Anda di halaman 1dari 24

1

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belangkang
Telah kita ketahui sebelumnya, Indonesia memang terkenal akan kekayaan
alamnya terutama pada rempah – rempahnya sehingga banyak yang datang untuk
mengadakan perdagangan dengan rakyat Indonesia. Namun begitu, ada pula yang
menyalahgunakan kekayaan tersebut, atau dapat dikatakan dari adanya kekayaan
rempah – rempah tersebut membuat mereka bernafsu untuk dapat menguasainya.
Kedatangan bangsa Belanda di Indonesia pada pertama kalinya adalah
semata-mata untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya untuk memperoleh
kejayaaan atau mengharumkan tanah airnya (gold, gospel, glory). Untuk
mengatasi persaingan tidak sehat dan sekaligus mematahkan dominasi Portugis,
seorang anggota parlemen Belanda bernama Johan Van Oldebanevelt mengajukan
usul yaitu penggabungan seluruh perusahaan datang yang ada di Belanda menjadi
satu serikat dagang. Usulan tersebut mendapat sambutan baik. Pada tanggal 20
Maret 1602, berdiri Verenigde Oost Compagnie atau serikat perusahaan dagang
hindia timur, yang biasa dikenal dengan VOC. Dengan modal pertama 6,5 miliar
gulden, VOC dipimpin oleh tujuh belas direktur. Mereka dikenal dengan sebutan
Heeren Zeventien.
Dari situlah awal cerita VOC dalam menguasai rempah – rempah
Indonesia. Makalah ini disusun untuk mengetahui lebih lanjut sejarah VOC di
Indonesia, mengetahui apa saja yang mereka lakukan sehingga mereka dapat
berkembang yang kemudian dapat bangkrut dan akhirnya dibubarkan.
Selain itu,Kolonialisme dan imperealisme mulai berkembang sekitar abad
ke – 15 yang diawali dengan adanya gejala pembaharuan di eropa di bidang
ekonomi, politik, sosial, maupun budaya dalam bentuk gerakan renaisans dan
humanisme yang berpikiran maju. Kemampuan berpikir yang berhaluan maju
inilah yang kemudian menghasilkan banyak penemuan-penemuan baru seperti
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan.
a. Di bidang ilmu pengetahuan
Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya teori
Heliosentris (tata surya) oleh Nicolaus Copernicus, seorang ahli ilmu pasti dan
2

astronomi dari Polandia. Ajaran Copernicus yang muncul pada tahun 1543
menjelaskan bahwa matahari sebagai pusat dari seluruh benda-benda antariksa
dan ia menyatakan pula bahwa bentuk bumi adalah bulat seperti bola. Pernyataan
Copernicus ini sesungguhnya pernah muncul jauh sebelumnya, yakni bersumber
dari pengalaman Marco Polo yang melakukan perjalanan dari Venesia (Italia)
melalui jalur darat ke negeri Cina antara tahun 1271-1292 hingga kembali ke
tempat asalnya.
b.Di bidang Teknologi
Selain di bidang ilmu pengetahuan, Nicolaus Copernicus juga mampu
mengembangkan teknologi dengan cara membuat kompas yang dapat digunakan
untuk menunjukkan arah dalam pelayaran. Pada tahun 1610, muncul ilmuwan
baru dari Italia bernama Galileo yang mendukung dan memperjelas pokok-pokok
ajaran Heliosentris dari Copernicus. Pada saat itu, Galileo telah mampu
mengembangkan teknologi dengan cara membuat teropong jauh (teleskop).
c. Di bidang sosial ekonomi
Pada tahun 1453, bangsa Turki Usmani berhasil merebut wilayah
Konstatinopel (terutama Bandar Bizantium yang biasa digunakan sebagai bandar
hubung perdagangan antara Asia dengan Eropa). Peristiwa itu mengakibatkan
terputusnya jalur perdagangan antara Asia dan Eropa, sehingga para pedagang
sulit untuk mendapatkan rempah-rempah. Kondisi sosial ekonomi para pedagang
eropa yang menurun akibat krisis jalur lintas perdagangan ini, memaksa mereka
untuk mencari jalan lain dalam menemukan daerah penghasil rempah-rempah dan
membelinya secara langsung dengan cara berlayar menjelajahi samudera.
Perjalanan Marco Polo dari Venesia (Italia) ke negeri Cina dan ajaran
Copernicus, yang menyatakan bahwa bentuk bumi seperti bola, telah mampu
mempengaruhi dan mendorong pelaut Eropa lain seperti bangsa Portugis, Spayol,
Inggris, Belanda, dan prancis untuk berlayar mengarungi samudera ke segala
penjuru dunia hingga dapat menemukan daerah-daerah baru yang kemudian
dikuasai sebagai daerah jajahannya
3

2.Tujuan
Adapun tujuan kita mempelajari kolomialisme dan kezaliman manusia ini:
a. Mengetahui proses penjelajahan serta penjajahan bangsa eropa diIndonesia
b. Mengetahui penyebab dibentuknya VOC.
c. Mengetahui perkembangan VOC di Indonesia.
d. Mengetahui saja yang dilakukan baik itu kebijakan maupun kezaliman yang
diterapkan pada rakyat Indonesia.
e. Mengetahui proses kemunduran VOC.
f. Mengetahui penyebab kebangkrutan VOC hingga akhirnya dibubarkan.
g. Mengetahui proses Inggris menguasai Indonesia.
h. Mengetahui kebijakan-kebijakan yang dilakukan Inggris.
i. Mengetahui proses bangsa Belanda kembali menguasai Indonesia setelah
mengalahkan Inggris.
j. Mengetahui perlawanan-perlawanan rakyat dalam bentuk gerakan sosial.
4

