Oleh: M. Lucky Arisandy Nur Amin Al-Husna Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
Asia Tenggara dianggap sebagai wilayah yang paling banyak
pemeluk agama Islam. Termasuk wilayah ini adalah pulau- pulau yang terletak di sebelah timur India sampai lautan Cina dan mencangkup Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sejarah masuknya islam di Asia Tenggara sampai saat ini merupakan polemik panjang yang menimbulkan pro dan kontra antara sejarawan agamawan, arkeolog dan intelektual. Namun yang menjadi referensi umum masuknya islam di Asia Tenggara adalah melalui proses perdagangan internasional yang berpusat diselat malaka melalui para pedagang muslim Persia dan Arab. Namun proses masuknya islam di negara-negara bagian Asia Tenggara tidak sepenuhnya sama. Semuanya memiliki karakteristik masing-masing budaya yang sama sekali berbeda. Ada juga Negara yang sudah menggunakan tradisi islam ala Persia dan Islam ala Arab. Oleh karena itu muncullah beberapa hal yang melatarbelakangi proses berkembangnya Islam di Asia Tenggara yang sangat penting untuk kita ketahui. Islam berkembang di Asia Tenggara melalui beberapa proses saluran, diantaranya saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, seni, dan politik. Teori masuknya islam di asia tenggara
Di kemukakan oleh john crowford
Menurutnya, islam datang dari Arab melalui pedagang Arab, ada juga pedagang arab yang menikah dengan ARAB wanita setempat dan menyebarkan islam.
Di kemukaka oleh E. G Eredua dan S.Q fatmi
Menurutnya Eredia, canton pernah menjadi pusat perdagangan bagi para pedagang arab hingga pedagang CHINA china memeluk islam
Dikemukakan oleh S. Hurgmonje
Menurutnya, islam daang dari Gujarat atau india dan INDIA pantai koromandel disemenanjung india karena banyak budaya unsur india di negra asia tenggara KEMAJUAN AGAMA ISLAM DI ASIA TENGGARA Kedatangan islam sejak abad 7 sampai abad ke-12 dibeberapa daerah Asia tenggara dapat dikatakan baru pada tahap pembentukan komunikasi islam yang terutama terdiri dari para pedagang. Abad Ke- 13 sampai abad ke-16, terutama dengan munculnya kerajaan bercorak islam, merupakan kelanjutan dari penyebaran islam Perlu dibedakan antara tahap kedatangan, penyebaran, dan pembentukan struktur pemerintahan atau kerajaan. Ketiga tahap tersebut memerlukan waktu dan proses yng panjang, tergantung pada situasi dan kondisi masnyarakat yang dihadapi islam. Apabila gelombang pertama hanya menghasilkan komunitas muslim yang terutama terdiri dari pedagang muslim dan penyebaran islam yang sangat terbatas, pada gelombang kedua, yang dimulai sejak abad ke-13, penyebaran islam lebih mantap dan meluas. Hal ini bisa dilihat dengan berdirinya kerajaan islam. Kerajaan islam pertama di asia tenggara pada abad ke-13 dipesisir utara aceh utara, tepatnya didaerah Lhokseomawe. Sejak kerajaan samudra pasai umbuh dan berkembang, yang umumnya diterima para ahli sejarah kerajaan islam pertama di asia tenggara yaitu sejak abad ke-13 sampai akhir abad ke- 16, pelayaran dan perdagangan antara muslim dari arab, persia, irak, india selatan, dan srilanka, semakin ramai. Mereka bukan hanya mendatangi ibu kota kerajaan samudra pasai, tetapi juga meneruskan pelayaran dan perdagangannya ke negeri-negeri lain dikawasan asia tenggara. Dari sinilah islam di asia tenggara memeperlihatkan kemajuan dan perkembangannya. MODERENISASI ISLAM DI ASIA TENGGARA Penyebaran dan pengaruh pebaharuan islam modern di asia tenggara sejak awal abad ke-20 dipelopori oleh gagasa pembaharuan jamaluddin Al-Afghani dan Muhammad Abduh menjadi lebih tersebar luas diseuruh dunia islam, tatkala seorang murid Muhammad Abduh yag bernama Muhammad Rasyid Ridha (186-1935) menerbitkan majalah Al-Manar dimesir. Maja;ah Al- Manar inilah yang secara kongkrit menjabarkan ide-ide Jamaluddin al-Afgani dan muhammad Abduh, sera berpengaruh langsung kepada gerakan moderenisme islam di asia tenggara pada awal abad ke-20. Tidak diragukan lagi bahwa media cetak merupakan perangkat yang instruimental dalam penyebaran ide-ide kaum pembaru atau moderenis di asia tenggara, terutama di dunia melayu-indonesia. Dalam kontek ini, kita bisa dengan tepat menempatkan jurnal Al-Manar yang secara signifikan memengaruhi wacana pembaruan islam. Jurnal ini tidak hanya memengaruh secara langsung penyebaran pembaruan islam lewat artikel-arikelnya, tetapi yang tak kurang pentingnya juga merangsang penerbita jurnal dengan semangat yang sama di asia tenggara, terutama dikawasan melayu.