Mahasiswa
universitas Trisakti
Kelompok 5
Menuntut Keadilan
Sudah lebih dari dua dekade, kasus Tragedi Trisakti masih belum mendapat titik terang
penuntasannya. Padahal, sejak 1998, berbagai cara sudah ditempuh untuk mendesak
pemerintah agar mengambil sikap. Komnas HAM telah melakukan penyelidikan, namun
berkasnya sudah tiga kali dikembalikan oleh Kejaksaan Agung dengan berbagai alasan.
TRAGEDI TRISAKTI
Setahun setelah kejadian, proses hukum memang berjalan dan menyeret enam terdakwa yang
masing-masing dihukum 2 sampai 10 bulan. Tiga tahun berselang, sembilan terdakwa kasus
penembakan mahasiswa Trisakti di adili di Pengadilan Militer dan dijatuhi hukuman 3 sampai 6
tahun penjara. Namun, mengutip pernyataan Komnas HAM yang masih diingat sampai kini, para
terdakwa yang diadili di pengadilan militer adalah pelaku lapangan, sementara pelaku utamanya
belum diadili.
Tanggapan kami
Menurut pendapat kami Tragedi Trisakti bisa dikategorikan sebagai
Pelanggaran HAM Berat. Sayangnya, Kejaksaan Agung tidak mau melanjutkan kasus
ini ke tahapan penyidikan meski sudah mendapat desakan dari Komnas HAM. Alasan
penolakan tersebut adalah karena Kejaksaan Agung menganggap kasus
pelanggaran HAM tersebut minim bukti serta saksi mata.
Menurut kami, alasan penolakan tersebut kurang tepat dan pemerintah terkesan ada
penghindaran dalam pelaksanaan wewenang penyidikan. Meski memang sudah ada
Undang-Undang No. 26 tahun 2006 mengenai Pengadilan HAM Adhoc, namun
tampak jelas bahwa pemerintah tak memiliki kemauan politik yang kuat untuk
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat termasuk Tragedi Trisakti di mana 4
mahasiswa dari Universitas Trisakti tewas tertembak.
kesimpulan
29-08-2021