Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Dan Peradaban Islam Pada Kawasan Minoritas Muslim Di Eropa (Studi

Kasus : Negara Inggris)

Adinda Thalia Salsabilla


2314070296
Universitas Islam Imam Bonjol Padang
adindathaliasalsabilla29@gmail.com

Abstract: The Islamic civilization has a long and complex history, not only in majority
Muslim countries but also in minority Muslim countries. The history of Islam in Europe
began in the 8th century AD when Umayyad Muslim forces conquered the Iberian
Peninsula (now Spain and Portugal) in 711 AD. This conquest marked the beginning of
the Islamic golden age in Europe, which lasted for over 8 centuries. Through a
comparative historical approach, this article analyzes how Islam was introduced,
developed, and established in non-majority Muslim societies. Historical, social, and
political factors influencing the development of Islam in the context of minority Muslims
are explored in this writing. Case studies from various countries provide deep insights
into the challenges, adaptations, and contributions of Islam to cultural diversity and
Muslim identity amidst minority communities. The conclusion of this article is expected
to provide new insights into the role of Islam in shaping the character and social
dynamics of countries with minority Muslim populations.
Keywords: History; civilization; Islam; Europe

Abstrak: Peradaban Islam memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, tidak hanya
di negara-negara mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara minoritas Muslim.
Sejarah Islam di Eropa dimulai sejak abad ke-8 M, ketika pasukan Muslim Umayyah
menaklukkan Semenanjung Iberia (sekarang Spanyol dan Portugal) pada tahun 711
M. Penaklukan ini menandai awal era kejayaan Islam di Eropa yang berlangsung
selama lebih dari 8 abad. Melalui pendekatan sejarah komparatif, artikel ini
menganalisis bagaimana Islam diperkenalkan, berkembang, dan mengakar dalam
masyarakat yang tidak mayoritas Muslim. Faktor-faktor historis, sosial, dan politik
yang memengaruhi perkembangan Islam dalam konteks minoritas Muslim
dieksplorasi dalam tulisan ini. Studi kasus dari berbagai negara memberikan
pemahaman yang mendalam tentang tantangan, adaptasi, dan kontribusi Islam
terhadap keberagaman budaya dan identitas Muslim di tengah-tengah masyarakat
minoritas. Kesimpulan artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru
tentang peran Islam dalam menentukan karakter dan dinamika sosial negara-negara
dengan populasi minoritas Muslim.
Kata Kunci: Sejarah; Peradaban; Islam; Minoritas; Eropa

A. Pendahuluan
Peradaban Islam merupakan salah satu peradaban yang paling penting dan abadi
dalam sejarah dunia. Melintasi benua dan abad, peradaban ini telah meninggalkan
jejak yang tak terlupakan dalam peradaban manusia melalui kontribusinya dalam
berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan, filsafat, sastra, seni, arsitektur, dan tata

