Anda di halaman 1dari 12

PERKEMBANGAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Dalam historiografi Asia Tenggara, diterima secara luas bahwa sejarah Asia Tenggara pada umumnya
dibagi menjadi dua periode yaitu, Asia Tenggara yang ter-India-kan dan periode Asia Tenggara yang ter-
Islam-kan sebelum datangnya era Kolonial. Penyebaran Islam ke Kepulauan Asia Tenggara di mulai sekitar
akhir abad ke-13 dan awal abad ke-14. Kedatangan Islam menandai awal menelusuri lanskap sosio-politik
dan kultural indigenos di dunia melayu sebelum penetrasi budaya hindu serta asal-usul dan proses akulturasi
dari pengaruh Hindu dan Islam di kawasan Asia Tenggara. Masa prasejarah kepulauan Asia Tenggara tidak
terlalu jelas. Orang-orang dari kepulauan yang menggunakan rumpun bahasa Autronesia itu mengawali
migrasi ke arah selatan dari daratan Asia menuju kepulauan Asia Tenggara antara 3000 SM hingga 1000 SM.
Riset yang dilakukan oleh para antropolog, arkeolog dan pakar linguistik, menyebutkan bahwa penduduk
kepulauan Malaya ini berpindah tempat dari cina selatan menuju pulau-pulau sekarang dikenal sebagai
Filipina sekitar tahun 2500 SM dan kemudian menyebar ke Malaysia dan Indonesia.
Penduduk awal Asia Tenggara menganut Animisme sebelum masuknya Hinduisme yang datang dari
anak benua india. Agama-agama asli orang austronesia adalah Shamanisme atau Animisme yang mengakui
bahwa manusia, binatang, pohon, tumbuhan, batuan, arus sungai dan gunung, mengandung kekuatan
spritual yang sangat kuat. Sejarah Islam dikepulauan Asia Tenggara merupakan sebuah topik diskusi yang
hidup dikalangan sejarawan sejak tahun 1860-an. Islamisasi adalah sebuah proses akulturasi dimana kontak-
kontak berbagai kelompok budaya yang berbeda mengarah pada penerimaan pola-pola budaya baru oleh
satu atau kedua kelompok dengan mengambil seluruh atau sebagian dari budaya kelompok yang lain.
Perdebatan tersebut terfokus pada dua isu, yakni asal-usul dan perkembangan Islam di kepulauan Asia
Tenggara.Sejarawan pada umumnya, menerima fakta bahwa pedagang-pedagang Muslim adalah penyebar
pertama budaya Islam ke kepulauan Asia Tenggara. Jadi, para sejarawan membidik tepat ke arah pedagang
Arab Muslim dan pedagang India muslim yang kemungkinan besar merupakan sumber-sumber penyebar Islam
ke kawasan Asia Tenggara. Karena itu, dua aliran pemikiran utama yang dikembangkan, yaitu berasal-usul
Arab dan berasal-usul India.
Teori yang berasal-usul Arab ini sangat populer dikalangan orang Eropa, khususnya sarjana-sarjana
belanda tahun 1860-an. Drewes menguraikan dasara pemikiran aliran ini : “adalah jelas bahwa di masa lalu,
penyebaran Islam di Indonesia dan semenanjung Melayu seharusnya dianggap berasal dari orang Arab.
Mengingat Islam berasal-usul tanah Arab, tampaknya masuk akal untuk mencari kaitan antara agama ini dan
kehadiran orang-orang arab di mana pun orang arab dan Islam berada. Di Indonesia dan Semenanjung
Melayu, orang-orang Arab dapat ditemukan dibanyak tempat. Jadi, tampaknya mereka adalah orang-orang
yang membawa Islam ke kawasan Asia Tenggara Jhon Crawfurd pada tahun 1820 telah menunjukkan bahwa
Islam dikepulauan Asia Tenggara mungkin diperkenalkan oleh orang-orang arab dan para pengikut Nabi
Muhammad dari pesisir timur India. Akan tetapi, para pakar yang memperdebatkan asal-usul Islam di
kepulauan Asia Tenggara tidak hanya gagal dalam mencapai kesepakatan tentang asal-usul dan
perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara. Kebangkitan Islam di Asia Tenggara merupakan
kebangkitan yang dikondisikan sejarah, budaya politik serta lingkungan ekonomi lokal dan etnis. Sebagai
contoh, kebangkitan Islam di Indonesia lebih menaruh perhatian pada masalah kemiskinan, kesenjangan
pendapatan dan eksploitasi ekonomi dari pada di Malaysia yang tampaknya lebih terlibat dalam
permasalahan identitas dan simbol-simbol serta ritus-ritus yang membantu mendefinisikan kebangkitan
tersebut. Kesadaran Islamis pada dua minoritas muslim di wilayah ini juga dapat mencerminkan dua bentuk
yang sangat berbeda. Di Mungthai selatan secara menyeluruh ideologis konservatif, sedangkan di Filipina
bagian selatan cenderung lebih radikal.Oleh sebab hal inilah yang memperlihatkan bahwa kebangkitan Islam
dikondisikan oleh sesuatu yang ada di wilayah masing-masing.
B. Teori Masuknya Islam ke Asia Tenggara
Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka sudah mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-
negeri di Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan perdagangan
internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan
pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907),
kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749). Masuknya Islam ke berbagai wilayah di
Asia tenggara tidak berada dalam satu waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses
sejarah yang panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan kondisi sosial
budaya yang berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan kekuasaannya sekitar abad VII dan VIII, jalur
selat malaka sudah ramai oleh para pedagang Muslim. Data ini diperkuat dengan berita Cina jaman dinasti
T’ang yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu telah ada masyarakat Muslim di kanfu (kanton)
dan daerah Sumatera. Diperkirakan terjalinnya perdagangan yang bersifat Internasional ketika itu juga
sebagai akibat kegiatan kerajaan Cina jaman dinasti T’ang di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah Bani
Umayyah di bagian Barat, dan tentunya kerajaan Sriwijaya sendiri di wilayah Asia Tenggara. Keberadaan
pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum memberikan pengaruh pada kerajaan-
kerajaan yang ada. Setelah pecahnya pemberontakan petani Cina Selatan terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889
M) yang menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka mulailah mereka mencari perlindungan ke Kedah.
Hal ini berarti orang Islam telah mulai melakukan politik yang tentunya banyak membawa akibat pada
kerajaan di Asia Tenggara dan Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam
telah mendirikan perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi dan menyelenggarakan
pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan Palembang[2].
Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti teori kedatangan Islam ke
Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.
1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab Dikemukakan oleh John Crawford[3].Menurutnya
Islam datang dari Arab melalui pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah
mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab yang ke China singgah di
pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan.
Kemudian Pedagang Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta membina
perkampungan Arab.Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk berdagang.Ada juga pedagang Arab yang
menikah dengan wanita setempat dan menyebarkan Islam.Karena sebagian besar pedagang menggunakan
jalur laut sebagai sarana transportasi maka pada masa menunggu angin muson/musim digunakan oleh
pedagang Arab untuk mengembangkan Islam. Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim
Persia dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri China.Pada
masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti Tang, telah datang empat orang Muslim dari
jazirah Arabia. Yang pertama, bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang
ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad bin Abi Waqqas, adalah
seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan
masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai sekarang
kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri mereka, yang dibawa langsung
oleh sahabat dekat Nabi Muhammad SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.[4] Adapun beberapa
bukti dari teori ini yaitu : · Telah ada perkampungan Arab di Sumatera (Barus) pada 625 M
(menurut literatur kuno Tingkok.[5] · Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.
· Karya-karya yang menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh dari Tanah Arab contohnya
hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja Malik diIslamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh
Ismail. 2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina. Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q.
Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah menjadi pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga
pedagang Cina memeluk Islam. Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia tenggara disamping
menyebarkan Islam. Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-ramai ke
Asia Tenggara. Adapun bukti kedatangan Islam dari China ini, yaitu : · Pada Batu Bersurat Terengganu,
batu nisan yang mempunyai ayat al-Quran di Pekan, Pahang. · Wujud persamaan antara seni Bangunan
Cina dengan seni Bangunan masjid di Kelantan, Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas
atap genteng dari China. 3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat. Dikemukakan
oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India dan pantai Koromandel di semenanjung India.
Hubungan dagang Asia Tenggara dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi
pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam. Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu · Terdapat
batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India, contohnya di batu nisan Raja Malik Pasai.
· Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia Tenggara. Kurun waktu abad ke-
11 hingga abad ke-14 adalah fase awal dari perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara. Pedagang-
pedagang arab dan Muslim India adalah agen-agen perubahan yang mebawa Islam ke kawasan itu.
Tersebarnya Islam Tidak terlepas dari pengaruh kerajaan yang berada di nusantara yang di pimpin oleh raja-
raja yang memeluk agama Islam.Seperti, kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik As-
saleh.Perlak (Peureulak) adalah sebuah bandar niaga penting di pesisir timur Sumatera Utara pada abad ke-
13.Marco Polo mengunjungi pelabuhan itu pada tahun 1292 dan melaporkannya telah menjadi sebuah negara
Islam.Marco Polo menulis tentang Perlak. “kerajaan ini, anda harus tahu sering dikunjungi saudagar-
saudagar Saracen secara teratur, yang kemudian membaiat penduduk pribumi pada hukum Muhammad
Shallallahu‘alaihiwasallam[6] C. Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara
MenurutUka Tjandrasasmita[7], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu: 1.
Saluran Perdagangan Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan. Kesibukan
lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan
India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua
Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut
serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil
mendirikan masjid dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak, dan
karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-kaya.Di beberapa tempat penguasa-penguasa
Jawa yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk
Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan
ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil
alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya. 2. Saluran Perkawinan Dari sudut
ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,
sehingga penduduk pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-
saudagar itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu
saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila
antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati
atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden
Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya
dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain. 3.
Saluran Tasawuf Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengana
jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai
kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab
setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan
dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah
dimengerti dan diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan
dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan
Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M
ini. 4. Saluran Pendidikan Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren atau pondok itu, calon ulama,
guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung
masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.Misalnya, pesantren yang didirikan
oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang
diundang ke Maluku untuk mengajarkan Agama Islam. 5. Saluran Kesenian Saluran Islamisasi melaui
kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang
paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta
para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih
dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama
pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad dan
sebagainya), seni bangunan dan seni ukir. 6. Saluran Politik Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan
rakyat masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian
Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non
Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk
Islam. Untuk lebih memperjelas bagaimana proses masuknya agama Islam di Asia Tenggara ini, ada 3 teori
diharapkan dapat membantu memperjelas tentang penerimaan Islam yang sebenarnya: a. Menekankan
peran kaum pedagang yang telah melembagakan diri mereka di beberapa wilayah pesisir lndonesia, dan
wilayah Asia Tenggara yang lain yang kemudian melakukan asimilasi dengan jalan menikah dengan beberapa
keluarga penguasa local yang telah menyumbangkan peran diplomatik, dan pengalaman lnternasional
terhadap perusahaan perdagangan para penguasa pesisir. Kelompok pertama yang memeluk agama lslam
adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu-lintas Muslim dan menjadi persekutuan
dalam bersaing menghadapi pedagang-pedagang Hindu dari Jawa. Beberapa tokoh di wilayah pesisir
tersebut menjadikan konversi ke agama lslam untuk melegitimasi perlawanan mereka terhadap otoritas
Majapahit dan untuk melepaskan diri dari pemerintahan beberapa lmperium wilayah tengah Jawa. b.
Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan para sufi bukan hanya
sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan politisi yang memasuki lingkungan istana para
penguasa, perkampungan kaum pedagang, dan memasuki perkampungan di wilayah pedalaman. Mereka
mampu mengkomunikasikan visi agama mereka dalam bentuknya, yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara. Dengan demikian dimungkinkan bahwa masuknya Islam ke Asia
Tenggara agaknya tidak lepas dengan kultur daerah setempat. c. Lebih menekankan makna lslam bagi
masyarakat umum dari pada bagi kalangan elite pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan
ldeologis bagi kebajikan lndividual, bagi solidaritas kaum tani dan komunitas pedagang, dan bagi lntegrasi
kelompok parochial yang lebih kecil menjadi masyarakat yang lebih besar (Lapidus, 1999:720-721). Agaknya
ketiga teori tersebut bisa jadi semuanya berlaku, sekalipun dalam kondisi yang berbeda antara satu daerah
dengan yang lainnya. Tidak terdapat proses tunggal atau sumber tunggal bagi penyebaran lslam di Asia
Tenggara, namun para pedagang dan kaum sufi pengembara, pengaruh para murid, dan penyebaran
berbagai sekolah agaknya merupakan faktor penyebaran lslam yang sangat penting. D. Tahap-tahap
Perkembangan Islam[8] 1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M) Fase ini diyakini sebagai fase
permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya
antara pendatang Muslim dengan penduduk setempat. Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data
mengenai masuknya penduduk asli ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh
jauh kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4
H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan
mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan. Walaupun di Leran - Gresik, terdapat
sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari
bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di
Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah. 2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-
16M) Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai
terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan
Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh
kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri kerajaan Malaka di
Semenanjung Malaysia. Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang
membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka.Di bagian lain, di
Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di
pesisir utara. 3. Pelembagaan Islam Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke
pusat-pusat kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa dilepaskan dari
peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi
kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam
dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan elit
birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi
yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di Asia
tenggara. Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam
Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun
kekerasan untuk Islamisasi ini. E. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara[9] a. Islam di
Indonesia Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia terdiri dari kumpulan
pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari 13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan selatan.Luas
wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di Asia Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera,
Jawa, Irian, dan Borneo (Kalilmantan). Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat
terbanyak di dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada tingkat dunia
Islam.Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China. Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 %
(sebagian besar adalah pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha[10]. Sebanyak 12,9
persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.[11] Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada
perbedaan pendapat, berikut beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia[12], yaitu : 1.
Teori Gujarat Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di Nusantara.
Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang mengatakan bahwa Islam masuk ke
Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim. Bukti-
bukti dari teori ini yaitu: · bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-
Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang mempunyai kesamaan dengan
nisan yang terdapat di Gujarat. · adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan
dagang antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa. 2. Teori Makkah Teori ini dicetuskan
oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab
sebagai pembawa agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat. Gujarat
dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat, atau Mesir sebagai tempat
pengambilan ajaran Islam. Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada abad
13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu kekuatan politik Islam, maka sudah
tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni abad ke-7 (670 M) atau pada abad pertama Hijriyah. Pendapat
ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali masuk
pada abad ke-7. Hal ini didasarkan pada penyelidikan sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang
berangka tahun 48 H (670 M). Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai
Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis kembali oleh T.W. Arnold
(1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958). Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini
karena ditunjang oleh kekuatan laut Arab. Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia
perniagaan seperti di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan Arab Islam
di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah kemungkinan peranan bangsa Arab dalam
memasukkan Islam ke Nusantara. 3. Teori Persia Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein
Djajadiningrat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia,
singgah ke Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih menitikberatkan tinjauannya
kepada kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan
dengan Persia (Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah: · Peringatan 10 Muharram atau Asyura
sebagai hari peringayan Syi'ah atas syahidnya Husein. · Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti
Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi
ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan Syeikh Siti Jenar yang hidup pada
abad ke-16 dapat mempelajarinya. Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat
dilihat beberapa perbedaan dan kesamaannya: o Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan
pandangan mengenai masuknya agama Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya terletak
pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai kesamaan ajaran dengan mistik di
India. Sedangkan teori Persia memandang adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat
dipandangnya sebagai daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah ke
Indonesia. o Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai persamaan dengan teori
Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah
perjalanan perjalanan laut antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari
Makkah atau dari Mesir. o Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab dalam
perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan orang India Muslim. keduanya
meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di
Nusantara pada abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam di Nusantara.
o Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori Makkah lebih berpendirian
pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di
Indonesia. Sedangkan teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi, bagi
teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di Malabar, oleh karena itu teori ini
lebih menunjuk India sebagai negara asal Islam Indonesia. Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga
teori tersebut lebih menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik temu yang
bisa disimpulkan yakni, bahwa : Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi
kultural), Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh kalangan Kristen dan
Katolik. Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah Fansuri,Syamsuddin Al-
Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad
al-Palimbani, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh Muhammad bin
Umar al-Nawawi al-Bantani, Khatib Minangkabau. b. Islam di Malaysia Islam merupakan agama resmi
negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13 juta penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar
diantaranya adalah orang melayu yang tinggal di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri dari
kelompok-kelompok etnik yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri sekitar 38% dari penduduk
Malaysia dan yang lainnya India dan Arab. Diantara warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa
ada permusuhan sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di Malaysia telah
membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam. Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal
sebagai Muslim yang taat ibadahnya, kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang
damai serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun dalam pemerintahan.
Mengenai hasil peradaban Islam di Malaysia ini juga tidak kalah dengan negara-negara Islam yang lain,
seperti: a) Adanya bangunan-bangunan masjid yang megah seperti Masjid Ubaidiyah di Kuala Kancong.
b) Banyaknya bangunan-bangunan sekolah Islam. c) Berlakunya hukum Islam pada pemerintahan
Malaysia (hukum Islam di sana mendapat kedudukan khusus karena dijadikan hukum negara). Selain itu juga
keputusan yang diambil oleh Perdana Mentri Mahatir Muhammad pada tahun 1982untuk menjalankan
kebijakan penanaman nilai-nilai islami dalam pemerintahan juga membuat peran islam semakin penting
terutama ketika kebijakan tersebut dilaksanakan secara nyata. c. Islam di Singapura Komunitas muslim
di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari wilayah indonesia dan migran dari luar wilayah
indonesia (India dan Arab). Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa etnis melayu merupakan
komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa
orang-orang muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka lembaga-
lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan pendidikan dan berkompetensi secara
profesional. Dari gerakan tersebut muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden
Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS dan Dosen University of
Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam
bidang pendidikan, pada tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan
pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat. Keberadaan
lembaga ini juga mempercepat lahirnya karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum
minoritasmuslim di Singapura. d. Islam di Thailand Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %,
selain itu masyarakat Muangthai menganut agama Budha dan Hindu.Orang Melayu Muslim merupakan
golongan minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari
madzab Syafi’I yang merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di Muangthai.Ikatan-ikatan
budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan dikalangan mereka terhadap lembaga-
lembaga sosial, budaya, dan politik Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan
daerah itu sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang Melayu Muslim
terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian
dari Dunia budaya Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak pernah
mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan budaya mereka telah membuat mereka
sadar bahwa mereka hanyalah kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian utama
penduduk Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar berlatarbelakang pedesaan. Dan
Perkembangan Islam di Muangthai telah banyak membawa peradaban-peradaban, misalnya : a) Di
Bangkok terdaftar sekitar 2000 bangunan masjid yang sangat megah dan indah. b) Golongan Tradisional
dan golongan ortodoks telah menerbitkan majalah Islam “Rabittah”. c) Golongam modernis berhasil
menerbitkan jurnal “Al Jihad”. e. Islam di Brunei Darussalam Brunei Darussalam memperoleh
kemerdekaan penuhnya pada tanggal 1 januari 1984. Penduduk negara ini terdiri dari 65% suku melayu, 25%
keturunan cina dan sisanya kelompok pribumi kalimantan. Beberapa sumber menyatakan bahwa agama
islam masuk ke negara ini pada abad ke-15, dan sejak itu negara ini berubah menjadi kesultanan Islam.
Agama resminya juga Islam dan tradisi keislaman juga dijaga sangat baik sampai sekarang.Dari segi politik
situasi di negara ini terbilang tenang dan stabil karena ukuran negara ini kecil. Dan sebagai agama resmi
negara islam mendapatkan perlindungan dari negara. Dominasi keluarga kerajaan di bidang pemerintahan
dan tidak adanya demokrasi politik memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijakan di bidang agama
dan bidang lainnya tanpa banyak kesulitan. f. Islam di Filiphina Islam tersebar di wilayah ini pada abad
ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis telah sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan
Inggris yang datang pada tahun 1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri ini sejak tahun
1305 H. Negeri ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan diri
sebagai negara republic yang merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina, Islam tersebar
hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam. Akan tetapi, munculah arus
pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M,
secara mendadak Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn membawa seluruh
dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka, situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn
situasi yang dialami oleh Islam Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/
1898 M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan ajaran Islam dari
generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan peperangan yang menghancurkan kaum muslimin
dan memaksa mereka untuk memeluk agama Nasrani denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian,
mereka tidak juga mampu mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim, sehingga disana masih tersisa
beberapa pemerintahan.Spanyol belum berhasil sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan
Mindanao dan Sulu. Amerika Serikat kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317 H/1899 M.
Maka timbulah perlawanan menentanganya dan berlangsung hingga tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum
Muslimin menyerah, karena mereka tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan takut mati).
Kemudian tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan diantara
mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai bantuan, hingga akhirnya Islam surut
kembali di negeri itu. Amerika lalu mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366 H/ 1946 M.
Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan filipina, yang sampai saat ini masih tetap
menuntut pemerintahan otonomi dengan segala upayanya.
Kerajaan Islam di Asia Tenggara Penyebaran Islam di wilayah Asia Tenggara ditandai dengan berdirinya
kesultanan Islam di kawasan tersebut. Sejarah perkembangan kesultanan Islam di Asia Tenggara tidak lepas
dari kepentingan perdagangan dan syiar agama yang dibawa oleh para saudagar dan ulama muslim dari Asia
Barat. Adapun Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara.Julukan ini diberikan mengingat peranannya
sebagai jalan lalu lintas antara Asia Timur san Asia Barat bagi para pedagang yang hendak keluar masuk
pelabuhan-pelabuhan di Asia Tenggara.Berikut ini adalah profil beberapa kesultanan Islam yang pernah
berkuasa di Asia Tenggara. 1) Kesultanan Samudera Pasai (abad ke-13)\ Samudera Pasai merupakan
kesultanan Islam pertama[13] di Indonesia.Letak kesultanan ini di Aceh Utara.Sultan pertama Samudera
Pasai adalah Malikush Shaleh.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pusat pelayaran dan
perdagangan di Nusantara. Banyak pedagang muslim dari Arab, Cina dan India datang untuk berdagang dan
menyebarkan Islam. Kesultanan ini memperoleh sumber pendapatan yang besar dari pajak perdagangan dan
pelayaran.Samudera Pasai ditaklukkan Portugis pada 1521. Sejarah Kesultanan Samudera Pasai dapat
diketahui antara lain dengan ditemukannya uang dirham emas dengan tulisan nama sultan yang memerintah
Samudera Pasai. 2) Kesultanan Malaka (abad ke-15) Kesultanan ini terletak di Semenanjung
Malaka.Islam di Malaka berasal dari Kesultanan Samudera Pasai.Pendiri Kesultanan Malaka adalah
Paramesywara, seorang pangeran dari Sriwijaya.Paramesywara menikah dengan putri sultan Samudera Pasai
dan kemudian masuk Islam.Kesultanan Malaka mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Muzaffar Syah (1445-1459). Kesultanan ini runtuh ketika Portugis menyerang dan mengalahkan Malaka pada
1511.Peninggalan sejarah Kesultanan Malaka barupa mata uang yang merupakan peninggalan dari akhir abad
ke-15 dan benteng A'Farmosa yang merupakan bukti penaklukkan Malaka oleh pasukan Portugis. 3)
Kesultanan Islam Pattani (abad ke-15). Kehadiran Islam di Pattani dimulai dengan kedatangan Syekh Said,
mubalig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattani bernama Phaya Tu Nakpa yang sedang sakit
parah.Phaya Tu Nakpa (1486-1530) beragama Budha kemudian masuk Islam dan bergelar Sultan Ismail
Syah.Kesultanan Pattani mengalami kemajuan pesat setelah menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan
Malaka.Kesultanan Pattani kemudian menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan, terutama bagi pedagang
dari Cina dan India.Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan Kerajaan Siam dari Bangkok. Peninggalan
sejarah Pattani berupa nisan kubur yang disebut Batu Aceh yang melambangkan kedekatan hubungan
dengan Samudera Pasai. 4) Kesultanan Brunei Darussalam (abad ke-15). Kesultanan Brunei Darussalam
merupakan kesultanan Islam yang terletak di Pulau Kalimantan sebelah utara.Islam pertama kali masuk ke
Brunei pada 977, dibawa saudagar Cina. Setelah raja Awang Alak Betatar (1406-1408) masuk Islam, ia
mengubah kerajaan itu menjadi kesultanan. Kata "Darussalam" ditambahkan pada kata "Brunei" pada abad
ke-15 untuk menekankan Islam sebaga agama negara.Kesultanan Brunei Darussalam berkembang menjadi
pusat penyebaran Islam dan perdagangan wilayah Melayu ketika Kesultanan Malaka jatuh ke tangan
Portugis.Kesultanan Brunei Darussalam pernah dikuasai Inggris pada 1888, di masa kepemimpinan Sultan
Hasyim Jalilu Ageramaddin, sultan ke-15, namun dapat meraih kemerdekaannya dari Inggris 1983. 5)
Kesultanan Islam Sulu (abad ke-15). Kesultanan Sulu merupakan kesultanan Islam yang terletak di Filipina
bagian selatan.Islam masuk dan berkembang di Sulu melalui orang Arab yang melewati jalur perdagangan
Malaka dan Filipina.Pembawa Islam di Sulu adalah Syarif Karim al-Makdum, orang Arab yang ahli ilmu
pengobatan. Abu Bakar, seorang dai dari Arab, menikah dengan putri dari pangeran Bwansa dan kemudian
memerintah di Sulu dengan mengangkat dirinya sebagai Sultan. 6) Kesultanan Ternate (abad ke-15).
