Anda di halaman 1dari 12

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...........................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHSAN.................................................................................2

A. Teori Organisasi........................................................................................2
B. Pengertian Assosiasi..................................................................................5
C. Pengertian Lembaga..................................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Definisi sederhana dari organisasi adalah suatu kelompok orang yang


mempunyai tujuan yang sama. Tujuan merupakan hasil yang berupa barang, jasa,
uang, pengetahuan dan lain-lain. Tujuan disini dapat di definisikan sebagai output,
dan untuk menjadi output di perlukan input. Input dapat berupa raw material,
sumber daya manusia, uang, informasi dan lain-lain. Sistem sendiri dapat
didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi.

Pada makalah ini akan membahas beberapa pengertian dari Teori


Organisasi, Assosiasi, dan Lembaga. Dengan adanya makalah ini semoga
pembaca bisa lebih paham dan khususnya kami penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teori organisai ?
2. Apa pengertian assosiasi ?
3. Apa pengertian lembaga ?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian teori organisasi
2. Mengetahui penegertian assosiasi
3. Mengetahui pengertian lembaga
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Organisani

Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang saling
berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan mengapa
variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.

Berikut ini adalah definisi dan pengertian teori menurut ahli :

1. Litlejohn & Karen Foss

Teori merupakan sebuah sistem konsep yang abstrak dan hubungan-


hubungan konsep tersebut yang membantu kita untuk memahami sebuah
fenomena.

2. Calvin S. Hall & Gardner Linzey

Teori adalah hipotesis (dugaan sementara) yang belum terbukti atau


spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui secara pasti.

3. MANNING

Teori adalah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan


seperangkat variabel satu sama lain. Teori akan menghasilkan ramalan-
ramalan yang dapat dibandingkan dengan pola-pola yang diamati.

Sedangkan organisasi adalah penyusunan dan pengaturan bagian-bagian


hingga menjadi suatu kesatuan sususan dan aturan dari berbagai bagian sehingga
merupakan kesatuan yang teratur gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan
tertentu).

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :

1. Chester I. Bernard

Berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja


sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

2. Stephen P. Robbins

menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang


dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk
mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Teori organisasi Muncul pada abad 19 di latar belakangi oleh Revolusi Inggris
dan lahirnya perusahaan raksasa di Amerika Serikat. Berikut ini akan dibahas
mengenai teori organisasi klasik yang dipelopori oleh  Max Weber, teori
neoklasik, dan teori organisasi modern. Teori organisasi adalah studi tentang
bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya
ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka.

Adapun bagian – bagian dari teori organisasi sebagai berikut :

1. Teori Organisasi Klasik

Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional,


yang berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan
ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar anggapan-
anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu:

a.  Teori birokrasi : dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The


Protestant Ethic and Spirit of Capitalism.

b.  Teori administrasi : dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol  dan


Lyndall Urwick dari Eropa serta Mooney dan Reiley dari Amerika.

c.  Manajemen ilmiah : dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow


Taylor.

2. Teori Organisasi Neoklasik

Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan


manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian
kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan
“suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan
yang dilakukan di Howthorne dan dari tulisan Huga Munsterberg.

Dalam hal pembagian kerja, teori neklasik telah mengemukaan perlunya hal-
hal sebagai berikut:

a. Partiipasi, yaitu melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan


keputusan.
b. Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
c. Manajemen bottom-up yang akan memberikan kesempatan kepada para
yunior untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan manajemen
puncak.
3. Teori Organisasi Moderen
Teori modern ditandai  dengan  ahirnya  gerakan contingency yang dipelopori
Herbert Simon, yang  menyatakan  bahwa teori organisasi  perlu melebihi prinsip-
prinsip yang dangkal dan terlalu disederhanakan  bagi suatu kajian mengenai
kondisi yang dibawahnya dapat diterapkan  prinsip yang saling bersaing.
Kemudian Katz dan  Robert Kahn dalam  bukunya “the social psychology of
organization” mengenalkan perspektif  organisasi sebagai  suatu sistem terbuka.

