimpulan yang
mengecewakan bangsa Indonesia. Menurut komisi tersebut, sebagian besar rakyat Indonesia
berkeinginan hidup dalam ikatan Kerajaan Belanda. Gapi menolak keputusan tersebut, sebab
dianggap hanya rekayasa Belanda dan bertentangan dengan keinginan rakyat Indonesia.
Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beberapa upaya berikut.
b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU).
Di samping Muhammadiyah, gerakan keagamaan lain yang memiliki andil bagi kemajuan
bangsa antara lain, berikut ini.
b. Nahdlatul Ulama (NU), berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya, Jawa Timur.
Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini berdiri
pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsai oleh dr. Satiman
Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk mendirikan organisasi
kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah menengah di Jawa dan Madura.
Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi,
bakti). Dalam perkembangannya, Tri Koro Dharmo membuka cabang di Surabaya. Dalam
rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri
Koro Dharmo. Berikut ini tujuan Tri Koro Dharmo secara nyata dalam anggaran dasarnya.
a. Ingin menghidupkan persatuan dan kesatuan, di antara pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali,
dan Lombok.
b. Kerja sama dengan semua organisasi pemuda guna membentuk ke-Indonesiaan.
Keanggotannya terbatas pada para pemuda Jawa, Sunda, Madura, Bali dan Lombok.
a. Menimbulkan pertalian antara murid-murid bumi putera pada sekolah dan kursus
perguruan kejuruan.
Perkumpulan Kautamaan Istri didirikan pada tahun 1913 di Tasikmalaya, lalu pada tahun
1916 di Sumedang, Cianjur, dan tahun 1917 di Ciamis, menyusul di Cicurug tahun 1918.
Tokoh Kautamaan Istri yang terkenal adalah Raden Dewi Sartika, seorang pengajar
Kautamaan Istri di tanah Pasundan. Di Yogyakarta pada tahun 1912 didirikan perkumpulan
wanita yang benafaskan Islam dengan nama Sopa Tresna, yang kemudian pada t ahun 1914
menjadi bagian wanita dari Muhammadiyah dengan nama Aisyah. Di Yogyakarta selain
Aisyah juga ada perkumpulan wanita yang bernama Wanito Utomo, yang mulai memasukkan
perempuan ke dalam kegiatan dasar pekerjaan ke arah emansipasi. Di samping R.A.Kartini
dan Dewi Sartika, masih terdapat seorang tokoh wanita yaitu Ibu Maria Wal anda Maramis
dari Minahasa. Beliau mendirikan perkumpulan yang bernama Percintaan Ibu Kepada Anak
Temurunnya (PIKAT) pada tahun 1917. PIKAT dalam kegiatannya mendirikan Sekolah
Kepandaian Putri.
Tujuan Kongres Pemuda I adalah membentuk badan sentral, memajukan paham persatuan
kebangsaan, dan mempererat hubungan di antara semua perkumpulan pemuda kebangsaan.
Hal yang menjadi agenda pembicaraan adalah tentang usulan bahasa Indonesia yaitu bahasa
Melayu sebagai bahasa persatuan. Mengenai usulan fusi untuk semua perkumpulan pemuda,
tidak ada keputusan. Setelah berlangsungnya kongres pertama, para pemuda semakin tergerak
untuk menindaklanjuti dengan melakukan kongres berikutnya. Oleh karena it u, setelah
diawali pertemuan pendahuluan terbentuklah susunan panitia seperti berikut.
Kongres Pemuda II berlangsung sejak tanggal 27 Oktober 1928 dan berakhir tanggal 28
Oktober 1928. Kongres Pemuda II diadakan sebanyak tiga kali rapat.
b. Rapat kedua, tanggal 28 Oktober pagi, di gedung Oost Java Bioscoop, di Koningsplein
Noord.
c. Rapat ketiga, tanggal 28 Oktober malam, di gedung Indonesische Clubhuis di Jl. Kramat
Raya 106 Jakarta.
MATERI PELAJARAN SEMESTER 2
BAB 1
Tirani Matahari Terbit
Sejak pengeboman Pearl Harbour oleh angkatan udara Jepang pada 8 Desember
1941,serangan terus dilancarkan keangkatan laut Amerika Serikat di Pasifik. Kemenangan
pasukan Jepang seolah-olah tak dapat dikendalikan dan pasukan itu berturut-turut
menghancurkan basis militer Amerika.
Pada tanggal januari 1942 Jepang mendarat di Indonesia melalui Ambon dan seluruh Maluku.
Meskipun pasukan KNIL(Koninklijk Nederlandsch Indisch Leger) dan pas ukan Australia
berusaha menghalangi,tapi kekuatan Jepang tidak dapat dibendung. Daerah tarakan di
Kalimantan Timur kemudian dikuasai oleh Jepang bersamaan Balikpapan(12 januari 1942).
Pada tanggal 1 maret 1942 kemenangan tentara Jepang dalam perang Pasifik menunjukkan
kemampuan Jepang dalam mengontrol wilayah yang sangat luas yaitu dari Burma sampai
Pulau Wake. Untuk menghadapi gerak invasi tentara Jepang,Belanda pernah membentuk
Komando Gabungan tentara serikat yang disebut ABDACOM(American British Dutch
Australian Command) ysng bermarkas di Lembang. Panglima dari pergerakan tersebut
bernama Jendral Sir Archhibald. Kemudia Letnan Jendral Ter Poorten diangkat sebagai
panglima perang tentara Hindia Belanda.
Dalam upaya menguasai Jawa,telah terjadi pertempuran di laut J awa,yaitu antara Jepang
dengan Angkatan laut Belanda di bawah laksamana Karel Doorman. Tanggal 5 maret 1942
Batavia jatuh di tangan Jepang. Tentara Jepang terus bergerak kea rah selatan dan menguasai
kota Buitenzorg(Bogor). Dengan mudah kota-kota di Jawa yang lain juga jatuh ke tangan
Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 maret 1942 jendral Ter Poorten atas nama komandan
pasukan Belanda atau sekutu menandatangani penyerahan tidak bersyarat kepada Jepang
yang diwakili jendral Imamura.
Pada pertengahan tahun 1942timbul pemikiran dari markas besar tentara jepang agar
penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas pertahanan dan kemiliteran
(Termasuk Semimiliter).Diseluruh kepulauan indonesia bekas Hindia Belanda itu dibagi
menjadi tiga wilayah pemerintahan militer:
a.Pemerintahan Militer Angkatan Darat,Yaitu Tentara kedua puluh lima (Tomi Shudan)
untuk sumatera.Pusatnya Di Bukittinggi
a.Jabatan Gubenur Jendral pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala kekuasaan
yang dahulu dipegangnya diambil ahlioleh panglima tentara jepang di jawa.
b.Para pejabat pemerintahan sipil beserta pegawainya di masa Hindia Belanda tetap
diakui kedudukanya,asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara pendudukan jepang.
c.Badan-badan Pemerintahan dan undang-undang dimasa belanda tetap diakui secara sah
untuk sementara waktu,asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer
jepang.
4.Pemerintahan sipil
Pemerintahan shu dipimpin oleh seorang shucokan.shucokan memiliki kekuasaan sep erti
Gubenur pada masa Hindia Belandameliputi kekuasaan legislatif dan eksekutif.Dalam
menjalankan pemerintahan shucokan di bantu oleh cokan kanbo(Majelis
Permusyawaratanshu).
a.Gerakan Tiga A
Perkumpulan ini dibentuk pada tanggal 29 maret 1942. Sesuai dengan namanya,perkumpulan
ini memiliki tiga semboyan,yaitu Nippon Cahaya Asia,Nippon Pelindung Asia dan Nippon
Pemimpin Asia. Sebagai pimpinan Gerakan Tiga ,bagian propaganda Jepang(Sedenbu) telah
menunjuk bekas tokoh Parindra Jawa Barat yakni Mr.Syamsuddin sebagai ketua dengan
dibantu beberapa tokoh lain seperti K.Sultan Pamuncak dan Moh.Saleh sejak bulan mei 1942
perhimpunan itu mulai diperkenalkan kepada masyarakat melalui ,media massa. Di dalam
Gerakan Tiga A juga dibentuk subseksi islam yang disebut”Persiapan Persatuan Umat Islam”
subseksi islam dipimpin oleh Abikusno Cokrosuyoso. Bulan desember 1942 Gerakan Tiga A
dinyatakan gagal.
“Gerakan Tiga A” telah gagal. Kemudian Jepang berusaha mengajak tokoh pergerakan
nasional untuk melakukan kerjasama. Jepang kemudian mendirikan organisasi pemuda,peuda
Asia Raya dibawah pimpinan Sukardjo Wiryopranoto. Pada tanggal 9 juli 1942 Soekarno
sudah berada di Jakarta dan bergabung dengan Moh.Hatta. Jepang ingin membentuk
organisasi massa yang dapat bekerja untuk dapat menggerakan rakyat. Bulan desember 1942
dibentuk panitia persiapan untuk membentuk organisasi massa kemudia
Soekarno,Hatta,K.H.Mas Mansur,dan Ki Hajar Dewantara dipercaya untuk gerakan baru.
Gerakan itu bernama gerakan pusat tenaga rakyat(Putera) dibentuk tanggal 16 april 1943.
Mereka kemudia disebut sebagai empat serangkai. Sebagai ketua panitia adalah Soekarno.
Tujuan Putera adalah untuk membangun dan menghidupkan kembali segala sesuatu yang
telah dihancurkan oleh Belanda. Menurut Jepang Putera bertugas untuk memusatkan segala
potensi masyarakat Indonesia guna membantu Jepang dalam perang.
Jepang sangat memerlukan kekuatan umat islam untuk membantu melawan sekutu. Oleh
karena itu,semua organisasi islam MIAI yang cukup berpengaruh yang dibekukan oleh
pemerintah kolonial Belanda mulai dihidupkan kembali oleh pemerintah pendudukan Jepang.
Tepat pada tanggal 4 september 1942 MIAI diizinkan aktif kembali.”Berpegang teguhlah
kamu sekalian pada tali Allah dan janganlah berpecah belah” dengan demikian pada masa
kependudukan Jepang,MIAI berkembang baik.
a.Menempatkan umat islam pada kedudukan yang layak dalam masyarakat Indonesia
Pada bulan mei 1943,MIAI berhasil membentuk Majelis Pemuda yang diketuai oleh
Ir.Sofwan dan membentuk majelis keputrian yang dipimpin oleh Siti Nurjanah. Bhkan dalam
mengembangkan aktivitasnya,MIAI juga menerbitkan majalah yang disebut”Suara
MIAI”.Arah perkembangan MIAI mulai dipahami oleh Jepang hal tersebut tidak sesuai
dengan harapan Jepang sehingga pada November 1943 MIAI dibubarkan.
d.Jawa Hokokai
Tahun 1944,situasi perang Asia Timur Raya mulai berbalik,tentara sekutu dapat mengalahkan
tentara Jepang di berbagai tempat ha ini menyebabkan kedudukan Jepang di Indonesia
semakin menghawatirkan . Oleh karena itu,panglima tentara ke-16,jendral Kumaikici Harada
membentuk organisasi baru yang diberi nama Jawa Hokokai(Himpunan Kebaktian Jawa).
