Anda di halaman 1dari 19

PERTEMUAN 1 ANTARA KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

 Dahulu sekitar ratusan bahkan ribuan tahun lalu ada beberapa Negara yang melakukan penjajahan
terhadap Negara-negara lain. Tujuan menjajah sudah sangat jelas yaitu ingin menguasai dan
memperluas wilayah kekuasaan. Banyak dari Negara –negara jajahan yang terus dikeruk sumber
dayanya baik alam maupun manusia.
 Awal munculnya keinginan untuk menguasai daerah lain itu ketika jatuhnya konstantinopel pada tahun
1453, konstantinopel adalah tempat yang strategis untuk berdagang dan turki usmani ingin
menaklukkannya. Akibatnya para pedagang dan pembeli tidak bisa lagi masuk ke kota tersebut.
 Turki usmani adalah sebutan untuk para penguasa dan militer kesultanan Turki, sedangkan
Konstantinopel merupakan ibu kota Kekaisaran Romawi sekaligus kota terbesar dan termakmur di
Eropa.
 Setelah ditaklukkannya konstantinopel, bangsa Eropa menjadi bingung harus mencari kemana untuk
memenuhi komoditas rempah-rempah. Padahal saat itu rempah-rempah sangat tinggi nilai jualnya di
Eropa. Kemudian bangsa Eropa mulai melirik Indonesia(Mutiara dari Timur) Karena keberadaan
Indonesia sebagai penghasil rempah-rempah terbaik mulai terdengat bangsa Eropa.
 Kolonialisme berasal dari bahasa latin yaitu Koloni artinya Pemukiman. Kolonialisme adalah upaya
yang dilakukan Negara-negara penguasa dalam rangka menguasai daerah/wilayah untuk mendapatkan
sumber daya.
 Kolonialisme umumnya dilakukan oleh Negara-negara yang memiliki kekuatan militer yang kuat.
Contohnya seperti Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris. Negara-negara tersebut berhasil menguasai
Negara-negara lainnya termasuk Indonesia.
 Imperialisme berasal dari bahasa latin yaitu imperare artinya menguasai. Imperium artinya daerah
kekuasaan raja. Jadi Imperialisme adalah suatu system dalam dunia politik yang bertujuan untuk
menguasai Negara lain dalam memperoleh kekuasaan atau keuntungan dari Negara yang dikuasainya.
 Imperialisme sudah da sejak abad ke -19, pada awalnya dicetuskan oleh Benjamin Disraeli yang
merupakan Perdana Menteri Inggris saat itu. Imperialisme dibagi menjadi 2 yaitu berdasarkan waktu
dan tujuannya.
 Imperialisme berdasarkan waktu diantaranya:
a. Imperialisme kuno, muncul sebelum revolusi industri di inggris yang terdorong oleh 3G Yaitu
Gold (Kekayaan),Glory (Kejayaan), Gospel (Misi Agama)
b. Imperialism modern, muncul setelah revolusi industri. Terdorong karena faktor ekonomi dan
kebutuhan industri pada waktu itu.
 Imperialism berdasarkan tujuan diantaranya :
a. Imperialisme politik, untuk menguasai seluruh kehidupan politik suatu Negara
b. Imperialisme ekonomi, untuk menguasai sektor perekonomian Negara lain.
c. Imperialisme kebudayaan, untuk menguasai nilai-nilai kebudayaan suatu Negara
d. Imperialisme militer, untuk menguasai Negara lain karena dianggap memiliki wilayah strategis
yang bisa memperkuat pertahanan
 Persamaan Kolonialisme dan Imperialisme diantaranya yaitu menguntungkan Negara penguasa atau
Negara yang melakukan Kolonialisme dan Imperialisme serta membuat Negara tersebut makmur.
Sedangkan disisi lain Negara yang menjadi korban menjadi sengsara
 Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme yaitu
a. Kolonialisme bertujuan untuk menguasai dan menguras habis semua sumber daya yang ada dan
kemudian di bawa ke negaranya
b. Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan Negara yang
bersangkutan

_SISAKAN WAKTUMU UNTUK MEMBACA_


PERTEMUAN KE 2 PETUALANGAN,PENJELAJAHAN DAN PENEMUAN BANGSA
BARAT KE DUNIA TIMUR

 Orang-orang Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra
mencari daerah baru penghasil rempah-rempah di timur disebut Tanah Timur yang diprakarsai oleh
Christoper Colombus
 Atas dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Colombus dengan rombongannya optimis berhasil
menemukan daerah baru di timur.
 Pada tanggal 3 Agustus 1492, Colombus berangkat dari pelabuhan Spanyol berlayar menuju arah barat.
 Pada tanggal 6 September 1492, rombongan Colombus sampai di Kepulauan Kanari disebelah barat
Afrika. Ekspedisi penjelajahan Samudra dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang dikenal ganas
yaitu Samudra Atlantik.
 Setelah sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Colombus berhasil
mendarat dipantai bagian dari Kepulauan Bahama. Tempat mendarat Colombus ini kemudian
dinamakan San Salvador.
 Berikutnya rombongan Colombus kembali berlayar dan mendarat di Haiti, merasa ekspedisinya
berhasil maka rombongan Colombus bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella.
Pada tahun 1493 Colombus sampai kembali di Spanyol.
 Colombus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua Amerika atas keberhasilannya mendarat di
Bahama dan Haiti.
 Keberhasilan pelayaran Colombus menemukan daerah baru telah mendorong para pelaut lain untuk
melanjutkan penejelajahan Samudra ke timur.
 Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magelhaens atau umum menyebut Magelhaens.
Ia juga disertai oleh seorang Kapten Kapal yang bernama Yan Sebastian del Cano.
 Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikumpulkan Colombus, Magelhaens mengambil jalur yang
mirip dilayari Colombus. Setelah terus berlayar Magellan beserta rombongsn mendarat di ujung selatan
benua yang ditemukan Colombus (Amerika). Ditempat ini terdapat selat yang agak sempit yang
kemudian dinamakan Selat Magellan.
 Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan Samudra Atlantik dan memasuki
Samudra Pasifikdengan lautan yang relatif tenang.
 Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret 1521 Magellan
mendarat di Guam. Rombongan Magellan kemudian melanjutkan penjelajahan dan pada April 1521
sampai di Kepulauan Massava atau yang dikenal dengan Filipina.
 Magellan menyatakan bahwa daerah yang ditemukan ini sebagai Koloni Spanyol.
 Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk setempat (orang-orang Mactan).
Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak. Dalam pertempuran dengan penduduk setempat
rombongan Magellan terdesak bahkan Magellan sendiri terbunuh.
 Rombongan Magellan yang selamat segera meninggal Filipina. Mereka dibawah pimpinan Sebastian
del Cano terus berlayar kearah selatan.
 Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang ternyata tempat penghasil
rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal rombongan del cano ini dipenuhi dengan rempah-
rempah dan terus bertolak ke Spanyol.
 Dalam kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu ada pendapat yang menarik dari
Menzies, seorang perwira angkatan laut Inggris. Ia menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi
dunia pertama kali adalah Aramada Cina yang dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng Ho) pada
tahun 1421.
 Zheng He adalah seorang kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu Di atau Yong
Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa Zheng He bersama armadanya telah berlayar mengelilingi dunia
dengan berpedoman pada peta-peta kuno yang dibuat oleh para Kartografer Cina dan juga beberapa
peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro (orang Italia) dan yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki)
_GUNAKAN SEDIKIT WAKTUMU, UNTUK MEMBACA_
PERTEMUAN KE 3 PETUALANGAN,PENJELAJAHAN DAN PENEMUAN BANGSA
BARAT KE DUNIA TIMUR
 Berita Keberhasilan Colombus menemukan daerah baru, membuat penasaran Raja Portugis bernama
Manuel I kemudian memnanggil pelaut ulung Portugis bernama Vasco da Gama untuk melakukan
ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia.
