Anda di halaman 1dari 12

Mengapa Teori Organisasi Perlu Dipelajari?

 Tuesday, January 5, 2010   Posted by Masdin


Penulis mengakui bahwa kebanyakan orang cenderung untuk tidak menyukai pembahasan tentang
teori organisasi. Ada yang menganggap bahwa teori tersebut tidak praktis dan terlalu berbau
akademik. Sedangkan yang lainnya, khususnya yang belum pernah mempelajari ilmu sosial,
menganggap teori ini sangat sulit. Kata “teori” kedengaran elegan atau mengintimidasi bagi banyak
orang, dan “organisasi” merupakan sebuah istilah abstrak yang kedengarannya cukup “mengerikan”.
Mengapa bukan bisnis atau perusahaan? Jika teori dan organisasi digabung menjadi “teori
organisasi”, kedengarannya sangat gersang dan tidak menarik – kecuali jika anda adalah salah satu
dari orang yang secara natural menyukai subjek ini. Penulis tidak termasuk kedalam golongan ini,
dan sebetulnya penulis juga tidak menyukai teori organisasi ketika baru memulai studi. 

Pada awalnya ketidakpuasan penulis terhadap teori organisasi yang menginspirasi buku ini. Ketika
penulis mulai menggunakan teori organisasi dalam organisasi-organisasi dan kehidupan secara
umum, pengalaman membuat penulis yakin bahwa bidang studi ini membuka jalan pemikiran yang
kuat. Teori organisasi telah membantu penulis untuk menganalisis situasi-situasi rumit dan
menemukan cara-cara efektif untuk mengatasinya. Teori organisasi juga telah membuka pikiran
penulis terhadap banyak aspek kehidupan, baik di dalam maupun di luar organisasi. Kekaguman
penulis tentang betapa relevan dan bermanfaatnya subjek ini menyebabkan penulis berubah total
dari opini awal tentang teori organisasi dan pengalaman menggunakan teori organisasi membuat
penulis ingin menulis buku ini. Melalui buku ini penulis berharap untuk berbagi antusiasme bersama
pembaca dengan membantu anda mengungkap manfaat-manfaat dan daya tarik teori organisasi
untuk diri anda. 

Ada beberapa hal lagi yang penulis harus sebutkan disini. Salah satunya adalah cukup ironis
menyebut bidang studi ini sebagai teori organisasi. Meskipun nama teori organisasi menunjukkan
bahwa hanya ada satu kebenaran tunggal tentang organisasi, namun pada kenyataannya banyak
teori organisasi dan tidak selamanya cocok satu sama lain. Beberapa orang melihat perbedaan ini
sebagai batu sandungan untuk disiplin akademik karena menurut pendapat mereka, jika tidak ada
kesepakatan tentang apa yang harus kita tawarkan, maka sebenarnya kita tidak dapat menawarkan
apa-apa. Sedangkan yang lainnya mencoba untuk memaklumi situasi tersebut, dengan
menyebutkan bahwa teori organisasi merupakan bidang yang masih sangat muda dan pada
akhirnya akan menjadi disiplin ilmu yang matang. Penulis mencoba menyatukan pandangan yang
berbeda. Bersama dengan beberapa pencetus teori organisasi lainnya, penulis berpendapat bahwa
teori organisasi selalu menjadi dan selalu akan rumit karena organisasi tidak dapat dijelaskan oleh
satu teori tunggal. 

Beberapa pengaruh yang menjadi sumber inspirasi teori organisasi ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Bagian teratas gambar menunjukkan disiplin-disiplin akademik yang telah berkontribusi bagi teori
organisasi dan bagian bawah menunjukkan nama dari beberapa pemikir utama dari disiplin-disiplin
ini. Perhatikan bahwa pengaruh-pengaruh ini bermacam-macam mulai dari ilmu alam dan ilmu
sosial sampai seni dan humanitas. 

Penulis juga akan menjelaskan bagian tengah dari Gambar 1.1. Empat kotak yang bertuliskan
klasik, moderen, simbolik-interpretif, dan postmoderen mewakili salah satu cara untuk memilah
beberapa keragaman yang ditawarkan teori organisasi. Kotak-kotak ini mewakili perspektif-
perspektif berbeda terhadap organisasi, masing-masing dengan asumsi, kosa kata, dan pencetus
teori yang dapat dibedakan. Dari beberapa sudut pandang, kotak-kotak ini memberikan sebuah
makna perubahan dari waktu ke waktu ketika pengaruh-pengaruh baru terhadap bidang ini meminta
teori-teori baru yang menjadi tertata dalam kelompok-kelompok ide yang kelihatannya sama.
Walaupun ada urutan perkembangan perspektif-perspektif ini, namun adalah sebuah kesalahan jika
kita menganggap bahwa perspektif yang baru menggantikan perspektif yang lama. Dalam teori
organisasi, perspektif-perspektif terakumulasi, dan dari waktu ke waktu memengaruhi satu sama lain
ketika para pencetus teori organisasi mengadopsi lebih banyak ide yang ditawarkan bidang studi ini.
Interaksi diantara perspektif-perspektif ini menghasilkan perubahan kontinyu yang merupakan salah
satu alasan mengapa begitu sulit membuat sebuah kasus untuk cara tertentu dalam memilah ide-ide
dan perspektif-perspektif teori organisasi, termasuk yang penulis sajikan pada Gambar 1.1. Akan
tetapi, sebagai pendatang baru di bidang ini, anda kemungkinan akan mengapresiasi sedikit urutan;
kebanyakan orang merasa bermanfaat ketika mendengarkan tentang bagaimana orang lainnya
sampai pada istilah-istilah dengan keragaman. Buku ini dibangun di sekitar tema tentang berbagai
perspektif, dan apa yang penulis sebut sebagai perspektif moderen, simbolik-interpretif, dan pasca-
moderen akan merangkai pembahasan kita karena kita akan membahas berbagai teori dan
apresiasi metafora tentang organisasi yang membentuk bidang teori organisasi dan bab-bab buku
ini. 

