Anda di halaman 1dari 17

USSR

KELOMPOK 3
NAMA NAMA KELOMPOK:
-Abdullah Adil
-Amara FN
-Evelyn Anggi
-Fadlan Ravi
-Haidaryan Haqqy
-Herfiyan Dwi
-Kezia Dantya
-Kurnia Rizki
-Muhammad Arifin
-Priscila Hosiana
-Putra Hamonangan
-Rachel Arka
-Tambok Julius
Latar Belakang Terbentuknya
USSR
Pada 7 November 1917 (atau 25 Oktober menurut kalender Rusia lama), 104 tahun lalu, Revolusi Bolshevik mulai meletus.
Para buruh dan tentara yang lelah berperang menduduki kantor-kantor pemerintahan di Petrograd (kini Saint Petersburg)
dan malam keesokan harinya merebut Istana Musim Dingin, benteng terakhir Pemerintahan Provisional yang delapan bulan
sebelumnya menggulingkan Tsar. Hingga 1917, belum genap abad ke-20 berusia dua dasawarsa, Imperium Rusia telah
diguncang tiga revolusi.

1. Revolusi pertama, pada 1905, berhasil memaksa Tsar mendirikan Parlemen Duma, parlemen pertama sejak Imperium
Rusia diproklamirkan oleh Tsar Ivan VI pada 1721—itu pun sempat dibekukan Tsar untuk mengusir anasir-anasir
radikal.

2. Revolusi kedua, Februari 1917, sukses menggulingkan monarki dan menggantikannya dengan pemerintahahn
republic/sementara yang dipimpin oleh Alexander Kerensky.

3. Revolusi ketiga—sering disebut “Revolusi Komunis”, “Revolusi Bolshevik”, atau “Revolusi Oktober”—yang meletus
beberapa bulan setelah revolusi kedua, berhasil menyelamatkan Rusia dari ancaman kediktatoran militer, memadamkan
Perang Dunia I, dan mendirikan republik sosialis pertama di dunia. Revolusi Oktober tak hanya mengejutkan tatanan
dunia kapitalis, tapi juga kaum Marxis yang ingin menggulingkannya.
Keberhasilan Vladimir Lenin bersama dengan Partai Bolshevik dalam memimpin revolusi, selain
berhasil menggulingkan pemerintahan Kerensky, juga berhasil memimpin rakyat dalam perang tersebut.
Partai Bolshevik sendiri merupakan partai sosial-demokratis bagi para pekerja dan buruh dengan ideologi
Marxisme-Leninisme.

Dengan naiknya Lenin sebagai pemimpin, ideologi partai yang merupakan partai komunis pun semakin
menyebar. Pada 1922 terjadi perjanjian antara Rusia, Ukraina, Belarusia, dan Transcaucasia (sekarang
Georgia, Armenia, dan Azerbaijan) dan terbentuklah USSR. Setelah Lenin, kepemimpinan Pemerintahan
Lenin kemudian digantikan oleh Joseph Stalin yang melakukan kebijakan politik tirai besi. Di masa
pemerintahan Stalin banyak negara-negara di Eropa Timur bergabung dalam Uni Soviet.
Terpecahnya USSR
• PENYEBAB

• PROSES

• A K I B AT
Penyebab Terpecahnya USSR
•permasalahan KKN yang tidak transparan, konflik antar suku bangsa dan beberapa masalah yang kemudian
menjadi penyulut gerakan sporadis penghancur kedaulatan negara.

•Keragaman Budaya. Uni Soviet merupakan sebuah pemerintahan pusat yang berada di Moskow, namun ia
membawahi 15 negara berbentuk republik. Tentunya dengan jumlah negara sebanyak itu, luas wilayah Uni
Soviet sangat lebar, bahkan menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Selain luas wilayah, berpengaruh juga
keragaman etnis, suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan dan berbagai ciri khas dari setiap negara bagian.

•Etnosentrisme masih sangat kental terasa meskipun sudah ada pemersatunya, Uni Soviet. Sayangnya,
kenyataan tetap bersikukuh membuat setiap negara bagian dari Uni Soviet memegang ciri khas dan sifat
kedaerahan masing-masing. Tidak ada rasa nasionalisme bernama satu Uni Soviet pada saat itu. Sehingga
faktor ini menjadi faktor utama dan pertama yang menyebabkan keruntuhan Uni Soviet.
• Totaliter, karena keharusan menghargai negara dengan sepenuh kepercayaan, akhirnya beberapa pihak dalam
negeri yang mencari untung memanfaatkan keadaan ini. Mereka bertindak sebagai orang-orang penjilat yang
tidak benar-benar peduli dengan rakyat. Mereka bersikap untuk menyenangkan negara dan pemerintah demi
kepentingannya sendiri. Sementara itu, pemerintahan yang totaliter membius rakyat kecil dalam berkreasi dan
berpendapat. Mereka tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dengan cara sendiri, sifat totaliter ini juga
sangat mengekang setiap gerakan yang berusaha meneriakkan kebebasan. Untuk memantapkan sifat totaliter di
Uni Soviet, negara ini memiliki polisi rahasia bernama KGB bentukan Felix Dzerzhinsky yang terkenal kejam.
Proses Terpecahnya USSR
Selama tahun 1960-1970-an, partai komunis, yang saat itu memegang kekuasaan tertinggi di USSR, terus
mengumpulkan kekayaan dan kekuatan. Partai terus memajukan industrialisasi, meski di balik semua itu, ada
rakyat yang kelaparan dan tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya. Hal ini dilihat oleh para anak muda
dan mereka memberontak. Pemberontakan itu dengan cara penolakan terhadap ideologi komunis.

Selain perlawanan dari dalam, Uni Soviet juga mengalami serangan dari luar terutama segi ekonomi. Pada
1980, Ronald Reagen, presiden Amerika Serikat, mengisolasi ekonomi USSR dan mengontrol harga minyak
ke harga terendah, sementara USSR saat itu adalah salah satu penghasil minyak dan gas dunia. Akibat hal-hal
ini, USSR kehilangan kekuatannya di Eropa timur.

Pada 1980-1990-an, pemimpin USSR, Mikhail Gorbachev, menerapkan pemikirannya tentang pembaharuan
USSR. Pemikirannya itu dilatarbelakangi oleh kondisi USSR yang tidak berkembang dan kemerosotan
ekonomi. Beberapa pemikirannya yaitu:
Hukum benar-benar ditegakkan di masa Gorbachev. Terutama dimulainya penegakan hukum Hak Asasi Manusia
(HAM) yang dulunya kurang dihargai. Fokus utama dimasukkannya unsur ini ke dalam konsep perestroika adalah
menormalkan kondisi ekonomi Uni Soviet yang sempat turun.
Jadi dengan unsur ini, negara memberikan subsidi kepada perusahaan swasta yang bangkrut, negara juga
memberikan kebebasan individu dan swasta untuk mengembangkan perekonomian. Pada masa ini, banyak alat
berat yang menjadi usaha prioritas pemerintah untuk meningkatkan pendapatan negara. Yang terpenting seluruh
kebebasan tersebut berada dalam bingkai keteraturan.
Konsep perestroika yang kembali dijalankan Gorbachev pada akhirnya gagal. Hal ini dikarenakan Gorbachev
menyadari banyak orang-orang dari Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) yang berusaha mengkudetanya.
Bagaimana ia dapat bertahan memimpin bila yang mendudukannya di kursi pimpinan terus berusaha
menjatuhkannya.
Gorbachev memutuskan untuk melepas kekuasaannya di tanggal 24 Agustus 1991, hanya beberapa hari setelah
kegagalan kudeta. Dengan mundurnya Gorbachev dari kepemimpinannya, maka semakin meriahlah kehancuran
Uni Soviet. Negara-negara bagian yang semula masih mempersiapkan strategi matang untuk melakukan gerakan
sporadis akhirnya mempercepat diri berpisah dengan Uni Soviet.
Setelah Turunnya Gorbachev, satu per satu negara bagian Uni Soviet melepaskan diri. Georgia yang menjadi
negara perdana pecahan Uni Soviet di tahun 1990 terus disusul jejaknya oleh negara bagian yang lain. Hingga
keruntuhan Uni Soviet resmi dialami pada tanggal 31 Desember 1991.
Akibat Runtuhnya USSR
Perpecahan USSR sebagai negara komunis adidaya pun melemahkan kekuasaan komunis secara
internasional. Hal itu sekaligus menandai berakhirnya Perang Dingin antara USSR dan Amerika Serikat.

Dengan keruntuhan Uni Soviet sebagai negara komunis adidaya dunia, maka runtuh pula kekuasaan
komunis internasional. Berarti hal tersebut membuat Amerika Serikat memenangkan perang dingin yang
sudah berakhir.

Banyaknya negara yang berbeda adat di bawah Uni Soviet pada akhirnya mendapatkan jati diri dan
kebebasannya sendiri dalam menyelenggarakan pemerintahan dan kedaulatan sesuai kepribadian warganya
sendiri. Mereka mendirikan negara baru yang sudah tidak lagi terikat dengan sosialis-komunis. Bahkan
hampir semua mantan negara bagian Uni Soviet lebih menyukai demokrasi dibandingkan meneruskan
sistem warisan Uni Soviet.
Hak Asasi Manusia di seluruh negara bagian Uni Soviet yang dulu dikekang oleh pemerintah pun sudah
dihargai sepenuhnya. Bahkan ada banyak kreativitas dan prestasi individu yang terus bermunculan seiring
keruntuhan Uni Soviet dan kebebasan mantan negara bagian mengekspresikan adat istiadat dan
budayanya sendiri.
Keruntuhan Uni Soviet yang sangat dramatis membuat beberapa negara komunis lain perlahan melemah.
Tidak ada lagi negara besar yang menjadi penyokong mereka menumbuhkan paham komunis di
negaranya. Lambat laun, pengaruh komunis sama sekali hilang dari muka bumi dan malah menjadi musuh
bagi banyak negara di dunia.
Jerman Timur &
Barat
Latar Belakang Jeman Timur dan
Jerman Barat
Setelah perang dunia ke 2 berakhir, sesuai dengan perjanjian Postdam yang dilakukan Negara-negara sekutu, Negara
Jerman akhirnya dipecah menjadi dua bagian. Bagian Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan Perancis
yang berpaham kapital-liberal, sedangkan bagian Timur dikuasai oleh Uni Soviet yang beraliran komunis. Kedua belah
pihak akhirnya sepakat mendirikan Jerman Barat dan Jerman Timur sebagai negara terpisah yang merdeka.
Pendeklarasiannya sebagai berikut:

1. Jerman Barat dideklarasikan tanggal 23 Mei 1949 dengan Kanselir pertamanya Konrad Aedenauer dari Republik
Federal

2. Jerman Timur dideklarasikan tanggal 7 Oktober 1949 dengan Presiden pertamanya Walter Uricht dari Republik
Demokratik Jerman

Banyak warga Jerman yang tidak setuju dengan pemecahan negaranya, terutama masyarakat Jerman Timur yang tidak
ingin negaranya menjalankan sistem pemerintahan komunis. Disamping itu, pertumbuhan ekonomi Jerman Barat yang
menganut sistem kapitalis mengalami peningkatan cukup pesat, puncaknya pada tahun 1950. Hal ini berimbas pada
standar hidup warga Jerman Barat yang semakin baik. Mengetahui hal demikian, akhirnya banyak warga Jerman Timur
yang migrasi ke Jerman Barat.
Tembok Berlin
Setelah Tembok Berlin dibangun, akses warga Jerman Timur untuk pindah ke Jerman Barat semakin sulit. Namun
demikian, masih banyak juga warga Jerman Timur yang mencoba menerobos tembok pembatas tersebut.

Dalam sejarah tercatat ada sekitar 5000 warga Jerman yang mencoba melewati tembok pembatas tersebut dengan cara
yang berbeda-beda. Ada memanjat di atas kawat berduri, terbang dengan balon udara panas, hingga merangkak melalui
selokan. Namun tak sedikit juga dari mereka yang mati selama menyebrangi perbatasan. Menurut Alexandra Hildebrandt,
Direktur Museum Pos Pemeriksaan Charlie, jumlah warga Jerman Timur yang mati diperkirakan berjumlah 200 orang.
Sedangkan dalam catatan Center for Contemporary Historical Research (ZZF) di Potsdam tertulis 136 warga yang mati
akibat menyebrangi perbatasan. Rata-rata, kematian warga Jerman Timur yang mencoba menyebrang karena ditembak
oleh Penjaga Perbatasan.

Tembok Berlin yang dibangun oleh Pemerintah Jerman Timur ini juga menuai reaksi dari berbagai kalangan. Banyak
tokoh-tokoh yang mengutuk pembangunan Tembok ini karena dianggap membatasi kebebasan bergerak. Selain itu,
tembok ini juga disebut-sebut sebagai “simbol” dari perang dingin yang terjadi antara negara sekutu (blok Barat) dengan
Uni Soviet (blok Timur).
Runtuhnya Tembok Berlin
Secara tidak resmi, Tembok Berlin mulai dihancurkan sehari setelah pengumuman restriksi, yaitu pada
tanggal 9 November 1989. Di sore itu dan beberapa minggu setelahnya, semakin banyak warga Jerman
Timur maupun Barat datang membawa palu godam dan sejenisnya untuk menghancurkan beberapa bagian
tembok sekaligus menciptakan beberapa lubang. Mereka ini dikenal sebagai “Mauerspechte” (pelatuk
tembok).

Pada awalnya, aksi penghancuran tembok yang dilakukan ini tetap dikawal ketat oleh penjaga. Namun
setelah beberapa hari kemudian, intensitas penjagaan semakin longgar. Para penjaga tembok pun semakin
toleran dengan aksi penghancuran tembok serta keluar masuknya warga melalui tembok yang lubang.

Puncaknya, pada tanggal 13 Januari 1990, tembok ini resmi dihancurkan oleh pemerintah Jerman Timur,
dimulai di Bernauer Strate. Penghancuran ini merupakan salah satu awal dari reunifikasi (penyatuan
kembali) negara Jerman Timur dengan Jerman.
Setelah reunifikasi diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1990, penghancuran tembok ini
kembali diteruskan dengan alat berat sampai akhirnya selesai bulan November 1991. sebagian
tembok dan menara serta pos perbatasan tetap dipertahankan di beberapa spot, sebagai tempat
memorial dan tempat wisata. Saat ini, setiap tangga 9 November, warga Jerman membuat
pesta besar-besaran untuk merayakan keruntuhan Tembok Berlin.

Anda mungkin juga menyukai