Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES ISLAMISASI ASIA TENGGARA


Mata Kuliah : Kajian Peradaban Asia Tenggara

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Diah Puspita Anggraeni 20406241047
Dhein Nindra Serly Naomi 20406241050
Naura Nabila Yahya 20406244022

PENDIDIKAN SEJARAH B
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2021

1
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas makalah yang berjudul
“Islamisasi di Asia Tenggara dan Kerajaan-Kerajaan Islam di Asia Tenggara”. Adapun tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kajian
Peradaban Asia Tenggara semester ganjil.
Adapun makalah ini berisi tentang islamisasi di Asia Tenggara, serta Kerajaan-kerajaan
Islam di Asia Tenggara. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna begitu juga dengan pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini di
masa mendatang. Dan kami berharap tugas ini dapat bermnafaat bagi para pembaca maupun
penulis.

Yogyakarta, Oktober 2021

Penulis Makalah

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………………. 1
Kata Pengantar……………………………………………………………………….... 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………….. 3
BAB 1 Pendahuluan
A Latar Belakang…………………………………………………………………..... 4
B Rumusan Masalah………………………………………………………………… 4
C Tujuan…………………………………………………………………………….. 5
D Manfaat………………………………………………………………………….... 5
BAB 2 Pembahasan
A Teori Islamisasi di Asia Tenggara………………………………………………... 6
B Metode atau Proses Kedatangan Islam di Asia Tenggara…………………………. 7
C Kerajaan Bercorak Islam di Asia Tenggara……………………………………….. 8
BAB 3 Penutup
Kesimpulan……………………………………………………………………….. 17
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..... 18

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak abad ke-7 M agama islam maupun budaya islam sudah masuk ke Asia
Tenggara lewat jalur perdagangan laut. Banyak dari pedagang-pedagang muslim
Arab yang berdagang di pelabuhan kerajaan kawasan Asia Tenggara. Hal ini
dibuktikan dengan adanya bukti arkeologis berupa ditemukannya batu nisan yang
bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama Ahmad bin Abu Ibrahim bin Abu
Aradah alias Abu Kamil yang wafat pada hari Kamis 29 Safar 431 H. Nisan tersebut
ditemukan di daerah jalur pelayaran di Pharang, Campa Selatan yang pada masa
kini masuk kedalam wilayah Vietnam. Tidak hanya itu, ditemukannya kembali batu
nisan dengan tulisan Arab bernama Makhdarah yang wafat pad atahun
440H/1048M membuktikan adanya eksistensi islam di kawasan Asia Tenggara.
Akan tetapi, disini islam belum menonjolkan eksistensi besar seperti
membangun sebuah kerajaan, islam pada abad ke-7 hanya berbentuk sebuah
komunitas-komunitas pedagang muslim yang singgah di daerah sekitar pelabuhan.
Baru kemudian pada awal abad ke-13 sampai abad ke-16 islam telah menyebar luas
di hampir seluruh kawasan Asia Tenggara dan sudah menunjukkan eksistensi besar
dengan adanya sebuah kerajaan bercorak islam atau kesultanan. Hal ini merupakan
akibat dari adanya percampuran atau asimilasi budaya antara budaya Islam dengan
budaya Hindu-Budha yang ada di kawasan Asia Tenggara.
Terdapat beberapa aspek yang mempengaruhi tersebar luasnya Islam di
kawasan Asia Tenggara. Yang pertama, islam bersinggungan dan menghadapi
masyarakat kawasan Asia Tenggara yang bercorak Hindu-Budha dengan
kepercayaan animisme dinamisme. Yang kedua, perkawinan antara masyarakat asli
dan masyarakat muslim pendatang. Perkawinan ini tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat biasa saja akan tetapi, dari kalangan bangsawan melakukan hal yang
sama. Seperti pada pemerintahan Sultan Muhammad Amin Syah (125-1263 M)
terjadi pernikahan antara Putri Pelak dan Merah Seu yang dikenal dengan nama
Sultan Malikus as-Sholeh, beliaulah yang kemudian akan mendirikan kerajaan
Samudera Pasai.
Penulis mencoba untuk mencari tahu dan menganalisis mengenai proses
islamisasi di Asia Tenggara, metode penyebaran islam di Asia Tenggara. Makalah
ini juga berisi mengenai kerajaan-kerajaan islam di kawasan Asia Tenggara
Kerajaan tersebut antara lain, Kerajaan Borneo (Brunei Darussalam), Kerajaan
Melaka, Kerajaan Pattani, Kerajaan Samudera Pasai dan kerajaan-kerajaan lain di
Kawasan Asia Tenggara pada abad tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Teori proses islamisasi di Asia Tenggara?
2. Bagaimana metode perkembangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara?
3. Apa saja kerajaan bercorak islam di Asia Tenggara serta bagaimana proses
runtuhnya kerajaan tersebut?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui teori dari penyebaran agama islam di kawasan Asia Tenggara.
2. Mengetahui metode yang digunakan untuk menyebarluaskan islam di kawasan
Asia Tenggara.
3. Mengetahui kerajaan-kerajaan bercorak islam di kawasan Asia Tenggara serta
proses runtuhnya kerajaan tersbeut.
D. Manfaat
1. Makalh ini bertujuan untuk pemenuhan nilai mata kuliah Kajian Peradaban Asia
Tenggara.
2. Pembaca dapat menambah wawasan mengenai bagaimana proses islamisasi di
kawasan Asia Tenggara.
3. Pembaca dapat mengetahui kerajaan apa saja yang terdapat di kawasan Asia
Tenggara pada kurun waktu abad ke-7 hingga abad ke-16 M.
4. Pembaca dapat mengetahui proses runtuhnya kerajaan atau kesultanan islam di
Asia Tenggara pada abad tersebut.

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Teori Islamisasi di Asia Tenggara
Asia tenggara menjadi salah satu bagian yang mencakup islam yang sangat luas,
terdapat banyak kerajaan – kerajaan islam di wilayah ini yang menjadi tolak ukur
tentang pernyataan bahwa asia tenggara merupakan wilayah islam terbesar dan terluas
penyebaran syiar islamnya. Sebelum kedatangan bangsa barat, baik dizaman sebelum
islam maupun sesudah islam, perdagangan asia tenggara telah dibangun atas dua jalur
perdagangan. Yang pertama jalur sutera, jalur ini merupakan jalur darat yang berawal
dari cina melintas asia tenggara dan berakhir di laut tengah. Jalur kedua, adalah jalur
laut yang dimulai dari cina, melalui asia tenggara dan berakhir di asia timur.
Teori masuknya islam di asia tenggara.
1. Teori kedatangan islam ke asia tenggara dari arab. Dikemukakan oleh John Crawford.
Menurutnya islam datang dari arab melalui pedagang. Buktinya catatan china
mengatakan orang arab dan Persia telah mempunyai pusat perniagaann di canton sejak
tahun 300 M. pedagang arab yang ke china singgah di Pelabuhan asia tenggara tepatnya
di selat malaka karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian
pedagang arab ini tinggal beberapa bulan di asia tenggara dan ada yang menetap serta
membina perkampungan arab.
Adapun beberapa bukti teori ini yaitu:
• Kampung arab di sumatera utara yaitu di ta shih.
• Persamaan penulisan dan kesusastraan asia tenggara dan arab.
• Budaya dan music pengaruh dari arab seperti dabus dan tarian zapin.
• Karya – karya yang menceritakan pengislaman raja tempatan oleh syeikh dari
tanah arab contohnya hikayat raja – raja Samudra pasai mengatakan raja malik
diislamkan oleh ahli sufi dari arab yaitu syeikh ismail.
2. Teori kedatangan islam ke asia tenggara dari cina. Dikemukakan oleh E.G eredia dan
S.Q. fatimi. Menurut eredia, canton pernah menjadi pusat perdagangan bagi para
pedagang arab hingga pedagang cina memeluk islam. Pedagang cina ini kemudian
berdagang sambal menyebarkan agama islam di asia tenggara. Sedangkan menurut
fatimi, pedagang cina canton pernah berpindah beramai – ramai ke asia tenggara.
Adapun bukti kedatangan islam dari cina yaitu:
• Pada batu bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al quran di
pekan, Pahang.
• Wujud persamaan antara seni bangunan cina dengan seni bangunan masjid di
Kelantan, melaka dan jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas atap
genteng dari china.
3. Teori yang ketiga menyebutkan bahwa teori ini datang ke asia tenggara dari india/
Gujarat. Dikemukakan oleh s. hurgronje, menurutnya islam datang dari Gujarat/ india
dan pantai koromandel di semenanjung india. Hubungan dagang asia tenggara dengan
india telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi pedagang islam india
untuk menyebarkan islam.
Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu:
• Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai ciri – ciri buatan india,
contohnya di batu nisan raja malik pasai.

6
• Unsur budaya india amat banyak kita jumpai di negara – negara asia tenggara.

B. Metode atau Proses Kedatangan Islam di Asia Tenggara


Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran-saluran Islamisasi yang berkembang
dapat di bagi menjadi beberapa hal, antara lain :
1) Saluran Perdagangan
Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga abad ke-16 membuat para
pedagang muslim, seperti : Arab, Persia, dan India, ikut berdagang sampai ke negeri-
negeri Barat, Tenggara, dan Timur Benua Asia. Melalui perdagangan ini sangat
menguntungkan para raja dan bangsawan sehingga ikut melakukan perdagangan.
Kebanyakan dari mereka sukses dan berhasil membangun masjid dan mendatangkan
mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi banyak.
2) Saluran Perkawinan
Pada masa itu, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada
penduduk pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama putri-putri bangsawan banyak
yang menikahi saudagar-saudagar muslim, tetapi sebelum kawin mereka di Islamkan
terlebih dahulu. Adapula wanita muslim yang menikah dengan keturunan bangsawan,
sehingga bangsawan tersebut masuk Islam terlebih dahulu. Jalur pernikahan ini sangat
menguntungkan apabila saudagar muslim menikah dengan anak bangsawan atau anak
raja atau anak adipati, karena dengan hal tersebut dapat mempercepat proses Islamisasi.
3) Saluran Tasawuf
Para pengajar tasawuf mengajarkan teosofi yang dikombinasikan dengan ajaran yang
telah meluas, mereka ahli mengenai bidang magis dan penyembuhan. Diantara mereka
ada juga yang mengawini putera-puteri bangsawan setempat. Dengan tasawuf, islam
diajarkan kepada para penduduk dengan sistem yang sesuai dengan para penduduk,
sehingga agama baru mudah dimengerti dan diterima.
4) Saluran Pendidikan
Proses Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, seperti pesantren ataupun pondok
yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kyai, dan para ulama. Di pesantren atau
pondok tersebut, para ulama mendapatkan pendidikan, kemudian ketika mereka
kembali ke kampung masing-masing mereka mengajarkan kepada para penduduk
mengenai ajaran yang mereka dapatkan di pesantren sebelumnya serta berdakwah
ketempat-tempat lainnya.
5) Saluran Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal yaitu melalui pertunjukan
wayang. Diceritakan, katanya Sunan Kalijaga adalah tokoh terkenal dalam
mementaskan wayang. Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan,
melainkan meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat
syahadat. Selain pewayangan, terdapat kesenian lain seperti sastra (hikayat, babad, dan
sebagainya), seni bangunan, dan seni ukir.
6) Saluran Politik
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di daerah-daerah. Contohnya,
demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam menerangi kerajaan-kerajaan non
Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis dengan begitu banyak menarik
penduduk kerajaan yang bukan Islam menjadi masuk Islam.

7
C. Kerajaan Bercorak Islam di Asia Tenggara
Kerajaan bercorak Islam di Asia Tenggara dapat dibagi menjadi beberapa
macam dalam berbagai negara, antara lain :
1. Brunei Darussalam / Kesultanan Borneo (Brunei Darussalam)
Sejak masuknya islam di Asia Tenggara, Brunei Darussalam telah mengusung
sistem islam dalam sendi pemerintahan kerajaan. Terdapat beberapa versi mengenai
masuknya islam di Brunei Darussalam, yang pada awalnya kesultanan tersebut
bernama Kerajaan Borneo. Kerajaan Borneo (Brunei) mengutus P’u Ali ke Istana Cina.
P’u Ali sendiri merupakan pedagang muslim yang nama sebenarnya adalah Abu Ali.
Selanjutnya, mengutus kembali tiga pedagang muslim ke Istana Tsung yang salah
satunya adalah Abu Abdullah. Dengan adanya kerajaan Borneo yang merupakan cikal
bakal berdirinya Kesultanan Brunei pada saat itu sudah mengenal syariat-syariat islam
pada pemerintahannya. Dibuktikan dengan diutusnya beberapa delegasi ke beberapa
kerajaan tetangga.
Berdasarkan catatan dari Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa Kesultanan
Brunei Darussalam sudah ada sejak 7 atau 8 M. Selanjutnya, pada abad ke-9 M
Kesultanan Brunei ditaklukan oleh Kerajaan Sriwijaya. Yang kemudian, ditaklukkan
oleh Kerajaan Majapahit yang pada masa tersebut melakukan ekspedisi pamalayu guna
memperluas wilayah kerajaan. Brunei Darussalam mencapai puncak kejayaan pada
abad 15 M hingga abad 17 M dengan wilayah kekuasaan mencapai Kalimantan dan
Kepulauan Filipina. Pada masa kejayaannya dipimpin oleh pemerintahan sultan kelima,
Sultan Bolkiah (1473-1521). Pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah, terkanal dengan
perjalanan samudra dan menaklukan Manila dibawah kekuasaannya. Kemudian
dilanjutkan oleh pemerintahan Sultan kesembilan yaitu Sultan Hassan (1606-1619)
yang mengembangkan sistem pengadilan kerajaan yang pada sistemnya masih
digunakan oleh pemerintahan Brunei Darussalam hingga saat ini. Masa kejayaan
Brunei atau Borneo pudar akibat dari adanya perebutan tahta kekuasaan serta adanya
pengaruh kolonialisme Eropa di kawasan Asia yang berpengaruh terhadap kacaunya
jalur-jalur perdagangan tradisional, menghancurkan landasan ekonomi Brunei dan
kesultanan lain di Asia Tenggara.
Selain daripada hal tersebut, perluasan pengaruh kolonialisme Inggris yaitu
British North Borneo Company berusaha memperluas kekuasaannya di kawasan
Kalimantan. Pada 1888, Brunei menjadi negara lindungan pemerintah Britania Raya,
dan walaupun tetap memegang otonomi namun di bawah kekuasaan Britania dalam
hubungan luar negeri. Pada 1906, kekuasaan Britania semakin kuat ketika kekuasaan
eksekutif ditukarkan bagi seorang Residen yang mengatur semua hal kecuali norma
budaya dan agama lokal. Pada tahun 1959, dikeluarkan undang-undang yang
menyatakan bahwa Brunei dapat memerintah negara nya sendiri akan tetapi, dalam hal
urusan luar negeri, keamanan, dan pertahanan tetap dipegang oleh Britania Raya.
Kemudian pada tahun 1962 diperkenalkan sebuah badan legislatif yang anggotanya
dipilih dan memiliki kekuasaan di Brunei.
Akan tetapi dibatakalkan setelah partai politik oposisi, yaitu Partai Rakyat
Brunei melancarkan serangan bersenjata terhadap Britania Raya yang dapat
dipadamkan oleh tentara Britania. Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an
pemerintah Brunei menolak ajakan untuk bergabung dengan Sabah dan Serawak di

8
Negara Malaysia yang baru terbentuk. Kemudian, Brunei memutuskan untuk menjadi
negara yang terpisah atau negara yang berdiri sendiri. Pada 1967, Omar Ali Saifuddin
turun tahta dan mengangkat anaknya yang kedua Hassanal Bolkiah, menjadi penguasa
ke-29. Sang mantan sultan tetap menjadi menteri pertahanan dan mengambil gelar Seri
Begawan. Pada 1970, ibu kota Brunei Town diganti namanya menjadi Bandar Seri
Begawan untuk menghormatinya. Seri Begawan wafat pada 1986. Pada 4 Januari 1979,
Brunei dan Britania Raya menandatangani sebuah perjanjian persahabatan dan
kerjasama baru. Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam menjadi negara merdeka.
2. Malaysia / Kerajaan Melaka
Kerajaan Melaka atau Malaka didirikan oleh Raja Prameswara. Ibukota Melaka
berada di Malaka, Malaysia serta mencapai puncak kejayaan pada abad ke-15 dengan
menguasai jalur pelayaran Selat Malaka. Terdapat beberapa sumber mengenai
berdirinya kerajaan tersebut. Yaitu sumber dari Sulalatus Salatin dan sumber kronik
Cina masa Dinasti Ming. Berdasar pada bukti Sulalatus Salatin bahwa kerajaan ini ada
karena kelanjutan dari Kerajaan Melayu di Singapura, dikarenakan adanya serangan
dari Siam dan Jawa menyebabkan pusat pemerintahannya berpindah ke Malaka.
Sumber yang lain Kronik Dinasti Ming menyatakan bahwa Prameswara sebagai pendri
Malaka mengunjungi kaisar Yongle di Nanjing pada tahun 1405 dan berkeinginan
untuk pengakuan atas wilayah kekuasaan di Malaka.
Masa kejayaan Kerajaan Melaka ditandai dengan banyaknya ekspansi oleh raja-
raja Melaka. Pada masa pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah Malaka memainkan
ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatera. Dimulai dnegan
menyerang Aru dan menyebarkan eksistensi islam di Aru. Pada tahun 1459 Sultan
Mansur Syah sebagai raja pada mas atersebut menyerbu Kedah dan Pahang serta
menjadikan kedua wilayah tersbeut sebagai negara vassal. Yang kemudian juga
menaklukkan Kampar, Siak dan mendapatkan hadiah berupa daerah Inderagiri di Jambi
dari Batara Majapahit bagi Raja Melaka. Sepeninggal Sultan Mansur Syah kekuasaan
diturunkan kepada puteranya Sultan Alaudin Syah yang tidak memerintah lama karena
adanya konflik internal diracuninya Sultan hingga meninggal. Selanjutnya kerajaan
diperintah oleh Sultan Mahmud Syah. Hingga pada abad ke-15 Malaka atau Melaka
sudah dijadikan sebagai kota pelabuhan tersebsar dan pusat perdagangan berbagai hasil
bumi seperti emas, timah, lada, dan kapur. Melaka muncul sebagai penguasa utama
jalur Selat Malaka termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat tersebut.
Kemudnuran Kerajaan Melaka diakibatkan adanya serangan dari bangsa
Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque pada tanggal 10 Agustus 1511 dan
pada tanggal 24 Agustus 1511. Akan tetapi, Sultan Mahmud Syah berhasil melarikan
diri dan mendirikan kerajaan baru di Bintan. Pada tahun 1518 hingga 1520 Sultan
Mahmud Syah melancarkan serangan kepada Portugis, dalam perang tersebut Sultan
mengalami kekalahan. Pada Oktober 1521 Portugis menyerang Bintan akan tetapi dapat
dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 1526
Portugis sekali lagi menyerang Bintan dan berhasil membumihanguskan kekuasaan
Sultan Mahmud Syah. Kemudian, Sultan melarikan diri ke Kampar dan wafat 2 tahun
setelahnya. Berdasarkan sumber lain yaitu Sulalatus Salatin setelah kekalahan dari
Sultan Mahmud Syah yang kemudian wafat 2 tahu setelah pelarian dirinya ke Kampar,
kekuasaan dilanjutkan oleh puteranya yaitu Sultan Alauddin Syah yang tinggal di

9
Pahang sebelum kemudian menetap di Johor. Yang kemudian dikenal sebagai cikal
bakal Sultan Johor.
3. Singapura
Menurut catatan sejarah Singapura merupakan wilayah yang dulu bernama
“Temasik” yang merupakan sebuah kota perdagangan yang cukup besar di
Semenanjung Malaya. Sementara dari sumber melayu menyatakan bahwa beberapa
kerajaan yang menduduki wilayah Temasik tersebut diantaranya Sriwijaya, Majapahit,
dan Melaka. Daerah Temasik tersebut selalu berpindah kekuasaan dari satu kerajaan ke
kerajaan lain. Beberapa kerajaan yang menaklukan Temasik anatra lain Sriwijaya,
Majapahit, dan Melaka. Sebelum beberapa kali ditaklukan oleh beberapa kerajaan
Kesultanan Temasik dipimpin oleh beberapa raja nya sendiri yaitu :
1) Raja 1 Sri Tri Buana (1299-1347)
2) Raja II Sri Pikrama Wira (1347-1362)
3) Raja III Sri Rana Wikema (1362-1375)
4) Raja IV Sri Maharaj (1375-1388)
5) Raja IV Sri Sultan Iskandar Syah, memeirntah selama lima tahun di
Sinagpura (1388-1391), kemudian di Malaka (1393-1397).
4. Thailand / Kerajaan Pattani
Kerajaan Pattani atau Kerajaan Patani Raya merupakan kerajaan Islam yang
berdaulat dan merdeka. Kerajaan Patani berdiri seiring masuknya islam di wilayah
Thailand pada mas atersbeut sekitar abad ke-12 M. Kerajaan Patani mencapai puncak
kejayaan pada masa diperintah oleh raja-raja nya yang ber jenis kelamin Perempuan.
Kejayaan Patani berakhir pada masa pemerintahan Raja Kuning pada tahun 1635-1688.
Akibat dari kekacauan politik dan gejolak perang antara Kerajaan Siam dan Burma.
Pada tahun 1779, Sultan Mahmud dipaksa untuk memberi bantuan kepada Siam dan
menentang Burma serta diancam jika tidak memberi bantuan kepada Siam maka Phraya
Chakri adiknya, Putera Surasi, dengan diabntu oleh Phraya Senaphutan, Gubernur
Pattualang, Palatcana dan Songkhla supaya menyerang Pattani pada tahun 1785. Yang
kemudian Kerajaan Pattani dipecah menjadi 7 kerajaan kecil atau Hua Meang untuk
melemahkan orang Melayu Patani. Tujuh buah negeri kecil tersebut dilantikkan
seorang raja (Chao Meang) dibawah pengawasan Songkhla.
5. Indonesia
Beberapa kerajaan islam yang terdapat di Indonesia adalah :
• Kerajaan Perlak
Merupakan kerajaan islam pertama di Nusantara sebelum adanya kerajaan
Samudera Pasai. (hasil dari Seminar Sejarah di Medan tahun 1963)
Bukti peninggalan sejarah : adanya Nakah-naskah berbahasa Melayu yang
menerangkan adanya Kerajaan Perlak, mata uang perlak, stempel kerajaan, makam
Raja Benoa.
• Kerajaan Samudra Pasai
Kerajana Samudera Pasai merupakan Kerajaan islam di Nusantara yang terletak di
Lhokseumawe, Aceh Utara. Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Raja
Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al-Saleh. Masa kejayaan Kerajaan Samudera
Pasai saat diperintah oleh Sultan Malik Tahir II, Pasai mengalami perkembangan
yang pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya nya.

10
Bukti peninggalan sejarah : Batu nisan Sultan Malik Saleh di temukan disekitar
sungai Pasai berangka tahun 675 H atau 1297 M.
• Kerajaan Malaka
Terletak di Melaka, Malaysia dengan Raja pertamanya adalah Prameswara atau
Paramisora.
Bukti adanya kerajaan : Sulalatus Salatin dan Sumber Kronik Dinasti Ming (Cina)
• Kerajaan Aceh
Muncul akibat runtuhnya kerajaan Malaka karena serangan Portugis. Setelah
Malaka jatuh ketangan Portugis banyak pedagang islam yang kemudian berpindah
ke Aceh. Kapal- kapal dari Asia Selatan tidak lagi singgah di Malaka karena
pelabuhan di Malaka sudah dikuasia oleh Portugis dan menanamkan bea cukai yang
tinggi di pelabuhan tersebut. Karena hal tersebut para pedagang muslim,
memusatkan kegiatan perdagangan nya di Aceh dan Aceh semakinmaju kemudian
melepaskan diri dari Pedir dan berdiri menjadi sebuah kerajaan yang berdaulat atas
pemerintahannya sendiri.
• Kerajaan Demak
Kerajaan Demak semakin eksis dalam hal perdagangan setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis. Masa kejayaan Kerajaan Demak yaitu pada masa pemerintahan
Sultan Trenggana (1521-1546). Pemerintahan Demak berkahir akibat adanya
konflik internal perebutan kekuasaan oleh para penerus Demak.
• Kerajaan Pajang
Raja pertama kerajaan Pajang adalah Hadiwijaya setelah diangkat dan disahkan
menjadi raja oleh Sunan Giri. Memerintah pada tahun 1568-1582. Pada tahun 1582
setelah wafat nya Sultan Hadiwijaya, Arya Panggiri seorang adipati Demak
berusaha merebut kekuasaan Pajan. Putera Sultan Hadiwijaya yaitu Pangeran
Benowo dapat disingkirkan, akan tetapi mendapat bantuan dari Danang Sutawijaya
(bakal penguasa Mataram). Arya Panggiri dapat dikalahkan oleh Danang
Sutawijaya dan Pangeran Benowo karena Pngeran Benwowo tidak sanggup
memerintah di Pajang, mka kekuasaan dialihkan dan di pegang oleh Danang
Sutawijaya.
• Kerajaan Mataram Islam
Merupakan kelanjutan dari kerajaan Pajang, raja pertama kerajaan Pajang adalah
Dannag Sutawijaya. Setelah menjadi raja kemudian bergelar Panembahan Senopati
Ing Alaga Sayidin Panatagama. Dengan pusat kerajaan berada di Kota Gede,
sebelah tenggara Kota Yogyakarta sekarang. Masa kejayaan Mataram Islam pada
masa pemerintahan Sultan Agung dibuktikan dengan menaklukan beberapa daerah
yaitu, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Tuban. Masa kejayaannya pudar akibat
pemerintahan dari Amangkurat I penerus Sultan Agung yang kurang cakap dalam
memerintah Mataram. Selain hal tersebut, karena adanya campur tangan VOC
dalam pemerintahan internal Mataram membuat kerajaan Mataram terpecah
menjadi 2 yaitu Kasuananan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
• Kerajaan Cirebon
Didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai sebuah kerajaan
islam. Masa kejayaan kerajaan cirebon yaitu pada masa pemerintahan Fatahilah.
Dengan capaian dapat mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Yang kemudian
membuat Fatahilah diangkat menjadi Bupati di Jayakarta serta mewakili Syarif

11
Hidyatullah sebagai pengganti nya dikarenakan Syarif Hidyatullah harus
mengadakan tabligh (dakwah) keliling daerah Jawa Barat.
• Kerajaan Banten
Merupakan bagian dari Kerajaan Pajajaran yang bercorak agama Hindu. Kemudian
pada tahun 1526, Fatahilah bersama Pangeran Carbon membantu Pangeran
Hasanudin (putra dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah) untuk
membebaskan Banten dari kuasa Pajajaran yang kemudian menang. Hasanudin
diangkat menjadi Sultan sekaligus penguasa Banten. Sepeninggal Sultan Trenggana
dari Demak timbul kekacauan di Demak yang pada kahirnya dapat membuat Banten
keluar dari kuasa Demak dan berdiri menjadi kerajaan yang berdaulat utuh atas
pemerintahannya sendiri. Kerajaan Banten runtuh akibat konflik antara penguasa,
Sultan Ageng Tirtayasa yang kontra dengan VOC berusaha menentang VOC akan
tetapi dicegah oleh Sultan Haji yang pro dengan VOC.
• Makassar (Kerajaan Gowa-Tallo)
Tidak hanya di kepulauan Sumatera dan Jawa saja, kerajaan islam juga terdapat di
Makassar, Sulawesi Selatan. Kerajaan tersebut berupa kerajaan-kerajaan kecil yang
ramai pada sentra perdagangannya. Makassar menjadi salah satu bandar pelabuhan
terbesar dan sangat ramai oleh pedagang Barat, Arab, maupun China. Hasil utama
rempah-rempah dan perdagangan adalah pendorong utama tumbuhnya kerajaan di
Makassar menjadi sebuah kerajaan yang besar.
6. Brunei Darussalam / Kesultanan Borneo (Brunei Darussalam)
Sejak masuknya islam di Asia Tenggara, Brunei Darussalam telah mengusung
sistem islam dalam sendi pemerintahan kerajaan. Terdapat beberapa versi mengenai
masuknya islam di Brunei Darussalam, yang pada awalnya kesultanan tersebut
bernama Kerajaan Borneo. Kerajaan Borneo (Brunei) mengutus P’u Ali ke Istana Cina.
P’u Ali sendiri merupakan pedagang muslim yang nama sebenarnya adalah Abu Ali.
Selanjutnya, mengutus kembali tiga pedagang muslim ke Istana Tsung yang salah
satunya adalah Abu Abdullah. Dengan adanya kerajaan Borneo yang merupakan cikal
bakal berdirinya Kesultanan Brunei pada saat itu sudah mengenal syariat-syariat islam
pada pemerintahannya. Dibuktikan dengan diutusnya beberapa delegasi ke beberapa
kerajaan tetangga. Berdasarkan catatan dari Tiongkok dan Arab menunjukkan bahwa
Kesultanan Brunei Darussalam sudah ada sejak 7 atau 8 M.
Selanjutnya, pada abad ke-9 M Kesultanan Brunei ditaklukan oleh Kerajaan
Sriwijaya. Yang kemudian, ditaklukkan oleh Kerajaan Majapahit yang pada masa
tersebut melakukan ekspedisi pamalayu guna memperluas wilayah kerajaan. Brunei
Darussalam mencapai puncak kejayaan pada abad 15 M hingga abad 17 M dengan
wilayah kekuasaan mencapai Kalimantan dan Kepulauan Filipina. Pada masa
kejayaannya dipimpin oleh pemerintahan sultan kelima, Sultan Bolkiah (1473-1521).
Pada masa pemerintahan Sultan Bolkiah, terkanal dengan perjalanan samudra dan
menaklukan Manila dibawah kekuasaannya. Kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan
Sultan kesembilan yaitu Sultan Hassan (1606-1619) yang mengembangkan sistem
pengadilan kerajaan yang pada sistemnya masih digunakan oleh pemerintahan Brunei
Darussalam hingga saat ini.
Masa kejayaan Brunei atau Borneo pudar akibat dari adanya perebutan tahta
kekuasaan serta adanya pengaruh kolonialisme Eropa di kawasan Asia yang
berpengaruh terhadap kacaunya jalur-jalur perdagangan tradisional, menghancurkan

12
landasan ekonomi Brunei dan kesultanan lain di Asia Tenggara. Selain daripada hal
tersebut, perluasan pengaruh kolonialisme Inggris yaitu British North Borneo Company
berusaha memperluas kekuasaannya di kawasan Kalimantan. Pada 1888, Brunei
menjadi negara lindungan pemerintah Britania Raya, dan walaupun tetap memegang
otonomi namun di bawah kekuasaan Britania dalam hubungan luar negeri. Pada 1906,
kekuasaan Britania semakin kuat ketika kekuasaan eksekutif ditukarkan bagi seorang
Residen yang mengatur semua hal kecuali norma budaya dan agama lokal. Pada tahun
1959, dikeluarkan undang-undang yang menyatakan bahwa Brunei dapat memerintah
negara nya sendiri akan tetapi, dalam hal urusan luar negeri, keamanan, dan pertahanan
tetap dipegang oleh Britania Raya. Kemudian pada tahun 1962 diperkenalkan sebuah
badan legislatif yang anggotanya dipilih dan memiliki kekuasaan di Brunei.
Akan tetapi dibatakalkan setelah partai politik oposisi, yaitu Partai Rakyat
Brunei melancarkan serangan bersenjata terhadap Britania Raya yang dapat
dipadamkan oleh tentara Britania. Pada akhir tahun 1950-an dan awal 1960-an
pemerintah Brunei menolak ajakan untuk bergabung dengan Sabah dan Serawak di
Negara Malaysia yang baru terbentuk. Kemudian, Brunei memutuskan untuk menjadi
negara yang terpisah atau negara yang berdiri sendiri. Pada 1967, Omar Ali Saifuddin
turun tahta dan mengangkat anaknya yang kedua Hassanal Bolkiah, menjadi penguasa
ke-29. Sang mantan sultan tetap menjadi menteri pertahanan dan mengambil gelar Seri
Begawan. Pada 1970, ibu kota Brunei Town diganti namanya menjadi Bandar Seri
Begawan untuk menghormatinya. Seri Begawan wafat pada 1986. Pada 4 Januari 1979,
Brunei dan Britania Raya menandatangani sebuah perjanjian persahabatan dan
kerjasama baru. Pada 1 Januari 1984, Brunei Darussalam menjadi negara merdeka.
7. Malaysia / Kerajaan Melaka
Kerajaan Melaka atau Malaka didirikan oleh Raja Prameswara. Ibukota Melaka
berada di Malaka, Malaysia serta mencapai puncak kejayaan pada abad ke-15 dengan
menguasai jalur pelayaran Selat Malaka. Terdapat beberapa sumber mengenai
berdirinya kerajaan tersebut. Yaitu sumber dari Sulalatus Salatin dan sumber kronik
Cina masa Dinasti Ming. Berdasar pada bukti Sulalatus Salatin bahwa kerajaan ini ada
karena kelanjutan dari Kerajaan Melayu di Singapura, dikarenakan adanya serangan
dari Siam dan Jawa menyebabkan pusat pemerintahannya berpindah ke Malaka.
Sumber yang lain Kronik Dinasti Ming menyatakan bahwa Prameswara sebagai pendri
Malaka mengunjungi kaisar Yongle di Nanjing pada tahun 1405 dan berkeinginan
untuk pengakuan atas wilayah kekuasaan di Malaka.
Masa kejayaan Kerajaan Melaka ditandai dengan banyaknya ekspansi oleh raja-
raja Melaka. Pada masa pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah Malaka memainkan
ekspansi di Semenanjung Malaya dan pesisir timur pantai Sumatera. Dimulai dnegan
menyerang Aru dan menyebarkan eksistensi islam di Aru. Pada tahun 1459 Sultan
Mansur Syah sebagai raja pada mas atersebut menyerbu Kedah dan Pahang serta
menjadikan kedua wilayah tersbeut sebagai negara vassal. Yang kemudian juga
menaklukkan Kampar, Siak dan mendapatkan hadiah berupa daerah Inderagiri di Jambi
dari Batara Majapahit bagi Raja Melaka. Sepeninggal Sultan Mansur Syah kekuasaan
diturunkan kepada puteranya Sultan Alaudin Syah yang tidak memerintah lama karena
adanya konflik internal diracuninya Sultan hingga meninggal. Selanjutnya kerajaan
diperintah oleh Sultan Mahmud Syah. Hingga pada abad ke-15 Malaka atau Melaka
sudah dijadikan sebagai kota pelabuhan tersebsar dan pusat perdagangan berbagai hasil

13
bumi seperti emas, timah, lada, dan kapur. Melaka muncul sebagai penguasa utama
jalur Selat Malaka termasuk mengendalikan kedua pesisir yang mengapit selat tersebut.
Kemudnuran Kerajaan Melaka diakibatkan adanya serangan dari bangsa
Portugis dibawah pimpinan Alfonso de Albuquerque pada tanggal 10 Agustus 1511 dan
pada tanggal 24 Agustus 1511. Akan tetapi, Sultan Mahmud Syah berhasil melarikan
diri dan mendirikan kerajaan baru di Bintan. Pada tahun 1518 hingga 1520 Sultan
Mahmud Syah melancarkan serangan kepada Portugis, dalam perang tersebut Sultan
mengalami kekalahan. Pada Oktober 1521 Portugis menyerang Bintan akan tetapi dapat
dipatahkan oleh Sultan Mahmud Syah. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 1526
Portugis sekali lagi menyerang Bintan dan berhasil membumihanguskan kekuasaan
Sultan Mahmud Syah. Kemudian, Sultan melarikan diri ke Kampar dan wafat 2 tahun
setelahnya. Berdasarkan sumber lain yaitu Sulalatus Salatin setelah kekalahan dari
Sultan Mahmud Syah yang kemudian wafat 2 tahu setelah pelarian dirinya ke Kampar,
kekuasaan dilanjutkan oleh puteranya yaitu Sultan Alauddin Syah yang tinggal di
Pahang sebelum kemudian menetap di Johor. Yang kemudian dikenal sebagai cikal
bakal Sultan Johor.
8. Singapura
Menurut catatan sejarah Singapura merupakan wilayah yang dulu bernama
“Temasik” yang merupakan sebuah kota perdagangan yang cukup besar di
Semenanjung Malaya. Sementara dari sumber melayu menyatakan bahwa beberapa
kerajaan yang menduduki wilayah Temasik tersebut diantaranya Sriwijaya, Majapahit,
dan Melaka. Daerah Temasik tersebut selalu berpindah kekuasaan dari satu kerajaan ke
kerajaan lain. Beberapa kerajaan yang menaklukan Temasik anatra lain Sriwijaya,
Majapahit, dan Melaka. Sebelum beberapa kali ditaklukan oleh beberapa kerajaan
Kesultanan Temasik dipimpin oleh beberapa raja nya sendiri yaitu :
6) Raja 1 Sri Tri Buana (1299-1347)
7) Raja II Sri Pikrama Wira (1347-1362)
8) Raja III Sri Rana Wikema (1362-1375)
9) Raja IV Sri Maharaj (1375-1388)
10) Raja IV Sri Sultan Iskandar Syah, memeirntah selama lima tahun di
Sinagpura (1388-1391), kemudian di Malaka (1393-1397).
9. Thailand / Kerajaan Pattani
Kerajaan Pattani atau Kerajaan Patani Raya merupakan kerajaan Islam yang
berdaulat dan merdeka. Kerajaan Patani berdiri seiring masuknya islam di wilayah
Thailand pada mas atersbeut sekitar abad ke-12 M. Kerajaan Patani mencapai puncak
kejayaan pada masa diperintah oleh raja-raja nya yang ber jenis kelamin Perempuan.
Kejayaan Patani berakhir pada masa pemerintahan Raja Kuning pada tahun 1635-1688.
Akibat dari kekacauan politik dan gejolak perang antara Kerajaan Siam dan Burma.
Pada tahun 1779, Sultan Mahmud dipaksa untuk memberi bantuan kepada Siam dan
menentang Burma serta diancam jika tidak memberi bantuan kepada Siam maka Phraya
Chakri adiknya, Putera Surasi, dengan diabntu oleh Phraya Senaphutan, Gubernur
Pattualang, Palatcana dan Songkhla supaya menyerang Pattani pada tahun 1785. Yang
kemudian Kerajaan Pattani dipecah menjadi 7 kerajaan kecil atau Hua Meang untuk
melemahkan orang Melayu Patani. Tujuh buah negeri kecil tersebut dilantikkan
seorang raja (Chao Meang) dibawah pengawasan Songkhla.
10. Indonesia
Beberapa kerajaan islam yang terdapat di Indonesia adalah :
14
• Kerajaan Perlak
Merupakan kerajaan islam pertama di Nusantara sebelum adanya kerajaan
Samudera Pasai. (hasil dari Seminar Sejarah di Medan tahun 1963)
Bukti peninggalan sejarah : adanya Nakah-naskah berbahasa Melayu yang
menerangkan adanya Kerajaan Perlak, mata uang perlak, stempel kerajaan, makam
Raja Benoa.
• Kerajaan Samudra Pasai
Kerajana Samudera Pasai merupakan Kerajaan islam di Nusantara yang terletak di
Lhokseumawe, Aceh Utara. Raja pertama Kerajaan Samudera Pasai adalah Raja
Marah Silu dengan gelar Sultan Malik al-Saleh. Masa kejayaan Kerajaan Samudera
Pasai saat diperintah oleh Sultan Malik Tahir II, Pasai mengalami perkembangan
yang pesat dalam bidang politik, ekonomi, dan budaya nya.
Bukti peninggalan sejarah : Batu nisan Sultan Malik Saleh di temukan disekitar
sungai Pasai berangka tahun 675 H atau 1297 M.
• Kerajaan Malaka
Terletak di Melaka, Malaysia dengan Raja pertamanya adalah Prameswara atau
Paramisora.
Bukti adanya kerajaan : Sulalatus Salatin dan Sumber Kronik Dinasti Ming (Cina)
• Kerajaan Aceh
Muncul akibat runtuhnya kerajaan Malaka karena serangan Portugis. Setelah
Malaka jatuh ketangan Portugis banyak pedagang islam yang kemudian berpindah
ke Aceh. Kapal- kapal dari Asia Selatan tidak lagi singgah di Malaka karena
pelabuhan di Malaka sudah dikuasia oleh Portugis dan menanamkan bea cukai yang
tinggi di pelabuhan tersebut. Karena hal tersebut para pedagang muslim,
memusatkan kegiatan perdagangan nya di Aceh dan Aceh semakinmaju kemudian
melepaskan diri dari Pedir dan berdiri menjadi sebuah kerajaan yang berdaulat atas
pemerintahannya sendiri.
• Kerajaan Demak
Kerajaan Demak semakin eksis dalam hal perdagangan setelah jatuhnya Malaka ke
tangan Portugis. Masa kejayaan Kerajaan Demak yaitu pada masa pemerintahan
Sultan Trenggana (1521-1546). Pemerintahan Demak berkahir akibat adanya
konflik internal perebutan kekuasaan oleh para penerus Demak.
• Kerajaan Pajang
Raja pertama kerajaan Pajang adalah Hadiwijaya setelah diangkat dan disahkan
menjadi raja oleh Sunan Giri. Memerintah pada tahun 1568-1582. Pada tahun 1582
setelah wafat nya Sultan Hadiwijaya, Arya Panggiri seorang adipati Demak
berusaha merebut kekuasaan Pajan. Putera Sultan Hadiwijaya yaitu Pangeran
Benowo dapat disingkirkan, akan tetapi mendapat bantuan dari Danang Sutawijaya
(bakal penguasa Mataram). Arya Panggiri dapat dikalahkan oleh Danang
Sutawijaya dan Pangeran Benowo karena Pngeran Benwowo tidak sanggup
memerintah di Pajang, mka kekuasaan dialihkan dan di pegang oleh Danang
Sutawijaya.
• Kerajaan Mataram Islam
Merupakan kelanjutan dari kerajaan Pajang, raja pertama kerajaan Pajang adalah
Dannag Sutawijaya. Setelah menjadi raja kemudian bergelar Panembahan Senopati
Ing Alaga Sayidin Panatagama. Dengan pusat kerajaan berada di Kota Gede,

15
sebelah tenggara Kota Yogyakarta sekarang. Masa kejayaan Mataram Islam pada
masa pemerintahan Sultan Agung dibuktikan dengan menaklukan beberapa daerah
yaitu, Surabaya, Kediri, Pasuruan, Tuban. Masa kejayaannya pudar akibat
pemerintahan dari Amangkurat I penerus Sultan Agung yang kurang cakap dalam
memerintah Mataram. Selain hal tersebut, karena adanya campur tangan VOC
dalam pemerintahan internal Mataram membuat kerajaan Mataram terpecah
menjadi 2 yaitu Kasuananan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
• Kerajaan Cirebon
Didirikan oleh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati sebagai sebuah kerajaan
islam. Masa kejayaan kerajaan cirebon yaitu pada masa pemerintahan Fatahilah.
Dengan capaian dapat mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Yang kemudian
membuat Fatahilah diangkat menjadi Bupati di Jayakarta serta mewakili Syarif
Hidyatullah sebagai pengganti nya dikarenakan Syarif Hidyatullah harus
mengadakan tabligh (dakwah) keliling daerah Jawa Barat.
• Kerajaan Banten
Merupakan bagian dari Kerajaan Pajajaran yang bercorak agama Hindu. Kemudian
pada tahun 1526, Fatahilah bersama Pangeran Carbon membantu Pangeran
Hasanudin (putra dari Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah) untuk
membebaskan Banten dari kuasa Pajajaran yang kemudian menang. Hasanudin
diangkat menjadi Sultan sekaligus penguasa Banten. Sepeninggal Sultan Trenggana
dari Demak timbul kekacauan di Demak yang pada kahirnya dapat membuat Banten
keluar dari kuasa Demak dan berdiri menjadi kerajaan yang berdaulat utuh atas
pemerintahannya sendiri. Kerajaan Banten runtuh akibat konflik antara penguasa,
Sultan Ageng Tirtayasa yang kontra dengan VOC berusaha menentang VOC akan
tetapi dicegah oleh Sultan Haji yang pro dengan VOC.
• Makassar (Kerajaan Gowa-Tallo)
Tidak hanya di kepulauan Sumatera dan Jawa saja, kerajaan islam juga terdapat di
Makassar, Sulawesi Selatan. Kerajaan tersebut berupa kerajaan-kerajaan kecil yang
ramai pada sentra perdagangannya. Makassar menjadi salah satu bandar pelabuhan
terbesar dan sangat ramai oleh pedagang Barat, Arab, maupun China. Hasil utama
rempah-rempah dan perdagangan adalah pendorong utama tumbuhnya kerajaan di
Makassar menjadi sebuah kerajaan yang besar.

16
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan bab di atas, dapat penulis simpulkan beberapa hal mengenai judul dari
makalah ini, antara lain :
Yang pertama, mengenai teori masuknya islam ke Asia tenggara dapat dibagi menjadi
3 aspek, yaitu Teori kedatangan islam ke asia tenggara dari arab, Teori kedatangan islam ke
asia tenggara dari cina, dan Teori yang ketiga menyebutkan bahwa teori ini datang ke asia
tenggara dari india/ Gujarat.
Yang kedua, mengenai metode atau bagaimana proses kedatangan Islam di Asia
Tenggara, antara lain melalui saluran perdagangan, saluran perkawinan, saluran tasawuf,
saluran pendidikan, saluran kesenian, dan saluran politik.
Yang ketiga, mengenai berbagai kerajaan bercorak islam yang ada di negara-negara
Asia Tenggara, antara lain Brunei Darussalam / Kesultanan Borneo (Brunei Darussalam),
Malaysia / Kerajaan Melaka, Singapura, Thailand / Kerajaan Pattani, Indonesia (seperti
Kerajaan Perlak, Samudera Pasai, Malaka, Aceh, Demak, Pajang, Mataram Islam, Cirebon,
Banten, dan Gowa-Tallo)

17
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, wiwid,” Masuknya Islam di Asia Tenggara “,
http://sarinahwiwid.blogspot.com/2015/07/masuknya-islam-di-asia-tenggara.html ,
diakses pada tanggal 1 oktober 2021 pukul 18.30.
Herawati, Andi. (2018). Eksistensi Islam Di Asia Tenggara. Jurnal Pendidikan Dan Studi
Islam. Vol. 4, No. 2. (diakses 27 September 21)
http://p2k.um-surabaya.ac.id/ind/2-3045-2942/Kesultanan-Melaka_41810_um-surabaya_p2k-
um-surabaya.html (diakses 4 Oktober 21)
Jehma, Rosana., dkk. (2017). The Nationalism Movement of Islam for Independence of
Patani Southern Thailand (1902-1945). Jurnal Historica. Vol. 1. DOI:
file:///C:/Users/USER/Downloads/5101-517-10066-1-10-20170721.pdf (diakses 4
Oktober 21)
Kesultanan Melaka. http://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Kesultanan-Melaka_41810_p2k-
unkris.html (diakses 4 Oktober 21)
Rokhman, M. Nur. (2013). Indonesia Pada Masa Pengaruh Islam. Diktat Mata Kuliah Sejarah
Indonesia Masa Islam. (diakses 5 Oktober 21)
Saefullah, Asep. (2016). Tumasik: Sejarah Awal Islam di Singapura. Jurnal Lektur
Keagamaan. Vol. 14, No. 2. DOI:
file:///C:/Users/USER/Downloads/Tumasik_Sejarah_Awal_Islam_di_Singapura_1200-
1511_.pdf (diakses 4 Oktober 21)
Sejarah Brunei. http://p2k.unimus.ac.id/id3/3040-2937/Formasi_42988_p2k-unimus.html
(diakses 4 Oktober 21)
Makalahnih. (2015). Makalah Perkembangan Islam di Asia Tenggara.
https://makalahnih.blogspot.com/2014/09/makalah-perkembangan-islam-di-asia.html,
diakses pada pukul 9:33 PM, Tanggal 4 Oktober 2021

18

Anda mungkin juga menyukai