Sampai baru-baru ini, kebanyakan pencetus teori organisasi menganut pandangan bahwa teori-teori
mewakili kebenaran, sehingga beberapa lebih baik dibanding lainnya, dan sehingga sains berada
dalam urusan penentuan teori mana yang paling akurat. Dari sudut pandang modernis ini, penilaian
tentang keakuratan dan kebenaran teori didasarkan pada perbandingan-perbandingan empiris
prediksi-prediksi teori dengan fakta-fakta relevan yang dikumpulkan tentang dunia. Teori yang tidak
benar atau kurang benar bisa diidentifikasi ketika dibandingkan dengan bukti empiris ini, dan
dihilangkan dari badan pengetahuan. Ini menjelaskan metode ilmiah yang dikembangkan sampai ke
titik puncak dalam sains alam dan disiplin-disiplin terapan seperti teknik dan teknologi. Para
pencetus teori organisasi modernis masih memegang pandangan ini. 

Salah satu masalah dengan pengujian teori-teori organisasi dengan cara ini adalah bahwa
fenomena kepentingan tidak sering dapat diverifikasi secara langsung. Olehnya itu, apa yang bisa
diamati dihilangkan dari konsep-konsep teoritis dan hubungan-hubungan yang ingin diuji. Perhatikan
contoh tentang kinerja organisasional. Para pencetus teori tidak bisa sepakat tentang apa yang
membentuk kinerja atau bagaimana seharusnya mengukur kinerja itu. Sebagai contoh, haruskah
kinerja didefinisikan sebagai efisiensi dalam produksi, pangsa pasar, efektifitas stratejik, kualitas,
tanggung jawab sosial, kelestarian ekologi, atau semata-mata didasarkan pada keuntungan
finansial? Jika kinerja adalah keuntungan finansial, maka apakah kinerja itu habis dalam jangka
panjang atau pendek? Dalam masing-masing kemungkinan ini terdapat dilema-dilema lain. Ambil
misalnya contoh laba. Laba kelihatannya cukup objektif sampai anda mulai mempertimbangkan
banyak faktor subjektif yang masuk dalam perhitungannya – dengan memutuskan apa itu biaya
versus apa itu pengeluaran modal, sebagai salah salah satu contoh. Sehingga, bahkan sebuah fakta
terlihat begitu objektif karena laba terbuka untuk perdebatan signifikan. 

Perdebatan tentang laba pada akhirnya terpecahkan, tetapi hanya dengan merujuk pada
serangkaian praktik seperti prinsip-prinsip akuntansi umum yang dengan sendirinya dipengaruhi
oleh teori (teori akuntansi) dan serangkaian norma yang dipengaruhi secara kultural (seperti
mendengarkan nasihat akuntan). Terdapat sangat sedikit objektivitas dalam manajemen. Dan cukup
sulit untuk membayangkan bagaimana teori kinerja organisasi bisa dibuktikan benar atau salah
melalui perbandingan dengan bukti empiris jika bukti sendiri adalah produk dari teori-teori lain
(dalam hal ini teori tentang bagaimana menghitung laba sebuah perusahaan) dan praktik-praktik
sosial yang dibuat oleh organisasi-organisasi lain (peraturan pemerintah tentang akutanbilitas
terhadap stakeholder dan terhadap otoritas pajak). Ini merupakan pandangan yang simbolik-
interpretif, dan menurut penganut simbolik-interpretivis, ada masalah-masalah konvensi sosial,
bukan hukum alam. 

Sekarang ini semakin umum menemukan pencetus teori organisasi yang menganggap teori-teori
sosial sebagai perspektif terhadap sebuah realita yang dibuat oleh para pencetus teori. Yakni, para
ilmuwan sosial bekerja dengan realita-realita yang dibentuk oleh tekanan-tekanan sosial yang
merupakan subjek studi. Sirkularitas ini membentuk sains sosial, seperti teori organisasi, selain
tradisi sains alam dan memberikan isu-isu rumit yang harus dipertimbangkan oleh para pencetus
teori sosial. Ini juga membantu menjelaskan mengapa anda harus mempelajari teori organisasi. Jika
teori-teori terlibat dalam produksi pengetahuan dan sehingga dalam konstruksi realitas (seperti
organisasi, kinerja, laba, manajemen), maka anda tentu ingin mengetahui teori-teori yang orang lain
gunakan dan bagaimana membuat teori anda sendiri sehingga anda bisa lebih sadar berpartisipasi
dalam proses-proses ini. 

