Anda di halaman 1dari 11

MASA PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Disusun Oleh :
Nur Awwali Octavia
NIM : 2020112014287

Dosen Pengampu :
Elysa Nurul Qomaria, M.Pd.
PENDAHULUAN

Asia Tenggara merupakan tempat tinggal bagi penduduk muslim terbesar di dunia.
Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam. Selain
itu, minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma (Myanmar), Singapura, Filipina, Thailand
dan Vietnam. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan tempat yang unik dan
menarik bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga hampir seluruh agama terutama
agama besar pernah singgah dan mendapat pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini,
termasuk agama Islam. Bisa dikatakan bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan
Asia Tenggara.

Islamisasi itu lebih intens dan luas sejak akhir abad ke -12 ketika para guru dari
berbagai tempat di Jazirah Arab mengembara meskipun terjadi beberapa teori tentang
kedatangan Islam di Asia Tenggara, bahwa pedagang Muslim dari kawasan Jazirah Arab
telah hadir di beberapa tempat di Nusantara, sejak abad ke -7 tetapi tidak ada bukti yang
memadai bahwa mereka memusatkan diri menyebarkan Islam. Perkembangan dan
Peradaban Islam sangat dipengaruhi oleh struktur kebudayaan yang dianut oleh masyarakat.
Kuatnya unsur kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari mempengruhi penerimaan dan
pelaksanaan kegiatan keagamaan.

PEMBAHASAN

Masuknya agama Islam ke wilayah Asia Tenggara mempunyai keistimewaan yaitu


dengan jalan damai, berangsur, dan diterima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak
sekaligus, Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang dan para
sufi secara damai, terbuka ,tanpa pemaksaan sehingga Islam mudah diterima masyarakat
Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di Negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan. Pada abad
ke- 5 sebelum masehi, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para
pedagang, kondisi ini yang dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk
menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.

Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam
demikian kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan ini, terbukti bahwa
proses masuknya Islam di Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di wilayah
lainnya yang di sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki.

Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yang digunakan,
jalur tersebut semua disesuaikan dengan budaya timur yang mengedepankan
keramahtamahan, sehingga hal ini memudahkan Islam untuk masuk dan berkembang di
kawasan ini. Berkaitan dengan hal ini Uka Tjandra Sasmita mengemukakan ada enam
saluran masuknya Islam ke Asia Tenggara yang berkembang, yaitu:

1. Saluran Perdagangan

Sejak abad ke-1 kawasan laut Asia Tenggara khususnya selat malaka, telah
memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran
internasional karena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur,
Asia Tenggara dan Asia Barat. Kesibukan lalu lintas perdagangan kawasan Asia
Tenggara pada abad ke-7 sampai abad ke-16 itu membuat pedagang-pedagang muslim
(Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian dalam perdagangan di negeri-negeri
Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.

Pengaruh inilah yang menjadikan adanya perubahan sistem kehidupan di Asia


Tenggara yang sebelumnya di masa Kerajaan Berjaya, kepercayaan yang dominan
dikalangan masyarakat adalah dinamisme. Dengan adanya pengaruh pedagang Islam
banyak kemudian masyarakat beralih menganut monotheisme.

Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarah peradaban
Islam di Asia Tenggara adalah Samudera Pasai Kerajaan ini sampai sekarang dipercayai
sebagai kerajaan Islam tertua dan pertama yang ada di Indonesia dan di Asia Tenggara,
yang berpusat di Aceh, dipimpin seorang raja Muslim yang bernama Sultan Malikus
Shaleh.
2. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi para pedagang Muslim memiliki status soial yang lebih
baik daripada kebanyakan pribumi sehingga berpengaruh terhadap puteri-puteri
bangsawan tertarik menjadi isteri saudagar-saudagar tersebut, sebelum melakukan
pernikahan para calon isteri saudagar tersebut diislamkan terlebih dahulu, setelah
mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka semakin luas, terbentuklah
kampung-kampung, daerah-daerah juga kerajaan-kerajaan Muslim.

Dalam penyebaran agama Islam jalur perkawinan lebih menguntungkan


karena apabila saudagar Muslim menikah dengan anak bangsawan, anak raja atau
anak adipati turut mempercepat Islamisasi. Demikian yang terjadi antara Raden
Rahmat atau Sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri
Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden
Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.

3. Saluran Tasawuf

Menurut seorang ahli sejarah Australia H. John menyatakan bahwa proses


Islamisasi di Asia Tenggara dipengaruhi ajaran Tasawuf dan amalannya serta adanya
dakwah cerdas yang dilakukan oleh para Sufi yang datang bersama dengan pedagang
Muslim. Pengajar Tasawuf atau para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur
dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat terutama di Indonesia, seperti
contoh: mereka mahir dalam soal kepercayaan/ mantra/ magic dan mempunyai
kekuatan untuk menyembuhkan, dengan Tasawuf, Islam yang diajarkan kepada
penduduk mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut Hindu sehingga agama Islam mudah diterima dan dimengerti. Diantara ahli
Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia seperti Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan
Panggung di Jawa, ajaran mistik ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di
abad ke- 20 M ini.

4. Saluran Pendidikan

Islamisasi juga dilakukan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama melalui
pendidikan di sekolah maupun pesantren. Di pesantren atau pondok calon guru,calon
kiai atau ulama mendapatkan pendidikan agama, setelah keluar mereka kembali ke
kampong masing-masing untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu untuk
mengajarkan Islam. Misalnya: pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel
Surabaya dan Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak diundang ke Maluku
untuk berdakwah.

5. Saluran Kesenian

Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.


Sunan Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang, Beliau tidak
pernah meminta upah pertunjukan, tetapi Beliau meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih
dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi cerita tersebut disisipkan ajaran-
ajaran juga nama-nama pahlawan Islam. Kesenian lainnya juga bisa dipakai sebagai
alat Islamisasi. Seperti seni ukir, seni bangunan, sastra (hikayat,babad, dan lain
sebagainya).

6. Saluran Politik

Kebanyakan penduduk masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih


dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu wilayah.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis dapat menarik penduduk kerajaan bukan
Islam masuk memeluk agama Islam.

Terdapat 3 teori yang diharapkan dapat membantu memperjelas tentang masuknya


Islam di Asia Tenggara yang sebenarnya antara lain:

1. Menekankan peran kaum pedagang yang ada di wilayah Asia Tenggara kemudian
melakukan asimilasi dengan jalan menikah, kelompok pertama yang memeluk
agama Islam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu lintas
Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang Hindu
dari Jawa.
2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan
para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan
politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum
pedagang dan memasuki wilayah perkampungan pedalaman. Mereka mampu
mengkomunikasikan visi agama yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan demikian bahwa masuknya Islam
ke Asia Tenggara tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3. Lebih menekankan pada makna Islam bagi masyarakat umum dari pada kalangan
elit pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ideologis, bagi
kebijakan individual, bagi kaum tani dan komunitas pedagang. Tidak ada proses
tunggal dalam penyebran Islam di Asia Tenggara. Namun para pedagang kaum
sufi pengembara, pengaruh para murid yang telah belajar agama dan penyebaran
di berbagai sekolah merupakan faktor penting dalam penyebaran agama Islam.

Masuknya Islam di Asia Tenggara sejak abad pertama, kawasan laut Asia
Tenggara, khususnya selat malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting
dalam perdagangan intenasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China
sejalan pula dengan muncul dan berkembangnya kekuasaan besar yaitu China dibawah
Dinasti Tang (618-907 M), kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 sampai 14 ) dan Dinasti
Umayyah (660-749 M).

Mulai abad ke-7 orang Muslim Persia dan Arab berdagang sampai ke negeri
China pada pemerintahan Tai Tsung (627-650 M) kaisar kedua dari Dinasti Tang, Muslim
pertama bernama Sa’ad bin Abi Waqqas adalah seorang Mubaligh juga sahabat Nabi
Muhammad SAW. Ia mendirikan Masjid bernama wa zhin zi yang artinya masjid
kenangan nabi di Canto, sampai sekarang Muslim China membanggakan sejarah
perkembangan Islam di negeri mereka yang langsung dibawa oleh sahabat Nabi.
Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat dihubungkan dengan pemberitaan I-Cing
seorang musafir Budha yang mengadakan perjalanan dengan berlayar menggunakan
kapal dengan sebutan kapal Po-Sse menuju arah selatan ke Bhoga (di daerah Palembang
di Sumatera Selatan).

Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke
Indonesia:

1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7
(684 M).datang seorang Pepimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai
pengikut dari Sumatera Utara, jadi Islam pertama kali ke Indonesia ada di
Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M, saat itu
datang utusan raja Arab Ta Cheh (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho
Ling (Kaling/Kalingga) untuk membuktikan Keadilan, kemakmuran dan
keamanan pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3. Menurut Drs. Junied Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670
M karena di Barus Tapanuli, terdapat sebuah makam yang bertuliskan Haa Miim.

Pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan mengadakan seminar yang mengambil
kesimpulan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/ abad ke-7 M langsung dari
Arab, daerah pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera.

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra
mengatakan: “Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara
pada abad pertama, tetapi setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata.
Karena itu, proses islamisasi nampaknya mengalami perkembangan antara abad ke-12
dan ke-16.”

Hal menarik yang patut diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi wilayah
Nusantara adalah dengan apa yang dikatakan oleh Azyumardi Azra “bahwa yang mula-
mula masuk Islam adalah para penguasa”. Dalam kaitan ini, sosiolog Muslim bernama
Ibn Khaldun menyatakan "al-nasu 'ala al-dini mulukihim".Yang artinya dengan
mengislamkan penguasa, berarti dengan sendirinya akan memudahkan pengislaman
penduduk atau rakyatnya.bahkan dengan sendirinya rakyat akan mengikuti agama yang
dianut oleh rajanya. Pemimpin memiliki peran besar dalam membentuk perkembangan
masyarakat hingga masalah agamapun cenderung mengikuti Pemimpinnya. Nusantara
adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia. Namun demikian, berbicara
tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana Indonesia adalah negara yang
tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara, maka teori ini menjadi
relevan untuk kontek kedatangan Islam di Asia Tenggara.
Pemikiran dalam berbagai aspek ajaran Islam, seperti filsafat, tasawuf, dan
lainnya itu berada dalam proses perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pada masa
kekuasaan Kerajaan Malaka bahwa Islamisasi Asia Tenggara mendapatkan dorongan
baru, daerah baru di Sumatera yang kemudian masuk kedalam kekuasaan Malaka setelah
Aru, Petir, Lambri antara lain ampar, Indra Giri, Siak, Jambi, Bengkalis, Riau dan Lingga
juga telah masuk Islam. Di semenanjung Malaya, seperti Pahang, Pattani, Kedah, Johor
juga menerima Islam. Dari Malaka Islamisasi masuk ke pesisir Pulau Jawa, di tahun 1478
kerajaan Majapahit dikalahkan kerajaan Islam yang dipimpin oleh Raja Demak. Para
penyebar agama Islam yang berasal dari Demak kemudian mengislamkan warga
Banjarmasin di Kalimantan Selatan. Maluku menjadi wilayah Islam pada tahun 1498.
Pulau Mindano diislamkan lebih awal pada tahun 1460, pada akhir abad ke-15 Brunai
telah masuk Islam. Dari Sulu dan Mindano Islam menyebar ke wilayah Utara Filipina,
berdirilah Kerajaan Islam di sana. Bahkan Manila berada dibawah kekuasaan Islam, yang
kemudian dihancurkan oleh Spanyol tahun 1570. Kesultanan Brunai juga mengislamkan
wilayah yang berada dalam kekuasaannya. Sedangkan Makasar menerima Islam pada
tahun 1603, kemudian mengislamkan Bugis, Sumbawa, Lombok. Setelah Bugis
menerima Islam kemudian menyebar ke Flores, seluruh Jawa bertahap menerima Islam
kecuali Bali yang masih bertahan sebagai kerajaan Hindu.

Islamisasi di Asia Tenggara membawa persamaan dibidang Pendidikan,


pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan akan tetapi melibatkan
seluruh lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca Qur’an dan
memahami asas-asas Islam secara rasional, bahasa lokal diperluas dengan kosakata dan
gaya bahasa Arab, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara
dan menjadi media pengajaran agama, bahasa Melayu juga berperan penting sebagai
bahasa pemersatu. Budaya politik HinduBudha juga kepemimpinan telah digantikan
dengan ide-ide juga lembaga yang bernafaskan Islam, hukum Islam telah dijalankan
walaupun belum secara keseluruhan.

Di wilayah Muangthai hukum Islam diterapkan terus didalam undang-


undangnya terdapat 42 pasal yang diambil dari mahzab syafi’i, di muangthai terdapat
2000 masjid.Peranan Islam dalam politik lebih nampak di Malaysia, partai Islam
menyatakan dalam kampanyenya untuk membentuk Negara Islam, partai Islam
mempunyai dukungan yang sangat besar dari masyarakat yang mempunyai penduduk
mayoritas Islam seperti Kelantan, Trengganu, Kedah dan Perlis. Angkatan Islam Malaysia
berada dibagian terdepan dalam mempromosikan citra positif Islam kepada kaum muslim
maupun non muslim yang bertujuan untuk mewujudkan gaya hidup muslim yang baik.

Menurut pendapat Azmi Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke7
M. pedagang Arab Islam sudah sampai ke pulau Melayu, tentu juga singgah di pelabuhan
dagang Malaysia. Sejalan dengan pendapat tersebut Abdullah dkk. menegaskan: Para
pedagang ini singgah di pelabuhan Sumatera untuk mendapatkan barang-barang
keperluan dan sementara menanti perubahan angin Mosun, ada di antara mereka yang
singgah di pelabuhan Tanah Melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. dengan
demikian boleh dikatakan bahwa Islam telah tiba di Tanah Melayu pada abad ke- 7M.
dikemukakan oleh Fatimi, bahwa Islam datang pertama kali di sekitar abad ke-8 H (14
M). Ia berpegang pada penemuan Batu Bersurat di Trengganu tahun 702H (1303M).
Batu Bersurat itu ditulis dengan huruf Arab. Pada sebuah sisinya, memuat pernyataan
yang memerintahkan para penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada
keyakinan Islam dan ajaran Rasulullah. Sisi lainnya memuat daftar singkat mengenai 10
aturan dan mereka yang melanggarnya akan mendapat hukuman.

Menurut pendapat Majul bahwa Islam tiba di Malaysia sekitar abad ke-15 dan
ke-16 Kedua pendapat ini, baik Fatimi maupun Majul, juga tidak dapat diterima karena
ada bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah tiba pada abad ke-3 H
(10 M). Pendapat terakhir ini didasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Inggris,
Kedah pada tahun 1965. Pada batu nisan itu tertulis nama Syeikh Abd alQadir ibn Husayn
Syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syeik Abd al-Qadir
adalah seorang da’i keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam
telah datang ke Malaysia pada sekitar abad ke-3 H (10M). Baik Fatimi maupun Majul
agaknya tidak mengetahui tentang penemuan batu nisan di Tanjung Kedah ini dan tulisan
tentangnya di majalah Mastika, karena tulisan tersebut baru diterbitkan tahun 1965,
sedangkan penelitian mereka masing-masing dihasilkan tahun 1963 dan 1964. Terjadi
perbedaan pendapat untuk mempelajari peradaban Islam di wilayah ini karena
keragaman dan keluasan wilayah, di mana pada kenyataannya tidak setiap wilayah atau
masing-masing bagian dari wilayah itu sama-sama bisa diketahui dengan baik, sehingga
menimbulkan anakronisme yang tidak akurat.Sumber-sumber spekulasi lainnya adalah
menyangkut cara dan situasi di mana islamisasi di Semenanjung Melayu ini terjadi.
Mengenai asal-usul penyebaran, perdebatan akademis berpusat di Arabia dan India.
Sebagaimana diketahui secara umum, sebelum Islam datang ke Tanah Melayu, orang-
orang Melayu adalah penganut animisme, hinduisme dan budhisme. Namun demikian,
sejak kedatangannya, Islam secara berangsur-angsur mulai diyakini dan diterima sebagai
agama baru oleh masyarakat Melayu Nusantara.

Identifikasi Melayu dan Islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat


kepemimpinan politik Melayu tradisional (kesultanan), yang dipimpin oleh sultan.
“Sultan” adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penguasa Muslim. Istilah ini
berasal dari bahasa Arab dan melambangkan kekuasaan Islam di negeri itu. Kitab
Undang-Undang Malaka bahkan menyebut sultan Malaka sebagai ”Khalifah al-mu’minin,
zill Allah fi al-alam” yang berarti Pemimpinnya orang-orang beriman, bayang-bayang
Allah di muka bumi. Ini mengandung makna bahwa sultan bertanggung jawab langsung
kepada Tuhan untuk memelihara dan mengembangkan agama Islam. Karena itu, para
sultan tidak hanya punya peranan vital dalam kepemimpinannya sebagai institusi politik
Muslim, dan pembentukan serta pengembangan institusi-institusi Muslim seperti
pendidikan dan peradilan agama, tetapi juga terlibat langsung dalam berbagai aktivitas
keagamaan dan kajian-kajian keislaman sehingga Islam terasa begitu mewarnai
kebudayaan Melayu.

Pemerintah Singapura memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan


melindungi kepercayaan penduduknya, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) diberikan
tanggung jawab unutk mengatur administrasi hukum Islam di Singapura, seperti
mengumpulkan zakat, pengaturan ibadah haji,organisasi agama. MUIS juga berwenang
mengeluarkan fatwa, pengelolaan seluruh masjid yang ada di Singapura serta berusaha
menciptakan warga muslim Singapura lebih baik dibidang pendidikan agar nanti mampu
memberikan sumbangan bagi pembangunan Singapura yang merupakan kepentingan
bersama.

Orang-orang Islam di Filipina menamakan diri mereka dengan sebutan Moro yang
mayoritas adalah nelayan dan petani yang melahirkan Muslim Independent Movement
(MIM), Moro National Liberation Front (MNLF) yang berjuang mempertahankan,
meningkatkan pembangunan, kesejahteraan dan pelaksanaan hukum keluarga bagi
muslim di Filipina.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan Negara Islam semakin
berkembang lahirlah ulama-ulama Islam sebagai pemimpin, sistem pendidikan Islam
dirancang. Masjid , surau menjadi lembaga pusat pengajaran, ibadah haji
diselenggarakan. Sejumlah karya dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah
bermunculan serta tokoh-tokoh ulama intelektual mempunyai jaringan keilmuan yang
luas baik di dalam maupun di luar negeri sehingga dapat menunjang perkembangan
Agama Islam di Asia Tenggara.

KESIMPULAN

Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara melalui proses dengan berbagai
saluran dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf,
pendidikan, kesenian juga saluran politik. Islam adalah agama yang didalamnya terdapat
ajaran mulia berpedoman pada Al Qur’an sehingga mudah diterima masyarakat setempat.
keseluruhan perjalanan sejarah umat Islam di Asia Tenggara telah menyebabkan terjadinya
percampuran kebudayaan lokal dengan ajaran Islam sehingga membuahkan budaya baru
yang dinamis dan dapat diterimanya Islam secara damai di Asia Tenggara.
Selain itu telah didirikan berbagai lembaga atau organisasi di berbagai Negara di Asia
Tenggara yang menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara telah mengalami
perkembangan yang merupakan periode kejayaan Islam dimana kaum muslim mendominasi
bidang perdagangan, pelayaran, mempunyai pengaruh politik dan kekuasaan yang besar,
datang dengan semangat serta misi keagamaan.Mereka adalah orang-orang yang
berbudaya,terpelajar sehingga di Asia Tenggara Islam berkembang cukup pesat.

DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati. 2014. Islam di Asia Tenggara Fakultas Adab dan Humaniora UIN Alauddin
Makasar. Jurnal Rihlah Vol. 11 No.1.
Herawati Andi. 2018. Eksistensi Islam di Asia Tenggara Ash Shahabah UIM Makasar
Azyumardi Azra. 2005 Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII
dan XVIII Jakarta Kencana.

Anda mungkin juga menyukai