Rakyat diharapkan dapat memberikan darma baktinya terhadap pemerintah deni kemenangan
perang. Kebaktian yang dimaksud memuat tiga hal: (1) mengorbankan diri,(2) mempertebal
persaudaraan,dan (3) melaksanakan suatu tindakan dengan bukti.
a.Melaksanakan segala tindakan dengan nyata dan ikhlas dengan pemerintahan Jepang
Jawa Hokokai adalah organisasi pusat yang anggota-anggotanya terdir atas bermac am-
macam Hokokai(himpunan kebaktian) sesuai dengan bidang profesinya.
2.Organisasi Militer
a.Heiho
b.Peta
Jepang berencana membentuk pasuakn untuk mempertahankan tanah air Indonesia yang
disebut pasukan pembelah tanah air (Peta) Jepang berupaya mempertahankan Indonesia dari
serangan sekutu secara sungguh-sungguh. Hal ini bisa saja didasari oleh ras a was-was yang
makin meningkat karena situasi di medan perang yang bertambah sulit sehingga disamping
Heiho,Jepang juga membentuk organisasi Peta(Pembela Tanah Air). Peta adalah organisasi
militer karena itu,para anggota peta mendapatkan latihan kemilite ran. Mula-mula yang
ditugasi untuk melatih anggota pera adalah seksi khusu dari bagian intelijen yang disebut
Tokubetsu Han.
Latihan tugas intelijen dipimpin oleh Yanagawa. Latihan ini kemudian berkembang secara
sistematis dan terprogram. Penyelenggannya berada di dalam Seinen Dojo(panti latihan
pemuda) yang terletak di Tangerang. Mula-mula anggota yang dilatih hanya 40 orang dari
seluruh Jawa.Akhirnya,pada tanggal 3 oktober 1943 secara resmi berdirilah peta. Berdirinya
peta ini berdasarkan peraturan dari pemerintah Jepang yang disebut Osamu Sainendan,nomor
44. Banyak di antara berbagai lapisan masyarakat yang tertarik menjadi a nggota peta sampai
akhir pendudukan Jepang,anggota peta ada sekitar 37000 orang di Jawa dan sekitar 20000
orang di Sumatra. Di Sumatra namanya lenih terkenal dengan Giyugun(prajurit-prajurit
sukarela). Orang-orang peta inilah yang akan banyak berperang dibidang ketentaraan di masa
berikutnya. Beberapa tokoh terkenal di dalm peta,antara lain Supriadi dan Sudirman
Barisan Pemuda Asia Raya diresmikan pada tanggal 11 juni 1942 dengan pimpinan dr.slamet
sudibyo dan S.A Soleh.Program latihan ini diadakan dalam jangka waktu 3 bulan dan jumlah
peserta tidak di batasi.selain,BPAR jepang juga membentuk wadah latihan yang disebut San
A Seinen Kutensho yang diprakarsai oleh H.Shimuzu Dan Wakabayashi.Latihan ini diadakan
selama satu setengah bulan.Pada tahap pertama pelatihan,telah dilantik sebanyak 250 orang.
b.Organisasi Semimiliter
Seinendan
Seinendan (korps pemuda) adalah organisasi para pemuda yang berusia 14-22 tahun.Pada
awalnya, seinendan beranggota 3.500 orang pemuda dari jawa.Tujuan dibentuknya seinendan
adalah untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan
tanah airnya dengan kekuatan sendirinya.Untuk memperbanyak jumlah seinndan ,jepang juga
menggerakan seinendan bagi putri yang disebut josyi seinendan.Sampai pada akhirnya
seinendan berjumlah sekitar 500.000 Pemuda.Tokoh-tokoh indonesia yang pernah menjadi
anggota seinendan adalah Sukarni dan Latif Hendraningrat
Keibodan
Barisan Pelopor
Pada tanggal 1 November 1944 dibentuk organisasi yang bernama barisan pelopor.Barisan
pelopor ini berada dibawah naungan jawa Hokokai.Anggotanya mencapai 60.000
orang.Dimana dipimpim oleh seorang nasionalis ,yakni ir.Soekarno yang di bantu oleh R.P
suroso,Otto Iskandardinata,dan Buntara Martoatmojo.Anggota barisan pelopor isti mewa ada
100 orang dengan ketuanya adalah Sudiro.
Hizbullah
1.Ekonomi Perang
Para pelajar harus menghormati budaya dan adat istiadat Jepang. Mereka juga harus
melakukan kegiatan kerja bakti (kinrohosyi). Kegiatan kerja bakti itu meliputi,pengumpulan
bahan-bahan untuk perang,penanaman bahan makanan,penanaman pohon jarak,perbaikan
jalan,dan pembersihan asrama. Para pelajar juga harus mengikuti kegiatan latihan jasmani
dan kemiliteran. Mereka harus benar-benar menjalankan semangat Jepang(Nippon Seishin).
Para pelajar juga harus menyanyikan lagu Kinigayo,menghormati bendera Hinomaru dan
melakukan gerak badan (taiso) serta seikerei. Akibat keputusan pemerintah Jepang
tersebut,membuat angka buta huruf menjadi meningkat.
