Revolusi Rusia tahun 1917 memiliki banyak dampak negatif, namun juga memiliki beberapa hasil
positif. Satu dampak positif adalah pemerintahan otokrasi Tsar berakhir dan memberi ruang
untuk para pekerja dan petani. Setelah revolusi, Lenin menciptakan pendidikan gratis di seluruh
Rusia. Anak-anak belajar gagasan komunis tapi mereka masih berpendidikan tentang dunia.
Efek positif lainnya adalah Lenin melakukan delapan jam kerja, yang sangat memperbaiki
kondisi kerja.
Dampak Negatif:
Seperti yang Anda lihat, Revolusi Rusia memiliki banyak efek positif pada Rusia, namun juga
memiliki banyak efek negatif terhadap dunia. Satu efek negatifnya adalah penyebaran
komunisme di seluruh dunia yang menjadi alasan Perang Dunia II. Efek negatif lainnya adalah
15 juta orang tewas setelah perang sipil antara pendukung Bolshevik dan anti-Bolshevik
mendera Rusia. Setelah revolusi, kebebasan rakyat hilang dan orang tidak bisa membaca,
menulis, atau mengatakan apapun yang mereka inginkan.
Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang memerintah
secara diktator. Rakyat Rusia yang merasakan kehidupan di berbagai bidang akibat kediktatoran
Tsar Nicholas II, akhirnya berhasil menghimpun kekuatan dan menentang kekuasaannya dalam
bentuk revolusi. Revolusi Rusia telah berhasil menumbangkan kediktatoran Rusia. Di samping
itu, Revolusi Rusia yang berpaham komunis akhirnya berhasil mengubah haluan negara tersebut
ke arah negara komunis. Seperti revolusi-revolusi lain, Revolusi Rusia juga membawa dampak
baik bagi Rusia sendiri maupun bagi negara-negara di kawasan di dunia termasuk Indonesia.
Pengaruh Revolusi Rusia terhadap perkembangan pergerakan nasional di Indonesia tampak
jelas dengan berkembangan paham Marxis yang kemudian melahirkan Partai Komunis
Indonesia.
Benih-benih Marxisme dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama
H.J.F.M. Sneevliet. Atas dasar Marxisme inilah pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang, Sneevliet
bersama-sama dengan J.A. Brandsteder, H.W.Dekker, dan P. Bersgma berhasil
mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). Sneevliet kemudian melakukan
infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh Sarekat Islam dengan menjadikan
anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI, dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi
anggota ISDV. Dengan cara ini Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang
kuat di kalangan SI, lebih-lebih setelah berhasil mempengaruhi beberapa pemimpin SI,
seperti Semaun dan Darsono. Akibatnya, SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah
pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxismenya sehingga menyebabkan perpecahan dalam
tubuh SI. Pada tahun 1919 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada
bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia. Dengan demikian, Revolusi Prancis,
Revolusi Amerika, dan Revolusi Rusia berpengaruh terhadap munculnya pergerakan nasional
Indonesia.