Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH SEJARAH PERADABAN ISLAM

PERKEMBANGAN AWAL PERADABAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Disusun untuk memenuhi tugas Sejarah Peradaban Islam


Dosen Pengampu : Dr Fahmi Irfani,S. Hum.,M.A.Hum.

Disusun oleh : Kelompok 12

Zahra Aulia Hamid : 221105011417


Febrian Ayu Syahrani : 221105011485

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS IBNU KHALDUN BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat beriring salam
semoga tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat,
dan ummatnya yang teguh memegang ajaran dan sunnahnya hingga hari yang dijanjikan.

Terima kasih juga terucap kepada Dosen pembimbing dan rekan-rekan serta pihak yang
telah banyak berkontribusi dalam penyusunan makalah ini, semoga senantiasa diberikan
kemudahan oleh Allah atas segala urusan.

Makalah ini disusun sebagai tugas Mata kuliah Sejarah Peradaban Islam, dengan judul:
“Perkembangan Awal Peradaban Islam di Asia Tenggara ”. Kami mengharapkan makalah ini
bisa bermanfaat untuk menambah wawasan serta ilmu pengetahuan bagi kita semua, khusus
untuk penyusun maupun mahasiswa PAI 2E pada umumnya.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kemajuan pada tugas-tugas selanjutnya
di masa mendatang. Atas perhatiannya, penyusun ucapkan terima kasih.

Bogor, 23 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.................................................................................................................................... 3
BAB I ............................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
A. Latar Belakang .................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................... 4
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................... 4
BAB II .............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 5
A. Kedatangan Islam di Asia Tenggara ................................................................................... 5
B. Teori Penyebaran agam Islam di Asia Tenggara ................................................................ 6
C. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara .............................. 10
BAB III .......................................................................................................................................... 14
PENUTUP...................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagaimana Islam telah menyebar dari Timur Tengah menuju Asia Tengah dan dari
Afghanistan menuju India, maka Islam menyebar dari berbagai wilayah di India dan Arabia ke
semenanjung Malaya kepulauan Indonesia. Islam dikenalkan ke wilayah Asia Tenggara dan
berkembang dalam bentuk berbeda jika dibandingkan dengan bentuknya yang berkembang di
Timur Tengah dan anak benua India. Sementara pada beberapa daerah islam disebarkan
melalui penakhlukan Arab dan Turki, tetapi di asia tenggara islam disebarluaskan melalui
kegiatan kaum pedagang dan sufi. 1
Mengenai kedatangan islam dinegara-negara yang ada di Asia Tenggara hamper
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke-
5 sebelum masehi kepulauan melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang
berlayar ke cina dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar pesisir.
Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk
menyebarkan islam pada warga sekitar pesisir. 2
Di Asia Tenggara, Islam merupakan kekuatan sosial yang patut diperhitungkan, karena
hampir seluruh negara yang ada di asia tenggara penduduknya, mayoritas ataupun minoritas
memeluk agam islam. Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia,
kerajaan Brunei Darussalam. Negara Indonesia (penduduknya mayoritas atau sekitar 90%
beragama islam), Burma (sebagian kecil penduduknya beragama islam), Republik Flipina,
kerajaan Muangtai, Kampuchea, dan Republik Singapura.
Perkembangan dan peradaban islam sangat dipengaruhi oleh struktur budaya yang
dianut oleh masyarakat. Unsur budaya dan bahasa yang kuat yang terdapat dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat mempengaruhi penerimaan dan pelaksaan praktik keagamaan. Dalam
makalah ini, penulis memaparkan secara singkat tentang masuk dan berkembangnya islam di
asia tenggara.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kedatangan Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimana penyebaran Agama Islam di Asia Tenggara?
3. Bagaimana perkembangan dan peradaban Islam di Asia Tenggara?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui kedatangan Islam di Asia Tenggara.
2. Untuk penyebaran Islam di Asia Tenggara.
3. Untuk mengetahui perkembangan dan peradaban Islam di Asia Tenggara.

1
Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua, (Yogyakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2000), cet. II, hlm, 717
2
Ibid, hlm. 172
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kedatangan Islam di Asia Tenggara


Masuknya agama Islam ke wilayah Asia Tenggara mempunyai keistimewaan yaitu
dengan jalan damai, berangsur, dan diterima dengan sukarela oleh penduduk meskipun tidak
sekaligus, Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan pedagang dan para
sufi secara damai, terbuka ,tanpa pemaksaan sehingga Islam mudah diterima masyarakat Asia
Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di Negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir
semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan dengan para
pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman, dan Arabia Selatan. Pada abad ke-
5 sebelum masehi, Kepulauan Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang,
kondisi ini yang dimanfaatkan para pedagang muslim yang singgah untuk menyebarkan Islam
pada warga sekitar pesisir.
Peradaban Islam di Asia Tenggara tergolong sebagai salah satu bukti bahwa Islam
demikian kuat pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat di kawasan ini, terbukti bahwa
proses masuknya Islam di Asia Tenggara berbeda dengan proses masuknya Islam di wilayah
lainnya yang di sebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki.
Sebelum kedatangan Islam agama-agama Hindu dan Budha adalah kepercayaan utama
di Asia Tenggara. Kerajaan-kerajaan didaratan (semenanjung) Asia Tenggara pada umumnya
memeluk agama Budha, sedangkan kerajaan-kerajaan dikepulauan Melayu (Nusantara)
umumnya lebih dipengaruhi agama Hindu. Beberapa kerajaan yang berkembang di
semenanjung ini, awalnya bermula didaerah yang sekarang menjadi negara-negara Myanmar
,Kamboja danVietnam. Kerajaan-kerajaan kuno di Asia Tenggara padaumumnya dapat dibagi
menjadi dua kategori, yaitu kerajaan-kerajaan agraris dan kerajaan-kerajaan maritim.
Kegiatan utama kerajaan-kerajaan agraris adalah pertanian. Mereka kebanyakan terletak di
semenanjung Asia Tenggara. Contoh kerajaan agraris adalah kerajaan Ayutthaya, yang
terletak di delta sungai Chao Phraya (Thailand), dan kerajaan Khmer yang berada di Tonle
Sap. Kerajaan-kerajaan maritim. 3

3
Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia . Jakarta: Logos, 2000 hlm. 143-144
B. Teori Penyebaran agam Islam di Asia Tenggara
Dalam proses masuknya Islam di Asia Tenggara, ada beberapa jalur yang digunakan,
jalur tersebut semua disesuaikan dengan budaya timur yang mengedepankan keramahtamahan,
sehingga hal ini memudahkan Islam untuk masuk dan berkembang di kawasan ini. Berkaitan
dengan hal ini Uka Tjandra Sasmita mengemukakan ada enam saluran masuknya Islam ke
Asia Tenggara yang berkembang, yaitu:
a. Saluran pedangangan
Sejak abad ke-1 kawasan laut Asia Tenggara khususnya selat malaka, telah memiliki
kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan perdagangan dan pelayaran internasional
karena posisinya yang menghubungkan negeri-negeri di Asia Timur, Asia Tenggara dan Asia
Barat. Kesibukan lalu lintas perdagangan kawasan Asia Tenggara pada abad ke-7 sampai abad
ke-16 itu membuat pedagang-pedagang muslim (Arab, Persia, dan India) turut ambil bagian
dalam perdagangan di negeri-negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia.
Pengaruh inilah yang menjadikan adanya perubahan sistem kehidupan di Asia Tenggara
yang sebelumnya di masa Kerajaan Berjaya, kepercayaan yang dominan dikalangan
masyarakat adalah dinamisme. Dengan adanya pengaruh pedagang Islam banyak kemudian
masyarakat beralih menganut monotheisme.
Salah satu kerajaan yang memiliki peran dalam penyebaran sejarah peradaban Islam
di Asia Tenggara adalah Samudera Pasai Kerajaan ini sampai sekarang dipercayai sebagai
kerajaan Islam tertua dan pertama yang ada di Indonesia dan di Asia Tenggara, yang berpusat
di Aceh, dipimpin seorang raja Muslim yang bernama Sultan Malikus Shaleh.
Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai Bupati
Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena
hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena faktor hubungan ekonomi
dengan pedagang-pedagang Muslim. Perkembangan selanjutnya mereka kemudian
mengambil alih perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya. 4
b. Saluran Perkawinan
Dari sudut ekonomi para pedagang Muslim memiliki status soial yang lebih baik
daripada kebanyakan pribumi sehingga berpengaruh terhadap puteri-puteri bangsawan tertarik
menjadi isteri saudagar-saudagar tersebut, sebelum melakukan pernikahan para calon isteri
saudagar tersebut diislamkan terlebih dahulu, setelah mereka mempunyai keturunan,
lingkungan mereka semakin luas, terbentuklah kampung-kampung, daerah-daerah juga
kerajaan-kerajaan Muslim.

4
Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Grafindo Persada, 200), hlm. 201
Dalam penyebaran agama Islam jalur perkawinan lebih menguntungkan karena
apabilasaudagar Muslim menikah dengan anak bangsawan, anak raja atau anak adipati turut
mempercepat Islamisasi. Demikian yang terjadi antara Raden Rahmat atau Sunan Ampel
dengan Nyai Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan
puteriCampa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
Dalam perkembanganberikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh
keturunan bangsawan tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu. Jalur
perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudara Muslim dengan anak
bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu
kemudian turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara Raden
Rahmat atau Kawunganten, Brawijaya dengan puteri campa yang mempunyai keturunan
Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-lain.
c. Saluran Tasawuf
Menurut seorang ahli sejarah Australia H. John menyatakan bahwa proses Islamisasi di
Asia Tenggara dipengaruhi ajaran Tasawuf dan amalannya serta adanya dakwah cerdas yang
dilakukan oleh para Sufi yang datang bersama dengan pedagang Muslim. Pengajar Tasawuf
atau para Sufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran yang sudah dikenal luas oleh
masyarakat terutama di Indonesia, seperti contoh: mereka mahir dalam soal kepercayaan/
mantra/ magic dan mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan, dengan Tasawuf, Islam yang
diajarkan kepada penduduk mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang
sebelumnya menganut Hindu sehingga agama Islam mudah diterima dan dimengerti. Diantara
ahli Tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
Indonesia seperti Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di
Jawa, ajaran mistik ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke- 20 M ini.
Pengajar-pengajar tasawuf,atau parasufi mengajarkan teosofi yang bercampur dengan
ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam hal yang
magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka ada juga yang
mengawini masyarakat setempat d'engan tasawuf bentuk Islam yang diajarkan kepada
penduduk pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama (indu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima. 'Dantara
ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran
pra Islam itu adalah Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan panggung di
Jawa. Ajaran mistik ini masih berkembang di abad ke 19 M bahkan di abad ke 20 M ini.
d. Saluran Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama melalui
pendidikandi sekolah maupun pesantren. Di pesantren atau pondok calon guru,calon kiai atau
ulama mendapatkan pendidikan agama, setelah keluar mereka kembali ke kampong masing-
masing untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu untuk mengajarkan Islam. Misalnya:
pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Surabaya dan Sunan Giri di Giri.
Keluaran pesantren ini banyak diundang ke Maluku untuk berdakwah.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang
diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama. pesantren atau pondok itu, calon
ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren,
mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan
Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan
Sunan Giri di Giri. Keluaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk
mengajarkan Agama Islam.5
e. Saluran Kesenian
Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang. Sunan
Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang, Beliau tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi Beliau meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi cerita tersebut disisipkan ajaran-ajaran juga nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian lainnya juga bisa dipakai sebagai alat Islamisasi. Seperti seni ukir, seni bangunan,
sastra (hikayat,babad, dan lain sebagainya).
Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang.
ikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan wayang. ia
tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia meminta parapenonton untuk mengikutinya
mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita
Mahabaratadan Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan
Islam. Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikanalat Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad
dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir. 6

5
Ibid. hlm. 203
6
Ibid, hlm 204
f. Saluran Politik
Kebanyakan penduduk masuk Islam setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu wilayah. Kemenangan
kerajaan Islam secara politis dapat menarik penduduk kerajaan bukan Islam masuk memeluk
agama Islam.
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di
daerah ini. Disamping itu, baik di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia bagian Timur,
demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam
itu masuk Islam. Contoh: Mega Iskandar Shah Malaka dengan Raja Malik Al Shalih pasai. 7
Terdapat 3 teori yang diharapkan dapat membantu memperjelas tentang masuknya
Islam diAsia Tenggara yang sebenarnya antara lain:
1. Menekankan peran kaum pedagang yang ada di wilayah Asia Tenggara kemudian
melakukan asimilasi dengan jalan menikah, kelompok pertama yang memeluk
agama Islam adalah dari penguasa lokal yang berusaha menarik simpati lalu lintas
Muslim dan menjadi persekutuan dalam bersaing menghadapi pedagang Hindu
dari Jawa.
2. Menekankan peran kaum misionari dari Gujarat, Bengal dan Arabia. Kedatangan
para sufi bukan hanya sebagai guru tetapi sekaligus juga sebagai pedagang dan
politisi yang memasuki lingkungan istana para penguasa, perkampungan kaum
pedagang dan memasuki wilayah perkampungan pedalaman. Mereka mampu
mengkomunikasikan visi agama yang sesuai dengan keyakinan yang telah
berkembang di wilayah Asia Tenggara, dengan demikian bahwa masuknya Islam
ke Asia Tenggara tidak lepas dengan kultur daerah setempat.
3. Lebih menekankan pada makna Islam bagi masyarakat umum dari pada kalangan
elit pemerintah. Islam telah menyumbang sebuah landasan ideologis, bagi
kebijakan individual, bagi kaum tani dan komunitas pedagang. Tidak ada proses
tunggal dalam penyebran Islam di Asia Tenggara. Namun para pedagang kaum sufi
pengembara, pengaruh para murid yang telah belajar agama dan penyebaran di
berbagai sekolah merupakan faktor penting dalam penyebaranagama Islam.

7
Ibid, hlm. 202
C. Perkembangan Keagamaan dan Peradaban Islam di Asia Tenggara
Masuknya Islam di Asia Tenggara sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara,
khususnya selat malaka sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam perdagangan
intenasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China sejalan pula dengan muncul
dan berkembangnya kekuasaan besar yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907 M), kerajaan
Sriwijaya (abad ke-7 sampai 14 ) dan Dinasti Umayyah (660-749 M).

Mulai abad ke-7 orang Muslim Persia dan Arab berdagang sampai ke negeri China
pada pemerintahan Tai Tsung (627-650 M) kaisar kedua dari Dinasti Tang, Muslim pertama
bernama Sa’ad bin Abi Waqqas adalah seorang Mubaligh juga sahabat Nabi Muhammad
SAW. Ia mendirikan Masjid bernama wa zhin zi yang artinya masjid kenangan nabi di Canto,
sampai sekarang Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di negeri
mereka yang langsung dibawa oleh sahabat Nabi. Kedatangan Islam di Asia Tenggara dapat
dihubungkan dengan pemberitaan I-Cing seorang musafir Budha yang mengadakan
perjalanan dengan berlayar menggunakan kapal dengan sebutan kapal Po-Sse menuju arah
selatan ke Bhoga (di daerah Palembang di Sumatera Selatan).
Ada beberapa pendapat dari para ahli sejarah mengenai masuknya Islam ke Indonesia:
1. Menurut Zainal Arifin Abbas, Agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 (684
M).datang seorang Pepimpin Arab ke Tiongkok dan sudah mempunyai pengikut dari
SumateraUtara, jadi Islam pertama kali ke Indonesia ada di Sumatera Utara.
2. Menurut Dr. Hamka, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 674 M, saat itu
datang utusan raja Arab Ta Cheh (Muawiyah bin Abu Sufyan) ke kerajaan Ho Ling
(Kaling/Kalingga) untuk membuktikan Keadilan, kemakmuran dan keamanan
pemerintah Ratu Shima di Jawa.
3. Menurut Drs. Junied Parinduri, Agama Islam masuk ke Indonesia pada tahun 670 M
karenadi Barus Tapanuli, terdapat sebuah makam yang bertuliskan Haa Miim.
4. Pada tanggal 17-20 Maret 1963 di Medan mengadakan seminar yang mengambil
kesimpulanbahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/ abad ke-7 M langsung
dari Arab, daerah pertama yang didatangi ialah pesisir Sumatera.

Persoalan tentang kapan masuknya Islam ke Nusantara, dalam hal ini Azra mengatakan:
“Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan dan ada di Nusantara pada abad pertama,
tetapi setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata. Karena itu, proses islamisasi
nampaknya mengalami perkembangan antara abad ke-12 dan ke-16.” hal menarik yang patut
diperhatikan, berkaitan dengan proses islamisasi wilayah Nusantara adalah dengan apa yang
dikatakan oleh Azyumardi Azra “bahwa yang mula-mula masuk Islamadalah para penguasa”.
Dalam kaitan ini, sosiolog Muslim bernama Ibn Khaldun menyatakan "al-nasu 'ala al-dini
mulukihim".Yang artinya dengan mengislamkan penguasa, berarti dengansendirinya akan
memudahkan pengislaman penduduk atau rakyatnya.bahkan dengan sendirinya rakyat akan
mengikuti agama yang dianut oleh rajanya. Pemimpin memiliki peran besar dalam
membentuk perkembangan masyarakat hingga masalah agamapun cenderung mengikuti
Pemimpinnya. Nusantara adalah sebutan (nama) bagi seluruh kepulauan Indonesia. Namun
demikian, berbicara tentang awal kedatangan Islam di Asia Tenggara, dimana Indonesia
adalah negara yang tergolong awal dalam hal kedatangan Islam di Asia Tenggara, maka teori
ini menjadi relevan untuk kontek kedatangan Islam di Asia Tenggara.
Pemikiran dalam berbagai aspek ajaran Islam, seperti filsafat, tasawuf, dan lainnya
itu berada dalam proses perkembangan Islam di Asia Tenggara. Pada masa kekuasaan
Kerajaan Malaka bahwa Islamisasi Asia Tenggara mendapatkan dorongan baru, daerah baru
di Sumatera yang kemudian masuk kedalam kekuasaan Malaka setelah Aru, Petir, Lambri
antara lain ampar, Indra Giri, Siak, Jambi, Bengkalis, Riau dan Lingga juga telah masuk
Islam. Di semenanjung Malaya, seperti Pahang, Pattani, Kedah, Johor juga menerima Islam.
Dari Malaka Islamisasi masuk ke pesisir Pulau Jawa, di tahun 1478 kerajaan Majapahit
dikalahkan kerajaanIslam yang dipimpin oleh Raja Demak. Para penyebar agama Islam yang
berasal dari Demak kemudian mengislamkan warga Banjarmasin di Kalimantan Selatan.
Maluku menjadi wilayahIslam pada tahun 1498. Pulau Mindano diislamkan lebih awal pada
tahun 1460, pada akhir abad ke-15 Brunai telah masuk Islam. Dari Sulu dan Mindano Islam
menyebar ke wilayah Utara Filipina, berdirilah Kerajaan Islam di sana. Bahkan Manila
berada dibawah kekuasaan Islam, yang kemudian dihancurkan oleh Spanyol tahun 1570.
Kesultanan Brunai juga mengislamkan wilayah yang berada dalam kekuasaannya.
Sedangkan Makasar menerima Islam pada tahun 1603, kemudian mengislamkan Bugis,
Sumbawa, Lombok. Setelah Bugis menerima Islam kemudian menyebar ke Flores, seluruh
Jawa bertahap menerima Islam kecualiBali yang masih bertahan sebagai kerajaan Hindu.

Islamisasi di Asia Tenggara membawa persamaan dibidang Pendidikan,


pendidikan tidak lagi menjadi hak istimewa kaum bangsawan akan tetapi melibatkan seluruh
lapisan masyarakat. Setiap Muslim diharapkan mampu membaca Qur’an dan memahami
asas-asas Islam secara rasional, bahasa lokal diperluas dengan kosakata dan gaya bahasa
Arab, bahasa Melayu digunakan sebagai bahasa sehari-hari di Asia Tenggara dan menjadi
media pengajaran agama, bahasa Melayu juga berperan penting sebagai bahasa pemersatu.
Budaya politik Hindu- Budha juga kepemimpinan telah digantikan dengan ide-ide juga
lembaga yang bernafaskan Islam, hukum Islam telah dijalankan walaupun belum secara
keseluruhan.
Di wilayah Muangthai hukum Islam diterapkan terus didalam undang-undangnya
terdapat 42 pasal yang diambil dari mahzab syafi’i, di muangthai terdapat 2000
masjid.Peranan Islam dalam politik lebih nampak di Malaysia, partai Islam menyatakan
dalam kampanyenya untuk membentuk Negara Islam, partai Islam mempunyai dukungan
yang sangat besar dari masyarakat yang mempunyai penduduk mayoritas Islam seperti
Kelantan, Trengganu, Kedah dan Perlis. Angkatan Islam Malaysia berada dibagian terdepan
dalam mempromosikan citra positif Islam kepada kaum muslim maupun non muslim yang
bertujuan untuk mewujudkan gaya hidup muslim yang baik.
Menurut pendapat Azmi Islam datang pertama kali ke Malaysia sejak abad ke7 M.
pedagang Arab Islam sudah sampai ke pulau Melayu, tentu juga singgah di pelabuhan
dagang Malaysia. Sejalan dengan pendapat tersebut Abdullah dkk. menegaskan: Para
pedagang ini singgah di pelabuhan Sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan
dan sementara menanti perubahan angin Mosun, ada di antara mereka yang singgah di
pelabuhan Tanah Melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. dengan demikian boleh
dikatakan bahwa Islamtelah tiba di Tanah Melayu pada abad ke- 7M. dikemukakan oleh
Fatimi, bahwa Islam datang pertama kali di sekitar abad ke-8 H (14 M). Ia berpegang pada
penemuan Batu Bersurat di Trengganu tahun 702H (1303M). Batu Bersurat itu ditulis
dengan huruf Arab. Pada sebuah sisinya, memuat pernyataan yang memerintahkan para
penguasa dan pemerintah untuk berpegang teguh pada keyakinan Islam dan ajaran
Rasulullah. Sisi lainnya memuat daftar singkat mengenai 10 aturan dan mereka yang
melanggarnya akan mendapat hukuman.

Menurut pendapat Majul bahwa Islam tiba di Malaysia sekitar abad ke-15 dan ke-
16 Kedua pendapat ini, baik Fatimi maupun Majul, juga tidak dapat diterima karena ada
bukti yang lebih kuat yang menunjukkan bahwa Islam telah tiba pada abad ke-3 H (10 M).
Pendapat terakhir ini didasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Inggris, Kedah pada
tahun 1965. Pada batu nisan itu tertulis nama Syeikh Abd alQadir ibn Husayn Syah yang
meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syeik Abd al-Qadir adalah
seorang da’i keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam telah datang
ke Malaysia pada sekitar abad ke-3 H (10M). Baik Fatimi maupun Majul agaknya tidak
mengetahui tentang penemuan batu nisan di Tanjung Kedah ini dan tulisan tentangnya di
majalah Mastika, karena tulisan tersebut baru diterbitkan tahun 1965, sedangkan penelitian
mereka masing-masing dihasilkan tahun 1963 dan 1964. Terjadi perbedaan pendapat untuk
mempelajari peradaban Islam di wilayah ini karena keragaman dan keluasan wilayah, di
mana pada kenyataannya tidak setiap wilayah atau masing-masing bagian dari wilayah itu
sama-sama bisa diketahui dengan baik, sehingga menimbulkan anakronisme yang tidak
akurat.Sumber-sumber spekulasi lainnya adalah menyangkut cara dan situasi di mana
islamisasi di Semenanjung Melayu ini terjadi. Mengenai asal-usul penyebaran, perdebatan
akademis berpusat di Arabia dan India. Sebagaimana diketahui secara umum, sebelum Islam
datang ke Tanah Melayu, orang-orang Melayu adalah penganut animisme, hinduisme dan
budhisme. Namun demikian, sejak kedatangannya, Islam secara berangsur-angsur mulai
diyakini dan diterima sebagai agama baruoleh masyarakat Melayu Nusantara.

Identifikasi Melayu dan Islam, di antaranya bisa dilekatkan pada hakikat


kepemimpinan politik Melayu tradisional (kesultanan), yang dipimpin oleh sultan. “Sultan”
adalah istilah yang digunakan untuk menyebut penguasa Muslim. Istilah ini berasal dari
bahasa Arab dan melambangkan kekuasaan Islam di negeri itu. Kitab Undang-Undang Malaka
bahkanmenyebut sultan Malaka sebagai ”Khalifah al-mu’minin, zill Allah fi al-alam” yang
berarti Pemimpinnya orang-orang beriman, bayang-bayang Allah di muka bumi. Ini
mengandung makna bahwa sultan bertanggung jawab langsung kepada Tuhan untuk
memelihara danmengembangkan agama Islam. Karena itu, para sultan tidak hanya punya
peranan vital dalamkepemimpinannya sebagai institusi politik Muslim, dan pembentukan
serta pengembangan institusi-institusi Muslim seperti pendidikan dan peradilan agama.
Pemerintah Singapura memegang prinsip kebebasan dalam beragama dan melinungi
kepercayaan penduduknya, Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) diberikan tanggung
jawabunutk mengatur administrasi hukum Islam di Singapura, seperti mengmpulkan zakat,
pengaturan ibadah haji,organisasi agama. MUIS juga berwenang mengeluarkan fatwa,
pengelolaan seluruh masjid yang ada di Singapura serta berusaha menciptakan warga muslim
Singapura lebih baik dibidang pendidikan agar nanti mampu memberikan sumbangan bagi
pembangunan Singapura yang merupakan kepentingan bersama.
Di bawah bimbingan para ulama Arab dan dukungan Negara Islam semakin
berkembang lahirlah ulama-ulama Islam sebagai pemimpin, sistem pendidikan Islam
dirancang. Masjid , surau menjadi lembaga pusat pengajaran, ibadah haji diselenggarakan.
Sejumlah karya dibidang teologi, hukum, sastra dan sejarah bermunculan serta tokoh-tokoh
ulama intelektual mempunyai jaringan keilmuan yang luas baik di dalam maupun di luar
negeri sehingga dapat menunjang perkembangan Agama Islam di Asia Tenggara.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara melalui proses dengan berbagai saluran
dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan,
kesenian juga saluran politik. Islam adalah agama yang didalamnya terdapat ajaran mulia
berpedoman pada Al Qur’an sehingga mudah diterima masyarakat setempat. keseluruhan
perjalanan sejarah umat Islam di Asia Tenggara telah menyebabkan terjadinya percampuran
kebudayaan lokal dengan ajaran Islam sehingga membuahkan budaya baru yang dinamis dan
dapat diterimanya Islam secara damai di Asia Tenggara.
Selain itu telah didirikan berbagai lembaga atau organisasi di berbagai Negara di Asia
Tenggara yang menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara telah mengalami
perkembangan yang merupakan periode kejayaan Islam dimana kaum muslim mendominasi
bidang perdagangan, pelayaran, mempunyai pengaruh politik dan kekuasaan yang besar,
datang dengan semangat serta misi keagamaan.Mereka adalah orang-orang yang
berbudaya,terpelajar sehingga di Asia Tenggara Islam berkembang cukup pesat.
DAFTAR PUSTAKA

Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam. Bagian kesatu dan dua, (Yogyakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2000), cet. II, hlm, 717

Ibid, hlm. 172

Andi Faisal Bakti, Islam and Nation Formation in Indonesia . Jakarta: Logos, 2000 hlm. 143-
144

Badriyatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Grafindo Persada, 200), hlm. 201

Ibid. hlm. 203

Ibid, hlm 204

Ibid, hlm. 202

Anda mungkin juga menyukai