Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

( Faktor Peradaban Islam Di Dunia Dan Di Benua Asia )

Di
S
U
S
U
N
Oleh
Kelompok 1
An Najm

Nama :
1. Nur Fadilah
2. Nurfilani Eka Dinar
3. Nabilatul Inayah
4. Fathul Qarib
5. Ratih Shafirah Rif’ah
6. Shelmianti
7. Indah Suci
Kelas : XII IPA 1
Mapel : Pendidikan Agama Islam

UPT SMA Negeri 1 Bulukumba

i
DAFTAR ISI

BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................................................iii
A. Latar Belakang..........................................................................................................................iii
B. Batasan Masalah.......................................................................................................................iii
C. Rumusan Masalah.....................................................................................................................iv
D. Tujuan.......................................................................................................................................iv
BAB II...................................................................................................................................................v
PEMBAHASAN...................................................................................................................................v
A. Letak Geografis Benua Asia......................................................................................................v
B. Sejarah Masuknya Islam di Asia...............................................................................................v
C. Teori-teori Masuknya Islam di Asia.........................................................................................vii
D. Cara Penyebaran Islam di Asia................................................................................................viii
E. Tahap-Tahap Perkembangan Islam di Asia...............................................................................x
F. Perkembangan Islam di Negara-negara Asia.............................................................................xi
G. Kerajaan Islam di Asia..........................................................................................................xv

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan Negara
yang ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran Islam itu sendiri
memberikan kebebasan kepada orang yang memeluk agama Islam untuk menyebarkannya
kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di dalam Islam pun ajaranya mudah
dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah
agama yang benar.
Maka orang Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk
sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia adalah Nabi
kita Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam. Beliau menyebarkan Islam di
Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat
yang berakhlak baik dengan memeluk Agama Islam yang dibawa oleh beliau. Dari sinilah
sejarah penyebaran Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Benua
Asia. Sebagaimana Islam telah menyebar dari Timur Tengah menuju Asia Tengah dan dari
Afghanistan menuju India, maka Islam menyebar dari berbagai wilayah di India dan Arabia
ke semenanjung Malaya dan kepulauan Indonesia. Islam dikenalkan ke wilayah Asia
Tenggara dan berkembang dalam bentuk berbeda jika dibandingkan dengan bentuknya yang
berkembang di Timur Tengah dan anak benua India. Sementara pada beberapa daerah Islam
disebarkan melalui penakhlukan Arab dan Turki, tetapi di Asia Tenggara Islam
disebarluaskan melalui kegiatan kaum pedagang dan Sufi.[1]
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-
5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang
yang berlayar ke Cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar
Pesisir. Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah
untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.[2]
Kemudian seiring berjalanya waktu dari penyebaran Islam di Mekkah sampai ke
penjuru dunia, maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan dalam buku
seperti apa perjalanan penyebaran Islam itu hingga bisa mencapai ke setiap
Negara. Sebenarnya para ahli sejarah yang telah menggungkapkan seperti apa perjalanan
penyebaran Islam ada yang berbeda-beda pendapat, dari masalah penepatan tahun persisnya
waktu kejadian tersebut, tapi pada dasarnya semua saling melengkapi. Karena seiring dengan
berkembangya teknologi di zaman sekarang, buku-buku tentang sejarah direvisi dari
kekurangan-kekurangannya, sehingga menjadi semakin lengkap dan mudah untuk dipelajari.
(Baca juga: Dinasti Bani Umayyah)

iii
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang, penulis menetapkan batasan masalah dalam makalah ini
dengan pertimbangan luasnya keseluruhan Benua Asia maka agar lebih terfokus dan mudah
dipahami maka penulis membatasi masalah pada Benua Asia Tenggara.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana letak Geografis Benua Asia ?
2. Bagaimana sejarah masuknya Islam di Asia ?
3. Bagaimana Teori masuknya Islam di Asia ?
4. Apakah pengaruh peradaban Islam di Asia ?
D. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan pembahasan dan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui letak geografis Benua Asia
2. Untuk mengetahui Bagaimana sebenarnya sejarah masuknya Islam di Asia
3. Untuk mengetahui apa saja teori masuknya Islam di Asia
4. Untuk menjelaskan Apa sajakah pengaruh peradaban Islam di Asia

