Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI ASIA TENGGARA

Dosen Pembimbing :

Fitria Andriani, S.H,.M.H

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Nur Hafizah (220102128)

Rara Angraini (220102141)

Amna Zaifhonna (220102158)

HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sejarah
Masuknya Islam di Asia Tenggara’’ dengan baik. Makalah ini disusun untuk melengkapi
tugas mata kuliah Sejarah Fikih Kawasan. Melalui makalah ini, penulis berharap agar
penulis dan pembaca mampu mengenal dan memahami perkembangan sejarah masuknya
Islam di Asia Tenggara.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut
membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Fitria Andriani, S.H,.M.H sebagai dosen pengajar sejarah fikih kawasan yang
memberikan bimbingannya selama proses pembelajaran mengenai materi yang terdapat
pada makalah ini.
Pada makalah ini penulis berharap agar makalah yang telah disusun dapat
memberikan inspirasi dan referensi untuk pembaca. Penulis juga menyadari bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dalam penysusunan makalah ini

Banda Aceh, 5 Mei 2023

Tim Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................II

DAFTAR ISI..................................................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................3

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara............................................................................3

2.2 Teori-teori Masuknya Islam di Asia Tenggara.......................................................................5

2.3 Penyebaran dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara........................................................6

2.3.1 Proses Penyebaran Islam di Asia Tenggara........................................................................6

2.3.2 Perkembangan Islam di Asia Tenggara............................................................................10

2.4 Penerapan Fikih di Asia Tenggara........................................................................................11

KESIMPULAN..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................16

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Sebelum kemunculan Islam di Asia Tenggara, penduduk di Asia Tenggara menganut


animisme atau meyakini agama Hindu atau agama Buddha. Islamisasi di Asia Tenggara didukung
oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya dan
Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi.Hadirnya Islam menjadi dampak positif dari
ramainya transaksi dagang diselat Malaka. Ada sekitar 240 juta Muslim tinggal di Asia tenggara.1

Masuknya Islam ke wilayah Asia Tenggara memiliki sejarah yang beragam dan terjadi
melalui berbagai jalur dan periode waktu. Indonesia sebagai bagian dari Asia tenggara, bahkan
merupakan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Sebanyak 12,9 persen dari total
Muslim dunia hidup di Indonesia. Penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh para pedagang dan
ulama berlangsung secara damai tanpa ada tindakan pemaksaaan, kekerasan, intimidasi maupun
perang

Tak sedikit negara Asia tenggara menjadi rumah bagi mayoritas Muslim. Bahkan,
Malaysia dan Brunei Darussalam menjadikan Islam sebagai agama resmi negara. Dibandingkan
saudara-saudara seiman mereka di Timur tengah, umat Islam di Asia tenggara hidup lebih aman
damai tanpa adanya konflik. Meskipun berasal dari etnik yang heterogen, Muslim Asia tenggara
sebagian besar menganut paham agama yang sama yakni, sunni dengan mazhab syafi’i.

Menilik sejarahnya, Malaka merupakan gerbang utama masuknya islam ke Asia


tenggara. Perlu dicatat bahwa masuknya Islam di Asia Tenggara tidaklah seragam dan terjadi
dalam rentang waktu yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Proses masuknya Islam juga
berbeda-beda di setiap negara dan memiliki konteks sejarah, sosial, dan politik yang unik.

1
Osman, Latif. Ringkasan Sejarah Islam. Widjaya Jakarta. 2000: Jakarta

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara ?

2. Apa saja Teori- teori tentang Masuknya Islam di Asia Tenggara ?

3. Bagaimana Penyebaran dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara ?

4. Bagaimana Penerapan Fikih di Asia Tenggara ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Bagaimana Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara ?

2. Untuk Mengetahui Apa saja Teori- teori tentang Masuknya Islam di Asia Tenggara ?

3. Untuk Mengetahui Bagaimana Penyebaran dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara ?

4. Untuk Mengetahui Bagaimana Penerapan Fikih di Asia Tenggara ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Masuknya Islam di Asia Tenggara

Sebelum kemunculan Islam di Asia Tenggara, penduduk di Asia Tenggara menganut


animisme atau meyakini agama Hindu atau agama Buddha. Islamisasi di Asia Tenggara didukung
oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya dan
Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi.

Masuknya Islam ke wilayah Asia Tenggara pada abad ke-7 M memiliki sejarah yang
beragam dan terjadi melalui berbagai jalur dan periode waktu. Islamisasi di Asia Tenggara
didukung oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya
dan Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi.Hadirnya Islam menjadi dampak positif
dari ramainya transaksi dagang diselat Malaka. Ada sekitar 240 juta Muslim tinggal di Asia
tenggara.2

Indonesia sebagai bagian dari Asia tenggara, bahkan merupakan negara berpenduduk
Muslim terbanyak di dunia. Sebanyak 12,9 persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.
Penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh para pedagang dan ulama berlangsung secara damai
tanpa ada tindakan pemaksaaan, kekerasan, intimidasi maupun perang

Menilik sejarahnya, Malaka merupakan gerbang utama masuknya islam ke Asia


tenggara. Perlu dicatat bahwa masuknya Islam di Asia Tenggara tidaklah seragam dan terjadi
dalam rentang waktu yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Oleh sebab itu berikut beberapa
gambaran proses perjalanan masuknya Islam di Asia Tenggara 3:

1. Kontak Awal:

2
Amir Munir Samsur. 2014. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.

3
Saiful Muzani, Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, (Jakarta: Pustaka LP3ES Indonesia, 1993),
hlm. 25.

3
Kontak awal antara dunia Islam dan Asia Tenggara terjadi melalui perdagangan maritim.
Pedagang Arab dan Persia melakukan perjalanan melintasi Samudra Hindia dan menjalin
hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan di wilayah ini, seperti Kerajaan Srivijaya di Sumatra
(abad ke-7 hingga ke-13) dan Kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya (abad ke-15 hingga ke-
16).

2. Penyebaran Melalui Perdagangan:

Perdagangan menjadi jalur utama penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pedagang Muslim dari
Arab, Gujarat (India), Persia, dan Gujarat (India) mendirikan jaringan perdagangan di pelabuhan-
pelabuhan di wilayah ini, dan seiring berjalannya waktu, mereka juga menyebarkan ajaran Islam
kepada penduduk setempat.

Melalui jalur perdagangan tersebut, Islam masuk ke wilayah-wilayah seperti Sumatra, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, dan Filipina pada abad ke-13 hingga ke-16.

3. Penyebaran Melalui Penyebar Agama:

Selain perdagangan, penyebaran Islam di Asia Tenggara juga melibatkan para misionaris dan
ulama yang menyebarkan ajaran agama Islam kepada penduduk setempat.

Misalnya, ulama dan penyebar agama seperti Syekh Datuk Kahar, Syekh Abdul Muhyi, dan
Syekh Ibrahim Asmara mendapat peran penting dalam menyebarkan Islam di wilayah Aceh,
Sumatra, pada abad ke-16.

Di Jawa, misi penyebaran Islam dilakukan oleh Wali Songo, sembilan orang ulama yang
menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa pada abad ke-15 dan ke-16.

4. Islamisasi Kerajaan-Kerajaan:

Masuknya Islam juga terkait dengan proses Islamisasi kerajaan-kerajaan di wilayah ini. Beberapa
kerajaan Hindu-Buddha, seperti Majapahit di Jawa, mengadopsi agama Islam, baik secara
sukarela maupun melalui tekanan politik.

Kerajaan Malaka di Semenanjung Malaya, yang menjadi pusat perdagangan penting, mengalami
pengaruh besar Islam dan menjadi pusat penyebaran agama ini ke wilayah sekitarnya.

5. Konsolidasi dan Perkembangan:

4
Setelah masuknya Islam, agama ini terus berkembang dan mengalami konsolidasi di wilayah
Asia Tenggara. Pendirian kerajaan-kerajaan Islam seperti Kesultanan Malaka, Kesultanan Demak
di Jawa, Kesultanan Aceh, dan Kesultanan Banten menjadi bukti perkembangan dan pengaruh
Islam di wilayah ini.

2.2 Teori-teori Masuknya Islam di Asia Tenggara

Masuknya Islam di Asia Tenggara telah menjadi topik penelitian yang luas, dan terdapat
beberapa teori yang dikemukakan oleh para sejarawan dan ahli tentang proses tersebut. Berikut
adalah beberapa teori4 :

1. Teori Kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab

Dikemukakan oleh John Crawford menurutnya Islam datang dari Arab melalui pedagang.
Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan di
Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara
tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian
Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta
membina perkampungan Arab. Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang. Ada
juga pedagang Arab yang Menikah dengan wanita tempatan dan menyebarkan Islam. Karena
sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada Masa
menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam.

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :

a) Kampung Arab di Sumatera Utara yaitu di Ta Shih.

b) Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.

c) Budaya dan musik pengaruh dari arab seperti dabus dan tarian Zapin.

4
Maryam Siti. 2002. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.

5
d) Karya-karya yang menceritakan pengislaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab
contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diislamkan oleh ahli sufi dari
Arab yaitu Syeikh Ismail.

2. Teori Kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari China

Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi, menurut Eredia, Canton pernah menjadi
pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang China memeluk Islam. Pedagang
China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping menyebarkan Islam.
Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia
Tenggara.

Adapun Bukti kedatangan Islam dari China ini yaitu :

a) Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang.

b) Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan,
Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.

3. Teori Kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat

Dikemukakan oleh S.Hurgronje, menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai
Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah
terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan
Islam.

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :

a) Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan
Raja Malik Pasai.

b) Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara.

2.3 Penyebaran dan Perkembangan Islam di Asia Tenggara

2.3.1 Proses Penyebaran Islam di Asia Tenggara

6
Penyebaran Islam wilayah di Asia Tenggara di tandai dengan berdirinya kesultanan-
kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di wilayah Asia
Tenggara tidak lepas dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang di bawa oleh saudagar
dan ulama muslim dari Asia Barat. Adapun Malaka di kenal sebagai pintu gerbang Nusantara.
Julukan di berikan sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur dan Asia Barat bagi para pedagang
yang hendak keluar masuk pelabuhan di Asia Tenggara. Sedangkan Aceh menjadi pintu masuk
para pendatang Islam dari Asia Barat sehingga mendapat julukan Serambi Mekkah. Inilah
beberapa kesultanan-kesultanan yang pernah berdiri di Asia Tenggara yaitu5:

1. Kesultanan Malaka (Abad ke-15)

Kesultanan ini terletak di Semenanjung Malaka. Islam di Malaka berasal dari Samudra Pasai.
Pendiri Kesultanan Malaka adalah Parameswara, seorang pangeran Majapahit. Parameswara
menikah dengan putri sultan Samudra Pasai dan kemudian masuk Islam. Kesultanan Malaka
mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah pada tahun (1445-
1459).Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada tahun
1511.Peninggalan sejarah kesultanan Malaka berupa mata uang yang merupakan peninggalan
dari akhir abad ke-15 dan benteng A-Farmosa yang merupakan bukti penaklukan Malaka oleh
pasukan Portugis.

2. Kesultanan Islam Pattani ( Abad ke-15 M)

Kehadiran Islam Pattani di mulai dengan kadatangan Syaikh Said, mubaligh dari Pasai, yang
berhasil menyembuhkan Raja Pattani bernama Phaya Tu Napka yang sedang sakit parah. Phaya
Tu Nakpa (1486-1530 M) beragama Budha, kemudian masuk Islam dan bergelar Sulatan Islamil
Syah. Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama
pedagang dari Cina dan India. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari
bangkok dan peninggalan sejarah Pattani berupa nisan kubur yang di sebut Batu Aceh yang
melambangkan kedekatan hubungan dengan Samudra Pasai.

