Anda di halaman 1dari 9

A.

   Perkembangan Islam di Eropa


                Dalam sejarahnya Islam memasuki eropa pada tahun 710 M yang adanya
permintaaan bantuan oleh seorang bangsawan Gothia Barat yaitu Graf Yulian dan pada saat
itu berkuasa di Geuta afrika Utara kepada gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair agar
membantu keluarga “witiza” menghadapi tentara rederik yang memberontak merebut
singgasana atau tahta.
Permintaan tersebut selanjutnya oleh Musa disampaikan kepada Khalifah Walid bin
Abdul Malik di Damaskus, Maka sebagai penjagaan dikirim ekspedisi pertama berjumlah 200
orang dipimpin Tharif bin Malik yang mendarat di Tarifa. Keberhasilan di Tharif
meyakinkan Musa akan kesungguhan Graf Yulian, selanjutnya dikirm pasukan pilihan
dibawah pimpinan Thariq bin Ziyad seorang panglima yang gagah berani melalui kota tanger
terus menyebrangi selat yang ganas, yang kini kita kenal dengan nama selat Giblaltar.
            Untuk mengabadikan nama Thariq, pasukan tahriq mendarat di Spanyol pada tahun
91 H atau tahun 710 M. Saat itu pasukan Thariq berhasil dalam pertempurannya melawan
Rodherik hingga berhasil menguasai benteng-benteng musuh, dan kota demi kota berhasil
direbutnya, seperti Cordova, Malaga, Toledo ibukota Negeri Ghotia Barat.
Keberhasilan Thariq tersebut mendorong keinginan Musa bin Nushair untuk
menyusulnya, dengan membawa tambahan pasukan sebanyak 10.000 orang dia datang ke
Spanyol. Di Toledo keduanya bertemu dan melanjutkan memasuki kota Aragon, Castylia,
Saragosa dan Barcelona hingga samapi ke pegunungan Pyrenia. Dan  dalam waktu hanya 7
tahun hampir seluruh Andalusia(spanyol) sudah berada dalam genggaman kaum muslimin,
kecuali Glacia.
Pada masa pemerintahan bani umayah di Damaskus, Andalusia dipimpin oleh Amir
(gubernur) diantaranya oleh putra Musa sendiri, yaitu Abdul Aziz. Runtuhnya kebesaran Bani
Umayah di Damaskus dengan berdirinya daulah bani Abbasyah di bawah pimpinan Abdul
Abbas As Safaf (penumpah darah) yang berpusat di baghdad, yang menyebabkan seluruh
keluarga Kerajaan Bani Umayyah ditumpas. Namun, salah seorang keturunan dari Bani
Umayah, yaitu Abdur Rahman berhasil melarikan diri dan menyusup ke Spanyol. Di sana dia
mendirikan Kerajaan Bani Umayah yang mampu bertahan sejak tahun 193-458 H (756-1065
M).
Beberapa Negara di Eropa dikemukakan oleh kaum Muslim, yaitu :
1.      Spanyol
Kondisi masyarakat Spanyol sebelum Islam mereka memeluk agama khatolik, dan
sesudah Islam tersebar luas tidak sedikit dari mereka yang memeluk agama Islam secara suka
rela.
Keberadaan kerajaan Islam di Spanyol sungguh merupakan perantara sekaligus obor
kebudayaan dan peradaban. Dimana ilmu pengetahuan kuno dan filsafat ditemukan kembali.
Disamping itu, Spanyol menjadi pusat kebudayaan, karena banyaknya para sarjana dan
mahasiswa dari berbagai pelosok dunia berkumpul menuntut ilmu di Granada, Cordova,
Seville, dan Toledo. Di kota-kota tersebut banyak melahirkan ilmuwan terkemuka. Seperti
Abdur Rabbi (sastrawan terkemuka), Ali ibn Hazn (penulis 400 jilid buku sejarah, agama,
logika, adat istiadat), Al Khatib (ahli sejarah), Ibnu Khaldun (ahli filsafat yang terkenal
dengan bukunya “muqaddimah”), Al Bakri dan Al Idrisi (ahli ilmu bumi), dan Ibnu Batuta
adalah pengembara terkenal yang menjelajahi negeri-negeri Islam di dunia. Kemudian lahir
pula seorang ahli filsafat yang lain, yakni Solomon bin Gabirol, Abu Bakar Muhammad, Ibnu
Bajjah (ahli filsafat abad 12 pentafsir karya0karya Aristoteles), dan Ibnu Rusyd (ahli bintang,
sekaligus seorang dokter dan ahli filsafat).
2.      Belgia
Di Belgia, berdiri pula gedung Islamic Center sebagai pusat kegiatan dakwah Islam.
Jumlah umat Islam disana sekitar 150.000 orang. Pada tahun 1980 di Brussel
diselanggarakan Mukhtamar Islam Eropa.

3.      Austria
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota
wina yang dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan
Muslim’s Social Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi
setelah Kristen.

4.      Belanda
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di
kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel
(bangsa Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya
dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu.
Tanggal 14 oktober 1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid.

5.      Inggris
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Sejak
itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford, di Universitas tersebut
mendirikan “Pusat Kajian Islam oleh mahasiswa muslim dan masyarakat muslim. Mozarabes
salah satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama
Islam.

B.   Pertumbuhan Islam di Eropa

Dalam segi pertumbuhan pada saat itu memanglah belum sebanyak saat era modern
saat ini, yang konon faktanya disaat ini maraknya aksi anti Islam di dunia Eropa hingga
banyaknya aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam membuat umat Islam sedang dalam
situasi sulit dan membuat agama Islam semakin buruk citranya dimata masyarakat barat.
Justru dalam situasi sulit semacam itu dan ditengah-tengah isu islamphobia ternyata beberapa
negara di Eropa memiliki jumlah populasi muslim yang semakin pesat pertumbuhannya
Islam.
Dalam riset yang dipublikasikan pada tahun 2017 ini di Jerman mengungkapka,
jumlah umat Islam yang tinggal di benua Eropa saat ini mencapai angka sekitar 53 juta jiwa,
dan konon masih akan terus meningkat dengan adanya banyaknya para pendakwah di
wilayah barat tersebut.

Berdasarkan informasi yang dirilis situs Dewan Tertinggi bagi kaum Muslimin di
Jerman, Pusat Arsip Islam mengadakan sensus terhadap jumlah umat Islam di Eropa. 
o    Jumlah mereka mencapai 53.713.953, di antaranya sebanyak 15.890.428 jiwa tersebar di
negara-negara uni Eropa.

o    Sebanyak 12.387.927 Muslim tinggal di Eropa Barat, masing-masing: 400.000 di Belgia,
293.000 di Jerman, 5500.000 di Prancis, 1.500.000 di Inggeris, 4000 di Irlandia, 1527 di
Leichesten, 9000 di Luxemburg, 1000.000 di Belanda, 350.000 di Austria dan 330.000 di
Swiss.
o    Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 462.321 jiwa, masing-masing: 117.000 di
Denmark, 15.000 di Finlandia, 321 di Eslandia, 80.000 di Norwegia dan 25.000 di Swedia.

o    Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 1.716.500 jiwa, masing-masing: 1.000.000
di Italia, 12.000 di Portugal, 700.000 di Spanyol dan 4500 di Malta.

o    Di eropa tenggara, masing-masing: 2.100.000 di Albani, 2000.000 di Bosnia, 1.100.000 di


Bulgaria, 140.000 di Yunani, 56.777 di Kroasia, 750.000 di Macedonia, 150.000 di Rumania,
47.448 di Slovenia, 1.600.000 di Serbia, 20.000 di Republik Ceko, 5.900.000 di Turki,
70.000 di Hungaria dan 200.000 di Cyprus.

o    Rusia merupakan tempat konsentrasi populasi Muslim terpadat di Eropa di mana mencapai
25.000 jiwa. Sedang di Litlandia ada 380 jiwa, di Lithuania 5.100 jiwa dan Polandia 7500
jiwa.

C.   Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Peradaban

Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada
rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih
tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia
jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau
masalah yang ada di dunia ini.
Firman Allah SWT, Artinya :
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan
kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)
kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman
klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m
dan seterusnya).
Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan
barat menyadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan
cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan
antara lain sebagai berikut.
a.       Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode
pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi
kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan
melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara
usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan
Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan
perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699 Kekalahan yang menyakitkan ini
mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian
untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka
mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka
pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau
pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan
rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan
berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat
subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng
pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik,
organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun
binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M
anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris Laporan-laporan kedua duta ini menarik
perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani.
Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul
dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu
kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval
yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara
usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu
oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha
ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan
perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama
kalinya. Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim
Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan
kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-
buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota
dibentuk pada tahun 1717 M Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam
atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair,
penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan
Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu.

b.      Pembaruan pada periode modern (1800 M – dan seterusnya).


Kaum muslim memiliki banyak sekali tokoh – tokoh pembaruan yang pokok – pokok
pemikirannya maupun jasa-jasanya di berbagai bidang telah memberikan sumbangsih bagi
uamt Islam di dunia. Beberapa tokoh yang terkenal dalam dunia ilmu pengetahuan atau
pemikiran Islam tersebut antara lain sebagai berikut.

1.  Jamaludin Al Afgani (Iran 1838 – Turki 1897)


Salah satu sumbangan terpenting di dunia Islam diberikan oleh sayid Jamaludin Al
Afgani. Gagasannya mengilhami kaum muslim di Turki, Iran, mesir dan India. Meskipun
sangant anti imperialisme Eropa, ia mengagungkan pencapaian ilmu pengetahuan barat. Ia
tidak melihat adanya kontradiksiantara Islam dan ilmu pengetahuan. Namun, gagasannya
untuk mendirikan sebuah universitas yang khusus mengajarkan ilmu pengetahuan modern di
Turki menghadapi tantangan kuat dari para ulama. Pada akhirnya ia diusir dari negara
tersebut.

2). Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan
dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan
menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk
mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk
bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya
melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di
Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani,
berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam
lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat
Islam dari jalan yang sebenarnya.

3). Toha Husein (Mesir Selatan 1889-1973)


Toha husein adalah seorang sejarawan dan filsuf yang amat mendukung gagasan
Muhammad Ali Pasya. Ia merupakan pendukung modernisme yang gigih. Pengadopsian
terhadap ilmu pengetahuan modern tidak hanya penting dari sudut nilai praktis (kegunan)nya
saja, tetapi juga sebagai perwujudan suatu kebudayaan yang amat tinggi. Pandangannya
dianggap sekularis karena mengunggulkan ilmu pengetahuan.

4). Sayid Qutub (Mesir 1906-1966) dan Yusuf Al Qardawi.


Al qardawi menekankan perbedaan modernisasi dan pembaratan. Jika modernisasi yang
dimaksud bukan berarti upaya pembaratan dan memiliki batasan pada pemanfaatan ilmu
pengetahuan modern serta penerapan tekhnologinya, Islam tidak menolaknya bahkan
mendukungnya. Pandangan al qardawi ini cukup mewakili pandangan mayoritas kaum
muslimin. Secara umum, dunia Islam relatif terbuka untuk menerima ilmu pengetahuan dan
tekhnologi sejauh memperhitungkan manfaat praktisnya. Pandangan ini kelak terbukti dan
tetap bertahan hingga kini di kalangan muslim. Akan tetapi, dikalangan pemikir yang
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu pengetahuan, gagasan seperti ini tidak cukup
memuaskan mereka.

5). Sir Sayid Ahmad Khan (india 1817-1898).


Sir Sayid Ahmad Khan adalah pemikir yang menyerukan saintifikasi masyarakat muslim.
Seperti halnya Al Afgani, ia menyerukan kaum muslim untuk meraih ilmu pengetahuan
modern. Akan tetapi, berbeda dengan Al Afgani ia melihat adanya kekuatan yang
membebaskan dalam ilmu pengetahuan dan tekhnologi modern. Kekuatan pembebas itu
antara lain meliputi penjelasan mengenai suatu peristiwa dengan sebab-sebabnya yang
bersifat fisik materiil. Di barat, nilai-nilai ini telah membebaskan orang dari tahayuldan
cengkeraman kekuasaan gereja. Kini, dengan semangat yang sama, Ahmad Khan merasa
wajib membebaskan kaum muslim dengan melenyapkan unsur yang tidak ilmiah dari
pemahaman terhadap Al Qur’an. Ia amat serius dengan upayanya ini antara lain dengan
menciptakan sendiri metode baru penafsiran Al Qur’an. Hasilnya adalah teologi yang
memiliki karakter atau sifat ilmiah dalam tafsir Al Qur’an.

6). Sir Muhammad Iqbal (Punjab 1873-1938)


Generasi awal abad ke-20 adalahSir Muhammad Iqbal yang merupakan salah seorang
muslim pertama di anak benua India yang sempat mendalami pemikiran barat modern dan
mempunyai latar belakang pendidikan yang bercorak tradisional Islam. Kedua hal ini muncul
dari karya utamanya di tahun 1930 yang berjudul The Reconstruction of Religious Thought
in Islam (Pembangunan Kembali Pemikiran Keagamaan dalam Islam). Melalui penggunaan
istilah recontruction, ia mengungkapkan kembali pemikiran keagamaan Islam dalam bahasa
modern untuk dikonsumsi generasi baru muslim yang telah berkenalan dengan perkembangan
mutakhir ilmu pengetahuan dan filsafat barat abad ke-20 .
  Islam masuk ke Australia melaui proses migrasi. Muslim pertama yang masuk ke Australia
adalah pedagang Mekkah pada abad ke-10. kemudian nelayan-nelayan dari Makassar, Timor
dan Maluku yang mulai menjalin hubungan dagang dengan penduduk asli di Australia Utara
pada antara abad ke-15 dan ke-17.[2] Para  imigran Muslim dari negara-negara di bawah
kerajaan Inggris datang ke Australia sebagai pelaut dan narapidana pada abad ke-18 dan ke-
19. Pada tahun 1830-an, para penunggang unta (cameleer) dari Afghanistan, Pakistan, India,
dan sebagainya tiba di south Australia untuk bekerja.
       Mereka bermigrasi sebagai penunggang unta (cameleer) sebagai sarana trasnportasi di
wilayah Australia yang wilayahnya berupa padang pasir. Para cameleer ini berperan dalam
pembangunan awal infrastruktur di Australia, khususnya dalam transportasi, dan komunikasi.
Dua cameleer yaitu, Dost Mahomet dan Esan Khan mengikuti ekspedisi Burke dan Wills dari
Melbourne untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah Australia yang belum terjamah.[3]
       Selain itu, pekerjaan menjadi alasan bagi imigran untuk masuk ke Australia. Pada akhir
abad ke-19 para penyelam dari Malaysia dan Indonesia tiba di Broome untuk bekerja di
industri mutiara. Kemudian awal abad ke-20, para Muslim Albania tiba untuk bekerja di
perkebunan tebu, tembakau, dan kapas. Mereka berhasil membentuk sebuah komunitas
Muslim di Queensland. Selain Queensland, Muslim Albania juga bekerja di Australia Barat
dan Victoria pada bidang perkebunan buah.
       Tahun 1940-an, migrasi Muslim ke Australia menjadi lebih mudah karena adanya skema
perjalanan bantuan Australia-Turki.[4] Selanjutnya, disusul oleh Muslim Bosnia dan Kosovo
yang datang pada 1960-an. Mereka bermigrasi ke Australia untuk bekerja dalam proyek
Pembangunan Listrik Tenaga Air (PLTA) Snowy Mountain.
       Berdasarkan berdasarkan sensus tahun 2011, penduduk Australia berjumlah 22.270.000,
yang terdiri dari beberapa agama yaitu, Kristen (67,3%), Atheis (24,2%), Buddha (2,7%),
Islam (2,4%), Hindu (1,4%), Agama Rakyat (0,7%), dan Yahudi (0,5%).
       Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan Melbourne. Dalam
melakukan aktifitas ibadah Muslim di Australia mempunyai sekitar 100 Masjid dan sekitar 50
mushola. Beberapa daerah yang jauh dari masjid Muslim berinisiatif untuk menyewa gedung
(misalnya gedung pusat kegiatan komunitas) untuk dijadikan tempat sholat jum’at. Pada
perkembangan berikutnya, Muslim-muslim Australia berhasil untuk mengatur kehidupan
mereka agar lebih tertata dengan rapi dengan cara membentuk masjid-masjid, organisasi-
organisasi, menunjuk seorang mufti, dan sebagainya.
       Pada dasarnya paham yang dianut Muslim Australia adalah Sunni, merupakan paham
mayoritas, dan sisanya adalah Syiah, Sufi dan Ahmadiyah.
       Corak masyarakatnya multicultural, merupakan masyarakat yang paling beragam secara
etnis atau secara ras. Penggunaan bahasa Inggris menjadi efektif dalam hal ini untuk
menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang yang berbeda.
       Dari yang telah disebutkan dapat diambil keismpulan bahwa sebab Muslim di Australia
menjadi minoritas adalah proses migrasi, kebijakan multikulturalisme dan Konversi.

islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang
setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara Afganistan
tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu,
selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924
pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan
Islam disini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di
Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di
Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia
berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.

Premier Australia Barat, Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa kedatangan Islam sudah
ada sejak 1860 seiring dengan mulai dipekerjakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam
ekspedisi keluarga Burke dan Wills. Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di
ausltralia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung
jamaah muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan muslim India yang bekerja
sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di Perth.
1.Perkembangan.Islam.di.Australia
a.PembangunanMasjid
mesjid yang indah Pada abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Austrlia cukup menggembirakan,
karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek sharif
AbosidanIsmethAbidin.
• Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi
SeitMecca
• Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam
HajiAbdulLathif.
• Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
• Di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS.

Pendidikan
Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan
shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika,
Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced
Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master.
Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser
berkuasa).
OrganisasiIslam
 Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam Australia
berpusat di Sydney.
 Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi
masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
 Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-
Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center
(pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris
bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.

Statistik muslim di Australia

Tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di australia secara tepat di tengah isu
negative yang ada. Namun jika merujuk data milik Administrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di
Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data dari Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat
angka yang lebih besar, terutama setelah berdatangannya amigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan
sejumlah negara-negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli
Australia. Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 Etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon,
kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di kota Sydney dan Melborn.
Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney. Secara formal, Islam agama terbesar
kedua dari agama-agama resmi yang diakui negara di Australia.
Secara Protokoler pun Mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari
pemimpin Pemerintahan local dan federal, mereka mendapat nominasi kedua. Muslim Australia pun
mudah dikenali denagan identitas perkumpulan yang didirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi
resmi dan menghimpun majlis Islam disetiap wilayah. Perkumpulan majlis wilayah muslimin Australia
merupakan paying besar resmi umat Islam di Australia. Organisasi ini mengadakan perhelatan
besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah
memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentu majlis Islam di wilayah-wilayah yang ada.

Peran besar Islam di Australia


Di Australia, terdapat lebih dari 300 ribu orang penganut islaml dari sekitar 21 juta jiwa penduduk
Australia. Mereka umumlnya adalah para imigran dari kawasan timur tengah, asia dan afrika. Di
Australia barat misalnya, terdapat 24.000 orang muslim yang tinggal dan bekerja di negara bagian
itu.
Menurut catatan, kaum muslimin di negara Australia ikut berperan membantu menaklukkan
pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia. Di tahun 1800-an, kala itu, lebih
dari2000 pengendara dan 15.000 armada unta secara khusus didatangkan dari Afghanistan, India
utara dan Pakistan. Unta-unta ini didatangkan guna mempercepat eksplorasi di bagian pedalaman
australia yang semula belum terpetakan dan terjamah manusia. Sebagian besar yang ikut berperan
dalam eksplorasi pengembangan wilayah itu adalah kaum muslimin.

Anda mungkin juga menyukai