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Letak Geografis Benua Asia


Benua Asia merupakan Benua besar dan padat penduduk terletak dibagian timur dan
belahan utara. Kemudian secara apabila dilihat dari Benua Asia Tenggara dipilah dalam dua
kelompok, Asia Tenggara Daratan yaitu: Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam. Dan
Asia Tenggara Maritim yaitu: Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura,
Timor Leste.[3]
Secara geografis, Asia tenggara terletak pada area yang sangat strategis untuk
masuknya peradaban baru, hal ini dikarenakan:
1. Letak Asia Tenggara di tengah perjalanan Timur Barat
2. Dihubungkan dengan Selat Malaka dan Laut Cina Selatan
3. Adanya beberapa bandar seperti: Sriwijaya, Perlak, Pasai, Malaka, Batam, Cirebon,
Makasar, Brunei, dan Pattani.
4. Ada hubungan dengan Lautan Hindi dan Laut China Selatan Angin muson Barat Daya dan
Timur Laut, sehingga mempertemukan para pedagang.[4]

B. Sejarah Masuknya Islam di Asia


Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah
mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan
internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara
dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan internasional yang terbentang
jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan
muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907),
kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749). (Baca juga makalah
terkait: Dinasti Mmamalik dan Fatimiyyah)
Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia termasuk di Asia tenggara tidak berada
dalam satu waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang
panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial
budaya yang berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan kekuasaannya sekitar abad VII
dan VIII, jalur selat malaka sudah ramai oleh para pedagang Muslim. Data ini diperkuat
dengan berita Cina jaman dinasti T’ang yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu
telah ada masyarakat Muslim di kanfu (kanton) dan daerah Sumatera. Diperkirakan
terjalinnya perdagangan yang bersifat Internasional ketika itu juga sebagai akibat kegiatan
kerajaan Cina jaman dinasti T’ang di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah Bani
Umayyah di bagian Barat, dan tentunya kerajaan Sriwijaya sendiri di wilayah Asia Tenggara.
Keberadaan pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum
memberikan pengaruh pada kerajaan-kerajaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan
petani Cina Selatan terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang menyebabkan banyak orang
Islam di bunuh maka mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang
Islam telah mulai melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan di

v
Asia Tenggara dan Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam
telah mendirikan perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi dan
menyelenggarakan pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan Palembang.[5]
Menurut catatan sejarah, bangsa yang pertama kali diketahui hidup di Asia Tenggara
adalah orang Dongson di Vietnam. Mereka sudah tinggal di negeri itu sejak 5000 tahun
sebelum Masehi. Disusul kemudian oleh bangsa Thai di Thailand pada 3000 tahun sebelum
Masehi. Sedangkan, bangsa Melayu tercatat mulai mengembangkan kehidupannya di Asia
Tenggara pada 2500 tahun sebelum Masehi. Selanjutnya, datanglah kaum pendatang dari
China, khususnya bangsa Yunani dan lembah Yangtse, di wilayah China Selatan, kemudian
bangsa India, Arab, dan Eropa.[6]
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab
sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China. Pada
masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat
orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang
kedua menetap dikota Chow, yang ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang
Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi
Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto,
yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi. Karena itu, sampai sekarang kaum Muslim China
membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung oleh
sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya. Makin
banyak orang Muslim berdatangan ke negeri China baik sebagai pedagang maupun mubaligh
yang secara khusus melakukan penyebaran Islam.[7]
Sejak abad ke-7 dan abad selanjutnya Islam telah datang di daerah bagian Timur Asia
dan Asia Tenggara. Sebagaimana dikemukakan diatas Selat Malaka sejak abad tersebut sudah
mempunyai kedudukan penting. Karena itu, para pedagang dan mubaligh Arab dan Persia
yang sampai di China Selatan juga menempuh pelayaran melalui Selat Malaka.
[8] Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan dari I-Cing,
seorang musafir Budha, yang mengadakan perjalanan dengan kapal yang di sebutnya kapal
Po-Sse di Canton pada tahun 671. Ia kemudian berlayar menuju arah selatan ke Bhoga (di
sekitar daerah Palembang di Sumatera Selatan). Selain pemberitaan tersebut, dalam Hsin-
Ting-Shu dari masa Dinasti yang terdapat laporan yang menceritakan orang Ta-Shih
mempunyai niat untuk menyerang kerajaan Ho-Ling di bawah pemerintahan Ratu Sima
(674).[9] Dari sumber tersebut, ada dua sebutan yaitu Po-Sse dan Ta-Shih. Menurut beberapa
ahli, yang dimaksud dengan Po-Sse adalah Persia dan yang dimaksud dengan Ta-Shih adalah
Arab. Jadi jelaslah bahwa orang Persia dan Arab sudah hadir di Asia Tenggara sejak abad-7
dengan membawa ajaran Islam.[10]
Sebelum kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha adalah kepercayaan
utama di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan di daratan (semenanjung) Asia Tenggara pada
umumnya memeluk agama Buddha, sedangkan kerajaan-kerajaan di kepulauan
Melayu (Nusantara) umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa kerajaan yang
berkembang di semenanjung ini, awalnya bermula di daerah yang sekarang menjadi negara-
negara Myanmar, Kamboja dan Vietnam. Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara pada
umumnya dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kerajaan-kerajaan agraris dan kerajaan-
kerajaan maritim. Kegiatan utama kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka

vi
kebanyakan terletak di semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah Kerajaan
Ayutthaya, yang terletak di delta sungai Chao Phraya (Thailand), dan Kerajaan Khmer yang
berada di Tonle Sap. Kerajaan-kerajaan maritim kegiatan utamanya adalah perdagangan
melalui laut. Kerajaan Malaka dan Kerajaan Sriwijaya adalah contoh dari Kerajaan Maritim.
[11]
Kekuasaan dominan yang pertama kali muncul di kepulauan
adalah Sriwijaya di Sumatra. Dari abad ke-5 Masehi, Palembang sebagai ibukota Sriwijaya
menjadi pelabuhan besar dan berfungsi sebagai pelabuhan persinggahan (entrepot) pada jalur
Rempah-rempah (spice route). Sriwijaya juga merupakan pusat pengaruh dan pendidikan
agama Buddha yang cukup berpengaruh. Kemajuan teknologi kelautan membuat pengaruh
dan kemakmuran Sriwijaya memudar. Kemajuan tersebut membuat para pedagang Tiongkok
dan India untuk dapat secara langsung mengirimkan barang-barang diantara keduanya.
Pulau Jawa kerap kali didominasi oleh beberapa kerajaan agraris yang saling bersaing
satu sama lain, termasuk diantaranya kerajaan-kerajaan wangsa Syailendra, Mataram
Kuno dan akhirnya Majapahit. Para pedagang Muslim mulai mengunjungi Asia Tenggara
pada abad ke-12 Masehi. Samudera Pasai adalah kerajaan Islam yang pertama. Ketika itu,
Sriwijaya telah diambang keruntuhan akibat perselisihan internal. Kesultanan Malaka, yang
didirikan oleh salah seorang pangeran Sriwijaya, berkembang kekuasaannya dalam
perlindungan Tiongkok dan mengambil alih peranan Sriwijaya sebelumnya.
Agama Islam kemudian menyebar di sekitar kepulauan selama abad ke-13 dan abad ke-14
menggantikan agama Hindu, dimana Malaka (yang para penguasanya telah beragama Islam)
berfungsi sebagai pusat penyebarannya di wilayah ini. Beberapa kesultanan lainnya, seperti
kesultanan Brunei di Kalimantan dan kesultanan Sulu di Filipina secara relatif mengalami
sedikit hubungan dengan kerajaan-kerajaan lainnya.[12]
C. Teori-teori Masuknya Islam di Asia
Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara
ini, ada 3 teori. Teori kedatangan Islam dari :
1. Teori Semenanjung Arab
Dikemukakan oleh John Crawford disokong Syed Muhamad Naquib l-Attas.
Buktinya:
a. Aktivitis perdagangan meneruskan catatan China yang menyataka orang Arab dan Parsi
mempunyai pertempatan di Canton pada 300M.
b. Pedagang Arab dapat menguasai laut dari pelabuhan Iskandariah hingga China. Telah
berdagang di rantau ini terutama setelah kemunculan Islam pada abad 7 M.
c. Pedagang Arab singgah di pelabuhan utama Asia Tenggara sebelum ke China, tempat
menunggu dari angin muson.
d. Menetap beberapa bulan dan mewujudkan perkampungan dan ada urusan jual beli barang
mewah dari China dan India. Perkampungan Islam Ta Shih di Sumatera Utara pada 650 M
menurut catatan China.
e. Perkawinan dengan orang pesisir.
f. Wujud persamaan tulisan kesusasteraan di Asia Tenggara dan Arab.
g. Pengislaman raja-raja melayu oleh syeikh dari Arab seperti dalam Hikayat raja-raja Pasai
keturunan sufi. Berjaya mengislamkan Merah Silu ( Malik al-Salih. ) Raja Pattani Phaya Tu
Nakpa diislamkan Syeikh Said.[13]

vii
h. Faktor-faktor yang membuat tertarik dengan Islam
1) Tertarik dengan nilai Islam yang murni.
2) Amalan pendakwah Islam mengamalkan nilai Islam yang murni seperti kejujuran pedagang
Islam, menjaga kebersihan.[14]
i. Catatan tempatan tentang pengislaman Raja-raja Melayu
1) Hikayat Raja-raja Pasai.
2) Hikayat Merong mahawangsa, Raja Kedah diislamkan oleh Syeikh Abdullah al-Yamani
3) Hikayat Aceh, Syekh Abdullah Arif berusaha mengembangkan Islam.
4) Sejarah Kepulauan Sulu, Sharif Hasan dan menyebarkan Islam di Sulu.
2. Teori China
Dikemukakan oleh Emanuel Gadinho antara lain :
a. Khan Fo atau Canton menjadi pusat perdagangan Arab sejak abad 9M
b. Menyebarkan Islam dikalangan peniaga China kemudian sebar ke Asia Tenggara.
c. Menurut Fatimi antara lain dikarenakan: Berpindahahnya pedagang Islam di Canton ke
Asia Tenggara pada 876 M.
d. Penemuan batu nisan bertarikh 1028 M di Permatang Pasir, Pulau Tambun, Pekan Pahang
mempunyai ayat al-Quran dan kalimah Arab, bukti Islam telah sampai sbelum abad 13M.
e. Dibawa oleh mubaligh Cina menerusi Laut Cina Selatan ke Phang Rang IndoCina dan
Pekan Pahang.
f. Persamaan seni bina China dan seni bina masjid di Kelantan, Malaka dan Jawa. Di Melaka
bentuk bumbung, atap genting, warna merah dan kuning pada kayu kepala pintu, lantai,
dinding, tangga, dan kolam air.[15]
3. Teori India
Dari wilayah Gujarat dan Pantai Coromandel. Abad 13M Dikemukan oleh Snouck
Hurgronge:
a. Hubungan Asia Tenggara dan India sudah lama, karena pedagang Islam India sudah
tersebar di Asia Tenggara
b. Gujarat pelabuhan penting pada zaman Alaudin Khinji di India.
c. Batu marmer pada batu nisan Malik al-Salih di pasai mempunyai ciri-ciri India.

D. Cara Penyebaran Islam di Asia


1. Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan
lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagang-pedagang Muslim
(Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian
Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Serta hubungan dengan pelabuhan-pelabuhan di
Selat Malaka, Teluk Siam, IndoChina, Kepulauan Rempah seperti Maluku dan Makasar
sebagai pusat kegiatan manusia dari berbagai tempat. Saluran Islamisasi melaui perdagangan
ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan
perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan
masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak,
dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat
penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di

viii
pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri
yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan ekonomi dengan pedagang-pedagang
Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan
kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.
2. Pernikahan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik
daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan,
tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan
terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas,
akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim. Dalam
perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan
bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh
lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja
dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat
proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau Kawunganten,
Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama
Demak) dan lain-lain.
3. Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
daerah ini. Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur,
demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam
itu masuk Islam. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik al Salih Pasai.
4. Saluran Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf,atau parasufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal yang
magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang
mengawini masyarakat setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. Diantara
ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di
Jawa. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke-19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
5. Saluran pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. Di pesantren atau pondok itu,
calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren,
mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan
Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan
Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk
mengajarkan Agama Islam.
6. Saluran kesenian

ix
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia
tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan
Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad
dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.[16]

E. Tahap-Tahap Perkembangan Islam di Asia


1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia
Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan
penduduk setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke
dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni
pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H
terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga
menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.
Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti
Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu
menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa,
yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.
2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan
mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera
Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat
Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga
pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.
Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang
membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di
bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok
Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.
3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat
kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan
dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam
struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi.
Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur
perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi
langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di
satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia tenggara.
Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena
Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi
militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.

x
F. Perkembangan Islam di Negara-negara Asia
1. Islam di Indonesia
Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari
kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan
dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Juga dihubungkan oleh
setengah bola dunia utara dan selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di
Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo (Kalilmantan).
Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di dunia,
setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia Islam.
Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini
mencapai 89 %, juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha.[17]
Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut
beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia,[18] yaitu :
a. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara.
Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam
masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah
pedagang India Muslim.
Bukti-bukti dari teori ini yaitu:
1) bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang
wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan
nisan yang terdapat di Gujarat.
2) adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-
Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
b. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan
pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia,
kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah
semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13,
karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam,
maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 (670 M) atau pada abad
pertama Hijriyah.
Pendapat ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa
agama Islam pertama kali masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan
sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).
Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat
Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W.
Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan
perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.

xi
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas,
kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai
barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam
memasukkan Islam ke Nusantara.
c. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa
agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan
waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada
kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki
persamaan dengan Persia. Di antaranya adalah:
1) Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya
Husein.
2) Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj,
sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus
dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16
dapat mempelajarinya.
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat
beberapa perbedaan dan kesamaannya:
1) Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama
Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang
melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India.
Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat
dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah
ajaran Syi'ah ke Indonesia.
2) Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan
teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai
tempat singgah perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan
ajaran Islam diambilnya dari Makkah atau dari Mesir.
3) Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam
perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim.
keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah
lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap
sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
4) Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih
berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya
pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui
pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh
madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India
sebagai negara asal Islam Indonesia.
Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan
tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni,
bahwa :
1) Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),

xii
2) Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan
Kristen dan Katolik.
3) Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah
Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh
Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani, Syekh Muhammad
Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin Umar al-
Nawawi al-Bantani, Khatib Minangkabau.
2. Islam di Malaysia
Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia. Hampir 50% dari 13 juta
penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar diantaranya adalah orang melayu yang
tinggal di Semenanjung Malaysia. Adapun sisanya terdiri dari kelompok-kelompok etnik
yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk Malaysia dan
yang lainnya India dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun
tanpa ada permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam
di Malaysia telah membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat
ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang taat ibadahnya, kuat memegang hukum
Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai serta mencerminkan keIslaman
agamanya baik di perkampungan maupun dalam pemerintahan. Mengenai hasil peradaban
Islam di Malaysia ini juga tidak kalah dengan negara-negara Islam yang lain, seperti :
1) Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala
Kancong.
2) Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam.
3) Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan Malaysia (hukum Islam di sana mendapat
kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara).
Selain itu juga keputusan yang diambil oleh Perdana Mentri Mahatir Muhammad
pada tahun 1982untuk menjalankan kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam
pemerintahan juga membuat peran islam semakin penting terutama ketika kebijakan tersebut
dilaksanakan secara nyata.
3. Islam di Singapura
Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah
indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura
telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar
di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang
muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-
lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi
secara profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti
Maarof Saleh (Presiden Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur
Eksekutif MUIS dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The
Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada
tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan pendidikan anak
muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan
lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi
kaum minoritasmuslim di Singapura.

xiii
4. Islam di Thailand
Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat
Muangthai menganut agama Budha dan Hindu. Orang Melayu Muslim merupakan golongan
minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim
Sunni dari madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di
Muangthai.Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan
dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak
bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah itu sebagai wilayah yang takluk
kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang Melayu Muslim terus-menerus
memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian
dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang
tak pernah mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya
mereka telah membuat mereka sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang
mempunyai identitas terpisah dari bagian utama penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat
Muslim di Muangthai sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di
Muangthai telah banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya :
1) Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
2) Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”.
3) Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.
5. Islam di Brunei Darussalam
Brunei Darussalam memperoleh kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984.
Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25% keturunan cina dan sisanya
kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama islam masuk ke
negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam.
Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai
sekarang.Dari segi politik situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran
negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi negara islam mendapatkan perlindungan dari
negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan dan tidak adanya demokrasi
politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama dan bidang
lainnya tanpa banyak kesulitan.
6. Islam di Filiphina
Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah
sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang datang pada tahun
1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun 1305 H. Negeri
ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan
diri sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina,
Islam tersebar hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam.
Akan tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang
amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara mendadak Spanyol menyerbu
kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn membawa seluruh dendam orang-orang
salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi
yang dialami oleh Islam Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun
1316 H/ 1898 M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan
ajaran Islam dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang

xiv
menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka untuk memeluk agama Nasrani
denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian, mereka tidak juga mampu mengalahkan
pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.

G. Kerajaan Islam di Asia


Penyebaran Islam di wilayah Asia ditandai dengan berdirinya kesultanan Islam di
kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia tidak lepas dari
kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama
muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara.Julukan ini
diberikan mengingat peranannya sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat
bagi para pedagang yang hendak keluar masuk pelabuhan-pelabuhan di Asia. Berikut ini
adalah profil beberapa kesultanan Islam yang pernah berkuasa di Asia Tenggara.
1. Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)
Samudera Pasai merupakan kesultanan Islam pertama. di Indonesia.Letak kesultanan
ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera
Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan perdagangan di Nusantara. Banyak
pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan menyebarkan Islam.
Kesultanan ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan
pelayaran.Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera
Pasai dapat diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan
nama sultan yang memerintah Samudera Pasai.
2. Kesultanan Malaka (abad ke-15)
Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka.Islam di Malaka berasal dari
Kesultanan Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan Malaka adalah Paramesywara, seorang
pangeran dari Sriwijaya.Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai dan
kemudian masuk Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa
pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1445-1459).
Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada
1511.Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan
peninggalan dari akhir abad ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti
penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis.
3. Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15).
Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said, mubalig dari
Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit
parah.Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar
Sultan Ismail Syah.Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan
dagang dengan Kesultanan Malaka.Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan
dan pelabuhan, terutama bagi pedagang dari Cina dan India.Kejayaan Pattani berakhir setelah
dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur
yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudera Pasai.
4. Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15).
Kesultanan Brunei Darussalam merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau
Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke Brunei pada 977, dibawa saudagar
Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia mengubah kerajaan itu

