Anda di halaman 1dari 18

PERADABAN ISLAM DI ASIA TIMUR

(CINA JEPANG DAN KOREA)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Peradaban Islam

Yang diampu oleh : Bpk. Munif Solihan, MPA.

Oleh :

Kelompok 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2021/2022


PERADABAN ISLAM DI ASIA TIMUR

(CINA JEPANG DAN KOREA)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Peradaban Islam

Yang diampu oleh : Bpk. Munif Solihan, MPA.

Oleh :

Kelompok 4

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2021/2022

i
Motto

Berjuanglah untuk mendapatkan apa yang kau inginkan, karena di dunia ini tidak

ada yang instan.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat, taufiq, serta hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan karya tulis ini dengan lancar.

Karya tulis yang berjudul Peradaban Islam di Asia Timur (Cina, Jepang,
dan Korea). ini dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada masyarakat agar
mengetahui sejarah peradaban Islam di ketiga negara besar tersebut.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terimah kasih kepada :

1. Allah SWT.
2. Bapak Prof. Phil Al Makin, MA., selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
3. Munif Solihan, MPA., selaku dosen pengampu mata kuliah
Peradaban Islam.
4. Orang tua penulis yang selalu mendukung dan menyemangati
penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini.
5. Teman-teman kelas Manajemen Dakwah C yang tercinta telah turut
serta memberikan semangat demi terselesaikannya karya tulis ini.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diharapkan
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

iii
DAFTAR ISI

BAB 1 ................................................................................................................. 6
PENDAHULUAN ............................................................................................ 6
B. METODE PENELITIAN ..................................................... 7
C. TUJUAN PENELITIAN ....................................................... 7
D. SISTEMATIKA PENELITIAN ..................................... 7
BAB II ................................................................................................................. 8
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A. Peradaban Islam di Cina .................................................. 8
B. Peradaban Islam di Jepang ......................................... 10
C. Peradaban Islam di Korea ............................................ 12
BAB III.............................................................................................................. 16
PENUTUP ..................................................................................................... 16
A. KESIMPULAN ............................................................................ 16

iv
ABSTRAK

Penulis : Kelompok 4

Judul : Peradaban Islam di Asia Timur (Cina, Jepang, dan Korea)

Jurusan : Manajemen Dakwah

Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Dosen Pengampu : Munif Solihan, MPA.

Kata kunci : Perkembangan Islam, China, Jepang, Korea

Judul paper ini adalah Peradaban Islam di Asia Timur (Cina, Jepang, dan
Korea). Tujuan dari penelitian ini adalah agar penulis dan pembaca tau mengenai
perkembangan islam di china, jepang dan korea sesuai data yang penulis peroleh.
Dengan metode penelitian menggunakan analisis data yang penulis peroleh. Dalam
data analisis ini penulis menemukan berbagai sejarah islam di negara China,
Jepang, dan Korea yang penulis tidak tau sebelumnya

v
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Profesor Max Muller (1823-1900) pernah berkata bahwa Islam


merupakan salah satu agama dakwah selain agama Budha dan Kristen. Yang
dimaksud dengan agama dakwah di sini adalah agama yang di dalamnya
ada usaha menyebarluaskan kebenaran dan mengajak orang-orang yang
belum mempercayainya dipandang sebagai tugas suci oleh pendirinya atau
para pemeluknya. Dalam kata lain, agama Islam harus dikembangkan dan
didakwahkan oleh para pemeluknya. Semangat untuk memperjuangkan
kebenaran agama inilah yang telah merangsang umat Islam untuk
menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada penduduk di setiap negeri yang
mereka masuki.
Agama Islam, dalam sejarah perkembangannya, telah menarik perhatian
masyarakat di berbagai masyarakat dan kebudayaan. Islam telah membawa
perubahan penting sebagai sebuah hasil kontak yang sering
menggabungkannya dengan sistem kepercayaan lokal yang telah mapan.
Karena itu, agama Islam dikatakan sebagai salah satu agama yang terlibat
dalam kontak kebudayaan terbesar di dunia. Kebudayaan Islam menyebar
dari bumi kelahirannya di Timur Tengah (Asia Barat) ke sejumlah wilayah
di Afrika, Asia, dan Eropa. Cina, yang secara geografis jauh dari sumber
Islam itu, juga terkena pengaruh Islam.
Catatan sejarah menunjukkan bahwa dakwah Islam telah mencapai
wilayah Asia Timur dan daratan Cina pada awal abad pertama Hijriyah atau
pertengahan abad ke-7 M. Negeri Cina yang ketika itu diperintah oleh
Dinasti Tang, mulai mendapat pengaruh oleh perubahan-perubahan baru di
negeri Arab, yang meluas ke sekelilingnya hingga meliputi sebagian besar
dunia ini.

6
Penyebaran Islam pertama ke Asia Timur dianggap sebagai hasil dari
hubungan dagang kuno antara Cina dan Arab melalui jalur laut. Beberapa
sumber lama mengatakan bahwa jauh sebelum Islam muncul hubungan
dagang antara Cina dan Arab telah ada dan juga melalui jalur laut. Menurut
sumber Arab seperti di dalam kitab al-Tanbih wa al-isyrof oleh Mas'udi
seorang sejarawan Arab, mengemukakan bahwa dahulu kapal-kapal Cina
sering berlayar dan berlabuh pada pelabuhan Siraf yang terletak di Sungai
Eufrat dan pelabuhan lain di teluk Arab sekitar abad ke-5 dan ke-6 M.1

B. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode lapangan


berdasarkan satu sumber data yaitu sumber data sekunder yaitu jurnal yang
didapatkan dari internet.

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui sejarah peradaban Islam di Asia Timur Khususnya


di Cina, Jepang, dan Korea.

D. SISTEMATIKA PENELITIAN

Sebagai gambaran umum pembahasan dan untuk mempermudah dalam


pembuatan paper ini, maka penulisan akan menyajikan sistematika
penulisan sebagai berikut :

BAB I :Pendahuluan yang berisi uraian latar belakang ,


metode penelitian, tujuan penelitian dan sistematika
penelitian.
BAB II :Kajian pustaka tentang sejarah peradaban Islam di
Asia Timur.
BAB III : Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

1
Ida Farida "Minoritas Merupakan Aspek Penting dari Sejarah Islam Modern" (Hal. 1-2)

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peradaban Islam di Cina


Islam menyentuh peradaban China diawali dengan banyaknya
pedagang China yang mengadakan kontak dagang di Arab, Parsi, dan
Romawi. Meski demikian, kontak yang paling intens terjadi dengan
Kekaisaran Romawi dan Parsi.

Ketika Islam berkembang pesat pada masa kekhalifahan Umar bin


Khattab (634-644) dan Khalifah Usman (644-656), Parsi dan Romawi
takluk dalam kekuasaan Islam. Banyak pedagang China yang dalam kontak
dagangnya dengan pedagang Parsi dan Romawi kemudian memeluk Islam.
Pedagang-pedagang inilah yang kemudian menyiarkan Islam di China.
Masa itu, China dikuasai oleh Dinasti Tang (565-635).
Kepada sang Kaisar, para pedagang Muslim China itu memohon
untuk diperbolehkan mendatangkan guru-guru pengajar Alquran dari Parsia.
Permohonan mereka kemudian dikabulkan, maka dikirimlah utusan ke
Parsia. Sayangnya, permintaan Kaisar China itu ternyata tidak dapat
dikabulkan oleh penguasa Muslim di Parsia, dengan alasan jauhnya negeri
China. Hal ini mendorong Kaisar China meminta langsung kepada Khalifah
di Madinah. Utusan ini diterima langsung oleh Khalifah Usman bin Affan
yang kemudian menyanggupi mengirimkan guru-guru yang akan
mengajarkan Islam ke China. Delegasi Islam pertama dari Madinah ini
datang di China pada 25 Agustus 651 M.

Konon, delegasi ini dipimpin langsung oleh sahabat Nabi SAW, Abi
Waqqas (Abi Wankesu, dalam bahasa China. Kuburan tokoh yang menjadi
salah seorang tenaga pengajar Alquran ini terdapat di Guangzhou dan
dikenal dengan sebutan Raudah Abi Waqqas).

8
Ketika menghadap Kaisar, para utusan Muslim ini menjelaskan
berbagai hal tentang Islam. Kaisar pun berkenan dan mempersilakan mereka
mengajarkannya kepada bangsa China. Sejak itulah Islam mulai dikenal di
negeri yang memiliki luas permukaan tanah mencapai 9,6 juta kilometer
persegi dan penduduk lebih dari 1,4 miliar itu. Muslim Uighur dan Masjid
Id Kah, Kashgar, Xianjiang, China.
Menurut Prof. Kon Ghuang Zhi, Guru Besar Sejarah Islam di
Universitas Beijing, China, masuknya Islam ke China melewati dua jalur,
yaitu darat dan laut. Jalur darat melalui jalan yang biasa disebut Jalur Sutera
(Silk Road) mulai dari jazirah Arab-Persia-Afghanistan-sampai ke barat laut
China. Sementara, jalur laut sejak dari Teluk Persia dan laut Arab, Teluk
Benggala, Selat Malaka hingga pelabuhan-pelabuhan China seperti
Guangzhou, Quanzhou, Hangzhou, dan Yangzhou. Hubungan Kekaisaran
China dengan kekhalifahan Islam mengalami zaman terbaiknya pada abad
ke-7 dan ke-8.

Para khalifah Islam baik dari masa Khulafa al-Rasyidin maupun


Daulah Bani Ummayah pernah mengirimkan 36 utusannya ke China dalam
kurun 147 tahun (651-798). Selain utusan resmi, banyak pedagang Muslim
dari Arab dan Persia berdagang ke China yang kemudian menikah dengan
wanita setempat dan keturunannya kemudian menjadi Muslim.

Pada permulaan abad XIII banyak orang-orang Islam dari Asia Barat
dan Asia Tengah yang menjadi tentara kerajaan Mongol pimpinan Jengis
Khan. Mereka yang dikenal dengan sebutan bangsa Se Mu inilah yang
kemudian membantu Jengis Khan mendirikan Dinasti Yuan (1206-1368) di
Negeri China.

Di masa kekuasaan Dinasti Yuan, bangsa Se Mu memiliki


kedudukan sosial lebih tinggi dibandingkan bangsa Han, bangsa asli China.
Banyak masjid dibangun pada masa dinasti ini dan Islam berkembang pesat
di China. Pada masa itu, banyak petinggi negara yang beragama Islam

9
seperti Sayidina Syamsuddin (1211-1279). Salah seorang keturunannya
dikenal sebagai Laksamana Zheng Ho, pelaut Muslim terkenal yang
mengarungi lautan dunia sebelum Columbus, Vasco da Gama, dan
Magelhans. 2

B. Peradaban Islam di Jepang


Islam di Jepang terbilang masih sangat baru. Dibanding negara Asia
lain, Islam dikenal paling akhir di negeri matahari terbit tersebut.1 Agama
Islam merupakan agama yang terakhir yang masuk dan dikenal oleh bangsa
Jepang yaitu sekitar akhir abad ke-19, Jepang bersentuhan dengan agama
Islam, setelah Budha, dan katholik. Orang Jepang berpendapat bahwa
mereka terbuka untuk segala macam agama, tetapi agama yang terutama
dipimpin oleh orang luar Jepang, kurang mendapat perhatian oleh pribumi
Jepang.
Ada banyak organisasi-organisasi Islam yang aktif melakukan
kegiatan dakwah selama puluhan tahun, namun Islam mulai berkembang
pesat di Jepang di antara orang pribumi Jepang sendiri baru terjadi pada
paruh kedua tahun 1970-an. Maka dakwah Islam yang sejak lama dilakukan
di Masjid Kobe sejak berdirinya masjid pada tahun 1935 dan Masjid Camii’
Tokyo tahun 1938, yang biasanya disampaikan dalam bahasa Inggris oleh
orang-orang non-Jepang kurang mendapat tanggapan positif. Baru ketika
pada tahun 1974, Prof. Dr. Futaki memeluk agama Islam dan kemudian
bersama kawan-kawannya yang juga sudah menjadi muslim mendirikan
Kongres Islam Jepang, maka perhatian terhadap Islam dari orang-orang
Jepang ternyata meningkat dengan cepat.
Selain Tokyo, ada kota lain yang menjadi titik awal dikenalnya Islam
di negeri Sakura yakni Kobe, Seperti namanya yang berarti Gerbang Tuhan,
Kobe menjadi gerbang awal masuknya Islam di negeri timur Asia tersebut.
Selain menjadi kota terbesar kelima di Jepang, Kobe memiliki posisi yang
amat strategis. Berada di kawasan Kansai, Prefektur Hyogo, Kobe di masa

2
https://www.republika.co.id/berita/q6yxeh366/ketika-islam-menyentuh-peradaban-china-1

10
lalu menjadi tempat berkumpulnya para pedagang. Saat ini pun Kobe
menjadi salah satu kota metropolitan Jepang bersama Kyoto dan Osaka.
Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal
mula masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslim Kobe bermula dari
para imigran Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya
Perang Dunia I. Mereka hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi
Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang komunis dan ateis, ke Jepang. Hari
demi hari, makin banyak jumlah umat Islam di Kobe. Keinginan untuk
membangun masjid pun muncul.
Saat itu, seorang saudagar kaya raya asal Kalkuta, India, Ferozuddin,
menyumbang dana besar untuk pembangunan masjid. Maka, berdirilah
Masjid Muslim Kobe pada 1935 sekaligus menjadi masjid pertama di
Jepang. Berdirinya masjid ini berdampak sangat positif bagi perkembangan
Islam di Kobe. Syiar Islam kian gencar. Tak sedikit warga setempat yang
kemudian memeluk agama Islam. 3
Statistik menunjukkan bahwa di sekitar 80% dari jumlah penduduk
Jepang adalah penganut Buddha atau Shinto. Pemerintah Jepang tidak
menyimpan statistik apapun pada jumlah Muslim di Jepang. Baik warga
asing maupun etnis Jepang tidak pernah ditanya tentang agama mereka oleh
lembaga resmi pemerintah. Sementara itu dibayangkan bahwa kebijakan ini
mungkin berubah di 9 10 54 masa depan karena kekhawatiran resmi tentang
terorisme internasional, ada indikasi umum dari upaya tersebut.
Memperkenalkan kebijakan seperti itu bisa menyebabkan keberatan
oleh masyarakat Jepang bahwa pemerintah tidak memiliki kepentingan
menyelidiki masalah-masalah agama, yang dianggap oleh sebagian besar
orang Jepang sebagai urusan ketat pribadi yang harus ada di luar ruang
publik. Sebagai hasil dari fakta ini, ukuran sebenarnya dari populasi Muslim
di Jepang tetap merupakan spekulasi.
Beberapa organisasi dan media Muslim laporan telah menempatkan
jumlah Muslim di Jepang pada kira-kira 100.000, tapi itu mungkin sebuah
estimasi. Berlebihan Pekerjaan yang paling serius pada pertanyaan ini telah

3
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB414123141166.pdf (Hal. 51-52)

11
dilakukan oleh para sarjana Jepang seperti Hiroshi Kojima dari Institut
Nasional Kependudukan dan Penelitian Jaminan Sosial dan Keiko Sakurai
dari Waseda University.11 Estimasi mereka menunjukkan populasi Muslim
sekitar 70.000, yang mungkin 90% adalah orang asing dan sekitar 10%
Jepang asli.4
C. Peradaban Islam di Korea
Proses Masuknya Islam Di Korea dari jaman penjajahan Jepang, Itaewon
telah menjadi daerah pemukiman utama bagi orang-orang dari luar negeri. Pernah
bertempat barak tentara Jepang, dan setelah 1945 senyawa besar di distrik menjadi
milik pasukan AS. Sekitarnya dikembangkan sebagai magnet bagi semua jenis
kegiatan pemukiman asing di Seoul. Itaewon didominasi oleh sebuah bangunan
yang jelas-jelas sebuah masjid. Bangunan yang mengesankan ini adalah pengingat
akan kebangkitan komunitas Muslim di sini.

Islam telah hadir di negara ini untuk waktu yang sangat lama. Pada abad 8
dan 9, pelaut dan saudagar Arab sering mengarungi perairan pantai Selatan dan Asia
Timur. Pada 845 disebutkan kata ‘Korea’ dalam bukunya, dalam sebuah frase: ‘Di
balik Cina, menyebrangi lautan, terdapat negara berbukit-bukit yang disebut ‘Silla’,
kaya emas. Muslim yang tiba di sana secara tak sengaja sangat tertarik oleh
karakternya sehingga mereka tinggal di sana selamanya dan tidak mau pergi. Pada
waktu itu sejumlah pedagang muslim membuat rumah mereka. Beberapa orang
Korea juga membuat epik perjalanan ke Barat. Catatan mengkonfirmasi bahwa
dalam 727 biksu yang terkenal Heoch’o mengunjungi Timur Dekat Arab dalam
perjalanan kembali dari India.

Selama periode Koryo (918-1392) Kaesong, maka ibu kota negara, adalah
rumah bagi komunitas Muslim yang berkembang, dan ada masjid juga. Anggota
dari salah satu marga, keluarga Chang dari Toksu, masih ingat bahwa pendiri marga
adalah seorang Muslim yang datang ke Korea pada zaman Koryo. Namun, dinasti
Yi, yang merebut kekuasaan pada 1392, jauh lebih introspektif dari pendahulunya,
sehingga awal ini hubungan dengan Timur Dekat secara bertahap layu.

4
https://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB414123141166.pdf (Hal. 53-54)

12
Kebangkitan Islam terjadi selama Perang Korea. Perang itu terjadi sebagian
besar oleh pasukan AS, tetapi dengan dukungan dari negara-negara lain, di
antaranya Turki, pada waktu itu sekutu dekat Washington. Pasukan Turki termasuk
yang paling banyak, sekitar 15.000 tentara, dan merupakan pasukan non-Amerika
yang terlatih untuk mengambil bagian dalam perang.

Turki membawa Islam kembali ke Korea. Mereka terbukti tidak hanya


menjadi pejuang yang baik tetapi juga berhasil menjadi pendakwah. Tenda mereka
sebagai masjid yang awalnya melayani para prajurit sendiri, akhirnya menjadi pusat
utama aktivitas pendakwah. Turki memperbolehkan dan mendorong orang Korea
yang sudah memeluk Islam untuk ambil bagian dalam ibadah. Turki juga terlibat
dalam upaya kemanusiaan skala besar, yang meninggalkan kesan mendalam di
penduduk setempat.

Ketika perang selesai dan unit Turki kembali ke rumah, mereka tinggalkan
komunitas Muslim lokal yang kecil namun aktif. Masyarakat Muslim Korea
diresmikan pada tahun 1955. Organisasi ini, kemudian dinamai ulang Yayasan
Islam Korea, menjadi organisasi utama untuk beriman di sini. Anggota masyarakat
dikirim ke luar negeri untuk pendidikan agama dan mencoba untuk membangun
masjid permanen dengan bantuan hibah pemerintah Malaysia, tetapi tidak mampu.
Doa diadakan di gedung darurat, dengan menara yang terbuat dari papan kayu dan
besi frame.

Sejarah perkembangan dan kemajuan Islam di Korea sangat mendukung


perkembangan warga muslim Korea. Hal ini di awali oleh Imam Zubercoch dan
Abdul Rahman yang terlibat di dalam Perang Korea sebagai anggota pengaman
tentara Turki telah menyampaikan cahaya Islam dan ajaran Al-Qur’an untuk
pertama kalinya di Korea pada bulan September 1955, di mulainya Persatuan
Komunitas Muslim Korea pada bulan oktober 1955, disahkannya Yayasan Islam
Korea oleh menteri Kebudayaan dan Komunikasi pada bulan maret 1967,
pembinaan mesjid sentral Seoul pada Mei 1974, penerimaan hibah tanah seluas
1,500 m² sebagai tapak pembinaan Masjid Sentral dari Almarhum Presiden Park
Jung Hee pada bulan desember 1974, di bukanya mesjid sementara di Busan pada
desember 1976, mesjid sementara di Yokri, Gwangju pada April 1978, Rombongan

13
haji terbesar yang terdiri dari 132 orang adalah yang pertama kalinya di dalam
sejarah Korea pada oktober 1978, peresmian majelis mesjid Al Fatah, Pusan pada
september 1980.

Peresmian mesjid Kwangju pada Juni 1981, perkemahan W.A.M.Y. setiap


tahun mulai Agustus 1983 sampai Agustus 1985, Peresmian Masjid Anyang Rabita
Al-Alam Al-Islami pada April 1986, Peresmian Masjid Abu Bakar As-Siddiq, Jeon-
ju pada september 1986, diadakannya Perkemahan Muslim Lokal W.A.M.Y pada
Agustus 1987 dan 1988. Tentunya Islam di Korea sangat bergeliat, hal ini dapat
dicerminkan dari mulai banyaknya masjid, mushalla, dan pusat-pusat pendidikan
Islam yang berdiri di sana. Dilain hal, dalam hubungan kerjasama antara Arab Saudi
dan Federasi Muslim Korea akan mendirikan sekolah Islam pertama yaitu sekolah
dasar yang juga memiliki kurikulum yang resmi, dengan rencana membuka SD
tersebut pada bulan Maret 2009. Selain itu, menurut rencananya akan dibuka juga
pusat kebudayaan Islam, sekolah menengah dan bahkan universitas.

Warga Korea Selatan mulai bisa menerima Islam pada tahun 1980-an
dikarenakan pada saat itu orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri
khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari
Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga
setempat. Dan sekarang warga Korea Selatan sudah mulai mengerti, memahami
sehingga agama Islam sangat berkesan. Berdasarkan informasi dari berbagai
sumber, sampai sekarang ada 9 buah mesjid yang ada di Korea. Antara lain, masjid
Mesjid Seoul, Mesjid Busan, Mesjid Bupyong, Mesjid Kwangju, Mesjid Jeonju,
Mesjid Anyang, Mesjid Ansan, Mesjid Cheonan , dan Mesjid Paju. Ada juga
beberapa Islam Center di Korea, seperti Daejon, Dongam Center, Daegu Center,
Daegu (Al-Amin Islamic Center), Gwangju Center, Macheon-Keoyeo Center, Jeju
Center, Changwon Center, Pochun Center, Dongdu Cheon Center, dan Suwon.

Persentase agama Islam di Korea, Korea Selatan menduduki rangking ke-


25 berdasarkan jumlah penduduk terbanyak diseluruh negara di dunia, dengan
jumlah penduduk sekitar 48.447.000 jiwa, sedangkan untuk peringkat pertama
tentunya masih di duduki oleh China dengan jumlah penduduk sekitar
1.314.781.000 jiwa. Dan berdasarkan total penduduk yang memeluk agama Islam

14
disetiap negara di dunia, Korea Selatan menduduki peringkat ke- 108 dengan
jumlah pemeluk sekitar 194.000 jiwa, sedangkan untuk peringkat pertama diduduki
oleh Indonesia dengan jumlah penganut agama Islam sekitar 195.627.000 jiwa dari
total penduduk 222.051.000 jiwa.

Jumlah pemeluk agama terbanyak di Korea Selatan adalah pemeluk agama


Budha, dengan jumlah pemeluk sebanyak 12.742.000 jiwa, agama Kristen sejumlah
5.668.000 jiwa, agama Katholik sejumlah 7.945.000 jiwa, pemeluk Khonghucu dan
Taois sejumlah 678.000 jiwa, dan lainnya sejumlah 21.220.000 jiwa. Dari
persentase pemeluk agama di Korea diatas, disimpulkan bahwa dari total penduduk
Korea Selatan sebanyak 48.447.000 jiwa dipersentasekan sebanyak 0,4% warga
Korea Selatan adalah pemeluk agama Islam dengan jumlah 194.000 jiwa.
Sedangkan jumlah pemeluk agama terbesar adalah pemeluk agama Budha sebanyak
26,30% dengan jumlah 12.742.000 jiwa, agama Khatolik 16,39% dengan jumlah
7.945.000 jiwa, Kristen 11,69% dengan jumlah 5.668.000 jiwa, Konghucu dan Tao
1,39% dengan jumlah 678.000 jiwa, dan yang lainnya 43,80% dengan jumlah
21.220.000 jiwa.5

5
https://sartikahinata.wordpress.com/2013/02/15/perkembangan-islam-di-korea/

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perkembangan islam di cina, Para pedagang Muslim China memohon untuk


diperbolehkan mendatangkan guru-guru pengajar Alquran dari Parsia. Permohonan
mereka kemudian dikabulkan, maka dikirimlah utusan ke Parsia. Sayangnya,
permintaan Kaisar China ternyata tidak dapat dikabulkan oleh penguasa Muslim di
Parsia, dengan alasan jauhnya negeri China. Hal ini mendorong Kaisar China
meminta langsung kepada Khalifah di Madinah. Utusan ini diterima langsung oleh
Khalifah Usman bin Affan yang kemudian menyanggupi mengirimkan guru-guru
yang akan mengajarkan Islam ke China. Ketika menghadap Kaisar, para utusan
Muslim ini menjelaskan berbagai hal tentang Islam. Kaisar pun berkenan dan
mempersilakan mereka mengajarkannya kepada bangsa China. Sejak itulah Islam
mulai dikenal di negeri China. Dan masuknya Islam ke China melewati dua jalur,
yaitu darat dan laut. Jalur darat melalui jalan yang biasa disebut Jalur Sutera (Silk
Road) mulai dari jazirah Arab-Persia-Afghanistan-sampai ke barat laut China.
Sementara, jalur laut sejak dari Teluk Persia dan laut Arab, Teluk Benggala, Selat
Malaka hingga pelabuhan-pelabuhan China seperti Guangzhou, Quanzhou,
Hangzhou, dan Yangzhou.

Perkembangan islam di jepang, Kobe memiliki arti yaitu Gerbang Tuhan,


Kobe di masa lalu menjadi tempat berkumpulnya para pedagang. Saat ini pun Kobe
menjadi salah satu kota metropolitan Jepang bersama Kyoto dan Osaka.

Kobe menjadi saksi sejarah panjang Jepang, termasuk sejarah awal mula
masuknya komunitas Muslim di Jepang. Muslim Kobe bermula dari para imigran
Turki-Tartar yang tiba di Jepang di tengah berkecamuknya Perang Dunia I. Mereka
hijrah dari Rusia yang diguncang revolusi Bolshevik dengan pimpinan Stalin yang
komunis dan ateis, ke Jepang. Setelah semakin banyak jumlah umat Islam di Kobe.
Keinginan untuk membangun masjid pun muncul, lalu berdirilah Masjid Muslim
Kobe pada 1935 sekaligus menjadi masjid pertama di Jepang yang didirikan oleh

16
saudagar kaya raya asal Kalkuta, India, Ferozuddin, menyumbang dana besar untuk
pembangunan masjid. Berdirinya masjid ini berdampak sangat positif bagi
perkembangan Islam di Kobe. Syiar Islam kian gencar. Tak sedikit warga setempat
yang kemudian memeluk agama Islam.

Perkembangan islam di korea, Kebangkitan Islam terjadi selama Perang


Korea yang terjadi sebagian besar oleh pasukan AS, Korea mendapat dukungan dari
negara negara lain dan salah satunya adalah Turki yang membawa pasukan
terbanyak berjumlah sekitar 15.000 tentara. Turki membawa Islam kembali ke
Korea. Mereka terbukti tidak hanya menjadi pejuang yang baik tetapi juga berhasil
menjadi pendakwah. Tenda mereka sebagai masjid yang awalnya melayani para
prajurit sendiri, akhirnya menjadi pusat utama aktivitas pendakwah. Sejarah
perkembangan dan kemajuan Islam di Korea sangat mendukung perkembangan
warga muslim Korea. Hal ini di awali oleh Imam Zubercoch dan Abdul Rahman
yang terlibat di dalam Perang Korea sebagai anggota pengaman tentara Turki telah
menyampaikan cahaya Islam dan ajaran Al-Qur’an untuk pertama kalinya di Korea.

17

Anda mungkin juga menyukai