Sri Fifianti
(10156121060)
Absrack
Sejarah masuknya islam pada awalnya dibawah oleh pedagangan gujarat
kemudian diikuti oleh pedagangan Arab dan Persia. Mereka menyebarkan
agama islam kelokasi yang menjadi tempat mereka berlabuh diseluruh
Indonesia. Terdapat spekulasi jika islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M,
karena pada abad tersebut terdapat perkampungan islam disekitar selat Malaka.
Selain itu, islam disebarkan melalui caraa berdakwah, seperti penyebaran
ditanah Jawa yang dilakukan oleh para Walisongo. Mereka menyebarkan islam
dengan cara pendekatan sosial budaya.
Islam masuk ke indonesia pada abad ke 7 sampai ke abad 8 masehi.
Kennet W. Morgan menerangkan berita yang dapat dipercaya tentang islam di
indonesia yang mula-mula sekali terdapat berita marcopolo. Menurut parcopolo,
penduduk perlak ketika itu diislamkan oleh pedagang yang ia sebut kaum
saracen. Wilayah-wilayah disekitar perlak di diami oleh penyembah berhala yang
belum beradab. Islam sudah masuk ke indonesia mulai abad ke 7 dan telah
dianut sebagian besar orang indonesia, baik sebaik agama maupun sebagai
hukum. Hal ini terjadi semenjak dahulu. Setelah masuknya agama islam, selalu
ada pegawai khusus yang mempunyai keahlian dalam hukum islam,yang kadang-
kadang menangani urusan muamalah, iddah, hadanah, waris, dan lainnya.
Mengenai kedatangan islam di nusantara, terdapat diskusi dan
perdebatan yang panjang diantara ahli sejarah, mengenai tiga masalah pokok,
yakni tempat asal kedatangan islam, para pembawanya, dan waktu
kedatangannya. Berbagai teori da pembahasan yang berusaha menjawab tiga
masalah.
A. PENDAHULUAN
B. PEMBAHASAN
Perkembangan pelayaran dan perdagangan yang bersifat Internasional
antara Negara-negara di Asia bagian barat dan timur mungkin disebabkan oleh
kegiatan kerajaan islam dibawah Bani Umayyah dibagian barat maupun
kerajaan Cina zaman Dinasti T`ang di Asia timur serta kerajaan Sriwijaya di Asia
Tenggara.
Upaya kerajaan Sriwijaya dalam memperuas kekuasaannya
kesemenanjung Malaka sampai Kedah dapat dihubungkan dengan bukti-bukti
prasati 775, berita-berita Cina dan Arab pada abad ke 8 sampai 10 M. Hal ini erat
hubungannya dengan usaha penguasaan selat malaka yang merupakan kunci
bagi pelayaran dan perdagangan Internasional.
Pada tahun 173 H, sebuah kapal layar dengan pimpinan “Makhada
Khalifah” dari Teluk Kambay Gujrat berlabuh dibandar perlak dengan membawa
kira-kira 100 orang anggota dakwah yang terdiri atas orang-orang Arab, Persia
dan Hindia. Mereka menyamar sebagai awak kapal dagang dan Khalifah
menyamar sebagai kaptennya. Makhadah Khalifah adalah seorang yang bijak
dalam dakwahnya sehingga dalam waktu kurang dari setengah abad, Meurah
(raja) dan seluruh rakyat Kemeurahan Perlak yang beragama Hindhu Budha
denga sukarela masuk agama islam. Selama proses pengislaman yag relatif
singkat, para anggota dakwah telah banyak yang menikah dengan wanita perlak.
Diantaranya adalah seorang anggota dai Arab suku Quraisy menikah dengan
putri Istana Kemeurahan Perlak yang melahirkan putra Indo-Arab pertama
dengan nama Sayyid Abdul Aziz.
Pada tanggal 1 Muharram 225 H.\840 M. Kerajaan Islam Perlak
diproklamasikan dengan raja pertamanya adalah Putra Indo-Arab tersebut
dengan gelar Sultan Alaiddin diubah dari Tiandor Perlak yang menjadi bandar
Khalifa, sebagai kenangan indah kepada Khalifah yang sangat berjasa dalam
membudayakan islam kepdabangsa-bangsa Asia Tenggara yang dimulainya dari
Perlak. Dengan demikian, kerajaan Islam yang pertama terdiri pada awal abad ke
3 H.\9 M berlokasi diperlak.
Selanjutnya, Ialam masuk kepulau Jawa diperkirakan pada abad ke 11M.
Dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maemun dilereng Gresik yang
berangkat pada tahun 475 H.\1082 M. Data sejarah lainnya menyebutkan bahwa
Islam masuk kepulau Jawa pada abad ke 12\13 M, ke Maluku sekitar abad ke 14
M. Kekalimantan awal abad ke 15 M. Kesulawesi abad ke 16 M. Penduduk atau
penguasa kepulauan tersebut sudah masuk Islam sebelum Kolonial Belanda
menguasai Indonesia.
Wan Husein Azmi mengemukakan dalam mkalahnya, ada tiga teori
tentang kedatangan Islam ke wilayah Melayu, yaitu :
1. Teori Arab, Yaitu datangnya Islam ke Melayu secara langsung dari Arab, karena
Muslim wilayah Melayu berpegang pada madzhab Syafi`i yang lahir
disemenanjung tanah Arab. Teori ini disokong oleh Sir John Crawford.
2. Teori India, yakni bahwa Islam datang dari India. Terori ii lahir selepas tahun
1883 M. Dibawah oleh C. Snouch Hurgronye. Pendukung teori ini, diantaranya
adalah Dr.Gonda, Van Ronkel, Marson, R.A. Kern, dan C.A.O.Van Niewinhuize.
3. Teori Cina, yakni bahwa Islam datang kewilayah Nusantara dari Cina. Teori ini
dikemukakan oleh Emanuel Godinho de Eradie, seorang scientist Spanyol.
Meskipun demikian, dapat kita akui bahwa jalan yang dibawa para
saudagar Arab, masuk kewilayah Nusantara ini adalah sama. Ada yang melalui
jalanlaut. dari Aden menelusuri Pantai India Barat dan Selatan, atau jalan darat
dari Khurasan keudian melalui hutan menyebrangi laut Cina Selatan masuk
kewilayah Nusantara melalui pesisir pantai Timur semenanjung tanah melayu.
Oleh sebab itu, dapatlah kita berpendapat bahwa dakwah Islamiyah datang
kewilayah Nusantara melalui lautan India dan juga laut Cina Selatan langsung dari
negri Arab dan oleh orang-orang Arab.
Dalam kesimpulan akhir seminar diaceh yang disusun oleh Prof.
A.Hasymi, disebutkan :
1. Seminar menegaskan kembali kesimpulan seminar sejarah Islam yang
berlangsung dimedan pada tahun 1963 yang dikukuhkan lagi dalam seminar
sejarah Islam di Banda Aceh tahun 1978, yaitu bahwa agama Islam telah masuk
ke Nusantara pada abad ke 1H. Langsung
dari tanah Arab. Selanjutnya, seminar berpendapat bahwa daerah yang mula-
mula masuk dan menerima Islam di Nusantara adalah Aceh.
2. Masuk dan berkembangannya Islam di Nusantara merupakan proses yang
memekan waktu yang panjang, sehingga antara masuknya Islam dan tumbuhnya
kerajaan Islam merupakan dua hal yang perlu dibedakan. Berdasarkan dokumen
“Izdharvl Haqq” dan “Lazkirat Thabakai Jam`u Salatin”, kerajaan Islam Perlak
didirikan pada tahun 225 H. ( abad ke 9 M.) Tentang ajaran Islam Perlak tersebut
terdapat juga dalam catatan-catatan Marcopolo. Terhadap sumber-sumber
tersebut dipandang perlu untuk diperkuat dengan penelitian-penelitian
arkeologi.
Periodesasimasuknya pendakwah islam ke Indonesia, menurut
Muhammad Samsu, dapat dibagi dalam tiga gelombang, yaitu :
1. Gelombang Pertama, yaitu diperkirakan pada akhir abad ke 1 H.\7 M.
Rombongan ini berasal dari Bashrah, kota pelabuhan di Irak, yaitu ketika kaum
Syi`ah dikejar-kejar oleh Bani Umayyah 2yang berkusa saat itu. Mereka adalah
kelompok yang dipimpin Makhadah Khalifah.
2. Gelombang Kedua, yaitu diperkirakan pada abad ke 6 H.\13 M. Dibawah Sayyid
Jamaluddin Al-akbar Al-Husaini yang anak cucunya, lebih dari 17 orang tiba di
Kresik, pulau Jawa. Pendakwah lainnya, seperti Maulana Malik Ibrahim, Maulana
Malik Ishak, Raden Rahmat atau Sunan Apel, dan sebagainya.
