Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pityriasis versicolor (PV) merupakan infeksi jamur pada kulit yang banyak

dikeluhkan oleh penderita dengan alasan kosmetik dan umumnya muncul gejala

berupa gatal ringan saat berkeringat. Kelainan ini ditandai dengan lesi berupa

makula hiperpigmentasi atau hipopigmentasi, berbentuk bulat atau oval, umumnya

ditemukan.pada.punggung, leher dan.lengan atas (Soleha, 2016). Infeksi PV

disebabkan oleh peningkatan jumlah Pityrosporum ovale (P. ovale) yang

merupakan flora normal kulit dari genus Malassezia dan bersifat lipofilik (Bramono

& Budimulja, 2016). Angka kejadian PV pada populasi negara tropis di.dunia

mencapai 50%, sedangkan pada pria dan wanita seimbang.dan tidak dipengaruhi

oleh ras (Karray & McKinney, 2018). Pada berbagai rumah sakit pendidikan di

Indonesia angka kejadian PV berkisar antara 18,8% - 38,2% (Widyawati,

Prasetyowati & Subakir, 2017).

Pengobatan PV menggunakan.golongan.azol.seperti.ketokonazol

sebagai antifungal. Ketokonazol mudah.ditemukan di berbagai daerah dan dapat

digunakan secara bebas oleh masyarakat, namun obat ini memiliki/efek

samping.negatif bagi tubuh (Guntari, Surastri & Farida, 2017). Beberapa penelitian

di Kanada.menunjukkan.efek samping ketokonazol.yaitu.mual dan muntah 3%,

nyeri.perut 1,3%, pruritus 1,7% serta hepatotoksik pada penggunaan ketokonazol

oral dengan peningkatan angka kejadian dari 0,007% hingga 0,05% dan 0,2%

1
2

(Gupta & Lyons, 2015). Pada tahun 2009, dilaporkan seorang pasien laki-laki

penderita PV mengalami resisten terhadap ketokonazol (Helou, et al., 2014). Hasil

penelitian terbaru, menunjukkan strain P. ovale resisten terhadap ketokonazol,

sehingga dibutuhkan obat pengganti (Leong, et al., 2017). Obat kimia memiliki efek

samping negatif bagi tubuh, maka dari itu masyarakat cenderung memilih obat

tradisional dengan gaya hidup back to nature (Salim & Munadi, 2017). Salah satu

tumbuhan yang sering dimanfaatkan di bidang kesehatan yaitu biji pala (Myristica

fragrans Houtt). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Islam

Bandung oleh Rajih, tahun 2015 pada ekstrak etanol 70% biji pala diperoleh KHM

12,5% pada pertumbuhan Candida albicans dengan zona hambat 0,84 cm. Biji pala

mengandung minyak atsiri berkualitas tinggi yang berpotensi kuat sebagai

antibakteri dan antifungal dengan persentase 5-15% (Valente, et al., 2011). Dengan

kandungan senyawa monoterpen hydrokarbon sebesar 61-88% yang terdiri atas alfa

pinen 1,42%, beta pinen 1,24%, sabinen 29,44% lebih tinggi dibandingkan tanaman

lain seperti jintan hitam dengan kandungan senyawa alfa pinen 0,2%, beta pinen

0,4%, sabinen 0,2% (Rodianawati, Hastuti & Cahyanto, 2015; Tisserand & Young,

2014; Hidayati, Ilmawati & Sara, 2015). Senyawa monoterpen hydrokarbon (alfa

pinen, beta pinen, sabinen) memiliki lipofilik tinggi dan berat molekul rendah yang

bisa merusak membran sel sehingga menyebabkan kematian pada jamur (Nazzaro,

et al., 2017). Senyawa aktif lainnya yang berfungsi sebagai antifungal yaitu

alkaloid, flavonoid, saponin dan tannin (Thomas & Krishnakumari, 2015;

Freiesleben & Jager, 2014).


3

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian tentang pengaruh ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap

pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap

pertumbuhan P. ovale secara in vitro?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap

pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui Kadar Hambat Minimal (KHM) ekstrak biji pala (Myristica

fragrans Houtt) terhadap pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

2. Mengetahui Kadar Bunuh Minimal (KBM) ekstrak biji pala (Myristica

fragrans Houtt) terhadap pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

3. Mengetahui konsentrasi ekstrak biji pala yang mulai memberikan efek

terhadap pertumbuhan P. ovale secara in vitro.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

1. Penelitian ini ingin memberikan informasi tentang pengaruh ekstrak biji

pala (Myristica fragrans Houtt) dalam menghambat pertumbuhan jamur P.

ovale secara in vitro.


4

2. Dapat digunakan sebagai salah satu penelitian dasar untuk penelitian

selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Klinis

Ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) dapat digunakan sebagai terapi

alternatif pada penyakit Pityriasis versicolor yang mudah didapatkan.

1.4.3 Manfaat bagi masyarakat

Dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari

ekstrak biji pala (Myristica fragrans Houtt) terhadap pertumbuhan jamur P.

ovale.

Anda mungkin juga menyukai