|1
pemerintahan. Memahami sejarah peradaban Islam penting tidak hanya bagi umat
Muslim tetapi juga bagi siapa pun yang tertarik untuk menjelajahi warisan budaya
manusia yang kaya.
Sejarah peradaban Islam dimulai dengan kedatangan Islam pada abad ke-7
Masehi ketika Nabi Muhammad menerima wahyu ilahi di Semenanjung Arab. Wahyu-
wahyu ini, yang dicatat dalam Al-Quran, menetapkan dasar bagi tatanan agama dan
sosial baru yang akan secara mendalam memengaruhi perjalanan sejarah. Dari
awalnya di Semenanjung Arab, Islam dengan cepat menyebar ke wilayah-wilayah
yang luas, akhirnya membentuk sebuah kekaisaran yang luas yang membentang dari
Spanyol di Barat hingga India di Timur. 1 Salah satu ciri khas peradaban Islam adalah
keberagaman dan inklusivitasnya yang luar biasa. Sepanjang sejarahnya, masyarakat
Islam ditandai oleh keberagaman budaya, bahasa, dan etnis, yang disatukan oleh
iman yang sama dan nilai-nilai bersama. Keberagaman ini merupakan sumber
kekuatan, memfasilitasi pertukaran intelektual dan budaya dan menciptakan pusat-
pusat pembelajaran dan inovasi yang bersemangat.
Sejarah Islam di Eropa terbentang panjang dan kompleks, dengan berbagai
periode pasang surut. Dimulai dengan penaklukan Andalusia oleh Muslim Umayyah
di abad ke-8, mendirikan peradaban Islam gemilang selama lebih dari 8 abad.
Interaksi dan perdagangan antara Muslim dan Eropa membawa barang, ilmu
pengetahuan, dan memperkenalkan Islam. Islam juga mencapai Sisilia dan Balkan
melalui penaklukan dan migrasi. Peradaban Islam di Andalusia menjadi pusat ilmu
pengetahuan, menerjemahkan dan mengembangkan karya ilmiah, dan meninggalkan
pengaruh budaya yang indah di Eropa. Migrasi Muslim dan penduduk lokal memeluk
Islam. Namun, Reconquista di abad ke-15 dan kebangkitan Kekaisaran Ottoman
membawa perubahan besar. Pengusiran Muslim dari Spanyol dan dominasi Ottoman
di Eropa Timur mewarnai sejarah Islam di benua ini.2
Migrasi modern dari negara-negara Muslim meningkatkan populasi Muslim di
Eropa, namun Islamofobia menghadirkan tantangan baru. Saat ini, Islam adalah
agama minoritas terbesar di Eropa dengan 50 juta pengikut yang beragam. Muslim
Eropa memberikan kontribusi dalam berbagai bidang, namun juga menghadapi
diskriminasi dan prasangka. Masa depan Islam di Eropa masih belum pasti, dan

1
Mami Nofrianti, “Jembatan Penyebrangan Peradaban Islam Ke Eropa”, Jurnal Kebudayaan Nazharat Vol
27 No 01 2021, hal 2
2
Ibid hal 3 – 4

2|
faktor-faktor seperti demografi, politik, dan sosial ekonomi akan menentukan
perkembangan komunitas Muslim di tahun-tahun mendatang.
Dari keseluruhan negara – negara yang termasuk dalam Kawasan Eropa memiliki
peranan penting dalam perkembangan Eropa menjadi kiblat peradaban dunia, namun
yang menarik untuk dibahas adalah Inggris. Seperti yang kita ketahui bahwa inggris
merupakan salah satu negara maju di Eropa dengan populasi masyarakatnya adalah
mayoritas non-muslim sehingga menuntut umat muslim di negara tersebut untuk
berjuang menegakkan ajaran islam. 3
Perkembangan islam di Inggris sejak dahulu tidak memperoleh perhatian, sebab
banyak orang yang lebih mengenal Inggris sebagai negara sekuler yang besar dan
terkenal dengan kerajaan dan tokoh – tokoh yang cukup terkenal. Di Inggris, islam
memulai perkembangannya dengan banyak melalui pertentangan dan diskriminatif
untuk memperoleh tempat yang baik di mata masyarakat Inggris. Dan kini kehidupan
umat Islam di Inggris masih tetap tidak henti – hentinya mendapat pro dn kontra baik
dari masyarakat maupun pemerintahnya sendiri. Secara jelas perbedaan besar antara
kehidupan umat muslim di Eropa yang masyarakatnya mayorita bukan beragama
islam dengan negara – negara lain yang mayoritas penduduknya adalah muslim.
Selain di Inggris, agama Islam juga tersebar di negara Perancis, dimana
penyebaran ini dimulai selama abad ke-11 – 13 ketika terjadi masa perang Salib,
umat Islam di Perancis menghadapi berbahai tantangan, termasuk diskriminatif,
islamophobia, dan kurangnya representasi dalam masyarakat. 4 Terjadi beberapa
peristiwa tragis terakit terorisme yang dikaitkan dengan ekstrimis islam, yang
semakin memperkeruh hubungan antara komunitas muslin dan non muslim di
negara tersebut. Perdebatan public tentang isu – isu seperti jilbab, halal dan
pembangunan masjid sering kali memanas dan memecah belah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dideskripsikan di atas, artikel ini akan
membahas sejarah serta perkembangan agama islam di dunia khususnya dinegara –
negara minoritas muslim seperti Kawasan negara Eropa tepatnya di negara Inggris,
Penelitian ini menggunakan metode penelitian Pendekatan Historis dan Literature
Review, harapannya tulisan ini akan memberikan gambaran dan penjelasan
bagaimana islam menyebar ke wilayah yang bukan mayoritas muslim.
3
Universitas Islam An-Nur Lampung, “Sejarah Perkembangan Islam di Eropa”, 20 April 2024 https://an-
nur.ac.id/sejarah-perkembangan-islam-di-eropa
4
Suparto Iribaram, Proses Islamisasi, Perkembangan, dan Eksistensi Islam di Perancis, Jurnal Tasamuh
Studi Islam, Vol 10 No 2, September 2018, Hal 311- 312

|3
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pendekatan historis adalah suatu pendekatan yang digunakan
untuk menyelidiki dan memahami suatu fenomena atau peristiwa dalam konteks
sejarah.5 Pendekatan ini melibatkan pengumpulan, analisis, dan interpretasi data-
data historis yang relevan untuk mengungkapkan pola, tren, dan makna di balik
peristiwa tersebut. Dalam metode penelitian ini, peneliti cenderung menggunakan
sumber-sumber primer, seperti dokumen-dokumen sejarah, arsip, surat kabar zaman
dulu, catatan-catatan pribadi, dan benda-benda sejarah lainnya. Peneliti juga dapat
menggunakan sumber-sumber sekunder, seperti buku-buku sejarah, artikel ilmiah,
dan penelitian sebelumnya, untuk mendukung analisis mereka.
Langkah-langkah utama dalam metode penelitian pendekatan historis meliputi:
1. Identifikasi topik penelitian: Peneliti memilih topik atau peristiwa sejarah yang
akan diselidiki.
2. Pengumpulan data: Peneliti mengumpulkan data-data historis yang relevan
melalui sumber-sumber primer dan sekunder.
3. Kritik sumber: Peneliti mengevaluasi keandalan, validitas, dan keberlanjutan
sumber-sumber historis yang digunakan.
4. Analisis data: Peneliti menganalisis data-data historis untuk mengidentifikasi
pola, tren, dan hubungan antara berbagai faktor.
5. Interpretasi: Peneliti menafsirkan makna data dan menarik kesimpulan tentang
implikasi hasil penelitian terhadap pemahaman kita tentang sejarah.

Metode penelitian pendekatan historis memainkan peran penting dalam


memahami perkembangan Islam dalam masyarakat yang tidak mayoritas Muslim.
Dengan pendekatan ini, peneliti dapat menggali sumber-sumber historis yang relevan
untuk menjelajahi bagaimana Islam diperkenalkan, berkembang, dan memengaruhi
dinamika sosial, budaya, dan politik dalam masyarakat minoritas tersebut.
Melalui analisis sumber-sumber primer dan sekunder, peneliti dapat
mengidentifikasi pola, tren, dan perubahan sejarah yang terjadi seiring waktu.
Mereka juga dapat mengevaluasi pengaruh faktor-faktor historis, sosial, dan politik
5
Pendekatan adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya
digunakan untuk memahami agama, Lihat Supiana “Metodologi Studi Islam”, cet II (Direktorat Jenderal
Pendidikan Agama Islam, Jakarta, 2012) hal. 77

4|
terhadap perkembangan Islam dalam konteks minoritas Muslim, termasuk tantangan,
adaptasi, dan kontribusi yang dilakukan oleh umat Islam dalam masyarakat tersebut.
Dengan demikian, metode penelitian pendekatan historis memungkinkan para
peneliti untuk memahami secara lebih mendalam peran Islam dalam membentuk
identitas dan keberagaman budaya di negara-negara dengan populasi minoritas
Muslim. Ini dapat memberikan wawasan yang berharga tentang interaksi antara
Islam dan masyarakat non-Muslim serta dampaknya terhadap dinamika sosial dan
politik dalam konteks yang berbeda-beda.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Awal Mula Islam di Eropa
Penaklukan semenanjung Andalusia (Sekarang Spanyol) dibawah
kepemimpinan Tariq bin Ziyad pada tahun 93 H atau 711 M menjadi awal
mula islam menyebar di daratan Eropa. Spanyol, bersama dengan Portugal,
dulunya adalah wilayah yang dikenal sebagai Andalusia atau Andalus. Nama
"Andalusia" diperkenalkan oleh orang-orang Arab setelah mereka
menduduki wilayah tersebut. Asal-usul nama "Andalusia" berasal dari kata
"vandal", yang merujuk kepada suku bangsa yang mendiami wilayah itu.6
Sebelum kedatangan Islam, Spanyol tidak jauh berbeda dengan wilayah
lain di Eropa, yang umumnya mengalami keterbelakangan dan kebodohan.
Namun, saat Islam tiba di Spanyol, wilayah itu mengalami perkembangan
pesat dalam peradaban dan pendidikan. Hal ini didorong oleh kondisi
geografis yang subur, yang menghasilkan ekonomi yang makmur dan
mendorong kemunculan tokoh-tokoh intelektual yang besar.

6
Hasyim Asy’ari, Renaisans Eropa dan Transisi Keilmuan Islam ke Eropa, Jurnal Sejarah Peradaban Islam
Vol 2 No 1 2018, Hal 4-5

|5
Gambar 1 Mesjid Jami’ Cordova7

Ada tiga pahlawan Islam yang dikatakan paling berjasa dalam


penaklukan wilayah Spanyol: Tharif Ibn Malik, Tariq Ibn Ziyad dan Musa Ibn
Nushair. Musa Ibn Nushair sebagai Gubernur Afrika Utara ketika Utara pada
waktu itu dan mengirimkan Tharif Ibn Malik sebagai mata-mata dan perintis.
Karena keberhasilan Tarif, Musa ibn Nushair kembali mengirimkan pasukan
yang lebih besar lagi ke Spanyol, dan hingga akhirnya Musa Ibn Nushair
sendiri tertarik untuk melibatkan diri dalam penaklukan wilayah Spanyol.
Setelah masuknya Islam, masa pemerintahan Islam di Andalusia silih berganti
dimulai dari masa Kewalian, masa Keamiran, masa Kekhalifahan, Muluk at-
thawaif, masa Daulah Murabhitun, Daulah Muwahhidun dan Masa Daulah Bani
Ahmar sebagai pusat pemerintahan Islam terakhir di wilayah Granada.8
Para ahli sejarah dan sosiologi menegaskan bahwa Islam memberikan
kemajuan dan peradaban yang sangat tinggi, juga menjadi pemicu utama
perpindahan Eropa dari masa kegelapan menuju Masa Renaissance yang
terang-benderang. Pada masa ketika Eropa masih tertinggal dalam bidang
kedokteran, astronomi, matematika, dan banyak bidang lainnya, umat Muslim
memiliki kekayaan ilmu pengetahuan yang luas dan kemampuan besar dalam
pembangunan9.

7
Kanalaceh.com “Jatuh Bangun Kekuasaan Islam di Eropa”, https://kanalaceh.com/2018/01/31/jatuh-
bangun-kekuasaan-islam-di-eropa.html
8
Hasyim As’ari Op.Cit hal. 6-8
9
Ibid.

6|
Berdasarkan data sejarah, Islam memasuki benua Eropa melalui empat
periode:
1) Periode kekhalifahan Islam di Spanyol (Andalusia) selama ± 8 abad, serta
pemerintahan umat Islam di beberapa pulau, termasuk Perancis Selatan,
Sicilia, dan Italia Selatan. Kekhalifahan Islam di Spanyol berakhir pada
tahun 1492.
2) Penyebaran tentara Mongol pada abad ke-13, di mana salah satu penguasa
Mongol yang beragama Islam adalah Dinasti Khan. Kekuasaannya berpusat
di Sungai Volga di sebelah utara Laut Kaspia dan Laut Tengah. Mereka
meninggalkan komunitas Muslim di sekitar sungai Volga hingga Kaukasus
dan Krimea, termasuk orang Tartar, yang kemudian menyebar ke berbagai
wilayah Kekaisaran Rusia, seperti Finlandia, wilayah Polandia, dan Ukraina.
3) Periode ekspansi kekhalifahan Turki Usmani pada abad ke-14 dan ke-15,
yang mencakup wilayah Balkan dan Eropa Tengah. Di Albania, umat Islam
merupakan mayoritas penduduk.

