Sebuah dasar normatif tidak terlihat berlainan dengan deskripsi dari Donaldson dan Preston
selama ada asumsi/dugaan bahwa berdasar pada norma tidak termasuk pada deskripsi, dengan
kata lain, selama terdapat sebuah nilai fakta yang secara jelas dapat diasumsikan. Alhasil,
lebih tepat jika bagian yang janggal dari aspek deskripsi dalam sudut pandang saya (Kaler)
akan menjadi non-normative descriptive aspect.
2
Lihat addendum (tambahan), pada bagian ini merujuk pada referensi yang mendukung
pernyataan ini dan analisis dari tipologi yang di tawarkan Hendry, 2001.
3
Isi membahas khusus apa dan bagaimana sebuah teori dideskripsikan dan dijelaskan serta
semua teori pasti memiliki sebuah content. Tanda yang membedakan dari teori shakeholder
dalam sebuah aspek deskriptif adalah bahwa mereka memiliki a particular sort of content.
4
Berlawanan dengan apa yang seharusnya, kombinasi dari affected by dengan affect
dalam kutipan yang terdefinisikan, tidak cukup untuk membuat sebuah definisi yang
mengkombinasikan normative dan causal requirements untuk status stakeholder. (Kaler,
2002a, pp. 92-93). Begitu juga berlawanan dengan apa yang seharusnya (Donaldson dan
Preston, 1995, p. 86) membenarkan usulan bahwa someone who only causally interact
(sebagai lawan juga bagi seseorang yang memiki tanggungjawab perusahaan) tidak tergolong
dalam status stakeholder dengan ketiadaan a stake dalam perusahaan. Bukan ketiadaan
dari a stake tetapi ketiadaan dari tanggungjawab untuk melayani terwujudnya kepentingan.
6
Tanpa adanya tanggungjawab terhadap stakeholder sebagai ultimate objective fulfilling yang
berperan khusus sebaik mungkin, argumentasi bahwa teori stockholder dan stakeholder tidak
seharusnya traditinctive, menaikkan kredibilitas menjadi hampir tidak mungkin untuk
mengatakan kapan satu teori berakhir dan teori lainnya berawal. Hal ini menandakan bahwa
keduanya diterima secara umum dan merupakan tugas peranan khusus terhadap nonstakeholders begitu juga shareholders. Pernyataan tersebut berlawanan dengan new
stakeholder synthesis (Goodpaster, 1991) yang mana terdapat tanggung jawab fiduciary
terhadap shareholder tetapi hanya tanggungjawab non-fiduciary pada non-shareholder,
kenyataannya, diwarnai oleh stockholder theory yang menjelaskan penggunaan moral
yang seharusnya lebih dari apa yang hukum tentukan untuk diterima oleh non-shareholders.
Catat juga bahwa teori stakeholder yang belakangan membatasi pertanggungjawaban kepada
non-shareholder yang telah mencemari fakta bahwa pertanggungjawaban kepada nonshareholder bukanlah kepentingan yang diutamakan dalam teori stakeholder (lihat note 9).
Sebagai tambahan, perbedaan diantara teori stockholder bukanlah fokus dari paper ini (tetapi
lihat addendum (tambahan) section 4, perbedaan dalam teori-teori mengenai stckholder teori).
7
Donaldson dan Preston (1995, p. 67) membuat point yang sama ketika mereka mengatakan
bahwa kepentingan dari semua stakeholder memiliki intrinsic value (nilai yang hakiki).
8
Mereka menyamakan stakeholding dengan penolakan dari berbagai prima facie priority
untuk berbagai set dari kepentingan stakeholder, Donaldson dan Preston (1995, p. 68) tidak
mengakui bahwa ada yang dapat memenuhi syarat begitu juga dengan versi yang tidak
memenuhi syarat dari teori stakeholder. Dalam pengenalan seperti apa, lihat Goodpaster
(1991) dalam note 6.
9
Donaldson dan Preston (1995, p. 87) mengenal bahwa tidak ada automatic right dalam
pertanggungjawaban stakeholder (likewise, Cragg, 2002, p. 138). Lainnya menduga bahwa
stakeholding memiliki kesamaan dengan right tersebut (e.g. Strenberg, 1997, p.75) : sebuah
kesalahan yang terlihat mencurigakan seperti kebingungan/kekacauan dari responsibility for
dengan responsibility to.