 Vasco da Gama mencari jalan lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia tempat penghasil rempah-
rempah.
 Kebetulan sebelum Vasco da Gama mendapatkan perintah dari Raja Manuel I, sudah ada pelaut
Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan pelayaran mencari daerah timur dengan menelusuri
pantai barat Afrika.
 Pada tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat disuatu Ujung
Selatan Benua Afrika yang dinamakan Tanjung Harapan.
 Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk memulai penjelajahan.
Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz, Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang
pernah dilayari Bartholomeus Diaz dan singgah di Tanjung Harapan.
 Pada tahun 1498 rombongan Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat
India.
 Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari bahwa India ternyata bukan
daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar Malaka meruapakan kota pusat perdagangan
rempah-rempah. Oleh karena itu dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de
Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka.
 Pada tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Dengan demikian kekuatan portugis
semakin mendekati Kepulauan Nusantara. Orang-orang portugis pun segera mengetahui tempat
buruannya “Mutiara dari Timur” yakni di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan Maluku.
 Perlu ditambahkan bahwa dikuasainya Malaka oleh Portugis pada tahun 1511 telah menyebabkan
perdagangan orang-orang Islam menjadi terdesak.
 Para pedagang Islam tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk kawasan selat malaka karena Portugis
melakukan monopoli perdagangan.
 Pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan seorang pemuka masyarakat yang bernama Pate
Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan tokoh masyarakat yang sangat pemebrani. Ia melancarkan
perlawanan terhadap keserakahan Portugis di Malaka. Selain itu Pate Kadir berhasil menjalin
persekutuan dengan Hang Nadim.
 Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari Penguasa Kerajaan Demak.
Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan terhadap Portugis di Malaka.
Pasukan Demak ini dipimpin oleh Putera Mahkota,Pati Unus.
 Pasukan demak semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan pengikutnya. Tahun 1513 pasukan
Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka.
 Tetapi dalam kenyataannya kekuatan pasukan Demak dan pengikut Kadir belum mampu menandingi
kekuatan portugis sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin
kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, sampai kemudian sampai ke Indonesia.

_JANGAN LUPA, SEMPAMPATKAN WAKTUMU UNTUK MEMBACA_


PERTEMUAN KE 4 PETUALANGAN,PENJELAJAHAN DAN PENEMUAN BANGSA
BARAT KE DUNIA TIMUR
 Mendengar keberhasilan orang-orang Spanyol dan juga Portugis dalam menemukan daerah baru, apalgi
daerah penghasil rempah-rempah, para pelaut dan pedagang Belanda tidak mau ketinggalan.
 Tahun 1594 Barents mencoba berlayar untuk mencari Dunia Timur atau tanah hindia melalui daerah
kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sampai
pula di timur.
 Ternyata Barents tidak begitu mengnal medan. Ia gagal melanjutkan penjelajahannya Karena kapalnya
terjepit es mengingat air di Kutub utara sedang membeku. Barents berhenti disebuah pulau yang
disebut Novaya Zemlya. Ia berusaha kembali kenegerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.
 Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakini Cornelis de Houtman dan Pieter de Keyser melalui
pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadana dengan kekuatan 4 kapal dan 249 awak kapal beserta 64
pucuk meriam melakukan pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah Hindia yang
dikenal penghasil rempah-rempah.
 Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui orang-orang Portugis. Tahun 1596
Cornelis de Houtman beserta armadanya berhasil mencapai Kepulauan Nusantara. Ia dan rombongan
mendarat di Banten.
 Waktu dikerajan Banten bertepatan dengan masa pemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud
Abdulkadir.dengan melihat pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-
rempah di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di Banten.
 Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang Belanda memaksakan
kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima baik oleh rakyat danpenguasa Banten. Oleh karena itu rakyat
mulai membenci bahkan kemudian mengusir orang-orang Belanda termasuk Cornelis de Houtman
untuk meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.
 Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera disiapkan untuk kembali ke Kepulauan Nusantara.
Rombongan kali ini dipimpin oleh Van Heemskerck. Tahun 1598 Van Heemskerck dengan armadanya
sampai di Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-hati dan
lebih bersahabat.
 Dibawah pimpinan Jacob Van Neck mereka sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-
orang Belanda ini diterima baik oleh orang Maluku. Kebetulan orang Maluku sedang konflik dengan
orang-orang portugis.
 Setelah Portugis berhasil menemukan kepulauan Maluku, perdagangan rempah-rempah semakin
meluas. Dalam waktu singkat Lisabon berkembang dan menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di
Eropa Barat. Dalam kaitan iniInggris mendapat keuntungan besar dalam perdagangan rempah-rempah
karena Inggris mendapatkan rempah-rempah secara bebas dan relatif murah di lisabon.
 Dalam pelayarannya ke dunia timur untuk mencari rempah-rempah, Inggris sampai ke India. Para
pelaut dan pedagang Inggris ini masuk ke India tahun 1600. Inggris justru memperkuat kedudukannya
di India. Inggris membentuk Kongsi dagang yang diberi nama EASH INDIA COMPANY (EIC).
 Dari India inilah para pedagang dan pelaut Inggris berlayar ke Kepulauan Nusantara untuk meramaikan
perdagangan rempah-rempah. Bahkan pada tahun 1811 pernah memegang kendali kekuasaan di Tanah
Hindia.
_YUK,SISAKAN WAKTUMU UNTUK MEMBACA_
Pertemuan ke 5 LAHIRNYA VOC
 Paa 20 Maret 1602 secara resmi dibentuklah persekutuan kongsi dagang Belanda di Nusantara sebagai
hasil fusi antarkongsi yang telah ada. Kongsi dagang ini Belanda ini diberi nama Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) atau dapat disebut dengan “Perserikatan Maskapai Perdagangan Hindia
Timur/kongsi dagang India Timur”
 VOC secara resmi didirikan di Amsterdam
 Adapun tujuan VOC antara lain untuk : (1) menghindari persaingan yang tidak sehat sehat antara
sesama kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada, (2) memperkuat kedudukan Belanda dalam
menghadapi persaingan para pedagang Negara lain
 VOC dipimpin oleh sebuah dewan yang beranggotakan 17 orang, sehingga disebut “Dewan Tujuh
Belas” (de Heeren XVII). Mereka terdiri dari delapan perwakilan kota pelabuhan dagang di Belanda
 VOC ini memiliki beberapa kewenangan dan hak-hak antara lain :
a. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai dengan Selat
Magelhaens termasuk Kepulauan Nusantara
b. Membentuk angkatan perang sendiri
c. Melakukan peperangan
d. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat
e. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
f. Mengangkat pegawai sendiri
g. Memerintah di negeri jajahan
 Gubernur Jenderal VOC pertama adalah Pieter Both (1610-1614). Selain Gubernur yang pertama,
Pieter Both sudha tentu harus mulai menata organisasi kongsi dagang ini sebaik-baiknya agar harapan
mendapatkan monopoli perdagangan di Hindia Timur dapat diwujudkan
 Pieter Both pertama kali mendirikan pos perdagangan di Banten tahun 1610. Pada waktu itu juga Pieter
Both meninggalkan Banten dan berhasil memasuki Jayakarta. Pada tahun 1611 Pieter Both berhasil
mengadakan perjanjian dengan penguasa Jayakarta, guna pembelian sebidang tanah seluas 50x50
 Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (1614-1615). Baru
berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderaln yang baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada
masa jabatannya berhasil dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung
 Pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris dibawah pimpinan Laksamana Thomas
Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta. Orang-orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku.
Setelah VOC hengkang dari Jayakarta pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris
dari Jayakarta. Dengan demikian Jayakarta sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten
 Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon
Coen (J.P.Coen). J.P.Coen dikenal Gubernur Jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Oleh
Karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta, maka J.P.Coen
mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta.
 Armada angkatan laut dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta. Ternyata dalam waktu
singkat Jayakarta dapat diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian dibumihanguskan oleh J.P.Coen pada
tanggal 30 Mei 1619. Di atas puing-puing kota Jayakarta itulah dibangun kota bergaya kota dan
bangunan di Belanda. Kota baru itu dinamakan BATAVIA sebagai pengganti JAYAKARTA.
_YUK,SISAKAN WAKTUMU UNTUK MEMBACA_
Pertemuan ke 6 VOC
 J.P.Coen adalah gubernur yang sangat bernafsu untuk memaksakan monopoli. Ia juga dikenal sebagai
peletak dasar penjajahan VOC.
 Politik devide et impera adalah politik pecah belah atau disebut juga dengan adu domba adalah
kombinasi strategi politik, ekonomi,dan militer yang bertujuan mendapatkan dan menjaga kekuasaan
dengan cara memecah kelompok besar menjadi kelompok-kelompok kecil yang lebih mudah
ditaklukan
 Pelayaran Hongi adalah pelayaran bersenjata lengkap yang dilakukan VOC untuk mengawasi jalannya
monopoli perdagangan
 Pada abad ke 17-18 VOC mengalami puncak kejayaan dan pada tahun 1749 terjadi perubahan yang
mendasar dalam lembaga kepengurusan VOC
 Pada tanggal 27 Maret 1749, Parlemen Belanda mengeluarkan UU yang menetapkan bahwa Raja
Willem IV sebagai penguasa tertinggi VOC. Dengan demikian, anggota pengurus “Dewan Tujuh
Belas” yang semula dipilih parlemen dan provinsi pemegang saham (kecuali provinsi Holland)
kemudian sepenuhnya menjadi tanmggung jawab raja
 Pada tanggal 31 Desember 1799 VOC dinyatakan bubar. Semua utang piutang dan segala milik VOC
diambil alih oleh pemerintah. Pada waktu itu sebagai Gubernur Jenderal VOC yang terakhir Van
Overstraten masih harus bertanggung jawab tentang keadaan di Hindia Belanda. Ia bertugas
mempertahankan jawa dari serangan Inggris
 Pada tahun 1795 terjadi perubahan di Belanda. Muncullah kelompok yang menamakan dirinya kaum
patriot. Kaum patriot ini terpengaruh semboyan Revolusi Perancis : liberte (kemerdekaan), egalite
(persamaan), dan fraternite (persaudaraan)
 Pada awal tahun 1795 pasukan Perancis menyerbu Belanda. Raja Willem V melarikan diri ke Inggris.
Belanda dikuasai Perancis dibentuklah pemerintahan baru sebagai bagian dari Perancis yang
dinamakan Republik Bataaf (1795-1806). Sebagai pemimpin Republik Bataaf adalah Louis Napoleon
saudara dari Napoleon Bonaparte
 H.W.Daendels sebagai Gubernur Jenderal memerintah diNusantara pada tahun 1808-1811. Tugas
utama Daendels adalah mempertahankan Jawa agar tidak dikuasai Inggris. Sebagai pemimpin yang
ditunjuk oleh Pemerintahan Republik Bataaf, Daendels harus memperkuat pertahanan dan juga
memperbaiki administrasi pemerintahan serta kehidupan social ekonomi di Nusantara khusunya tanah
jawa
 Pada bulan Mei 1811,Daendels dipanggil pulang ke negerinya. Ia digantikan oleh Jan Willem Janssen.
Janssen dikenal seorang politikus berkebangsaan Belanda. Sebelumnya Janssen menjabat Gubernur
Jenderal di Tanjung Harapan (Afrika Selatan) tahun 1802-1806
 Pada tahun 1806 itu Janssen terusir di Tanjung Harapan karena daerah itu jatuh ke tangan Inggris. Pada
tahun 1810 Janssen diperintah pergi ke Jawa dan akhirnya menggantikan Daendels pada tahun 1811
 Sistem Tanam Paksa (Cultuurstelsel) adalah peraturan yang dikeluarkan Van den Bosch pada tahun
1830 yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi
ekspor khususnya kopi, tebu, teh dan tarum (nila).
 Akibat dari adanya tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi” yaitu suatu kerja paksa bagi
penduduk tanpa diberi upah yang layak yang menyebabkan bertambahnya kesengsaraan bagi pekerja
_YUK,GUNAKAN SEDIKIT WAKTUMU UNTUK MEMBACA_
Pertemuan ke 7 PENJAJAHAN PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA
 Kebijakan Daendels dalam bidang pertahanan dan keamanan diantaranya :
a. Membangun benteng-benteng pertahanan baru
b. Membangun pangkalan angkatan laut di Anyer dan Ujungkulon boleh dikatakan belum berhasil
c. Meningkatkan jumlah tentara, dengan mengambil orang-orang pribumi karena pada waktu pergi ke
Nusantara Daendels tidak membawa pasukan. Oleh karena itu Daendels segera menambah jumlah
pasukan yang diambil orang-orang pribumi yakni 4000 orang menjadi 18000 orang
d. Membangun jalan raya dari Anyer (Jawa Barat) sekarang Provinsi Banten sampai Panarukan (ujung
pulau jawa, provinsi Jawa Timur) sepanjang kurang lebih 1.100 km
 Kebijakan Daendels dalam bidang pemerintahan yaitu
a. Banyak melakukan campur tangan dan perubahan dalam tata cara dan adat istiadat di dalam kerajaan-
kerajaan di Jawa
b. Membatasi secara ketat kekuasaan raja-raja diNusantara
c. Membagi Pulau Jawa menjadi Sembilan daerah prefectuur/frefektur (wilayah yang memiliki otoritas)
d. Kedudukan bupati sebagai penguasa tradisional diubah menjadi pegawai pemerintah (kolonial) yang
digaji
e. Kerajaan Banten dan Cirebon dihapuskan dan daerahnya dinyatakan sebagai wilayah pemerintahan
kolonial
 Kebijakan Daendels dalam bidang peradilan diantaranya :
a. Daendels membentuk tiga jenis peradilan : (1) peradilan untuk orang Eropa, (2) peradilan untuk orang
Timur Asing, (3) peradilan untuk orang pribumi
b. Peraturan untuk pemberantasan korupsi tanpa pandang bulu. Pemeberantasan korupsi diberlakukan
terhadap siapa saja termasuk orang-orang Eropa dan Timu r Asing
 Kebijakan Daendels dalam bidang sosial ekonomi diantaranya:
a. Daendels memaksakan berbagai perjanjian dengan penguasa Surakarta dan Yogyakarta yang intinya
melakukan penggabungan banyak daerah ke dalam wilayah pemeritahan kolonial misalnya daerah
Cirebon
b. Meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara pemungutan pajak
c. Meningkatkan penanaman tanaman yang hasilnya laku dipasaran dunia
d. Rakyat diharuskan melaksanakan penyerahan wajib hasil pertaniannya
e. Melakukan penjualan tanah-tanah kepada pihak swasta
 Tahun 1864 dikeluarkan Undang-Undang Perbendaharaan Negara (Comptabiliet Wet) berdasarkan
Undang-undang ini setiap anggaran belanja Hindia Belanda harus diketahui dan disahkan oleh
parlemen
 Undang-Undang Gula (Suiker Wet). Undang-Undang ini antara lain mengatur monopoli tanaman tebu
oleh pemerintah yang kemudian secara bertahap akan diserahkan kepada pihak swasta
 Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) pada tahun 1870. Undang-Undang ini mengatur tentang
prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan. Yang isinya antara lain : (1) tanah dinegeri jajahan di
Hindia Belanda dibagi dua bagian. Pertama tanah milik pribumi berupa perswahan, kebun,lading,
kedua tanah-tanah hutan, pegunungan yang tidak masuk pribumi dinyatakan sebagai tanah pemerintah,
(2) pemerintah mengeluarkan surat bukti kepemilikan tanah, (3) pihak swasta dapat menyewa tanah,
baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk.
Pertemuan ke 8 Pengaruh Kolonialisme Dan Imperialisme Di Indonesia
Menjelang kedatangan bangsa Eropa, masyarakat di wilayah Nusantara hidup dengan tenteram di
bawah kekuasaan raja-raja. Kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Indonesia mula-mula disambut baik oleh
bangsa Indonesia, tetapi lama-kelamaan rakyat Indonesia mengadakan perlawanan karena sifat-sifat dan niat-
niat jahat bangsa Eropa mulai terkuak dan diketahui oleh bangsa Indonesia.
Perlawanan-perlawanan yang dilakukan rakyat Indonesia disebabkan orang-orang Barat ingin
memaksakan monopoli perdagangan dan berusaha mencampuri urusan kerajaan-kerajaan di Indonesia. Adapun
perlawanan-perlawanan tersebut antara lain:
Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Portugis
Setelah Malaka dapat dikuasai oleh Portugis 1511, maka terjadilah persaingan dagang antara pedagang-
pedagang Portugis dengan pedagang di Nusantara. Portugis ingin selalu menguasai Perdagangan, maka
terjadilah perlawanan-perlawanan terhadap Portugis. Perlawanan tersebut antara lain:
Perlawanan di Aceh terhadap Portugis
Sejak Portugis dapat menguasai Malaka, Kerajaan Aceh merupakan saingan terberat dalam dunia
perdagangan. Para pedagang muslim segera mengalihkan kegiatan perdagangannya ke Aceh Darussalam.
Keadaan mi tentu saja sangat merugikan Portugis secara ekonomis, karena Aceh kemudian tumbuh menjadi
kerajaan dagang yang sangat maju. Melihat kemajuan Aceh ini, Portugis selalu berusaha menghancurkannya,
tetapi selalu menemui kegagalan. Keberhasilan Aceh untuk memperhatankan diri dari ancaman Portugis
disebabkan:
 Aceh berhasil bersekutu dengan Turki, Persia, dan India.
 Aceh memperoleh bantuan kapal, prajurit, dan makanan dari pedagang muslim di Pulau Jawa.
 Kapal Aceh dilengkapi persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh.
Di antara raja-raja Kerajaan Aceh yang melakukan perlawanan adalah:
Sultan Ali Mughayat Syah (1514—1528) Berhasil membebaskan Aceh dan upaya penguasaan bangsa Portugis
Sultan Alaudin Riayat Syah (153 7—1568) Berani menentang dan mengusir Portugis yang bersekutu dengan
Johor.
Sultan Iskandar Muda (1607—1636) Raja Kerajaan Aceh yang terkenal sangat gigih melawan Portugis adalah
Iskandar Muda. Pada tahun 1615 dan 1629, Iskandar Muda melakukan serangan terhadap Portugis di Malaka.
Usaha-usaha Aceh Darussalam untuk mempertahankan diri dan ancaman Portugis antara lain:
 Aceh berhasil menjalin hubungan baik dengan Turki, Persia, dan Gujarat (India),
 Aceh memperoleh bantuan berupa kapal, prajurit, dan makanan dan beberapa pedagang muslim di
Jawa,
 kapal-kapal dagang Aceh dilengkapi dengan persenjataan yang cukup baik dan prajurit yang tangguh,
 meningkatkan kerja sama dengan Kerajaan Demak dan Makassar.
Permusuhan antara Aceh dan Portugis berlangsung terus tetapi sama-sama tidak berhasil mengalalikan,
sampai akhirnya Malaka jatuh ke tangan VOC tahun 1641. VOC bermaksud membuat Malaka menjadi
pelabuhan yang ramai dan ingin menghidupkan kembali kegiatan perdagangan seperti yang pernah dialami
Malaka sebelum kedatangan Portugis dan VOC.
Kemunduran Aceh mulai terlihat setelah Iskandar Muda wafat dan penggantinya adalah Sultan
Iskandar Thani (1636—1841). Pada saat Iskandar Thani memimpin Acch masih dapat mempertahankan
kebesarannya. Tetapi setelah Aceh dipimpin oleh Sultan Safiatuddin 91641—1675) Aceh tidak dapat berbuat
banyak mempertahankan kebesarannya.
Ternate melawan Portugis
Pada awalnya Portugis diterima dengan baik oleh raja setempat dan diijinkan mendirikan benteng,
namun lama-kelamaan, rakyat Ternate mengadakan perlawanan. Perlawanan ini terjadi karena sebab-sebab
berikut ini:
 Portugis melakukan monopoli perdagangan.
 Portugis ikut campur tangan dalam pemerintahan.
 Portugis ingin menyebarkan agama Katholik, yang berarti bertentangan dengan agama yang telah
dianut oleh rakyat Ternate.
 Portugis membenci pemeluk agama Islam karena tidak sepaham dengan mereka.
 Portugis sewenang-wenang terhadap rakyat.
 Keserakahan dan kesombongan bangsa Portugis.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka kehendak Portugis ditolak oleh raja Ternate. Rakyat Ternate
dipimpin oleh Sultan Hairun bersatu dengan Tidore melawan Portugis, sehingga Portugis dapat didesak. Pada
waktu terdesak, Portugis mendatangkan bantuan dari Malaka dipimpin oleh Antoni Galvo, sehingga Portugis
mampu bertahan di Maluku.
Pada tahun 1565, rakyat Ternate bangkit kembali di bawah pimpinan Sultan Hairun. Portugis berusaha
menangkap Sultan Hairun, namun rakyat bangkit untuk melawan Portugis dan berhasil membebaskan Sultan
Hairun dan tawanan lainnya. Akan tetapi melakukan tindakan licik dengan mengajak Sultan Hairun berunding.
Dalam perundingan, Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh. Perlawanan rakyat Ternate dilanjutkan di bawah
pimpinan Sultan Baabullah (putera Sultan Hairun). Pada tahun 1574 benteng Portugis dapat direbut, kemudian
Portugis menyingkir ke Hitu dan akhirnya menguasai dan menetap di Timor-Timur sampai Tahun 1975.
Perlawanan rakyat Indonesia terhadap Belanda
Perlawanan Mataram. (Perlawanan Sultan Agung)
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613—1645).
Cita-cita Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-keralaan Jawa di bawah pimpinan mataram.
Adapun sebab-sebab Mataram menyerang Batavia adalah:
 Mengusir Belanda dan tanah air Indonesia.
 Belanda sering merintangi perdagangan Mataram di Malaka.
 Belanda melaksanakan monopoli perdagangan.
SuItan Agung mengadakan penyerangan ke Batavia pertama kali tahun 1628. Pasukan pertama
dipimpin oleh Tumenggung Bahurekso. Adapun pasukan kedua dipimpin oleh Tumenggung Agul -Agul, Kyai
Dipati Mandurorejo, Kyai Dipati Upusonto, dan Dipati Ukur. Namun serangan tersebut mengalami kekalahan.
Kegagalan serangan pertama tidak mengendorkan semangat melawan Belanda. Sultan Agung menyusun
kembali kekuatan untuk melakukan serangan kedua dengan matang dan cermat. Pada Tahun 1629 Sultan Agung
kembali menyerang Batavia untuk kedua kalinya di bawah pimpinan Dipati Puger dan Dipati Purbaya. Serangan
kedua juga mengalami kegagalan, sebab persiapan Sultan Agung telah diketahui oleh VOC, gudang-gudang
persiapan makanan Sultan Agung dibakar oleh VOC. Dalam peperangan itu Pimpinan VOC Y.P. Coen
meninggal akibat penyakit colera, sehingga tentara Mataran mundur takut terserang penyakit. Kemudian
perlawanan rakyat Mataram dilanjutkan oleh:
 Trunojoyo (1674—1709)
 Untung Suropati (1674—1706)
 Mangkubumi dan Mas Said (1474—1755)
Pada saat perlawanan Mangkubumi, terjadi kesepakatan damai dengan Belanda dengan ditandatanganinya
Perjanjian Giyanti (1755) yang isinya:
 Mataram dibagi menjadi dua yaitu Mataram Barat (Jogja) dan Mataram Timur (Surakarta).
 Mangkubumi berkuasa di Mataram Barat dan Paku Buwono berkuasa di Mataram Timur (Surakarta).
Banten melawan VOC
Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abdul Fatah yang dikenal dengan
nama Sultan Ageng Tirtayasa (1650—1682). Sultan Ageng Tirtayasa mengadakan perlawanan terhadap VOC
(1651), karena menghalang-halangi perdagangan di Banten. VOC dalam menghadapi Sultan Ageng Tirtayasa
menggunakan politik devide et impera, yaitu mcngadu domba antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan putranya
yang bernama Sultan Haji yang dibantu oleh VOC. Dalam pertempuran mi Sultan Ageng Tirtayasa terdesak dan
ditangkap.
Kemudian Sultan Haji (putera Sultan Agung Tirtayasa) diangkat menjadi Sultan menggantikan Sultan
Ageng Tirtayasa. Pada Tahun 1750 meletus gerakan perlawanan terhadap pemerintahan Sultan Haji yang
dipimpin Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang. Perlawanan dapat dipadamkan berkat bantuan VOC. Sctelah
pertempuran selesai, Sultan Haji melakukan perundingan dengan VOC yang isinya:
 Sultan Haji harus mengganti biaya perang.
 Banten hams mengakui di bawah kekuasaan VOC.
 Kecuali VOC, pedagang lain dilarang berdagang di Banten.
 Kepulauan Maluku tertutup bagi pedagang Banten.
Makassar melawan VOC
Makassar berkembang pesat dan mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin (1654—1659). Sultan Hasanuddin menolak monopoli yang dilakukan oleh VOC, sehingga
terjadilah perang dengan VOC. Peperangan berlangsung tiga kali. Pertama, terjadi pada tahun 1633, di mana
VOC berusaha memblokade Makassar untuk menghentikan arus keluar masuk perdagangan di Makassar, namun
usaha ini belum berhasil. pertempuran kedua terjadi pada tahun 1654, serangan ini juga belum berhasil.
Pertempuran ketiga merupakan pertempuran besar yang terjadi pada tahun 1667. Dalam perang ini voc
melaksanakan politik devide et impera, yaitu mengadu domba antara Sultan Hasanuddin dengan Aru Palaka
(Raja Bone).
Akhirnya, pada waktu itu Sultan Hasanudin dipaksa menandatangani perjanjian Bongaya (1667) yang
isinya:
 Makassar mengakui kekuasaan VOC.
 VOC memegang monopoli perdagangan di Makassar.
 Aru Palaka dijadilcan Raja Bone.
 Makassar harus melepaskan Bugis dan Bone.
 Makassar harus membayar biaya perang VOC.
Karena kegigihannya melawan VOC, Sultan Hasanuddin dijuluki “Ayam Jantan dan Timur”.
Perlawanan Diponegoro (1825—1830)
Perang Diponegoro mulai meletus di Tegalrejo, Jogjakarta dan  meluas hampir ke seluruh Jawa.
Bupati-bupati yang ada di bawah pengaruh Mataram ikut menyatakan perang terhadap Belanda. Maka perang
Diponegoro sering disebut perang Jawa. Pangeran Diponegoro adalah putera sulung Sultan Hamengkubuwono
III yang dilahirkan pada Tahun 1785. Ketika masih kecil bernama Pangeran Ontowiryo.
Sebab-sebab umum Perang Diponegoro:
 Penderitaan rakyat sangat berat karena adanya bermacam-macam pajak.
 Raja dan kalangan istana benci kepada Belanda karena wilayah Mataram makin dipersempit.
 Ulama kecewa karena peradaban Barat mulai memasuki kalangan Islam.
 Bangsawan kecewa karena tidak boleh menyewakan tanahnya.
 Belanda ikut campur dalam urusan pemerintahan.
Adapun sebab-sebab khusus perang Diponegoro adalah rencana pembuatan jalan yang melintasi tanah
makam leluhur pengeran Diponegoro tidak meminta ijin terlebih dahulu kepada Pangeran Diponegoro.
Dalam perang Diponegoro, Belanda mengalami banyak kesulitan. Bahkan Belanda mengakui perang
Diponegoro merupakan perang terberat dan memakan biaya yang besar. Belanda menggunakan siasat benteng
stelsel dalam melumpuhkan pcrlawanan Pangeran Diponegoro. Tujuan dan sistem benteng stelsel adalah:
 Mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro.
 Memecah belah pasukan Diponegoro.
 Mencegah masuknya bantuan untuk pasukan Diponegoro.
 Bagi Belanda sendiri dapat memperlancar hubungan antara Belanda jilka mendapat serangan dan
pasukan Diponegoro.
 Memperlemah pasukan Diponegoro.
Sistem benteng stelsel ternyata belum berhasil mematahkan perlawanan Diponegoro. Kemudian
Belanda mendatangkan pasukan dan daerah lain dan membujuk para pembantu Diponegoro untuk menyerah.
Dengan siasat itu, para pembantu Pangeran Diponegoro sebagian menyerah, tetapi belum berhasil menangkap
Pangeran Diponegoro.
Belanda menggunakan siasat baru dengan sayembara, tetapi juga belum berhasil. Pada tahun 1830
Belanda mengadakan tipu muslihat dengan mengajak Pangeran Diponegoro untuk berunding. Dalam
perundingan itu Pangeran Diponegoro ditangkap. Setelah ditangkap Pangeran Diponegoro dibawa ke Semarang,
kemudian diasingkan ke Batavia/Jakarta. Pada tanggal 3 Mei 1830 Pangeran Diponegoro dipindahkan ke
Manado, dan pada tahun 1834 dipindahkan ke Makassar dan wafat di Makassar pada tanggal 8 Januari 1855.
Pertemuan ke 9 Perang Melawan Penjajahkolonial Belanda
1. Perang Tondano
“ Perang Tondano yang terjadi pada 1808 – 1809 adalah perang yang meilbatkan orang Minahasa di Sulawesi
Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi
akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa,
terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara.”
( Taufik Abdullah dan A.B.Lapian, 2012:375 )
Perang Tondano I
Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa barat orang-orang
Spanyol sudah sampai di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara). Orang Spanyol di samping berdagang juga
menyebarkan agama Kristen dengan tokohnya Franciscus Xaverius. Hubungan mengalami perkembangan tatapi
pada abad ke-17 hubungan dagang mereka terganggu dengan munculnya VOC. Pada waktu itu VOC berhasil
menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan Guberbur Ternate Simon Cos mendapatkan kepercayaan dari
Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di
Selat Lembeh untuk mengawai pantai timur Minahasa. Para pedagang Spanyol dan juga pedagang Makasar
bebas berdagang mulai tersingkir oleh VOC. Apalagi Spanyol harus meninggalkan Indonesia menuju Filipina.
Perang Tondano II
Perang Tondano II terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada abad ke-19, yakni pada masa kolonial
Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jenderal Daendels. Deandels yang mendapat
mandat untuk memerangi Inggris, memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk menambah pasukan maka
direkrut pasukan dari kalangan pribumi . Mareka yang dipilih adalah suku-suku yang memiliki keberanian
adalah orang Madura, Dayak dan Minahasa. Atas perintah Deandels melalui Kapten Hartingh, Residen Manado
Prediger segera mengumpulkan para ukung (pemimpin walak atau daerah setingkat distrik). dari Minahasa
ditarget untuk mengumpulkan pasukan sejumlah 2.000 orang yang akan di kirim ke jawa. Ternyata orang-orang
Minahasa tidak setuju dengan program Deandels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai pasukan
kolonial. Kemudian para ukung bertekad untuk mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Mereka
memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano Minahasa.
2. Pattimura Angkat Sejata
Maluku dengan rempah-rempahnya memang bagaikan” mutiara dari timur “, yang senantiasa di buru oleh
orang-orang barat. namun kekuasaan orang-orang barat telah merusak tata ekonomi dan pola perdagangan bebas
yang telah lama berkembang di nusantara. Pada masa pemerintahan inggris di bawah raffles keadaan Maluku
relatif lebih tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat maluku. Kegiatan kerja rodi mulai di
kurangi. Bahkan para pemuda maluku juga di beri kesempatan untuk bekerja pada dinas angkatan perang
Inggris. Tetapi pada masa pemerintahan kolonial hindia belanda, keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli
di Maluku kembali di perketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat. Sebab selain penyerahan wajib,
masih juga harus di kenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan koki. Kalau ada penduduk
yang melanggar kan ditindak tegas. Di tambah lagi dengan desas desus bahwa para guru akan di berhentikan
untuk penghematan, para pemuda akan dikumpulkan akan di jadikan tentara di luar maluku, di tambah dengan
sikap arogan residen saparua.hal ini sangat mengecewakan rakyat maluka.
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda maluku melakukan serangkaian pertemuan
rahasia.sebagai contoh telah di adakan petemukan rahasia di pulau haruku, pulau yang di huni orang-orang
islam. Selanjutnya pada tanggal 14 mei 1817 di pulau saparua ( pulau yang di huni orang-orang kristen )
kembali di adakan pertemuan di sebuah tempat yang sering di sebut hutan kayu putih. Dalam berbagai
pertemuan itu di simpulkan bahwa rakyat maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserkahan dan
kekejaman belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan belanda.
Residen saparua harus di bunuh. Sebagai pemimpin perlawanan di percayakan kepada pemuda yang bernama
thomas matulessy. Yang kemudian terkenal dengan gelarnya patimura. Thomas matulesy pernah bekerja pada
dinas angkatan perang inggris.
3. Perang Padri (1821-1837)
Perang Padri terjadi di tanah Minangkabau, Sumatera Barat pada tahun 1821– 1837. Perang ini
digerakkan oleh para pembaru Islam yang sedang konflik dengan kaum Adat. Mengapa dan bagaimana Perang
Padri itu terjadi? Perang Padri sebenarnya merupakan perlawanan kaum Padri terhadap dominasi pemerintahan
Hindia Belanda di Sumatera Barat. Perang ini bermula adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum
Adat. Adanya pertentangan antara kaum Padri dengan kaum Adat telah menjadi pintu masuk bagi campur
tangan Belanda. Perlu dipahami sekalipun masyarakat Sumatera Barat sudah memeluk agama Islam, tetapi
sebagian masyarakat masih memegang teguh adat dan kebiasaan yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
ajaran Islam.
Sejak akhir abad ke-18 telah datang seorang ulama dari kampung Kota Tua di daratan Agam. Karena
berasal dari kampung Kota Tua maka ulama itu terkenal dengan nama Tuanku Kota Tua. Tuanku Kota Tua ini
mulai mengajarkan pembaruan-pembaruan dan praktik agama Islam. Dengan melihat realitas kebiasaan
masyarakat, Tuanku Kota Tua menyatakan bahwa masyarakat Minangkabau sudah begitu jauh menyimpang
dari ajaran Islam. Ia menunjukkan bagaimana seharusnya masyarakat itu hidup sesuai dengan Al Quran dan
Sunah Nabi. Di antara murid dari Tuanku Kota Tua ini adalah Tuanku Nan Renceh. Kemudian pada tahun 1803
datanglah tiga orang ulama yang baru saja pulang haji dari tanah suci Mekah, yakni: Haji Miskin, Haji Sumanik
dan Haji Piabang. Mereka melanjutkan gerakan pembaruan atau pemurnian pelaksanaan ajaran Islam seperti
yang pernah dilakukan oleh Tuanku Kota Tua. Orang-orang yang melakukan gerakan pemurnian pelaksanaan
ajaran Islam di Minangkabau itu sering dikenal dengan kaum Padri. Mengenai sebutan padri ini sesuai dengan
sebutan orang Padir di Aceh. Padir itu tempat persinggahan para jamaah haji. Orang Belanda menyebutnya
dengan padri yang dapat dikaitkan dengan kata padre dari bahasa Portugis untuk menunjuk orang-orang Islam
yang berpakaian putih. Sementara kaum Adat di Sumatera Barat memakai pakaian hitam.
Dalam melaksanakan pemurnian praktik ajaran Islam, kaum Padri menentang praktik berbagai adat dan
kebiasaan kaum Adat yang memang dilarang dalam ajaran Islam seperti berjudi, menyabung ayam, minum-
minuman keras. Kaum Adat yang mendapat dukungan dari beberapa pejabat penting kerajaan menolak gerakan
kaum Padri. Terjadilah pertentangan antara kedua belah pihak. Timbullah bentrokan antara keduanya. Tahun
1821 pemerintah Hindia Belanda mengangkat James Du Puy sebagai residen di Minangkabau. Pada tanggal 10
Februari 1821, Du Puy mengadakan perjanjian persahabatan dengan tokoh Adat, Tuanku Suruaso dan 14
Penghulu Minangkabau. Berdasarkan perjanjian ini maka beberapa daerah kemudian diduduki oleh Belanda.
Pada tanggal 18 Februari 1821, Belanda yang telah diberi kemudahan oleh kaum Adat berhasil menduduki
Simawang. Di daerah ini telah ditempatkan dua meriam dan 100 orang serdadu Belanda. Tindakan Belanda ini
ditentang keras oleh kaum Padri, maka tahun 1821 itu meletuslah Perang Padri.
4. Perang Diponegoro
Memasuki abad ke-19, keadaan di Jawa khususnya di Surakarta dan Yogyakarta semakin memprihatinkan.
Intervensi pemerintah kolonial terhadap pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada
dan atau dapat melahirkan konflik baru di lingkungan kerajaan. Hal ini juga terjadi di Surakarta dan Yogyakarta.
Campur tangan kolonial itu juga membawa pergeseran adat dan budaya keraton yang sudah lama ada di keraton
bahkan melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai dengan budaya Nusantara, seperti minum-minuman keras.
Dominasi pemerintahan kolonial juga telah menempatkan rakyatsebagai objek pemerasan, sehingga semakin
menderita. Pada waktu itu pemerintah kerajaan mengizinkan perusahaan asing menyewa tanah sawah untuk
kepentingan perusahaan. Pada umumnya tanah itu disewa dengan penduduknya sekaligus. Akibatnya, para
petani tidak dapat mengembangkan hidup dengan pertaniannya, tetapi justru menjadi tenag kerja paksa. Rakyat
tetap hidup menderita.Perubahan pada masa Van der Capellen juga menimbulkan kekecewaan. Beban
penderitaan rakyat itu semakin berat, karena diwajibkan membayar berbagai macam pajak, seperti: (a) welah-
welit (pajak tanah), (b) pengawang-awang (pajak halaman kekurangan), (c) pecumpling (pajak jumlah pintu),
(d) pajigar (pajak ternak), (e) penyongket (pajak pindah nama), dan (f) bekti (pajak menyewa tanah atau
menerima jabatan). Di samping berbagai pajak itu masih ada pajak yang ditarik di tempat pabean atau tol.
Semua lalu lintas pengangkut barang juga dikenai pajak. Bahkan seorang ibu yang menggendong anak di jalan
umum juga harus membayar pajak.
Sementara itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan terdapat jurang pemisah antara rakyat dengan
punggawa kerajaan dan perbedaan status sosial antara rakyat pribumi dengan kaum kolonial. Adanya jurang
pemisah antara si kaya dan si miskin, antara rakyat dan kaum kolonial, sering menimbulkan kelompok-
kelompok yang tidak puas sehingga sering menimbulkan kekacauan.