3.Pengerahan Romusa
Tidak jarang di antara mereka jatuh sakit bahkan mati kelaparan. Dampak dari kebijakan dan
tindakan Jepang tersebut membuat penderitaan rakyat tidak berkurang tetapi justru semakin
bertambah. Kehidupan rakyat benar-benar menyedihkan. Sejak tahun 1943,Jepang
melancarkan kampanye dan propaganda untuk menarik rakyat agar mau berangkat bekerja
sebagai romusa. Untuk mengambil hati rakyat,Jepang member julukan mereka yang menjadi
romusa itu sebagai “Prajurit Ekonomi” atau “Pahlawan Pekerja”.
Jepang yang mula-mula disambut dengan senang hati,kemudian berubah menjadi kebencian.
Rakyat bahkan lebih benci pada pemerintahn Jepang daripada pemerintahan Kolonial
Belanda. Jepang sering kali bertindak sewenag-wenang. Pada masa pendudukan Jepang
banyak gadis dan perempuan Indonesia yang ditipu oleh Jepang dengan dalih untuk bekerja
sebagai perawat atau disekokahkan,ternyata hanya dipaksa untuk melayani para kempetai.
Kondisi itu menambah deretan penderitaan rakyat di bawah kendali penjajah Jepang.
Kemudia timbullah berbagai perlawanan.
a.Aceh Angkat Senjata
Salah satu perlawanan terhadap Jepang di Aceh adalah perlawanan rakyat yang terjadi di Cot
Plieng yang dipimpin oleh Abdul Jalil. Ia adalah seorang ulama muda,guru mengaji di
daerah Cot Plieng,Provinsi Aceh. Karena melihat kekejaman dan kesewenangan pemerintah
pendudukan Jepang,terutama terhadap romusa,maka rakyat Cot Plieng melancarkan
perlawanan. Di Lhokseumawe,Abdul Jalil berhasil menggerakkan rakyat dan para santri di
sekitar Cot Plieng. Jepang membujuk Abdul Jalil untuk berdamai,tetapi Abdul Jalil
menolak,pada tanggal 10 November 192,Jepag mengerahkan pasukannya untuk menyerang
Cot Plieng.
Dalam pertempuran ini,rakyat yang gugur sebanyak 120 orang dan 150 orang luka-
luka,sedangkan Jepang kehilangan 90 orang prajuritnya. Kebencian rak yat Aceh terhadap
Jepang semakin meluas sehingga meunculkan perlawanan di Jangka Buyadi bawah pimpinan
perwira Gyugun Abdul Hamid. Dalam situasi perang yang meluas ke berbagai tempat,Jepang
mencari cara yang efektif untuk menghentikan perawanan Abdul Hamid.Jepang menangkap
dan menyandera semua anggota keluarga Abdul Hamid. Dengan berat hati akhirnya Abdul
Hamid mengakhiri perlawanannya.
b.Perlawanan di Singaparna
Singaparna merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Barat, yang rakyatnya dikenal
sangat religious dan memiliki jiwa patriotik. Rakyat Singaparna sangat anti terhadap
dominasi asing. Oleh karena itu,rakyat Singaparna sangat benci terhadap pendudukan
Jepang,apalagi ketika mengetahui perilaku pemerintan Jepang yang sangat kejam. Kebijakan-
kebijakan Jepang banyak yang tidak sesuai dengan ajaran Islam-ajaran yang banyak dianut
oleh masyarakat Singaparna. Atas dasar pandangan dan ajaran Islam,r akyat Singaparna
melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Jepang. Perlawanan itu juga diatarbelakangi
oleh kehidupan rakyat yang semakin menderita. Kemudian secara khusus rakyat Singaparna
di bawah Kiai Zainal Mustafamenentang keras untuk melakukan seikeirei. Itulah sebabnya
rakyat Singaparna mengangkat senhata melawan Jepang. Perlawananmeletus pada bulan
Februari 1944.Perlawanan dipimpin oleh Kiai Zainal Mustafa,seorang ajeengan di
Sukamanah,Singaparna Pertempuran dimulai pada hari jumat di bulan Februari 1944. Karena
jumlah pasukan yang lebih besar dan peralatan senjata yang lebih lengkap,tentara Jepang
berhasil mengalahkan pasukan Zainal Mustafa. Kiai Zainal ditangkap Jepang bersama
gurunya Kiai Emar serta pengikutnya diangkut ke Jakarta. Pada tanggal 25 Oktober
1944,mereka dihukum mati.
c.Perlawanan di Indramayu
Perlawanan terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di daerah Indramayu. Latar belakang dan
sebab-sebab perlawanan itu tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Singaparna.
Perlawanan rakyat Indramayu terjadi di desa Kaplongan,Distrik Karangampel pada bulan
April 1944.
Kemudian pada bulan Juli muncul pula perlawanan di esa Cidempet,Kecamatan Lohbener.
Perlawanan tersebut terjadi ketika rakyat merasa tertindas dengan adanya kebijakan penaikan
hasil padi yang sangat memberatkan. Rakyat melawan dan protes,mereka bersemboyan “lebih
baik mati melawan Jepang daripada mati kelaparan”. Namun rakyat tidak mampu melawan
kekuatan Jepang yang didukung dengan tentara dan peralatan yang lengkap. Rakyat telah
menjadi korban dalam membela bumi tanah airnya.
Perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang juga terjadi di Kalimantan ,peris tiwa yang
hamper sama dengan apa yang terjadi di Jawa dan Sumatra. Salah s atu erlaawanan di
Kalimantan adalah perlawanan yang dipimpin oleh Pang Suma,seorang pemimpin Suku
Dayak. Pang Suma dan pengikutnya melancarkan perlawanan Jepang dengan taktik perang
gerilnya. Mereka dibantu rakyat yang militant dan dengan memanfaatkan keuntungan alam
rimba belantara,sungai,rawa.dandaerah yang sulit ditempuh perlawanan berkobar dengan
sengitnya. Namun adanya mata-mata Jepang sering membuat perlawanan para pejuang
Indonesia dapat dikahkan oleh penjajah. Demikian juga perlawanan rakyart yang dipimpin
Pang Suma di Kalimantan ini akhirnya mengalami kegagalan.
Gerakan perlawanan yang terkenal di Papua adalah “Gerakan Koreri” yang berpusat di Biak
dengan pemimpinnya bernama L.Rumkorem. Biak merupakan pusat pergolakan untuk
melawan pendudukan Jepang. Rakyat Irian terus memberikan perlawanan di berbagai tempat.
Mereka melakukan taktik perang gerilnya,Jepang cukup kewalahan menghadapi keberanian
dan taktik gerilnya orang-orang Irian. Akhirnya Jepang tidak mampu bertahan menghadapi
para pejuang Irian tersebut. Jepang akhirnya meninggalkan Biak,oleh karena itu dapat
dikatakan Pulau Biak ini merupakan daerah bebas dan merdeka yang peratama di Indonesia.
Ternyata perlawan ini meluas ke berbagai daerah,dari Biak kemudian ke Yapen Selatan.
Pelawanan di daerah ini berlangsung sangat lama bahkan sampai kemudian tentara Jepang
dikalahkan sekutu.
a.Bidang Politik
c.Pendidikan
2.Janji Kemerdekaan
Sementara itu Jendral Kinaiki Kaiso memberikan janji kemerdekaan( september 1944).Sejak
itulah jepang memberikan izin kepada rakyat indonesia untuk mengibarkan bendera merah
putih di samping bendera jepang Hinomaru.Lagu indonesia Raya boleh dinyanyikan setelah
Kimigayo.Sejak itulah jepang mulai mengerahkan tenaga rakyat indonesia untuk pertahanan.
Sidang BPUPKI dilakukan dua tahap,thap pertama berlangsung pada 28 Mei 1945 .Pada
sidang tahap kedua yang berlangsung pada tanggal 10-11 Juni 1945,dibahas dan dirumuskan
tentang Undang-Undang Dasar.Orang-orang yang membahas mengenai dasar negara adalah
Muhammad Yamin,Supomo,dan Sukarno.Dalam sidang pertama,Sukarno mendapatkan
kesepatan berbicara dua kali,yaitu tanggal 31 Mei dan 1 Juni 1945.
Pembentukan panitia sembilan itu bertujuan untuk merumuskan tujuan dan didirikanya
negara indonesia.Panitia kecil itu terdiri atas Ir.Soekarno,Drs.Muh Yamin,Mr.Ahmad
Subardjo,Mr.A.A Maramis,Abdul Kahar muzakkar,Wahid Hasyim,H.Agus Salim,dan
Abikusno Cokrosuyono.Panitia kecil itu Menghasilakan rumusan yang menggambarkan
maksud dan tujuan indonesia Merdeka.Kemudian disusunlah rumusan bersama dasar negara
indonesia merdeka yang kita kenal dengan Piagam Jakarta.
Pada tanggal 6 Agustus 1945 kota Hiroshima di Jepang di bom oleh Amerika Serikat yang
mengakibatkan moral tentara jepang diseluruh dunia menurun. Sehari kemudian tanggal 7
Agustus 1945 BPUPKI berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia), untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga
menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Soekarno, Hatta
selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI
diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu
Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan
dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
2.Peristiwa Rengasdengklok
Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana terbakar gelora
kepahlawanannya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka tergabung
dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran. Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945,
mereka bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, mereka
membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta,
ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya
adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap
untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan
tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto
untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para
pemuda untuk tidak terburu - buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta,
mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Indes (sekarang
kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10
malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rumahnya (sekarang
gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PPKI diterima oleh para
tokoh Indonesia.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Ma yor Jenderal Moichiro
Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala
pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-
Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi
Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima
kedatangan rombongan tersebut. Nishimura mengemukakan bahwa sejak si ang hari tanggal
16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokyo bahwa Jepang harus menjaga status quo,
tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia
sebagaimana telah dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta
menyesali keputusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang
bersemangat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta
meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-pura
tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meninggalkan
ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah Tokyo dan dia
mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daer ah Angkatan Darat
(Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan.
Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan
Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks
Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura,
Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan
oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah,
Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang
mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada
Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan
agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung
Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power". Bung Hatta,
Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Mali k tidak ada yang membenarkan klaim
Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishijima masih didengungkan.
Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah te rsebut
menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor
(Laut) Dr. Hermann Kandeler.Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di
Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soeka rno,
Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).
Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di
ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks
proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks
proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik,
Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu
adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar
Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan
proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera
Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan
oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.
Pada awalnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan
pengerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditunjuklah
Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut.
Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bendera Merah Putih (Sang
Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera
berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut
masih disimpan di Istana Merdeka.
Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang
dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak mengetahui perubahan tempat
mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soekarno mengulang pembacaan
Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan amanat singkat kepada mereka.
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil
keputusan, mengesahkan dan menetapkan Undang-Undang Dasar (UUD) sebagai das ar
negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian
terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatuan Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI)
dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dibentuk kemudian.
Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Iskandardinata dan persetujuan
dari PPKI sebagai presiden dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden
dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional.
