Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PENYEBARAN ISLAM DI ASIA TENGGARA

Disusun oleh : Muhamat Riski

Tahun pembelajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah singkat ini adalah “Makalah Penyebaran agama islam di
berbagai benua

Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
guru mapel yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.

Sukorejo 28 Januari 2023

MUHAMAT RISKI

Daftar isi
Kata Pengantar ................................................................................................i

Daftar isi .........................................................................................................ii

BAB l

Pendahuluan...................................................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah............................................................................2

BAB ll

Pembahasan..................................................................................................3

A.Teori masuknya islam di asia tenggara..........................................4


B.Tahapan tahapan perkembangan islam...................................,....12

C.Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara...............14

BAB lll

Penutup........................................................................................................21

A.Simpulan..........................................................................................22
BAB l

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh Benua dan
Negara yang ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran Islam
itu sendiri memberikan kebebasan kepada orang yang memeluk agama Islam
untuk menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal
Islam, di dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga
banyak bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar.

Maka orang Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar
penduduk sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama
Islam.

Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara hampir


semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah kepulauan
dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran, Yaman dan
Arabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu telah
menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan mereka
telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi semacam
inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk
menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.

B.Rumusan Masalah

a. Bagaimana teori-teori masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara?

b. Cara-cara datang dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara

c. Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara

d. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara.


BAB ll

PEMBAHASAN

A.TEORI MASUK NYA ISLAM DI ASIA TENGGARA

Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara, khususnya Selat Malaka
sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran
dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di
Asia Timur Jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan
perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai China
melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan
berkembangnya kekuasaan besar, yaitu China dibawah Dinasti Tang (618-907),
kerajaan Sriwijaya (abad ke-7-14), dan Dinasti Umayyah (660-749).

Masuknya Islam ke berbagai wilayah di Asia tenggara tidak berada dalam satu
waktu yang bersamaan tetapi berada dalam satu kesatuan proses sejarah yang
panjang. Kerajaan-kerajaan dan wilayah itupun berada dalam situasi politik dan
kondisi sosial budaya yang berbeda-beda. Ketika sriwijaya mengembangkan
kekuasaannya sekitar abad VII dan VIII, jalur selat malaka sudah ramai oleh para
pedagang Muslim. Data ini diperkuat dengan berita Cina jaman dinasti T’ang
yang dapat memberikan gambaran bahwa ketika itu telah ada masyarakat
Muslim di kanfu (kanton) dan daerah Sumatera. Diperkirakan terjalinnya
perdagangan yang bersifat Internasional ketika itu juga sebagai akibat kegiatan
kerajaan Cina jaman dinasti T’ang di Asia timur dengan kerajaan Islam dibawah
Bani Umayyah di bagian Barat, dan tentunya kerajaan Sriwijaya sendiri di
wilayah Asia Tenggara.
Keberadaan pedagang-pedagang di Asia Tenggara ketika itu mungkin belum
memberikan pengaruh pada kerajaan-kerajaan yang ada. Setelah pecahnya
pemberontakan petani Cina Selatan terhadap kaisar Hi-Tsung (878-889 M) yang
menyebabkan banyak orang Islam di bunuh maka mulailah mereka mencari
perlindungan ke Kedah. Hal ini berarti orang Islam telah mulai melakukan politik
yang tentunya banyak membawa akibat pada kerajaan di Asia Tenggara dan
Cina. Syed Naguib al-attas mengatakan bahwa sejak abad VII orang Islam telah
mendirikan perkampungan di kanton dengan derajat keagamaan yang tinggi
dan menyelenggarakan pemerintahan perkampungan sendiri di Kedah dan
Palembang.

Ada beberapa teori tentang masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara, seperti
teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab, Cina dan India.

1. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab

Dikemukakan oleh John Crawford.Menurutnya Islam datang dari Arab melalui


pedagang. Buktinya catatan China mengatakan orang Arab dan Persia telah
mempunyai pusat perniagaan di Canton sejak tahun 300 M. Pedagang Arab
yang ke China singgah di pelabuhan Asia Tenggara tepatnya di Selat Malaka
karena posisinya yang strategis, dalam jalur perdagangan. Kemudian Pedagang
Arab ini tinggal beberapa bulan di Asia Tenggara dan ada yang menetap serta
membina perkampungan Arab.Perkampungan ini juga menjadi tempat untuk
berdagang.Ada juga pedagang Arab yang menikah dengan wanita setempat dan
menyebarkan Islam.Karena sebagian besar pedagang menggunakan jalur laut
sebagai sarana transportasi maka pada masa menunggu angin muson/musim
digunakan oleh pedagang Arab untuk mengembangkan Islam.

Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang Muslim Persia dan Arab
sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke negeri
China.Pada masa pemerintahan Tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari Dinasti
Tang, telah datang empat orang Muslim dari jazirah Arabia. Yang pertama,
bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap dikota Chow, yang
ketiga dan keempat bermukim di Coang Chow. Orang Muslim pertama, Sa’ad
bin Abi Waqqas, adalah seorang muballigh dan sahabat Nabi Muhammad SAW
dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan masjid di Canto, yang
disebut masjid Wa-Zhin-Zi (masjid kenangan atas nabi). Karena itu, sampai
sekarang kaum Muslim China membanggakan sejarah perkembangan Islam di
negeri mereka, yang dibawa langsung oleh sahabat dekat Nabi Muhammad
SAW sendiri, sejak abad ke-7 dan sesudahnya.

Adapun beberapa bukti dari teori ini yaitu :

· Telah ada perkampungan Arab di Sumatera (Barus) pada 625 M (menurut


literatur kuno Tingkok.

· Persamaan penulisan dan kesusasteraan Asia Tenggara dan Arab.

· Karya-karya yang menceritakan pengIslaman raja tempatan oleh syeikh


dari Tanah Arab contohnya hikayat Raja-raja samudra Pasai mengatakan Raja
Malik diIslamkan oleh ahli sufi dari Arab yaitu Syeikh Ismail.

2. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.

Dikemukakan oleh E.G Eredia dan S.Q. Fatimi. Menurut Eredia, Canton pernah
menjadi pusat Perdagangan bagi para pedagang Arab hingga pedagang Cina
memeluk Islam. Pedagang China Islam ini kemudiannya berdagang di Asia
tenggara disamping menyebarkan Islam.

Sedangkan menurut Fatimi, pedagang Cina Canton pernah berpindah beramai-


ramai ke Asia Tenggara.

Adapun bukti kedatangan Islam dari China ini, yaitu :

· Pada Batu Bersurat Terengganu, batu nisan yang mempunyai ayat al


Quran di Pekan, Pahang.

· Wujud persamaan antara seni Bangunan Cina dengan seni Bangunan


masjid di Kelantan, Melaka dan Jawa yaitu seperti bumbung pagoda, ciri khas
atap genteng dari China.
3. Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.

Dikemukakan oleh S.Hurgronje, Menurutnya Islam datang dari Gujarat/India


dan pantai Koromandel di semenanjung India. Hubungan dagang Asia Tenggara
dengan India telah terwujud sejak lama, hal ini memberikan peluang bagi
pedagang Islam India untuk menyebarkan Islam.Adapun beberapa bukti dari
teori ini yaitu:

· Terdapat batu marmar pada batu nisan mempunyai cirri buatan India,
contohnya di batu nisan Raja Malik Pasai.

· Unsur budaya India amat banyak kita jumpai di Negara-negara Asia


Tenggara.

Kurun waktu abad ke-11 hingga abad ke-14 adalah fase awal dari
perkembangan Islam di kepulauan Asia Tenggara. Pedagang-pedagang arab dan
Muslim India adalah agen-agen perubahan yang mebawa Islam ke kawasan itu.
Tersebarnya Islam Tidak terlepas dari pengaruh kerajaan yang berada di
nusantara yang di pimpin oleh raja-raja yang memeluk agama Islam.Seperti,
kerajaan Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Malik As-saleh.Perlak
(Peureulak) adalah sebuah bandar niaga penting di pesisir timur Sumatera Utara
pada abad ke-13.Marco Polo mengunjungi pelabuhan itu pada tahun 1292 dan
melaporkannya telah menjadi sebuah negara Islam.Marco Polo menulis tentang
Perlak. “kerajaan ini, anda harus tahu sering dikunjungi saudagar-saudagar
Saracen secara teratur, yang kemudian membaiat penduduk pribumi pada
hukum Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam.

Cara-cara Datang dan Berkembangnya Islam di Asia Tenggara

MenurutUka Tjandrasasmita,saluran-saluran Islamisasi yang berkembang ada


beberapa yaitu:
1. Saluran Perdagangan

Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui perdagangan.


Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 membuat
pedagangpedagang Muslim (Arab, Persia dan India) turut ambil bagian dalam
perdagangan dari negeri-negeri bagian Barat, Tenggara dan Timur Benua
Asia.Saluran Islamisasi melaui perdagangan ini sangat menguntungkan karena
para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan
mereka menjadi pemilik kapal dan saham.Mereka berhasil mendirikan masjid
dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka menjadi
banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang Jawa dan kaya-
kaya.Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa yang menjabat sebagai
Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir Utara Jawa banyak yang masuk
Islam, bukan karena hanya faktor politik dalam negeri yang sedang goyah,
tetapi karena factor hubungan ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng
Muslim.

Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih perdagangan dan


kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

2. Saluran Perkawinan

Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial yang lebih
baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk pribumi terutama
puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri saudagar-saudagar
itu.Sebelum dikawin mereka diIslamkan terlebih dahulu. Setelah mereka
mempunyai keturunan, lingkungan mereka makin luas, akhirnya timbul
kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan Muslim

Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang dikawini oleh
keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk Islam terlebih dahulu.
Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan apabila antara saudagar Muslim
dengan anak bangsawan atau anak raja dan anak adipati, karena raja dan
adipati atau bangsawan itu kemudian turut mempercepat proses Islamisasi.
Demikianlah yang terjadi antara Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai
Manila, Sunan Gunung Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan
puteri Campa yang mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak)
dan lain-lain.

3. Saluran Tasawuf

Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang bercampur


dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka
mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan.
Diantara mereka juga ada yang mengawini puteri-puteri bangsawab setempat.
Dengan tasawuf, “bentuk” Islam yang diajarkan kepada penduduk pribumi
mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya
menganut agama Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan
diterima. Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah Hamzah Fansuri
di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa. Ajaran mistik seperti
ini masih dikembangkan di abad ke-19 M bahkan di abad ke-20 M ini.

4. Saluran Pendidikan

Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok


yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai dan ulama.Di pesantren
atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan kiai mendapat pendidikan
agama.Setelah keluar dari pesantren, mereka pulang ke kampung masing-
masing atau berdakwak ketempat tertentu mengajarkan Islam.Misalnya,
pesantren yang didirikan oleh Raden rahmat di Ampel Denta Surabaya, dan
Sunan Giri di Giri.Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku
untuk mengajarkan Agama Islam.

5. Saluran Kesenian

Saluran Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan


wayang.Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam
mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi ia
meminta para penonton untuk mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat.
Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan
Ramayana, tetapi dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan
Islam.Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra
(hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.

6. Saluran Politik

Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam setelah


rajanya memeluk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik raja sangat membantu
tersebarnya Islam di daerah ini.Di samping itu, baik di Sumatera dan Jawa
maupun di Indonesia Bagian Timur, demi kepentingan politik, kerajaan-kerajaan
Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam
secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

B.Tahap-tahap Perkembangan Islam

1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)

Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan
Asia Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang
Muslim dengan penduduk setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli
ke dalam Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh
kemudian, yakni pada permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam
kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat hubungan perkawinan antara pedagang
Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan mereka beralih
menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.

Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah


binti Maimun yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya,
nisan itu menunjukkan pola gaya hias makam dari abad ke-16 M seperti yang
ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa do'a-do'a kepada Allah.

2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)

Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara
dengan mulai terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13
kerajaan Samudera Pasai sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut
jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya dikuasai oleh kerajaan
Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri
kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.

Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang
membuat Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung
Malaka.Di bagian lain, di Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya
peranan kelompok Masyarakat Muslim, terutama di pesisir utara.

3. Pelembagaan Islam

Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat
kekuasaan, merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah.Hal ini tidak bisa
dilepaskan dari peranan para penyebar dan pengajar Islam.Mereka menduduki
berbagai jabatan dalam struktur birokrasi kerajaan, dan banyak diantara
mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam
dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan,
perkawinan dengan elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi
langsung pada masyarakat bawah. Pengaruh Islamisasi yang pada awalnya
hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas ke wilayah-wilayah lain di
Asia tenggara.

Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat
karena Dalam Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai.tidak
pernah ada ekspedisi militer ataupun kekerasan untuk Islamisasi ini.

C.Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara

a. Islam di Indonesia

Dalam buku Indonesia karya Mahmud Syakir disebutkan bahwa Indonesia


terdiri dari kumpulan pulau yang jumlahnya terbanyak di dunia (lebih dari
13.600 pulau) dihubungkan dengan dua samudera, yaitu Samudera Hindia dan
Samudera Pasifik.Juga dihubungkan oleh setengah bola dunia utara dan
selatan.Luas wilayah ini mencapai 1.919.440 km2, letaknya di Asia
Tenggara.Pulau-pulau terbesar adalah Sumatera, Jawa, Irian, dan Borneo
(Kalilmantan).

Dari segi jumlah penduduk, negeri ini menempati urutan keempat terbanyak di
dunia, setelah China, India dan Amerika Serikat tapi urutan pertama pada
tingkat dunia Islam.Mayoritas mereka berasal dari Melayu dan China.
Presentase kaum muslim di negeri ini mencapai 89 % (sebagian besar adalah
pengikut Sunni), juga terdapat sedikit Nasrani, Hindu dan Budha. Sebanyak 12,9
persen dari total Muslim dunia hidup di Indonesia.

Waktu kapan Islam masuk ke Indonesia masih ada perbedaan pendapat, berikut
beberapa teori mengenai masuknya Islam ke Indonesia, yaitu :

1. Teori Gujarat

Teori ini merupakan teori tertua yang menjelaskan tentang masuknya Islam di
Nusantara. Dinamakan Teori Gujarat, karena bertolak dari pandangannya yang
mengatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara berasal dari Gujarat, pada abad
ke-13 M, dan pelakunya adalah pedagang India Muslim.

Bukti-bukti dari teori ini yaitu:


· bukti batu nisan Sultan pertama Kerajaan Samudera Pasai, yakni Malik al-
Shaleh yang wafat pada 1297. relif nisan tersebut bersifat Hinduistis yang
mempunyai kesamaan dengan nisan yang terdapat di Gujarat.

· adanya kenyataan bahwa agama Islam disebarkan melalui jalan dagang


antara Indonesia-Cambai (Gujarat)-Timur Tengah-Eropa.

2. Teori Makkah

Teori ini dicetuskan oleh Hamka, Ia lebih menguatkan teorinya dengan


mendasarkan pandangannya pada peranan bangsa Arab sebagai pembawa
agama Islam ke Indonesia, kemudian diikuti oleh orang Persia dan Gujarat.
Gujarat dinyatakan sebagai tempat singgah semata, dan Makkah sebagai pusat,
atau Mesir sebagai tempat pengambilan ajaran Islam.

Hamka menolak pendapat yang mengatakan bahwa Islam baru masuk pada
abad 13, karena kenyataanya di Nusantara pada abad itu telah berdiri suatu
kekuatan politik Islam, maka sudah tentu Islam masuk jauh sebelumnya yakni
abad ke-7 (670 M) atau pada abad pertama Hijriyah.

Pendapat ini juga di dukung oleh Drs. Juned Periduri yang berkesimpulan
bahwa agama Islam pertama kali masuk pada abad ke-7. Hal ini didasarkan
pada penyelidikan sebuah makam Syeikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka
tahun 48 H (670 M).

Pada 674 M telah terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai


Barat Sumatera, bersumber dari berita Cina.kemudian berita Cina ini ditulis
kembali oleh T.W. Arnold (1896), J.C. van Leur (1955) dan Hamka (1958).
Timbulnya perkampungan perdagangan Arab Islam ini karena ditunjang oleh
kekuatan laut Arab.

Dari keterangan tentang peranan bangsa Arab dalam dunia perniagaan seperti
di atas, kemudian dikuatkan dengan kenyataan sejarah adanya perkampungan
Arab Islam di pantai barat Sumatera di abad ke-7, maka terbukalah
kemungkinan peranan bangsa Arab dalam memasukkan Islam ke Nusantara.

3. Teori Persia
Pencetus teori ini adalah P.A. Hoesein Djajadiningrat. Teori ini berpendapat
bahwa agama Islam yang masuk ke Nusantara berasal dari Persia, singgah ke
Gujarat, sedangkan waktunya sekitar abad ke-13. Teori ini lebih
menitikberatkan tinjauannya kepada kebudayaan yang hidup di kalangan
masyarakat Islam Indonesia yang dirasakan memiliki persamaan dengan Persia
(Morgan, 1963:139-140). Di antaranya adalah:

· Peringatan 10 Muharram atau Asyura sebagai hari peringayan Syi'ah atas


syahidnya Husein.

· Adanya kesamaan ajaran antara Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Iran
al-Hallaj, sekalipun al-Hallaj telah meninggal pada 310H / 922M, tetapi
ajarannya berkembang terus dalam bentuk puisi, sehingga memungkinkan
Syeikh Siti Jenar yang hidup pada abad ke-16 dapat mempelajarinya.

Dari uraian tentang tiga teori masuknya Islam ke Indonesia di atas, dapat dilihat
beberapa perbedaan dan kesamaannya:

o Teori Gujarat dan Persia mempunyai persamaan pandangan mengenai


masuknya agama Islam ke Nusantara berasal dari Gujarat. Perbedaannya
terletak pada teori Gujarat yang melihat ajaran Islam di Indonesia mempunyai
kesamaan ajaran dengan mistik di India. Sedangkan teori Persia memandang
adanya kesamaan dengan ajaran Sufi di Persia. Gujarat dipandangnya sebagai
daerah yang dipengaruhi oleh Persia, dan menjadi tempat singgah ajaran Syi'ah
ke Indonesia.

o Dalam hal Gujarat sebagai tempat singgah, teori Persia mempunyai


persamaan dengan teori Makkah, tetapi yang membedakannya adalah teori
Makkah memandang Gujarat sebagai tempat singgah perjalanan perjalanan laut
antara Indonesia dengan Timur Tengah, sedangkan ajaran Islam diambilnya dari
Makkah atau dari Mesir.

o Teori Gujarat dan Persia keduanya tidak memandang peranan bangsa Arab
dalam perdagangan. Dalam hal ini keduanya lebih memandang pada peranan
orang India Muslim. keduanya meyakini Islam masuk di Nusantara pada abad
ke-13. Sebaliknya teori Makkah lebih meyakini Islam masuk di Nusantara pada
abad ke-7, karena abad ke-13 dianggap sebagai saat-saat perkembangan Islam
di Nusantara.

o Dalam melihat sumber negara yang mempengaruhi Islam di Nusantara, teori


Makkah lebih berpendirian pada Makkah dan Mesir dengan mendasarkan
tinjauannya pada besarnya pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia. Sedangkan
teori Persia, meskipun mengakui pengaruh madzhab Syafi'i di Indonesia tetapi,
bagi teori ini, hal itu merupakan pengaruh madzhab Syafi'i yang berkembang di
Malabar, oleh karena itu teori ini lebih menunjuk India sebagai negara asal
Islam Indonesia.

Walaupun dari analisa perbandingan di atas ketiga teori tersebut lebih


menampakkan tajamnya perbedaan dari pada persamaan, namun ada titik
temu yang bisa disimpulkan yakni, bahwa :

Pertama, Islam masuk dan berkembang melalui jalan damai (infiltrasi kultural),

Kedua, Islam tidak mengenal adanya misi sebagaimana yang dijalankan oleh
kalangan Kristen dan Katolik.

