Anda di halaman 1dari 7

Penembakan

Mahasiswa
universitas Trisakti
Kelompok 5

-Anisa nidaul k - Mila mauludia -Winwin D


-Dikka rakean - Raisa zanatul p
TRAGEDI TRISAKTI
APA?
Tragedi Trisakti adalah peristiwa penembakan, pada tanggal 12 Mei
1998, terhadap mahasiswa pada saat demonstrasi menuntut Soeharto turun
dari jabatannya. Kejadian ini menewaskan empat mahasiswa Universitas
Trisakti di Jakarta, Indonesia serta puluhan lainnya luka.
LATAR belakang
Latar Belakang Awal tahun 1998, perekonomian di Indonesia tengah terganggu.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya krisis finansial Asia sepanjang tahun
1997sampai 1999.Mahasiswa kemudian melakukan aksi demonstrasi besar-
besaran ke Gedung Nusantara, termasuk mahasiswa Universitas Trisakti.
KORBAN
Tragedi Trisakti ini menimpa mahasiswa saat sedang berdemonstrasi menuntut
Soeharto untuk turun dari jabatannya. Kejadian mengenaskan ini menewaskan
empat orang mahasiswa Universitas Trisakti.
Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan
Hendriawan Sie. Keempat pemuda tersebut tewas tertembak di dalam kampus.  
TRAGEDI TRISAKTI
BUKTI
Pelanggaran tersebut berupa pembunuhan, penganiayaan, penghilangan paksa,
perkosaan, perampasan kemerdekaan, dan kebebasan fisik. Bentuk pelanggaran HAM itu
pun disebut dilakukan secara terencana, tersistematis, dan meluas. KPP HAM juga
menemukan adanya bukti-bukti berupa tindakan penyesatan informasi atas jatuhnya
korban, latar belakang peristiwa, jenis senjata, serta pasukan yang terlibat, oleh pejabat-
pejabat resmi yang berkaitan langsung maupun tidak dengan peristiwa. Lalu, KPP HAM
menemukan bukti upaya aparat TNI dan Polri yang menciptakan situasi dan peluang atau
setidak-tidaknya melakukan pembiaran yang mengarah pada terjadinya konflik kekerasan
fisik antar-masyarakat.

Menuntut Keadilan

Sudah lebih dari dua dekade, kasus Tragedi Trisakti masih belum mendapat titik terang
penuntasannya. Padahal, sejak 1998, berbagai cara sudah ditempuh untuk mendesak
pemerintah agar mengambil sikap. Komnas HAM telah melakukan penyelidikan, namun
berkasnya sudah tiga kali dikembalikan oleh Kejaksaan Agung dengan berbagai alasan.
TRAGEDI TRISAKTI

Setahun setelah kejadian, proses hukum memang berjalan dan menyeret enam terdakwa yang
masing-masing dihukum 2 sampai 10 bulan. Tiga tahun berselang, sembilan terdakwa kasus
penembakan mahasiswa Trisakti di adili di Pengadilan Militer dan dijatuhi hukuman 3 sampai 6
tahun penjara. Namun, mengutip pernyataan Komnas HAM yang masih diingat sampai kini, para
terdakwa yang diadili di pengadilan militer adalah pelaku lapangan, sementara pelaku utamanya
belum diadili.
Tanggapan kami
Menurut pendapat kami Tragedi Trisakti bisa dikategorikan sebagai
Pelanggaran HAM Berat. Sayangnya, Kejaksaan Agung tidak mau melanjutkan kasus
ini ke tahapan penyidikan meski sudah mendapat desakan dari Komnas HAM. Alasan
penolakan tersebut adalah karena Kejaksaan Agung menganggap kasus
pelanggaran HAM tersebut minim bukti serta saksi mata.

Menurut kami, alasan penolakan tersebut kurang tepat dan pemerintah terkesan ada
penghindaran dalam pelaksanaan wewenang penyidikan. Meski memang sudah ada
Undang-Undang No. 26 tahun 2006 mengenai Pengadilan HAM Adhoc, namun
tampak jelas bahwa pemerintah tak memiliki kemauan politik yang kuat untuk
menyelesaikan kasus pelanggaran HAM berat termasuk Tragedi Trisakti di mana 4
mahasiswa dari Universitas Trisakti tewas tertembak.
kesimpulan
29-08-2021

Dari peristiwa ini dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan HAM di Indonesia


belum berjalan dengan baik. Karena masih adanya tindakan tindakan
pelanggaran HAM yang belum diadili seperti pada kasus Penembakan Trisakti
ini. Padahal, sejak 1998, berbagai cara sudah ditempuh untuk mendesak
pemerintah agar mengambil sikap. Komnas HAM juga telah melakukan
penyelidikan, namun berkasnya sudah tiga kali dikembalikan oleh Kejaksaan
Agung dengan berbagai alasan.
TERIMA
KASIH
Sekian presentasi dari kelompok
kami,mohon maaf bila ada
kekurangan.

Apakah ada yang ingin di


tanyakan?
Link vidio
https://youtu.be/MDmWlIcxKv0

Anda mungkin juga menyukai