Alhamdulillah
Alhamdulillahilladzi
Sahabat yang dimuliakan oleh Allah SWT. Pada kesempatan hari ini saya akan
membawakan materi yang berjudul Ghibah yang berkembang menjadi fitnah. Berbicara
tentang aib orang lain, jika aib yang dikatakan benar disebut menggunjing atau ghibah, dan
disebut fitnah apabila yang dikatakan itu tidak benar. Manusia memang tidak lepas dari
kesalahan dan lupa, manusia bisa saja berbuat khilaf. Bersyukurlah kita sebagai manusia,
karena kita hidup di balik tabir, yang oleh Allah SWT dengan kebijakan-Nya digunakan
untuk menutupi perbuatan-perbuatan buruk kita. Seandainya saja tabir Ilahi ini diangkat
untuk memperlihatkan semua kesalahan dan keburukan kita, niscaya semua orang akan
mengetahui semua keburukan dan kesalahan yang telah kita lakukan. Yang mengakibatkan
teman, lingkungan masyarakat akan membenci kita. Coba kita tanyakan dengan jujur pada
diri kita sendiri, bagaimana rasanya apabila kita yang menjadi orang yang digunjingkan atau
dighibah? Pastinya, tidak akan ada seorangpun yang mau aibnya terbuka. Dan pastinya, tidak
ada seorangpun yang senang bila di ghibah/gunjingkan. Dan malah biasanya, ada dari kita
yang akan bereaksi marah, apabila mendapati kenyataan dirinya di gunjingkan orang. Karena
itulah agama islam melarang kita untuk saling ghibah, menggunjing (membicarakan aib
orang lain) apalagi, menfitnah sesama muslim.
Kita akui pula, bahwa ada dari kita yang kadang dalam menyampaikan sesuatu, suka
melebih-lebihkan atau menambah-nambahkan, entah kenapa, sehingga jarang sekali, kita bisa
menyampaikan sesuatu dengan pas artinya tidak ditambah-tambahkan dan tidak pula
dikurangi. Dalam kaitan dengan ghibah, kalau aib orang yang kita bicarakan itu benar, maka
itu disebut ghibah. Namun seringkali ghibah berkembang menjadi sebuah fitnah, karena
kebiasaan kita yang suka melebih-lebihkan, menambah-nambahkan omongan. Ketahuilah,
omongan yang kita tambah-tambahkan/lebih-lebihkan itulah, yang termasuk fitnah. seperti
dalam Al-Quran surah Al-Hujurat Ayat 12 Allah SWT berfirman:
OLEH: