Anda di halaman 1dari 8

Nama : intan Novita Sari

Nim : 2120104046

Mata kuliah : ISLAM DAN PERADABAN MELAYU

1. Masuknya islam ke asia tenggara


a. Malaysia
Islam masuk ke wilayah Malaysia terutama pada kerajaan Malaka adalah melalui
para saudagar Muslim dari India dan Arab-Persia sekitar abad ke 7 M. Adapun
perkembangannya secara luas berlangsung sekitar abad 13, dengan ditemukannya
inskripsi-inskripsi yang bernuansa Islam.
b. Brunei darusallam
Islam telah masuk Brunei Darussalam diperkirakan mulai pada tahun 977 M
melalui jalur timur Asia Tenggara oleh pedagang-pedagang dari negeri Cina,
tetapi pada saat itu Islam belum berkembang secara meluas.
Sejarah masuknya Islam di Filipina dimulai pada abad ke-14 melalui kepulauan
Sulu. Disebutkan bahwa orang yang sangat berjasa dalam penyebaran Islam
pertama di kepulaan tersebut adalah Syarif Karim al-Makhdum, ia adalah orang
Arab yang datang ke Malaka dan mengislamkan Sultan Muhammad Syah dan
rakyat Malaka.
c. Singapura
masuknya Islam ke Singapura diduga bermula dari kaum Muslim pendatang yang
berprofesi sebagai pedagang. Proses masuknya Islam di Singapura terjadi
bersamaan dengan masuknya para pedagang Muslim dari Arab dan Persia, yang
berlangsung pada abad ke-8 hingga abad ke-11.
d. Filipina
e. Kamboja
Islam masuk saat Kamboja masih mempunyai beragam kerajaan.Yang paling
dikenal adalah Kerajaan Champa. Islam masuk sekitar abad ke-10 dan 11.
Sebagian besar etnis Cham memeluk Islam pada abad ke-16 dan 17, menjelang
jatuhnya Kerajaan Champa.
f. Thailand
Thailand adalah sebuah Negara di wilayah Asia Tenggara yang berbentuk
Monarki Konstitusi (suatu pemerintahan yang didirikan di bawah sistem
konstitusional
yang mengakui Raja, Ratu, atau Kaisar sebagai kepala negara). Islam masuk di
Thailand diperkirakan sekitar abad ke-10 atau ke-11 dibawa oleh pedagang Arab
dan India.
Islam pernah berkuasa di wilayah Pattani sejak berdirinya Kerajaan Islam Patani
abad ke-14. Namun, sejak berada dalam kekuasaan Kerajaan Siam, hingga
sekarang umat Islam menjadi minoritas dan terdiskriminasi oleh pemerintahan
Thailand.

2. Jalur masuknya islam ke asia tengggara


a. Melalui jalur pendidikan
Pesantren merupakan fondasi yang paling strategis dalam kemajuan Islam di
Indonesia. Islamisasi melalui jalur pendidikan yaitu, dengan adanya pesantren
ataupun pondok dan dilaksanakan oleh para guru agama, kyai, atau para ulama.
Setelah mereka selesai menjalani pendidikan mereka akan keluar dari pesantren
tersebut, dan mereka akan kembali ke daerah mereka atau mereka akan pergi ke
suatu wilayah untuk menyebarkan dan untuk mengajarkan Islam (Mubarak, 2021).
Proses ini merupakan jalur formal setelah Islam berkembang dan dapat dianggal
sebagai jalur penegas setelah Islam dikenal secara luas di masyarakat Indonesia.
b. Melalui jalur perdagangan
Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling wala dalam tahap Islamisasi,
yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M yang melibatkan pedagang-
pedagang Arab, Persia, dan India. Menurut Thome Pires, sekitar Abad ke-7
sampai Abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai.
Dalam agama Islam siapapun bisa sebagai penyebar Islam, sehingga hal ini
menguntungkan karena mereka melakukannya sambil berdagang.
Pada saluran ini hampur semua kelompok masyarakat terlibat mulai dari raja,
birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, sampai menengah ke bawah. Proses ini
dipercepat dengan runtuhnya kerajan-kerajaan Hindhu-Budha.
c. Melalui jalur perkawinan
Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur, termasuk pernikahan.
Penyebaran Islam melalui perkawinan dilakukan oleh para pedagang Islam yang
menikahi perempuan pribumi, dimulai dari kalangan bangsawan
Perkembangan Islam di Indonesia tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui
proses penyebaran agama yang damai, responsif, dan proaktif. Penyebaran Islam
di Indonesia dilakukan melalui berbagai jalur, antara lain perdagangan,
perkawinan, seni, dan tasawuf. Jalur perkembangan ajaran Islam di Indonesia
yang kedua adalah melalui perkawinan, dimana diantara para pedagang yang
berasal dari negara Arab dan Persia, ada pula yang menikah dengan perempuan
setempat.
d. Melalui jalur tasawuf
e. Melalui jalur kesenian
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan
wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana
yang terkenal di Indonesia tetapi dalam cerita itu di sisipkan ajaran nama-nama
pahlawan Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti
sastra(hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
f. Melalui jalur politik
Penyebaran Islam melalui jalur politik dilakukan dengan melakuan pendekatan
kepada raja-raja yang berkuasa. Ketika raja telah masuk Islam, maka
masyarakatnya juga akan mengikuti, karena rakyat memiliki kepatuhan yang
tinggi terhadap raja.

3. Teori-teori penyebaran agama islam


a. Teori arab
Pendapat ini menyatakan bahwa Islam datang langsung dari Arab atau lebih
tepatnya dari Hadramaut.Karena jika dilihat secara nyata jauh ke belakang
sebenarnya telah terjadi hubungan antara penduduk nusantara dengan bangsa Arab
sebelum kelahiran Islam. Dalam satu catatan -shih‖ telah ditemui pada tahun 650
M/30 H.
Perkampungan tersebut dihuni oleh orang-orang Arab yang datang ke Sumatera
pada abad ke-7 M. Selain tu pula bahwa pada abad 7 M yakni sekitar tahun 632 M
berangkatlah satu ekspedisi yang terdiri dari beberapa orang saudagar Arab dan
beberapa orang mubaligh Islam berlayar ke negeri Cina dan tinggal di pelabuhan
Aceh yaitu di Lamuri. Kemudian dikatakan pula bahwa pada tahun 82 H atau
tahun 717 M berlayar pula 33 buah kapal Arab-Persia yang diketuai oleh Zahid ke
Tiangkok dan singgah pula di Aceh, Kedah, Suam, Brunei dan lain-lain.
Kepentingan mereka adalah untuk berdagang dan menyebarkan Islam Selanjutnya
T. W. Arnold dalam bukunya The Preaching Of Islam” menyebutkan pada 674 M
telah ada koloni Arab di Pantai Barat Sumatra dan ada dari pembesar Arab itu
yang menjadi kepala koloni disana, yaitu sekitar 676 M.Teori Arab ini sangat
banyak menampilkan bukti-bukti tentang keberadaan orang Arab di Wilayah
Melayu, baik sebelum Islam maupun sesudah Islam.selain itu dapat juga dilihat
bahwa system aksara Arab-Melayu yang ada di nusantara merupakan saduran dari
aksara Arab atau aksara Timur Tengah. Hal ini menandakan telahh terjadinya
interaksi yang dalam antara kedua wilayah itu.
Dalam Hikayat Raja-raja Pasai menyebutkan Syeikh Ismail dengan kapal dari
Mekkah ke Pasai, djan lalu ia mengIslamkan Merah Silu – penguasa setempat –
yang kemudian diberi gelar Sultan Malik al-Saleh. Demikian juga informasi yang
diberikan dalam sejarah Melayu (1952), Parameswara – penguasa Malaka – juga
di Islamkan oleh Sayyid Abdul Aziz, seorang Arab dari Jeddah. Setelah masuk
Islam ia diberi gelar Sultan Muhammad Syah. Historiografi lainnya, Hikayat
Mahawangsameriwayatkan bahwa Syeikh Abdullah al-Yamani datang dari
Makkah ke Nusantara dan mengIslamkan penguasa setempat, Phra Ong
Mahawangsa (Merong Mahawangsa) dan para mentrinya, serta sekalian penduduk
Kedah. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan Muzaffar Syah. Sementara itu,
sebuah historiografi dari Aceh (1982) menerangkan bahwa nenek moyang Sultan
Aceh berasal dari Arab yang bernama Syekh Jamal al- ̳Alam, yang dikirim Sultan
Utsmani untuk mengIslamkan penduduk Aceh. Riwayat Aceh lainnya menyatakan
bahwa Islam diperkenalkan di Aceh oleh seorang Arab yang bernama Syekh
Abdulah Arif sekitar tahun 506 H/ 1111 M.
Dalam seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia tahun 1962, Hamka
menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Arab, bukan melalui
india bukan pada abad 11 akan tetapi Islam masuk pada abad pertama Hijrah atau
abad ke-7 Masehi. Pendapat ini didukung oleh Naquib al-Attas dengan mengkaji
literature Melayu abad ke-10 dan 11 H (16-17 M).karena dalam berbagai tulisan
Melayu selalu disebutkan peran bangsa Arab dalam proses Islamisasi.
b. Teori cina
Penyebaran Islam ke Asia Timur yang terjadi karena hubungan
dagang antara China dan Arab. Bahkan beberapa sumber menyebutkan hubungan
dagang tersebut sudah terjalin sejak lama sebelum Islam lahir. Kapal-kapal
dagang China sering berlayar dan bersandar di pelabuhan Siraf yang terltak di
