THEORETICAL FRAMEWORKS

What is a theoretical framework?

• Kerangka teori adalah ringkasan teori peneliti mengenai masalah

tertentu yang dikembangkan melalui tinjauan pengetahuan yang diuji
sebelumnya tentang variabel yang terlibat. Ini mengidentifikasi rencana
untuk penyelidikan dan interpretasi temuan.

• Hal ini berkaitan dengan landasan filosofis tempat penelitian

berlangsung dan membentuk hubungan antara aspek teoritis dan
komponen praktis dari penyelidikan yang dilakukan. Oleh karena itu ''
memiliki implikasi untuk setiap keputusan yang dibuat dalam proses
penelitian '' (Mertens, 1998,3)
Theoretical framework in a research report

• Kerangka teoritis disajikan di bagian awal disertasi terutama di bab

dua laporan dan memberikan alasan untuk melakukan penelitian Anda
untuk menyelidiki masalah penelitian tertentu.

• Ini melibatkan alasan yang didukung dengan baik dan diatur dengan
cara yang membantu pembaca memahami dan menilai perspektif
peneliti.
When developing a theoretical framework:

• Peneliti memulai dengan mendeskripsikan apa yang diketahui tentang

variabel-variabel yang terlibat, apa yang diketahui tentang
hubungannya, dan apa yang dapat dijelaskan sejauh ini.

• Seseorang perlu menyelidiki teori peneliti lain di balik hubungan ini dan
mengidentifikasi teori (atau kombinasi teori) yang menjelaskan
masalah penelitian utamanya.
When developing a theoretical framework:

• Peneliti perlu mempertimbangkan teori-teori alternatif yang mungkin

menantang perspektifnya.

• Seseorang juga mempertimbangkan keterbatasan yang terkait dengan

teorinya dan sangat mungkin masalah itu dapat dipahami dengan lebih
baik oleh kerangka teoretis lainnya.
Significance of a theoretical framework

• Ini membantu peneliti untuk mempertimbangkan kerangka kerja lain

yang mungkin dan untuk mengurangi bias yang mungkin
mempengaruhi interpretasi peneliti.
• Ini menjelaskan teori implisit peneliti dengan cara yang lebih jelas.
• Ini menunjukkan bahwa hubungan yang dikemukakan oleh peneliti
tidak didasarkan pada insting atau tebakan pribadinya, melainkan
terbentuk dari fakta-fakta yang diperoleh dari penulis penelitian
sebelumnya.
• Kerangka teoritis memungkinkan peneliti untuk menyajikan masalah
penelitian dalam terang ringkasan literatur.
Significance of a theoretical framework

• Ini menunjukkan kepada pembaca mengapa peneliti berpikir bahwa

variabel yang terlibat terkait dan pencantuman penelitian sebelumnya
dan teori yang mendukung keyakinan peneliti sangat penting untuk
mempertahankan alasan.

• Ini menentukan bagaimana peneliti memahami, memahami, dan

menafsirkan datanya. Penjelasan kerangka teori membantu pembaca
memahami perspektif dan konteks peneliti.
Tingkatan Theory
APPLIED THEORY

• Rumusan masalah yang kita ajukan kerapkali cukup kompleks, maka kita sering
dituntut untuk membuat beberapa proposisi sekaligus yang kemudian dijalin
menjadi satu aliran berpikir. Jadi, pada akhirnya terdapat suatu kerangka
berpikir, yang sebenarnya merupakan rangkaian satu proposisi yang terhubung
ke proposisi lainnya, sehingga kita menemukan satu landasan kognitif untuk
menjawab rumusan masalah yang diajukan.

• Teori di tataran ini sangat aplikatif untuk menjawab rumusan masalah yang
diajukan. Kalau begitu, kerangka konsep ini sebenarnya bisa dipakai sebagai
‘applied theory’ dalam penelitian tersebut.
MIDDLE RANGE THEORY

• Lalu bagaimana dengan posisi teori menengah (middle-range theory)? Teori di

tataran ini dapat ditemukenali dari cara kita mengalirkan konsep-konsep di dalam
proposisi yang ada dalam kerangka yang sudah kita susun. Mungkin pada saat kita
menyusun rangkaian konsep dan rangkaian proposisi untuk keperluan menjawab
rumusan masalah, kita sebenarnya sudah menggunakan referensi teoretis tertentu.
Sebagai contoh, dalam rumusan masalah penelitian kita mempertanyakan tentang
benturan antara asas legalitas dan asas oportunitas dalam kasus “X”. Setelah
konsep-konsep dari kedua asas itu dipetakan, kita tentu perlu memikirkan
bagaimana harus mengaitkan keduanya di dalam satu kerangka konsep. Apakah
ada teori yang bisa membantu? Jika ada, maka inilah teori menengah yang bisa
diajukan.

• Teori di tataran ini, dengan demikian, lebih luas daripada teori aplikatif. Teori di
tataran menengah memiliki kontribusi untuk membantu kita menjelaskan
bagaimana hubungan antar-proposisi itu dijalin dalam rangka mengalirkan konsep-
konsep yang kita bangun dalam kerangka konsep.
GRAND THEORY

• Teori di tataran ini sudah harus berhubungan dengan ilmu atau rumpun ilmu hukum
terkait. Orang mengatakan bahwa teori itu perkara pilihan terkait jendela mental
yang kita gunakan. Walaupun relatif arbiter, tidak lalu berarti kita bisa memilih teori
secara sembarangan.

• Harus ada pertanggungjawaban ilmiah tentang pilihan-pilihan itu. Biasanya, pada

level ini peran paradigma mulai dirasakan pengaruhnya. Sebagai contoh, dalam
hal kita ingin menjawab rumusan masalah tentang perbenturan asas legalitas dan
oportunitas tadi, akan terlihat bahwa jika kita menggunakan suatu teori yang
berada dalam area legisme, maka hasilnya bisa sangat berbeda dengan jika
kita memakai teori di area realisme.
 TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN

1. Membahas teori-teori yang terkait dengan penelitian.

2. Membahas penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

topik, masalah, atau variabel penelitian.

3. Pembahasan teori difokuskan pada teori-teori yang sudah baku dan

teruji secara ilmiah.

4. Pembahasan teori harus disajikan secara terstruktur, dimulai dari

teori yang paling umum sampai dengan teori yang diterapkan
dalam penelitian.
 TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN

5. Penjelasan teori pada sub bab ini sekurang-kurangnya harus mampu menjelaskan definisi dan
elemen-elemen pembentuk dari topik, masalah, atau variabel penelitian.

6. Tidak ada batasan waktu tahun terbitan sumber teori namun harus diurutkan sampai versi
terbaru.

7. Sumber teori diutamakan menggunakan waktu tahun terbit dalam lima (5) tahun terakhir
supaya mendapatkan sumber pengetahuan yang terbaru.

8. Teori yang digunakan sebagai acuan tugas akhir, minimalnya terdapat tiga (3) jurnal
bereputasi baik.