Kesultanan Islam terbesar di Maluku adalah Kesultanan Ternate.Penyebaran Islam di daerah ini dilakukan
oleh para ulama dan pedagang dari Pulau Jawa.Islam menjadi agam kerajaan setelah Sultan Zainal Abidin
memerintah.Kesultanan Ternate menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di kawasan timur
Nusantara.Kesultanan Ternate mencapai kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Babullah.Kesultanan
Ternate bersaing dengan Kesultanan Tidore terutama dalam perdagangan.Kesultanan Ternate berakhir
setelah ditaklukkan oleh VOC (Verenidge Osst-Indische Compagnie) pada 1660. Peninggalan Kesultanan
Ternate antara lain Benteng Portugis dan bekas istana di Ternate (Maluku Utara). 7) Kesultanan Aceh
Darussalam (abad ke-16). Kesultanan Aceh atau Aceh Darussalam adalah kerajaan Islam yang terletak di
Pulau Sumatera bagian utara.Kesultanan ini didirikan pada 1541 oleh Sultan Ali Mughayat Syah.Kesultanan
Aceh mengantikan peran Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka yang jatuh ke tangan Portugis,
terutama dalam perdagangan dan pelayaran.Kesultanan ini mengalami puncak kejayaan pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke dalam kekuasaan pemerintah Hindia
Belanda pada 1912. Peninggalan sejarah Kesultanan Aceh antara lain Masjid Raya Baiturrahman di Banda
Aceh dan Cakra Donya, yaitu lonceng hadiah dari kaisar Cina. 8) Kesultanan Demak (abad ke-16).
Kesultanan Demak adalah kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa.Raja Demak pertama adalah Raden
Fatah, bupati Majapahit di Bintoro dan mencapai puncak kejayaan di bawah kepemimpinan Sultan
Trengono.Kesultanan Demak berhasil melebarkan kekuasaannya sampai ke daerah luar Jawa, seperti
Kesultanan Banjar, Kerajaan Kotawaringin, dan Kesultanan Kutai di Kalimantan.Kesultanan ini mengalami
kemunduran di masa Sunan Prawoto karena beberapa daerah taklukkan Demak memberontak.Peninggalan
Kesultanan Demak yang paling terkenal adalah Masjid Agung Demak. Ciri khas masjid ini adalah
bangunannya ditopang empat tiang atau saka guru yang dibangun empat orang sunan dari sembilan wali
(Wali Songo), yaitu Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati, Sunan Bonang, dan Sunan Kalijaga. 9) Kesultanan
Cirebon (abad ke-16). Kesultanan Cirebon merupakan kerajaan Islam pertama di Jawa Barat.Kesultanan
Cirebon didirikan pada 1450 oleh Pangeran Walangsungsang.Tokoh yang paling berperan menjadikan Cirebon
sebagai Kesultanan Islam adalah Syarif Hidayatullah. Sepeninggal Panembahan Girilaya (1650-1662),
Kesultanan Cirebon dibagi menjadi dua oleh kedua anaknya, menjadi Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan
Kanoman. Meskipun tidak mempunyai kekuasaan administratif, Kesultanan Cirebon tetap bartahan sampai
saat ini. 10) Kesultanan Banjar (abad ke-16). Kesultanan Banjar merupakan kesultanan Islam yang terletak
di Pulau Kalimantan bagian selatan.Kesultanan ini pada walnya bernama Daha, sebuah kerajaan Hindu yang
berubah menjadi kesultanan Islam.Kesultanan Banjar berdiri pada 1595 dengan penguasa pertama Sultan
Suriansyah.Islam masuk ke wilayah ini tahun 1470, bersamaan dengan melemahnya kerajaan Maajapahit di
Pulau Jawa.Penyebaran Islam secara luas dilakukan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, seorang ulama yang
menjadi Mufti Besar Kalimantan.Kesultanan Banjar mengalami kemunduran dengan terjadinya pergolakan
masyarakat yang menentang pengangkatan Pangeran Tamjidillah (1857-1859) sebagai sultan oleh
Belanda.Pada 1859-1905, terjadi perang Banjar yang dipimpin Pangeran Antasari (1809-1862) melawan
Belanda.Akibat dari perang ini, Belanda menghapuskan Kesultanan Banjar pada 1860.Peninggalan sejarah
Kesultanan Banjar dapat dilihat dari bangunan masjid di Desa Kuin, Banjar Barat (Banjarmasin) yang
dibangun pada masa pemerintahan Sultan Tamjidillah. 11) Kesultanan Banten (abad ke-16). Kesultanan ini
adalah kesultanan terbesar di Jawa Barat.Kesultanan Banten didirikan Sunan Gunung Jati pada 1524.Pada
masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, Islam telah mengalami perkembangan pesat.Hal ini
ditandai dengan berdirinya bangunan masjid dan pesantren.Kesultanan Banten mencapai masa keemasannya
di masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1683). Kesultanan ini mengalami kemunduran setelah
terjadi perang melawan Belanda.Peninggalan Kesultanan Banten berupa Masjid Agung Banten, Menara
Banten, Benteng Speelwijk, dan bekas Keraton Surosowan. 12) Kesultanan Buton (abad ke-16). Kesultanan
Buton merupakan kerajaan Islam yang terletak di Pulau Buton, Sulawesi bagian tenggara.Kerajaan Buton
menjadi kesultanan setelah Halu Oleo, raja ke-6, memeluk agama Islam. Penyebaran Islam secara luas
dilakukan oleh syekh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Patani, seorang ulama dari Kesultanan Johor.
