Anda di halaman 1dari 4

Nama: serafim midofa awi werluka

Kelas : XII IPS 3

DISINTEGRASI UNI SOVIET

LATAR BELAKANG PERPECAHAN UNI SOVIET:

Perpecahan Uni Soviet dimulai pada tahun 1960an. Lebih tepatnya ketika pemerintahan Mikhail
Gorbachev mengalami masalah akibat beban tanggungan dalam dan luar negeri yang harus
diselesaikan serta ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah tersebut. Gorbachev
menerapkan suatu kebijakan dan pemikiran baru yang membuat pemerintahan merosot seperti
Democratizatsia, Perestroika, Glasnot, Zakonost.

Pemikiran Gorbachev ini terkait dengan pembaruan Uni Soviet yang mendapatkan serangan dari
kelompok konservatif yang dinilai bertolak belakang dengan ideologi komunisme. Pada prakteknya,
konsep yang diterapkan justru menjadi awal kehancuran total Uni Soviet.

Selain mendapat serangan dari dalam, negara ini juga mengalami serangan ekonomi dari Amerika
Serikat, tepatnya pada masa kepemerintahan Ronald Reagan. Dengan begitu, kekuatan Uni Soviet di
Eropa Timur hilang. Gorbachev memutuskan untuk melepas kekuasaannya pada 24 Agustus 1991,
hanya beberapa hari setelah kegagalan kudeta.

Dengan mundurnya Gorbachev dari kepemimpinan, maka semakin gencar saja kehancuran Uni
Soviet. Sementara itu keruntuhan ini menandai ikut runtuhnya pengaruh komunis internasional. Hal
ini, secara tidak langsung membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin dengan seterusnya
itu.

Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan
kebebasannya dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya
sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang sidah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis.

Setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991, 15 republik independen berpisah. Sebagai negara
terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang, Republik Sosialis Federasi
Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan melanjutkan status hukum dan negara
penerus dari Uni Soviet.
LIMA TOKOH PALING BERPENGARUH DI UNI SOVIET:

1. Vladimir Lenin

Vladimir Lenin merupakan salah satu tokoh yang paling dikenal dalam sejarah Uni Soviet.
Dia dikenal sebagai pendiri Uni Soviet. Lenin adalah pendorong gerakan revolusioner
dengan membentuk Gerakan Bolshevik dari pecahan Partai Pekerja Sosial Demokratik
Rusia.

2. Joseph Stalin

Tokoh Uni Soviet selanjutnya adalah Joseph Stalin yang menjadi salah satu tokoh
kontroversial dalam sejarah pemerintahan Uni Soviet. Bersama Lenin, Stalin turut
melakukan kudeta untuk meruntuhkan pemerintahan Kekaisaran Rusia. Setelah Lenin
wafat, Stalin naik menjadi pemimpin dan membuat ideologi politiknya sendiri bernama
Stalinisme.

3. Georgy Zhukov

Georgy Zhukov adalah seorang marsekal Uni Soviet yang mempunyai peran penting dalam
Perang Dunia II. Zhukov telah memimpin berbagai serangan selama masa Perang Dunia II.
Dia turut mengambil bagian dalam Perang Kursk pada Juli 1943 dengan mengerahkan para
tentara Soviet ke seluruh Ukraina. Pada 8 Mei 1945, ia mewakili Uni Soviet pada
penyerahan resmi Jerman kepada Uni Soviet.

4. Mikhail Gorbachev

Mikhail Gorbachev merupakan pemimpin terakhir Uni Soviet yang dikenal akibat
kebijakan luar negerinya. Di bawah pemerintahannya, Uni Soviet membangun hubungan
yang signifikan dengan negara-negara barat dan Gorbachev berhasil menghentikan Perang
Dingin.

5. Leonid Brezhnev

Leonid Brezhnev adalah pemimpin Uni Soviet yang menjabat selama 18 tahun. Dia
menjadi pemimpin Soviet terlama setelah Stalin. Setelah berhasil menggulingkan
Khrushchev dari kekuasaannya, Brezhnev muncul sebagai sosok yang memimpin Uni
Soviet. Leonid Brezhnev dikenal dengan kebijakan luar negerinya yang diberi nama
“Doktrin Brezhnev”.

APA YANG DIKETAHUI TENTANG TOKOH Mikhail Gorbachev:

Mikhail Sergeyevich Gorbachev (2 Maret 1931 – 30 Agustus 2022) adalah seorang politikus Rusia dan

Uni Soviet yang menjadi pemimpin Uni Soviet kedelapan dan terakhir. Ia menjabat sebagai Sekretaris

Jenderal Partai Komunis Uni Soviet sejak tahun 1985 hingga 1991. Sebagai Kepala Negara Uni Soviet

dari 1988 sampai 1991, ia memegang jabatan Ketua Presidium Majelis Agung Uni Soviet dari 1988

sampai 1989, Ketua Majelis Agung Uni Soviet dari 1989 sampai 1990, dan satu-satunya Presiden Uni

Soviet dari 1990 hingga pengunduran dirinya pada tahun 1991. Gorbachev pada awalnya menganut

ideologi Marxisme–Leninisme sebelum berubah haluan ke demokrasi sosial pada awal 1990-an.

Gorbachev terlahir pada sebuah keluarga petani miskin berlatar belakang Rusia dan Ukraina di

Privolnoye, RSFS Rusia. Tumbuh pada masa kepemimpinan Josef Stalin, Gorbachev mengoperasikan

pemanen kombinasi di lahan pertanian kolektif pada masa mudanya sebelum bergabung dengan

Partai Komunis, yang saat itu memerintah Uni Soviet. Ketika menempuh studi di Universitas Negeri

Moskwa, Gorbachev menikah dengan rekan mahasiswinya, Raisa Titarenko, pada tahun 1953 sebelum

menerima gelar sarjana hukumnya pada tahun 1955. Berpindah ke Stavropol, Gorbachev bekerja di

organisasi pemuda Komsomol dan, setelah kematian Stalin, menjadi pendukung keras reformasi de-

Stalinisasi oleh Pemimpin Soviet Nikita Khrushchev. Pada tahun 1970, ia ditunjuk menjadi Sekretaris

Pertama Partai di Komite Regional Stavropol. Pada saat menjabat jabatan tersebut, Gorbachev

mengawasi pembangunan Kanal Besar Stavropol. Gorbachev kembali ke Moskwa untuk menjadi

Sekretaris Komite Pusat Partai pada tahun 1978 dan bergabung dengan Politbiro pada tahun 1979.

Tiga tahun setelah kematian Leonid Brezhnev, yang diikuti dengan masa jabatan singkat Yuri

Andropov dan Konstantin Chernenko, Politbiro pada tahun 1985 memilih Gorbachev menjadi

Sekretaris Jenderal Partai, pemimpin de facto Uni Soviet.

Meskipun Gorbachev berkomitmen untuk mempertahankan keberlangsungan negara Soviet dan cita-

cita Marxis-Leninisnya, Gorbachev yakin bahwa reformasi yang signifikan diperlukan, terutama

setelah Bencana Chernobyl 1986. Ia menarik pasukan dari Perang Soviet–Afganistan dan mulai

melakukan pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan untuk

membahas pembatasan senjata nuklir dan menyelesaikan Perang Dingin. Ia memulai kebijakan
glasnost ('keterbukaan') untuk peningkatan kebebasan berbicara dan kebebasan pers serta kebijakan

perestroika ('restrukturisasi') untuk mendesentralisasikan pembuatan keputusan ekonomi demi

meningkatkan efisiensi. Langkah-langkah demokratisasinya dan pembentukan Kongres Perwakilan

Rakyat terpilih membuat Uni Soviet bukan lagi sebuah negara bersistem satu partai. Gorbachev juga

menolak mengintervensi secara militer negara-negara Blok Timur yang meninggalkan pemerintahan

komunisnya pada tahun 1989–1990. Di dalam negeri, sentimen nasionalis berkembang dan

mengancam pembubaran Uni Soviet yang menyebabkan kaum Marxis–Leninis garis keras

melancarkan Kudeta Agustus yang gagal kepada Gorbachev pada tahun 1991. Setelah itu, Uni Soviet

dibubarkan—bertentangan dengan keinginan Gorbachev—dan ia mengundurkan diri dari jabatannya.

Setelah meninggalkan jabatannya, Gorbachev mendirikan Yayasan Gorbachev, menjadi kritik vokal

bagi Presiden Rusia Boris Yeltsin dan Vladimir Putin, serta menyerukan gerakan demokratis sosial di

Rusia.

Gorbachev dianggap secara luas sebagai salah satu tokoh paling penting pada paruh kedua abad ke-

20. Seorang penerima berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Nobel Perdamaian, Gorbachev

dipuji secara luas atas peran pentingnya dalam mengakhiri Perang Dingin, memperkenalkan

kebebasan politik baru di Uni Soviet, serta menoleransi kejatuhan administrasi Marxis–Leninis di

Eropa Timur, Eropa Tengah, dan reunifikasi Jerman. Sebaliknya, ia sering dicemooh di Rusia akibat

mempermudah jalannya kejatuhan Uni Soviet, peristiwa yang menyebabkan berkurangnya pengaruh

Rusia di mata internasional dan memicu terjadinya krisis ekonomi Rusia

KADAL BALAP

Anda mungkin juga menyukai