2. Awal Mula Islam di Inggris


Inggris, atau United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, memiliki luas
wilayah sekitar 244.046 km². Islam telah hadir di Inggris sejak pembentukan negara
ini pada tahun 1707, meskipun secara hukum tidak diakui hingga disahkan Undang-
Undang Trinitarian pada tahun 1812. Berdasarkan temuan arkeologis, sejarah Islam
di Inggris dapat ditelusuri lebih dari 1.000 tahun. Penemuan bros dari abad
kesembilan yang diukir dengan tulisan ‫رحيم‬AA‫رحمن ال‬AA‫م هللا ال‬AA‫ بس‬ditemukan di Irlandia
Tenggara, serta pada mata uang logam dari abad ke-18 di masa kekuasaan Raja Offa
yang berukirkan pernyataan kaum Muslim.10

10
Dra. Nuraeni S., M.M Perkembangan Islam di Inggris, Jurnal UIN-Alauddin Vol 22 No 2 2020, Hal. 13-14

|7
Gambar 2 Mata uang logam Inggris abad ke-18

Islam pertama kali masuk ke Inggris pada abad ke-7 Masehi, ketika pedagang
Muslim dan pelaut Arab melakukan perdagangan dengan wilayah-wilayah di sekitar
Kekaisaran Romawi. Pada abad ke-16 dan ke-17, selama masa penjelajahan dan
penjajahan Inggris di wilayah-wilayah Timur, terdapat catatan tentang sejumlah
Muslim yang datang ke Inggris. Beberapa di antaranya adalah budak atau pegawai
rumah tangga yang dibawa oleh pedagang atau pelaut Inggris dari wilayah Muslim
seperti Afrika Utara dan Timur Tengah. Selama abad ke-19, dengan meningkatnya
hubungan perdagangan dan migrasi internasional, komunitas Muslim di Inggris mulai
tumbuh, terutama di kota-kota pelabuhan seperti London, Liverpool, dan Cardiff.
Pada masa ini, terjadi migrasi besar-besaran dari India, Pakistan, dan Bangladesh,
yang membawa agama Islam ke Inggris.
Pada tahun 1842, sekitar 3.000 awak kapal Muslim, yang dikenal sebagai laskar,
mengunjungi Inggris setiap tahun. Beberapa di antara mereka memilih untuk
menikah dan menetap di kota-kota seperti Cardiff, Liverpool, Glasgow, dan London.
Minat yang meningkat terhadap keyakinan Islam begitu besar sehingga sejumlah
warga Inggris terkemuka memutuskan untuk beralih keyakinan menjadi Muslim. Di
antara mereka adalah Lord Headley, keturunan Baron of Headley kelima dan seorang
insinyur sipil ternama yang membangun jalan antara Baramula dan Srinagar di
provinsi Pegunungan Kashmir; William Quilliam, seorang pengacara dan penyair

8|
yang mendirikan masjid pertama di Inggris; serta novelis dan penerjemah Kitab Suci
al-Qur'an, Muhammad Marmaduke Pickthall.11
Masjid pertama di Inggris dibuka di Woking, Surrey, pada tahun 1889. Di
Liverpool, bangunan Liverpool Muslim Institute menjadi tempat ibadah bagi
komunitas Muslim Liverpool, mampu menampung sekitar seratus orang jamaah.
Pendirian masjid-masjid pertama di Inggris, seperti Masjid Woking di Surrey pada
tahun 1889 dan Masjid Liverpool Muslim Institute, menjadi tonggak penting dalam
perkembangan Islam di negara tersebut. Masjid-masjid ini menjadi pusat aktivitas
keagamaan dan sosial bagi komunitas Muslim di Inggris.
Selama abad ke-20 dan ke-21, jumlah Muslim di Inggris terus bertambah, baik
melalui imigrasi maupun konversi. Komunitas Muslim di Inggris semakin
berkembang dan mendapatkan pengakuan dalam berbagai aspek kehidupan,
termasuk politik, budaya, dan sosial.
Meskipun mengalami tantangan dan kontroversi, Islam terus berkembang dan
menjadi bagian penting dari keragaman agama dan budaya di Inggris. Komunitas
Muslim di negara ini terus berkontribusi dalam berbagai bidang kehidupan dan
memainkan peran yang semakin penting dalam masyarakat Inggris modern.