3. Kesultanan Brunei Darussalam

5
Sen Ta Tan. 2010. Cheng Ho Penyebar Islam dari Cina ke Nusantara. Jakarta: Buku Kompas.

7
Raja Brunei pertama adalah Awang Betatar yang tertarik menerima Islam dan mengganti
namanya menjadi Sultan Muhammad Syah. Pada tahun 1511 masehi, kerajaan Melayu Malaka
jatuh ketangan Portugis. Maka atas kekosongan ini Brunei mengambil alih menjadi pusat
penyebaran Islam di kepulauan Melayu dan Kerajaan Brunei merupakan kerajaan Islam yang
makmur di kawasan Asia Tenggara. Brunei merdeka sebagai negara Islam di bawah pimpinan
Sultan ke-29, yaitu Sultan Hasanal Bolkiah Muizaddin Waddaulah.

4. Kesultanan Islam Sulu (Abad ke-15).[25]

Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filiphina bagian selatan. Islam
masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan Malaka dan
Filiphina. Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim Al-makdum, mubaligh Arab yang ahli
dalam ilmu pengobatan. Abu Bakar, seorang da’i dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran
Bwansa dan kemudian memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan.

5. Kesultanan Johor

Kesultanan Johor berdiri setelah kesultanan Malaka dikalahkan oleh Portugis (15511 M). Sultan
Alaudin Riayat Ryah membangun kesultanan Johor sekitar tahun 1530-1536. Masa kejayaan
kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan sultan Abdul Jalil Riayat Syah II. Kesultanan
Johor memperkuat dirinya dengan mengadakan aliansi bersama kesultanan Riau sehingga disebut
kesultatan Johor-Riau. Kesultanan Johor Riau berakhir setelah raja haji wafat dan wilayahnya
dikuasai oleh Belanda. Kesultanan Johor merupakan lanjutan dari kerajaan Melayu Malaka yang
dikalahkan Portugis (1911 M)

Islam masuk di Asia Tenggara dengan kegiatan perdagangan. Kondisi tersebut berbeda
dengan dunia islam lain yang di sebarluaskan dengan cara peperangan dan kekerasan seperti di
Arab. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tidak paksaan sehingga
tidak terjadi penolakkan dari masyarakat. Maka kesempatan inilah di manfaatkan oleh pedagang
untuk menyebarkan Islam. Ada beberapa jalur masuknya Islam di Asia Tenggara yaitu6:

1. Perdagangan Maritim:

Perdagangan maritim menjadi jalur utama penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pedagang Muslim
dari Arab, Gujarat (India), Persia, dan Gujarat (India) menjalin hubungan dagang dengan
6
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2014), hlm. 325.

8
kerajaan-kerajaan di wilayah ini, membawa ajaran Islam dan memperkenalkannya kepada
penduduk setempat.

Pelabuhan-pelabuhan seperti Melaka di Semenanjung Malaya, Aceh di Sumatra, dan Demak di


Jawa menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam di wilayah tersebut.

2. Penyebar Agama:

Para misionaris dan ulama memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Mereka datang ke wilayah ini dengan tujuan menyebarkan ajaran Islam dan mempengaruhi
masyarakat setempat.

Contohnya, Wali Songo di Jawa adalah sekelompok sembilan orang ulama yang memiliki peran
signifikan dalam menyebarkan Islam di Pulau Jawa melalui pendekatan dakwah dan pengajaran
agama.

3. Peran Kesultanan:

Pendirian kesultanan-kesultanan Islam di Asia Tenggara, seperti Kesultanan Malaka, Kesultanan


Aceh, Kesultanan Demak, dan Kesultanan Banten, berperan penting dalam penyebaran agama
Islam.

Kesultanan-kesultanan ini memainkan peran ganda sebagai pusat kekuasaan politik dan agama.
Mereka menjalankan fungsi politik, ekonomi, dan sosial, sementara juga menyebarkan ajaran
Islam kepada penduduk setempat.

4. Akulturasi Budaya:

Proses penyebaran Islam di Asia Tenggara juga melibatkan akulturasi antara agama Islam dan
budaya lokal. Ajaran Islam disesuaikan dengan tradisi dan kebiasaan lokal, sehingga
mempermudah penerimaan dan penyebaran agama ini di kalangan masyarakat setempat.

Misalnya, dalam budaya Jawa, terjadi sinkretisme antara agama Islam dengan tradisi kejawen,
yang menggabungkan ajaran Islam dengan unsur-unsur kepercayaan dan praktik lokal.

5. Konversi Raja dan Elit Politik:

9
Konversi raja atau elit politik juga mempengaruhi penyebaran Islam di Asia Tenggara. Ketika
seorang penguasa atau elit politik mengadopsi agama Islam, hal ini dapat memberikan dorongan
kuat bagi masyarakat di sekitarnya untuk mengikuti agama tersebut.

Contohnya, konversi Raja Parameswara menjadi Muslim dan pendirian Kesultanan Malaka
menjadi titik balik dalam penyebaran Islam di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.

Proses penyebaran Islam di Asia Tenggara merupakan hasil dari interaksi kompleks
antara perdagangan, misionaris, kesultanan, akulturasi budaya, dan peran individu penting.
Faktor-faktor ini saling berinteraksi dan memberikan kontribusi pada penyebaran Islam di
wilayah tersebut.

2.3.2 Perkembangan Islam di Asia Tenggara

Perkembangan Islam di Asia Tenggara melibatkan sejarah yang panjang dan kompleks.
Berikut adalah beberapa poin penting dalam perkembangan Islam di wilayah ini:

Diterimanya Islam oleh masyarakat dalam kekuasaan tak pelak lagi mengakibatkan
trasnformasi budaya dan politik dengan tingkat pengaruh yang berbeda-beda. Budaya politik
Hindu-Budha yang merupakan tradisi politik wilayah kepulauan telah di gantikan dengan ide-ide
dan lembaga-lembaga yang di ilhami oleh Qur’an dan sumber-sumber sah Islam lainnya dan
konsep Islam tentang pemimpin menggatikan konsep Hindu tentang devaraja. Sebutan
kehormatan dan gelar yang bernafaskan Islam mulai di gunakan. Hukum Islam segera di
laksanakan setelah Islam menjadi agama resmi, meskipun tetap selektif. Undang-undang Malaka
(dikoplikasikan tahun 1450) dengan jelas hukum-hukum Islam yang menetapkan bahwa
pemerintahan Malaka harus di jalankan sesuai dengan hukum Qur’an7.

Islam di trasformasikan budaya masyarakat yang telah di Islamkan di kawasan kepulauan


ini dan secara bertahap, iman Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan
umum dari masyarakat yang telah di Islamkan dengan sedikit muatan lokal8.

Beberapa-berapa budaya dan tradisi yang berkembang di Asia Tenggara di antaranya:

7
Azyumardi Azra, Perspektif Islam di Asia Tenggara,(Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, Anggota IKAPI, 1989), hlm.
11
8
Muzani Saiful. 1993. Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenngara. Jakarta: Pustaka.

10
1. Pendidikan tidak lagi menjadikan hak istimewa kaum bangsawan, pendidikan Islam
melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan setiap muslim di harapkan mampu membaca Al-
Qur’an dan memahami asas-asas Islam secara rasional

2. Huruf Arab diperkenalkan dan digunakan di seluruh wilayah dari Aceh hingga Mindanau

3. Bahasa-bahasa lokal diperkaya dengan kosa kata dan gaya bahasa Arab

4. Bahasa Melayu secara khusus digunakan sebagai lingua franca di Asia Tenggara dan
dijadikan media pengajaran agama.

Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra, dan sejarah segera
bermunculan. Banyak daerah di wilayah ini seperti Pasai, Malaka, Aceh, dan Pattani muncul
sebagai pusat pengajaran agama yang menjadi daya tarik bagi para pelajar dari seluruh penjuru
wilayah ini. Sistem pendidikan Islam segera dirancang, dalam banyak kasus masjid atau surau
menjadi lembaga pusat pengajaran, dan pondok pesantren di dirikan. Hubungan dengan pusat-
pusat dunia Islam segera dibina. Semua ini adalah tanda-tanda perkembangan Islam di Asia
Tenggara yang kemudian melahirkan perspektif unik di wilayah ini dan terus memberikan
penekanan pada keunggulan Islam. Dengan memungkinkan unsur-unsur lokal masuk dalam
pemikiran ulama pribumi.