Pada tanggal 19 Agustus 1945, PPKI melanjutkan si dang dan hasilnya melahirkan keputusan
sebagai berikut :
Pembentukan anggota KNIP dan KNIP diberi kekuasaan dan kewenangan l egislatif untuk
ikut serta menetapkan GBHN sebelum MPR dibentuk.
4.Pembentukan Kabinet
Kabinet pertama dibentuk pada tanggal 2 September 1945, Kabinet RI dipimpin oleh
Presiden Soekarno.
5.Pembentukan Berbagai Partai Politik
Komite van aksi merupakan gerakan yang bertugas dalam pelucutan senjata tentara J epang
dan merebut kantor-kantor yang masih diduduki Jepang.Selain itu muncul juga badan
perjuangan seperti API,BARA,BBI,dll.
BAB 3
Revolusi Menegakkan Panji-Panji NKRI
Secara politis keadaan indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan,
kekacauan , dan berbagai insiden masih terus terjadi. Sebagai contoh rakyat indonesia masih
harus bentrok dengan sisa-sisa kekuatan jepang. Disamping menghadapi kekuatan jepang,
bangsa indonesia harus berhadapan dengan tentara inggris atas nama sekutu, dan juga
NICA(Belanda) yang berhasil datang kembali ke indonesia dengan membonceng sekutu.
PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil mengadakan sidang untuk
mengesahkan UUD dan memilih Presiden-wakil presiden. Bahkan untuk menjaga keamanan
negara juga telah dibentuk TNI. Kondisi perekonomian negara memprihatinkan, sehingga
terjadi inflasi yang cukup berat. Karena peredaran mata uang rupiah jepang yang tak
terkendali, sementara nilai tukarnya sangat rendah. Pemerintahan RI sendiri tidak bisa
melarang beredarnya mata uang tersebut, mengingat indonesia sendiri belum memiliki mata
uang sendiri. Diedarkannya uang cadangan sebesar 2,3 milyar, Sementara kas pemerintah
kosong, waktu itu berlaku tiga jenis mata uang: De Javaesche Bank, uang pemerintah Hindia
Belanda, dan mata uang rupiah jepang, Pajak dan bea sangat berkurang, pengeluaran
bertambah banyak, serta Hasil produksi pertanian dan perkebunan tidak dapat diekspor.
Bahkan setelah NICA datang ke indonesia juga memberlakukan mata uang NICA. Kondisi
perekonomian ini semakin parah karena adanya blokade. Belanda juga terus memberi tekanan
dan teror terhadap pemerintah indonesia. Sehingga pada tanggal 4 januari 1946 Ibu kota RI
pindah ke Yogyakarta. Pada 1 oktober 1946, indonesia mengeluarkan uang RI yang disebut
ORI, uang NICA dinyatakan sebagai alat tukar yang tidak sah. dibidang politik bangsa
Indonesia mengambil langkah-langkah untuk melengkapi syarat-syarat berdirinya Negara
yang berdaulat antara lain :
a. Daerah (wilayah)
Jepang menyerah jepada sekutu tanpa syarat tanggal 14 agustus 1945 bahwa sekutu memiliki
hak atas kekuasaan jepang di berbagai wilayah, terutama wila yah yang sebelumnya
merupakan jajahan negara-negara yang masuk dalam sekutu. Rakyat indonesia telah
memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945. Padahal kondisi ini tentu
bertolak belakang dengan bayangan belanda dan sekutu. Karena itu, dapat diprediksi kejadian
berikutnya, yakni pertentangan atau konflik antara indonesia dan sekutu maupun belanda.
Setelah PD II, terjadi perundingan belanda dengan inggris di London yang menghasilkan
Civil Affairs Argeement. Isinya tentang pengaturan penyerahan kembali indonesia dari pihak
inggris kepada belanda, khusus yang menyangkut daerah sumatra, sebagai daerah yang
berada di bawah pengawasan SEAC(South East Asia Command).
*fase pertama, tentara sekutu akan mengadakan operasi militer untuk memulihkan keamanan
dan ketertiban.
*fase kedua, setelah keadaan normal,pejabat-pejabat NICA akan mengambil alih tanggung
jawab koloni itu dari pihak inggris yang mewakili sekutu.
Setelah diketahui jepang menyerah pada tanggal 15 agustus 1945, maka belanda mendesak
inggris mensahkan hasil perundingan tersebut pada tanggal 24 agusutus 1945. Pada tanggal
16 september 1945,wakil Mountbatten, yakni Laksamana Muda WR Patterson dengan
menumpang kapal Cumberland, mendarat di pelabuhan tanjung perak suraba ya. Dalam
rombongan Patterson ikut serta Van Der Plass seorang belanda yang mewakili H.J.Van
Mook(Pemimpin NICA). Setelah informasi dan persiapan dipandang cukup Louis
Mountbatten membentuk pasukan komando khusus yang disebut AFNEI(Allied Forces
Netherlands East Indiers), yang sering disebut sebagai tentara Gurkha. Yang tugasnya
sebagai berikut.
Pasukan sekutu yang tergabung dalam AFNEI mendarat di jakarta pada tanggal 29 September
1945 yang terbagi menjadi 3 divisi, yaitu :
*Divisi India 23 dibawah pimpinan Jenderal DC Hawthorn. Daerah tugasnya di Jawa bagian
Barat dan berpusat di Jakarta
*Divisi india 5 dibawah komando jenderal EC mansergh bertugas di jawa bagian timur dan
berpusat di surabaya.
Berbagai perjuangan yang dilakukan oleh Rakyat Indonesia untuk menghadapi para penjajah,
seperti Bandung Lautan Api,Pertempuran Medan Area,Pertempuran di Surabaya,dll.
