Anda di halaman 1dari 6

Tuliskan cara-cara PKI agar memperoleh simpati masyarakat sebelum melakukan pemberontakan pada

tanggal 1 Oktober 1965!

Latar Belakang Runtuhnya Pakta Warsawa dan Unisoviet

Bubarnya pakta Warsawa. Pakta Warsawa merupakan perjanjian internasional untuk


membentuk aliansi militer negara-negara Blok Timur di Eropa Timur. Pakta Warsawa pada
akhirnya runtuh akibat dari Uni Soviet itu sendiri. Akibat kebijakan Gorbachev tentang
reformasi pada Uni Soviet perlahan melemahkan pakta tersebut. Kebijakan yang dibuat
Gorbachev itu pula yang menjadi penyebab runtuhnya pemerintahan Negara uni Soviet itu sendiri.
Pakta Warsawa malah dijadikan alat untuk rezim komunis di Eropa Timur. Meskipun Soviet
bersikeras mempertahankan perjanjian itu, namun seperti dijelaskan laman arsip sejarah Uni
Soviet, permusuhan internal menjadi penyebab runtuhnya organisasi itu. Contohnya Uni Soviet
memutuskan untuk menginvasi Hungaria karena pengunduran diri Hungaria dari Pakta
Warsawa, Cekoslowakia karena Kebangkitan Praha pada 1968. Saat itu merupakan periode
liberalisasi dan reformasi kardinal di Cekoslowakia. Guncangan lainnya pada Pakta Warsawa
terjadi ketika Albania menantang Uni Soviet. Mereka tak suka dengan politik de-Stalinisasi
Soviet. Albania kemudian secara de facto memutuskan berhenti berpartisipasi dalam kegiatan
aliansi itu pada 1961. Pakta Warasawa kemudian semakin berada di titik nadir setelah rezim Uni
Soviet di negara Eropa Timur runtuh.
Runtuhnya organisasi tersebut diawali oleh diberlakukannya kebijakan glasnost dan
prestroika oleh Gorbachev, pemimpin Uni Soviet baru, negara pendiri dan penggagas Pakta
Warsawa, yang mendorong lunturnya kewibawaan Soviet dan komunisme di kawasan tersebut.
Otomatis anggota pakta Warsawa lainnya, yang secara mayoritas rakyatnya tidak mendukung
komunisme mendapat angin untuk menjatuhkan pemerintahan komunis yang cenderung korup
dan mengganti dengan pemerintahan baru.
Kemudian mulai runtuhnya komunisme disusul dengan mulai pecahnya Uni Soviet, Negara
dari para anggota Pakta Warsawa di bagian Eropa Timur mulai menjadi demokrasi dan disusul
dengan sejumlah revolusi yang ada. Sehingga anggota Pakta warsawa memutuskan untuk
membubarkan Pakta Warsawa yang terdiri dari Bulgaria, Romania, Republik Demokratik
Jerman, Hungaria, Polandia, dan Cekoslowakia. Dalam buku Perang Dingin (2018) karya Argda
Wahyu, pembubaran Pakta Warsawa juga bekaitan dengan krisis yang dialami oleh Uni Soviet
dan negara-negara komunis pada tahun 1990-an.
Krisis tersebut disebabkan oleh kemunculan gelombang revolusi demokratik di kawasan
Eropa Timur serta adanya perpecahan antara negara-negara komunis. Krisis yang dialami oleh
Uni Soviet dan negara komunis menyebabkan perpecahan internal Pakta Warsawa. Akhirnya,
Pakta Warsawa secara resmi dibubarkan pada tanggal 31 Maret 1991 dalam pertemuan
antarnegara anggota Pakta Warsawa di kota Praha, Ceko.

Runtuhnya Uni Soviet, Uni Soviet adalah dilatarbelakangi oleh krisis (politik, ekonomi, sosial),
Glasnost dan Perestroika, juga konflik etnis. Krisis politik di Uni Soviet, disebabkan oleh Leninisme.
Munculnya ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elite terhadap penerapan sistem
komunisme. Sistem ekonomi sentralistik yang diterapkan menyebabkan susahnya pemerataan
kesejahteraan dan perkembangan ekonomi daerah. Korupsi di kalangan partai komunis dan
pemerintahan. Munculnya gerakan separatisme di negara-negara bawahan Uni Soviet
di Uni Soviet terjadi karena inefisiensi yang kronis dari sistem yang dikolektivasi, keborosan
ekonomi, keterbelakangan teknologi dan sistem hegemoninya. Krisis sosial budaya di Uni Soviet
terjadi karena adanya sifat totaliter dan pembagian kelas dalam kehidupan masyarakat Uni
Soviet, rendahnya kualitas kehidupan masyarakat Uni Soviet, serta tidak diperbolehkan
berkembangnya kreativitas masyarakat oleh pemerintah Uni Soviet. Glasnost dan Perestroika
yang dicanangkan oleh Gorbachev merupakan pemicu bagi meledaknya revolusi sosial di
negara-negara Eropa Timur contohnya teknologi informasi dan munculnya generasi baru.
Glasnost dan Perestroika membuat dunia komunis meragukan sistem sosial-komunis mereka
untuk dapat tetap menjawab tantangan zaman.
Konflik etnis di Uni Soviet tumbuh dari kesadaran akan eksistensi kelompoknya. Gorbachev
terlambat dalam menyadari pentingnya permasalahan etnis, sehingga sudah telanjur banyak
terjadi kerusuhan, demonstrasi dan protes dari etnis-etnis di beberapa tempat di Uni Soviet
yang terjadi secara berturut-turut. Runtuhnya Uni Soviet terjadi setelah satu persatu republik-
republik di Uni Soviet melepaskan diri dari USSR. Banyak cara telah dilakukan Gorbachev untuk
mencegah disintegrasi Uni Soviet, namun gagal. Pemerintah Uni Soviet berakhir ditandai
dengan pengunduran diri Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev pada tanggal 25 Desember
1991 dan pembentukan CIS oleh pemimpin Rusia, Boris Yeltsin.
Runtuhnya Uni Soviet yang menandai matinya komunisme, bubarnya Pakta Warsawa dan
berakhirnya Perang Dingin, membawa konsekuensi yang sangat nyata bagi perpolitikan dunia.
Komunisme sudah tidak memiliki kekuatan sosial seperti sebelum runtuhnya Uni Soviet. Pasca
Perang Dingin mulai berkembanglah pemikiran sosialisme demokratik yang bertujuan
mengoreksi kesalahan sosialisme-komunisme Uni Soviet dan membangun konsep alternatif
sosialisme dalam hubungan dengan demokrasi sosial. Runtuhnya sosialisme-komunisme
menyebabkan liberalisme-kapitalisme menjadi satu-satunya ideologi yang berjaya bahkan
hingga saat ini. Ada pula pemikir-pemikir lainnya yang mempunyai prediksi berbeda tentang
konsep perpolitikan pasca Perang Dingin dan mengemukakan paradigma alternatif untuk
menjawab kelemahan dari sistem liberal.

Hubungan Runtuhnya Uni Soviet dengan Reunifikasi Jerman!


Jerman Timur dikuasai oleh Uni Soviet. Ketika runtuhnya Uni Soviet,maka secara tidak
langsung hilangnya kekuasaan dari Uni Soviet atas Jerman Timur. Dengan runtuhnya Uni Soviet,
yang saat itu banyaknya warga Jerman Timur yang sering diam-diam eksodus ke Jerman Barat
yang berada dibawah kekuasaan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis berideologi Liberal
Demokrasi, akhirnya rakyat Jerman Timur ingin menyatukan diri dengan Jerman barat. Dari
runtuhnya Uni Soviet, sehingga terjadilah peristiwa Reunifikasi Jerman pada tanggal 9
November 1989.
Masyarakat Jerman Timur juga pada masa pendudukan Uni Soviet mengalami banyak
kesulitan dalam segi sosial, ekonomi dan politik. Hal tersebut merupakan disebabkan oleh
penerapan kebijakan otoriter Uni Soviet yang membatasi aktivitas masyarakat Jerman Timur.
menuntut adanya demokratisasi politik dan ekonomi. Rezim Komunis Jerman Timur di bawah
Erick Honeker tidak mampu membendung gerakan reformasi yang dilancarkan demonstran.
Demonstrasi ini memuncak pada tanggal 9 November 1989 dengan penghancuran Tembok
Berlin. Penghancuran Tembok Berlin menandakan keruntuhan dari rezim komunis
di Jerman Timur.
Dengan runtuhnya Uni Soviet sebagai kepala dan pemegang tampuk kekuasaan
komunisme pada masa Perang Dingin, maka secara tidak langsung runtuhlah kekuasaan
komunisme di berbagai kawasan, yang diakibatkan karena  lesunya ekonomi di dalam rezim
Uni Soviet, turunnya harga minyak bumi yang menjadi sumber pendapatan Uni Soviet, serta
liberalisme yang masuk di Uni Soviet menyebabkan tereksposnya pemerintahan yang korup di
dalam negaranya. Akibat hal ini, dampak yang dialami adalah munculnya demonstran yang
mengusung pembentukan negara baru dan penyatuan wilayah. Bukti dari keruntuhan Uni
Soviet tidak hanya pada Jerman Timur tetapi berdampak pada runtuhnya Yugoslavia dan
pembentukan negara baru jajahan Uni Soviet seperti Kazakhstan, Uzbekistan, Ukraina, Armenia,
dan negara lainnya.

Anda mungkin juga menyukai