Para Ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia adalah Hamzah


Fansuri,Syamsuddin Al-Sumatrani, Nuruddin Ar-Raniri, Abdurauf Singkel, Syeikh
Muhammad Yusuf Al-Makassari, Syeikh Abdussamad al-Palimbani, Syekh
Muhammad Arsyad al-Banjari, Syeikh Muhammad Nafis al-Banjari, Syeikh
Muhammad bin Umar al-Nawawi al-Bantani, Khatib Minangkabau

.b. Islam di Malaysia

Islam merupakan agama resmi negara federasi Malaysia.Hampir 50% dari 13


juta penduduknya adalah Muslim dan sebagian besar diantaranya adalah orang
melayu yang tinggal di Semenanjung Malaysia.Adapun sisanya terdiri dari
kelompok-kelompok etnik yang minoritas yakni diantaranya Cina yang terdiri
sekitar 38% dari penduduk Malaysia dan yang lainnya India dan Arab. Diantara
warga Muslim dan non Muslim dapat hidup rukun tanpa ada permusuhan
sehingga masyarakat di sana tentram dan damai. Perkembangan Islam di
Malaysia telah membawa peradaban-peradaban baru yang diakui Dunia Islam.
Sampai saat ini Muslim Malaysia dikenal sebagai Muslim yang taat ibadahnya,
kuat memegang hukum Islam dan juga kehidupan beragamanya yang damai
serta mencerminkan keIslaman agamanya baik di perkampungan maupun
dalam pemerintahan.

c. Islam di Singapura

Komunitas muslim di Singapura terdiri dari 2 kelompok, yaitu migran dari


wilayah indonesia dan migran dari luar wilayah indonesia (India dan Arab).
Studi islam di Singapura telah lama berkembang. Hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti muslim. Selanjutnya, disebutkan bahwa
etnis melayu merupakan komunitas muslim terbesar di Singapura. Tapi
berdasarkan hasil sensus tahun 1980 yang menyatakan bahwa orang-orang
muslim Singapura tertinggal dari etnis lain dalam bidang sosial ekonomi, maka
lembaga-lembaga muslim memberikan motivasi untuk meningkatkan
pendidikan dan berkompetensi secara profesional. Dari gerakan tersebut
muncullah beberapa profesional muslim seperti Maarof Saleh (Presiden
Himpunan Belia Islam), Dr. Muhd. Hussain Muthalib (Direktur Eksekutif MUIS
dan Dosen University of Singapore) dan Ridwan Abdullah (Presiden The Muslem
Convert Assosiation Darul Arqam). Sedangkan dalam bidang pendidikan, pada
tahun 1981 ini didirikan sebuah lembaga yang bergerak pada permasalahan
pendidikan anak muslim (MENDAKI) dan mendapatkan dukungan dari
pemerintah setempat. Keberadaan lembaga ini juga mempercepat lahirnya
karya-karya yang terkait dengan pendidikan bagi kaum minoritasmuslim di
Singapura.

d. Islam di Thailand

Islam di Muangthai adalah agama minoritas hanya 4 %, selain itu masyarakat


Muangthai menganut agama Budha dan Hindu.Orang Melayu Muslim
merupakan golongan minoritas terbesar ke-dua di Muangthai, sesudah
golongan Cina.Mereka tergolong Muslim Sunni dari madzab Syafi’I yang
merupakan madzab paling besar dikalangan umat Islam di Muangthai.Ikatan-
ikatan budayanya telah membantu memupuk suatu perasaan keterasingan
dikalangan mereka terhadap lembaga-lembaga sosial, budaya, dan politik
Muangthai.Sejak bangsa Muangthai untuk pertama kali menyatakan daerah itu
sebagai wilayah yang takluk kepada kekuasaannya.Pada akhir abad ke-13 orang
Melayu Muslim terus-menerus memberontak terhadap kekuasaan
Muangthai.Keinginan mereka adalah untuk menjadi bagian dari Dunia budaya
Melayu Muslim dengan pemerintahan otonom.Akhirnya keinginan yang tak
pernah mengendor itu pudar dalam sejarah, dan ciri-ciri sosial ekonomi dan
budaya mereka telah membuat mereka sadar bahwa mereka hanyalah
kelompok kecil yang mempunyai identitas terpisah dari bagian utama penduduk
Negeri Muangthai.Masyarakat Muslim di Muangthai sebagian besar
berlatarbelakang pedesaan. Dan Perkembangan Islam di Muangthai telah
banyak membawa peradaban-peradaban,

f. Islam di Filiphina

Islam tersebar di wilayah ini pada abad ke-6 H/12 M. Saat itu penjajah Portugis
telah sampai di wilayah ini. Kemudian disusul oleh Belanda dan Inggris yang
datang pada tahun 1211H/1796 M. Terjadilah perlawanan dan revolusi di negeri
ini sejak tahun 1305 H. Negeri ini berada dibawah perlindungan Inggris sejak
tahun 1367 H/ 1947 M, dan mengumumkan diri sebagai negara republic yang
merdeka pada tahun 1385 H/ 1965 M. Adapun di Filiphina, Islam tersebar
hampir mencapai seluruh kepulauannya, pula telah berdiri pemerintahan Islam.
Akan tetapi, munculah arus pemiliran keagamaan yang dibawa oleh penjajah
Spanyol yang amat dibenci.Pada tahun 928 H/ 1521 M, secara mendadak
Spanyol menyerbu kepulauankepulauan Filipina. Mereka datang denagn
membawa seluruh dendam orang-orang salib terhadap kaum muslimin,. Maka,
situasi di Filipina saat itu hamper sama denagn situasi yang dialami oleh Islam
Andalusia. Penjajah Spanyol berada di Filiphina ini hingga tahun 1316 H/ 1898
M. Selama masa yang hampir mencapai 4 abad, telah terjadi upaya penjauhan
ajaran Islam dari generasi kaum muslim secara berturut-turut lewat jalan
peperangan yang menghancurkan kaum muslimin dan memaksa mereka untuk
memeluk agama Nasrani denagn ancaman kekerasan. Sekalipun demikian,
mereka tidak juga mampu mengalahkan pemerintahan-pemerintahn Muslim,
sehingga disana masih tersisa beberapa pemerintahan.Spanyol belum berhasil
sepenuhnya menguasai Filipina khususnya kepulauan Mindanao dan Sulu.
Amerika Serikat kemudian menguasai kepulauan Filipina pada tahun 1317
H/1899 M. Maka timbulah perlawanan menentanganya dan berlangsung hingga
tahun 1339 H/ 1920 M. Setelah itu kaum Muslimin menyerah, karena mereka
tealh ditimpa penyakit “wahn”(penyakit cinta dunia dan takut mati). Kemudian
tersebarlah berbagai penyakit, kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
diantara mereka.Pada saat itulah orang-orang salib menawarkan berbagai
bantuan, hingga akhirnya Islam surut kembali di negeri itu. Amerika lalu
mengumumkan kemerdekaan bagi Filipina pada tahun 1366 H/ 1946 M.
Sekarang ini Islam hanya tinggal ada di 13 wilayah di selatan filipina, yang
sampai saat ini masih tetap menuntut pemerintahan otonomi dengan segala
upayanya.
BAB lll

Penutup

A. Simpulan

1. Masuknya Islam ke Asia Tenggara

Para ahli berbeda pendapat mengenai dari mana asal penyebaran Islam di
Asia Tenggara. Maka ada 3 teori mengenai dari mana Islam itu dibawa, yaitu:

· Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Arab.

· Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari Cina.

· Teori kedatangan Islam ke Asia Tenggara dari India/Gujarat.

Demikian pula dengan waktu masuknya Islam ke kawasan Asia Tenggara,


para ahli sejarah pun berbeda pendapat. Ada yang mengatakan waktunya itu
adalah abad ke-1 H/ke-7 M da nada pula yang menyebut pada abad ke-13 M.
Namun dalam hal ini kami ambil kesimpulan bahwa agama Islam sudah masuk
ke kawasan Asia Tenggara pada abad ke-1 H/7 M. Kemudian pada abad-13
agama Islam berkembang pesat.

2. Cara-cara datang dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara


Menurut Uka Tjandrasasmita[15], saluran-saluran Islamisasi yang berkembang
ada beberapa yaitu:

1) Saluran Perdagangan

2) Saluran Perkawinan

3) Saluran Tasawuf

4) Saluran Pendidikan

5) Saluran Kesenian

6) Saluran Politik

3. Tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara

Adapun tahap-tahap perkembangan Islam di Asia Tenggara ada 3 tahapan:

1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)

2. Terbentuknya Kerajaan Islam (13-16M)

3. Pelembagaan Islam

4. Perkembangan Islam di negara-negara Asia Tenggara

Perkembangan Islam di Asia Tenggara di setiap Negara ternyata berbeda, hal itu
dikarenakan perbedaaan kountur budaya, adat, pola pikir dan perekonomian
masing-masing Negara

Anda mungkin juga menyukai