Anda di halaman 1dari 5

GHIBAH YANG BERKEMBANG MENJADI FITNAH

Alhamdulillah

Alhamdulillahilladzi

Hadaanalihadza Wamaaqunnaa Linahtadiyah laulaa anhadanallah

Asyhadu Allah ilahaillallah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah Allahumma shalli 'ala


sayyidina Muhammad wa'ala alihi washobihi Ajmain Amma baad.
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga kita dapat berkumpul dalam rangka thalabulilmi,
mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahim, bertatap muka pada pertemuan yang mulia ini
dalam kadaan sehat wal afiat. Mudah-mudahan setiap derap langkah bisa membuahkan
pahala bagi kita semua, bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan
Allah Swt.
Salam dan shalawat tak lupa pula kita haturkan kepada Nabi besar Muhammad Saw,
kepada keluarganya, sahabatnya, para tabi'in, tabiut tabiahum, kepada kita semua, serta
kepada seluruh umatnya hingga akhir zaman yang menjadikan sebagai uswatun hasanah, suri
tauladan yang baik.

Sahabat yang dimuliakan oleh Allah SWT. Pada kesempatan hari ini saya akan
membawakan materi yang berjudul Ghibah yang berkembang menjadi fitnah. Berbicara
tentang aib orang lain, jika aib yang dikatakan benar disebut menggunjing atau ghibah, dan
disebut fitnah apabila yang dikatakan itu tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari
kesalahan dan lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia,
karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Allah SWT dengan kebijakan-Nya digunakan
untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja tabir Ilahi ini diangkat
untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan kita, niscaya semua orang akan
mengetahui semua keburukan dan kesalahan yang telah kita lakukan. Yang mengakibatkan
teman, lingkungan masyarakat akan membenci kita. Coba kita tanyakan dengan jujur pada
diri kita sendiri, bagaimana rasanya apabila kita yang menjadi orang yang digunjingkan atau
dighibah? Pastinya, tidak akan ada seorangpun yang mau aibnya terbuka. Dan pastinya, tidak
ada seorangpun yang senang bila di ghibah/gunjingkan. Dan malah biasanya, ada dari kita
yang akan bereaksi marah, apabila mendapati kenyataan dirinya di gunjingkan orang. Karena
itulah agama islam melarang kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib
orang lain) apalagi, menfitnah sesama muslim.

Kita akui pula, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka
melebih-lebihkan atau menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa
menyampaikan sesuatu dengan pas artinya tidak ditambah-tambahkan dan tidak pula
dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka
itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena
kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah,
omongan yang kita tambah-tambahkan/lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah. seperti
dalam Al-Quran surah Al-Hujurat Ayat 12 Allah SWT berfirman:

Yang artinya,Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,


sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka
tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Teman-teman yang berbahagia.


Dalam sekelompok orang yang sedang dalam perbincangan, kita sering menemui
pembicaraan yang mengarah kepada kejelekan seseorang, entah yang memulai pembicaraan
itu kita atau orang lain, disadari atau tidak disadari. Yang jelas apabila kita ikut larut dalam
memperbincangkan kejelekan orang maka kita telah berbuat ghibah yang dalam Al-Quran
dan hadits telah diterangkan perbuatan itu adalah haram hukumnya. Maka bagaimana
sebaiknya kita menyikapi kasus yang demikian? Insya Allah berikut ini adalah poin-poin
yang dapat menjauhkan kita dari ghibah:
1. Pertama, merasakan apakah yang dibicarakan itu termasuk ghibah atau bukan.
Caranya mudah, yaitu bayangkan seandainya orang yang kita bicarakan itu
mendengar apa yang kita bicarakan, jika dia merasa tidak senang maka itu adalah
perbuatan ghibah.
2. Kedua, Setelah mengetahui haramnya ghibah maka berusaha semaksimal mungkin
untuk menjauhinya yaitu dengan menyeleksi apa yang akan kita katakan. Apabila kita
ketahui apa yang akan kita katakan itu tergolong ghibah, maka harus ditahan untuk
mengatakannya. Atau apabila kita kemudian menyadari apa yang terlanjur kita
katakan itu adalah ghibah karena khilaf tidak sengaja, maka sesegera mungkin
beristighfar dan bertekad untuk lebih berhati-hati dalam berbicara.
3. Ketiga, Menelaah, merenungkan, dan meyakinkan diri sendiri bahwa dengan
membicarakan kejelekan orang lain sebetulnya itu sama sekali tidak akan menambah
derajat kita. Justru orang yang sering berbuat ghibah akan mudah untuk tidak
dipercaya orang lain, dan hatinya pun tidak akan tenteram.
4. Keempat, Menyadari bahwa seseorang yang kita bicarakan kejelekannya itu
sebenarnya adalah saudari kita sendiri, bukan musuh yang harus dihujat atau pun
dicela. Sekiranya seseorang tersebut melakukan perbuatan tercela atau yang kurang
berakhlak maka sesungguhnya dia belum mengetahui tentang ilmu, maka kita
seharusnya ikut menunjukinya kepada jalan yang lurus bukannya malah
menggunjingnya.
5. Kelima, Jika kita diajak membicarakan kejelekan orang lain oleh seseorang maka kita
harus menyadari bahwa ada dua kemungkinan tentang orang yang menggunjing,
pertama, karena dia belum tahu haramnya ghibah menurut Islam atau kemungkinan
kedua, yaitu dia sedang khilaf tanpa sengaja telah menggunjing. Maka berusahalah
untuk menghentikannya secara maruf tanpa menyinggung perasaannya. Pertama,
ingatkanlah secara lisan bahwa kita dilarang berbuat ghibah. Jika belum berhenti,
maka kita bisa menanggapi seperlunya kemudian berusaha mengalihkan kepada
pembicaraan yang lebih baik. Jika sekiranya kedua upaya itu belum menghentikannya
berbuat ghibah maka diam adalah lebih baik, kemudian berdoa supaya kita dan orang
tersebut sama-sama dijauhkan dari perbuatan ghibah.

Teman-teman yang dirahmati oleh Allah.


Itulah beberapa hal yang dapat saya sampaikan, bahwa sesungguhnya ghibah itu
dilarang dan merupakan salah satu penyakit hati yang harus bisa kita usahakan untuk
menyembuhkannya. Demikianlah ceramah yang dapat saya bawakan hari ini Jika, ada
kesalahan, maka hal itu karena khilaf dan kebodohan ilmu saya. namun jika dalam materi tadi
dapat dipetik kebenarannya, maka hal itu semata-mata karena ilmu Allah. Mohon maaf atas
segala kekurangan.
Ahirul kalam Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
GHIBAH YANG BERKEMBANG
MENJADI FITNAH

Tugas Mata Kuliah


Ilmu Dakwah

OLEH:

NURUL MUCHLISAH SULAIMAN


STB: 02320120063
Kelas: B3

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2015

Anda mungkin juga menyukai