Anda di halaman 1dari 14

MENELUSURI PERADABAN ISLAM

DI NEGARA-NEGARA EROPA

Ahmad Fatih Sholahuddin


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tria Lufita
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

trialufitaa35@gmail.com
Iqbal Lutfiansah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Abstrak: Eropa dikenal sebagai lambang kemewahan dan simbol kemajuan zaman terutama pada
abad 21. Keindahan alam hingga berbagai kebudayaan di Benua Eropa memang merupakan daya
tarik tersendiri bagi sebagian orang untuk mengunjungi benua ini. Namun, siapa sangka bahwa
kebudayaan Eropa memiliki kaitan erat dengan peradaban Islam yang cukup kental. Ada beberapa
negara di benua Eropa yang menyimpan banyak sejarah peradaban islam, salah satunya yaitu di
negara Spanyol. Islam yang telah masuk dan berkembang sejak abad ke-7 di negara ini menyisakan
banyak peninggalan, Salah satunya yakni arsitektur dan berbagai aspek kemegahan bangunan yang
terdapat di setiap sudut kota. Selain negara Spanyol, negara yang memiliki sejarah Islam yang cukup
kental yaitu Perancis. Masuknya Islam ke Prancis, diawali dengan datangnya Islam di Andalus.
Dengan cepat, seluruh Semenanjung Iberia ditaklukkan oleh Kaum Muslimin. Negara yang pernah
disebut sebagai negara dengan dengan penduduk muslim terbanyak di Benua Eropa juga
menyimpan berbagai peninggalan peradaban islam di dalamnya. Salah satunya yakni Masjid La
Grande (La Grande Mosquee de Paris) yang berada dikota Paris. Tidak hanya negara-negara itu
saja yang memiliki sejarah peradaban dibenua Eropa, tetapi juga ada negara Austria. Islam di
Austria adalah agama terbesar kedua setelah Kekristenan ( sebagian besar Katolik Roma
). Islam dibawa melalui Kekaisaran Ottoman yang datang ke Kerajaan Austria pada tahun 1512
untuk menyerang kerajaan tersebut. Meskipun minoritas, Islam telah diakui sebagai agama resmi
di Austria sejak tahun 1912.
Kata Kunci: Eropa, Peradaban Islam, Negara Islam di Eropa

Abstract: Europe is known as a symbol of luxury and a symbol of the progress of the times, especially in the 21st
century. The natural beauty of the various cultures on the European continent is indeed the main attraction for some
people to visit this continent. However, who would have thought that European culture has a close relationship with
Islamic civilization which is quite thick. There are several countries on the European continent that have a lot of
history of Islamic civilization, one of which is in Spain. Islam which has entered and developed since the 7th century
in this country leaves many relics, one of which is the architecture and various aspects of the splendor of the buildings
that are found in every corner of the city. In addition to Spain, a country that has a fairly thick Islamic history is
France. The entry of Islam to France, beginning with the arrival of Islam in Andalus. Quickly, the entire Iberian
Peninsula was conquered by the Muslims. The country that was once referred to as the country with the largest
Muslim population on the European continent also keeps various relics of Islamic civilization in it. One of them is
the La Grande Mosque (La Grande Mosquee de Paris) in Paris. Not only those countries that have a history of
civilization on the European continent, but also Austria. Islam in Austria is the second largest religion after
Christianity (mostly Roman Catholic). Islam was brought through the Ottoman Empire who came to the Kingdom
of Austria in 1512 to attack the kingdom. Despite being a minority, Islam has been recognized as the official
religion in Austria since 1912.
KeyWord: Europe, Islamic civilization, Islamic countries in Europe.
PENDAHULUAN

Peradaban (hadharah) adalah sekumpulan konsep (mafahim) tentang kehidupan.


Peradaban bisa berupa peradaban spiritual ilahiyah (diniyyah ilahiyyah) atau peradaban buatan
manusia (wadha‘iyyah basyariyyah). Peradaban spiritual ilahiyah lahir dari sebuah ideologi,
sebagaimana peradaban Islam yang lahir dari akidah Islam. Sedangkan peradaban buatan manusia
muncul dari sebuah ideologi, seperti misalnya peradaban kapitalis Barat yang merupakan
sekumpulan konsep tentang kehidupan yang muncul dari ideologi sekularisme. Peradaban
semacam ini bisa pula tidak berasal dari sebuah ideologi, semisal peradaban Shinto, Yunani,
Babilonia, dan Mesir Kuno. Peradaban-peradaban tersebut sekadar merupakan sekumpulan
konsep yang disepakati sekelompok manusia, sehingga menjadi sebuah peradaban yang bersifat
kebangsaan.

Masa peradaban Islam di Eropa pada saat itu bermula dari sebuah daerah di semenanjung
Siberia, yang saat ini kita kenal dengan Spanyol. Diawali dari wilayah Cordoba, Islam mulai
memasuki Spanyol (dahulu Andalusia) pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di
bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka
Andalusia. Islam di Eropa sempat mencapai kejayaannya pada masa Dinasti Umayyah. Dari sinilah
cikal bakal pintu peradaban Islam telah terbuka lebar di Eropa hingga akhirnya melahirkan berbagai
peninggalan sejarah yang masih dekat dengan peradaban Islam di Eropa masa kini.
Kemajuan di Eropa ini tidak dapat dipisahkan dari pemerintahan Islam di Spanyol. Dari
Islam Spanyol, Eropa banyak menimba ilmu. Pada periode klasik, ketika Islam mencapai masa
sangat penting, menyaingi Baghdad di Timur. Ketika itu, orang-orang Eropa Kristen banyak belajar
di perguruan-perguruan tinggi Islam di sana. Islam menjadi guru bagi orang Eropa. Karena itu,
kehadiran Islam di Spanyol banyak menarik perhatian para sejarawan.

PEMBAHASAN
Masuknya Islam di Negara-negara Eropa
1. Andalusia (Spanyol)

Islam pertama kali masuk ke Spanyol pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol
sebelum Islam dikenal dengan nama Iberia/Asbania, kemudian disebut Andalusia, ketika negeri
subur itu dikuasai bangsa Vandal. Dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya
Andalusia. (KDT), 1996: 10) Daerah ini dikuasai oleh Islam setelah penguasa Bani Umayah
merebut tanah Semenanjung ini dari bangsa Gothi Barat pada masa Khalifah Al-Walid ibn Abdul
Malik. Islam masuk ke Spanyol (Cordoba) pada tahun 93 H (711 M) melalui jalur Afrika Utara di
bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang Islam untuk membuka
Andalusia. Dalam proses penaklukan Spanyol terdapat tiga pahlawan Islam yang dapat dikatakan
paling berjasa memimpin satuan-satuan pasukan ke sana. Mereka adalah Tharif bin Malik, Tharik
bin Ziyad, dan Musa bin Nushair. Tharif dapat disebut sebagai perintis dan penyelidik, sedangkan
Musa sebagai pengirim pasukan.

Sementara Thariq bin Ziyad lebih banyak dikenal sebagai penakluk Spanyol karena pasukannya
lebih besar dan hasilnya lebih nyata, yaitu sebanyak 12.000 pasukan dan berhasil menaklukan
Spanyol pada tahun 92 H. atau 711 M. (al-Thabariy, 1407: IV: 11) Pasukannya terdiri dari sebagian
besar suku Barbar yang didukung oleh Musa ibn Nushair dan sebagian lagi orang Arab yang dikirim
Khalifah al-Walid. Pasukan itu kemudian menyeberangi selat di bawah pimpinan Thariq ibn Ziyad.
Sebuah gunung tempat pertama kali Thariq dan pasukannya mendarat dan menyiapkan
pasukannya, dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Thariq). Kemenangan pertama yang dicapai
oleh Thariq bin Ziyad membuka jalan untuk penaklukan wilayah yang lebih luas lagi. Musa bin
Nushair pun melibatkan diri untuk membantu perjuangan Thariq. Gelombang perluasan wilayah
berikutnya muncul pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz tahun 99 H/717 M.,
dengan sasarannya menguasai daerah sekitar pegunungan Pyrenia dan Prancis Selatan.

Gelombang kedua terbesar dari penyerbuan kaum muslimin yang geraknya dimulai pada
permulaan abad ke-8 M ini, telah menjangkau seluruh Spanyol dan melebar jauh ke Prancis Tengah
dan bagian-bagian penting dari Italia. Kemenangan-kemenangan yang dicapai umat Islam nampak
begitu mudah. Hal itu tidak dapat dipisahkan dari adanya faktor eksternal dan internal. Yang
dimaksud dengan faktor eksternal adalah suatu kondisi yang terdapat di dalam negeri Spanyol sendiri.

A. Perkembangan Islam di Spanyol


Sejak pertama kali Islam menginjakkan kakinya ditanah Spanyol hingga jatuhnyua kerajaan
Islam terakhir di sana sekitar tujuh setengan abad lamanya, Islam memainkan peranan yang
besar, baik dalam bidang kemajuan intelektual (filsafat, sains, fikih, musik dan kesenian,
bahasa dan sastra), kemegahan bangunan fisik (Cordova dan Granada). 7Sejarah panjang
yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat dibagi menjadi enam periode yaitu:
➢ Periode Pertama (711-755 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat
oleh Khalifah Bani Umayah yang terpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik
negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik
dari dalam maupun dari luar.Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara
elite penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat
perbedaan pandangan antara Khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang
berpusat di Khairawan. Masing-masing mengaku bahwa merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Spanyol. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali
(gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang amat singkat. Kemudian periode ini berakhir
dengan datangnya Abdurrahman Al-Dakhil ke Spanyol pada tahun 138 H/755 M.

➢ Periode kedua (755-912 M)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang bergelar
amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepadapusat pemerintahan Islam, yang
ketika itu dipegang oleh Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama adalah
Abdurrahman I yang memasuki Spanyol tahun 138 H/755 M dan diberi gelar Al-
Dakhil(yang masuk ke Spanyol). Pada periode ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh
kemajuan- kemajuan baik di bidang politik maupun bidang peradaban contohnya seperti
pada masa Abdurrahman Al- Dakhil mendirikan masjid Cordova dan sekolah- sekolah di
kota-kota besar Spanyol. Pada pertengahan abad ke-9 stabilitas negara terganggu dengan
munculnya beberapa gangguan seperti adanya gerakan Kristen fanatik yang mencari
kesahidan (Martyrdom). 8Akan tetapi gangguan politikyang paling serius pada periode ini
datang dari umat Islam sendiri. Golongan pemberontak di Toledo pada tahun 852 M
membentuk negara kota yang berlangsung selama 80 tahun.

➢ Periode ketiga (912-1013 M)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan Abdurrahman III yang bergelar
“AnNasir” sampai munculnya “raja-raja kelompok” yang dikenal dengan sebutan Muluk
AlThawaif. Pada periode ini Spanyol diperintah oleh penguasa dengan gelar Khalifah. Pada
periode ini umat Islam Spanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaannya dapat
menyaingi kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad. Kemudian pada tahun 1013 M, Dewan
Menteri yang memerintah Cordova menghapuskan jabatan khalifah. Ketika itu Spanyol
sudah terpecah dalam banyak sekali negara kecil yang berpusat di kota-kota tertentu.

➢ Periode keempat (1013-1086 M)

Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara kecil di
bawah pemerintahan raja-raja golongan atau Al-Mulukuth Thawaif yang berpusat di suatu
kota seperti Seville, Cordova, Toledo dan sebagainya. Pada periode ini juga umat Islam
memasuki masa pertikaian intern. Ironisnya, kalau terjadi perang saudara, ada di antara
pihak-pihak yang bertikai itu yang meminta bantuan kepada raja-raja Kristen. Melihat
kelemahan dan kekacauan yang menimpa keadaan politik Islam itu, untuk pertama kalinya
orang-orang Kristen pada periode ini mulai mengambil inisiatif penyerangan. Meskipun
kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada
periode ini. Istana-istana mendorong para sarjana dan sastrawan untuk mendapatkan
perlindungan dari satu istana ke istana lain.

➢ Periode kelima (1086-1428 M)

Pada periode ini Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa negara,
tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun (1086-
1143 M) dan dinasti Muwahhidun (1146-1235 M). Dinasti Murabithun pada mulanya
adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di Afrika Utara. Pada
tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Pada
masa dinasti Murabithun, Saragosa jatuh ke tangan Kristen, tepatnya tahun 1118 M. Dinasti
Muwahhidun didirikan oleh Muhammad ibn Tumazi (w.1128). Dinasti ini datang ke
Spanyol di bawah pimpinan Abd al-Mun‟im. Pada tahun 1212 M, tentara Kristen
memperoleh kemenangan besar di Las Navas de Tolesa. Kekalahan-kekalahan yang dialami
Muwahhidun menyebabkan penguasanya memilih meninggalkan Spanyol dan kembali ke
Afrika Utara pada tahun 1235 M. Tahun 1238 M Cordova jatuh ke tangan penguasa Kristen
dan Seville jatuh pada tahun 1248 M. Seluruh Spanyol kecuali Granada lepas dari kekuasaan
Islam.

➢ Periode keenam (1428-1492 M)

Pada Periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, di bawah dinasti Bani
Ahmar (1232-1492). Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan terakhir di Spanyol ini
berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam perebutan kekuasaan. Abu Abdullah
Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya karena menunjuk anaknya yang lain
sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas
kekuasaannya. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh
Muhammad ibn Sa‟ad. Abu Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Ferdinand dan
Isabella untuk menjatuhkannya. Akhirnya Abu Abdullah naik tahta dengan bantuan
Ferdinand dan Isabella. Akan tetapi mereka tidak cukup puas. Keduanya ingin merebut
kekuasaan terakhir umat Islam di Spanyol. Abu Abdullah tidak kuasa menahan serangan-
serangan orang Kristen tersebut dan pada akhirnya mengaku kalah. Ia menyerahkan
kekuasaan kepada Ferdinand dan Isabella, kemudian hijrah ke Afrika Utara. Dengan
demikian berakhirlah kekuasaanIslam di Spanyol tahun 1492 M. Umat Islam setelah itu
dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada
tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini.

B. Kemajuan Peradaban Islam

Dengan hadirnya islam di eropa membawa pengaruh positif yang menghasilkan kemajuan
bagi dunia barat terkhusus dalam hal kemajuan intelektual dan kemegahan pembangunan.

Kemajuan Intelektual

Spanyol adalah negeri yang subur. Kesuburan itu mendatangkan penghasilan ekonomi yang
tinggi dan pada gilirannya banyak menghasilkan pemikir. Masyarakat Spanyol Islam merupakan
masyarakat majemuk yang terdiri dari komunitas-komunitas Arab (Utara dan Selatan), al-
Muwalladun (orang-orang Spanyol yang masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika
Utara), al-Shaqalibah (penduduk daerah antara Konstantinopel dan Bulgaria yang menjadi tawanan
Jerman dan dijual kepada penguasa Islam untuk dijadikan tentara bayaran), Yahudi, Kristen
Muzareb yang berbudaya Arab dan Kristen yang masih menentang kehadiran Islam. Semua
komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham intelektual terhadap terbentuknya
lingkungan budaya Andalus yang melahirkan kebangkitan ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di
Spanyol.1

a. Filsafat Islam

di Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan sejarah
Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu pengetahuan Yunani-Arab
ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan mulai dikembangkan
pada abad ke-9 M, selama pemerintahan penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abd
AlRahman (832-886 M).22 Atas inisiatif Al-Hakam (961 -976 M), karya-karya ilmiah dan filosofis
diimpor dari Timur dalam jumlah besar, sehingga, Cordova dengan perpustakaan dan universitas-
universitasnya mampu menyaingi Baghdad sebagai pusat utama ilmu pengetahuan di dunia islam.

Tokoh utama pertama dalam sejarah filsafat Arab-Spanyol adalah Abu Bakr Muhammad ibn
Al-Sayigh yang lebih dikenal dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragosa, ia pindah ke Sevilla dan
Granada. Meninggal karena keracunan di Fez tahun 1138 M dalam usia yang masih muda. Seperti
Al- Farabi dan Ibn Sina di Timur, masalah yang dikemukakannya bersifat etis dan eskatologis.
Magnum opusnya adalah Tadbir al-Mutawahhid.

Akhir abad ke-12 M menjadi saksi munculnya seorang pengikut Aristoteles yang terbesar di
gelanggang filsafat dalam Islam, yaitu Ibnu Rusyd dari Cordova. la lahir tahun 1126 M dan
meninggal tahun 1198 M. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah-naskah
Aristoteles dan kehatihatian dalam menggeluti masalah-masalah menahun tentang keserasian
filsafat dan agama. Dia juga ahli fiqh dengan karyanya Bidayah al-Mujtahid. Ibnu Rusyd memiliki
sikap realisme, rasionalisme, positivisme ilmiah Aristotelian. Sikap skeptis terhadap mistisisme
adalah basis di mana ia menyerang filsafat AlGhazali.

b. Sains

Ilmu-ilmu kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik. Abbas ibn Farnas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah orang pertama
yang menemukan pembuatan kaca dari batu. 2 Ibrahim ibn Yahya Al-Naqqash terkenal dalam ilmu
astronomi. la dapat menentukan waktu terjadinya gerhana matahari dan menentukan berapa
lamanya. la juga berhasil membuat teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya
dan bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang obat-obatan. Umm
Al-Hasan bint Abi Ja‟far dan saudara perempuan Al-Hafidz adalah dua orang ahli kedokteran dari
kalangan wanita.

Fisika. Kitab Mizanul Hikmah (The Scale of Wisdom), ditulis oleh Abdul Rahman al-Khazini
pada tahun 1121, adalah satu karya fundamental dalam ilmu fisika di Abad Pertengahan,
mewujudkan “tabel berat jenis benda cair dan padat dan berbagai teori dan kenyataan yang
berhubungan dengan fisika.3

Trigonometri Pengantar kepada risalah astronomi dari Jabir ibnu Aflah, dari Seville, ditulis
oleh Islah al-Majisti pada pertengahan abad dua belas, berisi tentang teori-teori trigonometrikal.
Hasan al-Marrakusyi telah melengkapi pada tahun 1229 di Maroko, suatu risalah astronomi
dengan informasi trigonometri. Karyanya tersebut berisi “tabel sinus untuk setiap setengah derajat,
juga tabel untuk mengenal benarbenar sinus, arc sinus dan arc cotangen”.

Observatorium Maragha, berdiri pada tahun 1259 di Azerbaijan, Persia, menjadi pusat studi
astronomi dan alat-alat (baru) atau untuk memperbaiki alat-alat astronomi, kreatif dan terkenal
untuk suatu periode yang singkat. Pusat yang menarik bagi ahli astronomi dan pembuat alat-alat
astronomi dari Persia dan mungkin Cina.4

Dalam bidang sejarah dan geografi, wilayah Islam bagian barat melahirkan banyak pemikir
terkenal. Ibn Jubair dari Valencia (1145-1228 M) menulis tentang negeri-negeri muslim Mediterania
dan Sicilia dan Ibn Batuthah dari Tangier (1304-1377 M) mencapai Samudera Pasai dan Cina. Ibn
Al- Khatib (1317-1374 M) menyusun riwayat Granada, sedangkan Ibn Khaldun dari Tunis adalah
perumus filsafat sejarah. Semua sejarawan di atas bertempat tinggal di Spanyol, yang kemudian
pindah ke Afrika.

Geografi. Zamakhsyari (wafat 1144) seorang Persia, menulis Kitabul Amkina waljibal wal
Miyah (The Book of Places, Mountains and Waters). Yaqut menulis Mu’jamul Buldan (The Persian
Book of Places), tahun 1228, berupa suatu daftar ekstensif data-data geografis menurut abjad
termasuk fakta-fakta atas manusia dan geografi alam, arkeologi, astronomi, fisika dan geografi
sejarah. Aja’ib al-Buldan (The Wonders of Lands), karya al-Qazwini, tahun 1262, ditulis dalam
tujuh bagian yang berkaitan dengan iklim. Muhammad ibnu Ali az-Zuhri dari Spanyol, menulis
satu risalah teori geografi setelah tahun 1140. Al-Idrisi dari Sisilia, menulis untuk raja Normandia,
Roger II, yang kemudian diketahui sebagai sebuah deskripsi geografi yang paling teliti di dunia. Ia
juga menggubah ensiklopedia geografi antara tahun 1154 dan 1166 untuk William I. Al-Mazini di
Granada telah menulis geografi Islam Timur dan daerah Volga; keduanya didasarkan atas
perjalanannya.5

c. Fiqih

Dalam bidang fiqih, Spanyol Islam dikenal sebagai penganut Maliki. Yang memperkenalkan
mazhab ini di sana adalah Ziyad ibn Abd Al-Rahman. Perkembangan selanjutnya ditentukan oleh
Ibn Yahya yang menjadi qadhi pada masa Hisyam ibn Abd Al-Rahman. Ahli-ahli fiqih lainnya di
antaranya adalah Abu Bakr ibn Al-Quthiyah, Munzir ibn Sa‟id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm yang
terkenal.6

d. Musik dan Kesenian


Dalam bidang musik dan seni suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan
tokohnya Al-Hasan ibn Nafi yang dijuluki zaryab. Setiap kali diselenggarakan pertemuan dan
jamuan, Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. la juga terkenal sebagai penggubah
lagu. Ilmu yang dimilikinya itu diturunkan kepada anak-anaknya, baik pria maupun wanita, dan
juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya tersebar luas.

Studi-studi musikal Islam, seperti telah diprakarsai oleh para teoritikus alKindi, Avicenna
dan Farabi, telah diterjemahkan ke bahasa Hebrew dan Latin sampai periode pencerahan Eropa.
Banyak penulis-penulis dan musikolog Barat setelah tahun 1200, Gundi Salvus, Robert Kilwardi,
Ramon Lull, Adam de Fulda, dan George Reish dan lain-lain, menunjuk kepada terjemahan Latin
dari tulisan-tulisan musikal Farabi. Dua bukunya yang paling sering disebut adalah De Scientiis dan
De OrtuScientiarum.

Musik Muslim juga disebarluaskan ke seluruh benua Eropa oleh para “penyanyi-
pengembara” dari periode pertengahan ini memperkenalkan banyak instrumen dan elemen-elemen
musik Islami. Instrumen-instrumen yang lebih terkenal adalah lute (al-lud), pandore (tanbur) dan
gitar (gitara). Kontribusi Muslim yang penting terhadap warisan musik Barat adalah musik
mensural dan nilai-nilai mensural dalam noot dan mode ritmik. Tarian Morris di Inggris berasal
dari Moorish mentas (Morise). Spanyol banyak menerapkan model-model musikal untuk sajak dan
rima syair dari kebudayaan Muslim.28 Banyak risalah musikal yang telah di tulis oleh para tokoh
Islam seperti Nasiruddin Tusi dan Qutubuddin Asy-Syairazi yang lebih banyak menyusun teoriteori
musik.7

e. Bahasa dan Sastra

Bahasa Arab telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal
itu dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli Spanyol
menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan mahir dalam bahasa Arab,
baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik
pengarang Alfiyah, Ibn Khuruf, Ibn Al-Hajj, Abu Ali AlIsybili, Abu Al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu
Hayyan Al-Gharnathi.

Kemegahan Pembangunan Fisik

Aspek-aspek pembangunan fisik yang mendapat perhatian umat Islam sangat banyak. Dalam
perdagangan, jalan-jalan dan pasar-pasar dibangun. Bidang pertanian demikian juga. Sistem irigasi
baru diperkenalkan kepada masyarakat Spanyol yang tidak mengenal sebelumnya. Dam-dam,
kanal-kanal, saluran sekunder, tersier, dan jembatan-jembatan air didirikan. Tempat-tempat yang
tinggi, dengan begitu, juga mendapat jatah air.

Orang-orang Arab memperkenalkan pengaturan hidrolik untuk tujuan irigasi. Kalau dam
digunakan untuk mengecek curah air, waduk (kolam) dibuat untuk konservasi (penyimpanan air).
Pengaturan hidrolik itu dibangun dengan memperkenalkan roda air (water wheel) asal Persia yang
dinamakan na‟urah (Spanyol: Noria). Di samping itu, orang-orang Islam juga memperkenalkan
pertanian padi, perkebunan jeruk, kebun-kebun, dan tamantaman.

Industri, di samping pertanian dan perdagangan, juga merupakan tulang punggung ekonomi
Spanyol Islam. Di antaranya adalah tekstil, kayu, kulit, logam, dan industri barang-barang tembikar.

Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang paling menonjol adalah


pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, mesjid, pemukiman, dan taman-
taman. Di antara pembangunan yang megah adalah mesjid Cordova, kota Al-Zahra, Istana
Ja‟fariyah di Saragosa, tembok Toledo, istana Al-Makmun, mesjid Seville, dan istana Al-Hamra di
Granada.

a. Cordova

Cordova adalah ibu kota Spanyol sebelum Islam, yang kemudian diambil alih oleh Bani
Umayyah. Oleh penguasa muslim, kota ini dibangun dan diperindah. Jembatan besar dibangun di
atas sungai yang mengalir di tengah kota. Taman-taman dibangun untuk menghiasi ibu kota
Spanyol Islam. Pohon-pohon dan : bunga-bunga diimpor dari Timur. Di seputar ibu kota berdiri
istana-istana yang megah yang semakin mempercantik peman-dangan, setiap istana dan taman
diberi nama tersendiri dan di puncaknya terpancang istana Damsik.

Di antara kebanggaan kota Cordova lainnya adalah masjid Cordova. Menurut Ibn Al-Dalai,
terdapat 491 mesjid di sana. Di samping itu, ciri khusus kota-kota Islam adalah adanya tempat-
tempat pemandian. Di Cordova saja terdapat sekitar 900 pemandian. Di sekitarnya berdiri
perkampunganperkampungan yang indah. Karena air sungai tak dapat diminum, penguasa muslim
mendirikan saluran air dari pegunungan yang panjangnya 80 Km.

b. Granada

Granada adalah tempat pertahanan terakhir umat Islam di Spanyol. Di sana berkumpul sisa-
sisa kekuatan Arab dan pemikir Islam. Posisi Cordova diambil alih oleh Granada di masa-masa
akhir kekuasaan Islam di Spanyol. Arsitekturarsitektur bangunannya terkenal di seluruh Eropa.
Istana Al- Hamra yang indah dan megah adalah pusat dan puncak ketinggian arsitektur Spanyol
Islam. Istana itu dikelilingi taman-taman yang tidak kalah indahnya. Kisah tentang kemajuan
pembangunan fisik ini masih bisa diperpanjang dengan kota dan istana Al-Zahra, istana Al-Gazar,
inenara Girilda, dan lain-lain.

2. Austria

Wina merupakan ibu kota Austria. Di kota inilah banyak terlahir para musisi legendaris
dunia, sehingga kota ini dijuluki sebagai kota musisi dunia. Dari berbagai kejayaan masa kini, orang
telah melupakan bahwa ada yang melatarbelakangi kemunculan musisi tersebut. Di sisi lain sejarah
kelam Austria turut menghiasi. Di kota ini ditemukan pula peninggalan-peninggalan bersejarah
Islam yang tidak banyak diketahui orang. Orang lain seolah tidak percaya bahwa Islam pernah
Berjaya di benua Eropa. Austria merupakan tempat ekspansi terakhir kerajaan Islam Turki di
Eropa. Di kota inilah terdapat beberapa museum yang berisi hal-hal yang menggambarkan tentang
adanya jejak peradaban Islam. Pada awal abad 15, Turki telah berhasil menaklukkan hampir seluruh
wilayah Eropa Timur. Di tahun 1683, Pasukan Turki di bawah kepemimpinan Kara Mustofa Pasha
berhasil mengepung pasukan Austria. Namun, Austria mendapatkan bantuan militer dari Polandia
dan Jerman.
Lukisan Kara Mustafa Pasha terpasang di Wien Stadt Museum. Sejarah Austria
mengungkapkan bahwa Kara Mustofa Pasha adalah penjahat, padahal ia adalah seorang panglima
perang Turki dinasti Utsmania/Ottoman yang ingin menaklukan kota Austria dalam misi
penyebaran dakwa Islamnya. Tidak hanya itu Masjid di Austria yang bernama Vienna Islamic
Center juga sudah berdiri sampai sekarang. Gema suara azdan pun sayup-sayup terdengar di antara
lonceng gereja. Masjid ini dibangun disekitar danau musim panas. Inilah bukti bahwa peradaban
Islam pernah menghiasai Kota Wina, Austria.
Ada beberapa peninggalan bersejarah di Austria diantaranya yaitu :
a. Wien Stadt Museum
Museum kota Wina adalah bangunan yang didirikan untuk mengabadikan
sejarah kota Wina. Di museum ini Lukisan Kara Mustofa Pasha terpampang. Ia
dilukiskan sebagai seorang kakek yang sudah tua dan lemah. Padahal ia adalah
panglima perang dinasti Turki yang gagah berani. Penyerangan kota Wina menjadi
bukti kuat bahwa Islam pernah berkuasa di Austria, tetapi pasukan yang dipimpin
Kara Mustofa berhasil diserbu. Hal ini menandakan bahwa pasukan Turki merasa
ingin menyebarkan dakwah Islam sampai ke Eropa Timur. Penyerangan tersebut
memberikan dampak besar dan memperlihatkan pada dunia bahwa Islam pernah
berjaya di benua Eropa. Dalam sebuah riwayat hadist Nabi SAW menyebutkan
kota pertama yang ditakhlukkan adalah konstantonpel, selanjutnya adalah Roma.
Hal ini memberikan semangat bagi Kara Mustofa untuk menyerang wilayah timur
daratan Eropa setelah kota Konstantinepel jatuh. Penyerangan paukan Kara
Mustofa tertahan di Kota Wina.
b. Vienna Islamic Center
Yang merupakan bangunan masjid. Masjid yang dibangun di sekitar Danau
tempat para turis berkunjung. Banyak sekali para jamaah di sana terutama para
muallaf yang ingin mengetahui dan mencari Islam secara sadar bukan atas
pemaksaan. Oleh karena itu masjid ini dibangun disekitar sungai Danube. Nilai-
nilai keislaman pun mulai ditumbuhkan di kota Wina. Dari gambaran itu terlihat
bahwa jejak-jejak peningglan Islam masih membekas di kota Wina, tidak hanya
bangunan bersejarahnya, tetapi nilai-nilai keislaman.
3. Prancis
Perancis dikenal sebagai negara yang sangat maju di benua Eropa. Kemajuan ilmu
pengetahuan sejak renaissance merupakan awal mula tingkat kemajuan. Paris sebagai ibu kota
Perancis menawarkan keindahan bangunan seperti menara Effiel, Obelisk, Museum Lauvre, dan
bangunan-bangunan lainnya. Paris memang mempunyai daya tarik yang luar biasa. Siapa pun pasti
ingin untuk datang ke sini. Negara yang pernah dipimpin Napoleon merupakan negara wisata yang
bernuansa indah. Tak hanya menjadi ibu kota peradaban Eropa, tapi juga pusat peradaban paling
maju di dunia. Jauh-jauh hari pada abad pertengahan Paris kalah bersaing dengan Andalusia. Kota
yang dijuluki the city of light adalah Cordoba, ibu kota Andalusia saat Islam berkuasa di negara
Spanyol. Jejak peradaban Islam muncul di negara Perancis. Mungkin ini tidak disadari oleh
kebanyakan orang. Sang pemimpin Perancis, Napoleon Bonaparte menjadi seorang muslim ketika
telah selesai mengembara ke negera Mesir.
Inilah gambaran bangunan yangmenandakan keberada Islam masih eksis di benua Eropa.
Perancis sebagai salah satu negara tanpa disadari telah terbangun. Hal ini dapat dilihat pada
beberapa deretan bangunan diantaranya:
a. Museum Louvre
Museum Louvre terletak di Rive Droite Seine di Paris. Moseum ini mengoleksi
lukisan- lukisan karya maestro dunia. Hampir ribuan benda-benda dari jaman ke jaman
turut dipamerkan. Salah satu yang menarik dari museum ini adalah lukisan Bunda Maria
dan bayi Yesus. Tanpa disadari, ternyata jubah / hijab yang dikenakan Bunda Maria selama
ini bertuliskan arab kuna. Tulisan ini bermakna tiada tuhan selain Allah. Kenapa Bunda
Maria mengenakan hijab bertuliskan Arab yang mengisyaratkan nilai-nilai Islam? Ini artinya
pengaruh peradaban Islam menjadi kental dan berkembang. Banyak tulisan kaligrafi Arab
juga muncul di patung-patung dinding gereja.
b. Le Grande Mosquee de Paris
Le Grande Mosquee de Paris disebut juga Masjid Raya Paris. Masjid ini terletak di
Arondisemen Ve dan didirikan setelah perang Dunia I. Masjid ini juga sebagai tanda
terimakasih Perancis kepada tirailleurs Muslim dari koloni yang turut berperang melawan
pasukan Jerman. Ada yang membuat menarik dengan berdirinya masjid di pusat kota
Paris. Walaupun tidak berdiri saat Islam berkuasa, tetapi pendiriaan masjid ini dibangun
untuk melahirkan semangat Cordoba. Masjid ingin hampir menyerupai Mezquita baik
desain interior maupun eksterior agar semangat keislaman mulai tertanam lagi di negara
Perancis. Mezquita adalah simbol peradaban Islam di Spanyol. Islam berjaya beberapa
abad di sana. Di Perancis, penderian Le Grande Mosquee telah mengispirasi warga
muslim untuk membangun semangat yang telah dihilang. Mereka ingin membangunnya
untuk beradaban dan kejayaan Islam di negera-negara Eropa.
KESIMPULAN
Spanyol merupakan tempat paling utama bagi Eropa menyerap peradaban islam, baik
dalam bentuk hubungan politik, social, maupun perekonomian dan peradaban antar-negara.
Walaupun islam akhirnya terusir dari negeri Spanyol dengan cara yang kejam, tetapi ia membidani
gerakan penting di Eropa. Seperti halnya gerakan kebangkitan kembali kebudayaan Yunani klasik
(renaissance) pada abad ke-14 M, gerakan reformasi pada abad ke-16 M, dan rasionalisme pada
abad ke-17 M. Spanyol memperkenalkan peradaban Islam melalui kota Cordoba dan Granada.
Kota Cordoba memperlihatkan bangunan bekas masjid bernama Mezquita. Proses pembangunan
arah mihrab tidak harus menghancurkan bangunan gereja. Sultan mengarahkan pembangunann
mihrab ke arah selatan. Saat shalat berlangsung, imam dan para jamaah menghadap serong ke arah
tenggaara tertuju ke Ka’bah. Granada menampilkan Istana Al-Hambra. Kedua bangunan tersebut
membuktikan jejak-jejak peninggalan peradaban Islam di Eropa Barat. Austria menyimpan misteri
keberadaan Islam. Kara Mustofa Pasha adalah peletak dasar nilai keislaman di kota Wina.
Walaupun sejarah Austria menampilkan Kara Mustofa sebagai seorang penjajah, tetapi dunia
memperlihatkan lain. Perancis merupakan pusat peradaaban Eropa masa kini. Negara ini juga
menyimpan nilai-nilai sejarah yang berhubungan dengan peradaban Islam. Beberapa bangunan
menunjukkan satu garis searah tertuju ke satu titik yaitu Ka’bah. Ini adalah hasil jerih payah
Napoleon setelah melakukan ekspansi dari Mesir. Di museum Louvre tersimpan foto Bunda Maria
dengan memakai hijab bertuliskan huruf Arab kuna. Tulisan ini bermakna tiada tuhan selain Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Widada, Dwi Masdi. "MENELUSUI PERADABAN ISLAM DALAM NOVEL 99 CAHAYA DI LANGIT
EROPA." Discovery: Jurnal Ilmu Pengetahuan 2.2 (2017).

Manan, Nuraini A. "Kemajuan dan Kemunduran Peradaban Islam di Eropa (711M-1492M)." Jurnal Adabiya 21.1
(2020): 54-79.

Mitra, Nur Dinah Fauziah Muhammad Mujtaba. "PERADABAN ISLAM DI ANDALUSIA (SPANYOL)." Al-
'Adalah: Jurnal Syariah dan Hukum Islam 1.1 (2016): 80-91.

Anda mungkin juga menyukai