3. Austria
Di Austria, pada awala abad 15 H. Pada tahun 1979 dibuka Islamic Center di kota
wina yang dapat menampung 30.000 jamaah, dilengkapi masjid jami’, perpustakaan
Muslim’s Social Service, madrasah dan perumahan imam. Agama Islam diakui agama resmi
setelah Kristen.
4. Belanda
Di Belanda, tepatnya di kota Almelo telah dibangun sebuah masjid yang megah. Di
kota ini pula telah dibentuk federasi organisasi Islam dipimpin Abdul Wahid Van Bomel
(bangsa Belanda asli). Bomel memperjuangkan agar buruh-buruh muslim yang umumnya
dari Asia Selatan dan Afrika supaya diberi kesempatan melakukan shalat lima waktu.
Tanggal 14 oktober 1983 di kota Redderkerk dibangun sebuah masjid.
5. Inggris
Inggris, termasuk salah satu negara yang cukup bagus pengembangan Islamnya. Sejak
itu Inggris mempunyai Universitas Cambridge dan Oxford, di Universitas tersebut
mendirikan “Pusat Kajian Islam oleh mahasiswa muslim dan masyarakat muslim. Mozarabes
salah satu tokoh yang amat berjasa dan aktif dalam penyebaran ilmu pengetahuan agama
Islam.
Dalam segi pertumbuhan pada saat itu memanglah belum sebanyak saat era modern
saat ini, yang konon faktanya disaat ini maraknya aksi anti Islam di dunia Eropa hingga
banyaknya aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam membuat umat Islam sedang dalam
situasi sulit dan membuat agama Islam semakin buruk citranya dimata masyarakat barat.
Justru dalam situasi sulit semacam itu dan ditengah-tengah isu islamphobia ternyata beberapa
negara di Eropa memiliki jumlah populasi muslim yang semakin pesat pertumbuhannya
Islam.
Dalam riset yang dipublikasikan pada tahun 2017 ini di Jerman mengungkapka,
jumlah umat Islam yang tinggal di benua Eropa saat ini mencapai angka sekitar 53 juta jiwa,
dan konon masih akan terus meningkat dengan adanya banyaknya para pendakwah di
wilayah barat tersebut.
Berdasarkan informasi yang dirilis situs Dewan Tertinggi bagi kaum Muslimin di
Jerman, Pusat Arsip Islam mengadakan sensus terhadap jumlah umat Islam di Eropa.
o Jumlah mereka mencapai 53.713.953, di antaranya sebanyak 15.890.428 jiwa tersebar di
negara-negara uni Eropa.
o Sebanyak 12.387.927 Muslim tinggal di Eropa Barat, masing-masing: 400.000 di Belgia,
293.000 di Jerman, 5500.000 di Prancis, 1.500.000 di Inggeris, 4000 di Irlandia, 1527 di
Leichesten, 9000 di Luxemburg, 1000.000 di Belanda, 350.000 di Austria dan 330.000 di
Swiss.
o Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 462.321 jiwa, masing-masing: 117.000 di
Denmark, 15.000 di Finlandia, 321 di Eslandia, 80.000 di Norwegia dan 25.000 di Swedia.
o Jumlah kaum Muslimin di eropa selatan ada sekitar 1.716.500 jiwa, masing-masing: 1.000.000
di Italia, 12.000 di Portugal, 700.000 di Spanyol dan 4500 di Malta.
o Rusia merupakan tempat konsentrasi populasi Muslim terpadat di Eropa di mana mencapai
25.000 jiwa. Sedang di Litlandia ada 380 jiwa, di Lithuania 5.100 jiwa dan Polandia 7500
jiwa.
Islam merupakan agama yang sangat mendukung kemajuan ilmu pengetahuan. Oleh
karena itu, Islam menghendaki manusia menjalankan kehidupan yang didasarkanpada
rasioanlitas atau akal dan iman. Ayat-ayat Al Qur’an banyak memberi tempat yang lebih
tinggi kepada orang yang memiliki ilmu pengetahuan, Islam pun menganjurkan agar manusia
jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang telah dimilikinya karena berapapun ilmu dan
pengetahuan yang dimiliki itu, masih belum cukup untuk dapat menjawab pertanyaan atau
masalah yang ada di dunia ini.
Firman Allah SWT, Artinya :
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan
kepada tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan)
kalimat Allah. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana.” (QS luqman : 27)
Ajaran Islam tersebut mendapat respon yang positif dari para pemikir Islam sejak zaman
klasik (650-1250 M), zaman pertengahan (1250-1800 M) hingga periode modern (1800 m
dan seterusnya).
Masa pembaruan merupakan zaman kebangkitan umat Islam. Jatuhnya mesir ke tangan
barat menyadarkan umat Islam bahwa di barat telah timbul peradaban baru yang lebih tinggi
dan merupakan ancaman bagi Islam. Raja-raja dan pemuka-pemuka Islam mulai memikirkan
cara untul meningkatkan mutu dan kekuatan umat Islam. Pemikiran dan usaha pembaruan
antara lain sebagai berikut.
a. Praperiode modern (1250-1800 M)
Sebenarnya pembaruan dan perkembangan ilmu pengetahuan telah dimulai sjak periode
pertengahan, terutama pada masa kerajaan usmani. Pada abad ke-17, mulai terjadi
kemunduran khusunya ditandai oleh kekalahan-kekalahan yang dialami melalui peperangan
melawan negara-negara Eropa. Peristiwa tersebut diawali dengan terpukul mundurnya tentara
usmani ketika dikirm untuk menguasai wina pada tahun 1683. kerajaan usmani menyerahkan
Hungaria kepada Austria, daerah Podolia kepada Polandia, dan Azov kepada Rusia dengan
perjanjian Carlowiz yang ditandatangani tahun 1699 Kekalahan yang menyakitkan ini
mendorong raja-raja dan pemuka-pemuka kerajaan usmani mengadakan berbagai penelitian
untuk menyelidiki sebab-sebab kekalahan mereka dan rahasia keunggulan lawan. Mereka
mulai memperhatikan kemajuan Eropa, terutama Prancis sebagai negara yang terkemuka
pada waktu itu. Negara Eropa mulai mempunyai arti yang penting bagi cendikiawan atau
pemuka-pemuka usmani. Orang-orang Eropa yang selama ini dipandang sebagai kafir dan
rendah mulai dihargai. Bahkan, duta-dutapun dikirim ke Eropa untuk mempelajari kemajuan
berbagai disiplin ilmu serta suasana dari dekat Pada tahun 1720, Celebi Mehmed diangkat
subagai duta di Paris dengan tugas khusu mengunjungi pabrik-pabrik, benteng-benteng
pertahanan, dan institusi-institusi lainnya serta memberi laporan tentang kemajuan tekhnik,
organisasi angkatan perang modern, rumah sakit, observatorium, peraturan, karantina, kebun
binatang, adat istiadat dan lain sebagainya seperti ia lihat di Perancis. Di tahun 1741 M
anaknya, Said Mehmed dikirim pula ke paris Laporan-laporan kedua duta ini menarik
perhatian Sultan Ahmad III (1703-1730 M) untuk memulai pembaruan di kerajaan Usmani.
Pada tahun 1717 M, seorang perwira Perancis bernama De Rochefart datang ke Istanbul
dengan usul membentuk suatu korps artileri tentara Usmani berdasarkan ilmu-ilmu
kemiliteran modern. Di tahun 1729, datang lagi seorang Perancis yakni Comte De Bonneval
yang kemudia masuk Islam dengan nama baru Humbaraci Pasya. Ia bertugas melatih tentara
usmani untuk memakai alat-alat (meriam) modern. Untuk menjalankan tugas ini, ia dibantu
oleh Macarthy dari Irlandia, Ramsay dari Skotlandia dan Mornai dari Perancis. Atas usaha
ahli-ahli Eropa inilah, taktik dan teknik militer ,odern pun dimasukkan ke dalam angkatan
perang usmani. Maka pada tahun 1734 M, dibuka sekolah teknik militer untuk pertama
kalinya. Dalam bidang non militer, pemikiran dan usaha pembaruan dicetuskan oleh Ibrahim
Mutafarrika (1670-1754 M). Ia memperkenalkan ilmu-ilmu pengetahuan modern dan
kemajuan barat kepada masyarakat turki yang disertai pula oleh usha penerjemahan buku-
buku barat ke dalam bahasa turki. Suatu badan penerjemah yang terdiri atas 25 orang anggota
dibentuk pada tahun 1717 M Sarjana atau filsuf Islam yang termasyur, baik didunia Islam
atau barat ialah Ibnu Sina (1031 M) dan Ibnu Rusyd (1198 M). Dalam bidang seni atau syair,
penyair persia Umar Khayam (1031 M) dan penyair lirik Hafiz (1389 M) yang dijuluki Lisan
Al Gaib atau suara dari dunia gaib, sangat dikenal luas saat itu.
2). Muhammad Abduh (mesir 1849-1905) dan Muhammad Rasyd Rida (Suriah 1865-1935)
Guru dan murid tersebut sempat mengunjungi beberapa negara Eropa dan amat terkesan
dengan pengalaman mereka disana. Rasyd Rida mendapat pendidikan Islam tradisional dan
menguasai bahasa asing (Perancis dan Turki) yang menjadi jalan masuknya untuk
mempelajari ilmu pengetahuan secara umum. Oelh karena itu, tidak sulit bagi Rida untuk
bergabung dengan gerakan pembaruan Al Afgani dan Muhammad Abduh di antaranya
melalui penerbitan jurnal Al Urwah Al Wustha yang diterbitkan di paris dan disebarkan di
Mesir. Muhammad Abduh sebagaimana Muhammad Abdul Wahab dan Jamaludin Al Afgani,
berpendapat bahwa masuknya bermacam bid’ah ke dalam ajaran Islam membuat umat Islam
lupa akan ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya. Bid’ah itulah yang menjauhkan masyarakat
Islam dari jalan yang sebenarnya.
islam masuk ke Australia pada abad 19 M, dibawa oleh para pengembara dari Afganistan yang
setiap melakukan perjalanan hanya berbekal tikar untuk shalat. Para pengembara Afganistan
tersebut lama-lama mampu mendirikan masjid di Broken Hill dan New South Wales dari bahan kayu,
selanjutnya ke Perth ibukota Australia Barat dan Adelaide ibukota Australia Tengah. Tahun 1924
pendatang dari Albania sebagai petani tembakau di Australia Utara meningkatkan perkembangan
Islam disini. Kemudian sesudah berakhir perang dunia II orang-orang Yugoslavia yang belajar di
Australia Tengah dipimpin Imam Ahmad Saka lebih menggiatkan pembangunan masjid-masjid di
Adelaide sebagai pusat aktivitas keagamaan. Menurut catatan statistik tahun 1975 Australia
berpenduduk 13.130.000 orang yang 1 % nya (132.000) beragama Islam.
Premier Australia Barat, Alan Carpenter MLA pernah mengatakan, bahwa kedatangan Islam sudah
ada sejak 1860 seiring dengan mulai dipekerjakannya para penunggang unta asal Afghanistan dalam
ekspedisi keluarga Burke dan Wills. Alan Carpenter menyebut masjid paling pertama dibangun di
ausltralia justru berada di Perth. Sejak masjid pertama yang didirikan tahun 1905 untuk menampung
jamaah muslim Afghanistan yang bekerja sebagai penunggang unta dan muslim India yang bekerja
sebagai pengusaha, kini terdapat setidaknya 10 masjid di Perth.
1.Perkembangan.Islam.di.Australia
a.PembangunanMasjid
mesjid yang indah Pada abad 20 M perkembangan masjid-masjid di Austrlia cukup menggembirakan,
karena dibuat oleh arsitek Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek sharif
AbosidanIsmethAbidin.
• Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan Islamic Center dibawah pimpinan Fethi
SeitMecca
• Tahun 1970 di Mareeba diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam
HajiAbdulLathif.
• Di kota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia
• Di Sidney dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS.
Pendidikan
Di Brisbone didirikan “Quesland Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan
shalat dan meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan, Turki, Afrika,
Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan “Goulbourn College of Advanced
Education” yakni pendidikan guru yang telah melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master.
Tokoh Goulbourn College antara lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser
berkuasa).
OrganisasiIslam
Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewan Islam Australia
berpusat di Sydney.
Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi
masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.
Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-
Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center
(pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris
bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar.
Tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di australia secara tepat di tengah isu
negative yang ada. Namun jika merujuk data milik Administrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di
Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data dari Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat
angka yang lebih besar, terutama setelah berdatangannya amigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan
sejumlah negara-negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli
Australia. Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 Etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon,
kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di kota Sydney dan Melborn.
Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney. Secara formal, Islam agama terbesar
kedua dari agama-agama resmi yang diakui negara di Australia.
Secara Protokoler pun Mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari
pemimpin Pemerintahan local dan federal, mereka mendapat nominasi kedua. Muslim Australia pun
mudah dikenali denagan identitas perkumpulan yang didirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi
resmi dan menghimpun majlis Islam disetiap wilayah. Perkumpulan majlis wilayah muslimin Australia
merupakan paying besar resmi umat Islam di Australia. Organisasi ini mengadakan perhelatan
besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah
memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentu majlis Islam di wilayah-wilayah yang ada.