2
Dedi Supriyadi. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung. CV Pustaka Setia.Hal.278-281
3. Gelombang Ketiga, yaitu diperkirakan pada abad ke 9 H./26 M. Yang dipimpin
Ulama Arab dan Tarim, Hadramaut. Mereka berjumlah lebih dari 45 orang dan datang
perkelompok sekitar 2,3, atau 5 orang. Mereka mengajar dan menetap di Aceh, Riau,
Sadang, Kalimantan Barat dan Selatan, Sulawesi Tengah dan Utara, Ternate, Bali,
Sumba, Timur dan lain-lain.
Kedatangan islam dan penyebarannya di kepulauan indonesia adalah
dengan cara damai melalui beberapa cara menurut Uka Tjandrasasmita ad enam
cara, yaitu saluran dagang, perkawinan, ajaran tasawuf, pendidikan, kesenian,
dan politik.
1. Agama dan Kekuatan Politik dan Pada Masa Pra-penjajah
Sebelum islam datang, di Indonesia telah berkuasa kerajaan-kerajaan
Hindu dan Budha. Diantaranya, ad kerajaanBahari terbesar yang meguasai dan
mengendalikan pulau pulau di Nusantara, yaitu kerajaan sriwijaya di sekitar
palebang, sumatra selatan, dan singasari, selanjutnya yaitu majapahit.
Pada abad ke 7, islam belum menyebar luas, secara merata keseluruh
penjara Nusantara, karena pengaruh agam Budha masih memegang peranan di
kerajaan sriwijaya terutama dalam kehidupan sosial, politik, perekonomian, dan
kebudayaan. Pada abad ke 13 M, kerajaan ini memasuki masa kemunduran
dalam kondisi seperti ini, pedagang-pedagang muslim memanfaatkan politiknya
dengan mendukung daerah-daerah yang muncul dengan mengatakan diri
sebagai kerajaan yang bercorak islam. Mereka tidak hanya membangun
perkampungan pedagang yang bersifat ekonomis, tetapi juga membentuk
struktur pemerintahan yang dikehendaki.misalnya kerajaan samudra Pasai abad
ke 13 muncul karena dukungan komunitas muslim, juga tidak terlepas dari
melemahnya kondisi politik kerajaan Sriwijaya yang kurang mampu
mengendalikan dan menguasai daerahnya.
Sementara itu,dikerajaan majapahit setelah Pati Gajah mada meninggal
dunia (1364 M). Dan Hayam Wuruk (1389 M.), situasi plitik Majapahit goncang
dan terjadi perebutan kekuasaan dikalangan kelurga istana bersama dengan
melemahnya Majapahit, islam dijawa mendapatkan posisi yang menguntungkan
sehingga dibawah bimbinagan spiritual sunan kudus, Demak akhirnya
berhasil menggantikan Majapahit sebagai Keraton Pusat.
Uraian diatas menunjukkan bahwa cikal-bakal kekuasaan islam sudah
dirintis sejak abad ke 7 M, tetapi semuanya tenggelam dalam hegemoni maritim
Sriwijaya yang berpusat di Palebang dan dikerajaan Hindu Jawa, seperti kerajaan
Medan, Kediri, Sngasari, dan Majapahit di Jawa timur.kemudian islam menempati
struktur pemerintahan ketika komunitas muslim sudah kuat yang bersamaan
dengan suramnya kondisi politik kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha.
Islam seebagai agama yang memberikan corak kultur bangsa Indonesia
dan sebagai kekuatan politik yang menguasai struktur pemerintahan sebelum
datangnya Belanda dapat dilihat dari munculnya kerajaan-kerajaan islam di
Nusantara ini, antara lain Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
a. Islam di Sumatra ada tiga kerajaan islam terkenal disumatra yang telah
memosisiskan sebagai islam sebagai agama dan sebagai kekuatan pilitik yang
mewarnai corak ada sosial budayanya yaitu perlak, pasai dan Aceh.
Perlak merupakan kerajaan islam pertama di sumatra utama yang
berkuasa pada tahun 225-692H./840-1292M. Dengan raja pertamanya sultan
Alauddin Syed Maulana Abdul Shah(225-249H./840-864M). Hal ini sesuai
denganberitaMarcokolo(pengembara Itali yang tiba di Sumatra pada tahun
1292) yang menyatakan bahwa pada masa itu(abad ke-8M), Sumatra terbagi
dalam delapan buah kerajaan yang semuanya menyembah berhala, kecuali
sebuah saja, yaitu perlak yang berpegang pada islam. Hal ini karena ia selalu
didatangi edagang-pedagang Saracen(muslimin) yang menjadikan penduduk
bandar ini memeluk undang-undang Muhammad(undang-undang islam.
