Disusun Oleh
M khuzaifah
Semester/Unit : 1/2
Jurusan/Prodi : Dakwah/BKI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat islam merupakan mayoritas penduduk Asia Tenggara, khususnya di negara Indonesia,
Malaysia, Thailand selatan, dan Brunei. Proses konversi massal masyarakat dunia melayu ke
dalam islam berlangsung secara damai. Konversi ke dalam Islam merupakan proses panjang, yang
masih terus berlangsung sampai sekarang. Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial
yang patut diperhitungkan, karena hampir seluruh negara yang yang ada di Asia Tenggara
penduduknya baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam. Misalnya Islam menjadi
agama resmi Negara Federasi Malaysia, kerajaan Brunei Darussalam, negara Indonesia
(penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam), Burma (sebagian kecil penduduknya
beragama Islam) dan seperti negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Asia tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama Islam.
Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah timur India sampai lautan Cina
dan mencangkup Indonesia, Malaysia, dan Filipina.
Sejarah masuknya islam di asia tenggara sampai saat ini merupakan polemik panjang yang
menimbulkan pro dan kontra antara sejarawan agamawan, arkeolog dan intelektual. Namun yang
menjadi referensi umum masuknya islam di Asia tenggara adalah melalui proses perdagangan
internasional yang berpusat diselat malaka melalui para pedagang muslim Persia dan Arab.
Namun proses masuknya islam di negara-negara bagian Asia Tenggara tidak sepenuhnya
sama. Semuanya memiliki karakteristik masing-masing budaya yang sama sekali berbeda. Ada
juga Negara yang sudah menggunakan tradisi islam ala Persia dan Islam ala Arab. Oleh karena itu
muncullah beberapa hal yang melatarbelakangi proses berkembangnya Islam di Asia Tenggara
yang sangat penting untuk ita ketahui. Islam berkembang di Asia Tenggara melalui beberapa
proses saluran, diantaranya saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, seni, dan
politik.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan, dapat dirumuskan beberapa
permasalahan, diantaranya ialah :
1. Kapan mulai masuk dan berkembangnya agama Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimana proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Asia Tenggara?
3. Bagaimana pengaruh islam di asia tenggara?
4. Negara apa saja yang mempunyai peradaban Islam di Asia Tenggara?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui teori tentang kedatangan Islam di Asia Tenggara, berbagai saluran yang digunakan
dalam penyebaran Islam, dan pengaruh Islam dalam kebudayaan.
2. Mengetahui proses berkembangnya agama Islam di Asia Tenggara.
3. Mengetahui pengaruh Islam di Asia Tenggara.
4. Mengetahui negara-negara Islam di Asia Tenggara.
BAB II
PEMBAHASAN
melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka
dan tanpa pemaksaan sehingga Islam sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir semuanya
didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab,
India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi
Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan
mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam inilah yang
dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar
pesisir.
Penetrasi Islam di Asia Tenggara dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama dimulai dengan kedatangan Islam yang kemudian diikuti dengan kemerosotandan
akhirnya keruntuhan Kerajaan Majapahit pada sekitar abad 14-15.
Tahap ke dua adalah sejak datangnya dan kemudian mapannya kekuasaan kolonialisme Barat
sampai awal abad ke 19.
Tahap ketiga adalah pada permulaan abad 20 terjadi “liberalisasi” sebagai kebijakan pemerintah
kolonial.
Proses Islamisasi dan intensifikasi ke-Islaman banyak dipengaruhi oleh situasi dan faktor-
faktor local yang menyebabkan timbulnya perbedaan-perbedaan dalam tingkat penetrasi Islam di
kawasan Asia Tenggara yang berakibat perbedaan pandangan, penghaytan, dan pengamalan Islam
oleh penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada Islam dan
peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan mengamalkan Islam sesuai dengan
doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang bersih dari bid’ah dan percampuran dengan unsure-unsur
non Islam lainnya. Proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadits.
Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik Islam di dunia dapat berkembang karena
adanya tasawwuf. Proses internasionalisasi Islam tasawwuf tidaklah berjalan sendiri, karena
diperlukan adanya keterikatan tasawwuf kepada shari’ah secara sufistik.
Sultan menjadi ketua negara, mufti menjadi penasihat sultan. Wujud juga pegawai seperti kadi, khatib,
bilal.
Gelaran sultan meletakkan raja setaraf dengan kerajaan Islam yang lain.
Dalam Hukum Kanun Melaka – raja digelar Khalifatul Mukminin (pemimpim orang mukmin), perkataan
ini tercatat dalam wang syiling kerajaan melayu.
Gelaran Zillulah fil’Alam (bayangan Allah di dalam alam) turut digunakan oleh raja Melaka.
Islam menjadi agama rasmi – kerajaan Melaka, Aceh.
Contoh sultan yang berpegang teguh kepada Islam – Sultan Malik (Samudera Pasai), Sultan Iskandar Thani
(Acheh).
Nama nama Islam digunakan seperti Acheh Darus Salam (negeri), Sultan Mahmud Syah beerti sultan
terpuji.
Undang – undang syariah yang diperkenalkan seperti kes jenayah, harta pusaka. Ia termaktub dalam
Hukum Kanun Melaka di Melaka dan Kanun Mahkota Alam di Belanda.
Semangat jihad menentang penjajah telah diterapkan – contohnya di Acheh menetang Portugis, di Jawa
menentang Portugis dan Belanda.
2. Sistem pendidikan
Sebelum Islam pendidikan hanya untuk bangsawan.
Dalam Islam pendidikan wajib kepada semua orang Islam.
Kesannya wujud institusi formal seperti pondok, istana, pesantren, madrasah dan surau.
Pusat pendidikan terawal di Perlak disebut dayah atau pondik, contohnya Dayah Bukit Ce Breek, Perlak.
Samudera-Pasai menjadi pusat penterjemahan karya agama.
Di Acheh – sistem pendidikan lebih sistematik, terdapat peringkat rendah (rangkang), menengah
(muenasah) dan tinggi atau univesiti (Jamiah Bait al-Rahman). Pelajarnya meliputi pelajar luar Acheh. Di
Acheh wanita digalakkan belajar di dayah dan memegang jawatan pentadbiran.
3. Bahasa dan kesusteraan
Tulisan jawi berasal darpadatulisan Arab (al-Quran) yang diubahsuai dengan perkataan Melayu.
Tulisan ini menjadi tulisan rasmi menggantikan tulisan Palava Dewanagari (tulisan zaman Hindu Buddha).
Istilah Arab digunakan dalam tulisan jawi bahasa Melayu seperti sultan, syuur, masjid, alam.
Bahasa Melayu menjadi bahasa ilmu – seperti cerita panji, sastera pengaruh Arab, sastera seperti syair,
guridam.
4. Cara hidup
Sebelum Islam – cara hidup Anismisme, Hindu dan Buddha.
Kedatangan Islam maka cara hidup Islam diasimilasikan seperti bertudung dan bersongkok.
Islam dijadikan ‘ad – din ‘ iaitu cara hidup lengkap dan menyeluruh.
Kedatangan Islam turut mengubah sistem sosial seperti konsep persaudaraan, persamaan, tolong –
menolong dan gotong – royong.
5. Kesenian
Kesenian Islam contohnya seni khat, seni bina, seni ukir.
Seni khat ada pada batu nisan ( tulisan ayat al – Quran ), ukiran kayu, bilah mata keris, batu bersurat (
Terengganu ).
Makam di Pasai mempunyai pengaruh Parsi ( syair Parsi ).
Terdapat juga seni khat yang bertatahkan emas, perak.
Unsur seni kaligrafi turut mengambil contoh huruf Arab, ayat al – Quran dan tulisan jawi.
Pengaruh seni bina Islam boleh juga dilihat pada bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan
seperti masjid Ubaidiyah Kuala Kangsar.
6. Ekonomi
Baitulmal diperkenalkan di Acheh oleh Sultan Iskandar Muda yang berfungsi sebagai perbendaharaan
negara (hasilnya diperoleh daripada zakat dan sedekah).
Islam menggalakkan umatnya mencari rezeki halal dan melarang mengemis.
Berdagang ekonomi yang halal digalakkan.
Perkara dilarang seperti riba, penindasan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Usairy, Ahmad. (2013). Sejarah Islam Sezak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. Jakarta: Akbar
Media.
Hamka, Prof.Dr. (2006). Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional Pte Ltd.
Yatim, Badri. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Tjandrasasmita, Uka, (Ed.). (1984). Sejarah Nasional Indonesia III. Jakarta: PN Balai Pustaka.
Supriyadi, Dedi. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.
Zuhairini. (1986). Sejarah pendidikan Islam. Jakarta: Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi
Agama, Direjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.
Hasbullah. (2001). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Thohir, Ajid. (2002). Perkembangan Peradaban Islam di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Ilaihi, Wahyu, dan Hefni, Harjani. (2007). Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
[1] Dr. Badri Yatim, M.A,sejarah peradaban Islam dirasah Islamiyah II,(Jakarta:PT RajaGrafindo
Persada,2008),hlm. 200.
[2] Ibid., hlm. 201
[3] Ibid., hlm. 201.
[4] Kedatangan ahli tasawuf di Indonesia diperkirakan terutama sejak abad ke-13 yaitu masa
perkembangan dan persebaran ahli-ahli tasawuf dariPersia dan India. Perkembangan tasawuf yang
paling nyata adalah di Sumatra dan Jawa yaitu abad ke-16 dan ke-17. (Uka Tjandrasasmita (Ed.),
Sejarah Nasional Indonesia III, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1984), hlm. 218)
[5] Dr. Badri Yatim, M.A, op.cit., hlm. 203.
[6] Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 205.
[7] Dr. Badri Yatim, M.A, op.cit., hlm. 203-204.
[8] Prof. Dr. Hamka, op.cit., hlm. 703.
[9] Ibid, hlm.704.
[10] Daerah yang berada di bawah kekuasaan Malaka kebanyakan terletak di Sumatera diantaranya:
Kampar, Minangkabau, Siak, dan kepulauan Riau-Lingga. (Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 18).
[11] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam sejak zaman Nabi Adam hingga abad xx, (Cet, XI; Jakarta: AKBAR
MEDIA, 2013), hlm. 337.
[12] Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 19.
[13] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 337.
[14] Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 195.
[15] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 449.
[16] Badri Yatim, op.cit., hlm. 209.
[17] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 449.
[18] Di Jawa berdasarkan cerita tradisional dan babad-babad, yang mendapat gelar wali dianggap sebagai
pembawa dan penyebar Islam di daerah-daerah pesisir. Tidaklah semua wali yang tergolong Wali sango
atau wali sembilan berasal dari negeri luar. Bahkan sebagian besar dari wali sango menurut cerita dalam
babad-babad berasal dari Jawa sendiri. (Uka Tjandrasasmita (ED.),op.cit., hlm. 197.)
[19] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 450.
[20] Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 9.
[21] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 450.
[22] Ibid., hlm. 451.
[23] Ada dua kemungkinan mengapa Kerajaan Goa-Tallo mengadakan ekspansi diantaranya :1)
kemungkinan diakibatkan oleh dorongan agama Islam yang baru masuk. 2) kemungkinan karena
kekayaan yang diperoleh dari perdagangan yang ramai di pelabuhannya yang merupakan pelabuhan
transit. (Uka Tjandrasasmita (Ed.), op.cit., hlm. 31.
[24] Dr. Badri Yatim, op.cit., hlm. 224.
[25] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 451.
[26] Dr. Badri Yatim, op.cit,. hlm. 194.
[27] Zuhairini, Sejarah pendidikan Islam (Cet. II; Jakarta: Proyek Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi
Agama, Direjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1986), hlm. 133.
[28] Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam, (Cet, IV; Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 17
[29] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 507.
[30] Ajid Thohir, Perkembangn Pradaban Islam di Kawasan Dunia Islam, (Cet. I; Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2002), hlm. 268-269.
[31] Wahyu Ilahi dan Harjani Hefni, “Pengantar Sejarah Dakwah” (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2007), hlm. 161-164.
[32] Prof. Dr. Hamka, op.cit., hlm. 678.
[33] Ahmad Al-Usairy, op.cit., hlm. 337.
Makalah Islam di Asia Tenggara
BAB I
PENDAHULUAN
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan,karena
hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara penduduknya, baik mayoritas ataupun minoritas
memeluk agama Islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi Negara federasi Malaysia, Kerajaan
Brunei Darussalam, negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90% beragama Islam),
Burma (sebagian kecil penduduknya beragama Islam), Republik Filipina, Kerajaan Muangthai,
Kampuchea, dan Republik Singapura[1].
Dari segi jumlah, hampir terdapat 300 juta orang di seluruh Asia Tenggara yang mengaku
sebagai Muslim. Berdasar kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah Islam
yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim
terbesar. Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak pemeluk agama
lslamnya.Termasuk wilayah ini adalah pulau-pulau yang terletak di sebelah timur lndia sampai
lautan Cina dan mencakup lndonesia, Malaysia dan Filipina.
Sebagai seorang muslim yang tinggal di kawasan ASEAN hendaklah kita mengetahui
tentang sejarah masuknya Islamdi kawasan ASEAN. Akan tetapi ,kami tidak dapat menulis semua
sejarah itu disini, karenaitu dari negara di ASEAn,kami hanya akan membahas 4 saja yaitu
masuknya Islam di Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Muangthai. adapun untuk brunei dan
Singapura tidak jauh beda dengan di Malaysia.
BAB II
PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA
E. Islam di Muangthai
1. Latar Belakang Muangthai
Di Muangthai terdapat sekitar 2,2 juta kaum muslimin atau 4 % dari penduduk umumnya.
Muangthai dibagi menjadi 4 propinsi, yang paling banyak menganut Islam yaitu di propinsi bagian
selatan tepatnya di kota Satun, Narathiwat, Patani dan Yala. Pekerjaan kaum muslimin Muangthai
cukup beragam, namun yang paling dominan adalah petani, pedagang kecil, buruh pabrik, dan
pegawai pemerintahan. Agama Islam di Muangthaimerupakan minoritas yang paling kuat di
daerah Patani pada awal abad ke-17 pernah menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Asia
Tenggara dan menghasilkan ulama besar seperti Daud bin Abdillah bin Idris al-Fatani.
2. Masyarakat
Masyarakat Melayu sangat terisolasi dari masyarakat Muangthai pada umumnya
dan karakteristik sosial budayanya cenderung untuk mengisolasikan. Istilah masyarakat Muslim
hampir sinonim dengan masyarakat pedesaan. Daerah-daerah perkotaan secara dominan
merupakan daerah Muangthai Budhis, yang berhubungan dengan birokrasi negara dan para
pedagang serta pemilik tokoh Cina. Hanya ada dua alasan bagi orang Muslim pedesaan Melayu
untuk berhubungan dengan orang Muslim bukan melayu di daerah perkotaan. Oleh karena itu,
usaha-usaha kecil di desa dimiliki oleh orang-orang Muslim Melayu sendiri. Dan untuk
berhubungan atau berurusan dengan pemerintahan harus memakai cara penghubung atau
perantara, maka kesempatan diadakannya hubungan antar pribadi antara mayoritas Melayu
Muslim dan non Muslim di daerah itu sangat terbatas. Para pejabat pemerintah tidak mempunyai
banyak kesempatan untuk mengetahui dari sifat sebenarnya terhadap masalah-masalah yang
dihadapi oleh penduduk desa. Penduduk desa menyerahkan persoalan dagangnya dengan para
saudagar Cina dipemilik toko di desa. Lingkungan sosialnya cenderung kecil dan mereka tidak
merasa perlumemperluas jaringan sosialnya.
3. Penyebaran Islam di daerah Patani
Pada dasarnya yang menyebabkan tetap kuatnya kesetiaan rakyat dan rasa keterikatan
kultural mereka dengan Patani adalah peran historisnya sebagai pusat Islam di Asia Tenggara.
Bahkan kerabat-kerabat raja dan kaum bangsawan tetap merupakan symbol kemerdekaan Patani
selama banyak dasawarsa, setelah negeri itu secara formal dimasukkan ke dalam kerajaan
Muangthai dalam tahun 1901. Pada tahun 1613 Patani masuk Islam sebelum Malaka, secara
tradisional dikenal sebagai “ Darussalam” (tempat damai) pertama di kawasan itu. Sejalan dengan
tradisi antara agama dan system pemerintahan di Asia Tenggara. Di kalangan pemegang
kekuasaan untuk menerima“idiologi yang memberi legitimasi” sebelum rakyat sendiri
memeluknya. Maka Islam dianut oleh keluarga para raja.
Penyebaran Islam di Muangthai melalui perdagangan, di sana Islam tidak
berhasil mendesak pengaruh Budha secara kultural maupun politik. Karena Islam pada saat
itu masih sedikit. Kaum muslimin yang menjadi mayoritas menghadapi masalah, namun tak lama
kemudian Muslim minoritas bisa berperan penting dalam kehidupan nasional mereka. Karena
kemajuan yang telah dicapai di bidang pendidikan. Dan pendidikan inilahfaktor terpenting bagi
kemajuan kaum muslimin, contohnya berhasilnya Surin Pitsuan dengan nama Muslim Abdul
Halim bin Ismail, beliau mendapat gelar kesarjanaan tertinggi di bidang ilmu politik, beliau juga
seorang intelektual Muslim berhaluan modernis dan moderat. Surin Pitsuan berfikir bahwa selama
ini sistem negara Muangthai berdasarkan budhisme terbukti dalam keanggotaannya dalam
parlemen.
4. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban di Muangthai
Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat Muangthai
menganut agama Budha dan Hindu. Orang Melayu Muslim merupakan golongan minoritas
terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina. Mereka tergolong Muslim Sunni dari
madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di
Muangthai. Ikatan-ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan
keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik
Muangthai.. DanPerkembangan Islam di Muangthai telah banyak membawa peradaban-
peradaban,misalnya :
1) Di Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah.
2) Golongan Tradisional dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”.
3) Golongam modernis berhasil menerbitkan jurnal “Al Jihad”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyebaran Islam di Asia Tenggara tidak terlepas dari peranan kaum pedagang Muslim.
Hingga kontrol ekonomi pun di monopoli oleh mereka. Disamping itu pengaruh ajaran Islam
sendiripun telah mempengaruhiberbagai aspek kehidupan Masyarakat Asia Tenggara. Islam
mentransformasikan budaya masyarakat yang telah di-Islamkan di kawasan ini, secara bertahap.
Islam dan etos yang lahir darinya muncul sebagai dasar kebudayaan.Namun dari masyarakat yang
telah di-Islamkan dengan sedikit muatan lokal. Islamisasi dari kawasan Asia Tenggara ini
membawa persamaan di bidang pendidikan. Pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum
bangsawan. Tradisi pendidikan Islam melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Bahasa Melayu
secara khusus dipergunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi
media pengajaran agama. Bahasa Melayu juga punya peran yang penting bagi pemersatu seluruh
wilayah itu.Sejumlah karya bermutu di bidang teologi, hukum, sastra dan sejarah,
segera bermunculan.
B. Kritik dan saran
Mengingat bahwa Islam masuk ke ASEAN secara damai, maka hendaklah kita menjaga
suasanan itu seterusnya. Agar Isalm tidak dicap sebagai agama yang anarkis seperti yang banyak
di isukan saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Http://hbis.wordpress.com/2007/12/11/perkembangan-islam-di-dunia/diakses tanggal 21 febuari 2010
http://www.voa-islam.com/news/se-asia/2009/07/09/175/sejarah-asia-tenggara (3awal-mula-
masuknya-peradaban-islam/ diakses tanggal 1 maret 2010
http://cintailmoe.wordpress.com/2008/04/07 / sejarah-islam-di-filipina / diakses tanggal 1 maret 2010
M.Abdul Karim, Sejarah Peradaban Pemikiran Islam,Yogyakarta:Pustaka Book Publisher,2007
M.A.Shaban, Islamic History, London:Cambridge University Press,1971
Makalah Studi Islam
Sejarah Masuknya Islam ke Nusantara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatrahmat dan
hidayahnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘Sejarah Masuknya
Islam ke Nusantara’
Berdasarkan sumber-sumber yang kami dapat dari luar maupun dari dalam, walaupun masih
banyak kekurangan. Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai sejarah
masuknya islam ke Indonesia, juga memberikan penjelasan yang jelas mengenai proses masuknya
islam ke Indonesia serta menjelaskan islam pada masa yang akan datang.
Diharapkan bahwa makalah ini membantu pembaca untuk memahami dengan lebih baik tentang sejarah
masuknya islam ke indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, disebabkan karena
terbatasnya kemampuan kami, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami perlukan dari
pembaca terutama dari Bapak Dosen Bimbingan kami. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………...................i
Daftar Isi…………………………………........………………...……….…………………….....….......ii
BAB I
1.1 Latar Belakang................................................................................................................................................................1
1.2 Tujuan...............................................................................................................................................................................1
BAB I I
2.1 Asal mula Masuknya Islam di Nusantara............................................................................2
2.2 Teori masuk penyebaran islam.............................................................................................5
2.3 Sumber-sumber berita masuknya agama dan kebudayaan islam di Indonesia...................5
2.4 Cara Masuknya Islam ke Indonesia....................................................................................6
2.5 Perkembangan Masuknya Islam di Beberapa Wilayah Indonesia......................................7
2.6 Hikmah Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia ..........................................................11
2.7 Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia...................................................11
2.8 Peradaban Islam di Masa Depan........................................................................................12
BAB III
Kesimpulan ..............................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar
yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan
perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara.
Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi
titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan
menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang
berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para
pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan ke-7 M
sering disinggahi para pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra;
Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka
tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya
menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan
dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke
seluruh wilayah Indonesia.
1.2 Tujuan
Makalah ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai proses
perkembangan islam di Indonesia bagi para pembaca. Disamping itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
informasi kepada para pembaca bahwa kami menjelaskan sejarah perkembangan islam dan perkembangan pada
masa yang akan datangnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Pada tahun 30 Hijriah atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya
Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk
memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan
waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara.
Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan
dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam.
Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli
hasil bumi dari negeri ini sambil berdakwah.
Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-
besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali
menerima agama Islam. Bahkan di Aceh kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni
kerajaan Samudra Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya
di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula
berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi yang ketika singgah di Aceh tahun
746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi’i. Adapun peninggalan
tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa
komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama
Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman
Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan
makam para pedagang Arab.
Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi
Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk
Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk
Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah
memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan
bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para
penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan
para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan
oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti
Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan
bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol.
Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut
kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya
sebagai rahmatan lil’alamin.
Dengan Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-
pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari
pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin
banyak. Yang sebagian besar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh
Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut.
Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai
daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama
di abad ke 17 dan 18 M. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh
perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum
kolonialis. Setiap kali para penjajah – terutama Belanda – menundukkan kerajaan Islam di
Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut
berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan
ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-
ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan
akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab
dengan pribumi.
Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan
nusantara, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai nusantara. Apalagi
mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru
mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka
menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-
kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur
pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin
kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda
Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang
pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran
besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu
Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi
orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah
sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.
Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum
muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya
kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada
mazhab Syafi’i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah
dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti
gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal
ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun
banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah
yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil
ditumpas dengan taktik yang licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang
gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam
di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Samudra Pasai, Banten, Sunda
Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon
(Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh
(Teuku Umar).(Sumber : ummah.com).
1. Penemuan sebuah batu di leran (dekat Gresik).batu bersurat itu memuat keterangan tentang
meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Makmur
2. Makam sultan Malikul Shaleh di Sumatra Utara yang meninggal pada bulan ramadha tahun 676
H atau tahun 1297 M.
3. Makam Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang wafat tahun 1419 M.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya dia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.”(Al-Baqarah: 256).
Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain :
1.Perdagangan
Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang
dengan orang Arab.Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan
kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke
Nusantara (Indonesia).Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan
rohani yaitu dengan menyiarkan Islam.Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama
Islam.
2.Kultural
Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan,
sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga
dengan pengembangan kesenian wayang.Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang
yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan
gamelannya.Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia
khususnya jawa sampai sekarang.Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-
anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
3.Pendidikan
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam
pengembangan Islam di Indonesia.Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut.Datuk Ribandang yang mengislamkan
kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri.Santri-santri
Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate,
hingga ke Nusa Tenggara.Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
4.Kekuasaan Politik
Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para
Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
pelindung perkembangan Islam.Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-
Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di
Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong
menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara.Keadaan ini menjadi cikal bakal
tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
Sunan Giri memulai aktifitas dakwahnya didaerah Giri dan sekitarnya dengan mendirikan
pesantren yang santrinya kebanyakan berasal dari golongan masyarakat ekonomi lemah. Sunan
Giri terkenal sebagai pendidik yang berjiwa demokratis.
Sunan gunung Jati lahir di Mekkah pada tahun 1448. ia mengembangkan ajaran islam di
cirebon, majalengka, kuningan, kawali, sunda kelapa dan banten sebagai dasar bagi
perkembanganislam di Banten.
Masuknya islam di Sulawesi tidak terlepas dari peranan Sunan Giri di Gresik. Hal itu
karena Sunan Giri menyelenggarakan pesantren yang banyak didatangi oleh santri dari luar
Jawa, seperti ternate dan hiu. Pada abad ke-16 di sulsel telah berdiri kerajaan hindhu gowa dan
tallo. Penduduknya banyak yang memeluk agama islam karena hubungannya dengan kesultanan
Ternate.
Pada abad ke-16, islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Dibagian selatan
Kalimantan berdiri kerajaan islam banjar pada sekitar tahun 1526. Panngeran Suriansyah
merupakan tokoh yang amat penting dalam sejarah islam di Kalimantan. Dalam usaha
mengembangkan islam/ Syekh muhamad arsyad al-Banjari mendirikan pondok pesantren untuk
menampung santri yang datang dari berbagai pelosok Kalimantan. Pada masa berikutnya muncul
seorang pahlawan Kalimatan yang sangat berjasa dalam mengembangkan islam. Ia adalah Sultan
Amirudin Khalifatul Mukminin atau yang lebih dikenal nama pangeran Antasari.
Jaya Penyebaran islam di Maluku tidak lepas dari jasa para santri Sunan Drajat yang
berasal dari Ternate dan Hitu. Di Maluku ada 4 kerajaan bersaudara yang berasal dari keturunan
yang sama yaitu Ternate, Tidore, Bacan dan Jailolo. Raja Tidore masuk islam dan mengganti
nama menjadi Sultan Jamalludin.
Demikian juga raja Jailolo, ia masuk isalm dan mengganti nama menjadi Sultan
Hassanudin. Peran kesultanan Ternate dalam penyebaran islam baru dimulai pada masa Sultan
Zaenal Abidin. Ia juga berhasil mengambangkan islam ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai
ke Filipina.
Setelah memahami bahwa perkembangan Islam di Indonesia memiliki warna atau ciri yang
khas dan memiliki karakter tersendiri dalam penyebarannya, kita dapat mengambil hikmah,
diantaranya sebagai berikut :
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan
dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskipun Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran dasar
dalam Islam.
2.7 Manfaat dari Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia
Banyak manfaat yang dapat kita ambil untuk dilestarikan diantaranya sebagai berikut :
1. Kehadiran para pedagang Islam yang telah berdakwah dan memberikan pengajaran Islam di
bumi Nusantara turut memberikan nuansa baru bagi perkembangan pemahaman atas suatu
kepercayaan yang sudah ada di Nusantara ini.
2. Hasil karaya para ulama yang berupa buku sangat berharga untuk dijadikan sumber
pengetahuan.
3. Kita dapat meneladani Wali Songo
4. Menjadikan masyarakat gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
5. Mampu membangaun masjid sebagai tempat ibadah dalam berbagai bentuk atau arsitektur
hingga kee seluruh pelosok Nusantara.
6. Mampu memanfaatkan peninggalan sejarah, termasuk situs-situs peninggalan para ulama, baik
berupa makam, masjid, maupun peninggalan sejarah lainnya.
7. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh islam untuk mempraktikan tingkah laku yang penuh
keteladanan agar terus dilestarikan dan dijadikan panutan oleh generasi berikutnya.
8. Para ulama dan umara bersatu padu mengusir penjajah meskipun dengan persenjataan yang tidak
sebanding.
“Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.” (QS At-Taubah : 33)
Janji telah diberikan oleh Allah Swt melalui firman-Nya itu, bahwa Islam dengan
kearifan dan kebijaksanaannya itu mampu mengalahkan agama-agama lain. Namun tidak sedikit
yang mengira bahwa janji tersebut telah terwujud pada masa Nabi Salallahu Alaihi wa Salam ,
masa Khulafaur-Rasyidin dan pada masa khalifah-khalifah sesudahnya yang bijaksana. Padahal
kenyataannya tidak demikian. Yang sudah terealisasi saat itu hanyalah sebagian kecil dari janji di
atas, sebagaimana diisyaratkan oleh Rasul Salallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya yang
artinya:
“Malam dan siang tidak akan sirna sehingga Al-Latta dan Al-‘Uzza telah disembah. Lalu
Aisyah bertanya: “Wahai Rasul, sungguh aku mengira bahwa takkala Allah menurunkan firman-
Nya “Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama
yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai, hal itu telah sempurna (realisasinya).”Belau menjawab: “Hal itu akan terealisasi pada
saat yang ditentukan oleh Allah.” [Hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam-Imam
yang lain]
Dari hadits diatas tidak diragukan lagi bahwa kemenangan Islam di masa depan semata-
mata atas izin pertolongan dari Allah Swt, dengan catatan harus tetap kita perjuangkan.
Perjuangan dapat dilakukan dengan cara berjihad. Namun maksud jihad disini bukanlah
peperangan atau pembunuhan massal pada kaum non muslim. Tapi melainkan dengan cara
meningkatkan mutu pendidikan yang canggih namun tidak keluar dari nilai-nilai ajaran islam.
Sudah menjadi pemahaman bahwa kemenangan yang diraih dunia Barat dari umat Islam
ketika sedang dalam keadaan lemah dan kondisi yang rapuh seperti saat ini, bukanlah disebabkan
oleh kekuatan mereka semata, bukan pula karena kelemahan umat Islam. Tetapi semua itu
disebabkan buruknya pola berpikir dan rendahnya tingkat pengetahuan umat Islam tentang
Dienul Islam itu sendiri.Masa depan dunia Islam tergantung pada tindakan yang diambil umat
Islam sekarang ini. Jika umat Islam telah terlalu jauh dan berpaling dari agama mereka maka
mereka akan jatuh pada musibah ketertindasan dan keterjajahan.
Oleh karena itu umat Islam harus menyadari bahwa hanya dengan kembali kepada Islam, umat
Islam akan dapat meraih kembali kemuliaan, lepas dari segala bentuk penjajahan yang selama ini
membelenggu. Tiada lain jalan yang ditempuh selain kembali kepada Islam sesuai pemahaman
para Shahabat dan Salafussholih. Mengikuti apa yang telah dicontohkan Nabi Muhammad dan
Khulafaur Rasyidin dalam melaksanakan syariat Islam baik dalam kehidupan individu,
bermasyarakat dan bernegara.
Seperti yang telah Allah SWT umpamakan dalam surat Ibrahim 14: ayat 24-26 yaitu ;
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baikseperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu
memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan
kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari
permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun.” (QS. Ibrahim [14]: 24-26).
Allah telah menjanjikan kejayaan Islam di masa yang akan datang cepat atau lambat,
pilihan umat Islam saat ini adalah apakah ikut turut andil ataukah tidak? Jika ikut turut andil
menuju kejayaan dan kebangkitan peradaban Islam maka akan menjadi golongan orang-orang
yang beruntung, mendapatkan pahala yang amat besar. Namun sebaliknya, jika hanya diam,
duduk manis menonton, mengikuti arus dunia, individualis, acuh tak acuh terhadap kondisi umat,
dan enggan berjuang di JalanNya karena lebih mencintai dunia dari pada cinta kepada Allah dan
Rasul maka tunggulah keputusan Allah.
Maka dari itu untuk mewujudkan kemenangan peradaban islam di masa depan yaitu
dengan mengerahkan segala bentuk upaya memaksimalkan potensi yang dimiliki. Di antara
potensi yang dimiliki umat yaitu berupa masjid dan kaum intelektual. Tanpa menafikkan potensi
lain, masjid dan kaum intelektual berperan besar di dalam upaya mewujudkan kemenangan
peradaban islam di masa depan. Inilah yang dicontohkan para ulama, mereka memaksimalkan
potensi dalam membangun peradaban Islam yang jaya.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun hikmah dari mempelajari sejarah perkembangan islam ini yaitu Islam membawa ajaran
yang berisi kedamaian, selain itu penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang
memiliki ketangguhan dan pekerja keras.
DAFTAR PUSTAKA
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia, cet.1, Jakarta: PT. Bulan Bintang,
1990.
Murodi, Sejarah Kebudayaan Islam, Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1994.
. Pakistan
Islam masuk ke India-Pakistan pada masa Bani Umayyah. Dengan melalui perjalanan yang panjang
pada tahun 1862 M menjadi negara Islam.
Pada awal abad XX, Sayid Ahmad Khan ( seorang kominis ), mencetuskan gagasan bahwa Muslim
dan Hindu membentuk bangsa yang berbeda dan terpisah di India, atas dasar agama dan budaya.
Tulisan Ahmad Khan ini mengilhami Muhammad Ali Jinnah memimpin Liga Musliam pada
pembentukan Pakistan.
Pakistan mejadi negara Republik Islam. Negeri ini termasuk negara produktif ilmuwan dan
budayawan muslim yang terkenal seperti Muhammad Iqbal, Fazlur Rahman dan lain sebagainya.
2. India
Islam masuk ke India pada masa Khulafaur Rosyidin, ketia Kholifah Umar bin Khottob memerintah,
Ia telah mengirimkan pasukan ke Persia dan berhasil menaklukkan Persia babian selatan.
Pada masa pemerintahan Bani Umayyah Islam di India berkembangn pesat. Para da’i yang berhasil
menyebarkan Islam di India antara lain :
a. Mu’awiyah bin Abi Sufyan. Pada masa pemerintahannya Beliau mengirimkan pasukan ke India
yang dipimpin oleh Maglab bin Abi Sufiah.
b. Hajja bin Yusuf as Saqofi, orang yang dipercaya Abdul Malik bin Marwan.
c. Subaktakir dari Ghozna’
d. Muhammad Ghori, raja muslim di Ghori yang moderat.
Puncak kejayaan Islam di India pada masa Kerajaan Islam Mughal yang dipimpin Babur Akbar
kemudian dilanjutkan oleh putranya Humayun. Pada masa kejayaan Islam di India datanglah Inggris
menjajah India, Kerajaan Mughal runtuh dan India menjadi jajahan Inggris.
3. Rusia
Islam masuk di Rusia pada masa Bai Umayyah. Di kota Bukhora pernah lahir seorang ulama besar
ahli hadis yaitu Imam Bukhori yang menulis kitab hadis Shoheh Bukhori. Islam di Rusia mengalami
kejayaan ketika Dinasti Samanid berkuasa. Akan tetapi ketika Jengis Khan menggempur Asia
Tengah banyak penduduk muslim yang dibunuh, masjid dan sekolah-sekolah dibakar.
Di Rusia saat ini telah memiliki Direktorat Utusan Islam di Departemen Luar Negeri Urusan Asia.
Dengan adanya lembaga ini hak-hak dan kewajiban-kewajiban umat muslim dilindungi negara. Di
negeri ini terdapat hampir 400 masjid dan 190 madrasah sebagai pusat syiar dan pendalaman
Islam. Studi Isalam dan bahasa arab kini menjadi bagian kurikulum Islam di Rusia.
4 Afganistan
Islam masuk ke Afganistan pada masa Kholifah Umar bin Khottab. Pada masa Kholifah Usman bin
Affan Islam telah memasuki Kabul, setelah melalui perjalanan pajang umat Islam berhasil
memprokamirkan Afganistan.
Di Negeri ini umat Islam selalu berjuang menegakkan kebenaran dan keadilan, akan tetapi
perjuangan umat Islam selalau mendapat tekanan dari Uni Soviet. Pada masa pengaruh Uni Soviet
dapat dilenyapkan, para pemimpin gerakanm mujahidin dapat berkuasa di Afganistan. Pada masa
kejayaan umat Islam, Afganistan teerkenal sebagai gudang ilmu dan berhasil melahirkan Sejumlah
ilmuwan muslim.
5. Republik Rakyat Cina
Islam masuk ke Cina pada masa daulah Bani Abasiyah, kedatanag Islam di semenanjung Cina
disambut gembira oleh masyarakat. Pada masa Dinasti Ming lahirlah seorang muslim terkenal yaitu
Laksamana Zheng Ho atau Sham Poo Kong (1371).
Pada masa dinasti Manchu yang diprakarsai oleh Kaisar Kong His, Islam berkembang dengan pesat
baik dikalangn terpelajar maupun masyarakat biasa. Kehidupan umat Islam terasa aman dan damai,
bahkan banyak tokoh muslim yang menduduki jabatan penting dalam pemerintahan.
Perkembangan dan kamajuan Islam semakin tampak nyata Setelah RRC merdeka tanggal , 10
Nopember 1911 M , terutama ketika hamcurnya faham komunis di berbagai belahan dunia. Di Cian
terdapat dua masjid khusus wanita yang berada di Peking (Beijing). General Moslem Associatin of
China, adalah salah satu organisasi Islam di Cina, yang bergerak dalam pengembangan dakwah
penembangan Islam.
1. Singapura
Islam masuk Singpura kurang lebih abad ke XVI M. Pada masa Kerajaan Malak dipimpin oleh
Sultan Mansyur Syah, wilayahnya melebar sampai ke Palembang dan Jambi. Dari Jambi melalui
Tanjung Pinang Islam menyebar ke Singapura.
Di Singpura Islam dapat berkembang dengan baik, khuisusnya di bidang pendidikan, seperti
penerbitanbuku-buku agama berbahasa Arab, Madrsah-madrsah banyak didirikan. Islam di
Singapura mendapatkan pengkuan dari pemerintah. Majelis Ulama Singapura (MUIS), mempunyai
otoritas bagi pembangunan kehidupan masyarakat Islam Singapura. MUIS berada di bawah
Kementerian Pembangunan Masyarakat dan ditangani oleh Menteri Lingkungan atau Menteri
Sekitaran. Pada tahun 1990 MUIS bernama Maintenance Religous Harmony Act.
7. Thailand
Islam masuk ke Thailan ( Muangtai ) pada abad ke XV M, melalui kerajaan Acaeh (Pasai), setelah
ditaklikan kerajaan Siam (Thailan). Selain itu Islam masuk melalui Malaka.
Kini banyak umat Islam Tailan yang merantau keluar negeri, seperti Timur Tengah dan Indonesia
untuk mencari ilmu.
8. Bunai Darussalam
Islam masuk ke negeri ini sekitar tahun 977 M melalui jalur Timur Asia Tenggara oleh para
pedagang dari Cina.
Pada waktu pusat penyebaran dan kebudayaan Islam di Malaka jatuh ketangan Portugis, Islam di
Brunai maju pesat. Kemajuan Islam semakin bertambah cepat pada masa dipimpin oleh Sultan
Bolkiah ( Sultan ke 5). Pada tahun 199885 Brunai membentuk Majlis Agama Islam berdasarkan
Undang-undang Agama dan Mahkamah Kadi. Pada waktu itu Islam telah menjadi idiologi negara.
Didirikannya pusat dakwah untuk kepntingan penelitian Agama Islam. Anak cacat dan yatim mejadi
tanggungjawab pemerintah. Saat ini Islam telah menjadi bagian dari negara.
sumber:http://jokosiswanto77.blogspot.com/2010/06/perkembangan-islam-di-dunia.html
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh benua dan Negara yang ada
dipermukaan dunia ini. Karena memang didalam ajaran islam itu sendiri menuntut kepada orang yang
memeluk agama islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal islam,
di dalam islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti alam bahwa
agama islam adalah agama yang benar. Maka orang islam yang berakhlak baik memudahkan dalam
penyebaranya agar penduduk sekitar yang non islam mau menerima , mengikuti, dan masuk agama islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpenggaruh diseluruh dunia nomor satu adalah nabi
kita rosulullah Muhammad saw. Beliau menyebarkan islam sendirian dimekkah yang saat itu
penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan memeluk
agama islam yang dibawa oleh nabi. Dari sinilah sejarah penyebaran islam semakin luas ke seluruh dunia
hingga sampai ke Indonesia, lalu ke jawa timur, menyebar ke lamongan dan sampai ke desa paciran ini.
Seiring berjalanya waktu dari penyebaran islam dimekkah sampai kepenjuru dunia, maka para pakar
sejarah melakukan penelitian dan menceritakan dalam buku seperti apa perjalanan penyebaran islam itu
hingga bisa mencapai kesetiap Negara,
Sebenarnya para ahli sejarah yang telah menggungkapkan seperti apa perjalanan penyebaran islam ada
yang berbeda-beda pendapat, dari masalah penepatan tahun persisnya waktu kejadian tersebut, tapi
pada dasarnya semua saling melengkapi. Karena seiring dengan berkembangya teknologi dizaman
sekarang buku-buku tentang sejarah di refisi dari kekurangan-kekurangannya, sehingga menjadi semakin
lengkap dan benar.
B. Perumusan Masalah
C. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memberikan pengetahuan kepada para pembaca
terutama tentang proses masuknya islam di Asia.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia, seperti Teori kedatangan Islam ke Asia dari
Arab, cina dan india.
Dikemukakan oleh John Crawford. Menurutnya Islam datang dari Arab melalui
pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaan
di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di pelabuhan Asia tepatnya di Selat
Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang Arab ini tinggal
beberapa bulan di Asia dan ada yang menetap serta membina perkampungan Arab. Perkampungan ini
juga menjadi tempat untuk berdagang. Ada juga pedagang Arab yang Menikah dengan wanita tempatan
dan menyebarkan Islam. Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut sebagai sarana
transportasi maka pada Masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh pedagang Arab untuk
mengembangkan Islam.
c. Budaya dan musik pengaruh dari arab seperti dabus dan tarian
Zapin.
d. Karya-karya yang menceritakan pengislaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya
hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diislamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh
Ismail.
Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat
Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang China Islam ini
kemudiannya berdagang di Asia disamping menyebarkan Islam. Sedangkan menurut Fatimi, pedagang
Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke Asia.
a. Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang.
b. Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan, Melaka dan
Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap genteng dari China.
Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai Koromandel
di semenanjung India. Hubungan dagang Asia dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan
peluang bagi pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam.
a. Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan Raja Malik
Pasai.
1. Teori Gujarat
Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara.
Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.
a. bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-Shaleh yang wafat pada 1297.
relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.
b. adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang antara Indonesia-Cambai
(Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan
pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti
oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai
pusat, atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.
Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad 13, karena kenyataanya
di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh
sebelumnya yakni abad ke-7 Masehi atau pada abad pertama Hijriyah. Pada 674 M telah terdapat
perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina. kemudian
berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya
perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab.
Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti di atas, kemudian
dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad
ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.
3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam
yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-
13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat
Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya
adalah:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein.
b. Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah
meninggal pada 310H / 922M, tetapi ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga
memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.
Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat beberapa perbedaan dan
kesamaannya:
Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai masuknya agama Islam ke
Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di
Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang
adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi
oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke Indonesia.
Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori Makkah,
tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah
perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya
dari Makkah atau dari Mesir.
Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam perdagangan. Dalam
hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di
Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad
ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian
pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di
Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi
teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori
ini lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia.
Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih menampakkan tajamnya
perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :
2. Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan Katolik.
1. Perdagangan
pada taraf permulaan saluran islamisasi adalah perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan
pada abad ke-7 sampai ke-16 M membuat pedagang-pedagang muslim berdatangan dari berbagai negeri.
Islamisasi melalui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta
dalam kegiatan perdagangan. Para pedagang muslim banyak yang bermukim di pesisir pulau Jawa, mereka
berhasil mendirikan masjid, sehingga jumlah mereka menjadi banyak.
2. Perkawinan
Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan apabila terjadi antara saudagar muslim dengan anak
bangsawan atau anak raja karena mereka kemudian turut mempercepat proses islamisasi.
3. Tasawuf
Tasawuf dan tariqad, bersamaan dengan para pedagang ke Indonesia datang pula ulama, da’i dan
sufi pengembara dan diangkat menjadi penasehat/ pejabat di kerajaan dan kemudian kemudian para sufi
menyebarkan Islam dengan cara membentuk kader mubaliq dam melalui karya-karya tulis
4. Pendidikan
Para pedagang muslim menguasai kekuatan perekonomian dan dijadikan pusat pengembangan
pendidikan dan penyebaran Islam
5. kesenian
Penyebaran Islam dikembangkan dengan melalui seni seperti seni arsitektur dan seni kaligrafi dan
berbagai seni lain yang bercorak Islam.
6. Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam
terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Kemenangan
kerajaan Islam secara politik banyak menarik penduduk masuk Islam.
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia, yang dimulai
dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti
yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7
H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang
Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru
pada tahap dugaan.
Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun yang wafat
pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari
abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.
2. Terbentuknya kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai
terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan
Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh
kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di
Semenanjung Malaysia.
Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat Islam sangat
berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka. Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah
memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.
3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan,
merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para
penyebar dan pengajar Islam. Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan
banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam dikukuhkan di pusat-
pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi,
di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh islamisasi yang pada awalnya
hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia.
Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam Penyebaran
dan perkembangannya, dengan jalan damai. tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk
islamisasi ini.
1. Sistem Pemerintahan
Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan Basis Islam
3. Cara hidup
5. Kesenian
Seni bangunan Islam mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan.
6. Ekonomi
a. Sebelum Kemerdekaan
Sebelum Indonesia merdeka Islam telah berkembang dan mempunyai peradaban yang
mencerminkan kemuliaan agama Islam, diantaranya adalah:
1. adanya birokrasi keagamaan, dimana kedudukan ulama sebagai penasehat raja, terutama dalam bidang
keagamaan terdapat di kerajaan-kerajaan Islam
2. ulama dan ilmu-ilmu keagamaan, Penyebaran dan pertumbuhan kebudayaan Islam di Indonesia terletak
di pundak para ulama. Ada dua cara yang dilakukan para ulama dalam pengembangan ilmu-ilmu
keagamaan, yaitu: membentuk kader-kader ulama dan menyebarkan karya-karya ke berbagai tempat
yang jauh
3. adanya arsitek bangunan yang menghasilkan seni-seni bangunan yang bercorak Islam seperti masjid,
ukiran, candi dan sebagainya.
b. Setelah Kemerdekaan
4. terlaksananya haji
PENUTUP
A. Kesimpulan
Islam masuk dan berkembang dengan jalan damai, Beberapa teori masuk tentang masuknya
islam di Asia :
saluran perdagangan
saluran perkawinan
saluran tasawuf
saluran pendidikan
saluran kesenian
saluran politik
Kedatangan islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan social, ekonomi maupun
politik di kawasan Asia.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan,
baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis
sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun. Terakhir penulis berharap,
semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis begitu juga pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
2. A. Hasjmi (ed), Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, P.T. Al-Maarif, Jakarta, 1981,
p.375.
3. . http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Asia_Tenggara
4. . http://www.yahoo.com/islammalaysia/panduasia/e-01lamd/ep-lan-12.html
5. . http://www.scribd.com/
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa yang telah
memberikan petunjuk dan kemudahan untuk mengerjakan tugas
makalah ini,materi yang disajikan dalam makalah ini
adalah PERKEMBANGAN ISLAM DI BENUA ASIA.
Dalam pembuatan makalah ini kami dan rekan-rekan tidak mengalami
suatu kendala apapun,kami dan teman-teman mengucapakan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang memberikan pemikiran dalam
penyusan makalah ini.
TERIMA KASIH
BAB I
Latar Belakang.........................................................
Rumusan masalah....................................................
Tujuan.......................................................................