Buku ini membahas tentang teori organisasi dan di dalamnya anda akan membaca tentang berbagai
cara yang dapat digunakan untuk memahami organisasi. Teori-teori organisasi yang berbeda ini
bisa memandu tindakan-tindakan anda  dengan memberikan anda gambaran abstrak tentang apa
itu organisasi, bagaimana fungsinya,  dan bagaimana para anggota serta pihak terkait lainnya
berinteraksi dengan dan didalamnya. Tetapi buku ini lebih dari sekedar memperkenalkan kepada
anda teori-teori organisasi, buku ini menawarkan wawasan tentang cara-cara yang digunakan para
pencetus teori untuk membuat teori-teori mereka dan akan membantu anda mengembangkan
keahlian teori anda sendiri tentang abstraksi, analisis, dan penalaran. Jika anda menguasai
keahlian-keahlian ini, anda akan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap organisasi
manapun dimana anda menjadi anggotanya. Dengan mengetahui teori-teori organisasi anda akan
terbantu dalam memahami bagaimana organisasi bekerja dan anda juga akan terbantu dalam
mendiagnosa masalah-masalahnya. Mengetahui bagaimana membuat teori akan membantu anda
mengembangkan, mempertahankan, dan merubah pemahaman anda tentang organisasi dan apa
yang anda lakukan dengannya dan didalamnya. 
PERSPEKTIF GANDA

Para penceteus teori organisasi sering menjustifikasi keragaman teori organisasi dan berbagai
perspektifnya dengan menyoroti kompleksitas organisasi. Kompleksitas organisasional bisa
diilustrasikan dengan mengambil sebuah hikayat “Gajah dan Orang Buta” dimana dalam hikayat ini
diceritakan bahwa pada suatu hari ada enam orang buta bertemu dengan seekor gajah. Setelah
pertemuan itu, masing-masing orang buta tadi menceritakan apa yang ditemukannya. Yang pertama
mengatakan bahwa seekor gajah mirip selembar daun. Yang ke-dua tidak setuju dan mengatakan
bahwa gajah itu seperti dinding. Yang ke-tiga menceritakan gajah seperti pohon raksasa, yang ke-
empat mengatakan mirip tombak, yang ke-lima mengatakan mirip tali, dan yang terakhir
menganggap bahwa gajah itu seekor ular. Masing-masing dari orang buta ini meraba bagian yang
berbeda dari gajah tersebut sehingga interpretasi mereka terhadap makhluk ini sangat berbeda. 

Hikmah dari menceritakan kisah diatas adalah bahwa para pencetus teori organisasi sangat mirip
dengan orang-orang buta yang diceritakan diatas, dan organisasi ibaratnya gajah yang mereka
temukan. Seperti orang buta, para pencetus teori organisasi menemukan fenomena yang luas dan
kompleks dengan perlengkapan perseptual yang membuat mereka tidak dapat mengetahui sesuatu
secara total atau holistik. Sehingga, mereka memiliki persepsi yang hanya sebagian berlaku bagi
organisasi, tetapi masing-masing tidak memadai. Persepsi tentang besarnya masalah yang anda
hadapi ketika berhadapan dengan studi organisasi baru akan bermakna ketika anda memandang
persepsi-persepsi yang berbeda secara bersamaan dalam satu kesatuan. 

Kompleksitas dan multiplisitas organisasi lebih jauh menganjurkan bahwa persepsi yang anda
gunakan akan mempengaruhi persepsi anda tentang realita organisasional. Dengan memfokuskan
perhatian pada aspek tertentu dari organisasi berarti anda mengabaikan aspek yang lain. Walaupun
pengadopsian perspektif ganda tidak menghilangkan masalah pengabaian aspek, namun
pendekatan ini membuat anda terbuka terhadap lebih banyak aspek dibanding jika anda memiliki
perspektif tunggal. Ini mengurangi peluang  pengabaian sesuatu yang penting dan mendorong anda
untuk menjadi nyaman dengan tipe pemahaman yang baru, yang menjanjikan untuk menjadi
sumber inspirasi dan inovasi yang baru. 

Tentunya, perspektif ganda juga memiliki permasalahan. Sebagai contoh, karena teori-teori bisa
dibangun atas berbagai asumsi, maka konsep dan persepsi bisa berkompetisi atau konflik satu
sama lain. Akibatnya, anda bisa merasakan teori organisasi sebagai sesuatu yang tidak pasti,
ambigu, kontradiktif, dan paradoksikal. Bersiap-siaplah untuk bingung. Pada awalnya kajian tentang
teori organisasi bisa terlihat mudah. Sedikit konsep, sedikit teori namun urusannya besar. Tetapi
ketika anda telah mengalami perkembangan konsep dan pemahaman, dan khususnya ketika anda
mencoba untuk mengompromikan pengetahuan teoritis anda yang sedang berkembag dengan
pengalaman pribadi anda, anda akan menemukan bahwa ternyata kajian teori organisasi sama
kompleksnya dengan organisasi itu sendiri. 

Untuk memberikan refleksi kepada anda tentang sifat teori organisasi yang penuh dengan
perdebatan, penulis akan mengedepankan bahwa pandangan yang berpendapat bahwa perspektif
ganda akan memetakan lebih banyak teritori dan dengan demikian memberikan pengetahuan yang
lebih banyak dan lebih baik adalah interpretasi modernis terhadap hikayat orang buta dan gajah
yang disebutkan sebelumnya. Pandangan modernis didasarkan pada pendapat bahwa ada realitas
objektif, fisik yang dipertanyakan sehingga setiap perspektif merupakan pandangan berbeda
terhadap hal yang sama (apakah itu seekor gajah atau sebuah organisasi). Berbeda dengan itu,
banyak penganut simbolik-interpretif dan postmodernis yang menegaskan bahwa pengetahuan tidak
bisa diuji terhadap dunia nyata karena dunia nyata dibangun dari pengalaman-pengalaman, ide-ide,
dan pernyataan-pernyataan kita (misal: teori kita tentang dunia). Yakni, realitas didefinisikan secara
subjektif sehingga beberapa pandangan membentuk beberapa realita dan realita-realita ini bisa
saling melengkapi, saling konflik, atau kontradiktif. Perspektif ganda bisa memberikan banyak
kemungkinan untuk membangun dunia anda dan untuk memahami konstruksi bidang lainnya, tetapi
tidak ada jaminan tentang pengetahuan yang lebih banyak dan lebih baik karena tidak ada standar
universal untuk mengukur mana yang lebih banyak dan lebih baik. 

Kita akan kembali ke permasalahan ini dan perbedaan lainnya antara perspektif-perspektif dalam
bab selanjutnya, tetapi sebelum kita mulai mengeksplorasi teori organisasi, kita perlu menjelaskan
apa itu teori, dan mendefinisikan dua istilah penting yaitu “konsep” dan “abstraksi” dimana keduanya
merupakan dasar untuk menyusun teori. Setelah itu, penulis secara singkat akan memaparkan isi
buku ini secara keseluruhan. Bab ini akan menyimpulkan dengan model konseptual mengenai
organisasi yang akan membantu anda mengingat struktur buku ini dan pada saat yang sama
mengingatkan anda tentang konsep inti teori organisasi: lingkungan, teknologi, struktur sosial, kultur
organisasi, dan struktur fisik. 

TEORI DAN KONSEP

Teori disandarkan pada serangkaian asumsi yang menjadi dasar untuk serangkaian klaim yang
saling terkait. Sebagai contoh, beberapa pencetus teori mengasumsikan bahwa realitas bersifat
objektif (diluar sana) sedangkan yang lain mengasumsikan bahwa realitas bersifat subjektif (didalam
sini). Banyak objektivis yang beranggapan bahwa karena realita berada diluar sana maka realita
bisa dikaji oleh para pengamat yang tidak tergantung pada subjek kepentingan mereka. Subjektivis
berpendapat bahwa karena realita ada disini maka sifatnya personal dan relatif, sehingga
pengamatan yang independen tidak mungkin dilakukan. Mereka beralasan bahwa pengetahuan
diperantarai dan sehingga dirubah secara signifikan oleh pengamatan. Asumsi-asumsi berbeda
mengarah pada teori yang berbeda. 

Karena perbedaan ini, kita perlu mengidentifikasi asumsi yang menjadi sandaran teori tertentu.
Dalam teori organisasi apabila serangkaian asumsi dasar mendasari banyak teori, maka teori-teori
akan dikenali sebagai perspektif atau paradigma yang berbeda. Keterbiasaan dengan perspektif-
perspektif yang berbeda ini akan membantu anda memahami berbagai cara menyusun teori tentang
organisasi. Lebih lanjut, karena asumsi-asumsi yang mendasari perspektif tertentu atau paradigma
tertentu biasanya diperkenalkan kedalam teori organisasi pada waktu-waktu yang berbeda, maka
perspektif sering memiliki hubungan historis. Dalam bab berikutnya penulis akan membahas
beberapa pandangan berbeda tentang sejarah teori organisasi dan tiga perspektif utama yang
membentuk kerangka-pikir buku ini: modern, simbolik-interpretif, dan postmodern. 

Teori

Teori adalah sebuah penjelasan, yakni sebuah upaya untuk menjelaskan segmen pengalaman di
dunia. Hal khusus yang dijelaskan oleh teori disebut phenomenon of interest (fenomena yang
menjadi fokus perhatian). Dalam teori organisasi phenomenon of interest utama adalah organisasi.
Akan tetapi, organisasi bisa didefinisikan dengan banyak cara, misalnya sebagai sebuah struktur
fisik, atau sebagai bagian dari lingkungan. Organisasi juga bisa dikaji dari segi isu sentral dan tema-
tema organisasi yang umum seperti kontrol, konflik, pengambilan keputusan, kekuasaan dan politik,
dan perubahan. Buku ini akan memperkenalkan kepada anda teori-teori yang berkenaan dengan
topik-topik ini. 

Sebuah teori terdiri dari sekumpulan konsep dan hubungan yang mengikatnya bersama dalam
sebuah penjelasan tentang phenomenon of interest. Contoh, organisasi bisa diteorikan sebagai
sebuah struktur sosial yang dibentuk melalui konflik terhadap hubungan-hubungan kekuasaan yang
dinyatakan dalam struktur fisik, teknologi, dan kultur. Atau, organisasi bisa diteorikan sebagai
sebuah teknologi yang disusun melalui keputusan-keputusan yang memerlukan tatanan-tatanan
struktural, kultural, dan fisik tertentu. Akan tetapi, sebelum anda bisa berteori, anda perlu
mengembangkan pemahaman anda tentang konsep-konsep dasar. Dalam buku ini kita akan
memulai dengan konsep-konsep dasar dan melanjutkan ke abstraksi lebih luas yang membentuk
teori-teori organisasi. 

Konsep-Konsep dan Proses Abstraksi

Konsep-konsep menjadi kategori-kategori untuk pemilahan, pengaturan, dan penyimpanan


pengalaman. Konsep merupakan ide-ide yang dibentuk oleh proses abstraksi. Dalam Kamus
Webster's New World, abstraksi didefinisikan sebagai “pembentukan ide dengan pemisahan mental
dari contoh-contoh tertentu.” Ini berarti bahwa anda membangun konsep-konsep dalam pikiran anda
berdasarkan pengenalan anda dengan hal-hal yang telah anda terbiasa dengannya, baik sebagai
hasil dari pengalaman pribadi, atau berdasarkan apa yang diceritakan orang lain kepada anda.
Sebagai contoh, konsep anda tentang “anjing” terbentuk atas pengalaman pribadi anda dengan
kelompok hewan ini seperti anjing yang dipelihara atau anjing yang pernah menggigit anda; melalui
cerita anda pernah mendengar orang lain menceritakan tentang anjing; dan melalui pertemuan
dengan yang bukan anjing membantu anda memahami apa anjing itu dengan mengetahui apa yang
bukan merupakan anjing. 

Konsep mirip dengan keranjang kosong yang harus diisi dengan pengalaman. Jika anda pertama
kali menemukan sebuah konsep melalui penelitian akademik, maka konsep itu masih kosong. Anda
harus mengisinya dengan makna melalui pembentukan relasi/hubungan dengan pengalaman-
pengalaman pribadi sehingga konsep menjadi kaya. Yakni, anda harus mendapatkan contoh-contoh
spesifik yang cocok dengan konsep sampai terbentuk secara lengkap. Tentunya anda bisa
melanjutkan memperkaya konsep-konsep anda untuk sisa hidup anda. Inilah yang dilakukan oleh
para ahli. Sebagai contoh, seseorang yang melatih anjing akan belajar tentang anjing tersebut
sepanjang waktu, dan konsep mereka tentang anjing akan terus bertambah dan berkembang. Tidak
ada batasan untuk mengembangkan pemahaman anda dengan memperkaya konsep anda dan
tentunya dengan menambahkan konsep-konsep baru ke dalam basis pengetahuan anda. Triknya
adalah memulai proses abstraksi. 

Dalam buku ini anda akan menemukan konsep-konsep orang lain dan deskripsi serta definisi-
definisi umum mereka berdasarkan pengalaman tentang organisasi. Tugas anda adalah membuat
konsep-konsep ini menjadi milik anda dengan menghubungkannya kepada pengalaman anda
sendiri; setiap konsep yang anda kembangkan dengan hanya menggunakan pengalaman orang lain
tidak akan pernah menjadi milik anda. Untuk membuat konsep menjadi milik anda diperlukan agar
anda menyusunnya dengan fondasi pengalaman anda sendiri. Selanjutnya dalam bab I ini akan
dijelaskan sebuah strategi untuk menggunakan contoh-contoh dalam buku ini agar dapat membantu
anda dalam proses pembelajaran. 

Walaupun konsep terkait dengan kasus-kasus spesifik, sebuah konsep bukanlah kumpulan
sederhana dari banyak informasi yang perlu anda ingat tentang contoh-contoh spesifik. Konsep jauh
lebih padu dari itu. Konsep terbentuk dengan menghilangkan beberapa rincian kasus tertentu
sehingga apa yang tersisa hanya inti dari sesuatu, dengan memangkas informasi yang tidak
esensial. Dalam membentuk sebuah konsep, unsur-unsur unik dari contoh-contoh spesifik
diabaikan; hanya sifat yang umum bagi semua contoh konsep yang dimasukkan. Sehingga, konsep
anjing terkait dengan empat kaki, sebuah ekor, hidung dingin ketika sehat, dan dua telinga, tetapi
tidak terkait dengan bintik hitam, cakar yang besar, atau kebiasaan melompat terhadap orang asing,
yang merupakan ciri dari anjing tertentu, tetap bukan ciri semua anjing. Proses penghilangan
rincian-rincian unik sehingga yang tinggal hanya kualitas-kualitas esensial disebut sebagai proses
abstraksi. Tentu saja ini tidak terjadi dalam satu kali lompatan; ada banyak pembelajaran uji coba
yang terlibat dalam proses abstraksi.

Anda mungkin berpikir mengapa anda ingin membuang semua rincian menarik dari pengalaman
keseharian anda untuk membangun sebuah konsep. Salah satu alasannya adalah bahwa ini
memberikan anda kemampuan yang meningkat untuk mengolah informasi. Ketika anda menemukan
contoh baru tentang sebuah konsep yang dikembangkan dengan baik, anda memiliki informasi
tentang objek tersebut. Sebagai contoh, jika anda mengenali objek sebagai seekor anjing, anda
mungkin langsung menyadari kemungkinan bahwa anjing itu akan menggonggong jika merasa
terancam. Informasi ini memiliki manfaat langsung. Konsep juga memungkinkan untuk
menyampaikan pengetahuan. Sebagai contoh, anda isa menceritakan kepada anak-anak bahwa
ada anjing yang menggigit sehingga mereka tidak akan menguurkan tangannya kepada anjing yang
asing sampai mereka percaya bahwa anjing tersebut jinak. 

Disamping memberikan anda kemampuan untuk menggeneralisasi pengetahuan anda dan untuk
menghubungkannya dengan yang lainnya, konsep memberi anda banyak kekuatan pemikiran.
Konsep memungkinkan anda menghubungkan berbagai informasi dengan satu ide tunggal dan
dengan demikian untuk mengolah informasi ini dengan cepat kapanpun anda memikirkan konsep.
Anda bisa memahami pentingnya aspek konsep ini dari segi proses psikologis yang dikenal sebagai
chunking. Para psikolog kognitif menjelaskan kepada kita bahwa manusia memiliki kapasitas untuk
memikirkan secara kasar tentang tujuh bagian informasi pada satu waktu. Ini berarti bahwa anda
bisa memikirkan tentang tujuh kucing berbeda atau anda bisa memikirkan tentang semua kucing di
jagad raya dan enam jenis hewan lainnya, atau anda bahkan bisa memikirkan seluruh kingdom
hewan dan enam selainnya. Chunking mengilustrasikan kekuatan abstraksi – penggunaan konsep
akan memungkinkan anda mempertimbangkan banyak pengetahuan, kapasitas yang baik untuk
dimiliki apabila aktivitas keseharian anda menuntut agar anda memahami entitas kompleks seperti
sebuah organisasi.

Perhatikan bahwa ada sesuatu yang didapatkan dan sesuatu yang dilepaskan ketika anda
menggunakan konsep. Anda mendapatkan kemampuan untuk berpikir tentang berbagai contoh atau
kasus tentang kategori abstrak, tetapi anda kehilangan banyak rincian yang dikandung oleh masing-
masing kasus. Anda ingin belajar menggunakan konsep karena memungkinkan anda untuk
berkomunikasi dan memahami ide-ide umum tetapi kompleks, seperti organisasi. Ini akan
memungkinkan anda untuk memahami isu sehari-hari dalam perspektif lebih luas yang
mengembangkan pemikiran anda dan memberikan anda akses terhadap basis pengetahuan anda
yang telah terakumulasi. Tetapi anda juga harus mengingat bahwa penalaran abstrak saja tidak
akan memberikan rincian penting yang menyusun situasi-situasi kehidupan harian yang akan anda
hadapi dalam memainkan peran di sebuah organisasi. Penerapan teori, yang berakar pada
penalaran abstrak, memerlukan agar anda mampu menambahkan rincian-rincian kritis kedalam
formulasi anda setelah anda menganalisis dan memahami aspek-aspek umum situasi yang ada di
tangan. Anda perlu mengembangkan konsep dan keahlian berteori dengan basis pengalaman
pribadi yang luas dan kemudian belajar menerjemahkan pengetahuan umum anda menjadi
pemahaman yang spesifik. 

Penulis merasa bahwa frustrasi utama terhadap teori organisasi yang disebutkan oleh banyak siswa
dan praktisi adalah akibat dari tidak adanya pemahaman bahwa aplikasi teori merupakan sebuah
tindakan kreatif. Sebuah pendapat yang mengabstraksi teori yang bisa menghasilkan solusi isntan
terhadap masalah-masalah spesifik cukup keliru. Begitu juga dengan penolakan teori yang memiliki
sedikit manfaat hanya karena anda belum belajar bagaimana menggunakannya. Buku ini
didedikasikan untuk membantu anda mempelajari bagaimana menggunakan teori organisasi
sebagai sebuah stimulus untuk pemecahan masalah secara kreatif dalam setting organisasional dan
sebagai sebuah rute untuk mengembangkan keahlian organisasi dan teori anda.

KANDUNGAN BUKU

Bagian I dari buku ini memperkenalkan pendekatan yang digunakan oleh penulis dalam menyajikan
teori organisasi dan penyusunan teori kepada anda. Bab 1 telah memperkenalan kepada anda teori
dan penyusunan teori dan menyajikan alasan-alasan untuk mengkaji teori organisasi. Bab 2
memperkenalkan berbagai perspektif yang membentuk kerangka-pikir buku ini – moderen, simbolik-
interpretiv, dan postmodern – dan menyajikan sebuah catatan historis tentang perkembangannya
dalam teori organisasi. Seperti dijelaskan sebelumnya, walaupun perspektif-perspektif ini disajikan
secara kronologis, namun ini tidak berarti bahwa perspektif-perspektif sebelumnya telah dilarang
oleh para pencetus teori organisasi. Teori organisasi banyak diuntungkan dari semua perspektif ini.
Dengan demikian, Bab 2 mungkin lebih tepat dianggap sebagai arkeologi ketimbang sebagai
sejarah. Ketimbang berupaya untuk memplotkan jalannya peristiwa-peristiwa yang menyusun masa
lalu teori organisasi, Bab 2 mencoba untuk menggali kehidupan kuno dan kultur ide yang
membentuk bidang tersebut.

Bagian II buku ini akan menyajikan konsep-konsep inti teori organisasi yang digunakan oleh para
pencetus teori untuk memahami dan merumuskan teori organisasi. Dalam bab-bab ini anda akan
belajar bagaimana memandang organisasi dari berbagai sudut pandang: sebagai anggota
lingkungan yang mendukung dan menghambatnya (Bab 3); sebagai subjek pengaruh manusia
melalui tindakan stratejik (Bab 4); sebagai teknologi untuk menghasilkan barang dan jasa bagi
masyarakat (Bab 5); sebagai struktur sosial yang mengarahkan aktivitas-aktivitas para anggotanya
(Bab 6); sebagai kebudayaan yang menghasilkan dan dihasilkan oleh makna-makna yang
membentuk dunia simbolik (Bab 7); dan sebagai struktur-struktur fisik yang mendukung dan
menghambat aktivitas dan makna (Bab 8). Pendekatan-pendekatan konseptual yang berbeda ini
dalam memahami organisasi terkait dengan beberapa cara, meskipun masing-masing memberi
kontribusi yang unik. Ketika anda membaca dan membaca kembali bab-bab ini, cobalah untuk untuk
mengembangkan apresiasi anda terhadap persamaan dan perbedaan diantaranya.

Disamping menyajikan konsep-konsep inti tentang teori organisasi, Bagian II akan menyajikan pula
beberapa teori organisasi yang dibangun diatas konsep-konsep inti. Dalam masing-masing ba teori-
teori ini akan disajikan dengan urutan historis; pada kebanyakan kasus ini berarti dimulai dengan
perspektif moderen dan berlanjut ke perspektif simbolik-interpretif dan postmodern (Bab 8 tentang
kultur keorganisasian adalah pengecualian). Format ini akan memberikan rasa kontinuitas kepada
anda yang mengkontekstualisasikan upaya-upaya para pencetus teori pada saat itu sehingga
mereka dapat berteori. Ini juga akan membantu anda untuk merasakan teori organisasi sebagai
serangkaian tantangan dan ketidaksepakatan diantara para pencetus teori dan ide-ide mereka
tentang organisasi. Teori-teori tidak hanya membawa anda pada berbagai tipe penjelasan yang
ditawarkan oleh bidang studi ini, tetapi juga akan menjadi sebuah fokus untuk menjabarkan
keahlian-keahlian dan praktik-praktik yang digunakan oleh para pencetus teori organisasi. Dalam
membahas bagaimana para pencetus teori menghasilkan teori, penulis mencoba untuk mendorong
anda agar menjadi lebih aktif dalam pemahaman anda sendiri tentang organisasi.

Ada banyak isu praktis tentang kepentingan berulang bagi manajer dan para pencetus teori
organisasi. Penulis telah memilih beberapa isu yang paling penting sebagai bahasan untuk Bagian
III buku ini. Bab 9 membahas pengambilan keputusan organisasional, kekuasaan, dan politik. Bab
10 melirik konflik dan kontradiksi; dan Bab 11 memeriksa isu-isu kontrol dan ideologi dalam
organisasi. Bab 12 difokuskan pada perubahan-perubahan organisasional. Setiap bab memberikan
konsep tambahan yang baru untuk menambah basis pengetahuan anda serta beberapa teori yang
menghubungkan konsep-konsep baru ini dengan konsep-konsep inti yang dikembangkan dalam
bagian kedua buku ini. Bab ini akan membantu penguasaan dan penjabaran konsep-konsep dasar
pada saat yang sama sehingga akan menekan anda untuk mempraktikkan dan mengembangkan
keahlian berteori anda. Masing-masing dari konsep ini terus berpindah dari konsepsi modern
menuju konsepsi interpretif dan postmodern untuk mendorong fleksibilitas dengan memperhatikan
pemahaman dan penggunaan cara-cara yang berbeda ini dalam berteori tentang organisasi.
Sehingga, Bab 9 sampai 12 akan membantu anda mengembangkan keahlian-keahlian berteori
dengan membuka diri anda terhadap konsep, model, dan metode yang digunakan oleh para
pencetus teori organisasi untuk memahami dan berteori tentang organisasi. 

Contoh-Contoh dan Bagaimana Menggunakannya

Contoh-contoh yang diberikan dalam buku ini dirancang untuk memicu hubungan-hubungan degan
pengalaman-pengalaman yang anda miliki sehingga anda bisa mengisi konsep-konsep anda
dengan makna-makna anda sendiri. Coba untuk mengambil masing-masing contoh dan
membayangkan apa yang sudah anda lakukan secara pribadi yang mungkin terkait dengan contoh
tersebut. Jangan merasa terbatas pada hubungan-hubungan yang nyata, tetapi juga tantang diri
anda untuk mempertimbangkan hal-hal yang anda memiliki ide yang tidak jelas tentangnya atau
prasangka mungkin dapat diaplikasikan. Ketika anda melakukan ini anda akan mulai
menerjemahkan konsep ke dalam pengalaman anda sendiri. 

Setelah mengidentifikasi contoh-contoh dari pengalaman anda sendiri, gunakan contoh-contoh anda
untuk mempraktikkan pengpalikasian konsep atau teori yang coba anda pahami. Ketika kelompok
konsep dan teori anda berkembang, maka anda akan menganalisis pengalaman-pengalaman anda
dengan cara-cara yang baru. Sebagai contoh, dengan menghubungkan pengalaman-pengalaman
yang yang sebelumnya tidak pernah anggap berhubungan, atau dengan memahami aspek
terpendam sebelumnya dari sebuah situasi dimana anda terlibat, maka anda akan menunjukkan
aspek-aspek pengalaman anda sendiri yang sebelumnya anda tidak menyadarinya. Dengan kata
lain, penggunaan pengalaman pribadi untuk memahami konsep dan teori, dan menggunakan
konsep dan teori yang sedang berkembang untuk secara lebih baik memahami pengalaman-
pengalaman anda. Proses memberi dan menerima antara pemahaman teoretis dan pengalaman
pribadi ini penting bagi pengembangan keahlian teori dan pengetahuan anda tentang organisasi.

Model Konseptual Organisasi sebagai Titik Awal

Dalam buku ini penulis akan memberikan banyak model konseptual seperti yang anda lihat pada
Gambar 1.2. Model-model ini secara visual mewakili teori-teori sebagai sebuah kumpulan konsep
dan hubungan-hubungannya, dan sering digunakan oleh pencetus teori organisasi untuk membuat
pemahaman abstrak yang lebih tangible. Gambar 1.2 misalnya, merupakan sebuah cara visual
untuk menyampaikan pesan-pesan penting dalam buku ini; bahwa organisasi bisa
dikonseptualisasikan sebagai struktur teknologi, struktur sosial, kultur, dan struktur fisik yang saling
menutupi satu sama lain dalam konteks sebuah lingkungan. Untuk menggambarkan hubungan-
hubungan ini, model tersebut menunjukkan teknologi, struktur sosial, kultur dan struktur fisik sebagai
lingkaran-lingkaran yang saling terhubung (atau, sebagai bulatan-bulatan) yang dikelilingi dan
dirasuki oleh sebuah lingkungan yang mereka bantu susun.
Diagram seperti Gambar 1.2 bisa membantu anda mengingat banyak hal tentang teori-teori yang
akan anda pelajari. Memperhatikan diagram ini dari dekat sering menunjukkan aspek-aspek teori
yang samar tetapi penting. Contoh, biarkan darah persilangan dari empat lingkaran pada Gambar
1.2 mengingatkan anda bahwa tak satupun dari konsep atau teori ini yang lengkap dengan
sendirinya; masing-masing memiliki beberapa aspek dengan yang lainnya dan merupakan
kombinasi dari cara-cara pemahaman yang berbeda ini yang memungkinkan anda untuk
menghasilkan pandangan yang kaya dan kompleks tentang organisasi dengan menggunakan teori
organisasi.

Penulis perlu mengingatkan anda bahwa, apabila anda melangkah lebih jauh dalam memahami
setiap konsep inti, akan ada saat-saat dimana anda terjebak pada persimpangan-persimpangan ini
dan menjadi bingung tentang konsep atau teori mana yang anda sedang gunakan. Karena itu
cobalah untuk tidak merasa putus asa jika ini terjadi. Tanpa melewati tahapan ini, ana akan memiliki
sedikit peluang untuk menjadi berpengetahuan tentang teori organisasi atau berketerampilan dalam
merumuskan teori. Percayalah bahwa setelah kebingungan ini akan muncul kejelasan baru tentang
organisasi dan proses penyusunan teori. 

RINGKASAN

Karena keragaman dan pluralisme organisasi, para manajer harus mampu memaknai dan
menggunakan perspektif ganda dan belajar untuk memanfaatkan pengetahuan mereka dalam
pembuatan berbagai keputusan setiap hari. Mempelajarii teori organisasi akan membantu
menguasai keahlian-keahlian abstraksi dan penyusunan teori yang akan memungkinkan anda
menggunakan perspektif ganda untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan tanpa keahlian
seperti yang dimiliki para pencetus teori organisasi. Tetapi perlu diingat bahwa anda harus
menerapkan penalaran abstrak anda terhadap situasi-situasi konkret. Ini berarti sebuah pembalikan
proses abstraksi. 

Teori yang paling baik adalah teori-teori yang anda temukan cocok dengan pengalaman organisasi
anda sendiri, dan dalam buku ini anda akan belajar tentang teori-teori yang telah dikembangkan
oleh orang lain dan keahlian-keahlian yang mereka gunakan untuk merumuskannya. Ini akan
memberikan basis bagi dalam berteori. Anda bisa menggunakan teori-teori yang telah dirumuskan
sebagaimana adisrael  7-0anya, jika ini terbukti bermanfaat bagi tujuan anda, atau sebagai kerangka
untuk upaya penyusunan teori anda sendiri. Pada setiap kasus, teori organisasi memerlukan
penguasaan teori-teori yang telah ada dan pengembangan metode-metode dan keahlian-keahlian
pembuatan teori. 

Anda memiliki alasan sendiri untuk mengkaji teori organisasi. Alasan penulis adalah bahwa teori
organisasi memperluas perspektif penulis tentang organisasi dan dunia pada umumnya serta
membuka pikiran penulis terhadap ide-ide dan kemungkinan-kemungkinan baru untuk perubahan
dan transformasi. Penulis selalu memperbaharui karya di bidang ini dan menemukan bahwa ide-ide
yang bisa ditelusuri pada karya-karya ini memberikan kesan pemahaman dimana penulis memiliki
kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri datang dari penemuan bahwa penulis bisa
menerapkan apa yang telah dipelajari dari teori organisasi dengan sekurang-kurangnya dua hasil
yang sangat berguna bagi penulis. Salah satunya adalah meningkatnya kekuatan untuk berkarya
dan dengan keahlian penalaran abstrak; yang lainnya adalah peningkatan kemampuan untuk
belajar. Walaupun mungkin memberikan makna dan kemungkinan lain bagi anda, saya berharap
bahwa antusiasme penulis, yang dibangun diatas kebutuhan dan nilai khusus sendiri, akan
menginsipirasi anda untuk mengeksplorasi teori organisasi

Anda mungkin juga menyukai