Pada mulanya, islam berkembang diperlak dipengaruhi oleh aliran syiah yang
bertebaran dari parsi ketika terjadi refolusi syiah pada tahun 744-747 M., dengan
pemimpinnya, abdullah ibnu muawiyah. Kemdian pada maa pemerintahan sultan
alaiddin syed maulana abbas shah (285-300 H./888-913 M). Mulai masuk paham
islam ahlu sunnah waljamaah yang tidak di sukai oleh syiah. Oleh karena itu,
terjadilah konlik peran saudara dua golongan tersebut.namun,akhirnya di capai
perdamaian dan pembagian kerajaan perlak pada dua bagian,yaitu1) perlak
pesisir,bagian golongan syi’ah dengan sultan dari golongan mereka,yaitu sultan
alauddin syed maulana shah (365-377 H.\976-988M.);2) perlak pedalaman ,bagi
golongan sunnah waljamaah dengan sultan mereka
sendiri,yaitu sultan alaiddin malik ibrahim (365-402 H.\986-1012
M.).Namun,akhirnya perlak dapat di satukan kembali oleh sultan ini.
KESIMPULAN
pedagang,pertumbuhan komunitas islam bermula di berbagai pelabuhan-
pelabuhandi sumatera, jawa, dan pulau lainnya. Kerajaan-kerajaan islamyang
pertama berdiri juga di daerah pesisi. Demikian halnya dengan kerajaan
samudera pasai, aceh dan dema, banten dan cirebon, ternate dan tidore. Dari
sana kemudian, islam menyebar ke daerah-daerah sekitar. Begitu pula yang
terjadi di sulawesi dan kalimantan. Menjelang akhir abad ke 17, pengaruh islam
sudah hampir merata di berbagai wilayah penting di nusantara.
Disamping merupakan pusat-pusat politik dan perdagangan, ibu kota
kerajaan juga merupakan tempat berkumpul para ulama dana mubaliq islam. Ibn
Batutha menceritakan, sultan kerajaan Samudea pasai, Sultan Al Malik Al-Zahir,
dikelilingi oleh ulama dan mubaliq islam, dan raja sendiri sangat menggemari
diskusi mengenai masalah-masalah keagamaan. Raja-raja aceh mengangkat para
ulama mejadi penasihat dan pejabat dibidang keagamaan-keagamaan.
Kedudukan ulama sebagai penasihat raja, terutama adalam bidang
keagamaan juga terdapat di kerajaan-kerajaan islam lainnya. Di demak,
penasihat Raden Fatah, Raja pertama Demak, adalah para Wali, terutama Sunan
Ampel dan Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) bahkan
disamping berperan sebagai guru agama dan mubaliq, juga lansung
berperansebagai kepala pemerintahan. Di ternate, Sultan dibantu oleh sebuah
badan penasihat atau lembaga adat. Pada umumnya, badan ini beranggota
sekelompok ulama, yang selain menjadi penasihat badan peralihan badan
peradilan, juga memberi nasihat kepada Raja kalau ia melanggar peraturan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik (Ed), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majelis Ulama
Indonesia, 1991)
Ahmad Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Terj. Muhammad Labib Ahmad.
Jakarta. Husna Dzikra
Ali, A, Mukri dkk (Ed), Islam di Indonesia, (Jakarta: Dapartemen Agama RI, 1988)
Amin, Ahmad, Dhuha Al-Islam, Islam dari Masa ke Masa, ( Bnadung: CV Rusyda,
1987)
Andi Faisal Bakti, Islam dan Nation In Indonesia, Jakarta: Logos 2000
Bahtiar Effendi. Islam dan Negara: Transformasi Pemikiran dan Praktik Politik
Islam di Indonesia. Jakarta: Paramadina, 1998
Dr. Siti Zubaidah M.Ag. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Perdana Publishing
Dr. Badri Yatim, M.A. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Depok. PT Raja Grafindo
Persada.
Dedi Supriyadi, M,Ag. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Bandung. CV Pustaka Setia.
Dr. Din Muhammad Zakariyah, M.Pd,I. 2018. Sejarah Peradaban Islam. Jatim.
Madani Media.
Hasan, Hasan Ibrahim. 1989. Sejarah dan Kebudayaan Islam. Yogyakarta. Kota
Kembang.
Hasan Ahmad Rifa’i (Ed) Warisan Intelektual Islam Indonesia, (Bandung: Mizan,
1990)
Harun, M. Yahya, Perang Salib dan Pengaruh Islam di Eropa, (Yogyakrta: Bina
Usaha, 1987