Oleh :
Kelompok 4
Oleh :
Kelompok 4
i
Motto
Berjuanglah untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, karena di dunia ini tidak
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan lancar.
Karya tulis yang berjudul Peradaban Islam di Asia Timur (Cina, Jepang,
dan Korea). ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar
mengetahui sejarah peradaban Islam di ketiga negara besar tersebut.
Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimah kasih kepada :
1. Allah SWT.
2. Bapak Prof. Phil Al Makin, MA., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Munif Solihan, MPA., selaku dosen pengampu mata kuliah
Peradaban Islam.
4. Orang tua penulis yang selalu mendukung dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
5. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah C yang tercinta telah turut
serta memberikan semangat demi terselesaikannya karya tulis ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.
iii
DAFTAR ISI
BAB 1 ................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ............................................................................................ 6
B. METODE PENELITIAN ..................................................... 7
C. TUJUAN PENELITIAN ....................................................... 7
D. SISTEMATIKA PENELITIAN ..................................... 7
BAB II ................................................................................................................. 8
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A. Peradaban Islam di Cina .................................................. 8
B. Peradaban Islam di Jepang ......................................... 10
C. Peradaban Islam di Korea ............................................ 12
BAB III.............................................................................................................. 16
PENUTUP ..................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................ 16
iv
ABSTRAK
Penulis : Kelompok 4
Judul paper ini adalah Peradaban Islam di Asia Timur (Cina, Jepang, dan
Korea). Tujuan dari penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca tau mengenai
perkembangan islam di china, jepang dan korea sesuai data yang penulis peroleh.
Dengan metode penelitian menggunakan analisis data yang penulis peroleh. Dalam
data analisis ini penulis menemukan berbagai sejarah islam di negara China,
Jepang, dan Korea yang penulis tidak tau sebelumnya
v
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
6
Penyebaran Islam pertama ke Asia Timur dianggap sebagai hasil dari
hubungan dagang kuno antara Cina dan Arab melalui jalur laut. Beberapa
sumber lama mengatakan bahwa jauh sebelum Islam muncul hubungan
dagang antara Cina dan Arab telah ada dan juga melalui jalur laut. Menurut
sumber Arab seperti di dalam kitab al-Tanbih wa al-isyrof oleh Mas'udi
seorang sejarawan Arab, mengemukakan bahwa dahulu kapal-kapal Cina
sering berlayar dan berlabuh pada pelabuhan Siraf yang terletak di Sungai
Eufrat dan pelabuhan lain di teluk Arab sekitar abad ke-5 dan ke-6 M.1
B. METODE PENELITIAN
C. TUJUAN PENELITIAN
D. SISTEMATIKA PENELITIAN
1
Ida Farida "Minoritas Merupakan Aspek Penting dari Sejarah Islam Modern" (Hal. 1-2)
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Konon, delegasi ini dipimpin langsung oleh sahabat Nabi SAW, Abi
Waqqas (Abi Wankesu, dalam bahasa China. Kuburan tokoh yang menjadi
salah seorang tenaga pengajar Alquran ini terdapat di Guangzhou dan
dikenal dengan sebutan Raudah Abi Waqqas).
8
Ketika menghadap Kaisar, para utusan Muslim ini menjelaskan
berbagai hal tentang Islam. Kaisar pun berkenan dan mempersilakan mereka
mengajarkannya kepada bangsa China. Sejak itulah Islam mulai dikenal di
negeri yang memiliki luas permukaan tanah mencapai 9,6 juta kilometer
persegi dan penduduk lebih dari 1,4 miliar itu. Muslim Uighur dan Masjid
Id Kah, Kashgar, Xianjiang, China.
Menurut Prof. Kon Ghuang Zhi, Guru Besar Sejarah Islam di
Universitas Beijing, China, masuknya Islam ke China melewati dua jalur,
yaitu darat dan laut. Jalur darat melalui jalan yang biasa disebut Jalur Sutera
(Silk Road) mulai dari jazirah Arab-Persia-Afghanistan-sampai ke barat laut
China. Sementara, jalur laut sejak dari Teluk Persia dan laut Arab, Teluk
Benggala, Selat Malaka hingga pelabuhan-pelabuhan China seperti
Guangzhou, Quanzhou, Hangzhou, dan Yangzhou. Hubungan Kekaisaran
China dengan kekhalifahan Islam mengalami zaman terbaiknya pada abad
ke-7 dan ke-8.
Pada permulaan abad XIII banyak orang-orang Islam dari Asia Barat
dan Asia Tengah yang menjadi tentara kerajaan Mongol pimpinan Jengis
Khan. Mereka yang dikenal dengan sebutan bangsa Se Mu inilah yang
kemudian membantu Jengis Khan mendirikan Dinasti Yuan (1206-1368) di
Negeri China.
9
seperti Sayidina Syamsuddin (1211-1279). Salah seorang keturunannya
dikenal sebagai Laksamana Zheng Ho, pelaut Muslim terkenal yang
mengarungi lautan dunia sebelum Columbus, Vasco da Gama, dan
Magelhans. 2
2
https://www.republika.co.id/berita/q6yxeh366/ketika-islam-menyentuh-peradaban-china-1
10
lalu menjadi tempat berkumpulnya para pedagang. Saat ini pun Kobe
menjadi salah satu kota metropolitan Jepang bersama Kyoto dan Osaka.
Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal
mula masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslim Kobe bermula dari
para imigran Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya
Perang Dunia I. Mereka hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi
Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang komunis dan ateis, ke Jepang. Hari
demi hari, makin banyak jumlah umat Islam di Kobe. Keinginan untuk
membangun masjid pun muncul.
Saat itu, seorang saudagar kaya raya asal Kalkuta, India, Ferozuddin,
menyumbang dana besar untuk pembangunan masjid. Maka, berdirilah
Masjid Muslim Kobe pada 1935 sekaligus menjadi masjid pertama di
Jepang. Berdirinya masjid ini berdampak sangat positif bagi perkembangan
Islam di Kobe. Syiar Islam kian gencar. Tak sedikit warga setempat yang
kemudian memeluk agama Islam. 3
Statistik menunjukkan bahwa di sekitar 80% dari jumlah penduduk
Jepang adalah penganut Buddha atau Shinto. Pemerintah Jepang tidak
menyimpan statistik apapun pada jumlah Muslim di Jepang. Baik warga
asing maupun etnis Jepang tidak pernah ditanya tentang agama mereka oleh
lembaga resmi pemerintah. Sementara itu dibayangkan bahwa kebijakan ini
mungkin berubah di 9 10 54 masa depan karena kekhawatiran resmi tentang
terorisme internasional, ada indikasi umum dari upaya tersebut.
Memperkenalkan kebijakan seperti itu bisa menyebabkan keberatan
oleh masyarakat Jepang bahwa pemerintah tidak memiliki kepentingan
menyelidiki masalah-masalah agama, yang dianggap oleh sebagian besar
orang Jepang sebagai urusan ketat pribadi yang harus ada di luar ruang
publik. Sebagai hasil dari fakta ini, ukuran sebenarnya dari populasi Muslim
di Jepang tetap merupakan spekulasi.
Beberapa organisasi dan media Muslim laporan telah menempatkan
jumlah Muslim di Jepang pada kira-kira 100.000, tapi itu mungkin sebuah
estimasi. Berlebihan Pekerjaan yang paling serius pada pertanyaan ini telah
3
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB414123141166.pdf (Hal. 51-52)
11
dilakukan oleh para sarjana Jepang seperti Hiroshi Kojima dari Institut
Nasional Kependudukan dan Penelitian Jaminan Sosial dan Keiko Sakurai
dari Waseda University.11 Estimasi mereka menunjukkan populasi Muslim
sekitar 70.000, yang mungkin 90% adalah orang asing dan sekitar 10%
Jepang asli.4
C. Peradaban Islam di Korea
Proses Masuknya Islam Di Korea dari jaman penjajahan Jepang, Itaewon
telah menjadi daerah pemukiman utama bagi orang-orang dari luar negeri. Pernah
bertempat barak tentara Jepang, dan setelah 1945 senyawa besar di distrik menjadi
milik pasukan AS. Sekitarnya dikembangkan sebagai magnet bagi semua jenis
kegiatan pemukiman asing di Seoul. Itaewon didominasi oleh sebuah bangunan
yang jelas-jelas sebuah masjid. Bangunan yang mengesankan ini adalah pengingat
akan kebangkitan komunitas Muslim di sini.
Islam telah hadir di negara ini untuk waktu yang sangat lama. Pada abad 8
dan 9, pelaut dan saudagar Arab sering mengarungi perairan pantai Selatan dan Asia
Timur. Pada 845 disebutkan kata ‘Korea’ dalam bukunya, dalam sebuah frase: ‘Di
balik Cina, menyebrangi lautan, terdapat negara berbukit-bukit yang disebut ‘Silla’,
kaya emas. Muslim yang tiba di sana secara tak sengaja sangat tertarik oleh
karakternya sehingga mereka tinggal di sana selamanya dan tidak mau pergi. Pada
waktu itu sejumlah pedagang muslim membuat rumah mereka. Beberapa orang
Korea juga membuat epik perjalanan ke Barat. Catatan mengkonfirmasi bahwa
dalam 727 biksu yang terkenal Heoch’o mengunjungi Timur Dekat Arab dalam
perjalanan kembali dari India.
Selama periode Koryo (918-1392) Kaesong, maka ibu kota negara, adalah
rumah bagi komunitas Muslim yang berkembang, dan ada masjid juga. Anggota
dari salah satu marga, keluarga Chang dari Toksu, masih ingat bahwa pendiri marga
adalah seorang Muslim yang datang ke Korea pada zaman Koryo. Namun, dinasti
Yi, yang merebut kekuasaan pada 1392, jauh lebih introspektif dari pendahulunya,
sehingga awal ini hubungan dengan Timur Dekat secara bertahap layu.
4
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB414123141166.pdf (Hal. 53-54)
12
Kebangkitan Islam terjadi selama Perang Korea. Perang itu terjadi sebagian
besar oleh pasukan AS, tetapi dengan dukungan dari negara-negara lain, di
antaranya Turki, pada waktu itu sekutu dekat Washington. Pasukan Turki termasuk
yang paling banyak, sekitar 15.000 tentara, dan merupakan pasukan non-Amerika
yang terlatih untuk mengambil bagian dalam perang.
Ketika perang selesai dan unit Turki kembali ke rumah, mereka tinggalkan
komunitas Muslim lokal yang kecil namun aktif. Masyarakat Muslim Korea
diresmikan pada tahun 1955. Organisasi ini, kemudian dinamai ulang Yayasan
Islam Korea, menjadi organisasi utama untuk beriman di sini. Anggota masyarakat
dikirim ke luar negeri untuk pendidikan agama dan mencoba untuk membangun
masjid permanen dengan bantuan hibah pemerintah Malaysia, tetapi tidak mampu.
Doa diadakan di gedung darurat, dengan menara yang terbuat dari papan kayu dan
besi frame.
13
haji terbesar yang terdiri dari 132 orang adalah yang pertama kalinya di dalam
sejarah Korea pada oktober 1978, peresmian majelis mesjid Al Fatah, Pusan pada
september 1980.
Warga Korea Selatan mulai bisa menerima Islam pada tahun 1980-an
dikarenakan pada saat itu orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri
khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari
Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga
setempat. Dan sekarang warga Korea Selatan sudah mulai mengerti, memahami
sehingga agama Islam sangat berkesan. Berdasarkan informasi dari berbagai
sumber, sampai sekarang ada 9 buah mesjid yang ada di Korea. Antara lain, masjid
Mesjid Seoul, Mesjid Busan, Mesjid Bupyong, Mesjid Kwangju, Mesjid Jeonju,
Mesjid Anyang, Mesjid Ansan, Mesjid Cheonan , dan Mesjid Paju. Ada juga
beberapa Islam Center di Korea, seperti Daejon, Dongam Center, Daegu Center,
Daegu (Al-Amin Islamic Center), Gwangju Center, Macheon-Keoyeo Center, Jeju
Center, Changwon Center, Pochun Center, Dongdu Cheon Center, dan Suwon.
14
disetiap negara di dunia, Korea Selatan menduduki peringkat ke- 108 dengan
jumlah pemeluk sekitar 194.000 jiwa, sedangkan untuk peringkat pertama diduduki
oleh Indonesia dengan jumlah penganut agama Islam sekitar 195.627.000 jiwa dari
total penduduk 222.051.000 jiwa.
5
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/15/perkembangan-islam-di-korea/
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal mula
masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslim Kobe bermula dari para imigran
Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya Perang Dunia I. Mereka
hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang
komunis dan ateis, ke Jepang. Setelah semakin banyak jumlah umat Islam di Kobe.
Keinginan untuk membangun masjid pun muncul, lalu berdirilah Masjid Muslim
Kobe pada 1935 sekaligus menjadi masjid pertama di Jepang yang didirikan oleh
16
saudagar kaya raya asal Kalkuta, India, Ferozuddin, menyumbang dana besar untuk
pembangunan masjid. Berdirinya masjid ini berdampak sangat positif bagi
perkembangan Islam di Kobe. Syiar Islam kian gencar. Tak sedikit warga setempat
yang kemudian memeluk agama Islam.
17