BAB II
KOLONIALISME DAN KEZALIMAN MANUSIA

1.Pengertian kolonialisme dan kezaliman manusia


Kolonialisme adalah suatu usaha untuk melakukan sistem permukiman
warga dari suatu negera di luar wilayah negara induknya atau negara asalnya.
Umumnya, wilayah koloni terletak di seberang lautan negara induk yang
kemudian dinyatakan sebagai daerah bagian dari negara asal tersebut. Dengan
demikian, kolonialisme adalah suatu sistem yang digunakan suatu negara untuk
menjalankan politik penjajahan terhadap negara lain.
Kolonilisme melahirkan kezaliman manusia yang melibatkan rakyat suatu
negara yang dijajah negara lain sebagai pekerja atau yang menjalankannya,
sehingga rakyat yang mengalaminya mendapat kehidupan yang tidak sewajarnya
bahkan akibat dari kezaliman manusia ini rakyat menjadi sengsara bahkan
meninggal dunia karena kekerasan, pemaksaan, penindasan dan lain sebagainya
yang merugikan rakyat itu sendiri dalam kepentingan suatu negara dalam
mencapai tujuan mereka.
a. Kedatangan bangsa eropa ke Indonesia
Setelah bangsa Turki Usmani berhasil merebut wilayah Kontatinopel yang
merupakan bandar penghubung perdagangan antara Asia dan Eropa menyebabkan
harga rempah-rempah menjadi langkah dan mahal, akibat terputusnya jalur
perdagangan tersebut.
Keinginan bangsa eropa untuk memperoleh kekayaan dan kesejahteraan
hidup, mendorongnya untuk mendatangi negeri-negeri di Timur yang memiliki
kekayaan. Agar dapat menguasai seluruh negeri-negeri tersebut, bangsa Eropa
melakukan aksi perebutan dan kemerdekaan.
1. Bangsa portugis dan spanyol
Sejak pertengahan abad ke-15 pelaut-pelaut Portugis menjelajahi pantai
Afrika Barat. Adapun bangsa Spayol mulai menjelajahi samudera ke arah timur
pada abad 15-16. Berikut orang-orang portugis dan Spayol yang mencoba
berlayar menuju wilayah Timur.
5

Penjelajah Portugis yang melayari dunia pada abad 15-16


Vasco da gama(1497-1498)
Pada bulan juli 1497, Vasco da gama berlayar menuju ke hindia timur melalui
kepulauan tanjung Verde. Ia kemudian mengitari tanjung harapan baik (cape of
good hope). Sebelumnya, pada tahun 1498, ia mendarat di pantai barat india yang
kemudian dirampasnya dengan cara mendirikan benteng-benteng keamanan.
Bartholomeus Diaz(1486)
Bartholomeus Diaz berlayar menuju ke arah selatan menelusuri pantai barat
Afrika sampai daerah pantai emas. Pada perjalanan yang kedua, Bartholomeus
diaz berhasil mencapai tanjung harapan baik yang terletak diujung selatan benua
afrika. Ia berhasil memetakan rute perjalanannya dari lisabon sampai ke tanjung
harapan baik yang berguna bagi para pelaut eropa berikutnya.
Pedro Alvares Cabral(1500)
Cabral berlayar ke arah barat dan berlabuh di Amerika Selatan pada tanggal 22
april 1500. Dengan mengibarkan bendera portugis dan menyatakan daerah baru
itu sebagai milik portugis. Hal itu dilakukan untuk menghindari persaingan
portugis dengan spayol dalam merebut daerah baru.
Alfonso d’Albuquerque(1505)
Pada tahun 1505, alfonso mengacaukan jalur perdagangan arab dan india, serta
menduduki pelabuhan penting di Afrika Timur dan Teluk Persia. Alfonso juga
berhasil menaklukan pelabuhan Goa di Asia selatan.
Fransiscus Xaverius(1550)
Fransiscus Xaverius adalah seorang pendeta yang ikut dalam penjelajahan
samudera untuk menyebarkan agama nasrani. Fransiscus pernah berada di
Maluku selama satu tahun, yaitu antara bulan juni 1546 sampai bulan April 1547.
Daerah lain yang dikunjungi Fransiscus antara lain India, Jepang, dan negeri
Cina.

Penjelajah Spayol yang melayani dunia pada abad 15-16


Christophorus Colombus
Colombus adalah pelaut Italia yang menetap dan lama bekerja pada raja Spayol.
6

Atas dukungan Ratu Isabella (Spayol), Colombu berlayar ke arah barat Atlantik,
karena ia sudah sering menyusuri perairan itu untuk menuju ke Eropa Utara,
Eslandia, Azora, dan Madelra. Colombus meyakinkan ratu Spayol bahwa dengan
menelusuri bagian barat samudera Atlantik atau laut kegelapan (sea of darkness),
akan tetapi cepat tiba di Hindia Timur daripada berlayar melalui tanjung harapan
baik (cape of good hope).
1. Colombus berangkat dari Spayol pada bulan agustus 1492 dan tiba di kepulauan
bahma (san salvador) pada tanggal 12 Oktober 1492.
2. Pada tanggal 5 Desember 1492, Colombus mendarat di Haiti (Hispaniola), laut
Karibia, Amerika Tengah dan berhasil menemukan jalan ke benua Amerika. Pada
saat mendarat di kepulauan Bahama, Colombus mengira telah tiba diHindia dan
penduduk setempat yang dijumpainya disebut sebagai orang hindia. Tujuan
pelayarann Colombus sebenarnya adalah untuk mencari kepulauan Hindia
(Indonesia) atau yang disebut Hindia Timur.
Amerigo Vespucci adalah pelaut Italia yang mengikuti jejak Colombus untuk
melintasi samudera Atlantik serta berhasil menyusun peta kuno dan menuliskan
benua Amerika di dalam peta tersebut.
Magellan – del Cano
Pada tanggal 10 agustus 1519, Magellan dengan dibantu kapten Juan Sebastian
del Cano dan Pegafetta (sastrawan dan sejarawan dari Italia) berlayar
menyebarangi samudera Atlantik. Mereka berhasil mengelilingi bumi dan
membuktikan bahwa bumi itu bulat (karena pelayaran diawali dari pesisir barat
Benua Amerika, Ujung Amerika Selatan, dan memasuki selat yang
menghubungkan lautan Atlantik dengan lautan Pasifik yang dikenal dengan selat
Magellan). Tahun 1512, pelayaran mengarungi lautan Pasifik dilanjutkan menuju
kepulauan Massava (Filipina), namun sesampainya di pulau Cebu, Magellan
tewas saat membantu raja Cebu melawan suku Mactan. Walaupun Magellan telah
tewas, pelayaran tetap dilanjutkan hingga Kepulauan Maluku, dan berhasil
mengangkut rempah-rempah. Setelah itu, awak kapal tersebut kemudian kembali
ke Spayol melalui tanjung harapan baik (cape of good hope).
Ferdinand Cortez
Pada tahun 1519, Cortez berekspedisi dan mendarat di Veracrus. Setibanya di
Meksiko, Cortez menetap beberapa bulan di pantai dan mengumpulkan informasi
7

penting mengenai suku Indian Aztec yang menguasai Meksiko. Selanjutnya,


Cortez merampas kerajaan Aztec di Meksiko dan pusat kebudayaan suku Maya di
semananjung Yucatan, Teluk Meksiko.
Francisco Pizarro
Pada tahun 1522, Pizarro menjelajahi samudera menuju Benua Amerika melalui
samudera Atlantik. Pada tahun 1532, Pizarro berhasil menaklukan kerajaan Inca
di daerah pedalaman Peru.

2. Bangsa Inggris
Pada abad 16, para pelaut dan warga negara Inggris secara
rombongan telah menjelajah samudera melintasi samudera Atlantik menuju
Amerika Utara dan menguasai wilayah ini sebagai daerah koloninya. Pada masa
pemerintahan Ratu Elizabeth I, sekitar tahun 1607, telah terjadi perpindahan
penduduk secara besar-besaran dari Inggris ke Amerika Utara, terutama di daerah
Virginia, yang kemudian dikuasai sebagai koloninya. Pelaut Inggris yang terkenal
adalah Sir Francis Drake (1577-1580).
3. Bangsa Belanda
Pelaut Belanda, yang dipimpin oleh Cornelius de Houtman, mengikuti jejak
pelaut Eropa lainnya dalam menelusuri daerah-daerah sepanjang pantai barat
Afrika dan Asia Selatan, serta berhasil mendarat di pelabuhan Banten pada tahun
1596. Pelaut Belanda itu semula ingin berdagang dengan bangsa Indonesia, yakni
ditandai dengan berdirinya persekutuan dagang VOC pada tahun 1602. Akan
tetapi, dalam perkembangan berikutnya, bangsa Belanda menguasai wilayah
Indonesia sebagai daerah jajahanya hingga 1942.
4. Bangsa Prancis
Pelaut Prancis semula penjelajahan samuderanya dari Eropa dan kemudian
melintasi Samudera Atlantik menuju Kanada, serta daerah lembah Mississippi.
Beberapa daerah inilah yang kemudian dikuasai sebagai daerah koloninya.
Demikianlah upaya bangsa-bangsaEropa untuk menemukan daerah baru atau
negeri asing yang kemudian dinyatakan sebagai miliknya tanpa menghiraukan hak
dan kedaulatan rakyat pribumi sebagai penghuni yang asli. Daerah asing yang
mereka temukan dianggapnya sebagai negeri atau tanah yang tidak bertuan dan
8

akhirnya dikuasai sebagai daerah koloninya. Beberapa alasan penjelajahan


samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa adalah sebagai berikut.
a. Mencari daerah penghasil rempah-rempah secara langsung.
b. Mencari harta kekayaan, serta mencari emas dan perak (gold).
c. Menyebarkan agama Nasrani (gospel).
d. Mencari keharuman nama, kejayaan, dan kekuasaan (glory).
b. Kolonialisme dan Kezaliman manusia di Indonesia (Imperialisme Barat)
Pelaut dari Eropa (Portugis, Spayol, Belanda, dan Inggris) yang
berdatangan ke indonesia semula hanya ingin berdagang dan mencari rempah-
rempah, serta komoditas lain yang diperjualbelkan di pasaran Eropa. Akan tetapi,
dalam perkembangan berikutnya, maksud awal kedatangan bangsa-bangsa Eropa
tersebut berubah menjadi keinginan untuk menjajah dalam bentuk praktik
Kolonialisme dan Imperealisme seperti menguasai perdagangan secara tunggal
(monopoli) dan merampas atau menjajah suatu negeri.
1. Bangsa Portugis Menjajah Indonesia
Pada tahun 1512, bangsa Portugis yang dipimpin oleh Fransisco Serrao mulai
berlayar menuju kepulauan Maluku. Kedatangan bangsa Protugis di Maluku yang
semula hanya ingin berdagang rempah-rempah disambut baik oleh rakyat Maluku,
bahkan pada tahun 1521, Antonio de Brito diberi kesempatan untuk mendirikan
kator dagang dan benteng Santo Paolo di Ternate sebagai tempat berlindung dari
serangan musuh.
Akan tetapi, setelah pihak Portugis meminta hak monopoli perdagangan
cengkih dan menetapkan harga serendah-rendahnya, rakyat Maluku mulai
bersikap tidak simpati terhadap bangsa Portugis yang ditandai dengan ditolaknya
hubungan dagang. Sikap tersebut memicu permusuhan yang semula dianggap
sebagai sahabat rakyat Ternate berubah menjadi pemeras dan musuh.
2. Bangsa Spayol Menjajah Indonesia
Pelaut Spayol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun 1521 setelah
terlebih dahulu singgah di Filipina. Kehadiran bangsa Spayol di kepulauan
Maluku untuk berdagang rempah-rempah disambut baik oleh rakyat Tidore.
Bangsa Spayol dimanfaatkan oleh rakyat Tidore untuk bersekutu dalam
melawan rakyat Ternate (yang bersekutu dengan bangsa Portugis). Keadaan
9

kepulauan Maluku saat itu semakin krisis, mulai dari yang bersifat persaingan
dagang hingga permusuhan. Konflik sosial antara Portugis dan Spayol yang
semakin meruncing, apabila dibiarkan berlanjut, akan merugikan sendiri. Maka
pada tahun 1534, diterbitkan perjanjian Saragosa (tahun 1534) yang isinya antara
lain pernyataan bahwa bangsaPortugis tetap berada di Kepulaan Maluku.
3. Bangsa Belanda Menjajah Indonesia
Proses penjajahan bangsa Belanda terhadap Indonesia memakan waktu yang
sangat lama, yaitu mulai dari tahun 1602 sampai tahun 1942. Pada saat perang
dunia II bangsa Jepang masuk dan merebut Indonesia dari kekuasaan Belanda.
Penjajahan bangsa Belanda di Indonesia, diawali oleh berdirinya persekutuan
dagang Hindia Timur atau Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC).
a. Masa VOC (Vereenigde Oost Indische Compagnie)\
Penjajahan Belanda, Coernelius De Houtman, mendarat pertama kali di
Indonesia pada tahun 1596. Rombongan mendarat di Banten dengan alasan untuk
berdagang, akan tetapi dalam perkembangan berikutnya, bangsa belanda bersikap
kurang bersahabat sehingga mereka diusir dari kerajaan Banten.
Cornelius de Houtman beserta rombongan kemudian melanjutkan
pelayarannya ke arah Timur menelusuri pantai utara pulau Jawa hingga tiba
dipulau bali. Setelah mempelajari jalur pelayaran laut dan membeli rempah-
rempah, mereka kembali ke negara asalnya. Pada tahun 1598, bangsa Belanda
mendarat di Banten untuk kedua kalinya dan dipimpin oleh Jacob Van Neck.
Rombongan yang datang kali ini, jumlahnya lebih banyak dan masing-masing
kelompok membentuk kongsi dagang sehingga menimbulkan persaingan diantara
mereka sendiri. Upaya Inggri untuk mengatasi persaingan dagang yang semakin
kuat diantara sesama pendatang dari Belanda adalah dengan mendirikan dan
menyaingi persekutuan dagang Inggris di India dengan nama East India Company
(EIC).
Pada tahun 1619, kedudukan VOC dipindahkan ke Batavia (sekarang Jakarta)
dan diperintah oleh Gubernur Jenderal Jan Pieter Zoon Coen. Perpindahan
kedudukan VOC dari Ambon ke Batavia ditujukan untuk merebut daerah dan
memperkuat dari dalam (EIC) yang sedang konflik dengan Wijayakrama
(penguasa Jayakarta).
10

Masa VOC berkuasa di Indonesia disebut sebagai “zaman kompeni”. Dalam


upaya mengembangkan usahanya, VOC memperoleh piagam (charter) yang
diterima dari pemeritahan Kerajaan Belanda. Piagam (charter), secara umum,
menyatakan bahwa VOC diberikan hak monopoli dagang dibawah sebelah
timurTanjung Harapan serta beberapa hak kekuasaan seperti mencetak uang,
memiliki tentera, mengangkat pegawai, menduduki daerah asing, membentuk
pengadilan, bertindak atas nama Belanda (Oktroi), dan mengadakan perjanjian
dengan raja-raja setempat.
Dalam perkembangan berikutnya, Kompeni berubah menjadi kekuatan yang
tidak sebatas berdagang, tetapi ikut capur, yakni dengan mengendalikan
pemerintahan kerajaan- kerajaan di Indonesia. Beberapa perlawanan rakyat yang
bersifat kedaerahan tersebut antara lain adalah perlawanan rakyat Banten,
Mataram, Makassar, Bali, dan Maluku.
Pada abad ke-18, VOC mengalami kemunduran dan tidak dapat
melaksanakan tugas dari pemerintahan Belanda. Kemuduran VOC semakin parah,
yaitu ditandai dengan kondisi keuangan yang kian merosot hingga mengalami
kebangkrutan. Beberapa faktor penyebab kemunduran VOC adalah sebagai
berikut.
1. Banyaknya jumlah pegawai VOC yang korupsi.
2. Rendahnya kemampuan VOC dalam memantau monopoli perdagangan.
3. Berlangsungnya perlawanan rakyat secara terus-menerus dari berbagai daerah di
indonesia.
Masalah yang dihadapi VOC semakin besar dan rumut, hingga diketahui oleh
pemerintah Belanda bahwa VOC tidak mampu melaksanakan tugasnya dan tidak
mampu menangkal setiap agresif dari pihak asing. Pada saat itu, di negeri Belanda
sedang terjadi konflik politik. Kekuasaan raja Willem sebagai penguasa kerajaan
Belanda digantikan oleh Republik Bataaf di bawah kendali Prancis.
Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC resmi dibubarkan dan pemerintah
Belanda (saat itu Republik Bataaf) mencabut hak-hak VOC. Semua kekayaan dan
utang VOC diambil alih oleh negara dan mulai saat itu pula, segala bentuk
kekuasaan atas Indonesia berada langsung di bawah pemerintahan Belanda.
Kekuasaan Republik Bataaf di Belanda ternyata tidak berlangsung lama dan
11

belum sempat berkuasa di Indonesia. Pada tahun 1806, terjadi perubahan politik
di Eropa hingga Republik Bataaf dibubarkan dan berdirilah Kerajaan Belanda
yang diperintah oleh raja Louis Napoleon.
b. Masa Daendels (1808-1811)
Louis Napoleon sebagai penguasa negeri Belanda pada saat itu,
mengangkat Herman Willem Daendels (1808) sebagai Gubernur jenderal Hindia
Belanda. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa dari
ancaman Inggris dan mengatur pemerintahan di Indonesia. Daendels pada saat
memerintah Indonesia dikenal sebagai penguasa yang disiplin dan keras sehingga
mendapatkan sebutan “Marsekal Besi” atau “Jenderal Guntur”.
Langkah –langkah yang ditempuh Daendels selama masa pemerintahannya
antara lain sebagai berikut.
1. Melakukan pembangunan fisik
a. Membangun pabrik senjata.
b. Membangun benteng pertahanan.
c. Menarik penduduk pribumi untuk menjadi tentara.
d. Membangun pangkalan armada laut di Anyer dan ujung Kulon.
e. Membangun jalan raya dari Anyer (Banten) sampai Panakuran (Jawa Timur)
sepanjang 1.000 km, yang kemudian terkenal dengan sebutan “jalan raya
Daendels”.
Upaya daendels untuk mewujudkan semua kegiatan pembangunan fisik
tersebut memaksa rakyat Indonesia untuk kerja rodi atau kerja paksa, sehingga
banyak rakyat menjadi korban serta meninggal dunia karena kelelahan, kelaparan,
dan terjangkit wabah penyakit.
2. Melakukan pembangunan ekonomi
a. Memungut pajak hasil bumi dari rakyat (contingenten).
b. Menjual tanah negara kepada pihak swata asing.
c. Mewajibkan rakyat Priangan untuk menanam kopi (Preanger Stelsel).
d. Mewajibkan rakyat pribumi untuk menjual hasil panennya hanya kepada Belanda
dengan harga murah (verplichte leverentle).
Beberapa langkah yang ditempuh Daendels tersebut mendapat
kritikan tajam, baik dari kalangan rakyat Indonesia maupun dari parlemen
12

Belanda. Daendels dikritik karena dianggap telah melakukan tindakan kejam dan
penyimpangan dalam bentuk menjual tanah milik negara kepada pihak swasta.
Akhirnya, pada tahun 1811, Herman Willem Daendels digantikan oleh Gubernut
Jenderal Janssens.
c. Masa Janssens
Pada saat menjalankan tugas sebagai Gubernur Jenderal, Janssens ternyata
tidak secakap Daendels (baikdalam pemerintahan maupun dalam
mempertahankan wilayah Indonesia). Pemerintahan Janssens terlihat sangat
lemah, sehingga dimanfaatkan Inggris untuk menyerang dan menguasai
Indonesia. Janssens ternyata tidak siap untuk mengimbangi kekuatan dan serangan
Inggris, sehingga Janssens menyerah pada tanggal 18 September 1811 dan
dipaksa untuk menandatangani perjanjian di tuntang (salatiga).
4. Bangsa Inggris Menjajah Indonesia (1811-1816)
Pemerintah Inggris mulai menguasai Indonesia sejak tahun1811
ketika pemerintah Belanda menyerah berdasarkan kapitulasi tuntang. Agar
perintahan di Indonesia dapat terkendali, pemerintah Inggris mengangkat Thomas
Stamford Raffles sebagai Gubernur Jenderal di Indonesia.
Ketika thomas Stamford Raffles berkuasa sejak 17 September
1811. Ia menempuh beberapa langkah yang dipertimbangkan, baik dibidang
ekonomi, sosial, dan budaya.
pada tahun 1814, ketika Raffles masih memerintah di Indonesia,
pemerintah Kaisar Napoleon berakhir dan memperoleh kembali daerah jajahannya
(Indonesia) yang dahulu dikuasai Inggris. Penyerahan kembali wilayah Indonesia
yang dikuasai Inggris dilaksanakan pada tahun 1816 dalam suatu
penandatanganan perjanjian. Pihak dari pemerintah Inggris diwakili oleh Jonh
Fendall, sedangkan dari pihak belanda diwakili oleh Van Der Capellan. Dengan
demikian, sejak tahun 1816, berakhirlah kekuasaan Inggris di Indonesia dan
pemerintah Belanda berkuasa kembali di Indonesia.

Kebijakan Raffles di bidang Ekonomi, Sosial, dan Budaya


a. Bidang Ekonomi
13

- Memberlakukan sistem pemungutan sewa tanah dengan cara melakukan


melakukan pemungutan pajak secara perorangan.
- Mewajibkan petani untuk membayar sewa tanah dalam bentuk uang.
- Melakukan pemungutan pajak tanah untuk semua hasil penanaman sawah.
- Mengangkat para bupati menjadi pegawai negeri yang bertugas untuk memungut
pajak tanah.
b. Bidang sosial
- Menghapus sistem monopoli.
- Menghapus sistem perbudakan.
- Menghapus penyerahan wajib dan sistem paksa.
- Membagi pulau Jawa menjadi 16 Karesidenan.
c. Bidang Budaya
- Merintis pembangunan Kebun Raya Bogor
- Menulis buku dengan judul “The History of Java”.
- Menemukan jenis bunga Rafflesia arnoldi (bunga bangkai) di hutan
pedalaman Bengkulu.

d. Kolonial Belanda Berkuasa Kembali di Indonesia


Berdasarkan Konvensi London tahun 1814, pemerintah Belanda berkuasa
kembali atas wilayah Indonesia meskipun kondisi ekonomi negara Belanda masih
sangat lemah karena kas keuangannya dalam keadaan kosong,. Lemahnya
perekonomian pemerintah Belanda pada saat itu disebabkan oleh banyak utang
negara Belanda terhadap luar negeri dan besarnya pengeluaran biaya perang di
Eropa maupun di beberapa daerah Indonesia.
1. Masa Sistem Tanam Paksa
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah Belanda untuk menutup
kekosongan kas keuangan negara, satu di antaranya adalaah dengan menerapkan
aturan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) di Indonesi. Istilah tanam paksa berasal dari
bahasa Belanda, yaitu Cultuurstelsel (sistem penanaman atau aturan tanam paksa).
Pencetus ide tanam paksa dan sekaligus pelaksana aturan tanam paksa di
Indonesia adalah Johannes Van Den Bosch yang kemudian diangkat menjadi
Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
14

a. Isi aturan tanam paksa


1. Tutuntan kepada setiap rakyat Indonesia agar menyelesaikan tanah pertanian
untuk cultuurstelsel tidak melebihi 20% atau seperlima bagian dari tanahnya
untuk di tanami jenis tanaman perdagangan.
2. Pembebasan tanah yang disediakan untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil
tanamannya dianggap sebagai pembayaran pajak.
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah pertanian dapat mengantinya dengan bekerja di
perkebunan milik pemerintah Belanda atau pabrik milik pemerintah Belanda
selama 66 hari atau seperlima tahun.
4. Waktu untuk mengerjakan tanaman pada tanah pertanian untuk cultuurstelsel
tidakk boleh melebihi waktu tanam padi atau kurang lebih 3 bulan.
5. Kelebihan hasil produksi pertanian dari ketentuan akan dikembalikan kepada
rakyat.
6. Kerusakan atau kerugian sebagai akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan
petani seperti bencana alam dan serangan hama, akan ditanggung oleh pemerintah
Belanda.
7. Penyerahan teknik pelaksanaan aturan tanam kepada kepala desa.
b. Pelaksanaan aturan tanam paksa
Pelaksanaan atuaran tanam paksa sudah mulai pada tahun 1830 dan
mencapai pucak perkembangannya hingga tahun 1850, yaitu ditandai dengan hasil
tanam paksa mampu mencapai jumlah tertinggi. Dengan demikian, keuntungan
tinggi dapat diperoleh pemerintah Belanda dari pelaksanaan aturan tanam paksa
ini.
Tekanan-tekanan yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda terhadap rakyat
Indonesia dalam upaya mencari keuntungan dari pelaksanaan atuaran tanam paksa
tersebut mulai menurun akibat adanya berbagai kritikan tajam terhadap
pemerintah Belanda yang dipandang sangat keji dan tidak berperikemanusiaan.
Pada tahun1860, sistem tanam paksa yang diberlakukan untuk menanam lada
dihapuskan dan pada tahun 1865 menyusul dihapuskan untuk menanam nila dan
teh,. Berlanjut hingga tahun 1870, hampir semua jenis tanaman yang ditanam
untuk tanam paksa dihapuskan, kecuali tanaman kopi. Akhirnya, pada tahun
15

1917, tanaman kopi yang diwajibkan untuk ditanam bagi rakyat di daerah
Priangan juga dihapuskan.
c. Dampak aturan tanam paksa
Dampak yang timbul dari pelaksanaan aturan tanam paksa dapat dibedakan
menjadi dua, yakni keuntungan yang diperoleh pemerintah Belanda dan dam pak
aturan tanam paksa bagi bangsa Indonesia.
1. Dampak aturan tanam paksa bagi Pemerintahan Belanda
- Pemerintah Belanda dapat mengatasi kesulitan keuangan.
- Pemerintah Belanda dapat menulasi utangnya.
- Keuangan Belanda mengalami surpus (kelebihan).
- Perusahaan Nederlandsche Maatschappij (NHM) mendapatkan keuntungan yang
berlimpah.
2. Dampak aturan tanam paksa bagi Rakyat Indonesia
a. Sisi posifif
- Petani mengenal jenis tanaman baru dari luar negeri.
- Petani mengetahui daerah-daerah yang sesuai untuk jenis tanaman tertentu.
- Petani mengetahui cara mengolah tanah dan memelihara tanaman ekspor.
- Pasar Internasional mengetahui hasil tanaman perdagangan Indonesia.
b. Sisi negatif
- Lahan pertanian rakyat menjadi terbengkalai karena tidak terurus.
- Gagal panen pertanian rakyat sehingga petani mengalami kerugian besar.
- Timbul kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit, dan kematian.
- Mental bangsa turun selalu tertekan.
d. Reaksi terhadap pelaksanaan aturan tanam paksa
Di Belanda, antara tahun 1850-1860, terjadi perdebatan antara kelompok
yang setuju dengan kelompok yang menentang pelaksanaan tanam paksa.
Kelompok yang setuju pelaksanaan tanam paksa terdiri dari pegawai-pegawai
pemerintah dan pemegang saham perusahaan Nederlandsche Handel Maatschappij
(NHM) yang mendapat hak monopoli perdagangan. Adapun pihak yang
menentang pelaksanaan tanam paksa terdiri atas kelompok dari kalangan agama
dan rohaniawan, serta golongan menengah yang meliputi pengusaha dan
pedagang swasta yang iba atas penderitaan rakyat Indonesia.
16

Di sisi lain, golongan menengah menghendaki agar pemerintah bertindak


sebagai pelindung, penyedia sarana dan prasarana, serta sebagai pengatur
pelaksanaan hukum, keamanan, dan ketertiban.
Pada tahun 1870, perekonomian Hindia Belanda (Indonesia) mulai
memasuki zaman liberal hingga tahun 1900. Kaum liberal atau kaum kapitalis
berpendapat bahwa perkembangan ekonomi yang pesat (hasil kerja dari pihak-
pihak swasta) akan meningkatkan kesejahteraan, sedangkan campur tangan
pemerintah dalam perekonomian rakyat yang terus-menerus justru akan
berdampak buruk untuk perekonomian dan kemakmuran rakyat.
2. Masa Liberalisme
Menanggapi berbagai desakan dari berbagai kaum dan golongan, pada
tahun 1870, pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik pintu terbuka, yaitu
Indonesia terbuka bagi para pengusaha swasta (kapitalis) atau pemilik modal
dalam menanamkan modalnya untuk usaha di bidang perkebunan, pertambangan,
perindustrian, dan perdagangan.
Politik Pintu terbuka di Indonesia berlangsung antara tahun 1870 hingga
tahun1900 dan periode ini disebut sebagai zaman berpaham kebebasan
(liberalisme). Pada kurun waktu itu, kaum liberal yang kebanyakan terdiri atas
pengusaha swasta, mendapat kesempatan untuk menanamkan modal usahanya di
Indonesia secara besar-besaran. Usaha yang dilaksanakan di bidang perkebunan
antara lain mengusahakan tanaman kopi, teh, kina, kelapa, cokelat, tembakau, dan
kelapa sawit. Adapun usaha dibidang industri antara lain mendirikan pabrik
rokok, pabrik gula, pabrik cokelat, pabrik teh, dan pabrik karet. Para pengusaha
diberi kesempatan untuk menyewa tanah dalam kurun waktu cukup lama.
Meskipun para pengusaha diberi kesempatan untuk menyewa tanah dalam
kurun waktu yang lama, pemerintah Hindia Belanda tetap membatasinya dengan
memberlakukan peraturan seperti undang-undang Agraria (Agrariche Wet) dan
undang-undang Gula (Suiker wet).
a. Undang- undang Agraria (Agrarische Wet)
Undang –undang Agraria berisi pernyataan bahwa semua tanah yang terdapat di
Indonesia adalah milik pemerintah Hindia Belanda. Dengan demikian, pihak
swasta atau kaum kapitalis dapat menyewa tanah yang tidak digunakan petani
17

untuk bercocok tanam dalam waktu antara 50 hingga 75 tahun untuk usaha di
bidang perkebunan, pertambangan, perindustrian, dan perdagangan. Undang-
undang agraria ini bertujuan untuk melindungi petani agar tanahnya tidak lepas
tangan mereka atau jatuh ke tangan para pengusaha.

b. Undang – undang Gula (Suker Wet)


Undang – undang gula berisi pernyataan bahwa hasil tanaman tebu tidak boleh
diangkut ke luar wilayah Indonesia dan hasil panen tebu harus diproses di pabrik-
pabrik gula dalam negeri. Selain itu, pihak pengusaha swasta diberi kesempatan
untuk mendirikan pabrik gula yang baru.
Pada akhir abad ke-19, ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia
semakin maju, termasuk kemajuan di bidang kesehatan, yaitu mampu
memberantas penyakit sehingga dapat menekan angka kematian. Penurunan angka
kematian dan pertambahan jumlah kelahiran dalam waktu singkat menyebabkan
bertambah pesatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa. Hal ini mengakibatkan
semakin sepitnya lahan pertanian dan kurang memadainya lapangan pekerjaan
sehingga menambah jumlah pengangguran.
Meskipun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah diterapkan
di Indonesia, kebijakan pemerintah kolonial Belanda terhadap rakyat Indonesia di
berbagai daerah masih tetap bersifat feodal, seperti kerja rodi dan beban pajak
yang tingga. Kebijakan tersebut telah mengakibatkan penderitaan berkepanjangan
bagi rakyat Indonesia sehingga menimbulkan perlawanan rakyat Indonesia di
berbagai daerah.
e. Pengaruh Kolonialisme dan Kezaliman Manusia di Berbagai Daerah di
Indonesia
Kolonialisme dan Imperialisme mulai merebak di Indonesia sekitar abad
ke-15, yaitu diawali dengan pendaratan bangsa Portugis di Malaka dan Bangsa
Belanda yang dipimpin Cernelius de Houtman pada tahun 1596. Latar belakang
kedatangan beberapa bangsa Eropa ke Indonesia adalah untuk mencari rempah-
rempah dan berdagang. Namun dalam perkembangan berikutnya, kedatangan
mereka tidak hanya untuk berdagang namun berkembang menjadi keinginan
untuk menjajah dengan segala bentuk praktik kolonialisme dan imperialisme,
18

yang menindas rakyat Indonesia dan mengakibatkan bentuk perlawanan rakyat di


beberapa daerah di Indonesia sebagai berikut.
1. Perlawanan rakyat terhadap portugis
a. Perlawanan rakyat malaka terhadap portugis
Pada tahun 1511, armada portugis yang dipimpin oleh Albuquerque
menyerang kerajaan Malaka. Serangan portugis ini mendapat perlawanan keras
dari rakyat dan gerilyawan Malaka yang dipimpin oleh katir.
Upaya kerajaan demak bekerja sama dengan katir untuk menyerang kolonial
portugis di Malaka yang terjadi pada tahun 1513 mengalami kegagalan karena
kekuatan dan persenjataan portugis lebih kuat dan modern. Pada tahun 1527,
armada demak di bawah pimpinan Falatehan dapat menguasai Banten, Sunda
kelapa, dan Cirebon. Armada portugis dapat dihancurkan oleh Falatehan dan ia
kemudian menganti nama Sunda kelapa menjadi Jayakarta (Jakarta).
b. Perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis
Tahun 1554 -1555, bangsa portugis berupaya ingin menguasai lalu lintas
perdagangan di selat malaka dan sekitarnya (termasuk Aceh). Namun upaya
portugis tersebut gagal karena mendapat perlawanan keras dari rakyat aceh yang
bekerja sama dengan Turki. Pada saat Sultan Iskandar Muda berkuasa, kerajaan
Aceh pernah menyerang portugis di Malaka pada tahun 1629, meskipun
penyerangan tersebut belum memperoleh kemenangan.
c. Perlawanan rakyat Maluku terhadap portugis
Pada tahun 1570, Sultan Ternate menyerukan kepada seluruh rakyat Maluku,
Papua/Irian, dan Jawa agar membantu Ternate untuk mengusir portugis di
Maluku. Perlawanan tersebut berakhir dengan perundingan damai dan bangsa
portugis masih diberi kesempatan untuk bertempat tinggal sementara di Ternate.
Pada tahun 1570, rakyat ternate yang dipimpin oleh Sultan Hairun dapat
kembali melakukan perlawanan terhadap bangsa Portugis. Namun Sultan Hairu
dapat diperdaya Portugis hingga ahkhirnya tewas terbunuh di dalam benteng
Duurstede. Perlawanan rakyat maluku selanjutnya dipimpin oleh Sultan
Baabdullah pada tahun 1574. Perlawanan kali ini berhasil dan bangsa portugis di
usir yang kemudian bermukim dipulau Timor.
2. Perlawanan rakyat terhadap Belanda (VOC)
19

Persekutuan dagang HindiaTimur milik Pemerintah Belanda di Indonesia


adalah VOC yang berdiri tahun 1602. Namun, dalam kenyataannya, VOC
melakukan berbagai macam penindasan terhadap rakyat Indonesia dalam bentuk
Monopoli perdagangan, kerja rodi, aturan tanam paksa, ikut campur urusan
pemerintah,politik adu domba (devide et impera), dan segala macam intimidasi.
Kondisi inilah yang kemudian menimbulkan perlawanan rakyat indonesia
terhadap Belanda.
1. Mataram Melawan VOC
Sultan Agung bercita-cita mengusir orang-orang Belanda dari pulau Jawa.
Pada tahun 1628 menyerang VOC di Batavia dipimpin Tumenggung Bahureksa.
Gagal. Menyusul pasukan Tumenggung Suro Agul-agul. Kyai Dipati mandurareja
dan Kyai Dipati Upasanta, menyerang benteng Holandia tetapi gagal.
Pada tahun 1629 pasukan Mataram kembali menyerang Batavia. Serangan
gagal kembali. Namun pada serangan kedua ini Gubernur Jenderal J.P. Coen
meninggal.
Alasan-alasan Mataram menyerang di Batavia diantaranya:
 Belanda dianggap merintangi cita-cita Sultan Agung
 Belanda merintangi hubungan dagang Mataram dengan Malaka
 Belanda berbuat kasar dalam berdagang

2. Kerajaan Makasar menghadapi VOC


Ibukota Makasar Sombapou merupakan bandar yang sangat strategis.
VOC ingin menguasainya. Usaha yang dilakukannya antara lain mengajukan
permintaan kepada Sultan Makasar agar:
 Makasar menutup bandarnya bagi kapal-kapal asing kecuali VOC
 Makasar memberi hak monopoli kepada VOC
 Melarang kapal-kapal dagang Makasar membeli rempah-rempah di
Maluku
Permintaan tersebut ditolak Sultan, akhirnya perselisihan tidak bisa
dihindarkan. Sebagai raja, Sultan Hasannudin dengan gagah berani melawan
VOC. Ia mendapat julukan “Ayam Jantan dari Timur”. Tahun 1667 VOC berhasil
20

menghasut raja Bone Aru Palaka untuk melawan Makasar. Pertempuran hebat
terjadi Juli 1667. Pasukan Makasar harus menghadapi persekutuan VOC dan Aru
Palaka.
Tahun 1667 bulan November Sultan Hasannudin terpaksa harus
menandatangani perjanjian Bongaya. Isinya:
 Makasar harus mengakui monopoli VOC
 Wilayah Makasar diperkecil hingga tinggal Gowa
 Makasar harus membayar seluruh biaya perang
3. Perlawanan Banten terhadap VOC
Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC mulai berlangsung sejak VOC
merebut Jayakarta (1629). Perlawanan ditingkatkan pada masa pemerintahan
Sultan Agung Tirtayasa, sejak 1651. Melihat perkembangan Banten VOC tidak
senang, maka VOC dengan bantuan putra raja (Sultan Haji) berhasil mengadu
domba
Akhirnya Sultan berserta Pangeran Purbaya terdesak dan melarikan diri.
Tetapi Sultan dapat ditangkap tahun 1683, sedang Pangeran Purbaya menyingkir
ke Periangan.
Perlawanan rakyat Banten dilanjutkan oleh Ratu Bagus Buang dan Kyai
Tapa. Perlawanan rakyat Banten terhadap VOC membawa akibat:
 Banten dikuasai VOC
 VOC berhak campur tangan penuh dalam pemerintahan
 Hak kuasa Banten atas Cirebon harus dilepaskan
 Biaya perang harus ditanggung Banten
4. Perlawanan Trunojoyo terhadap VOC
Trunojoyo adalah putra bupati Madura. Tahun 1674 ia mengankat senjata
melakukan perlawanan karena Sultan Amangkurat I memerintah secara
sewenang-wenang dan bekerjasama dengan VOC. Trunojoyo dibantu Karaeng
Galesung, Monte Marano, Macan Wulung, dan lain-lain. Pengganti Angkurat I
yaitu Amangkurat II meminta bantuan VOC. Di bawah pimpinan kapten Jonker,
tahun 1679 Trunojoyo tertangkap dan dibunuh Amangkurat II
5. Perlawanan Untung Suropati
21

Untung Suropati mantan serdadu VOC tidak tega melihat bangsanya


diperlakukan sewenang-wenang oleh serdadu VOC. Ia mengangkat senjata.
Perlawanannya berlangsung antara tahun 1658-1706. Ia bekerjasama dengan
Sunan Amangkurat III(Sunan Mas).
3. Gerakan Sosial
Penindasan yang dilakukan kolonial Belanda sangat merugikan rakyat di
berbagai daerah, sehingga menjadi penyebab munculnya yang tertindas. Gerakan
sosial yang muncul itu terbentuk protes yang dilakukan oleh rakyat dan para
petani, gerakan ratu adil, dan gerakan keagamaan.
a. Gerakan protes petani
Di berbagai daerah, banyak terjadi kasus pemberontakan yang disebabkan
oleh penguasaan tanah milik petani oleh para tuan tanah bermodal besar dan
pembebanan pajak yang sangat tinggi kepada para petani. Akibatnya, banyak
rakyat yang semakin menderitad dan tertekan. Beberapa contoh gerakan Protes
yang terjadi di berbagai daerah.
- Pemberontakan di Ciomas, lereng Gunung Salak, Jawa Barat (tahun 1886)
pimpinan Arfan dan Muhammad Idris.
- Pemberontakan di Condet, Jakarta (tahun 1913) pimpinan Entong Gendut, Maliki,
dan Moden.
- Pemberontakan di Surabaya (tahun 1916) pimpinan Sadikin.
- Pemberontakan di Tanggerang (tahun 1924) pimpinan Kailin.
b. Gerakan Ratu Adil
Ketika kerajaan Kediri di Jawa Timur mengalami zaman kejayaan (1135-
1157), pada masa Raja Jayabaya terkenal dengan ramalan-ramalan yang
dikumpulkan dalam suatu kitab berjudul Jangkal Jayabaya.
Gerakan ratu adil yang muncul pada masa kolonial Belanda sesungguhnya
adalah sebuah harapan munculnya pemimpin rakyat untuk membuat rakyat
makmur. Gerakan Ratu Adil ini terdapat di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur.
c. Gerakan Keagamaan
Perilaku bangsa Barat (Eropa) pada zaman kolonial yang masuk ke Indonesia
sudah terlihat sejak kedatangan bangsa Portugis di Malaka dan pendaratan
22

Cornelius de Houtman di Banten. Perilaku bangsa Eropa bertentangan dengan


agama Islam serta kepercayaan yang dianut oleh sebagian besar penduduk
pribumi sebagai berikut.
- Monopoli perdagangan.
- Perbudakan atau kerja rodi.
- Penjajahan atau perampasan negeri.
- Praktik aturan tanam paksa dan penyimpangannya.
- Pemerasan atau penarikan pajak yang tidak sesuai dengan kemampuan rakyat.
- Mabuk karena minuman keras dan gaya hidup mewah di atas penderitaan orang
lain.
Beberapa contoh perilaku diatas, mengakibatkan penderitaan lahir dan batin
terhadap rakyat Indonesia. Oleh karena itu, muncul gerakan rakyat Indonesia
untuk memurnikan kembali ajaran Islam. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan
rakyat Indonesia adalah membangun pusat perlawanan terhadap kekuasan
Belanda di pesantren dan tarekat.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
23

Tujuan penjelajahan samudera yang dilakukan oleh bangsa Eropa ialah


keinginan untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah secara langsung,
mencari harta kekayaan, emas dan perak, menyebarkan agama nasrani serta
mencari keharuman nama, kejayaan,, dan kekuasaan.
Setelah menemukan daerah penghasil rempah – rempah, perdaganganpun
meningkat. Untuk menghindari persaingan antarpedagang satu bangsa dibentuklah
kongsi dagang. Dalam ini, maka Belanda mendirikan VOC di Indonesia dan
inggris mendirikan EIC.
Tujuan awal bangsa-bangsa Eropa untuk berdagang dan mencari rempah-
rempah beralih menjadi keinginan untuk memonopoli dan menguasai daerah
Indonesia sehingga memunculkan bentuk kolonialisme dan imperialisme. Bentuk
kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa eropa di Indonesia mendapat
perlawanan keras dari berbagai daerah di Indonesia.
Pada kejayaannya, wilayah kekuasaannya meluas sehingga menimbulkan
masalah dalam manajemen pemerintahan. Pengawasan tidak lagiberjalan lancar.
Pengurus VOC mulai hidup bermewah – mewahan dan adanya korupsi. Sehingga
utang VOC meningkat dan kas habis untuk membiayai perang. VOC mulai
mengalami kebangkrutan. Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan.
2. Saran
Kita ketahui bahwa kolonialisme dan kezaliman manusia adalah mimpi
buruk bagi kita, karena kolonialisme dan kezaliman manusia pada masa
penjajahan bangsa-bangsa eropa membuat kesengsaraan bagi rakyat dan
mempengaruhi kehidupan bangsa indonesia khusunya, baik itu dalam bidang
politik, sosial maupun budaya.Untuk itu, semua yang terjadi pada masa
penjajahan dulu kita jadikan sebagai bahan pertimbangan agar kedepannya tidak
terjadi serta melawan kolonialisme dan kezaliman manusia tersebut yang
menghantui kita.

Daftar Pustaka

Buku Sejarah Indonesia


http://campusnancy.blogspot.com/2012/10/reaksi-rakyat-indonesia-terhadap.html
24

http://hujanderas.wordpress.com/2007/08/03/tak-gampang-lupakan-kejahatan-
voc/
http://rajinbelajar.net/terbentuknya-dan-perkembangan-voc
http://sejarah-andychand.blogspot.com/2013/11/faktor-faktor-penyebab-
kehancuran-voc.html
http://serbasejarah.blogspot.com/2011/10/kebijakan-kebijakan-voc-yang-
diterapkan.html
http://sunshinerainsoundgg.blogspot.com/2014/01/sejarah-berdirinya-voc-di-
indonesia.html
http://www.slideshare.net/indrisukma/kebijakan-voc-dan-pengaruhnya-bagi-
rakyat-indonesia
Kahin,George MC Turnan. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, terj. Ismail
bin
Muhammad. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajar
Malaysia, 1980.
Oey Hong Lie, War and Diplomacy in Indonesia 1945-50. Townsville: Comitee
of
South East Asian Studies James Cook University of North Queensland. 1981.
Poeponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosutanto. Sejarah Nasional
Indonesia VI. Jakarta: Balai Pustaka. 1990.
Roem, Mohammad. Diplomasi: Ujung Tombak Perjuangan RI. Jakarta: Gramedia.
1989.

Anda mungkin juga menyukai