3. Perkembangan Islam di Inggris


Sejarah pertumbuhan komunitas Muslim di Inggris mirip dengan yang dialami
di Prancis. Komunitas Muslim berakar sejak masa kolonial, dengan imigran Muslim
pertama ke Inggris berasal dari Yaman, khususnya dari kawasan Eden. Mereka
berkumpul di Cardiff dan mendirikan masjid pertama di Inggris pada tahun 1870
M. Kemudian, kelompok Muslim lainnya datang dari India dan menetap di sekitar
London, serta mendirikan Masjid Shah Jehan di Woking.12
Selama pertengahan abad ke-19, imigran Muslim datang ke Inggris dari
berbagai wilayah, termasuk Cyprus, Mesir, dan Irak. Jelang Perang Dunia II, jumlah
penduduk Muslim di Inggris mencapai sekitar 50.000 orang. Setelah perang,
jumlah imigran Muslim meningkat secara dramatis, dengan mencapai 100.000
orang pada tahun 1951. Puncak imigrasi terjadi pada tahun 1960-an, terutama dari
India, Pakistan, dan Bangladesh.

11
Ibid. Hal 17
12
Faisal Ismail, “Perkembangan Islam di Inggris”, diakses 20 April 2024,
https://dakwah.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/16/perkembangan-islam-di-Inggris.html

|9
Namun, pada tahun 1970-an, pemerintah Inggris mulai menerapkan kebijakan
yang lebih ketat terhadap imigran asing, terutama dari bekas jajahan. Akibatnya,
arus imigran Muslim dari luar negara melambat.
Saat ini Islam menjadi agama terbesar kedua di Inggris, dengan perkiraan 3,3 –
3,9 juta penganut, atau sekitar 6,5% populasi (data tahun 2011-2021). Mayoritas
umat Islam di Inggris berasal dari Pakistan dan Bangladesh, dengan perkiraan
jumlah lebih dari 1,5 juta jiwa. Di kota Cardiff, Wales, Duta Besar Republik Yaman,
Ahmad Daifullah, meresmikan masjid dan Islamic Center pada 29 Januari 1984,
yang mampu menampung 27.999 kaum Muslimin. 13 Di Inggris, terdapat organisasi
Muslim Bengali bernama Dakwatul Islam, yang berkegiatan antara lain
mengadakan pengajian, pendidikan agama untuk anak-anak, mendirikan toko
buku Islam, membangun pusat Training Imam dan Da’i di Aldgate, dan
membangun sebuah masjid megah dengan biaya 3 juta poundsterling.
Meskipun organisasi keagamaan Muslim lokal telah memulai upaya organisasi
pada skala nasional, namun masih lemah dan tidak terlalu efektif. Persatuan
Organisasi Muslim Union (UMO), yang dibentuk pada tahun 1970, memiliki sekitar
200 organisasi Muslim pada tahun 1982. Meskipun merupakan upaya organisasi
yang serius di tingkat nasional di Britania, hubungan kelembagaan antara
organisasi yang berbeda dalam UMO sangat lemah, sehingga efektivitasnya sebagai
wakil Muslim Britania harus dibuktikan.
Di Inggris, komunitas Muslim menghadapi masalah mendasar karena
kurangnya susunan organisasi yang kuat di tingkat nasional. Hal ini menyebabkan
kurangnya pengakuan dari pemerintah dan pelayanan yang lemah, terutama
dalam bidang pendidikan anak-anak. Orang-orang Muslim di Inggris juga sering
mengalami perlakuan diskriminasi rasial, mirip dengan saudara-saudara Muslim di
Jerman Barat dan Prancis. Namun, secara umum, kondisi komunitas Muslim di
Inggris lebih baik.