1.Perjanjian Linggarjati
Pada akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris mengirimkan Lord Killearn ke Indonesia untuk
menyelesaikan perundingan antara Indonesia dengan Belanda. Pada tanggal 7 Oktober 1946
bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta dibuka perundingan Indonesia-Belanda
dengan dipimpin oleh Lord Killearn. Perundingan ini menghasilkan persetuj uan gencatan
senjata (14 Oktober) serta meratakan jalan ke arah perundingan di Linggarjati yang dimulai
tanggal 11 November 1946.
Linggarjati merupakan kota kecil yang berda dikurang lebih 21 km sebelah barat Cirebon.
Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 10-15 November 1946. dalam
perundingan Linggarjati delegasi Indonesia dipimpin perdana Menteri Sutan Syahrir,
sedangkan delegasi Belanda diwakili oleh Prof. S. Schemerhorn serta Dr. H,J. Van. Mook.
Penengah serta pemimpin perundingan dari pihak Inggris, yaitu Lord Killeam. Hasil
perundingan diumumkan pada tanggal 15 November 1946 serta sudah tersusun sebagai
naskah persetujuan yang terdiri atas 17 pasal, antara lain berisi sebagai berikut:
Belanda mengakui dengan cara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yang
meliputi Sumatra, Jawa serta Madura. Belanda waji b meninggalkan wilayah de facto paling
lambat 1 Januari 1949.
Republik Indonesia serta Belanda bakal bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia
Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu tahapnya merupakan
Republik Indonesia
Republik Indonesia Serikat serta Belanda bakal membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan
Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Hasil perundingan Linggarjati menimulkan beberapa pendapat pro serta kontra di kalngan
partai politik di Indonesia. Perundingan Linggarjati memenyesalkan pihak Reopublik
Indonesia krena wilayahnya terus sempit, yaitu hanya meliputi Jawa, Madura serta Sumatera.
Faktor ini menyebababkan terjadinya pergolakan di Bali Novmber 1946 dibawah ceo Letnan
Kolonel Gusti Ngurah Rai, dengan perang puputan/ perang habis-habisan (puputan
Margarana ) serta pertempuran Manado dipimpin Letkol Taulu yang dibantu oleh Residen
Lapian melawan tentara KNIL (Belanda).
Direncanakan oleh Van Mook, dia merencanakan negara-negara boneka dan ingin
mengembalikan kekuasaan Belanda atas Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pihak
Belanda melanggar perundingan linggarjati yang telah disepakati sebelumnya, bahkan
mereka menyobek kertas perjanjian tersebut. Kemudian pada tanggal 21 Juli 1947, Belanda
melancarkan aksi militer pertama dengan target utama kota-kota besar di pulau Jawa dan
Sumatra. Agresi Militer Belanda 1 ternyata menimbulkan reaksi yang hebat dari dunia
internasional. Pada tanggal 30 Juli 1947, pemerintah India dan Australia mengajukan
permintaan resmi agar masalah Indonesia segera dimasukkan dalam daftar acara Dewan
Keamanan PBB. Pada tanggal 1 Agustus 1947, Dewan Keamanan PBB memerintahkan
penghentian dari kedua belah pihak yang mulai berlaku tanggal 4 Agustus 1947. Untuk
mengawasi pelaksanaan perjanjian gencatan senjata tersebut, maka dibentuk suatu Komisi
Konsuler yang anggotanya adalah konsul jenderal yang berada di Indonesia.
KTN merupakan sebuahkomite yang dibentik oleh Dewan Keamanan PBB yg bakal menjadi
penengah konflik antara Indonesia serta Belanda. Komite ini di kenal sebagai Committee of
Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk Indonesia), Komisi Tiga Negara
(KTN), disebut begitu sebab beranggotakan tiga negara, yaitu :
2. Belgia yang dipilih oleh Belanda diwakili oleh Paul van Zeeland
3. Amerika Serikat sebagai pihak yang netral menunjuk Dr. Frank Graham.
Tugas KTN
1. Menguasai dengan cara langsung penghentian tembak menembak sesuai dengan resolusi
PBB
4.Perjanjian Renville
5.Agresi Militer II
Agresi Militer Belanda 2 dimulai ketika pihak Belanda yang tetap bersikukuh menguasai
Indonesia mencari dalih untuk dapat melanggar perjanjian yang telah disepakati. Bahkan
pihak Belanda menuduh jika pihak Indonesia tidak menjalankan isi perundinganRenville.
Oleh karena itu pihak TNI dan pemerintah Indonesia sudah memperhitungkan bahwa
sewaktu-waktu Belanda akan melakukan aksi militernva untuk menghancurkan republik
dengan kekuatan senjata. Untuk menghadapi kekuatan Belanda itu, didirikan Markas Besar
Komando Djawa (NIBKD) vang dipimpin oleh Kolonel Abdul Haris Nasution dan Markas
Resar Komando Sumatra (MBKS) yang dipimpin oleh Kolonel Hidayat.
Serangan dibuka tanggal 19 Desember 1948. Dengan taktik perang kilat (blitkrieg), Belanda
melancarkan serangan di semua front di daerah Republik Indonesia. Serangan diawali dengan
penerjunan pasukan payung di Pangkalan Udara Maguwo (sekarang Adi Sucipto) dan dengan
gerak cepat berhasil menduduki kota Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden
Moh. Hatta memutuskan untuk tetap tinggal di ibukota, walaupun mereka tahu bahwa den gan
demikian mereka akan ditawan oleh musuh. Alasannya, agar mereka dapat melakukan
kegiatan diplomasi dengan pihak Belanda.
