Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SEJARAH PRA ISLAM ASIA TENGGARA

ANNISA ATIKAH (12030224766)


ADI WIBOWO PRASETIO (12030215215)
NURUL ANNISA RAMADHINA (12030224371)

DOSEN PENGAMPU

H.ABD.GHOFUR. M.AG

FAKULTAS USHULUDDIN

PRODI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

PEKANBARU / RIAU

2021

1
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫الحمدهلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى أله وصحبه ومن تبعهم بإحسان‬
‫ أما بعد‬I،‫إلى يوم الدين‬

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul SEJARAH PRA ISLAM ASIA TENGGARA.

Penulis berharap semoga dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya yaitu sebagai bahan bacaan yang memberikan pencerahan dan
wawasan kepada kita.

Penyusun mengakui bahwa masih sangat banyak kekurangan dalam hal penyusunan
yang disajikan dalam makalah ini. Untuk itu saya selaku penyusun sangat berharap kepada
dosen pengampu yang terkait untuk memberikan saran dan kritik agar makalah ini dapat
tersusun sebagaimana mestinya. Kalau di dalamnya terdapat kelebihan maka kelebihan itu
datang dari Allah Swt semata dan apabila terdapat kekurangan maka itu sebuah kekurangan
dari penyusun sendiri.

Kampar, 08 Maret 2021

PEMAKALAH

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan.....................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................6
A. Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara........................................................6
B. Kepercayaan Animisme dan Dinamisme di Indonesia............................8
C. Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia..............................................9
D. Prioede Perkembangan Hindu dan Budha di Indonesia.........................12
a. Sejarah Agama Hindu...............................................................12
b. Penyebaran Agama Hindu........................................................13
c. Sejarah Agama Buddha............................................................14
d. Penyebaran Agama Buddha.....................................................14
E. Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara..................................................15

BAB III KESIMPULAN.................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi banyak sarjana Barat, Asia Tenggara tentu saja bukan wilayah yang langsung
terbayang ketika membicarakan Islam. Kajian tentang islam bagi mereka umumnya masih
mengidentikkan Islam dengan Timur Tengah. Berbeda dengan kebanyakan dari sarjana Barat
lainnya, Robert W. hefner mengatakan bahwa melakukan studi tentang Islam Asia Tenggara
khususnya Indonesia adalah sangat penting dan menarik. Indonesia contohnya, adalah Negara
dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Senada dengan Hefner, John L. Esposito melukiskan pengalaman dan keterkejutannya
melihat Islam Asia Tenggara saat ini. Lebih dari dua puluh tahun yang lalu, Esposito tidak
tertarik kepada Islam di Asia Tenggara. Salah satu faktornya adalah pandangan umum yang
berkembang di kalangan ilmuwan barat, bahwa Islam Asia Tenggara adalah Islam peripheral
(pinggiran). Namun, tahun 1990-an Esposito mengalami ketertarikan, bahkan kekaguman.
Esposito mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia akan muncul dan memainkan peran
penting dalam dunia Islam.
Umat Islam merupakan mayoritas penduduk Asia Tenggara, khususnya di Indonesia,
Malaysia, Pattani (Thailand Selatan) dan Brunei. Proses konversi massal masyarakat dunia
Melayu – Indonesia ke dalam Islam berlangsung secara damai. Konversi ke dalam Islam
merupakan proses panjang, yang masih terus berlangsung sampai sekarang. Islamisasi itu
lebih intens dan luas sejak akhir abad ke-12. Meski pedagang muslim dari kawasan Jazirah
Arab telah hadir di beberapa tempat di nusantara sejak abad ke 8, tidak ada bukti yang
memadai bahwa mereka memusatkan diri pada kegiatan penyebaran Islam. Islamisasi baru
terjadi pada akhir abad ke-12, ketika para guru sufi dari berbagai tempat di Jazirah Arab
mengembara ke Asia Tenggara.
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan juga melalui kegiatan kaum pedagang.
Islam yang masuk di Asia Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa paksaan sehingga
Islam mudah dipahami masyarakat. Adapun proses islamisasi ke Asia Tenggara yang
berkembang ada beberapa hal yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian
dan politik.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba untuk menjelaskan pembahasan
tentang Sejarah pra-islam di Asia Tenggara. Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua. Amin…

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penyusun merumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Pra-Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimana Prioede Perkembangan Animisme dan Dinanisme?
3. Bagaimana Prioede Perkembangan Hindu dan Budha?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penyusunan makalah ini adalah
untuk mengetahui tentang:
1. Sejarah Pra-Islam di Asia Tenggara
2. Prioede Perkembangan Animisme dan Dinanisme
3. Prioede Perkembangan Hindu dan Budha

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara


Menurut Para Ahli Masyarakat orang Melayu datang ke wilayah Asia Tenggara dapat
digolongkan kepada :
    1. Proto melayu (melayu pertama atau melayu tua) datang lebih awal sekitar 3000 –
2500 SM. Mereka umumnya generasi yang masih mempertahankan paham animisme dan
dinamisme.
    2. Deutro melayu (melayu gelombang kedua atau melayu muda), mereka datang dari
dataran Asia menuju ke berbagai penjuru Asia Tenggara dimulai kira-kira 300 - 250 SM.
Sehingga ketika datang dan berbaur dengan suku-suku lain di wilayah yang baru dihuni suku
terakhir ini mudah menyesuaikan diri dengan kebudayaan baru yang berkembang saat itu,
termasuk ketika kedatangan penyebar agama Hindu, Buddha, dan Islam.
Perkembangan agama Buddha pesat ketika dimotori oleh lahirnya kerajaan Melayu
terbesar yaitu Sriwijaya di Sumatra sekitar abad ke-7 – 11M. Pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha lewat bahasa Sansekerta ke dalam bahasa dan budaya masyarakat melayu begitu
banyak, karena berlangsung selama 500 tahun. Kerajaan Majapahit yang berpusat di Jawa
juga punya andil besar dalam mengembangkan dua agama tersebut (lebih khusus Hindu),
sehingga mampu menyatukan wilayah Nusantra dalam satu kekuasaan. Tidak heran bila
agama Hindu-Buddha berkembang ke sebahagian besar penjuru Nusantara.
Memasuki abad ke-12 M, kerajaan Sriwijaya mulai surut, bila dilihat dari sudut
ekonomi dan politik. Hal ini diperburuk dengan lahirnya Kerajaan Singosari (di Jawa)
melakukan ekspedisi Pamalayu (1275 M).
Keadaan ini mendorong daerah-daerah di bawah kekuasaan Sriwijaya melepaskan diri
dari pusat kekuasaan, sehingga pusat perdagangan berpindah, yaitu semakin berkembang di
perairan Malaka.Van Leur menegaskan, berdasarkan hasil perjalanan Sulaiman dan
Marcopolo, diperkirakan sejak tahun 674 M ada koloni Aran yang sudah berdagang ke Barat
Laut Sumatera. Meskipun jalinan dagang sudah terjadi jauh setelah Islam lahir, namun
menurut Taufik Abdullah belum ada bukti bahwa penduduk pribumi yang disinggahi
pedagang muslim itu telah memeluk agama Islam, dan kelompok yang beragama Islam masih
dari pedagang muslim pendatang yang menunggu musim pelayaran tiba.
Pembawa ajaran Islam ke Wilayah Nusantara adalah terdiri dari para pedagang dan
para sufi. Kemudian mereka berinteraksi dengan penduduk pribumi dalam jangka pendek

6
(sambil menunggu musim pelayaran) untuk berpindah ke negara asal atau negara lain. Dalam
jangka panjang saudagar yang pernah datang ke nusantara atau yang belum mulai bermukim
bahkan melangsungkan perkahwinan dengan penduduk pribumi. Dari perkahwinan ini lahir
komunitas baru, terutama di pesisir-pesisir pantai. 
Anthony Reid menyebutkan ada beberapa faktor penting yang menyebabkan terjadinya
konversi massal masyarakat melayu kepada Islam pada masa perdagangan, yaitu :
A. Portabilitas sistem keimanan islam. Sebelum kedatangan Islam, sistem kepercayaan lokal,
yang berpusat pada penyembahan arwah nenek moyang, tidaklah portable, tidak siap pakai
dimana pun, tidak berlaku dalam semua kondisi.
B. Asosiasi Islam dengan kekayaan. Bisa dipastikan, masyarakat lokal di wilayah melayu
pertama kali bertemu dan berinteraksi dengan orang muslim pendatang di wilayah pesisir
atau pelabuhan. Mereka adalah pedagang-pedagang muslim yang kaya raya.
Al-attas merangkum beberapa teori yang diajukan oleh sarjana barat tentang cepatnya
Islam diterima di kawasan asia tenggara, teori-teori itu dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Faktor perdagangan membawa Islam ke kepulauan ini.
(2) Faktor pedagang-pedagang, pegawai-pegawai yang kawin dengan penduduk lokal (bukan
Islam), faktor ini dipandang lebih mudah terjadinya proses pengislaman di kalangan
masyarakat.
(3) Faktor permusuhan antara orang-orang Islam dengan Kristen yang mempercepat
penyebaran islam, terutama pada abad ke-15 dan ke-17.
(4) Faktor politik yang dianggap sebagai motif dan mudahnya penyebaran islam.
(5) Faktor penghargaan nilai ideologi Islam dianggap lebih rasional bagi memeluknya.
    "Islam datang" ke Asia Tenggara menurut S.M.N. Al-Attas, Fattimi, Hasyimi, dan
Hamka pada abad ke-7 dan 8 M. "Islam berkembang" abad ke 13 M ke sebahagian wilayah
nusantara. Sedangkan "Islam menjadi kekuatan politik" memasuki pada abad ke-15 M setelah
tumbangnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

7
B. Kepercayaan Animisme dan Dinamisme di Indonesia

Kepercayaan merupakan salah satu unsur budaya yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, demikian pentingnya justru di belahan bumi mana pun kepercayaan merupakan
bagian dari suprastruktur kehidupan masyarakat yang mempuni. Karena itu C. Kluckhohn
(Soerjono Soekanto, 1982) seorang antropolog mengatakan bahwa agama (kepercayaan)
merupakan salah satu unsur budaya yang sangat penting dan selalu ada dalah kehidupan
masyarakat. Dan dari tujuh unsur kebudayaan sebagaimana di katakana Koentjaraningrat
(Wiranata, 2002), kepercayaan (agama) merupakan salah satu unsur yang paling sulit di
interpensi, bahkan membutuhkan waktu yang sangat lama. Karena begitu pentingnya
kepercayaan (religi) dalam kehidupan manusia, bahkan sepanjang perkembangan sejarah
manusia, karena itu Christopher Dawson (Soejatmoko dkk, 1995) mengatakan bahwa.
Agama adalah kunci sejarah. Kita tidak dapat memahami bentuk dalam diri satu
masyarakat jika kita tidak memahami agama. Kita tidak dapat memahami hasil
kebudayaannya jika kita tidak memahami kepercayaan agama yang ada di sekitar mereka.
Dalam semua zaman, hasil karya kreatif pertama dari suatu kebudayaan muncul dari inspirasi
agama dan di abdikan pada tujuan keagamaan”
Berangkat dari sedikit penjelasan di atas maka untuk menemukan salah satu kunci untuk
memahami kebudayaan awal di Indonesia secaya keseluruhan adalah memahami kepercayaan
awal yang menjadi pedoman hidup anggota masyarakatnya, yang secara umum walaupun
berbeda dalam konten bagaimana mengaplikasikan kepercayaan tersebut baik dalam cara
ritual (penyembahan) maupun aplikasi sehari-hari pada masyarakat yang berbeda, namun
menandaskan adanya suatu kepercayaan yang oleh ahli dinamakan kepercayaan animisme-
dinamisme, bahkan juga totemisme dan fetishisme.
Kepercayaan animisme (dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan kepada
mahluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di
kalangan manusia primitif. Kepercayaan animism mempercayai bahwa setiap benda di bumi
ini, (seperti kawasan tertentu, gua, pohon, atau batu besar) mempunyai jiwa yang mesti di
hormati agar semangat tersebut tidak mengganggu manusia, malah membantu mereka dari
semangat dan roh jahat dan juga dalam kehidupan seharian mereka.

8
Sedangkan dinamisme (dalam kaitan agama dan kepercayaan) adalah pemujaan terhadap
roh nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-
pohon besar. Arwah nenek moyang itu sering di mintai tolong untuk urusan mereka. Caranya
adalah dengan memasukkan arwah-arwah mereka ke dalam benda-benda pusaka seperti batu
hitam atau batu merah delima dan lain sebagainya. Serta ada juga yang menyebutkan bahwa
dinamisme adalah kepercayaan yang mempercayai terhadap kekuatan yang abstrak yang
berdiam pada suatu benda. Istilah tersebut disebut dengan mana’.
Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah
bangsa Indonesia. Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah hadir
lebih awal dalam peradaban nusantara. Masyarakat kita telah mengenal kedua agama budaya
daripada agama Islam. Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman
Hindu-Budha. Masa itu adalah masa pra-sejarah. Zaman ini disebut sebagai zaman yang
belum mengenal tulisan. Pada saat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat
sebagai alat komunikasi.
Beberap jenis kepercayaan di atas pada masyarakat primitif, di Indonesia secara umum
dapat di katakana tidak ada duanya sekitar sebelum abad ke- 5 masehi sebelum kedatangan
Hindu-Budha hususnya Jawa dan Sumatra, serta beberapa ratus tahun kemudian bagi daerah
lain seperti Bali dan Lombok dan daerah-daerah yang lainnya. Di pulau Lombok misalnya
pengaruh Hindu-Budha yang sekaligus dapat mempengaruhi kepercayaan primitif
masyarakatnya secara de fakto terjadi sekitar abad ke-14 ketika kerajaan Majapahit
melakukan penyerbuan atas kerajaan yang ada di Lombok.
2.        Kepercayaan Awal Masyarakat Indonesia
Pada zaman dahulu nenek moyang kita hidup berpindah-pindah dari satu tempat
lainnya untuk mengumpulkan bahan makanan dari hewan dan tumbuhan.  Masa seperti ini di
sebut dengan masa meramu. Nenek moyang suku Sasak yang tinggal di daerah belangos,
Sekaroh dan sekitarnya mulai bercocok tanam sehingga pada saat ini daerah tersebut kurang
subur, itu sebabnya daerah Blangos, Sekaroh dan sekitarnya sekarang ini banyak di tumbuhi
semak belukar.  
Kehidupan nenek moyang kita pada saat itu sudah mulai menetap (bertempat tinggal)
secara berkelompok. Dengan demikian, hidupnya sudah lebih teratur dan membentuk
pemimpin-pemimpin di tempat tinggalnya. Keberadaan mereka yang sudah menetap, tidak
hanya memikirkan bagaimana mereka akan menjalani hidup bersama sebagai bagian dari
anggota masyarakat. Namun dengan keterbatasan manusia saja kita sudah di karuniai
pemikiran bahwa ada sesuatu yang menguasai ala mini secara sempurna dan melebihi

9
kekuatan manusia. Ini Pulalah yang menguasai pemikiran mereka setelah mereka hidup
menetap berdasarkan pengalaman hidup yang mereka jalani sebelumnya.
Setelah nenek moyang kita hidup menetap mereka memiliki dua aliran kepercayaan
atau bahkan lebih, yaitu animism-dinamisme dan totemisme serta fanteisme. Sebagai salah
satu bukti bahwa nenek moyang suku Sasak percaya adanya roh-roh halus yaitu adanya
tempat penguburan di Gunung Piring yang berada di perbukitan. Di bukit-bukit yang tinggi
roh nenek moyang kita bersemayam menurutnya. Sedangkan kepercayaan nenek moyang kita
bahwa benda-benda memiliki kekuatan gaib disebut Dinamisme. Oleh sebab itu, ia
menyembah dan memuja roh-roh agar tidak terjadi bencana alam.
Lalu Wacana (1977) menjelaskan kepercayaan masyarakat masa lampau tentang adanya
mahluk-mahluk halus yang memiliki kekuatan (supranatural) dan sampai saat ini sebagian
masih di percayai oleh masyarakat seperti:
1. Batara Guru. yaitu raja dewa-dewa yang menurunkan Raja
2. Bidedari, yaitu sebangsa dewi yang hidup di madya antara awing-awang
3. Bake’, merupakan sebangsa hantu yang menurut nenek moyang suku Sasak sangat
jahat dan bisa membuat manusia sakit. Tempat tinggalnya di hutan, batu-batu besar dan
pohon kayu yang ridang.
4. Bebai, sejenis mahluk halus yang kecil, tidak semua orang dapat melihatnya. Bebai di
pelihara oleh selak.
Kalau kita menggunakan pendekatan antropologi untuk mengetahui beberapa unsur
kebudayaan asli masyarakat terutama dalam hal ini masyarakat primitif, maka mereka
menggunakan penduduk pedesaan terpencil yang paling tidak masih menunjukkan
keteradisionalannya untuk bahan identifikasi. Dadang Supardan (2011) mengatakan bahwa
salah satu cara yang di gunakan oleh seorang antropolog untuk melihat unsur kebudayaan
asli, maka cukup dengan meneliti masyarakat pedesaannya.
Tentu jelas hal ini akan bisa di bantu dengan beberapa bukti baik berupa tradisi lisan
maupun benda-benda  artefak lainnya. Karena itu saya akan mencoba mendeskripsikan
beberapa unsur kepercayaan masyarakat pedesaan di Pulau Lombok saat ini yang ada
kaitannya dengan budaya primitif nenek moyang mereka yang tidak sama dengan
kepercayaan Hindu-Budha maupun Islam, baik itu berupa kepercayaan Animisme-
dinamisme, Totemisme maupun Fantheisme.
Berdasarkan penjelasan di atas, di bawah ini kami akan mencoba mengidentifikasi
beberapa kepercayaan tradisional masyarakat di Indonesia yang saya kira jika kita bertolak
pada cara yang di lakukan oleh antropolog untuk mendapatkan kepercayaan asli masyarakat

10
awal dengan meneliti masyarakat pedesaan, maka kesimpulan yang dapat kita ambil tidak
akan jauh berbeda dengan apa yang nenek moyang mereka percayai. Karena itu pada bagian
ini saya akan menjelaskan dengan konteks saat ini untuk memunculkan kepercayaan
masyarakat primitif yang terlebih dahulu menerapkan kepercayaan tersebut dalam
kehidupannya sehari-hari.
1.    Dalam Bidang Pertanian
Seperti sudah di jelaskan di atas bahwa pada umumnya pertanian merupakan
pekerjaan yang mendominasi masyarakat Indonesia, namun hal ini tidak sampai di situ saja,
karena ada satu hal menarik yang perlu kita tahu pada kebudayaan masyarakat ini dalam hal
pertanian ini. Mulai dari penentuan tanggal, dan hari yang bagus untuk menanam sampai
pada kepercayaan dengan mantra-manta oleh orang yang ahli ketika hama menyerang
tanaman sampai saat ini terus di percaya dan masih di lestarikan kepercayaan tersebut.
Langkah pertama yang biasanya diambil adalah menanyakan hari-hari yang bagus
untuk penyemaian padi, hal ini bisa di tanyakan pada orang yang dianggap memiliki kekuatan
spiritual yang bagus, dan di kecamatan Jerowaru kita tidak jarang akan bisa menemukan
orang yang katanya mampu menunjukkan hari-hari yang bagus untu menanam padi. Selain
itu masyarakat juga percaya pada kekuatan mantra yang di buat oleh ahli spiritual yang di
tiupkan lewat selembar daun sirih yang di campur dengan kapur dan buah pinang yang di
namakan dengan sembek untuk mengantisipasi hama dan penyakit atau gangguan jin pada
tanaman padi, dan biasanya sembek ini di ganting di tengah-tengah sawah dengan sebatang
ranting bambu.
2.    Benda-benda dan Binatang
Beberapa binatang yang dapat merusak tanaman padi atau tanaman lainnya seperti
ulat, tikus, dan babi di percayakan memiliki kekuatan, karena seperti yang di percayai
masyarakat binatang tersebut di miliki oleh jin, karena itu mereka tidak berani
menyumpahnya ketika merusak tanaman. hal ini bukan berarti mereka tidak berani
membasminya melainkan mereka hanya takut untuk menyumpahnya, mereka meyakini kalau
di sumpah maka yang empunya bakal marah. Kepercayaan seperti ini saat ini sudah mulai
luntur namun masih ada sebagian masyarakat yang mempercayainya.
Tikus yang merusak tanaman padi di rumah biasanya oleh sebagian masyarakat di
percaya mengerti jika mereka menyumpahnya dan akan merusak lebih parah lagi, sehingga
kadang-kadang jika mereka melihat padinya yang berserakan mereka akan mengatakan
“dende dendek sedak pare” yang artinya mereka bilang sama tikus tersebut untu tidak
merusak padinya. Sebutan dende oleh masyarakat di Lombok adalah bahasa yang sangat

11
bagus untuk memanggil anaknya sendiri maupun orang lain, yang pada dasarnya untuk
penyebutan manusia.
Kucing juga dianggap memiliki balak. Hal ini berlaku misalnya ketika di tabrak, dan
yang menabrak tersebut tidak mengangkatnya dan serta menguburkannya maka oleh
masyarakat di percayai suatu saat dalam perjalanan sang pengendara tersebut akan
mendapatkan bahaya. Penguburannnya juga tidak sembarangan, melainkan harus di bungkus
menggunakan pakaian yang digunakan oleh orang yang menabrak tadi, bahkan lebih bagus
lagi jika di bungkus dengan kain putih sebelum di masukkan dalam tanah.
3.    Pelet, dan Sengasih-asih
Pelet adalah mantra yang di gunakan seorang laki-laki atau perempuan untuk
membuat pacarnya jatuh cinta sama penggunanya, biasanya pelet ini terkesan sebagai mantra
yang kurang bagus di mata orang banyak karena di yakini dapat memaksakan cinta pada
orang yang sebenarnya tidak mencintainya, dan yang paling parah lagi jika mereka dapat
menikah, maka masyarakat yakin kalau dia dapat pasangannya tersebut dengan menggunakan
pellet maka tidak akan berjalan lama, karena pada saat tertentu ketika pengaruh pellet
tersebut tidak berpengaruh lagi maka perempuan atau laki-laki yang terkena pellet tersebut
akan membenci suami atau istrinya, karena pada awalnya tidak di dasari rasa cinta yang
murni. Karena itu penggunaan pelet bagi masyarakat adalah sesuatu yang kurang bagus.
Adapun cara penggunaan pellet ini bisa lewat rokok, uang, mata, sabut, atau makanan
yang di berikan pada seorang gadis, dan disanalah di lakukan mantra-mantra. Sedangkan
senggeger dan sengsih-asih hempir merupakan sesuatu yang sama dan dianggap bagus olah
masyarakat, karena hanya akan menimbulkan kesenangan bagi orang lain melihat kita. Jika
senggeger di gunakan untuk dapat di lihat menarik oleh pasangan kita, maka sengasih-asih di
percaya dapat mempengaruhi orang banyak pada umumnya.
C. Prioede Perkembangan Hindu dan Budha di Indonesia
a. Sejarah Agama Hindu
Sejak ribuan tahun sebelum Masehi, di India telah berkembang kebudayaan besar
diLembah Sungai Indus. Dua pusat kebudayaan di daerah tersebut adalah ditemukannya dua
kotakuno yakni di Mohenjodaro dan Harappa. Pengembang dua pusat kebudayaan
tersebutadalah bangsa Dravida. Pada sekitar tahun 1500 SM, datanglah bangsa Arya dari Asia
Tengah ke Lembah Sungai Indus. Bangsa Arya datang ke India dengan membawa pengaruh
tulisan, bahasa, teknologi, dan juga kepercayaan. Kepercayaan bangsa Arya yang dibawa
adalah Veda(Weda) yang setelah sampai di India melahirkan agama Hindu.

12
Lahirnya agama Hindu inimerupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa
Arya dengan bangsa Dravida.Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada
beberapa dewa. Tiga dewa utama yangdipuja oleh masyarakat Hindu adalah Dewa Brahmana
(dewa pencipta), Dewa Wisnu (dewa pelindung), dan Dewa Syiwa (dewa pembinasa). Ketiga
dewa itu dikenal dengan sebutanTrimurti.1
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Kitab Weda ini terdiri atas empat bagian, yaitu:
1. Reg Weda, berisi puji-pujian terhadap dewa.
2. Sama-Weda, berisi nyanyian-nyanyian suci
3. Yazur-Weda, berisi mantra-mantra; dan
4. Atharwa-Weda, berisi doa-doa untuk pengobatan
Disamping kitab Weda, ada juga kitab Brahmana dan Upanisad. Masyarakat Hindu
terbagi dalam empat golongan yang disebut kasta. Kasta-kasta tersebut adalah kasta
Brahmana, kasta Ksatria, kasta Waisya, dan kasta Sudra.2
Di luar itu masih ada golongan masyarakat yangtidak termasuk dalam kasta, yaitu
mereka yang masuk dalam kelompok Paria. Kasta Brahmanamerupakan kasta tertinggi.
Kaum Brahmana bertugas menjalankan upacara-upacarakeagamaan. Kasta Ksatria
merupakan kasta yang bertugas menjalankan pemerintahan.Golongan raja, bangsawan dan
prajurit masuk dalam kelompok kasta Kstaria ini. Kasta Waisyamerupakan kasta dari rakyat
biasa, yaitu para petani dan pedagang. Adapun kasta Sudra adalahkasta dari golongan hamba
sahaya atau para budak. Sementara itu golongan Paria merupakangolongan yang tidak
diterima dalam kasta masyarakat Hindu.
b. Penyebaran Agama Hindu
Para pendeta Hindu memiliki misi untuk menyebarkan agama Hindu danmelalui jalur
perdagangan akhirnya sampai di Indonesia. Selanjutnya mereka akanmenemui penguasa
lokal (kepala suku). Jika penguasa lokal tersebut tertarik denganajaran Hindu maka para
pendeta bisa langsung mengajarkan dan menyebarkannya.Dalam ajaran agama Hindu
konsepnya adalah seseorang terlahir sebagai Hindu bukanmenjadi Hindu maka untuk
menerima ajaran agama Hindu orang Indonesia harus di-Hindu-kan melalui upacara
Vratyastoma dengan pertimbangan kedudukan sosial/derajat yang bersangkutan (memberi
kasta).
Hubungan India-Indonesia berlanjutdengan adanya upaya para kepala suku/ raja lokal
untuk menyekolahkan anaknya/utusan khusus ke India guna belajar budaya India lebih
1
Sudrajat, Sejarah Indonesia masa Hindu Budha, Yogyakarta, 2012, hlm. 15-16.
2
Daud Aris Tanudirjo,Indonesia dalam arus sejarah, Ichtiar Baru van Hoeve, Jakarta, 2012, hlm 20

13
dalam lagi. Setelah kembali ketanah air mereka kemudian menyebarkan kebudayaan India
yang sudah tinggi. Bahkantak jarang mereka mendatangkan para Brahmana India untuk
melakukan upacara bagi para penguasa di Indonesia, seperti upacara Abhiseka, merupakan
upacara untukmentahbiskan seseorang menjadi raja. Jika di suatu wilayah rajanya
beragama Hindumaka akan memperkuat proses penyebaran agama Hindu bagi rakyat di
daerahtersebut. Berikut kerajaan-kerajaan hindu yang pernah berdiri di Indonesia.
d. Sejarah Agama Buddha
Agama Buddha muncul sekitar tahu 500 SM. Pada masa tersebut di India
berkembangkerajaan-kerajaan Hindu yang sangat besar, salah satunya dinasti Maurya.
Dinasti inimempunyai raja yang sangat terkenal yakni Raja Ashoka Kemunculan agama
Buddha tidakdapat dilepaskan dari tokoh Sidharta Gautama. Sidharta adalah putra raja
Suddhodana dari Kerajaan Kapilawastu. Ajaran Buddha memang diajarkan oleh Sidhrata
Gautama, sehingga beliau lebih dikenal dengan Buddha Gautama.3
Kitab Suci agama Buddha adalah Tripitaka, yang artinya tiga keranjang. Kitab
initerdiri atas:
1. Vinayapitaka yang berisi aturan-aturan hidup.
2. Suttapitaka yang berisi pokok-pokok atau dasar memberi pelajaran.
3. Abdidharmapitakayang berisi falsafah agama.
e. Penyebaran Agama Buddha
Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung denganadanya
misi Dharmadhuta, kitab suci agama Buddha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta
dalam agama Buddha tidak mengenal sistem kasta. Para pendeta Buddhamasuk ke Indonesia
melalui 2 jalur lalu lintas pelayaran dan perdagangan, yaitu melalui jalan daratan dan lautan.
Jalan darat ditempuh lewat Tibet lalu masuk ke Cina bagianBarat disebut Jalur Sutra,
sedangkan jika menempuh jalur laut, persebaran agamaBuddha sampai ke Cina melalui Asia
Tenggara. Selanjutnya sampai ke Indonesiamereka akhirnya bertemu dengan raja dan
keluarganya serta mulai mengajarkan ajaranagama Budha, pada akhirnya terbentuk jemaat
kaum Buddha.
Bagi mereka yang telahmengetahui ajaran dari pendeta India tersebut pasti ingin melihat
tanah tempat asalagama tersebut secara langsung yaitu India sehingga mereka pergi ke India
dansekembalinya ke Indonesia mereka membawa banyak hal baru untuk selanjutnya

3
Artono Kartodirjo, Sejarah nasional Indonesia I Zaman Prasejarah di Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1977,
hlm. 42.

14
disampaikan pada bangsa Indonesia. Unsur India tersebut tidak secara mentah disebarkan
tetapi telah mengalami proses penggolahan dan penyesuaian. Sehinggaajaran dan budaya
Buddha yang berkembang di Indonesia berbeda dengan di India.
e. Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara
1. Kerajaan Kadiri
Kerajaan Kadiri atau Kerajaan Panjalu adalah sebuah kerajaan yang terdapat di JawaTimur
antara tahun 1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitarKota
Kediri sekarang. Daha merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api,
Padaakhir November 1042, Airlangga menyetujui membelah wilayah kerajaannya menjadi
duakarena kedua putranya bersaing memperebutkan takhta, yaitu Sri Samarawijaya dan
MapanjiGarasakan.
2. Kerajaan Kalingga
Kalingga adalah kerajaan bercorak Hindu di Jawa Tengah sekarang. Kalingga telahada
pada abad ke-6 Masehi dan dibelinya diketahul dari sumber-sumber Tiongkok.
Kerajaanini permah diperintah oleh Ratu Shima yang diketahui memiliki peraturan, yaitu
barang siapayang akan dipindahkan disetujui.
3. Kerajaan Kutai Martadipura
Kutai Martadipura merupakan kerajaan Hindu yang menerima nusantara dan
seluruhAsia Tenggara. Kerajaan ini terletak di Sungai Mahakam di Muara Kaman,
KalimantanTimur. Nama Kutai diberikan para ahli karena lebih banyak informasi tentang
sumber sejarahkerajaan ini. Informasi yang diperoleh dari yupa (tugu) dalam upacara
pengorbanan yang berasal dari abad ke-4.
4. Kerajaan Majapahit
Majapahit adalah kerajaan kuno yang berdiri sekitar tahun 1293. Puncak
kejayaanMajapahit terjadi pada masa Hayam Wuruk berkuasa dari tahun 1350-1389.
Majapahitmenguasai kerajaan-kerajaan lain di Semenanjung Malaya, Kalimantan,
Sumatra, Bali, danFilipina. Kerajaan ini juga merupakan kerajaan Hindu terakhir di
SemenanjungMalaya.

5. Kutai
Bukti pertama adanaya pengaruh Hindu di Nusantara diperoleh di daerah
Kutai,Kalimantan Timur. Bukti itu terdiri dari tujuh buah prasasti berbentuk yupa, yang

15
digunakansebagai tiang tempat menambatkan hewan kurban. Yupa ditulis dalam huruf
pallawa dan bahasa Sankerta. Dari bentuk huruf yang dipakai, para ahli memperkirakan
bahwa prasasti itudibuat kira-kira pada abad ke-5 Masehi. Dari prasasti tersebut diperoleh
informasi tentangadanaya sebuah kerajaan Hindu yang bernama Kutai di hulu sungai
Mahakam.4
6. Melayu
Melayu merupakan salah satu kerajaan terkuat di Nusantara. Banyak ahli sejarah
yangmemperkirakan kerjaan ini terletak di daerah Sungai Batanghari, Jambi. Hal ini
ditimbulkankarena banyaknya peninggalan kuno seperti candi dan arca yang ditemukan
disana.5
Keberadaan kerajaan tesebut lebih banyak dari sumber-sumber Cina. Pada masa
pemerintahan dinasti 646 dan 645 utusan dari negeri Moloyeu (Melayu) membawa hasil
bumi. Pengelanan Cina 1-Tsing kemudian dilaporkan pada abad ke-7 kerajaan
tersebutditaklukkan oleh sriwijaya. Setelah itu, bebrapa abad tidak ada sedikit laporan
tentang kerjaantersebut. Nama melayu baru muncul kembali pada abad ke-12 kompilasi
kerajaan Singasarimelacarkan ekspedisi.

4
Eka Yusnaldi, Kemasyarakatan Materi IPS di MI, Perdana Publishing, Medan, 2019, hlm. 27.
5
Bambang Budi Utomo, Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera, BadanPenelitian dan
Pengembangan, Jakarta, 2016, hlm. 53.

16
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan

1.Sejarah Pra Islam Di Asia Tenggara Menurut Para Ahli Masyarakat orang Melayu
digolongkan kepada : Proto melayu dan deutro melayu.
2. Kepercayaan merupakan salah satu unsur budaya yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, demikian pentingnya justru di belahan bumi mana pun kepercayaan
merupakan bagian dari suprastruktur kehidupan masyarakat yang mempuni.
3. Kepercayaan animisme (dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan
kepada mahluk halus dan roh merupakan asas kepercayaan agama yang mula-mula muncul di
kalangan manusia primitif.
4. dinamisme (dalam kaitan agama dan kepercayaan) adalah pemujaan terhadap roh
nenek moyang yang telah meninggal menetap di tempat-tempat tertentu, seperti pohon-pohon
besar.
5. Lahirnya agama Hindu inimerupakan bentuk percampuran kepercayaan antara bangsa
Arya dengan bangsa Dravida.Agama Hindu bersifat politeisme, yaitu percaya kepada
beberapa dewa.

6. Agama Budha masuk ke Indonesia dibawa oleh para pendeta didukung denganadanya misi
Dharmadhuta, kitab suci agama Buddha ditulis dalam bahasa rakyat sehari-hari, serta dalam
agama Buddha tidak mengenal sistem kasta.

B. Saran

Mungkin inilah yang diwacakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini
jauh dari sempurna minimal kami mampu mengimplementasikan. Masih banyak kesalahan
dari penulisan kelompok kami, karena kami punya kekhilafan dan perlu banyak belajar
lagi.Dankami juga butuh saran/kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk kami belajar
menjadi lebih baik dari sebelumnya.

17
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Kartodirjo, Sartono..1977. Sejarah nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di


Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.Misati, Wari.2011.

Kerajaan-kerajaan di Nusantara .Jakarta:Be Champion.Muljana, Slamet.2011.


Sriwijaya. Yogyakarta:LKis Yogyakarta.Purawoto.2017.

Seri IPS Sejarah .Jakarta:Yudhistira Ghalia Indonesia.Sudrajat.2012.

Sejarah Indonesia masa Hindu Budha.Yogyakarta.Tanudirjo, Daud Aris..2012.

Indonesia dalam arus sejarah .Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve. Utomo, Bambang
Budi.2016.

Pengaruh Kebudayaan India dalam Bentuk Arca di Sumatera. Jakarta:Badan


Penelitian dan Pengembangan. Yusnaldi, Eka.2019.

Yusnaldi, Eka.2019. Kemasyarakatan Materi IPS di MI. Medan:Perdana Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai