terakhir yang membawa petunjuk dari Allah Yang Maha Agung yang memberikan suri Tauladan
bagi seluruh umat manusia.
Hadirin sekalian yang berbahagia !
Pada hakikatnya, mempercayai kebenaran wahyu yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
dan mengikuti suri tauladan yang telah diberikan olehnya adalah merupakan inti daripada
Peringatan Maulud Nabi.
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Surat Al-Ahzab : 21 :
Artinya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah.
Disamping itu Allah menegaskan lagi dengan firmannya Surat Ali Imran ayat 31 :
Artinya :
Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Dengan memperhatikan arti dan makna ayat-ayat tersebut diatas maka jelaslah bahwa Peringatan
Maulud Nabi Muhammad SAW ini, juga merupakan kesempatan untuk mawas diri sampai
dimana kesanggupan kita dalam mengikuti bimbingan dan suri tauladan yang telah diberikan oleh
Nabi kita Muhammad SAW.
Hadirin sekalian yang berbahagia !
Dalam kesempatan yang berbahagia ini ada beberapa hal yang perlu kita renungkan bersama
dalam rangka memetik suri tauladan yang telah dicontohkan dalam peri hidup dan kehidupan
Nabi Muhammad SAW.
Dalam kehidupan berbangsa sebagai bangsa yang kini tengah membangun untuk menciptakan
suatu hari depan yang lebih baik, banyak suri tauladan yang kita petik dari perjalanan hidup Nabi
Muhammad SAW baik sejak beliau masih muda maupun setelah diangkat sebagai Nabi, yaitu
antara lain tauladan tentang gaya hidup sehari-hari.
Kebahagiaan dan kenikmatan hidup yang dirasakan oleh Nabi Muhammad SAW, bukanlah
terletak pada kelezatan dan kemegahan hidup lahiriah, melainkan kebahagiaan dan kenikmatan
yang ditemukan dalam kesederhanaan. Tuntutan hidup sederhana yang didukung oleh
kepribadian yang teguh, budi pekerti yang luhur serta tingkah laku yang penuh kasih sayang dan
lemah lembut merupakan mahkota keindahan yang menghiasi kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Dengan memperhatikan berbagai riwayat kehidupan Nabi yang menggambarkan bagaimana gaya
hidup dan pergaulan beliau dengan orang-orang disekitarnya, maka kesemuanya mencerminkan
tingkah laku kesopanan dan kesederhanaan hidup.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Akhirnya Wassalamualaikum Wr. Wb..
Mari sejenak kembali kita tengok, sekitar 14 abad yang lalu telah terjadi sejarah besar bagi
kebaikan hidup manusia. Sejarah tersebut adalah peristiwa Isra' Mi'raj sebagaimana yang sedang
kita peringati saat ini.
Saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di
Makkah ke Masjidil Aqsha di Al-Quds, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi
sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq, malaikat, manusia, dan jin.
Semua itu ditempuh dalam sehari semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat
mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.
Momentum Isra Miraj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekah ke
Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke Sidratul Muntaha adalah peristiwa yang sangat
fenomenal dalam sejarah umat Islam.
Mengapa demikian? Karena dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah
ibadah wajib, yakni sholat lima waktu yang langsung dari Allah SWT.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Anak-anakku semua yang di cintai Allah,
Sholat tentu sudah melekat dalam keseharian kita sebagai umat Islam. Perintah sholat ini
sebagaimana langsung diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah menjadi
ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadahibadah wajib lainnya. Sehingga, dalam konteks spiritual-imaniah maupun perspektif rasionalilmiah, Isra Miraj merupakan kajian yang tak kunjung kering inspirasi dan hikmahnya bagi
kehidupan umat Islam.
Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang)
salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama
(Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat.
Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf
baik sedang sehat maupun sakit.
Ada 4 golongan manusia dilihat dari sikapnya dalam melaksanakan Shalat.
Golongan pertama, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, dan (serta) ingkar
akan hukum Shalat itu wajib.
Golongan ini adalah golongan paling berbahaya dimuka bumi. Mereka tidak menjalankan shalat
dan menganggap shalat itu tidak wajib dan tidak berdosa ketika meninggalkan shalat tanpa udzur
apapun. Para jumhur ulama menghukumi masalah ini adalah (kaafiruun) atau kafir.
Golongan kedua, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, tetapi dia sadar akan
dosanya meninggalkan Shalat serta tetap meyakini bahwa Shalat itu wajib.
Golongan ini biasanya berdalih malas, atau sibuk akan pekerjaan sehingga mereka meninggalkan
shalat . Akan tetapi mereka juga manganggap shalat adalah wajib. Ciri-ciri umumnya adalah
shalat bolong-bolong. Adapun para ulama berbeda pandangan tentang masalah ini. Namun
mayoritas adalah menghukuminya Fasiq (berdosa, maksiat, orang yang menyimpang dari ajaran
Allah).
Golongan ketiga, adalah golongan manusia yang mengerjakan Shalat, tetapi asal mengerjakan
shalat saja. yang Penting Shalat.
Golongan ini mungkin adalah mayoritas yang dikerjakan umat muslim saat ini. Mengerjakan
shalat, tetapi tidak tahu esensi nikmatnya shalat. Asal mengerjakan shalat untuk menggugurkan
kewajiban waktu shalatnya. Banyak alasan kenapa mental umat Islam banyak yang beraliran
yang penting shalat, pekerjaan bisa jadi alasan utama.
Karena terbentur pekerjaan, seseorang bisa shalat secepat kereta Argo Bromo.
Takbiratul Ikhram, Wuss! Salam. Golongan ini juga seringnya mepet-mepet waktu shalatnya,
dhuhur jam 2, ashar jam 5, maghriban setengah tujuh, dst.
Golongan keempat, adalah golongan manusia yang mengerjakan Shalat, dan merasakan
nikmatnya Shalat, atau berprinsip Shalat itu Penting.
Bahwa Shalat adalah kebutuhan, golongan ini meyakini bahwa orang akan beruntung karena
mengerjakan Shalat, orang akan selamat karena mengerjakan shalat, dan orang akan kaya karena
mengerjakan shalat. Maka ketika adzan berkumandang golongan ini nampak sumringah
menyambutnya. Berbeda dengan golongan yang penting shalat, golongan shalat itu penting
mengibaratkan kebutuhan shalat adalah kebutuhan pokok layaknya makan.
Ciri dari golongan ini adalah ke khusyukan dan ketenangan shalatnya, memperhatikan bacaan
demi bacaan shalat, serta tuma'ninah dalam gerakannya.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan Anak-anakku semua yang di rahmati Allah,
Pertanyaan Kita untuk diri sendiri adalah termasuk kedalam kategori yang mana diri kita?
Evaluasilah sejenak bagaimana keberadan sholat kita. Kitalah yang tahu persis semua itu. Apabila
memang sholat kita belum benar sebagaimana mestinya, bila sholat yang kita lakukan ternyata
begitu berat dan bukan menjadi sebuah kenikmatan. Maka hati-hatilah, ada yang harus diperbaiki
dalam keimanan kita.
Semoga apa yang telah saya sampaikan dapat direnungkan bersama sehingga kita bisa semakin
semangat melakukan sholat dan semakin merasakan nikmatnya melakukan sholat.
Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
Assalamu alaikum wr. wb.