Anda di halaman 1dari 33

Fungsi Teori dan

Kerangka Pemikiran (Logical


Construct)
Dr. Petrus A. Andung, S.Sos., M.SI
Makna Teoretik Pernyataan Permasalahan

 Agar permasalahan suatu penelitian kuantitatif mempunyai makna


teoretik maka pernyataan masalahnya perlu diidentifikasi variabel2
penelitiannya.
 Kemudian peneliti mencari, dan menelusuri literature berkenaan
dgn teori apa yg memiliki konsep kunci yg sama atau sejenis dgn
variabel2 masalah penelitian tsb.
 Setelah ditetapkan teori yg relevan maka peneliti dpt menyatakan
bahwa permasalahan penelitiannya secara teoretik dpt dijelaskan
atau dianalisis menggunakan teori tsb.
2. Kerangka Konseptual
Conseptual Framework
 Menggambarkan hubungan antara konsep-
konsep khusus yang terkandung dalam
masalah penelitian
 Konsep-konsep yang dijadikan variabel
bebas dan variabel terikat pada level
konseptual ini harus merupakan turunan
dari konsep-konsep umum yang terkandung
dalam teori (ingat level judgement). Dengan
kata lain konsep-konsep spesifik di level
masalah akan mengait ke konsep-konsep
umum di level teori
Fungsi Teori
 Menyusun dan meringkas pengetahuan tentang fenomena
 Memberi focus sehingga jelas konsep atau variable yang
dikaji
 Memberi penjelasan tentang fenomena atau konsep apa yang
diteliti
 Memprediksi gejala yang diteliti
 Mengembangkan atau mengarahkan terjadinya penelitian
lanjutan.
Contoh Teori-Teori Objective (Kuantitatif)
Komunikasi Massa Komunikasi Organisasi/Humas KAB
Teori Uses and Teori Perubahan Sikap Teori Negosiasi Wajah
Gratifications
Teori Agenda Setting Teori Disonansi Kognitif Uncertainty Reduction Theory
Teori Kultivasi Teori Groupthink Teori Penetrasi Sosial
Teori Dependensi Efek Teori Information Gaps Teori Anxiety/Uncertainty
Media Management Theory
Teori Spiral of Silence Teori difusi inovasi Teori Groupthink
(Spiral Keheningan)
Teori Belajar Sosial Teori Pertukaran Sosial Teori Struktural-Fungsional
Teori Ekologi Media Teori Strukturasi Adaptif Reasoned Action Theory
Kerangka Pemikiran (Logical
Construct)
 Merupakan penggambaran organisasi
berpikir secara sistematis untuk memecahkan
suatu problem riset
 Merupakan dukungan teoritis dalam rangka
memberi jawaban terhadap pendekatan
masalah
 Menuntut pemikiran kreatif secara logika utk
mengaitkan suatu masalah penelitian dg teori
yg relevan
1. Kerangka Teoretis / Theoretical
Framework
 Kerangka teori mendeskripsikan dengan teori
mana suatu masalah penelitian dikaitkan
(untuk beberapa penelitian survei) atau dari
teori mana suatu problem riset berasal (untuk
beberapa penelitian eksperimen)
 Uraikan asumsi dasar dari teori yang telah
ditetapkan sebagai teori operasional/applied
theory
 Bertolak dari asumsi dasar tersebut tetapkan
mana yang menjadi variabel bebas dan
variabel terikat di level teori
 Menempatkan masalah yg telah diidentifikasi
yg memerlukan jawaban pemecahannya
pada kerangka teoritis yg relevan sehingga
mampu memberikan penjelasan & petunjuk
ke arah pemecahan masalah

 Proses pemikirannya merupakan pengkajian


deduktif yg ditempuh tiga tahap, yaitu:
Tahap Conceptioning
Merupakan langkah-langkah penguraian teori dengan
konsep-konsepnya yang masih umum menjadi konsep-
konsep yang membahas teori tersebut

3 tahap proses Tahap Judgement


pemikiran Tahap upaya mengaitkan konsep-konsep utama
kerangka masalah penelitian pada konsep-konsep utama
pemikiran dari teori yang melandasi penelitian

Tahap Reasoning
Upaya menyelaraskan konsep-konsep khusus yang
terkandung dalam masalah penelitian, pada konsep-
konsep umum di level teori, sehingga dapat ditarik
konsekuensi/kesimpulan secara logis yang melahirkan
proposisi
Aplikasi Proses Pemikiran Logical Construct

Contoh: hasil identifikasi masalah:


1. Minat menyekolahkan anak di sekolah2 kedinasan di Kota Kupang
cukup tinggi. Data menunjukkan bla bala bla..
2. Budaya kekerasan di kampus2/sekolah kedinasan sangat kuat.
3. Berbagai berita mengenai kasus atau budaya kekerasan praja senior ke
yunior kerap kali di sampaikan di berbagai media.

Judul: Pengaruh Terpaan Media Massa Tentang Informasi


Penerapan Konsep Kekerasan di Perguruan Tinggi
Kedinasan terhadap Sikap Orang Tua Calon Mahasiswa di
Kota Kupang
Lanjutan
Langkah pertama

 Cari kata kunci dari judul tersebut.


Bagaimana kalau terpaan media massa?

 Selanjutnya uraikan apa pengertian terpaan


media massa dengan merujuk pada
referensi. Menurut Rosengren (1989),
terpaan media massa padanannya
penggunaan media massa
Lanjutan

 Telusuri referensi untuk mencari teori yang


membahas penggunaan media massa

 Anda akan segera ingat “Uses and


Gratifications”

 Asumsi dasar teori tersebut : seseorang akan


mengggunakan media massa untuk mencari
informasi yang dibutuhkannya dan bila
kebutuhannya terpenuhi akan diperoleh
kepuasan
Sekarang mari kita masuk ke dalam Proses
penyusunan kerangka pemikiran
Tahap 1 Conceptioning

 Bertolak dari asumsi dasar teori yang telah


didapatkan maka teori tersebut dibangun oleh
variabel-variabel: kebutuhan/needs - uses – and
gratifications
 Needs (Curiosity wants) mendorong seseorang
untuk menggunakan media massa dalam rangka
memenuhi kebutuhan, rasa ingin tahunya, dan bila
kebutuhan tersebut terpenuhi maka ia akan
memperoleh kepuasaan
Tahap 2 Judgement

 Ditahap ini dilakukan upaya mengaitkan variabel-


variabel utama teori dengan variabel-variabel utama
masalah, sehingga pengaitan menghasilkan
keselarasan di antara variabel-variabel yang ada di
kedua level teori dan masalah
Tahap Judgment
Judul: Pengaruh Terpaan Media Massa Tentang Informasi Penerapan
Konsep Kekerasan di Perguruan Tinggi Kedinasan terhadap
Sikap Orang Tua Calon Mahasiswa di Kota Kupang

Variabel Uses
Needs Gratifications
Utama Teori

Variabel Utama Sikap orang tua


Masalah Kebutuhan Terpaan
calon mahasiswa

 Ditahap ini dilakukan upaya mengaitkan variabel-variabel


utama teori dengan variabel-variabel utama masalah,
sehingga keterkaitan tsb menghasilkan keselarasan di
antara variabel-variabel yang ada di kedua level teori dan
masalah
Tahap 3 Reasoning
 Apabila telah tercipta keselarasan di antara
variabel-variabel utama di level teori dengan
variabel-variabel utama di level masalah,
maka buat kesimpulan logis yang akan
membentuk proposisi yang dalam konteks
penelitian ini berupa hipotesis
 Rumusan hipotesis: Apabila terpaan media
massa tentang informasi penerapan konsep
kekerasan di perguruan tinggi berlangsung
intens, maka sikap orang tua calon
mahasiswa di Kota Kupang akan negatif
 Patut dicatat bahwa proses pemikiran
logical construct ini hendaknya
dipahami dan dikuasai para peneliti
sebagai landasan untuk menyusun
kerangka pemikiran
Penyusunan Kerangka Pemikiran

 Secara praktis kerangka pemikiran


dibangun oleh tiga landasan/kerangka
yang terdiri dari kerangka teoretis-
kerangka konseptual dan kerangka
operasional
1. Kerangka Teoretis / Theoretical Framework

 Kerangka teori mendeskripsikan dengan teori


mana suatu masalah penelitian dikaitkan
(untuk beberapa penelitian survei) atau dari
teori mana suatu problem riset berasal (untuk
beberapa penelitian eksperimen)
 Uraikan asumsi dasar dari teori yang telah
ditetapkan sebagai teori operasional/applied
theory
 Bertolak dari asumsi dasar tersebut tetapkan
mana yang menjadi variabel bebas dan
variabel terikat di level teori
2. Kerangka Konseptual
Conseptual Framework

 Menggambarkan hubungan antara konsep-


konsep khusus yang terkandung dalam
masalah penelitian

 Konsep-konsep yang dijadikan variabel bebas


dan variabel terikat pada level konseptual ini
harus merupakan turunan dari konsep-konsep
umum yang terkandung dalam teori (ingat
level judgement). Dengan kata lain konsep-
konsep spesifik di level masalah akan mengait
ke konsep-konsep umum di level teori
3. Kerangka Operasional
atau Operational Framework

 Tahap ini menggambarkan tata cara pengukuran


variabel-variabel utama yang dipaparkan pada
kerangka konseptual
 Setelah dalam kerangka konseptual variabel-variabel
yang memiliki kadar abtraksi tinggi diuraikan untuk
mencari dimensi-dimensinya (melalui kajian referensi).
Kemudian dimensi-dimensi variabel ditransform
menjadi sub variabel-sub variabel
 Langkah berikutnya mengukur variabel atau sub
variabel melalui indikator-indokatornya
Bagan Kerangka Pemikiran
 Uraian kerangka pemikiran yang meliputi tiga
aspek berupa kerangka teoritis-kerangka
konseptual dan kerangka operasional, agar
lebih komunikatif dapat dirangkum dalam
bentuk satu bagan yaitu bagan kerangka
pemikiran

 Mari kita buat dua contoh bagan kerangka


pemikiran dari dua masalah penelitian yang
berbeda
Contoh 1 bagan kerangka pemikiran

 Judul penelitian : Hubungan antara terpaan


media massa dengan pengetahuan politik
mahasiswa Kota Kupang

 Landasan teoritis : Teori Reinforcement

 Asumsi : Belajar berlansung sebagai hasil


dari reinforcement
Independent variabel : Reinforcement
Dependent variabel : Learning
Bagan Kerangka Pemikiran
Reinforcement Theory
Belajar sebagai hasil dari Reinforcement

Variabel Bebas: Variabel Terikat:


Level Teori Learning
Reinforcement
-----------------------------------------------------------------------
Variabel Bebas: Variabel Terikat:
Level Terpaan Media Pengetahuan Politik
Konseptual Massa
-----------------------------------------------------------------------

Level 1. Jlh Jam yg


digunakan utk Jlh skor dari tes
Operasional Pengetahuan politik
mengikuti berita
politik dari tiap
media massa
2. Frekuensi
Menyimak
berita politik di
media massa
 Kedua variabel reinforcement dan learning tingkat
abstraksinya cukup tinggi
 Secara konseptual terpaan media massa sebagai
variabel bebas masalah penelitian mengacu sekaligus
mengait pada konsep reinfocement pada level teori
 Demikian juga halnya dengan pengetahuan politik
sebagai variabel terikat pada masalah terkait dengan
konsep learning sebagai variabel terikat di level teori
sebab pengetahuan politik merupakan spesifikasi dari
konsep learning
 Kerangka pemikiran tersebut sebagai bangunan
berfikir yang logis karena konsep-konsep yang ada
pada teori telah turun ke konsep-konsep pada
masalah secara selaras sebab merupakan turunannya
Contoh 2 Bagan Kerangka Pemikiran

Topik : Komunikasi Pemasaran


Judul : Pengaruh Pelayanan Purna Jual
Terhadap Kepercayaan Pelanggan

Landasan Teoritis : Teori Pertukaran Sosial


(Thibault dan Kelly)
Asumsi dasar teori : Seseorang akan mempertahankan
interaksinya dalam suatu kelompok, selama ia merasa
biaya yang ia keluarkan lebih kecil dari ganjaran yang
ia terima
 
Variabel bebas : Ganjaran/reward

Variabel terikat: Biaya/cost hasil (bisa laba


atau pun rugi) pengalaman pribadi
pelanggan
Bagan Kerangka Pemikiran

Teori Pertukaran Sosial Thibault & Kelly

Reward/ Cost/ Hasil


Level Teori Ganjaran Biaya

Variabel bebas Variabel terikat


Level
Konseptual Pelayanan purna jual kepercayaan pelanggan
(Adrian Payne)  (Rotter,Bateson&Barkovita)

- Pelatihan - Persepsi pelanggan


- Garansi Pengguna - Pengalaman Pribadi
- Fasilitas Pelayanan Pelanggan
- Konsultasi utk Pelanggan
Contoh Lain:
 Hasil identifikasi masalah menunjukkan bahwa sekelompok orang
tertentu di wilayah X memiliki perilaku unik dalam hal penggunaan
smart phone. Org2 tsb tidak bisa tidak tanpa smartphone.
 Karena itu muncul pertanyaan; faktor2 apa yang menyebabkan
terjadinya perilaku tsb? Ada yang tujuannya untuk hiburan, mencari
referensi informasi, dll
 Selanjutnya kita dapatkan 1 teori yang relevan yakni Teori
Expectancy Value (Teori Pengharapan Nilai) Karya Palmgreen yg
mengatakan bhw penggunaan media oleh pemirsanya dilihat dari
kepentingan penggunanya. Teori ini mengemukakan bahwa sikap
seseorang terhadap segmen-segmen media ditentukan oleh nilai
yang mereka anut dan evaluasi mereka tentang media tersebut.
Bagan Kerangka Pemikiran

Teori Pengharapan Nilai

Kepentingan Penggunaan
Level Teori Pengguna media

Level Motif/ Orientasi Penggunaan


Konseptual Smartphone

- Orientasi kognitif - Jenis pilihan


- Orientasi afektif smartphone
- Lama waktu
menggunakan
Dari teori pengharapan nilai tsb kemudian kita membangun asumsi
atau dugaan bahwa perilaku orang menggunakan media (smart phone)
diduga disebabkan oleh:
1. Orientasi kognitif yakni orientasi yg berhubungan dengan keinginan
memenuhi kebutuhan tambahan pengetahuan, informasi, pengalaman,
dan kepercayaan.
2. Orientasi Afektif, yakni orientasi yg berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan hiburan, kontak sosial, mengurangi ketegangan,
melarikan diri dari tekanan.

Orientasi Kognitif

Penggunaan Smartphone

Orientasi Afektif
 Rumusan masalahnya:
1. Berapa besar pengaruh orientasi kognitif terhadp penggunaan
smartphone?
2. Berapa besar pengaruh orientasi afektif terhadp penggunaan
smartphone?

 Tujuan Penelitian:
1. Mengetahui pengaruh orientasi kognitif terhadp penggunaan
smartphone
2. Mengetahui pengaruh orientasi afektif terhadp penggunaan
smartphone
Judul: Pengaruh orientasi kognitif dan afektif terhadap
penggunaan smartphone pada Mahasiswa Undana
Tugas Individu

 Lanjutkan dengan menemukan teori komunikasi


kuantitatif yang relevan
 Berdasarkan teori yang anda pilih tersebut, buatlah
variable teori dan variable masalah.
 Rumuskan ulang rumusan masalah dan tujuan penelitian
anda
 Kumpul minggu depan.

Anda mungkin juga menyukai