BAB II
Pembahasan..............................................................
A.perkembangan Islam di benua Asia......................
BAB III
Penutup........................................................................
Kesimpulan..................................................................
Saran............................................................................
BAB I
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh benua yaitu termasuk
benua Asea. Karena memang didalam ajaran islam itu sendiri menuntut kepada orang yang
memeluk agama islam untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal
islam, di dalam islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak bukti-bukti
alam bahwa agama islam adalah agama yang benar. Maka orang islam yang berakhlak baik
memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk sekitar yang non islam mau menerima ,
mengikuti, dan masuk agama islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpenggaruh diseluruh dunia nomor satu adalah
nabi kita rosulullah Muhammad saw. Beliau menyebarkan islam sendirian dimekkah yang saat itu
penduduknya jahiliyah dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan
memeluk agama islam yang dibawa oleh nabi. Dari sinilah sejarah penyebaran islam semakin luas
ke seluruh dunia hingga sampai ke Indonesia, lalu ke jawa timur, menyebar ke lamongan dan
sampai ke desa paciran ini.
B.Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ingin saya bahas pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1. meneladani perkembangan agama islam di benua Asia.
2. Meneladani Rintangan dan masalah yang di hadapi oleh para pemeluk agama islam dalam mengamalkan ajaran
agama islam di berbagai negara.
C. Tujuan
1. Menambah pengetahuan tentang bagaimana penyebaran islam di Asia Tenggara.
2.Menumbuhkan kesadaran bahwa betapa beratnya penyebaran islam ke seluruh dunia
3.Mendorong orang agar menceritakan kepada yang lain yang belum tau sejarah islam.
4. Memotifasi kalangan umat islam untuk ikut serta menyebarkan ajaran islam ke pelosok yang
belum mengenal islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Perkembangan Islam di Benua Asia
Agama Islam di Asia.Perlu diketahui bahwa Pakistan merupakan Negara yang memisahkan
diri dari India. Pada Abad ke- 13 s/d 15 agama Islam berkembang dengan pesat di India, dengan
bukti adanya kerajaan-kerajaan Islam di India dan bangunan-bangunan tempat ibadah.
Pada waktu kritis Kerajaan Moghul, para pedagang Belanda, Prancis, Inggeris dan Portugis masuk
India. Kemudian pada perkembangan selanjutnya India resmi dijajah Inggeris. Pada tahun 1947,
Inggeris memberi kemerdekaan kepada India dan sekaligus berakhirnya kejayaan Islam di India.
Pada tahun itu juga umat Islam kemudian mendirikan negara baru yang terpisah dari India, yaitu
Pakistan. Arti penting negara ini dalam sejarah dan perkembangan Islam terutama disebabkan dua
hal. Pertama, perjuangan politiknya berlangsung pada waktu yang sama dengan perjuangan orang
Hindu di India. Perjuangan itu bertujuan untuk mendirikan negara tersendiri bagi umat Islam.
Kedua, Pakistan berperan penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan filsafat serta
berhasil melahirkan sejumlah lembaga pengkajian Islam dan intelektual muslim berkaliber
international.islam di Pakistan dapat berkembang dengan pesat sehingga Pakistan merupakan
negara dengan penduduk Islam terbesar kedua di dunia. Bahkan hukum Islam telah diperlakukan
di Pakistan. Sayid Qutub, tokoh Ihkwanul Muslim Mesir, pernah mengatakan bahwa kini telah
muncul dua kekuatan besar Islam, yakni Indonesia (Asia Tenggara) dan Pakistan (Asia Selatan).
Kekuatan militer negara Pakistan ini juga diperhitungkan oleh dunia dengan adanya dugaan bahwa
negara Pakistan mempunyai kemampuan persenjataan nuklir. Bahkan, Amerika menilai Pakistan,
sebagai negara ”Bom Islaam” (Islamic Bomb).
Ide tentang pembentukan negara tersendiri bagi Umat Islam, bermula dari Sayid Ahmad
Khan, kemudian dicetuskan oleh Muhammad Iqbal dan akhirnya direlisasi oleh Muhammad Ali
Jinnah. Pada tahun 1947 Inggis menyerahkan kedaulatan kepada dua Dewan konstitusi, yaitu
tanggal 14 Agustus 1947 untuk Pakistan dan tanggal 15 Agustus bagi India. Sejak itulah Pakistan
lahir sebagai negara Islam. Muhammad Ali Jinnah diangkat sebagai gubernur jendral dengan gelar
”Quaidi-Azam” atau pemimpin besar.
Sejak berdirinya negara Pakistan, umat Islam mencoba menerapkan konsep Islam
sebenarnya negara Islam itu. Persoalan itu merupakan bahan polemik yang berkepanjangan di
pemerintahan diajukan oleh Majelis Nasional dengan berpedoman kepada Rancangan Undang-
Undang hasil sidang Liga muslim pada bulan Maret 1940, yaitu harus sesuai dengan Al-Qur’an
dan hadist.
Sistem pemerintahan yang dirumuskan Liga Muslim tahun 1940 itu disahkan menjadi
konstitusi tahun 1956. Dalam konstitusi itu negara bernama”Republik Islam Pakistan”. Konstitusi
ini kemudian ditinjau kembali sehingga lahir konstitusi tahun 1962, yang cara Iantara lain
menghilangkan kata ”Islam” dan sebagai imbalannya mendirikan dua lembaga, yaitu Dewan
Penasihat Ideologi Islam dan Lembaga Penelitian Islam. Hal ini terjadi
2. Agama Islam di India
Sebelum agama Islam lahir di Arab, antara bangsa arab dengan bangsa India sudah
saling mengenal. Dengan bukti adanya peninggalan pedang Arab yang disebut”Saif Muhannad”
artinya pedang yang di tempa secara India. Kemudian adanya perkataan ” Handasah” yang artinya
ilmu ukur yang diambil dari kata ”Hindu”Setelah agama islam lahir yang mengenalkan islam
keIndia adalah Khalifah Umar bin Khattab
1. Pada tahun 16 H (636 M) Khalifah Umar mengirimkan pasukan ke Persia di
bawah pimpinan Saad bin Abi Waqas. Beliau berjuang selama 16 tahun, akhirnya dapat
menguasai seluruh Persi kemudian diperluas ke Khurasan kemudian diteruskan ke India.
2. Pada masa Khalifah Usman, dikirim lah Hakim bin Jabalah ke India, untuk
menjelajahi mengenal negeri India yang luas itu.
3. Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, tahun 38 H (659 M) Al Harrits Murrah Al
Abdi ke India untuk mengyelidiki jalan-jalan India, ilmu pengetahuan dan adat istiadat
India.
Masuknya Islam di India dilakukan Khalifah arrasydin dengan cara damai. Tetspi
masuknya Islam ke India dilakukan oleh bani Umayah dengan jalan lain. Pasukan Islam masuk ke
India di mulai pada zaman pemerintahan Umayah yang berpusat di Damaskus.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa agama Islam masuk ke India pada abad ke-7.
kemudian agama Islam dapat berkembang dengan pesatnya di India, dan pedagang-pedagang
Islam India atau Gujarat yang membawa Islam ke negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia,
Malaka, Singapura, dan sebagainya.Bukti berkembangnya Islam di India dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam serta peninggalannya.Kerajaan-kerajaan Islam di India.
1.Kerajaan Sabaktakin
Kerajaan ini berdiri di Ghazwah wilayah Afganistan di bawah pimpinan Sabaktakin. Beliau
mengembangkan agama Islam dan ilmu pengetahuan.
2.Kerajaan Ghazi
Kerajaan Ghazi didirikan oleh Aliudin Hudain bin Husain (555 H / 1186 M), di Furoskoh, lereng
gunung Afganistan. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaan pada masa Muhammad Abdul
Muzafar bin husain Al Ghazi. Beliau memberi kemerdekaan orang-orang Hindu dan berbuat baik
terhadap budak-budak.