B. Pengertian Asossiasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asosiasi bisa diartikan sebagai


persatuan antara rekan usaha atau persekutuan dagang. Asosiasi juga bisa berarti
perkumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama. Pengertian lain istilah
ini adalah proses interaksi yang mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial.
Merujuk pengertian tersebut, berbagai asosiasi dapat ditemukan dalam kehidupan
bermasyarakat. Contohnya, Ikatan Dokter Indonesia atau IDI, sebuah asosiasi
yang melibatkan orang-orang yang berprofesi dokter se-Indonesia.

Contoh lain adalah APPI atau Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia, ALI atau
Asosiasi Logistik Indonesia, APJII atau Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indonesia, hingga ASI atau Asosiasi Semen Indonesia. Selain itu, masih ada pula
IDEA (Indonesia E-Commerce Association) atau Asosiasi E-Commerce Indonesia
dan AISI atau Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia. Selain dalam lingkup
domestik, asosiasi juga bisa kita temukan dalam lingkup internasional atau global.
Sebut saja ASEAN, sebuah asosiasi atau perhimpunan bangsa-bangsa se-Asia
Tenggara, OPEC atau asosiasi negara-negara produsen minyak dunia, hingga PBB
atau UNO, asosiasi yang merupakan perkumpulan seluruh negara di dunia.

Tujuan asosiasi berbeda-beda, tergantung bidang yang ditekuni asosiasi yang


bersangkutan. Misalnya saja, Asosiasi Pembangunan Internasional atau IDA
(International Development Association) yang bertujuan untuk mengurangi
kemiskinan dan menyediakan pinjaman bagi negara yang kelayakan kreditnya
sangat rendah sehingga tidak mampu meminjam dari program Bank Dunia.
Idealnya, asosiasi didirikan secara sukarela oleh anggotanya untuk mencapai
tujuan bersama, saling menolong, dan saling mendukung. Jadi, sebelum
mendirikan suatu asosiasi, ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu alasan yang
melatarbelakangi pendirian asosiasi tersebut, bagaimana sistematika menarik
anggota, dan bagaimana mempertahankan anggota.

Selain mengenai perkumpulan, asosiasi juga bisa diartikan sebagai tautan


dalam ingatan pada orang atau barang lain. Dengan kata lain, asosiasi merupakan
pembentukan hubungan atau pertalian antara gagasan, ingatan, atau kegiatan
panca-indra. Dari pengertian tersebut, kegiatan mengasosiasikan adalah kegiatan
menautkan sesuatu pada orang atau barang lain. Misalnya, warna bendera putih
pada peperangan mengasosiasikan menyerah dan lawan harus menghentikan
pertempuran.

C. Pengertian Lembaga

Pengertian lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga


mengandung mana yang abstrak. Karena dalam pengertian lembaga juga
mengandung tentang seperangkat norma-norma, peruturan-peraturan yang menjadi
ciri lembaga tersebut. Lembaga merupakan system yang kompleks yang
mencangkup berbagai hal yang berhubungan dengan konsep sosial, psikologis,
politik dan hukum.

Konsep lembaga/ kelembagaan telah banyak dibahas dalam sosiologi,


antropologi, hukum dan politik. Dalam bidang sosiologi dan antropologi
kelembagaan banyak di tekankan pada norma, tingkah laku maupun adat istiadat.
Dalam ilmu politik kelembagaan banyak ditekankan pada aturan main, kegiatan
kolektif untuk kepentingan bersama. Dalam ilmu Psikologi menegaskan
pentingnya kelembagaan dari sudut pandang tingkah laku manusia. Sedangkan dari
ilmu hukum melihatnya dari sudut hukum atau regulasinya serta istrumen dan
litigasinya.
Untuk memahami lebih dalam tentang arti lembaga, dapat dilihat dari
berbagai pendapat para ahli tentang konsep dan definisi dari lembaga. Pengertian
lembaga menurut para ahli adalah sebagai berikut :

1. Ensiklopedia Sosiologi

“institusi” --sebagaimana didefinisikan oleh Macmillan-- adalah merupakan


seperangkat hubungan norma-norma, keyakinan-keyakinan, dan nilai-nilai yang
nyata, yang terpusat pada kebutuhan-kebutuhan sosial dan serangkaian tindakan
yang penting dan berulang.

2. Adelman & Thomas

Mendefinisikan institusi sebagai suatu bentuk interaksi di antara manusia yang


mencakup sekurang-kurangnya tiga tingkatan. Pertama, tingkatan nilai kultural
yang menjadi acuan bagi institusi yang lebih rendah tingkatannya. Kedua,
mencakup hukum dan peraturan yang mengkhususkan pada apa yang disebut
aturan main (the rules of the game). Ketiga, mencakup pengaturan yang bersifat
kontraktual yang digunakan dalam proses transaksi. Ketiga tingkatan institusi di
atas menunjuk pada hirarki mulai dari yang paling ideal (abstrak) hingga yang
paling konkrit, dimana institusi yang lebih rendah berpedoman pada institusi yang
lebih tinggi tingkatannya.

3. Israel

Konsep umum mengenai lembaga meliputi apa yang ada pada tingkat lokal atau
masyarakat, unit manajemen proyek, institusi-institusi, departemen-departemen di
pemerintah pusat dan sebagainya. Sebuah lembaga dapat merupakan milik negara
atau sektor swasta dan juga bisa mengacu pada fungsi-fungsi administrasi
pemerintah.

4. Kartodiharjo et al

Lembaga adalah instrument yang mengatur hubungan antar individu. lembaga juga
berarti seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat yang telah
mendefinisikan bentuk aktifitas yang dapat dilakukan oleh pihak tertentu terhadap
pihak lainnya, hak istimewa yang telah diberikan serta tanggungjawab yang harus
dilakukan.

5. Schmidt

Lembaga atau institusi merupakan sekumpulan orang yang memiliki hubungan


yang teratur dengan memberikan definisi pada hak, kewajiban, kepentingan, dan
tanggungjawab bersama.

6. Hayami dan kikuchi

Lembaga adalah (1) aturan main dalam interaksi interpersonal, yaitu sekumpulan
aturan mengenai tata hubungan manusia degan lingkungannya yang menyangkut
hak-hak, perlindungan hak-hak dan tanggung jawab. (2) suatu organisasi yang
memiliki heirarki yaitu adanya mekanisme administrative dan kewenangan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas ada beberapa kesimpulan yang dapat penulis simpulkan,
sebagaimana berikut :

1. Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis
mengenai fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan
fenomena alamiah. Sedangkan organisasi adalah penyusunan dan
pengaturan bagian-bagian hingga menjadi suatu kesatuan sususan dan
aturan dari berbagai bagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur
gabungan kerja sama (untuk mencapai tujuan tertentu).
2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, asosiasi bisa diartikan sebagai
persatuan antara rekan usaha atau persekutuan dagang. Asosiasi juga bisa
berarti perkumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama.
Pengertian lain istilah ini adalah proses interaksi yang mendasari
terbentuknya lembaga-lembaga sosial. Merujuk pengertian tersebut,
berbagai asosiasi dapat ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Pengertian lembaga lebih menunjuk pada sesuatu bentuk, sekaligus juga
mengandung mana yang abstrak. Karena dalam pengertian lembaga juga
mengandung tentang seperangkat norma-norma, peruturan-peraturan yang
menjadi ciri lembaga tersebut. Lembaga merupakan system yang
kompleks yang mencangkup berbagai hal yang berhubungan dengan
konsep sosial, psikologis, politik dan hokum
B. Saran

Demikian makalah ini yang dapat kami sampaikan, tentunya makalah ini masih
banyak kekurangan serta kesalahan-kesalahan baik itu tata cara penulis ataupun
pembahasan di dalamnya. Untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan dari
pembaca sekalian demi tersempurnanya makalah kami. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai