PENDAHULUAN
Uni Soviet merupakan salah satu negara adidaya antara tahun 1922 sampai pada
tahun 1991 di Eurasia dan merupakan negara komunis terbesar dan tertua yang pernah
ada. Uni Soviet merupakan gabungan atau federasi dari negara-negara sosialis komunis.
Federasi ini tergabung dalam Republics Sosialist Soviet (RSS). Pada awalnya Republik
Sosialis Soviet hanya terdiri atas empat negara yaitu Russian Soviet Federated Socialist
Republic (RSFSR), Transcaucasia SFSR, Ukrainian SSR, Belorussian SSR, kemudian
berkembang menjadi 15 negara pada tahun 1956 yang terdiri dari Armenia, Azerbaijan,
Byelorussia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirgizstan, Latvia, Lithuania, Moldavia,
Rusia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan. Luas wilayah Uni Soviet
adalah 22.402.200 km2.. Uni Soviet terbentang lebih dari 10.000 km dari timur ke barat
dan hampir 7.200 km dari utara ke selatan dan melintasi sebelas daerah waktu. Uni Soviet
mempunyai batas negara dengan panjang lebih dari 60.000 km, dua pertiganya adalah
garis pantai Samudera Arktik. Pada saat itu Uni Soviet juga berbatasan dengan
Afghanistan, Cina, Cekoslowakia, Finlandia, Hungaria, Iran, Mongolia, Korea Utara,
Norwegia, Polandia, Rumania, dan Turki.
Ketika Kaisar Rusia Aleksander III meninggal pada tahun 1894, Tsar Nikolai II
menggantikan posisi ayahnya tersebut. Pemerintahan yang sangat reaksioner dan bersifat
otokratis digunakan selama masa pemerintahannya pada tahun 1894 sampai pada tahun
1917. Namun, dalam bidang ekonomi pemerintahannya sangat progresif terutama dalam
bidang industri, seperti industri tekstil, pertambangan, batubara, dan besi. Hal ini
menyebabkan berkembangnya gerakan sosialis yang menentang kapitalisme yang terjadi
di Rusia dengan mendirikan Partai Sosial Demokrat pada tahun 1898. Tetapi pada tahun
1903 partai ini terpecah menjadi Partai Sosialis (Menshevik) dengan dipimpin oleh
George Plikhanov dan Partai Komunis (Bolshevik) yang dipimpin oleh Vladimir Iliyich
Lenin. Selama masa kepemimpinannya, Rusia juga sedang berperang melawan Jepang
pada tahun 1904 sampai pada tahun 1905 yang dilakukan untuk mencari pengaruh
dikawasan Asia dan juga sedang berperang melawan Ottoman Turki. Sampai pada
akhirnya Tsar Nikolai II menjadi tsar dinasti Romanov yang terakhir. Penyebab
runtuhnya dinasti Romanov antara lain disebabkan oleh : Pertama, peristiwa minggu
berdarah pada hari minggu tanggal 22 Januari 1905, merupakan demonstrasi damai yang
dilakukan oleh kaum buruh di Petrograd (sekarang St. Petersburg) yang menewaskan
ribuan buruh akibat tembakan-tembakan oleh tentara tsar.
Kedua, pada bulan Oktober 1905 sekitar 3 juta pekerja mogok kerja, menuntut
persamaan hak, perbaikan nasib (kebebasan dan pemberlakuan 8 jam kerja/hari). Dampak
dari pemogokan ini adalah Manifesto 17 Oktober dan muncul pemberontakan bersenjata
(Revolusi 1905) pada bulan Desember 1905. Ketiga, kekalahan Rusia dalam perang
melawan Jepang yang menyebabkan berkurangnya kepercayaan rakyat terhadap Tsar.
Keempat, terjadinya Revolusi 1917 (Februari dan Oktober) di Rusia yang dipicu oleh
dipaksanya 11-15 juta petani oleh Tsar Nikolai II untuk diikutsertakan dalam Perang
Dunia I sehingga lahan pertanian terbengkalai yang membuat rakyat Rusia menderita
kelaparan akibat inflasi karena biaya perang yang meningkat yang berdampak pada
meingkatnya harga kebutuhan pokok. Revolusi ini berhasil menggulingkan Tsar Nikolai
II dari kekuasaannya serta pemerintahan sementara (provisional) yang dibentuknya.
Kaum Bolshevik meresmikan berdirinya Republik Soviet Rusia dan pada tanggal 7
November 1917 namanya diubah menjadi RSFSR (Russian Soviet Federated Socialist
Republic). Pada tahun 1918 terjadi perang saudara antara Kaum Menshevik dan Kaum
Bolshevik. Perang ini diakhiri dengan kekalahan Kaum Menshevik dan terbentuknya
Union of Soviet Socialist Republics (USSR) atau Uni Soviet pada 30 Desember 1922.
Setelah turunnya Tsar Nikolai II, terjadi transisi mulai dari masa pemerintahan
Lenin hingga pemerintahan Gorbachev. Uni Soviet dibawah kepemimpinan Lenin
mengukuhkan diri sebagai negara komunis. Pada tahun 1919 Lenin membentuk
Komintern (Komunis Internasional) yang bertugas menyebarkan komunisme di seluruh
dunia. Di awal revolusi, pemerintah berusaha mematahkan dominasi patriarki keluarga
dengan memberikan kebebasan dan hak politik terhadap wanita. Lenin juga menjalankan
New Economic Policy (NEP), petani-petani dibebaskan dari pungutan dan diperbolehkan
menjual kelebihan produknya di pasar terbuka. Program ini terbukti sangat
menguntungkan dan menghidupkan perekonomian. Pada tahun 1947, Lenin juga
mendirikan Cheka untuk mengantisipasi pemberontakan dari kelompok kontra
revolusioner dan memonopoli keberadaan media. Setelah kematian Lenin, posisi kepala
pemerintahan dipegang oleh Joseph Stalin. Stalin membuat Rencana Lima Tahun, yaitu
menghapus sistem NEP , industrialisasi besar-besaran, kolektivisasi pertanian dan
mengontrol semua aktivitas ekonomi. Stalin juga membentuk NKVD (People’s
Commissariat of Internal Affairs) yang mengakibatkan kurang lebih 3 juta orang terkena
deportasi, adanya The Great Purges (Pembersihan Besar) yang membekukan enam
anggota awal politbiro 1920 yang membesarkan Lenin, petinggi-petinggi Tentara Merah
dan direktur-direktur industri. Pemimpin Uni Soviet berikutnya adalah Nikita Kruschev.
Sistem kepemimpinan yang dilakukan Stalin, menginspirasi Kruschev untuk melakukan
koreksi terhadap pemerintahan Stalin dan merinci kekejaman yang dilakukan Stalin.
Tahun 1964, Khrushchev diimpeach oleh Komite Sentral CPSU karena sejumlah
kesalahan termasuk kebijakan USSR yang menyebabkan terjadinya Krisis Misil Kuba.
Setelah Khrushchev mundur, Leonid Brezhnev naik menjadi pemimpin USSR. Brezhnev
juga menekankan industri berat dan melakukan reformasi ekonomi tahun 1965. Tahun
1960, USSR menjadi produsen dan eksportir migas. Di awal tahun 1980 Pada saat Uni
Soviet di bawah kendalinya, negara mengalami kemerosotan di segala bidang. Tingkat
pertumbuhan ekonomi menurun drastis, korupsi merajalela, produk pertanian kurang
variatif, sektor jasa tidak berjalan lancar, dan berbagai kemunduran lainnya. Setelah
kemunduran Brezhnev, kepemimpinan Uni Soviet digantikan oleh Yuri Andropov dan
kemudian Konstantin Chernenko. Namun, kedua pengganti Brezhnev tidak mampu
membawa perubahan yang berarti.
BAB II
PEMBAHASAN
Krisis ekonomi dan politik yang dihadapi oleh Uni Soviet semakin meningkat di awal
tahun 1980-an. Krisis tersebut membuat semakin meningkatnya tingkat kriminalitas dan
korupsi di Uni Soviet. Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan baru yang mampu
membawa Uni Soviet kearah yang lebih baik. Di bawah kekuasaannya, Gorbachev
berusaha membangun Uni Soviet melalui kebijakannya yaitu Glasnost dan Perestroika.
Kebijakan-kebijakan yang awalnya dimaksudkan untuk memperbaiki perekonomian Uni
Soviet, justru menimbulkan akibat-akibat yang tidak diharapkan. Perestroika merupakan
reformasi dalam segala bidang yang dilakukan oleh pemerintahan Uni Soviet. Reformasi
ini mencakup bidang ekonomi, politik, birokrasi, budaya, dan sistem nilai yang terdapat
di masyarakat. Perubahan tersebut membawa dampak yang sangat besar bagi
perekonomian Uni Soviet.
Dikembalikannya hak milik tanah yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah serta
terciptanya sistem ekonomi pasar merupakan efek dari kebijakan ini. Sistem ekonomi
pasar memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat Uni Soviet. Dikembalikannya
perusahaan milik pribadi yang awalnya dikuasai oleh pemerintah, tidak mampu
memberikan perubahan yang positif kepada masyarakat. Dampak dari kebijakan tersebut
adalah penurunan tingkat kehidupan masyarakat. Hal ini memicu terjadinya pemogokan,
aksi demonstrasi dan juga meningkatnya tindak kriminalitas di Uni Soviet. Kebijakan
pemerintah berikutnya adalah Glasnost. Selain di bidang ekonomi, restrukturisasi juga
terjadi di bidang media. Kebijakan tersebut membawa perubahan terhadap hak partisipasi
masyarakat dalam menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah. Media yang antara
tahun 1930 hingga tahun 1980 dikuasai oleh pemerintah, keberadaanya dikembalikan
kepada pemiliknya. Hal ini secara otomatis membuat pemerintah tidak memiliki hak
untuk mengatur penerbitan suatu berita. Melalui media, masyarakat dibuka pandangannya
mengenai sistem pemerintahan komunis pada masa dahulu, kebaikan dan keburukan
sistem sosialis dan liberalisme, serta masyarakat diberikan informasi seputar masalah
yang sedang dihadapi oleh pemerintah. Media mulai menyingkapkan masalah-masalah
sosial dan ekonomi yang selama ini ditutup-tutupi oleh pemerintah Uni Soviet. Laporan-
laporan media juga menyingkapkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh Stalin,
seperti misalnya Pembersihan Besar yang telah terabaikan. Hal ini membuat keyakinan
publik terhadap sistem komunis Uni Soviet menurun drastis.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa runtuhnya Uni
Soviet dilatarbelakangi oleh krisis politik, ekonomi, sosial, juga konflik etnis. Krisis
politik di Uni Soviet, disebabkan oleh kegagalan Marxsisme-Komunisme dan dampak
perang dingin,serta adanya keberhasilan ideologi liberalisme yang semakin berkembang
pesat. Krisis ekonomi di Uni Soviet terjadi akibat stagnasi ekonomi sehingga tidak
mampu menopang sendi-sendi perekonomian. Krisis sosial budaya di Uni Soviet terjadi
karena rendahnya kualitas kehidupan masyarakat Uni Soviet. Secara khusus, kebijakan
Glasnost dan Perestroika yang dibuat oleh presiden Gorbachev merupakan pemicu bagi
meledaknya revolusi sosial di negara-negara Eropa Timur.
DAFTAF PUSTAKA
http://international.okezone.com/usa/read/2012/05/10/538/627545/
http://www.militanindonesia.org/teori/trotsky/8005-resensi-revolution-betrayed.html
http://www.suaramedia.com/berita/dunia/eropa/12361-kehancuran-rezim-komunis-soviet-
masih-diselimuti-misteri.html
http://www.marxists.org/indonesia/archive/trotsky/khianat/Pengantar2.htm
http://www.reocities.com/ekonomipolitik/ekopol/runtuhnya-unisoviet.html
Fahrurodji, Ahmad. 2005. Rusia Baru Menuju Demokrasi, Pengantar Sejarah dan Latar
Belakang Budayanya Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Zon, Fadli. 2002. Gerakan Etnonasionalis Bubarnya Imperium Uni Soviet . Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.