a. Malaysia Islam masuk ke wilayah Malaysia terutama pada kerajaan Malaka adalah melalui para saudagar Muslim dari India dan Arab-Persia sekitar abad ke 7 M. Adapun perkembangannya secara luas berlangsung sekitar abad 13, dengan ditemukannya inskripsi-inskripsi yang bernuansa Islam. b. Brunei darusallam Islam telah masuk Brunei Darussalam diperkirakan mulai pada tahun 977 M melalui jalur timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina, tetapi pada saat itu Islam belum berkembang secara meluas. Sejarah masuknya Islam di Filipina dimulai pada abad ke-14 melalui kepulauan Sulu. Disebutkan bahwa orang yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam pertama di kepulaan tersebut adalah Syarif Karim al-Makhdum, ia adalah orang Arab yang datang ke Malaka dan mengislamkan Sultan Muhammad Syah dan rakyat Malaka. c. Singapura masuknya Islam ke Singapura diduga bermula dari kaum Muslim pendatang yang berprofesi sebagai pedagang. Proses masuknya Islam di Singapura terjadi bersamaan dengan masuknya para pedagang Muslim dari Arab dan Persia, yang berlangsung pada abad ke-8 hingga abad ke-11. d. Filipina e. Kamboja Islam masuk saat Kamboja masih mempunyai beragam kerajaan.Yang paling dikenal adalah Kerajaan Champa. Islam masuk sekitar abad ke-10 dan 11. Sebagian besar etnis Cham memeluk Islam pada abad ke-16 dan 17, menjelang jatuhnya Kerajaan Champa. f. Thailand Thailand adalah sebuah Negara di wilayah Asia Tenggara yang berbentuk Monarki Konstitusi (suatu pemerintahan yang didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala negara). Islam masuk di Thailand diperkirakan sekitar abad ke-10 atau ke-11 dibawa oleh pedagang Arab dan India. Islam pernah berkuasa di wilayah Pattani sejak berdirinya Kerajaan Islam Patani abad ke-14. Namun, sejak berada dalam kekuasaan Kerajaan Siam, hingga sekarang umat Islam menjadi minoritas dan terdiskriminasi oleh pemerintahan Thailand.
2. Jalur masuknya islam ke asia tengggara
a. Melalui jalur pendidikan Pesantren merupakan fondasi yang paling strategis dalam kemajuan Islam di Indonesia. Islamisasi melalui jalur pendidikan yaitu, dengan adanya pesantren ataupun pondok dan dilaksanakan oleh para guru agama, kyai, atau para ulama. Setelah mereka selesai menjalani pendidikan mereka akan keluar dari pesantren tersebut, dan mereka akan kembali ke daerah mereka atau mereka akan pergi ke suatu wilayah untuk menyebarkan dan untuk mengajarkan Islam (Mubarak, 2021). Proses ini merupakan jalur formal setelah Islam berkembang dan dapat dianggal sebagai jalur penegas setelah Islam dikenal secara luas di masyarakat Indonesia. b. Melalui jalur perdagangan Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling wala dalam tahap Islamisasi, yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M yang melibatkan pedagang- pedagang Arab, Persia, dan India. Menurut Thome Pires, sekitar Abad ke-7 sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai. Dalam agama Islam siapapun bisa sebagai penyebar Islam, sehingga hal ini menguntungkan karena mereka melakukannya sambil berdagang. Pada saluran ini hampur semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari raja, birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, sampai menengah ke bawah. Proses ini dipercepat dengan runtuhnya kerajan-kerajaan Hindhu-Budha. c. Melalui jalur perkawinan Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, termasuk pernikahan. Penyebaran Islam melalui perkawinan dilakukan oleh para pedagang Islam yang menikahi perempuan pribumi, dimulai dari kalangan bangsawan Perkembangan Islam di Indonesia tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui proses penyebaran agama yang damai, responsif, dan proaktif. Penyebaran Islam di Indonesia dilakukan melalui berbagai jalur, antara lain perdagangan, perkawinan, seni, dan tasawuf. Jalur perkembangan ajaran Islam di Indonesia yang kedua adalah melalui perkawinan, dimana diantara para pedagang yang berasal dari negara Arab dan Persia, ada pula yang menikah dengan perempuan setempat. d. Melalui jalur tasawuf e. Melalui jalur kesenian Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana yang terkenal di Indonesia tetapi dalam cerita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra(hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir. f. Melalui jalur politik Penyebaran Islam melalui jalur politik dilakukan dengan melakuan pendekatan kepada raja-raja yang berkuasa. Ketika raja telah masuk Islam, maka masyarakatnya juga akan mengikuti, karena rakyat memiliki kepatuhan yang tinggi terhadap raja.