Sungai Eufrat dan pelabuhan lain yang ada di teluk Arab pada sekitar abad ke-5
dan /ke-6 M. Sementara itu, sejarah peradaban umat Islam di Chinadapat
ditelusuri sejak masa Dinasti Tang (618-907 M) yang ditandai dengan semakin
meningkatnya pedagang Arab dan Persia yang singgah di pelabuhan-pelabuhan
China.Sumber lain juga menyebutkan bahwaselama kurun waktu 147 tahun dari
tahun 651M hingga 798 M, negara Arab telah mengirim utusannya lebih dari 37
kali ke China. 2Hal itu membuktikan msyarakat china telahmengenal atau
setidaknya mereka telah melakukan interaksi dengan orang-orang Islam sejak
abad ke-7 M. Selain itu bukti sejarah ini juga menunjukkan penyebaran Islam di
China dilakukan secara damai.
c. Teori india
Teori ini dikemukakan oleh Thomas W. Arnold dan Orrison. Menurut teori ini,
Islam datang ke Indonesia melalui Coromandel dan Malabar (India). Dasar teori
ini adalah ketidakmunkinan Gujarat menjadi sumber penyebaran Islam ketika itu.
Alasannya, Gujarat belum menjadi pusat perdagangan yang menghubungkan
antara wilayah Timur Tengah dengan wilayah Nusantara.
Pendapat bahwa Gujarat sebagai tempat asal Islam di Nusantara mempunyai
kelemahan-kelemahan tertentu. Kelemahan itu ditemukan oleh Marrison. Ia
berpendapat bahwa meskipun batu-batu nisan yang ditemukan di tempat-tempat
tertentu di Nusantara boleh jadi berasal dari Gujarat, atau dari Bengal, itu tidak
lantas berarti Islam juga datang berasal dari tempat batu nisan itu diproduksi.
Marrison mematahkan teori Gujarat ini dengan menunjuk pada kenyataan bahwa
pada masa Islamisasi Samudera Pasai, yang raja pertamanya wafat tahun 1297 M,
Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu. Baru setahun kemudian (699/1298)
Cambay, Gujarat ditaklukkan kekuasaan muslim. Jika Gujarat adalah pusat Islam,
yang dari tempat itu para penyebar Islam datang ke Nusantara, maka pastilah
Islam telah mapan dan berkembang di Gujarat sebelum kematian Malik al-Saleh,
yakni sebelum tahun 698/1297. Marrison selanjutnya mencatat, meski lasykar
muslim menyerang Gujarat beberapa kali raja Hindu di sana mampu
mempertahankan kekuasaannya hingga 698/1297.
d. Teori muslim
Ada beberapa pendapat sejarawan Arab dan Muslim tentang masuknya Islam di
Asia Tenggara. Misalnya Muhammad Dhiya Syahab dan Abdullah bin Nuh
mengatakan bahwa banyak buku-buku sejarah dari Barat dan orang-orang yang
mengikutinya yang mengira bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 M
tetapi saya berkeyakinan bahwa masuknya Islam ke Asia Tenggara jauh sebelum
masa yang diduga oleh orang-orang asing itu dan para pengikut mereka.
Kemudian pendapat Syarif Alwi bin Thohir Al- Haddad salah seorang Mufti
Kesultanan Johor Malaysia mengatakan bahwa pendapat-pendapat para sejarawan
tentang masuknya Islam ke Asia Tenggara adalah tidak tepat. Terutama pendapat
sejarawan Eropa yang menetapkan masuknya Islam ke jawa pada tahun 800- 1300
H, di Sumatera dan Malaysia pada abad ke 7 Hijriah. Kenyataan yang benar
bertentangan dengan apa yang mereka katakan. Karena sesungguhnya Islam telah
mempunyai raja-raja di Sumatera pada abad ke enam bahkan ke lima hijriah.
Kemudian ahli sejarah dan mufti ini mengatakan bahwa telah terjadi kesalahan
tentang masuknya Islam ke sumatera, negeri-negeri melayu, kepulauan sulu dan
Mindanao. Islam telah masuk ke daerah-daerah tersebut sebelum waktu yang
disebutkan oleh orang-orang eropa.Bukti-bukti telah menunjukkan hal tersebut.
Demikian juga yang terjadi tentang masuknya Islam ke jawa dan china. Rahasia
(kunci) kesalahan ini sebagaimana dikatakan adalah, bahwasanya orang- orang
jawa tidak mempunyai penggalan tahunan yang tepat sebelum masuknya Islam
dan sesungguhnya hal itu terjadi jauh setelah itu dan di masukkan pada kejadian-
kejadian dalam sejarah.
Keterangan-keterangan di atas ditambah lagi dengan apa yang disebutkan oleh
sejarah-sejarah Sulu dan Mindanao, bahwasanya Makhdum datang ke daerah-
daerah tersebut sebagai da‘I pada tahun 1380 M yaitu tahun 782 hijriah bertepatan
dengan 1308 tahun jawa. Maka antara masuknya Makhdum Isha ke jawa dan
tahun ini terdapat perbedaan yang tak kurang dari 47 tahun.
Selain itu, Dr. Muhammad Zaitun mengatakan bahwa walaupun para sejarahwan
menyebutkan masuknya Islam ke Malaysia pada abad ke enam hijriah (abad ke 12
M), pendapat yang lebih kuat adalah Islam telah masuk kesana jauh sebelum itu.
Mungkin tahun yang disebutkan oleh mereka hanya menjelaskan catatan-catatan
sejarah seperti yang tertulis di prasasti yang sampai kepadanya sesudah
pemerintah wilayah- wilayah tersebut memeluk agama Islam dan terbentuk
kesultanan-kesultanan Islam di daerah tersebut. Di Malaysia, wilayah kedah
adalah wilayah yang paling cepat memeluk Islam.
e. Teori bangladesh
Teori Bangladesh dikenal juga dengan nama teori Benggali, Dikemukakan oleh S.
Q. Fatimi. Teori ini mengemukakan bahwa Islam datang di Nusantara berasal dari
Benggali. Teori ini didasarkan atas tokoh-tokoh terkemuka di Pasai adalah
orangorang keturunan dari Benggali. Menurut beberapa pendapat berdasarkan
teori
Benggali berarti Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11 M.
S. Q. Fatimi berpendapat bahwa mengaitkan seluruh batu nisan yang ada di Pasai,
termasuk batu nisan Maulana Malik al-Saleh, dengan Gujarat adalah keliru.
Menurut penelitiannya, bentuk dan gaya batu nisan Malik al-Saleh berbeda
sepenuhnya dengan batu nisan yang terdapat di Gujarat dan batu-batu nisan lain
yang ditemukan Nusantara. Fatimi berpendapat bentuk dan gaya batu nisan itu
justru mirip dengan batu nisan yang terdapat di Bengal. Oleh karenanya, seluruh
batu nisan itu hampir dipastikan berasal dari Bengal. Dalam kaitan dengan data
artefak ini, Fatimi.
f. Teori persia
Bukti yang diajukan teori ini adalah ditemukan pengaruh Persia dalam kehidupan
masyarakat pada abad ke-11. Bukti-bukti tersebut mengacu pada pengaruh bahasa,
Ini dapat dilihat dari bahasa Arab yang digunakan masyarakat Indoenesia. Kata-
kata yang berakhiran huruf “ta” pada kata marbuthah ketika berhenti dibaca “h”.
Menurut Nurkholis ini menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak langsung dari
Arab, tapi dari Persia. Salah seorang tokoh teori ini adalah P. A. Hoesein
Djajadiningrat. Teori ini menitikberatkan tinjauannya kepada budaya yang hidup
di kalangan msyarakat Islam Indonesia memiliki kesamaan dengan India/Gujarat
diantaranya:
1) Adanya peringatan 10 Muharram sebagai hari Asyura, yang dikenal sebagai
hari
peringatan orang syi’ah atas terbunuhnya Husein bin Ali bin Abi Muthalib.
2) Adanya kesamaan ajaran antara Syekh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran al-
Hallaj.
3) Penggunaan istilah bahasa Iran dalam pengajian quran tingkat awal dalam
sistem
mengeja huruf Arab, untuk tanda-tanda huruf harakah.
4) Nisan pada makam Malikul Saleh (1297) dan makam Malik Ibrahim (1419 di
Gersik).
5) Pengakuan umat Islam Indonesia terhadap Mazhab Syafi’I sebagai mazhab
yang
paling utama di daerah Malabar.

Anda mungkin juga menyukai