xv
menjadi kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad ke-15
untuk menekankan Islam sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang
menjadi pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka
jatuh ke tangan Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888,
di masa kepemimpinan Sultan Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat
meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983.
5. Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15).
Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina bagian
selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur
perdagangan Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum,
orang Arab yang ahli ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan
putri dari pangeran Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya
sebagai Sultan.
6. Kesultanan Ternate (abad ke-15).
Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di
daerah ini dilakukan oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam
kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu
pusat penyebaran Islam di kawasan timur Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai
kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Babullah.Kesultanan Ternate bersaing dengan
Kesultanan Tidore terutama dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir setelah
ditaklukkan oleh VOC (Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan
Kesultanan Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara).
7. Kesultanan Aceh Darussalam (abad ke-16).
Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau
Sumatera bagian utara.Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat
Syah.Kesultanan Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan
Malaka yang jatuh ke tangan Portugis, terutama dalam perdagangan dan
pelayaran.Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda.Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia
Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya
Baiturrahman di Banda Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina.
8. Kesultanan Demak (abad ke-16).
Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.Raja Demak
pertama adalah Raden Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di
bawah kepemimpinan Sultan Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan
kekuasaannya sampai ke daerah luar Jawa, seperti Kesultanan Banjar, Kerajaan
Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan.Kesultanan ini mengalami kemunduran
di masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak.Peninggalan
Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini
adalah bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan
dari sembilan wali (Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang,
dan Sunan Kalijaga.
9. Kesultanan Cirebon (abad ke-16).

xvi
Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.Kesultanan
Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan
menjadikan Cirebon sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal
Panembahan Girilaya (1650-1662), Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua
anaknya, menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman. Meskipun tidak
mempunyai kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan sampai saat ini.
10. Kesultanan Banjar (abad ke-16).
Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan
bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang
berubah menjadi kesultanan Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa
pertama Sultan Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan
melemahnya kerajaan Maajapahit di Pulau Jawa.Penyebaran Islam secara luas dilakukan
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama yang menjadi Mufti Besar
Kalimantan.Kesultanan Banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan
masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah (1857-1859) sebagai sultan
oleh Belanda.Pada 1859-1905, terjadi perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-
1862) melawan Belanda.Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar
pada 1860.Peninggalan sejarah Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa
Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang dibangun pada masa pemerintahan Sultan
Tamjidillah.
11. Kesultanan Banten (abad ke-16).
Kesultanan ini adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten didirikan
Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam
telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini ditandai dengan berdirinya bangunan masjid
dan pesantren.Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya di masa pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa (1651-1683).
Kesultanan ini mengalami kemunduran setelah terjadi perang melawan
Belanda.Peninggalan Kesultanan Banten berupa Masjid Agung Banten, Menara Banten,
Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan.
12. Kesultanan Buton (abad ke-16).
Kesultanan Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi
bagian tenggara.Kerajaan Buton menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk
agama Islam. Penyebaran Islam secara luas dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif
Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor. Peninggalan sejarah Kesultanan
Buton berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat (mengasingkan
diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton.

13. Kesultanan Goa (abad ke-16).


Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Goa berubah
menjadi kesultanan pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-
1639).
Pada masa kepemimpinan Sultan Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669)
meawan Belanda.Kesultanan Goa selanjutnya dikuasai oleh Belanda setelah dipaksa

xvii
menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya.Peninggalan Kesultanan Goa berupa
kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar (Sulawesi
Selatan).
14. Kesultanan Johor (abad ke-16).
Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis.Sultan
Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536.Masa
kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah
II.Kesultanan Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan sebuah aliansi bersama
Kesultanan Riau sehingga disebut Kesultanan Johor-Riau.Kesultanan Johor-Riau berakhir
setelah Raja Haji wafat dan wilayah tersebut dikuasai oleh Belanda.
15. Kesultanan Kutai (abad ke-16).
Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam, Kalimanta bagian timur.Pada
awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan Buddha.Islam
berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600).
Penyebaran Islam dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin Abdullah
bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan
Muhammad Salehuddin (1780-1850) memerintah.Kesultanan Kutai mengalami kemunduran
setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia.Peninggalan sejarah Kesultanan
Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana).
16. Kesultanan Pajang (abad ke-16).
Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan ini
didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat. Joko
Tingkir atau Sultan Adiwijaya membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah
pedalaman Jawa.Kesultanan Pajang hanya bertahan selama 45 tahun karena dihancurkan oleh
Kesultanan Mataram pada 1618.Peninggalan Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran
Benowo.
17. Kesultanan Mataram (abad ke-16).
Kesultanan Mataram beridiri sejak 1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah
Kesultanan Pajang yang dihadiahkan oleh Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng
Pamanahan.Sultan pertama Mataram adalah Panembahan Senopati (1582-1601). Puncak
kekuasaan Kesultanan Mataram tercapai pada masa kepemimpinan Sultan Agung (1613-
1645).Kesultanan Mataram melemah setelah terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian
Giyanti serta campur tangan pihak Belanda.Kesultanan Mataram selanjutnya terbagi menjadi
empat wilayah yaitu Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan
Mangkunegara. Peninggalan Kesultanan Mataram antara lain berupa pintu gerbang Masjid
Kotagede di Yogyakarta.
18. Kesultanan Palembang (abad ke-16).
Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan
Demak.Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-
1572).Pengetahuan dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang
menetap di Palembang.Kesultanan Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena
letaknya yang strategis.Belanda kemudian menghapuskan Kesultanan Palembang setelah
berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin.Salatu satu peninggalan Palembang