3.Kerjaan Mameluk
Raja dari budak belian ini menyebarkan agama Islam di India. Beliau mendirikan masjid raya di
Delhi yang diberi nama ”Jami” dan menara yang tinggi dengan nama ”Qhutub Manar” sekarang
menjadi objek wisata
4. Kerajaan keturunan Kilji
Kerajaan ini berdiri setelah menaklukan Kerajaan Mameluk dan sultannya bernama Alaudin dari
Afganistan. Beliau tidak lama memerintah, karena muncul kerajaan baru dari keturunan Taghlak
dari Turki.
5. Kerjaan Taghlak
Kerajaan ini merupakan kerajaan terakhir di India sebelum datangnya bangsa Mongol. Diantara
rajanya ialah Muhammad bin Taghlah dan Firus Syah. Setelah kerajaan Taghlak berdiri, kemudian
berdirilah kerajaan Mongol Islam di India dengan raja-rajanya antara lain: Babur (1504-1530 M),
Humayun (1530-1550 M), Akbar Agung (1556-1605 M), Jikangir (1605-1627 M) dan syah Jihan
(1627-1657 M) yang mecapai puncak kejayaannya. Syah Jihan membangun ”Taj Mahal” di Agra
sebagai penghormatannya kepada permaisurinya yang cantik dan dicintainya. Pembangunan Taj
Mahal menelan waktu selama 22 tahun dengan tenaga 20.000 orang
Jadi, di India pernah menjadi kejayaan Islam. Meskipun begitu, hingga sekarang umat
Islam di India berposisi sebagai minoritas. Sejumlah khasanah Islam dikuasai umat Hindu dan
dijadikan objek wisata. Umat Islam di India sekarang sekitar 100 juta jiwa yang berarti India
negara ketiga terbesar yang berpenduduk muslim, setelah Indonesia dan Pakistan. Umat Islam di
India nasibnya juga sama dengan dinegara-negara lain yang umat uslamnya minoritas, merka
ditekan, ditindas penguasa ataupun umat non muslim (Hindu) yang minoritas. Sebagai contoh,
penghancuran masjid Babri, Ayodhia, India pada bulan desember 1992. di Bombay terjadi
pembunuhan besar-besaran terhadap sekitar 100 ribu jiwa, oleh partai ekstremis hindu yang
berkuasa. Ribuan bangunan bersejarah yang dibangun raja-raja Islam kini menjadi puing yang
mengenaskan, kemudian dijadikan objek wisata oelh umat Hindu.
Perlu diketahui, bahwa di India pernah lahir para pemikir handal seperti, Muhammad Iqbal,
Syah Waliullah, Muhammad Ali Jinnah, Sayyid Ahmad Khan, Abdul Kadir Azad dan Sayi Amer
Ali.
3. Agama Islam Di Rusia
Agama Islam masuk ke Rusia pada waktu Dinasti Yuan yang berkuasa, kemudian bangkitlah
kaum revolusioner muslim untuk menumbangkan dinasti Yuan (1279-1368 M). Setelah dinasti
Yuan lalu diganti dengan dinasti Ming. Di bawah kekuasaan Ming, Islam menduduki jabatan
penting antara lain, kemiliteran, keintelekan, dan administrasi pemerintahan. Bahkan, seorang
muslim yang bernama Sang Yu Chuin menjabat sebagai penasehat agung Kaisar Ming yang
pertama dan bernama Hung Yer.
Tatkala Dinasti Yuan masih berkuasa, Kaisar Barkah Khan memeluk Islam. Dengan
Islamnya Barkah Khan maka suku Dzahabieh (kelompok orang mongol) banyak yang masuk
Islam.
Pada tahun 1313-1340 M, suku Dzahabieh dipimpin oleh Uzbek Khan yang berusaha
mengislamkan seluruh suku Dzahabieh. Kemudian beliau membuat strategi untuk menyebar
luaskan Islam ke seluruh wilayah Rusia. Peninggalan Islam di Rusia antara lain, bangunan-
bangunan tempat beribadah/masjid. Tetapi, keadaan di Rusia sekarang sudah lain karena
pemerintahannya berpaham komunis sehingga benci dan ingin membinasakan Islam dari wilayah
kekuasaan Rusia. Seperti yang dialami muslim Chechnya akhir-akhir ini akibat dari keganasan
tentara komunis Rusia. Chechnya adalah negara kecil di kawsan kaukasus, Rusia yang
berpenduduk 1,5 juta dan mayoritas beragama Islam. Presidennya yang bernama Dzhokar Dudayef
adalah seorang muslim yang taat.
Sejak tanggal 11 Desember 1994, pasukan Rusia melakukan agresi besar-besaran terhadap
Chechnya dan berhasil merebut istana keprisedenan Chechnya, yang merupakan perlawanan dan
kemerdekaan Chechnya. Meskipun rumah-rumah mereka hancur, tetesan darah dan air mata
tumpah di bumi Islam Chechnya, mereka tetap berjuang melanjutkan perjuangan terhadap
komunis dan siap mati untuk agama Islam dan negaranya.
Melalui pergaulan, perdagangan dan dengan pernikahan pedagang Arab dengan penduduk
asli Cina, kemudian masuk Islamlah mereka. Orang-orang India yang mengembara ke Indonesia,
Malaysia, kadang-kang singgah di Cina. Ketika singgah di cina mereka (orang-orang India)
menyebarkan agama Islam kepada penduduk asli Cina, dan orang-orang yang memeluk Islam
sudah banyak yang bertempat tinggal di Cina.
H. Muhammad You Nusi Maliangjie (68) adalah salah satu pemimpin Islam di cina yang
pernah berkunjung ke Indonesia. Beliau Imam besar Chin Cheen The She (Mesjid Agung) di RRC
Tengah, salah satu delapan masjid terbesar di Cina. Masjid tersebut dibangun 1300 tahun yang lalu
perpaduan khasanah arsitektur Islam dan Cina dan mampu menampung 8000 jamaah.
Menurut you nusi, jumlah umat Islam di Cina sekarang sekitar 20 juta. Agama Islam di Cina
dapat berkembang dengan pesat, meskipun negara itu menganut komunis. Jumlah muslim yang
menunaikan Ibadah Haji tiap tahun selalu meningkat, dan pada tahun 1994 mencapai 2000 orang.
Ada satu kendala yang dirasakan umat Islam dalam pengembangannya, yaitu sistem komunisme
yang membolehkan rakyatnya berproganda anti agama.
Agama Islam di Indonesia dapat berkembang dengan baik dan pesat. Hal itu terbukti sekitar
88 % (1985) penduduk menganut agama Islam, kemudian tempat-tempat ibadah banyak dibangun
disetiap kota-kota, desa dan lain sebagainya. Tempat-tempat pengajian, tempat-tempat TPA atau
Taman Pendidikan Al-qur’an hampir di setiap kampung ada. Disamping itu, pada hari raya Idul
Fitri, hari raya Qurban kita dapat menyaksikan orang Islam berduyun-duyun ke lapangan untuk
shalat. Juga dalam pembagian zakat fitrah, penyembelihan hewan kurban dan pelaksanaan ibadah
haji, yang tiap tahun calon jamaah haji Indonesia selalu bertambah dan untuk tahun 1995 calon
haji (yang mendaftar) samapai 240.000 orang sehingga melebihi kuota.
Maraknya jilbab di sekolah-sekolah dan kampus-kampus perguruan tinggi, maraknya
gerakan dakwah kampus, lahirnya organisasi remaja masjid, pesantren-pesantren kilat pada masa
liburan sekolah, lahirnya ICMI, Bank Muamalat, Asuransi Islam dan sebagainya. Semua itu,
menunjukan bahwa agama Islam dapat berkembang baik di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan islam di negara-negara yang terdapat
dibenua asea sangatlah tidak mudah, banyak rintangan dan masalah seiring dengan masuk dan
berkembangnya islam di negara tersebut. Umat Islam menghadapi tantangan berat. Kendati
pertumbuhan dan perkembangan umat Islam meningkat, namun tantangan yang mereka hadapi
sangat berat. Penyebabnya adalah munculnya gerakan Islamophobia atau kebencian terhadap
Islam
B. Saran
Dengan melihat perjuangan para tokoh terdahulu dalam menyebarkan agama islam.Sebagai umat
islam kita harus menjunjung tinggi syi’ar agama islam dimanapun dan kapanpun. Tidak pantang
menyerah dan mudah putus asa dalam mengajarkannya.