Anda di halaman 1dari 20

DINAMIKA STUDI ISLAM DI DUNIA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar studi islam

Disusun oleh :

Kelompok 1
1. Debora Fany Ilfi Nurdiana (10020223034)
2. Elisya Ahsanal Mubarokah (10010223008)
3. Muhammad Rafly Farezki Fadza (10020223053)

Dosen Pengampu :

Dr. H Muhammad Shodiq, S.Ag., M.Si (19754232005011002)

PROGRAM STUDI PENGANTAR STUDI ISLAM


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Dinamika Studi Islam di Dunia”.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, kami menyampaikan terimakasih


atas bimbingan dan petunjuk yang sudah diberikan, khususnya kepada Bapak Dr.
H Muhammad Shodiq, S.Ag., M.Si selaku dosen mata kuliah Pengantar Studi
Islam dan juga semua pihak atau teman-teman yang telah membantu memberikan
referensi dan masukan sehingga makalah ini dapat tersusun.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bisa


bermanfaat dan memberikan inspirasi terhadap pembaca. Kami menyadari banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun, demi pembuatan makalah yang lebih baik.

Surabaya, 29 Agustus 2023

Penyusun

ii
Daftar Isi
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Studi Islam di Barat.....................................................................................................3
2.2 Studi Islam di Timur ...................................................................................................5
2.3 Studi Islam di Indonesia..............................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................16
3.1 Kesimpulan................................................................................................................16
3.2 Saran..........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara harfiah studi islam adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan islam. Studi
Islam ini berasal dari Bahasa Arab “Dirasah Islami”, dan sedangkan di dunia barat studi islam
dikenal dengan istilah “Islamic Studies”. Secara kesuluruhan, studi islam memiliki arti usaha
sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
tentang hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam yang berhubungan dengan ajaran,
sejarah, maupun praktik-praktik pelaksanaannya.
Studi islam memiliki cakupan makna yang cukup luas, hal ini terlihat dari maksud dan tujuan
untuk mengungkapkan studi islam itu sendiri :

1. Studi islam dianggap sebagai aktivitas-aktivitas dan program-program pengkajian dan


penilitian teradap agama.
2. Studi islam dianggap sebagai materi, subjek, bidang, dan kurikulum.
3. Studi islam dianggap sebagai kajian islam.

Studi islam sendiri terdapat banyak metode pendekatan dan metode yang saling melengkapi
dan mengisi, sebagai contoh dalam studi tentang data keagamaan, seperti al-Quran, teks-teks
klasik, dan interpretesi tentang makna-makna keagmaan, meskipun metode yang digunakn
sama tetapi kesimpulan ilmianya berbeda karena sensibilitas yang digunakannya berbeda
diantara peneliti dengan peneliti lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah perkembangan studi Islam di dunia Barat?
2. Bagaimanakah perkembangan studi Islam di dunia Timur?
3. Bagaimanakah perkembangan studi Islam di Indonesia?

1.3 Tujuan
1. Untuk memberikan pemahaman bagi pembaca tentang studi islam di dunia Barat
2. Untuk memberikan pemahaman bagi pembaca tentang studi islam di dunia Timur
3. Untuk memberikan pemahaman bagi pembaca tentang studi islam di Indonesia

1.4 Manfaat
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi pembaca
terutama mahasiswa tentang perkembangan studi islam di Dunia lebih mendalam
lagi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

3.1 Studi Islam di Barat

Kontak Islam dengan Barat (Eropa) dapat dikelompokkan menjadi dua fase, yakni: (1)
di masa kejayaan Islam (abad ke 8 M) kalau melihat Spanyol adalah abad 13 M, dan (2) di
masa renaissance / runtuhnya muslim, dimana Barat yang berjaya (selama abad ke 16 M)
sampai sekarang. Yang pertama adalah Fase Kejayaan Muslim Seperti terungkap ketika
membahas sejarah perkembangan studi Islam di dunia Muslim, bahwa kontak pertama antara
dunia Barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa sejumlah
ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang di perguruan tinggi muslim untuk memperdalam ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Di dunia Islam belahan timur, perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad dan
di Kairo, sementara di belahan barat ada di Cordova Bentuk lain dari kontak dunia muslim
dengan dunia barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip ke dalam
bahasa latin sejak abad ke-13 M hingga bangkitnya zaman kebangunan (renaissance) di
Eropa pada abad ke-14. Berkat penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip
Arab itu, terbukalah jalan bagi perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut di Barat.
Apalagi sesudah aliran empirisme yang dikumandangkan oleh Francis Bacon menguasai alam
pikiran di Barat dan berkembangnya observasi dan eksperimen. Setelah ilmu-ilmu yang
dahulunya dikembangkan muslim masuk ke Eropa dan dikembangkan oleh sarjana-sarjana
Barat, dirasakan banyak tidak sejalan dengan Islam. Misalkan dirasakan dirasuki oleh paham
sekuler dan sejenisnya. Karena itu, beberapa ilmuan melakukan usaha pembersihan.1

Fase Renaissance / Runtuhnya Peradaban Muslim


Uraian berikut merupakan gambaran kontak umat Islam dengan dunia Barat pada
periode kedua yang berlangsung pada abad Renaissance. Selama Renaisans, Eropa
mendominasi dunia dalam perdagangan dan penyebaran agama. Munculnya Islam tahap
kedua di dunia Barat, khususnya di Eropa Barat, dilatarbelakangi oleh dua alasan utama,
yaitu: Alasan politik dan alasan ekonomi. Alasan politik adalah perjanjian antara dua negara,
yang satu bekas jajahan dan satu lagi bekas jajahan. Misalnya Perancis mempunyai
perjanjian dengan bekas jajahannya. yang mana penduduk bekas jajahan boleh masuk ke
Perancis. tanpa batasan. Begitulah cara umat Islam datang dari Afrika Barat dan Afrika Utara,
khususnya dari Aljazair dan Perancis. Alasan ekonominya adalah untuk menyediakan tenaga
kerja yang cukup yang dibutuhkan negara-negara Eropa Barat. Untuk memenuhi permintaan
ini, Belgia, Jerman dan Belanda merekrut pekerja dari Turki, Maroko dan beberapa negara
Timur Tengah lainnya, sementara Inggris mendatangkan pekerja dari bekas pemukiman
mereka. Ada dua tipe Muslim di Eropa Barat, migran dan pribumi.2

3.2 Studi Islam di Timur


Studi islam di dunia Timur berawal dengan nabi Muhammad yang menerima
wahyu di gua Hiro pada 610 M. perkembangan studi islam di dunia Timur ini dibagi menjadi
dunia fase, yaitu fase Makkah dan fase Madinah. Di dunia Timur metod studi yang digunakan
lebih menggunakan substansi penguasaan substansi materi dan penguasaan atas khazanah

1
.nursanah bakhtiar Marwan, metologi studi islam pekan baru, (cahaya Firdaus, pekan baru : 2016) h.13
2
Ibid, h.14
5
islam klasik. Perkembangan studi islam di dunia timur bermula pada akhir periode Madinah
sampai pada 4H,

Perkembangan studi di Makkah ini dilakukan untuk membina pribadi muslim


yang baik, perkembangan studi di Makkah sendiri juga terbagi menjadi beberapa tahap3 :

a. Tahap Sembunyi-Sembunyi
Setelah nabi Muhammad menerima wahyu yang pertama kali, nabi
Muhammad selanjutnya memutuskan untuk melakukan pengajaran hanya dengan
orang-orang terdekatnya. Pada tahap ini, pengajaran dilakukan di masjid-masjid
dan di rumah-rumah dengan ciri hafalan.

b. Tahap Terang-Terangan
Setelah 3 tahun, nabi Muhammad diperintahkan untuk melakukan pengajaran
secara terang-terangan, dengan melakukan dakwah ini pengikut nabi Muhammad
semakin banyak sehingga jangkauan dakwahnya semakin luas juga. Dengan
demikian juga tantangan dan halangan yang didapatkan oleh nabi Muhammad
juga semakin besar.

c. Tahap Seruan Umum


Pada tahap ini, rasulullah membuat strategi dakwah secara secara
kesulurahan. Dalam tahapan ini, karena semangat para sahabat nabi mereka
berhasil mendakwahkan ajaran islam, dan hampir seluruh masyarakat yastrib ini
menganut ajaran islam pada akhirnya.

Sedangkan untuk perkembangan studi di Madinah sendiri ini sudah sedikit lebih
maju dan berkembang dibanding sebelumnya di Makkah. Dalam fase nabi Muhammad
memberikan hak untuk mengajarkan ajaran islam kepada para sahabat yang sudah cukup
menguasai ajaran islam tersebut.

terdapat empat perguruan tinggi tertua di dunia muslim yaitu (1) Nizhamiyah di
Baghdad yang berdiri pada abad 445H/1063M (2) Al-Azhar di Kairo Mesir, seluruh
universitas yang berada di Mesir, seluruh mahasiswanya diwajibkan untuk menghafalkan
bahasa arab dan menghafalkan al-Quran4 (3) Cordova (bagian barat), dibawah pemerintahan
Abdurrahman III dan Al-Hakam II terdapat beberapa kemajuan di berbagai bidang, antara
lain bidang pendidikan, kesehatan, dan intelektual. Pada saat itu, universitas ini tersohor
menjadi kebanggan umat islam, dan telah menjadi salah satu universitas dunia yang
terpercaya dan (4) Kairwan Amir Nizam Al-Muluk di Maroko, universitas ini didirikan pada
245 H / 857 M.

Studi islam di dunia Timur tidak jauh beda dengan studi islam di dunia Barat
yang memiliki banyak variasi dan karakternya masing-masing. Karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain faktor kebijakan politik, dinamika sosial budaya, latar belakang
pemegang kebijakan pendidikan perkembangan ekonomi, dan berbagai faktor lainnya.

1. India

3
Zulfa Ummami, Abdul Wahab (Dinamika Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat, Timur, dan Indonesia)
hal 3-4
4
Al-Kattani Abdul Hayyie, studie Islamic Countries (Jakarta, Gema Insani : 2009) Hal 25-26
6
Dunia Islam modern menyatakan bahwa India memiliki jumlah populasi
islam terbanyak setelah Indonesia5. Terdapat 2 periode dalam perkembangan
pendidikan islam di india yaitu periode zaman periode nabi Muhammad dan
periode zaman kesultanan Delhi6.

Sebelum kedatangan agama islam, bangsa arab telah terlebih dahulu


melakukan komunikasi dengan India. Ahmad Syafi’I Ma’arif mengatakan bahwa
ada hubungan antara islam dengan india untuk asimilasi dalam berbagai bidang.
Begitupla gaung pembaharuan dunia pendidikan islam ayng dipelopori oleh
beberapa tokoh islam yang pada akhirnya akan bergema di seluruh dunia islam,
tokoh-tokohnya yaitu Muhammad Abduh dan murid-muridnya, Muhammad Ali
Pasha dari Mesir, Sultan Mahmud II dari Turki, Sayyid Ahmad Khan dari India7.

Pembaharuan ini pada akhirnya akan menghilangkan pandangan buruk dunia


barat yang berada di Delhi terhadap islam, yang pada awalnya dunia barat
menganggap bahwa islam adalah radikal.

2. Iran
Setelah mendapatkan kemerdekaan revolusi oleh penguasa yang dictator, Iran
bertekad untuk meraih keberhasilan di bidang pengetahuan dan mengejar
berbagai di bidang yang ketinggalan.

Setelah Revolusi Islam Iran pada 1979, sistem pendidikan Iran mengalami
perubahan yang sangat mendasar dan semua upaya pendidikan harus disesuaikan
dengan prinsip-prinsip Islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha
mendidik anak-anak dan generasi muda sehingga menjadi muslim yang
konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya
pendidikan didasarkan pada al-Quran, tradisi Islam, dan konstitusi republik Islam
Iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.

3. Mesir
Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Mesir dilakukan pada saat
mendaratnya Napolean Bonaparte yang mengenalkan kemajuan barat kepada
Mesir pada tahun 1798-1799. Setelah kurang lebih 3 minggu Napolean mendarat,
mereka berhasil merebut Mesir. Di Mesir mereka membentuk lembaga ilmiah
bernama institute Egypt yang mempunyai 4 bahagian yaitu bahagian Ilmu Pasti,
Bahagian Ilmu Alam, Bahagian Ekonomi-Politik dan bahagian Sastra-Seni8.

5
Ensiklopedi Oxford, Dunia Islam Modern, Jilid 2, Diterjemahkan oleh Eva Y.N,dkk, (Bandung, Mizan, 2002),
h. 298
6
Dudung Abdurahman, et.al, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern (Yogyakarta: LESFI,
2009), h. 165.
7
Haidar Putra Daulay, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara (Jakarta:Rineka Cipta, 2009), h. 182
8
Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, Sejarah Pemikiran dan Gerakan, (Jakarta:Bulan Bintang, 1974),
h. 30.

7
Dengan semangat pembaharuan yang dilakukan oleh Napolean untuk
mengubah kertinggalan dan memajukan dunia pendidikan islam di Mesir,
mulailah lahir ide-ide baru. Upaya pembaharuan dipelopori oleh Muhammad Ali
Pasha, Muhammad Abduh dan pemikir-pemikir lainnya.

8
3.3 Studi Islam di Indonesia
Indonesia adalah negeri yang memiliki beraneka macam suku dan budaya.Keragaman
Indonesia tidak hanya dari banyak pulau yang dipersatukan oleh satu negara, melainkan juga
memiliki keragaman warna kulit,suku,bahasa,agama,budaya dan banyak lagi.Namun hal
tersebut tidak membuat kita terpecah belah namun malah membuat kita makin bersatu yang
di dukung oleh beberapa faktor faktor yang salah satunya adalah Agama islam. Di dalam
pembahasan ini, kami akan membahas tentang Agama Islam di indonesia yang lebih tepatnya
Studi Islam di Indonesia.9

A. Situasi dan Kondisi Sebelum Kedatangan Islam

Sebelum kedatangan Islam pada abad 15 dan 16 di wilayah Indonesia/Nusantara


terjadi perubahan sosial yang disebabkan oleh persebaran agama islam beserta sistem
politiknya yang membuat perubahan dari masa kejayaan Hindu-Buddha ke masa
perkembangan agama islam.Perubahan tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor
diantaranya letak geografis,keyakinan masyarakat,ekonomi,pemerintahan,kesenian dan
sastra.10

B. Jalur Masuknya Islam di Indonesia

Penyebaran Islam di indonesia awalnya melalui dua proses,pertama melalui jalur


pernikahan yaitu penduduk pribumi menikah dengan penganut agama islam. Kedua, orang
orang dari berbagai negara seperti orang orang Asing Asia, seperti Arab,India, dan Cina yang
telah beragama islam yang telah menetap di suatu wilayah di Indonesia melalui perkawinan
campuran dan mengikuti gaya hidup lokal. Dan ada empat teori tentang penyebaran
islamisasi awal di Indonesia, yaitu teori India, teori Arab, teori Persia, dan teori Cina.11

1. Teori India

Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda
yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Beliau menyatakan
bahwa islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang
dari Gujarat,Cambay,India.Ilmuwan bernama Pijnappel yang mengkaitkan asal mula Islam di
Nusantara dengan daerah Gujarat dan Malabar.Menurut teorinya, orang orang Arab yang
bermadzhab Syafi'i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa islam ke
Nusantara.

Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda
yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat
pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan
Indonesia ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel
menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai
hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan
dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika logika ini dibalik, maka
dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia
dibawa oleh orang-orang Arab juga.

9
M. Samsul Arifin, S.Pd.I, Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), h. 6-37.
10
Ibid, hal 6
11
Ibid, hal 9
9
Sedangkan menurut Maquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan
alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-Saleh yang merupakan raja kerajaan
Samudera Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan
yang berasal dari Gujarat India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik
Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan tersebut
memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay Gujarat India.

2. Teori Arab
Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold,ia berpandangan bahwa para
pedagang arab telah menyebarkan Islam ketika mereka berhasil menguasai perdagangan
Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke 7 dan 8 Masehi. Meskipun tidak ada
catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka menyebarkan Islam, namun mereka
berasumsi bahwa mereka juga menyebarkan Islam kepada penduduk lokal di Indonesia12
Dalam Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari
Arab, tidak melalui perantara apapun. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara
langsung dari Makkah sejak abad ke-7.Salah satu sejarawan yang mendukung adalah
Prof.Hamka.Beliau menyatakan bahwa islam datang ke Nusantara pada abad pertama Hijriah
(abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat
Internasional yang dimuali melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China
(Asia Timur),Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia
Barat.Menurutnya,motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai
ekonomi, melainkan dilandasi spirit penyebaran agama Islam

3. Teori Persia
Sejarawan Hoesein Djajaningrat adalah orang yang mengemukakan teori ini. Dalam
teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 M di Sumatra yang
berpusat di Samudra Pasai.Teori ini memperkuat teorinya dengan persamaan kebudayaan
yang hidup dikalangan masyarakat islam di Indonesia dengan Persia.Menurut Hoesein
Djajaningrat Gujarat merupakan daerah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut
faham Syiah dan dibawa ke Indonesia

4. Teori China
Menurut teori ini,orang China telah berbaur atau berhubungan dengan masyarakat
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Nusantara.Pada masa Hindu-Buddh, Nusantara dan
China telah berbaur terutama melalui perdagangan.

Pada dasarnya semua teori diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing
masing.Namun hal yang penting harus kita sadari adalah bahwa Islam tersebar di Negeri
Indonesia tidak dengan melakukan kekerasan atau pemaksaan dsb. akan tetapi melalui jalur
dakwah yang hikmah dan damai.13

C. Strategi Dakwah Islam di Indonesia


Ada banyak strategi dakwah yang telah dilakukan oleh para penyebar agama islam di
nusantara tapi pada pembahasan saat ini kami akan menjelaskan tentang strategi yang
berfokus pada jalur Pendidikan/Studi.

12
M. Samsul Arifin, S.Pd.I, Sejarah Kebudayaan Islam MA Kelas XII (Jakarta: Direktorat KSKK Madrasah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, 2020), h. 6-37.
13
Ibid, hal 10-14
10
Pendidikan

Penyebaran agama islam melalui pendidikan yang paling umum adalah


pesantren.Pesantren adalah strategi yang paling efektif dalam proses Islamisasi di
Nusantara.Karena Pesantren tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama namun juga
keterampilan hidup yang lain salah satunya adalah berdakwah.Hal inilah yang membuat
proses islamisasi di Indonesia sangat efektif melalui jalur ini.Karena dengan pesantren bisa
terlahir murid murid yang bisa berdakwah ke seluruh penjuru Nusantara demi
menyebarluaskan agama islam ke Nusantara.14 Hal 14-16

D.Para Penyebar Agama Islam Di Nusantara


Jika membahas tentang para penyebar agama islam di nusantara, tentu kita akan
teringat dengan sosok 9 wali yang sering dikenal sebagai wali songo.Ke sembilan wali ini
adalah orang orang yang paling berjasa dalam menyebarluaskan agama islam di Nusantara
dan tentunya mereka menggunakan metode dakwah yang berbeda beda dan menyesuaikan
metode dakwah tersebut dengan budaya yang ada di nusantara dan tentunya yang tidak
melanggar hukum dari islam.Salah satu dari metode dakwah yang dilakukan oleh wali songo
adalah metode dakwah melalui Jalur Pendidikan.

Berikut merupakan beberapa Wali Songo yang menggunakan metode dakwah melalui Jalur
pendidikan:

1.Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)


Maulana Malik Ibrahim pada awalnya menggunakan metode dakwah melalui
pendekatan kekeluargaan dengan menawarkan puterinya untuk dinikahkan dengan Raja
Majapahit. Namun hal tersebut tidak berhasil karena rombongan dari puteri beliau terkena
serangan penyakit dan banyak yang meninggal.Namun hal tersebut tidak membuat beliau
mundur.Langkah berikutnya yang beliau gunakan adalah melalui Jalur pendidikan dengan
mendirikan pesantren. dinamakan pesantren karena merupakan tempat belajar para santri.
Tujuan dibentuknya pesantren tersebut adalah untuk menampung dan menjawab
permasalahan sosial keagamaan serta menghimpun santri.Karena ketekunan dan konsistensi
beliau dalam mendakwahkan agama Islam, Beliau dipandang sebagai "Bapak (ayah) Spiritual
Walisanga)

2. Sunan Ampel (Raden Rahmatullah)


Pada tahap awal dalam misi dakwah beliau, beliau mendirikan pesantren di Ampel
Denta.Sunan Ampel mendidik santri santrinya menjadi kader kader da'i yang kemudian
disebar ke seluruh jawa.Di antara murid murid beliau yang terkenal antara lain Sunan
Bonang,Sunan Drajat,Maulana Ishak,Sunan Giri,Raden Patah (Sultan Demak).

3.Sunan Giri
Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri sebagai metode beliau dalam
menyebarkan ajaran islam.Dan kebanyakan dari santri beliau adalah dari orang berasal dari
ekonomi kurang mampu. Dari pesantren ini terlahir banyak da'i da'i yang kemudian
menyebarluaskan ajaran islam ke luar pulau Jawa,seperti Madura,Ternate,Bawean,Kangean
dan Tidore.Beliau juga membuat metode permainan yang bersifat agamis yang diantaranya
adalah,Gula Ganti,Jamuran,Jelungan,Jor, dan Cublak-cublak Suweng.

14
Ibid, hal 14-16
11
4.Sunan Drajad (Raden Qasim)
Sunan Drajat melaksanakan dakwahnya dengan membuat pusat pembelajaran islam di
Lawang dan Sedayu.Beliau juga sangat mahir dalam bidang kesenian yaitu beliau dapat
mengubah tembang Jawa macapat pangkur dan juga memainkan wayang sebagai
dalang.Selain itu beliau juga membuat pepali pitu (tujuh ajaran) yang menjadi pijakan
dalamkehidupan masyarakat.Pertama, memangun resep tyasing sasama (kita selalu membuat
senang hati orang lain). Kedua, jroning suko kudu eling lan waspodo (dalam suasana gembira
hendaknya tetap ingat Tuhan dan dan selalu waspada). Ketiga, laksitaning Subrata tan nyipta
marang pringga bayaning lampah. (dalam upaya mencapai cita-cita luhur jangan
menghiraukan rintangan). Keempat, meper hardening pancadriya (senantiasa berjuang
menekan gejolak nafsu inderawi). Kelima, heneng-hening-henung (dalam diam akan dicapai
keheningan dalam hening akan mencapai jalan kemuliaan). Keenam, Mulya guna panca
waktu (kemuliaan lahir batin dicapai dengan menjalani salat lima waktu). Ketujuh, wenehono
teken mawang wong kang wuto (berikan tongkat pada orang yang buta), wenehono mangan
marang wong kang luwe (berikan makan pada orang yang lapar), wenehono busana marang
wong kang wuda(berikan pakaian pada orang yang tidak mempunyai pakaian), wenehono
ngiyup marang wong kang kudanan (berikan tempat berteduh bagi orang yang kehujanan).

5.Sunan Muria
Sunan Muria memiliki keunikan dalam berdakwah, yaitu beliau menjadikan desa
yang terpencil sebagai tempat berdakwah beliau.Beliau dikenal sebagai wali yang lebih
gemar menyendiri,bertempat tinggal di desa terpencil,dan bergaul dengan rakyat
kebanyakan.Sunan Muria memberikan pengajaran kepada masyarakat di sekitar Gunung
Muria dengan mengadakan kursus kursus bagi para masyarakat kecil.
Terlihat dari metode dakwah yang dilakukan dengan metode pendidikan wali sanga
menjadikan masjid atau pesantren sebagai pusat dakwahnya.Mereka mendidik dan mengajari
masyarakat bukan hanya ilmu agama namun banyak ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat
lainnya.
Itulah beberapa dari wali songo yang menggunakan metode pendidikan dalam
berdakwah.Namun bukan berarti bagi wali songo yang tidak menggunakan metode
pendidikan tidak efektif, akan tetapi setiap wali songo memiliki keunikan dan kekhasan dari
setiap metode dakwah dari ke sembilan wali songo.15

E.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Orde Lama


Pendidikan islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan kedatangan islam
ke Indonesia.Dalam hal ini Mahmud Yunus mengatakan, sejarah pendidikan islam sama
lamanya dengan masuknya islam ke Indonesia.Hal ini disebabkan karena pasti pemeluk
agama islam pasti ingin mempelajari dan memperdalam tentang ajaran-ajaran islam.Dari
sinilah timbul pendidikan agama islam di Indonesia.
Pendidikan agama setelah indonesia merdeka mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah,baik di Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta.Usaha untuk hal tersebut dimulai
dengan memberikan bantuan terhadap lembaga yang sebagaimana dianjurkan oleh BPKNP
pada tanggal 23 Desember 1945.

15
Ibid, hal 32-36
12
Pada orde lama ini,banyak peristiwa yang dialami oleh bangsa indonesia dalam dunia
pendidikan, yaitu:
1) Dari tahun 1945-1950 landasan Idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan falsafah pancasila.
2) Pendidikan permulaan tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia
Serikat (RIS) di negara bagian timur dianut sistem pendidikan yang diwarisi dari zaman
pemerintahan belanda.
3) Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan terbentuknya kembali negara kesatuan RI, landasan
Idiil UUDS RI
4) Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUF 1945 dan menetapkan
manifesta politik RI menjadi Haluan Negara. Dibidang pendidikan ditetapkan Septa Usaha
Tama dan Panca Wardana
5) Pada tahun 1965 seusai peristiwa G-30-S/PKI kembali lagi melaksanakan pancasila dan
Uud 1945 secara murni dan konsekwen.

Itulah sejarah pendidikan Islam pada masa orde lama atau masa awal kemerdekaan.

F.Sejarah Pendidikan Islam Orde Baru


a) Dualisme Pendidikan
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pendidikan madrasah di kembangkan untuk pemerataan
kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan. pada awal awal masa pemerintahan orba
madrasah belum dipandang sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, tetapi masih
didalam naungan atau pengawasan menteri agama.hal ini desebabkan karena pelajaran di
indonesia belum terdominasi oleh muatan muatan agama,sehingga madrasah belum bisa
menggunakan standar kurikulum, dengan demikan pada masa Orba muncul isu tentang
adanya dualisme pendidikan.

b) Restrukturisasi Kurikulum Madrasah dan Mengatasi Kelangkaan Ulama’


Setelah SKB tiga menteri mengeluarkan tentang peraturan pembakuan sekolah umum dan
madrasah yang isinya antara lain mengizinkan lulusan madrasah untuk melanjutkan ke
sekolah sekolah umum yang lebih tinggi.Dengan keputusan tersebut diharapkan mengalami
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum dengan tujuan untuk membentuk manusia atau
siswa yang memiliki ketakwaan yang tinggi terhadap Allah SWT dan keharmonisan antar
sesama manusia dan lingkungan.
Dengan demikian permasalahan kelangkaan ulama' dapat diatasi dengan restrukturisasi
kurikulum madrasah yang menjadi solusi untuk membangkitkan atau mengembalikan
eksistensi ulama yang ada di Negeri kita tercinta ini.

c) Unifikasi Sistem Pendidikan


Memasuki dekade tahun 1990-an,pemerintah orde baru mengeluarkan sebuah kebijakan
mengenai madrasah untuk membangun suatu sistem pendidikan nasional yang utuh.Yaitu
dengan mengeluarkan UU No. 1 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang secara
umum terdiri dari kelembagaan,peserta didik,tenaga pendidik,sumber daya
pendidikan,kurikulum,pembelajaran,evaluasi dan supervisi.
Dengan demikian pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan manusia seutuhnya,
yang memiliki kecakapan hidup yang tinggi dengan memasukkan pengetahuan,moral dan
spiritual dan disisi lain tujuan pendidikan nasional yang notabenenya adalah pendidikan
islam adalah memanusiakan manusia

13
A. Situasi dan Kondisi Sebelum Kedatangan Islam

Sebelum kedatangan Islam pada abad 15 dan 16 di wilayah Indonesia/Nusantara


terjadi perubahan sosial yang disebabkan oleh persebaran agama islam beserta sistem
politiknya yang membuat perubahan dari masa kejayaan Hindu-Buddha ke masa
perkembangan agama islam.Perubahan tersebut dilatar belakangi oleh beberapa faktor
diantaranya letak geografis,keyakinan masyarakat,ekonomi,pemerintahan,kesenian dan
sastra.

B. Jalur Masuknya Islam di Indonesia

Penyebaran Islam di indonesia awalnya melalui dua proses,pertama melalui jalur


pernikahan yaitu penduduk pribumi menikah dengan penganut agama islam. Kedua, orang
orang dari berbagai negara seperti orang orang Asing Asia, seperti Arab,India, dan Cina yang
telah beragama islam yang telah menetap di suatu wilayah di Indonesia melalui perkawinan
campuran dan mengikuti gaya hidup lokal. Dan ada empat teori tentang penyebaran
islamisasi awal di Indonesia, yaitu teori India, teori Arab, teori Persia, dan teori Cina

1. Teori India

Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda
yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Beliau menyatakan
bahwa islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang
dari Gujarat,Cambay,India.Ilmuwan bernama Pijnappel yang mengkaitkan asal mula Islam di
Nusantara dengan daerah Gujarat dan Malabar.Menurut teorinya, orang orang Arab yang
bermadzhab Syafi'i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa islam ke
Nusantara.

Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda
yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat
pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan
Indonesia ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel
menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai
hasil kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan
dari India, terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika logika ini dibalik, maka
dapat dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia
dibawa oleh orang-orang Arab juga.

Sedangkan menurut Maquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan
alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-Saleh yang merupakan raja kerajaan
Samudera Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan
yang berasal dari Gujarat India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik
Ibrahim di Gresik, Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan tersebut
memiliki persamaan bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay Gujarat India.

2. Teori Arab

14
Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold,ia berpandangan bahwa para
pedagang arab telah menyebarkan Islam ketika mereka berhasil menguasai perdagangan
Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijriah atau abad ke 7 dan 8 Masehi. Meskipun tidak ada
catatan-catatan sejarah tentang kegiatan mereka menyebarkan Islam, namun mereka
berasumsi bahwa mereka juga menyebarkan Islam kepada penduduk lokal di Indonesia
Dalam Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari
Arab, tidak melalui perantara apapun. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara
langsung dari Makkah sejak abad ke-7.Salah satu sejarawan yang mendukung adalah
Prof.Hamka.Beliau menyatakan bahwa islam datang ke Nusantara pada abad pertama Hijriah
(abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat
Internasional yang dimuali melalui selat Malaka yang menghubungkan Dinasti Tang di China
(Asia Timur),Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di Asia
Barat.Menurutnya,motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai
ekonomi, melainkan dilandasi spirit penyebaran agama Islam

3. Teori Persia

Sejarawan Hoesein Djajaningrat adalah orang yang mengemukakan teori ini. Dalam
teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara pada abad ke 13 M di Sumatra yang
berpusat di Samudra Pasai.Teori ini memperkuat teorinya dengan persamaan kebudayaan
yang hidup dikalangan masyarakat islam di Indonesia dengan Persia.Menurut Hoesein
Djajaningrat Gujarat merupakan daerah yang mendapat pengaruh dari Persia yang menganut
faham Syiah dan dibawa ke Indonesia

4. Teori China

Menurut teori ini,orang China telah berbaur atau berhubungan dengan masyarakat
Indonesia jauh sebelum Islam dikenal di Nusantara.Pada masa Hindu-Buddh, Nusantara dan
China telah berbaur terutama melalui perdagangan.

Pada dasarnya semua teori diatas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing
masing.Namun hal yang penting harus kita sadari adalah bahwa Islam tersebar di Negeri
Indonesia tidak dengan melakukan kekerasan atau pemaksaan dsb. akan tetapi melalui jalur
dakwah yang hikmah dan damai.

C. Strategi Dakwah Islam di Indonesia

Ada banyak strategi dakwah yang telah dilakukan oleh para penyebar agama islam di
nusantara tapi pada pembahasan saat ini kami akan menjelaskan tentang strategi yang
berfokus pada jalur Pendidikan/Studi.

Pendidikan

Penyebaran agama islam melalui pendidikan yang paling umum adalah


pesantren.Pesantren adalah strategi yang paling efektif dalam proses Islamisasi di
Nusantara.Karena Pesantren tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama namun juga
keterampilan hidup yang lain salah satunya adalah berdakwah.Hal inilah yang membuat
proses islamisasi di Indonesia sangat efektif melalui jalur ini.Karena dengan pesantren bisa
terlahir murid murid yang bisa berdakwah ke seluruh penjuru Nusantara demi
menyebarluaskan agama islam ke Nusantara.

15
D.Para Penyebar Agama Islam Di Nusantara

Jika membahas tentang para penyebar agama islam di nusantara, tentu kita akan
teringat dengan sosok 9 wali yang sering dikenal sebagai wali songo.Ke sembilan wali ini
adalah orang orang yang paling berjasa dalam menyebarluaskan agama islam di Nusantara
dan tentunya mereka menggunakan metode dakwah yang berbeda beda dan menyesuaikan
metode dakwah tersebut dengan budaya yang ada di nusantara dan tentunya yang tidak
melanggar hukum dari islam.Salah satu dari metode dakwah yang dilakukan oleh wali songo
adalah metode dakwah melalui Jalur Pendidikan.

Berikut merupakan beberapa Wali Songo yang menggunakan metode dakwah melalui Jalur
pendidikan:

1.Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)


Maulana Malik Ibrahim pada awalnya menggunakan metode dakwah melalui
pendekatan kekeluargaan dengan menawarkan puterinya untuk dinikahkan dengan Raja
Majapahit. Namun hal tersebut tidak berhasil karena rombongan dari puteri beliau terkena
serangan penyakit dan banyak yang meninggal.Namun hal tersebut tidak membuat beliau
mundur.Langkah berikutnya yang beliau gunakan adalah melalui Jalur pendidikan dengan
mendirikan pesantren. dinamakan pesantren karena merupakan tempat belajar para santri.
Tujuan dibentuknya pesantren tersebut adalah untuk menampung dan menjawab
permasalahan sosial keagamaan serta menghimpun santri.Karena ketekunan dan konsistensi
beliau dalam mendakwahkan agama Islam, Beliau dipandang sebagai "Bapak (ayah) Spiritual
Walisanga)

2. Sunan Ampel (Raden Rahmatullah)


Pada tahap awal dalam misi dakwah beliau, beliau mendirikan pesantren di Ampel
Denta.Sunan Ampel mendidik santri santrinya menjadi kader kader da'i yang kemudian
disebar ke seluruh jawa.Di antara murid murid beliau yang terkenal antara lain Sunan
Bonang,Sunan Drajat,Maulana Ishak,Sunan Giri,Raden Patah (Sultan Demak).

3.Sunan Giri
Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren di daerah Giri sebagai metode beliau dalam
menyebarkan ajaran islam.Dan kebanyakan dari santri beliau adalah dari orang berasal dari
ekonomi kurang mampu. Dari pesantren ini terlahir banyak da'i da'i yang kemudian
menyebarluaskan ajaran islam ke luar pulau Jawa,seperti Madura,Ternate,Bawean,Kangean
dan Tidore.Beliau juga membuat metode permainan yang bersifat agamis yang diantaranya
adalah,Gula Ganti,Jamuran,Jelungan,Jor, dan Cublak-cublak Suweng.

16
4.Sunan Drajad (Raden Qasim)
Sunan Drajat melaksanakan dakwahnya dengan membuat pusat pembelajaran islam di
Lawang dan Sedayu.Beliau juga sangat mahir dalam bidang kesenian yaitu beliau dapat
mengubah tembang Jawa macapat pangkur dan juga memainkan wayang sebagai
dalang.Selain itu beliau juga membuat pepali pitu (tujuh ajaran) yang menjadi pijakan
dalamkehidupan masyarakat.Pertama, memangun resep tyasing sasama (kita selalu membuat
senang hati orang lain). Kedua, jroning suko kudu eling lan waspodo (dalam suasana gembira
hendaknya tetap ingat Tuhan dan dan selalu waspada). Ketiga, laksitaning Subrata tan nyipta
marang pringga bayaning lampah. (dalam upaya mencapai cita-cita luhur jangan
menghiraukan rintangan). Keempat, meper hardening pancadriya (senantiasa berjuang
menekan gejolak nafsu inderawi). Kelima, heneng-hening-henung (dalam diam akan dicapai
keheningan dalam hening akan mencapai jalan kemuliaan). Keenam, Mulya guna panca
waktu (kemuliaan lahir batin dicapai dengan menjalani salat lima waktu). Ketujuh, wenehono
teken mawang wong kang wuto (berikan tongkat pada orang yang buta), wenehono mangan
marang wong kang luwe (berikan makan pada orang yang lapar), wenehono busana marang
wong kang wuda(berikan pakaian pada orang yang tidak mempunyai pakaian), wenehono
ngiyup marang wong kang kudanan (berikan tempat berteduh bagi orang yang kehujanan).

5.Sunan Muria
Sunan Muria memiliki keunikan dalam berdakwah, yaitu beliau menjadikan desa
yang terpencil sebagai tempat berdakwah beliau.Beliau dikenal sebagai wali yang lebih
gemar menyendiri,bertempat tinggal di desa terpencil,dan bergaul dengan rakyat
kebanyakan.Sunan Muria memberikan pengajaran kepada masyarakat di sekitar Gunung
Muria dengan mengadakan kursus kursus bagi para masyarakat kecil.

Terlihat dari metode dakwah yang dilakukan dengan metode pendidikan wali sanga
menjadikan masjid atau pesantren sebagai pusat dakwahnya.Mereka mendidik dan mengajari
masyarakat bukan hanya ilmu agama namun banyak ilmu yang bermanfaat bagi masyarakat
lainnya.
Itulah beberapa dari wali songo yang menggunakan metode pendidikan dalam
berdakwah.Namun bukan berarti bagi wali songo yang tidak menggunakan metode
pendidikan tidak efektif, akan tetapi setiap wali songo memiliki keunikan dan kekhasan dari
setiap metode dakwah dari ke sembilan wali songo.

E.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Orde Lama


Pendidikan islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan kedatangan islam
ke Indonesia.Dalam hal ini Mahmud Yunus mengatakan, sejarah pendidikan islam sama
lamanya dengan masuknya islam ke Indonesia.Hal ini disebabkan karena pasti pemeluk
agama islam pasti ingin mempelajari dan memperdalam tentang ajaran-ajaran islam.Dari
sinilah timbul pendidikan agama islam di Indonesia.
Pendidikan agama setelah indonesia merdeka mendapat perhatian yang serius dari
pemerintah,baik di Sekolah Negeri maupun Sekolah Swasta.Usaha untuk hal tersebut dimulai
dengan memberikan bantuan terhadap lembaga yang sebagaimana dianjurkan oleh BPKNP
pada tanggal 23 Desember 1945.
Pada orde lama ini,banyak peristiwa yang dialami oleh bangsa indonesia dalam dunia
pendidikan, yaitu:
1) Dari tahun 1945-1950 landasan Idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan falsafah pancasila.
2) Pendidikan permulaan tahun 1949 dengan terbentuknya Negara Republik Indonesia
Serikat (RIS) di negara bagian timur dianut sistem pendidikan yang diwarisi dari zaman
pemerintahan belanda.

17
3) Pada tanggal 17 Agustus 1950, dengan terbentuknya kembali negara kesatuan RI, landasan
Idiil UUDS RI
4) Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUF 1945 dan menetapkan
manifesta politik RI menjadi Haluan Negara. Dibidang pendidikan ditetapkan Septa Usaha
Tama dan Panca Wardana
5) Pada tahun 1965 seusai peristiwa G-30-S/PKI kembali lagi melaksanakan pancasila dan
Uud 1945 secara murni dan konsekwen.

Itulah sejarah pendidikan Islam pada masa orde lama atau masa awal kemerdekaan.16

F.Sejarah Pendidikan Islam Orde Baru


a) Dualisme Pendidikan
Pada masa pemerintahan Orde Baru, pendidikan madrasah di kembangkan untuk pemerataan
kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan. pada awal awal masa pemerintahan orba
madrasah belum dipandang sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, tetapi masih
didalam naungan atau pengawasan menteri agama.hal ini desebabkan karena pelajaran di
indonesia belum terdominasi oleh muatan muatan agama,sehingga madrasah belum bisa
menggunakan standar kurikulum, dengan demikan pada masa Orba muncul isu tentang
adanya dualisme pendidikan.

b) Restrukturisasi Kurikulum Madrasah dan Mengatasi Kelangkaan Ulama’


Setelah SKB tiga menteri mengeluarkan tentang peraturan pembakuan sekolah umum dan
madrasah yang isinya antara lain mengizinkan lulusan madrasah untuk melanjutkan ke
sekolah sekolah umum yang lebih tinggi.Dengan keputusan tersebut diharapkan mengalami
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum dengan tujuan untuk membentuk manusia atau
siswa yang memiliki ketakwaan yang tinggi terhadap Allah SWT dan keharmonisan antar
sesama manusia dan lingkungan.
Dengan demikian permasalahan kelangkaan ulama' dapat diatasi dengan restrukturisasi
kurikulum madrasah yang menjadi solusi untuk membangkitkan atau mengembalikan
eksistensi ulama yang ada di Negeri kita tercinta ini.

c) Unifikasi Sistem Pendidikan


Memasuki dekade tahun 1990-an,pemerintah orde baru mengeluarkan sebuah kebijakan
mengenai madrasah untuk membangun suatu sistem pendidikan nasional yang utuh.Yaitu
dengan mengeluarkan UU No. 1 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang secara
umum terdiri dari kelembagaan,peserta didik,tenaga pendidik,sumber daya
pendidikan,kurikulum,pembelajaran,evaluasi dan supervisi.
Dengan demikian pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan manusia seutuhnya,
yang memiliki kecakapan hidup yang tinggi dengan memasukkan pengetahuan,moral dan
spiritual dan disisi lain tujuan pendidikan nasional yang notabenenya adalah pendidikan
islam adalah memanusiakan manusia

16
Shoni Rahmatullah Amrozi. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia; Perspektif Sejarah Kritis Ibnu Kholdun.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Jember. Jurnal Ilmu Pendidikan Islam,
Volume 4, Nomor 1, Maret 2020,hal 445-455
18
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Studi islam di dunia baik itu di dunia Barat, Timur, maupun di Indonesia
memiliki banyak sekali perbedaan, hal tersebut terjadi karena perbedaan
bagaimana awal masuk di berbagai negara tersebut. Banyak sekali tokoh-tokoh
yang berkontribusi untuk perkembangan studi islam di dunia ini, para tokoh ini
memiliki perbedaan dalam metode pembaharuan dan memajukan studi Islam
di negaranya.

1.2 Saran
Hal terpenting bagi kita setelah mempelajari semua fakta sejarah
peradaban umat Islam di masa lalu, menganalisis faktor pendukung kemajuan
dan kemunduran, adalah mengambil ibrah (pelajaran) agar kita dapat
mengulang kembali masa kejayaan tersebut dan mengantisipasi faktor yang
menyebabkan kemunduran.

19
DAFTAR PUSTAKA

17

Anda mungkin juga menyukai