xviii
adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan Abdur
Rahman.
19. Kesultanan Bima (abad ke-17).
Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di Pulau Sumbawa bagian
timur. Kerajaan Bima berubah menjadi kesultanan Islam pada 1620 setelah rajanya, La Ka'i,
memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir. Pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat
penyebaran Islam kedua di timur Nusantara setelah Makassar.Kesultanan Bima berakhir pada
1951, ketika Muhammad Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima
antara lain berupa kompleks istana yang dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang
kesultanan.

20. Kesultanan Siak Sri Indrapura (abad ke-18).


Siak Sri Indrapura adalah sebuah kesultanan Melayu, didirikan (1723) oleh Sultan
Abdul Jalil Rahmat Syah, dan penyebarab Islam di Sumatera Timur.Pusatnya adalah Desa
Buantan, kemudian pindah ke Siak Sir Indrapura (sekitar 90 km ke timur laut
Pekanbaru).Wilayah kekuasaan Siak Sri Indrapura meliputi Siak Asli, Bukit Batu, Merbau,
Tebing Tinggi, Bangko, Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung
Kiri dan Tapung Kanan (Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal
dan pusat Kesultanan Siak Sri Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di
pinggir Sungai Siak dan merupakan salah satu objek pariwisata di daerah Riau.
H. Pengaruh Peradaban Islam di Asia
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Asia telah berpegang pada amalan Hindu,
Budha dan roh nenek moyang. Yang terwujud dalam politik, ekonomi, dan sosial. Setelah
Islam masuk, unsur-unsur baru yang diperkenalkan, diantaranya adalah :
1. Pemerintahan
a. Perubahan dalam sistem pemerintahan raja dalam sistem Islam seperti: Sultan sebagai
Raja/ ketua negara dan kerajaan.
b. Penasihat Sultan dengan sebutan jawatan khadi, khatib, bilal, pemungut zakat, penyelia
baitul mal, dan penjaga harta wakaf.
c. Memupuk semangat persaudaraan di kalangan umat Islam.
d. Raja Malaka diberi gelaran Khalifahtul Mukminin artinya pemimpin orang mukmin.
e. Islam menjadi agama resmi dalam kerajaan Malaka, Brunei.
f. Penggunaan Konsep Khalifah Allah ialah wakil Allah di bumi. Harus menunaikan amanah,
dan perintah dengan adil serta menerapkan unsur Islam bagi menggantikan konsep dewa raja
Hindu. Contoh : Sultan al-Zahir Samudera Pasai.
g. Undang-undang Syariah diperkenalkan.[19]
2. Pendidikan
a. Sistem Pendidikan
1) Sebelum Islam pendidikan hanya terbatas kepada golongan bangsawan saja.
2) Selepas Islam tersebar luas kepada seluruh masyarakat. Disebarkan melalui:
Istana, Pondok, Pesantren, Madrasah, dan Surau.
3. Pusat pendidikan awal Islam:

xix
a. Kerajaan Perlak di Sumatera Utara – melalui Dayah atau Pondok
b. Samudra Pasai sebagai pusat terjemahan karya agama dan tempat rujukan kerajaan Islam
lain seperti Malaka.
c. Pendidikan Pondok muncul awal kedatangan dan peluasan Islam di Asia Tenggara.
Seperti di Pattani, Aceh, dan Jawa.
d. Wanita juga digalakkan belajar dan diberi peluang yang sama dengan lelaki baik dalam
pemerintahan.