D. Simpulan dan Saran


Berdasarkan pembahasan sebelumnya mengenai sejarah dan perkembangan
Islam di berbagai negara, dapat disimpulkan bahwa Islam memiliki pengaruh yang
signifikan dalam membentuk beragam masyarakat di seluruh dunia, termasuk di
13
Dra. Nuraeni, Op.Cit Hal 23-24

10 |
negara-negara minoritas Muslim seperti Perancis, Inggris, dan Eropa secara umum.
Dalam konteks ini, sejarah Islam di Eropa, khususnya di Inggris, menunjukkan adanya
proses akulturasi, adaptasi, dan perkembangan komunitas Muslim yang
mempengaruhi dinamika sosial, budaya, dan politik setempat.

Untuk melanjutkan penelitian di masa yang akan datang, disarankan untuk


melakukan studi yang lebih mendalam tentang peran Islam dalam membentuk
identitas masyarakat minoritas Muslim, serta dampaknya terhadap integrasi sosial,
pluralisme agama, dan pembangunan budaya di negara-negara tersebut. Penting juga
untuk memperhatikan perkembangan terkini dalam konteks globalisasi, migrasi, dan
isu-isu sosial yang memengaruhi dinamika komunitas Muslim di negara-negara
minoritas. Metode penelitian historis, sosiologis, dan antropologis dapat digunakan
untuk memahami perubahan dan tantangan yang dihadapi oleh komunitas Muslim,
serta mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mempromosikan toleransi, dialog
antaragama, dan kerjasama lintas budaya di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka
BIBLIOGRAPHY Aceh, K. (2024, 04 20). Jatuh bangun Kekuasaan Islam di Eropa.
Retrieved from kanalaceh.com: https://kanalaceh.com./2018/01/31/jatuh-bangun-
kekuasaan-islam-di-eropa.html
Ali, M., & Kettani. (2005). Muslim Minorities in The World Today. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Asy'ari, H. (2018). Renaisans Eropa adn Transisi Keilmuan Islam ke Eropa. Jurnal
Sejarah Peradaban Islam, 4-5.
Dra. Nuraeni S., M. (2020). Perkembangan Islam di Inggris. Jurnal UIN-Alauddin, 13-14.
Faisal, I. (2024, 04 20). Perkembangan Islam di Inggris. Retrieved from dakwah.uin-
suka.ac.id: https://dakwah.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/16/perkembangan-islam-
di-inggris.html
Iribaram, S. (2018). Proses Islamisasi Perkembangann dan Eksistensi Islam di Perancis.
Jurnal Tasamuh Studi Islam, 311-312.
L, J., & Esposito. (2002). Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern,Jilid 2. Bandung:
Mizan.
Lampung, U. I.-N. (2024, 04 20). Sejarah Perkembangan Islam di Eropa. Retrieved from
https://an-nur.ac.id/: https://an-nur.ac.id/sejarah-perkembangan -islam-di-
eropa.html

| 11
Mongomery, W., & Watt. (1995). The influence of Islam on Medieval Europe Terjemahan
oleh Hendro Prasetyo dengan judul Islam dan Peradaban Dunia : Pengaruh Islam
atas Eropa Abda Pertengahan. Jakarta: Gramedia.
Nofrianti, M. (2021). Jembatan Penyebrangan Peradaban Islam ke Eropa . Jurnal
Kebudayaan Nazharat , 2.
Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, M. (2021). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
Stoddard, L. (n.d.). Dunia Baru Islam : The New World of Islam. Jakarta: 1966.
Tabri, M., Fatia, A., & Hakim, L. (2023). Sejarah dan Peradaban Islam pada Zaman
Klasik. Journal of International Multidiciplinary Research, 4-5.
Tarigan, M., Audry, F., & tambunan, F. A.-z. (2023). Sejarah Peradaban Islam dan Metode
Kajian Sejarah. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5.

12 |

Anda mungkin juga menyukai