Peninggalan sejarah Kesultanan Buton berupa Benteng Kraton dan Batupoaro, yaitu batu tempat berkhalwat
(mengasingkan diri) Syekh Abdul Wahid di akhir keberadaannya di Buton. 13) Kesultanan Goa (abad ke-
16). Kesultanan Goa terletak di sebelah selatan Pulau Sulawesi.Kerajaan Goa berubah menjadi kesultanan
pada akhir abad ke-16, di masa pemerintahan Sultan Alauddin (1593-1639). Pada masa kepemimpinan Sultan
Hasanuddin terjadi perang Makassar (1666-1669) meawan Belanda.Kesultanan Goa selanjutnya dikuasai oleh
Belanda setelah dipaksa menyerah dan menandatangani Perjanjian Bongaya.Peninggalan Kesultanan Goa
berupa kompleks makam Sultan Goa dan bekas rumah Sultan Goa terakhir di Makassar (Sulawesi Selatan).
14) Kesultanan Johor (abad ke-16). Kesultanan Johor berdiri setelah Kesultanan Malaka dikalahkan oleh
Portugis.Sultan Alauddin Riayat Syah membangun Kesultanan Johor pada sekitar tahun 1530-1536.Masa
kejayaan kesultanan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Abdul Jalil Riayat Syah II.Kesultanan Johor
memperkuat dirinya dengan mengadakan sebuah aliansi bersama Kesultanan Riau sehingga disebut
Kesultanan Johor-Riau.Kesultanan Johor-Riau berakhir setelah Raja Haji wafat dan wilayah tersebut dikuasai
oleh Belanda. 15) Kesultanan Kutai (abad ke-16).\ Kesultanan Kutai terletak di sekitar Sungai Mahakam,
Kalimanta bagian timur.Pada awalnya, Kutai merupakan kerajaan yang dipengaruhi ajaran Hindu dan
Buddha.Islam berkembang pada masa kepemimpinan Aji Raja Mahkota (1525-1600). Penyebaran Islam
dilakukan oleh seorang mubalig bernama Said Muhammad bin Abdullah bin Abu Bakar al-Warsak. Kesultanan
ini mencapai kejayaannya pada masa Aji Sultan Muhammad Salehuddin (1780-1850) memerintah.Kesultanan
Kutai mengalami kemunduran setelah Aji Sultan Muhammad Salehuddin meninggal dunia.Peninggalan
sejarah Kesultanan Kutai berupa makam para sultan di Kutai Lama (dekat Anggana). 16) Kesultanan
Pajang (abad ke-16). Kesultanan Pajang merupakan kerjaan Islam pertama di pedalaman Jawa.Kesultanan
ini didirikan oleh Joko Tingkir pada 1546, setelah Trenggono, Sultan Demak, wafat.Joko Tingkir atau Sultan
Adiwijaya membawa pengaruh Islam dari wilayah pesisir ke wilayah pedalaman Jawa.Kesultanan Pajang
hanya bertahan selama 45 tahun karena dihancurkan oleh Kesultanan Mataram pada 1618.Peninggalan
Kesultanan Pajang berupa makam Pangeran Benowo. 17) Kesultanan Mataram (abad ke-16). Kesultanan
Mataram beridiri sejak 1582.Kesultanan ini berawal dari wilayah Kesultanan Pajang yang dihadiahkan oleh
Sultan Adiwijaya kepada Kiai Ageng Pamanahan.Sultan pertama Mataram adalah Panembahan Senopati
(1582-1601). Puncak kekuasaan Kesultanan Mataram tercapai pada masa kepemimpinan Sultan Agung (1613-
1645).Kesultanan Mataram melemah setelah terjadi perpecahan wilayah akibat Perjanjian Giyanti serta
campur tangan pihak Belanda.Kesultanan Mataram selanjutnya terbagi menjadi empat wilayah yaitu
Kesultanan Yogyakarta, Pakualaman, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegara. Peninggalan Kesultanan
Mataram antara lain berupa pintu gerbang Masjid Kotagede di Yogyakarta. 18) Kesultanan Palembang
(abad ke-16). Pada awalnya, Kesultanan Palembang termasuk dalam wilayah kekuasaan Kesultanan
Demak.Sultan pertama sekaligus pendiri Kesultanan ini adalah Ki Gendeng Suro (1539-1572).Pengetahuan
dan keilmuan Islam berkembang pesat dengan hadirnya ulama Arab yang menetap di Palembang.Kesultanan
Palembang menjadi bandar transit dan ekspor lada karena letaknya yang strategis.Belanda kemudian
menghapuskan Kesultanan Palembang setelah berhasil mengalahkan Sultan Mahmud Badaruddin.Salatu satu
peninggalan Palembang adalah Masjid Agung Palembang yang didirikan pada masa kepemimpinan Sultan
Abdur Rahman. 19) Kesultanan Bima (abad ke-17). Kesultanan Bima adalah kerajaan Islam yang terletak di
Pulau Sumbawa bagian timur. Kerajaan Bima berubah menjadi kesultanan Islam pada 1620 setelah rajanya,
La Ka'i, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Sultan Abdul Kahir. Pada masa
pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (1640-1682), Kesultanan Bima menjadi pusat penyebaran Islam
kedua di timur Nusantara setelah Makassar.Kesultanan Bima berakhir pada 1951, ketika Muhammad
Salahuddin, sultan terakhir, wafat. Peninggalan Kesultanan Bima antara lain berupa kompleks istana yang
dilengkapi dengan pintu lare-lare atau pintu gerbang kesultanan. 20) Kesultanan Siak Sri Indrapura (abad
ke-18). Siak Sri Indrapura adalah sebuah kesultanan Melayu, didirikan (1723) oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah, dan penyebarab Islam di Sumatera Timur.Pusatnya adalah Desa Buantan, kemudian pindah ke Siak Sir
Indrapura (sekitar 90 km ke timur laut Pekanbaru).Wilayah kekuasaan Siak Sri Indrapura meliputi Siak Asli,
Bukit Batu, Merbau, Tebing Tinggi, Bangko, Tanah Putih dan Pulau Bengkalis (Kabupaten Bengkalis); Tapung
Kiri dan Tapung Kanan (Kampar); Pekanbaru; dan sekitarnya. Istana bekas tempat tinggal dan pusat
Kesultanan Siak Sri Indrapura sampai sekarang masih berdiri dengan megah di pinggir Sungai Siak dan
merupakan salah satu objek pariwisata di daerah Riau. G. Pengaruh Islam di Asia Tenggara[14] Islam
begitu berpengaruh di kawasan Asia Tenggara, adapun beberapa pengaruh Islam adalah sebagai berikut:
a. Sistem Pemerintahan i. Wujudnya institusi kesultanan
Islam di beberapa Negara. ii. Ulama menjadi penasehat bagi
Raja/sultan iii. Islam sebagai agama resmi dan mayoritas.
iv. Undang-undang berlandaskan hukum Islam v. Wujudnya
semangat jihad b. Sistem Pendidikan i.
Pendidikan Islam disampaikan kepada semua lapisan masyarakat
ii. Sekolah, pesantren, madrasah, dan Mesjid sebagai institusi pendidikan dan Basis Islam c. Cara
hidup i. Penggunaan Pakaian yang menutup aurat
ii. Mengamalkan konseppersaudaraan sesama Islam iii.
Persamaan taraf sesama manusia iv. Sifat tolong-menolong,
hormat menghormati, dan amalan bergotong-royong d. Bahasa dan Kesusastraan
i. Bentuk tulisan Arab-Melayu ii. Banyak istilah Arab
digunakan dalam bahasa Melayu iii. Hasil kesusasteraan Melayu
terpengaruh dengan gaya dan tata bahasa iv. Bentuk sastera
Melayu dipengaruhi, bentuk sastera Islam e. Kesenian i.
Seni pada batu nisan dan ukiran kayu ii. Seni bangunan Islam
mempengaruhi bentuk masjid, kubah, mimbar, mihrab dan menara azan. f. Ekonomi
i. Terbentuknya Institusi ekonomi Islam seperti baitulmal
ii. Amalan zakat dan sedekah iii. Amalan riba, penindasan
dan penipuan dilarang dalam perdagangan BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Masuknya Islam ke Asia
Tenggara Para ahli berbeda pendapat mengenai dari mana asal penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Maka ada 3 teori mengenai dari mana Islam itu dibawa, yaitu: · Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara
dari Arab. · Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina. · Teori kedatangan Islam ke Asia
Tenggara dari India/Gujarat. Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara,
para ahli sejarah pun berbeda pendapat. Ada yang mengatakan waktunya itu adalah abad ke-1 H/ke-7 M da
nada pula yang menyebut pada abad ke-13 M. Namun dalam hal ini kami ambil kesimpulan bahwa agama
Islam sudah masuk ke kawasan Asia Tenggara pada abad ke-1 H/7 M. Kemudian pada abad-13 agama Islam
berkembang pesat. 2. Cara-cara datang dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara Menurut Uka
Tjandrasasmita[15], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada beberapa yaitu: 1) Saluran
Perdagangan 2) Saluran Perkawinan 3) Saluran Tasawuf 4) Saluran Pendidikan 5)
Saluran Kesenian 6) Saluran Politik 3. Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara Adapun
tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara ada 3 tahapan: 1. Kehadiran para pedagang Muslim (7
- 12 M) 2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M) 3. Pelembagaan Islam 4. Perkembangan Islam di
negara-negara Asia Tenggara Perkembangan Islam di Asia Tenggara di setiap Negara ternyata berbeda, hal
itu dikarenakan perbedaaan kountur budaya, adat, pola pikir dan perekonomian masing-masing Negara.

Anda mungkin juga menyukai