4. Lembaga Pendidikan
a. Istana: Tempat ulama bicara hukum dengan sultan dan pembesar , juga sampaikan ilmu
dan nasihati sultan.
b. Surau: Tempat belajar al-Quran secara tidak formal dan gurunya ajar tidak tetap.
c. Madrasah: Sistem pendidikan formal.
d. Pondok: Pusat pengajian Islam terutama di Pattani dan Melayu, di Aceh Dayah dan di
Jawa dikenal dengan Pesantren.[20]
5. Materi ajar
Fikih, Usuludin, Tasawuf, hadis, Tafsir, bahasa pengantar yang digunakan adalah
Melayu dan Arab.[21]
6. Cara Hidup
Sebelum Islam datang masyarakat dipengaruh oleh animisme, hindu dan buddha
setelah Islam datang berangsur-angsir hilang. Cara berpakaian Islam seperti berkerudung dan
bersongkok. Sifat tolong menolong, hormat menghormati, dan berkerjasama, bersatu padu
dan wujud semangat kerjasama.
7. Kesenian
a. Khat pada batu nisan, sebilah mata keris, dan ukiran kayu. Kreativitas masyarakat
tempatan batu nisan semakin menarik seperti Batu nisan Sultan al-Malik Ibrahim
ditulis dengan ayat al-Quran, selain syair dan makam Naina Hisham al-Din 1420M,
pengaruh seni Arab Parsi.
b. Seni pada masjid, surau, rumah kediaman guna kaligrafi arab. Seperti Masjid Ubudiah
Kuala Kangsar, Masjid Brunei.[22]

xx
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung. Sejarah Peraadaban Islam: dari masa klasik hingga modern. Yogyakarta:
Jurusan SPI fak. Adab Sunan Kalijaga bekerjasama dengan LESFI Yogyakarta. 2003.
Asrofah, Hanun. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1999.
Bakti, Andi Faisal. Islam and Nation Formation in Indonesia. Jakarta: Logos, 2000
Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : Grafindo Persada, 2000
Hasjmi. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.Jakarta: P.T. Al-Maarif, 1981
Ibrahim, Ahmad. Islam di Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES, 1989
Ibrahim, Muhammad. Sufi, Rusdi. Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam Islam di
Indonesia. Jakarta : Al-Maarif, 1989
Lapidus, M. Ira. Sejarah sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua. Yogyakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2000. cet. II,
Muzani, Saiful. Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta : Pustaka 3 LP3ES
Indonesia, 1993.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradapan Islam. Bandung : Pustaka Setia, 2008
Subaguk. Sejarah Peradan di Asia Tenggara. Jakarta : Gelora Aksara Pratama, 2000
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2008
Zuhri, Saifudin. Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia. Bandung :
al-Maarif, tth.

[1] Ira. M. Lapidus, Sejarah sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua,
( Yogyakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000 ), cet. II, hal. 717
[2] Ira. M. Lapidus, Sejarah…, hal 172
[3]Ira. M. Lapidus, Sejarah…, hal. 35
[4] Saifudin Zuhri, Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di Indonesia,
(Bandung: al-Maarif, tth), hal. 88
[5]Dudung Abdurrahman. Sejarah Peraadaban Islam: dari masa klasik hingga
moder, ( Yogyakarta: Jurusan SPI fak. Adab Sunan Kalijaga bekerjasama dengan LESFI
YOGYAKARTA, 2003), cet. ke-1, hal. 375-376.
[6]Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta:
Pustaka 3 LP3ES Indonesia, 1993), hal. 27
[7]Saiful Muzani, Pembangunan…, hal. 29.
[8]Subaguk, Sejarah Peradan di Asia Tenggara, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama,
2000), hal. 32
[9]Subaguk, Sejarah…, hal. 64
[10]Subaguk, Sejarah…, hal. 65

xxi
[11]Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia. ( Jakarta: Logos,
2000), hal. 143-144
[12]Andi Faisal Bakti, Islam…, hal. 150
[13] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradapan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2008), hal.
187
[14] Ahmad Ibrahim,Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: LP3ES,1989), hal. 45
[15] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam
Islam di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif, 1989), hal. 102
[16] Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, , (Jakarta: Grafindo Persada, 2000), hal.
201

[17] Ahmad al-‘Usairy. Sejarah Islam. ( Jakarta : AKBAR MEDIA, 2012), hal. 508
[18] Hasjmi.Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.( Jakarta: P.T.
Al-Maarif, 1981), hal. 375
[19]Badriyatim, Sejarah…, hal. 115
[20]Hanun Asrofah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),
hal. 45
[21] Hanun Asrofah, Sejarah…, hal. 55
[22] Muhammad Ibrahim dan Rusdi Sufi, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam
Islam di Indonesia, (Jakarta: Al-Maarif, 1989), hal. 130

xxii

Anda mungkin juga menyukai