3. Teori-teori penyebaran agama islam
a. Teori arab Pendapat ini menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab atau lebih tepatnya dari Hadramaut.Karena jika dilihat secara nyata jauh ke belakang sebenarnya telah terjadi hubungan antara penduduk nusantara dengan bangsa Arab sebelum kelahiran Islam. Dalam satu catatan -shih‖ telah ditemui pada tahun 650 M/30 H. Perkampungan tersebut dihuni oleh orang-orang Arab yang datang ke Sumatera pada abad ke-7 M. Selain tu pula bahwa pada abad 7 M yakni sekitar tahun 632 M berangkatlah satu ekspedisi yang terdiri dari beberapa orang saudagar Arab dan beberapa orang mubaligh Islam berlayar ke negeri Cina dan tinggal di pelabuhan Aceh yaitu di Lamuri. Kemudian dikatakan pula bahwa pada tahun 82 H atau tahun 717 M berlayar pula 33 buah kapal Arab-Persia yang diketuai oleh Zahid ke Tiangkok dan singgah pula di Aceh, Kedah, Suam, Brunei dan lain-lain. Kepentingan mereka adalah untuk berdagang dan menyebarkan Islam Selanjutnya T. W. Arnold dalam bukunya The Preaching Of Islam” menyebutkan pada 674 M telah ada koloni Arab di Pantai Barat Sumatra dan ada dari pembesar Arab itu yang menjadi kepala koloni disana, yaitu sekitar 676 M.Teori Arab ini sangat banyak menampilkan bukti-bukti tentang keberadaan orang Arab di Wilayah Melayu, baik sebelum Islam maupun sesudah Islam.selain itu dapat juga dilihat bahwa system aksara Arab-Melayu yang ada di nusantara merupakan saduran dari aksara Arab atau aksara Timur Tengah. Hal ini menandakan telahh terjadinya interaksi yang dalam antara kedua wilayah itu. Dalam Hikayat Raja-raja Pasai menyebutkan Syeikh Ismail dengan kapal dari Mekkah ke Pasai, djan lalu ia mengIslamkan Merah Silu – penguasa setempat – yang kemudian diberi gelar Sultan Malik al-Saleh. Demikian juga informasi yang diberikan dalam sejarah Melayu (1952), Parameswara – penguasa Malaka – juga di Islamkan oleh Sayyid Abdul Aziz, seorang Arab dari Jeddah. Setelah masuk Islam ia diberi gelar Sultan Muhammad Syah. Historiografi lainnya, Hikayat Mahawangsameriwayatkan bahwa Syeikh Abdullah al-Yamani datang dari Makkah ke Nusantara dan mengIslamkan penguasa setempat, Phra Ong Mahawangsa (Merong Mahawangsa) dan para mentrinya, serta sekalian penduduk Kedah. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan Muzaffar Syah. Sementara itu, sebuah historiografi dari Aceh (1982) menerangkan bahwa nenek moyang Sultan Aceh berasal dari Arab yang bernama Syekh Jamal al- ̳Alam, yang dikirim Sultan Utsmani untuk mengIslamkan penduduk Aceh. Riwayat Aceh lainnya menyatakan bahwa Islam diperkenalkan di Aceh oleh seorang Arab yang bernama Syekh Abdulah Arif sekitar tahun 506 H/ 1111 M. Dalam seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia tahun 1962, Hamka menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui india bukan pada abad 11 akan tetapi Islam masuk pada abad pertama Hijrah atau abad ke-7 Masehi. Pendapat ini didukung oleh Naquib al-Attas dengan mengkaji literature Melayu abad ke-10 dan 11 H (16-17 M).karena dalam berbagai tulisan Melayu selalu disebutkan peran bangsa Arab dalam proses Islamisasi. b. Teori cina Penyebaran Islam ke Asia Timur yang terjadi karena hubungan dagang antara China dan Arab. Bahkan beberapa sumber menyebutkan hubungan dagang tersebut sudah terjalin sejak lama sebelum Islam lahir. Kapal-kapal dagang China sering berlayar dan bersandar di pelabuhan Siraf yang terltak di Sungai Eufrat dan pelabuhan lain yang ada di teluk Arab pada sekitar abad ke-5 dan /ke-6 M. Sementara itu, sejarah peradaban umat Islam di Chinadapat ditelusuri sejak masa Dinasti Tang (618-907 M) yang ditandai dengan semakin meningkatnya pedagang Arab dan Persia yang singgah di pelabuhan-pelabuhan China.Sumber lain juga menyebutkan bahwaselama kurun waktu 147 tahun dari tahun 651M hingga 798 M, negara Arab telah mengirim utusannya lebih dari 37 kali ke China. 2Hal itu membuktikan msyarakat china telahmengenal atau setidaknya mereka telah melakukan interaksi dengan orang-orang Islam sejak abad ke-7 M. Selain itu bukti sejarah ini juga menunjukkan penyebaran Islam di China dilakukan secara damai. c. Teori india Teori ini dikemukakan oleh Thomas W. Arnold dan Orrison. Menurut teori ini, Islam datang ke Indonesia melalui Coromandel dan Malabar (India). Dasar teori ini adalah ketidakmunkinan Gujarat menjadi sumber penyebaran Islam ketika itu. Alasannya, Gujarat belum menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan antara wilayah Timur Tengah dengan wilayah Nusantara. Pendapat bahwa Gujarat sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu. Kelemahan itu ditemukan oleh Marrison. Ia berpendapat bahwa meskipun batu-batu nisan yang ditemukan di tempat-tempat tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat, atau dari Bengal, itu tidak lantas berarti Islam juga datang berasal dari tempat batu nisan itu diproduksi. Marrison mematahkan teori Gujarat ini dengan menunjuk pada kenyataan bahwa pada masa Islamisasi Samudera Pasai, yang raja pertamanya wafat tahun 1297 M, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Baru setahun kemudian (699/1298) Cambay, Gujarat ditaklukkan kekuasaan muslim. Jika Gujarat adalah pusat Islam, yang dari tempat itu para penyebar Islam datang ke Nusantara, maka pastilah Islam telah mapan dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malik al-Saleh, yakni sebelum tahun 698/1297. Marrison selanjutnya mencatat, meski lasykar muslim menyerang Gujarat beberapa kali raja Hindu di sana mampu mempertahankan kekuasaannya hingga 698/1297. d. Teori muslim Ada beberapa pendapat sejarawan Arab dan Muslim tentang masuknya Islam di Asia Tenggara. Misalnya Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah bin Nuh mengatakan bahwa banyak buku-buku sejarah dari Barat dan orang-orang yang mengikutinya yang mengira bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 M tetapi saya berkeyakinan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara jauh sebelum masa yang diduga oleh orang-orang asing itu dan para pengikut mereka. Kemudian pendapat Syarif Alwi bin Thohir Al- Haddad salah seorang Mufti Kesultanan Johor Malaysia mengatakan bahwa pendapat-pendapat para sejarawan tentang masuknya Islam ke Asia Tenggara adalah tidak tepat. Terutama pendapat sejarawan Eropa yang menetapkan masuknya Islam ke jawa pada tahun 800- 1300 H, di Sumatera dan Malaysia pada abad ke 7 Hijriah. Kenyataan yang benar bertentangan dengan apa yang mereka katakan. Karena sesungguhnya Islam telah mempunyai raja-raja di Sumatera pada abad ke enam bahkan ke lima hijriah. Kemudian ahli sejarah dan mufti ini mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan tentang masuknya Islam ke sumatera, negeri-negeri melayu, kepulauan sulu dan Mindanao. Islam telah masuk ke daerah-daerah tersebut sebelum waktu yang disebutkan oleh orang-orang eropa.Bukti-bukti telah menunjukkan hal tersebut. Demikian juga yang terjadi tentang masuknya Islam ke jawa dan china. Rahasia (kunci) kesalahan ini sebagaimana dikatakan adalah, bahwasanya orang- orang jawa tidak mempunyai penggalan tahunan yang tepat sebelum masuknya Islam dan sesungguhnya hal itu terjadi jauh setelah itu dan di masukkan pada kejadian- kejadian dalam sejarah. Keterangan-keterangan di atas ditambah lagi dengan apa yang disebutkan oleh sejarah-sejarah Sulu dan Mindanao, bahwasanya Makhdum datang ke daerah- daerah tersebut sebagai da‘I pada tahun 1380 M yaitu tahun 782 hijriah bertepatan dengan 1308 tahun jawa. Maka antara masuknya Makhdum Isha ke jawa dan tahun ini terdapat perbedaan yang tak kurang dari 47 tahun. Selain itu, Dr. Muhammad Zaitun mengatakan bahwa walaupun para sejarahwan menyebutkan masuknya Islam ke Malaysia pada abad ke enam hijriah (abad ke 12 M), pendapat yang lebih kuat adalah Islam telah masuk kesana jauh sebelum itu. Mungkin tahun yang disebutkan oleh mereka hanya menjelaskan catatan-catatan sejarah seperti yang tertulis di prasasti yang sampai kepadanya sesudah pemerintah wilayah- wilayah tersebut memeluk agama Islam dan terbentuk kesultanan-kesultanan Islam di daerah tersebut. Di Malaysia, wilayah kedah adalah wilayah yang paling cepat memeluk Islam. e. Teori bangladesh Teori Bangladesh dikenal juga dengan nama teori Benggali, Dikemukakan oleh S. Q. Fatimi. Teori ini mengemukakan bahwa Islam datang di Nusantara berasal dari Benggali. Teori ini didasarkan atas tokoh-tokoh terkemuka di Pasai adalah orangorang keturunan dari Benggali. Menurut beberapa pendapat berdasarkan teori Benggali berarti Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11 M. S. Q. Fatimi berpendapat bahwa mengaitkan seluruh batu nisan yang ada di Pasai, termasuk batu nisan Maulana Malik al-Saleh, dengan Gujarat adalah keliru. Menurut penelitiannya, bentuk dan gaya batu nisan Malik al-Saleh berbeda sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat dan batu-batu nisan lain yang ditemukan Nusantara. Fatimi berpendapat bentuk dan gaya batu nisan itu justru mirip dengan batu nisan yang terdapat di Bengal. Oleh karenanya, seluruh batu nisan itu hampir dipastikan berasal dari Bengal. Dalam kaitan dengan data artefak ini, Fatimi. f. Teori persia Bukti yang diajukan teori ini adalah ditemukan pengaruh Persia dalam kehidupan masyarakat pada abad ke-11. Bukti-bukti tersebut mengacu pada pengaruh bahasa, Ini dapat dilihat dari bahasa Arab yang digunakan masyarakat Indoenesia. Kata- kata yang berakhiran huruf “ta” pada kata marbuthah ketika berhenti dibaca “h”. Menurut Nurkholis ini menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak langsung dari Arab, tapi dari Persia. Salah seorang tokoh teori ini adalah P. A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini menitikberatkan tinjauannya kepada budaya yang hidup di kalangan msyarakat Islam Indonesia memiliki kesamaan dengan India/Gujarat diantaranya: 1) Adanya peringatan 10 Muharram sebagai hari Asyura, yang dikenal sebagai hari peringatan orang syi’ah atas terbunuhnya Husein bin Ali bin Abi Muthalib. 2) Adanya kesamaan ajaran antara Syekh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al- Hallaj. 3) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam pengajian quran tingkat awal dalam sistem mengeja huruf Arab, untuk tanda-tanda huruf harakah. 4) Nisan pada makam Malikul Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim (1419 di Gersik). 5) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap Mazhab Syafi’I sebagai mazhab yang paling utama di daerah Malabar.