Perkembangan budaya Islam di Asia Tenggara yaitu membaca dan memahami Al-Qur’an
dan dasar-dasar yang rasional, di perkenalkan huruf Arab di seluruh Semenanjung Melayu dan
pendidikan yang melahirkan banyak ilmu-ilmu dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah.

2.4 Penerapan Fikih di Asia Tenggara

Penerapan fikih (hukum Islam) di Asia Tenggara mencerminkan konteks sosial, budaya,
dan sejarah masyarakat di wilayah ini. Meskipun terdapat keragaman dalam penerapan fikih di
setiap negara dan komunitas Muslim di Asia Tenggara, terdapat beberapa ciri khas yang dapat
diidentifikasi9:

1. Mazhab-Mazhab Fikih:

9
Azra Azyumarzi. 1989. Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

11
Di Asia Tenggara, terdapat beberapa mazhab fikih yang diikuti oleh masyarakat Muslim,
termasuk Mazhab Syafi'i, Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, dan Mazhab Hambali.

Mazhab Syafi'i adalah mazhab yang dominan di wilayah ini dan menjadi dasar hukum Islam di
sebagian besar negara seperti Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Mazhab Hanafi juga diikuti oleh
sebagian komunitas Muslim, terutama di wilayah Filipina.

2. Pengaruh Adat dan Kebudayaan Lokal:

Penerapan fikih di Asia Tenggara seringkali dipengaruhi oleh adat dan kebudayaan lokal.
Terdapat praktik-praktik keislaman yang khas dan unik di setiap wilayah, yang mencerminkan
penggabungan elemen-elemen budaya setempat dengan ajaran Islam.

Contohnya, di Indonesia, terdapat tradisi kejawen yang merupakan penggabungan antara ajaran
Islam dengan kepercayaan dan praktik tradisional Jawa. Hal ini tercermin dalam adat istiadat,
ritual, dan amalan keagamaan yang khas di wilayah tersebut.

3. Interpretasi dan Ijtihad Lokal:

Ulama dan cendekiawan Muslim di Asia Tenggara memiliki peran penting dalam interpretasi dan
aplikasi fikih sesuai dengan konteks lokal.

Mereka melakukan ijtihad (upaya penalaran) untuk mengatasi isu-isu keagamaan dan sosial yang
spesifik di wilayah ini, seperti isu perkawinan, waris, zakat, dan kehidupan masyarakat Muslim
secara umum.

Penggunaan fatwa (pendapat hukum) oleh ulama juga berperan dalam mengarahkan penerapan
fikih di tingkat komunitas.

4. Tradisi Pesantren:

Pesantren, sekolah tradisional Islam, memainkan peran penting dalam pengajaran fikih di Asia
Tenggara. Pesantren menjadi lembaga pendidikan agama yang mempelajari dan mengajarkan
fikih kepada para santri (murid).

Di pesantren, para santri mempelajari teks-teks klasik Islam, termasuk kitab-kitab fikih, dan
belajar mengaplikasikan hukum Islam dalam kehidupan sehari-hari.

12
Penerapan fikih di Asia Tenggara merupakan hasil dari interaksi antara ajaran Islam
dengan budaya dan tradisi lokal. Penerapan tersebut juga dipengaruhi oleh interpretasi ulama dan
cendekiawan Muslim yang mempertimbangkan konteks sosial dan kebutuhan umat Muslim di
wilayah ini10.

10
A.Syalabi, 2000, Sejarah dan Kebudayaan Islam III. Jakarta: Al-Husna Zikra

13
KESIMPULAN
Masuknya Islam di Asia Tenggara dimulai pada abad ke-7 melalui perdagangan maritim
dengan pedagang Arab, Persia, dan India. Perdagangan menjadi jalur utama penyebaran Islam di
wilayah ini. Sebelum kemunculan Islam di Asia Tenggara, penduduk di Asia Tenggara menganut
animisme atau meyakini agama Hindu atau agama Buddha. Islamisasi di Asia Tenggara didukung
oleh keberadaan para pedagang dan ulama yang berasal dari Jazirah Arab, Persia Raya dan
Gujarat di wilayah Malaysia pada abad ke-9 Masehi. Hadirnya Islam menjadi dampak positif dari
ramainya transaksi dagang diselat Malaka. Ada sekitar 240 juta Muslim tinggal di Asia tenggara.

Masuknya Islam ke wilayah Asia Tenggara memiliki sejarah yang beragam dan terjadi
melalui berbagai jalur dan periode waktu. Indonesia sebagai bagian dari Asia tenggara, bahkan
merupakan negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Sebanyak 12,9 persen dari total
Muslim dunia hidup di Indonesia. Penyebaran Islam di Asia Tenggara oleh para pedagang dan
ulama berlangsung secara damai tanpa ada tindakan pemaksaaan, kekerasan, intimidasi maupun
perang

Kehadiran Islam di Asia Tenggara memberikan warna dalam peradaban dunia Islam.
Meskipun kehadiran Islam di Asia Tenggara masih tumpang tindih, proses masuknya melahirkan
beberapa teori diantaranya:

1. Teori pertama, oleh Crawfurd (1859) bahwa Islam berasal dari Arab atau Hadramaut.

2. Teori kedua, bahwa Islam berasal dari Gujarat, India.

3. Teori ketiga, oleh Fatimi bahwa Islam berasal dari Bangladesh.

Peran perdagangan dan hubungan dagang dengan pedagang Muslim memfasilitasi


penyebaran ajaran Islam. Perdagangan maritim membuka peluang bagi para pedagang Muslim
untuk berinteraksi dengan penduduk setempat dan memperkenalkan Islam. Kesultanan-
kesultanan Islam, seperti Kesultanan Malaka, Aceh, Demak, dan Banten, berperan penting dalam
penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Kesultanan-kesultanan ini menjadi pusat kekuasaan
politik dan agama, menjalin hubungan dengan pedagang dan misionaris Muslim dari luar
wilayah.

14
Akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal memainkan peran penting dalam
penerimaan dan penyebaran agama Islam di Asia Tenggara. Ajaran Islam disesuaikan dengan
tradisi dan kebiasaan lokal, memungkinkan adanya harmonisasi antara ajaran Islam dan budaya
setempat. Ulama, misionaris, dan cendekiawan Muslim memiliki peran signifikan dalam
penyebaran dan pengajaran agama Islam di wilayah ini. Mereka melakukan dakwah, memberikan
pendidikan agama, dan melakukan interpretasi hukum Islam sesuai dengan konteks lokal.

Proses penyebaran Islam di Asia Tenggara melibatkan faktor-faktor politik, ekonomi,


sosial, dan keagamaan yang saling berinteraksi. Perkawinan antara penguasa lokal dan
bangsawan Muslim, perjuangan politik, konversi elit politik, dan perubahan agama adalah
beberapa faktor yang berperan.

Penerapan fikih di Asia Tenggara mencerminkan adanya keragaman dalam mazhab yang
diikuti, pengaruh budaya lokal, interpretasi ulama, dan peran pesantren dalam pendidikan agama.
Hal ini menghasilkan keunikan dalam praktik dan penerapan fikih di wilayah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

A.Syalabi. (2000). Sejarah dan Kebudayaan Islam III. Jakarta: Al-Husna Zikra .

Amin, S. M. (2014). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.

Azra, A. (1989). Perspektif Islam di Asia Tenggara. (A. IKAPI, Penyunt.) Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.

Azyumarzi, A. (1989). Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Latif, O. (2000). Ringkasan Sejarah Islam. Jakarta: Widjaya Jakarta.

Muzani, S. (1993). Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia.

Saiful, M. (1993). Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenngara. Jakarta: Pustaka.

Samsur, A. M. ( 2014). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: AMZAH.

Siti, M. (2002). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: LESFI.

Tan, S. T. (2010). Penyebar Islam dari Cina ke Nusantara. Jakarta: Buku Kompas.

16

Anda mungkin juga menyukai