Di samping itu, Belanda tidak mungkin menjalankan serangan secara terus-menerus karena
presiden Panglima Tertinggi Angkatan Perang Indonesia dan wakil presiden menteri
pertahanan sudah berada di tangan mereka. Sementara itu, beberapa bulan sebelum Belanda
melakukan serangan terhadap kota Yogyakarta, Jenderal Sudirman (Panglima Besar
Angkatan Perang) menderita sakit paru-paru yang sangat parah sehingga harus dirawat di
rumah sakit dan kemudian dirawat di rumah. Ia berpesan jika Belanda menyerang kembali,
maka ia akan memegang kembali pimpinan Angkatan Perang dan memimpin prajurit-
prajuritnya melakukan perlawanan gerilya.
Dalam waktu satu bulan, pasukan TNI telah berhasil melakukan konsolidasi dan mulai
memberikan pukulan secara teratur kepada musuh. Seluruh Jawa dan Sumatra menjadi satu
daerah gerilya yang menyeluruh. Tekanan terhadap pasukan Belanda ditingkatkan.
Penghadangan terhadap konvoi perbekalan tentara Belanda berhasil dilakukan. Serangan
umum yang dilaksanakan terhadap kota-kota yang diduduki Belanda mulai dilaksanakan oleh
pasukan TNI. Serangan yang paling terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap
kota Yogyakarta di bawah pimpinan Komandan Brigade X Letnan Kolonel Soeharto.
Pasukan I N I berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam. Sementara itu, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX menolak kerja sama dari Belanda. Sultan mendukung segala tindakan
para pemimpin gerilya. Di samping itu, perjuangan dalam rangka menegakkan kedaulatan
Republik Indonesia juga dilakukan di luar negeri. Dengan modal sumbangan pesawat rakyat
Aceh, W. Supomo membentuk armada udara komersial vang berpangkalan di Myanmar
(Burma). Hasil penerbangan komersial itu dijadikan modal untuk membiayai pemakilan
Republik Indonesia di luar negeri. Selain itu, dibuka komunikasi radio antara Wonosari,
Bukittinggi, Rangoon (sekarang Yangoon), dan New Delhi.
PDRI didirikan oleh Syafruddin Prawiranegara atas perintah Presiden Soekarno yang pada
saat itu ditawan oleh Belanda.PDRI ini berhasil m empertahankan eksistensi RI dan
menunjukkan kepada dunia internasional bahwa RI masih tetap berdiri.
a. Ke dalam
1) Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.
2) Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.
b. Ke luar
1) Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk
mengadakan ofensif.
2) Mematahkan moral pasukan Belanda.
Dalam perundingan Roem Royen, pihak Republik Indonesia tetap b erpendirian bahwa
pengembalian pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta merupakan kunci pembuka
untuk perundingan selanjutnya. Sebaliknya, pihak Belanda menuntut penghentian perang
gerilya oleh Republik Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 7 Mei 1949 berhasil dicapai
persetujuan antara pihak Belanda dengan pihak Indonesia. Kemudian disepakati kesanggupan
kedua belah pihak untuk melaksanakan Resolusi Dewan Keamanan PBB tertanggal 28
Januari 1949 dan persetujuan pada tanggal 23 Maret 1949. Pernyataan pemerintah Republik
Indonesia dibacakan oleh Ketua Delegasi Indonesia Mr. Mohammad Roem yang berisi antara
lain sebagai berikut.
Kedua belah pihak bekerja sama dalam hai mengembalikan perdamaian dan menjaga
keamanan serta ketertiban.
Belanda turut serta dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) yang bertujuan mempercepat
penyerahan kedaulatan lengkap dan tidak bersyarat kepada negara Republik Indonesia
Serikat.
Pernyataan Delegasi Belanda dibacakan oleh Dr. J.H. van Royen, yang berisi antara lain
sebagai berikut.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa pemerintah Republik Indonesia harus bebas dan
leluasa melakukan kewajiban dalam satu daerah yang meliputi Karesidenan Yogyakarta.
Pemerintah Belanda membebaskan secara tidak bersyarat para pemimpin Republik Indonesia
dan tahanan politik yang ditawan sejak tanggal 19 Desember 1948.
Pemerintah Belanda menyetujui bahwa Republik Indo-nesia akan menjadi bagian dari
Republik Indonesia Serikat (RIS).
Konferensi Meja Bundar (KMB) akan diadakan secepatnya di Den Haag sesudah pemerintah
Republik Indonesia kembali ke Yogyakarta.
Guna melaksanakan perjanjian Roem-Royen, pada ta nggal 29 Juni 1949 pasukan Belanda
ditarik ke luar Yogya. Kemudian TNI masuk ke Yogya.
Hasil Konferensi Inter Indonesia ini ternyata adalah konfirmasi consensus nasional yang
sejak 17 Agustus 1945 direalisasikan dalam perjuangan bangsa.
Konferensi Inter Indonesia tahap kedua bertempat di Gedung Pejambon, Jakarta. Salah satu
keputusan penting yang diambil adalah bahwa BFO men yokong tuntutan Republik Indonesia
atas penyerahan kedaulatan tanpa ikatan-ikatan politik ataupun ekonomi.
1) Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional.
2) TNI menjadi inti APRIS dan akan menerima orang-orang Indonesia yang ada dalam
KNIL, dan kesatuan-kesatuan tentara Belanda lain dengan syarat-s yarat yang akan ditentukan
lebih lanjut.
3) Pertahanan negara adalah semata-mata hak Pemerintah RIS, Negara-negara bagian tidak
mempunyai angkatan perang sendiri.