Dalam suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu tampil seorang bangsawan, putera Sultan
Hamengkubuwana III yang bernama Rade Mas Ontowiryo atau lebih terkenal dengan nama Pangeran
Diponegoro. Pangeran Diponegoro merasa tidak puas dengan melihat penderitaan rakyat dan kekejaman serta
kelicikan Belanda. Pangeran Diponegoro merasa sedih dengan menyaksikan masuknya budaya Barat yang tidak
sesuai dengan budaya Timur. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro berusaha menentang dominasi Belanda
yang kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Tanggal 20 Juli 1825 meletuslah Perang Diponegoro.
5. Perlawanan di Bali
Bali adalah sebuah pulau kecil yang terkenal di Indonesia. Pada abad ke 19 bali belum banyak menarik
perhatian orang-orang. Baru tahun 1830 pemerintahan Hindia Belanda aktif menanamkan pengaruhnya.
Perkembangan dominasi belanda menyulut api perlawanan rakyat bali “perang puputan”.
Mengapa terjadi perang puputan di bali?
Abad ke 19 bali sudah berkembang kerajaan-kerajaan berdaulat. Contohnya Kerajan Buleleng dll. Pada masa
Gubernur Jenderal Daendels ada kontak dengan kerajaan bali menyangkut hubungan dagang dan sewa. Tapi
Hindia Belanda ingin menanamkan pengaruh dan berkuasa di bali. Pertama G.A Granpre moliere misi ekonomi,
kedua huskus koopman misi politik. Misi ekonomi jauh lebih berhasil dari pada misi politik namun terus di
usahakan dan di capai perjanjian antara raja bali dan belanda.perjanjian kontrak antara raja-raja bali dengan
belanda seputar hukum tawan karang agar di hapuskan.
Karena kelihaian belanda raja-raja bali dapat menerima perjanjian untuk meratifikasi penghapusan hukum tawan
karang.tahun 1844 raja Buleleng dan Karang Asem belum melaksanakan perjanjian tersebut dibuktikan dengan
perampasan atas isi 2 kapal belanda yang terdampar dipantai sangsit (Buleleng) dan Jembrana (buleleng ) .
belnda memaksa raja Buleleng untuk melaksanakan perjanjian tersebut,benda juga memaksa untuk membayar
ganti rugi antas kapal belanda. Pihak buleleng menolak dengan tegas tuntutan tersebut yang menyebabkan
perang terjadi. Pati Ktut Jelantik mempersiapkan pos-pos dan prajurit . buleleng juga mendapat dukungan dari
kerajaan karang asem dan klungkung. Tanggal 27 juli 1846 1.700 pasukan barat menyerbu kampung-kampung
tepi pantai ada juga pasukan laut dengan kapal selam. Karena persenjataan belanda lebih lengkap dan modern
pejuang buleleng demakin terdesak dan jebol . ibu kota singaraja dikuasai belanda. Kemudian belanda
mendesak untuk menandatangani perjanjian tanggal 6 juli 1846 yang isinya 1.dalam waktu 3 bulan,raja buleleng
harus menghancurkan semua benteng buleleng yang pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng
baru, 2.raja buleleng harus membayar ganti rugi dari biaya perang yang telah dikeluarkan belanda,sejumlah
75.000 gulden,dan raja harus menyerahkan I Gusti Ktut Jelantik kepada pemerintah belanda,3. Belanda
diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.
6. Perang banjar.
Di Kalimanatn Selatan berkembang kerajaan Banjar atau Banjarmasin. Pusat kekuasaan ada di
Martapura kegiatan perdaganggan berkembang pusat dengan hasil produk yang diminati yaitu
emas,intan,lada,rotan dan damar . melalui bujuk rayu dan tekanan pada tahun 1817 terjadi perjanjiaan antara
Sultan Banjar dan pemerintah belanda. Yang berisi menyerahkan sebagian wilayah Banjar kepada
Belanda.tanggal 4 mei 1826 menetapkan bahwa daerah kekuasaan banjar hanya tinggal daerah hulu sungai,
martapura, dan banjarmasin. Wilayah yang sempi membuat kesulitan dalam kehidupan sosial dan ekonomi.
Kebutuhan penguasa semakin meningkat dengan demikian menyebabkan beban hidup semakin berat. Dalam
suasana sosial ekonomi yang memprihatinkan, terjadi konflik intern. Hal ini bermula dengan meninggalnya
putra mahkota abdul rakhman secara mendadak tahun 1852, sedangkan sultan adam memilki 3 putera. Pangeran
hidayatullah yang didukung pihak istana dan mengantongi surat wasiat dari sultn adam, pangeran anom
dijagokan mangkubumi, pangeran tamjidillah didukung belanda. Perebutan kekuasaan terus berlanjut dan
terakhir pangeran antasari menjadi raja.
7. Aceh Berjihad.
Aceh dikenal karena adanya tsunami tahun 2004 dan seburtan serambi mekkah. ibarat serambi mekkah
merupakan daerah dan kerajaan yang berdaulat. Tetapi kedaulatan terganggu karena keserakaan dan dominasi
belanda.dominasi dan kekejaman tersebut melahirkan Perang Aceh,perang terjadi pada tahun 1873-1912
Aceh memiliki kedudukan yang strategis juga menjadi pusat perdagangan. Daerahnnya luas dengan hasil
penting seperti ladang, hasil tambng, dan hasil hutan.karena itu dalam rangka mewujudkan pax neerlandica
belanda berambisi menguasai aceh.tetapi orang aceh dan para sultan bersikeras mempertahankan aceh hal
tersebut di dukung oleh traktat london hal tersebut menjadi kendala belanda. Perkembangan politik yang
semakin memohok kesultanan aceh adalah ditandatanganinya traktat sumatera antara belanda dengan inggris 2
november 1871. isi traktat tersebut antara lain inggris memberi kebebasan kepada Belanda untuk memperluas
daerah kekuasaannya diseluruh sumatera. Tahun 1873 Aceh mengirim Habib Abdurahman pergi ke Turki untuk
meminta bantuan senjata.
Langkah-langkah tersebut diketahui ole pihak belanda, kemudian Belanda mengancam dan
mengultimatum agar Kesultanan Aceh tunduk dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Tanggal 26 maret 1873
Aceh dinilai membangkang. Kemudian pecahlah pertempuran aceh melawanBelanda. Para pejuang aceh
dibawah pemerintahan Sultan Mahmud Syah II mengobarkan semangat jihad angkat senjata untuk melawan
kezaliman Belanda. Persiapan aceh alam menghadapi pemerintahan Hindia Belanda seperti pendirian pos-pos
pertahanan,dibangun kuta semacam benteng untuk memperkuat pertahanan wilayah, penyiapan sejumlah
pasukan dan persenjataan.

Pertemuan ke 10 Kedatangan bangsa barat ke dunia timur,VOC,SISTEM TANAM PAKSA


 Tujuan pertama dan utama kedatangan para penjelajah bangsa Barat ke Dunia Timur adalah untuk
Berdagang
 Sebelum kolonialisme-imperialisme Barat, Konstatinopel merupakan kota perdagangan terbesar dan
termakmur di Eropa karena Letaknya sangat strategis
 Bangsa Barat yang pertama kali berlabuh di Nusantara dan kemudian melakukan kegiatan monopoli
perdagangan rempah-rempah di Malaka adalah Portugis
 tokoh-tokoh Penjelajahan Samudera dari Sepanyol diantaranya Christophorus Columbus ,Ferdinant
Magelhaens dan Sebastian del Cano
 tujuan dibentuknya Vereenigde Oostindische Compagnie ( VOC ) adalah :
A. Menghindari persaingan yang tidak sehat antara para pedagang Belanda
B. Memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi persaingan dengan kongsi dagang lain seperti East
India Company ( EIC ) dari Inggris
C. Memonopoli peragangan rempah-rempah di Indonesia
D. Membantu pemerintah Belanda yang sedang berjuang melawan pendudukan Spanyol
 Hak Oktroi VOC dalam menjalankan tugasnya :
A. Melakukan monopoli perdagangan
B. Membentuk angkatan perang sendiri
C. Melakukan peperangan
D. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
 Kebijakan VOC menebang kelebihan jumlah tanaman agar produksinya tidak berlebihan sehingga
harga tetap dipertahankan lazim disebut dengan kebijakan Ekstirpasi
 Pelayaran menyusuri pantai yang dilengkapi dengan angkatan perang untuk mengawasi para petani
supaya tidak menjual hasil tanamannya ke pegadang lain selain VOC, disebut sebagai kebijakan Hongi
tochten
 Pasca VOC, Perancis yang saat itu menguasai Belanda mengutus Herman Willem Daendels sebagai
gubernur jenderal baru. Tugas utama Daendels adalah Mempertahankan Jawa dari serbuan dan
penguasaan Inggris
 Salah satu kebijakan Daendels di bidang pertahanan dan militer adalah Membangun pabrik senjata
untuk perang
 Thomas Stamford Raffles merupakan gubernur Jenderal di bawah Inggris yang datang ke Indonesia
setelah disepakatinya perjanjian Tuntang antara Inggris dam Belanda. Salah satu kebijakan Raffles
bidang ekonomi adalah adanya sistem Landrent (system pajak tanah)
 Jasa-jasa Thomas Stamford Raffles bagi bangsa Indonesia, diantaranya :
A. Merintis berdirinya Kebun Raya Bogor
B. Merintis pemugaran Candi Borobudur untuk pertama kalinya
C. Menghapus sistem perbudakan
D. Menulis buku History of Java dan History of Sumatramerintis
E. Menemukan bunga bangkai Rafflesia arnoldi
 Dampak negatif pelaksanaan Tanam Paksa bagi rakyat pribumi adalah
1. Penderitaan fisik dan mental kerena bekerja terlalu keras.
2. Pertanian lokal khususnya padi mengalami gagal panen.
3. Kelaparan dan kematian dimana-mana
 Sistem tanam paksa sebetulnya merupakan kelanjutan dari apa yang disebut dengan Preangerstelsel
pada abad ke-18. Tanaman utama pada sistem ini adalah Kopi
 Ketentuan-ketentuan pokok Tanam Paksa adalah :
1. Penduduk diharuskan menyediakan sebagian dari tanahnya untuk ditanami tanaman yang dapat dijual
di pasaran Eropa.
2. Tanah pertanian yang disediakan oleh penduduk tidak boleh melebihi seperlima dari tanah pertanian
yang dimiliki oleh penduduk desa.
3. Waktu yang diperlukan untuk memelihara tanaman tidak boleh melebihi waktu yang diperlukan untuk
memelihara tanaman padi.
4. Bagian dari tanah yang disediakan untuk menanam tanaman dagangan dibebaskan dari pembayaran
pajak.
5. Apabila nilai hasil tanaman dagangan itu melebihi pajak tanah yang harus dibayar rakyat, selisih
positifnya harus diserahkan kepada rakyat.
 Dalam pelaksanaannya, ternyata sistem Tanam Paksa banyak penyelewengan. Penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan tanam paksa antara lain :
1. Kegagalan panen tanaman wajib tetap dibebankan kepada petani sehingga petani harus
menanggung kerugian yang besar
2. Setiap kelebihan hasil panen dari jumlah pajak yang harus dibayar tidak dibayarkan kembali
kepada rakyat
3. Lahan yang disediakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak tanah
4. Rakyat yang tidak memiliki tanah harus bekerja melebihi waktu yang ditentukan
 Tujuan utama penerapan kebijakan Tanam Paksa di bawah Gubernur Jenderal Johannes Van Den
Bosch adalah Menyelamatkan Negara Belanda dari kebangkrutan ekonomi
 Dampak pelaksanaan tanam paksa bagi bangsa Belanda adalah :
1. Hutang-hutang Belanda dapat terlunasi
2. Kas negara Belanda yang semula kosong dapat terpenuhi
3. Berhasil mebangun kota Amsterdam menjadi pusat perdagangan dunia
4. Penerimaan pendapatan melebihi anggaran belanja
 Golongan di negeri Belanda yang menuntut agar sistem tanam paksa dihapuskan karena menindas
rakyat Hindia Belanda adalah golongan Humanis
 Pada tahun 1860 Edward Douwes Dekker yang mengkritik kebijakan tanam paksa kepada Belanda,
membuat beberapa tulisan, salah satu nya berbentuk buku. Buku tersebut berjudul Max Havelaar
 Kaum liberal menuntut pelaksanaan tanam paksa dihapuskan dan diganti dengan menerapkan ekonomi
liberal dengan tujuan Supaya rakyat pribumi menjadi sejahtera
 Pelaksanaan kebijakan Politik Pintu Terbuka di Indonesia tidak terlepas dari perubahan peta polotik
dalam Pemilu Belanda pada pertengahan abad ke-19, yaitu Kemenangan Partai Liberal dalam pemilu
parlemen
 Trias van Deventer adalah Irigasi, Migrasi, dan Edukasi
 Pelaksanaan Politik Ethis (Politik Balas Budi) diantaranya:
A. Dipelopori oleh kaum humanis Belanda
B. Dalam prakteknya menjadi sarana eksploitasi baru oleh Belanda
C. Pelaksanaannya tidak diawasi oleh pemerintah Belanda
D. Pelaksanaannya mencerminkan tujuan awalnya
 Dampak Positif pelaksanaan Politik Ethis diantaranya Lahirnya golongan terpelajar dan terdidik
 Dalam perang melawan raja Bali dikenal dengan istilah Perang Puputan. Maksud dari istilah ini adalah
Perang sampai titik darah penghabisan \
 Orang Belanda yang dengan gigih mempelajari Agama Islam dalam rangka mengalahkan Aceh adalah
Dr. Snouck Horgronje
 Latar belakang adanya perang Padri ialah adanya pertentangan antara Kaum Adat dengan kaum
Wahabi
 Danau Toba merupakan salah satu danau yang menjadi icon pariwisata Indonesia. Dekat dengan danau
Toba, pernah terjadi perang untuk melawan kekuasaan Belanda sekitar tahun 1878-1907, Perang ini
dipimpin oleh Sisingamangaraja XII
 Perlawanan rakyat Maluku melawan Belanda tahun 1817 dipimpin oleh Pattimura
 Ciri-ciri perlawanan bangsa Indonesia sebelum lahirnya kesadaran nasional diantaranya:
A. Perlawanan bersifat local
B. Perlawanan bergantung pada tokoh masyarakat yang berkharisma
C. Perlawanan tidak terorganisir dengan baik
D. Perlawanan lebih mementingkan perjuangan fisik/senjat
 Untuk mengembangkan kekuasaannya di Indonesia, Belanda mengembangkan politik devide et impera
yang artinya Politik adu domba bangsa
 Munculnya pembagian kekuasaan dan pemerintahan, seperti Gubernur, Bupati, Walikota sampai
dengan pemerintah daerah merupakan dampak dari penjajahan bangsa Eropa di bidang Politik
 Kedatangan bangsa Eropa ke Nusantara memengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia. Pengaruh
tersebut diantaranya Kosakata bahasa ,Seni musik ,Seni tari,Pakaian
 Musik keroncong merupakan jenis musik yang berasal dari Negara Portugis
 Kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia membawa dampak dalam bidang sosial. Salah satu dampak
dalam bidang sosial adalah munculnya Agama Kristen
 Nilai-nilai Sumpah Pemuda dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan di Indonesia pada masa kini
diantarnya :
A. Cinta Tanah Air dan Bangsa
B. Sikap rela berkorban
C. Semangat persaudaraan
D. Meningkatkan semangat gotong royong
 Setiap tanggal 20 Mei bangsa Indonesia selalu memperingati hari Kebangkitan Nasional. Sebagai
tonggak penting lahirnya kesatuan dan persatuan adalah berdirinya Organisasi Budi Utomo

Anda mungkin juga menyukai